PENDAHULUAN
A. Latar belakang
maksimal.
kaliumini dapat digunakan sebagai obat pegal linu, obat pening dan obat
untuk haid yang tidak teratur. Kegunaan yang lain untuk obat luka terpukul
1
(memar), patah tulang (Fraktur), reumatik pada persendian, bisul, borok
dan korengan.
memperoleh zat aktif atau senyawa kimia dari suatu tanaman yang
(Kromatografi lapis tipis) juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk
kecil.
Untuk itu KLT (Kromatografi lapis tipis) sangat penting dalam bidang
seperti analisis jamu yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO). Oleh
2
karena itu KLT (Kromatografi lapis tipis) ini sangat penting untuk dilakukan
B. Rumusan Masalah
C. Maksud Praktikum
sesuai.
D. Tujuan Praktikum
E. Prinsip Praktikum
3
naik mengikuti cairan pengembang karena daya serap adsorben
pemisahan.
b. Kromatografi Kolom
4
c. Kromatografi Kolom cair vakum
garis pada salah satu sisi lempeng dan noda yang nampak pada
5
2. Prinsip KLT Multi Eluen dan 2 Dimensi
dapat bergerak dengan kecepatan yang berbeda dan hal inilah yang
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
2018)
Kingdom : Plantae
Phylum : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Lamiales
Family : Acanthaceae
Genus : Justicia
b. Morfologi Tanaman
cabang yang masih muda berwarna ungu gelap, dan bila sudah tua
daun tunggal, yang bentuknya lanset dengan panjang 5-20 cm, lebar
1-3,5 cm, tepi rata, ujung daun meruncing, pangkal berbentuk biji
7
bertangkai pendek antara 5-7,5 mm, warna daun hijau gelap
(Rusmiatik, 2013).
c. Nama Lain
d. Kandungan Kimia
e. Khasiat Tanaman
nyeri pinggang, haid tidak teratur, tidak dating haid (amenore), demam
yang hilang timbul, mual sewaktu batuk, dan sesak. Akar berkhasiat
(disuria), sakit kuning (jaundice), diare, dan anak kecil yang kurus
1. Tujuan Isolasi
8
dapat dipisahkan, sehingga diperoleh komponen-komponen kimia
rengangnya jarak antar noda. Jika suatu ahan alam mempunyai noda
tinggi dan makin rapat suatu noda maka tidak dibutuhkan metode
a. Kromatografi Kolom
9
Agar pemisahan rata, tabung diisi sambil diketuk-ketuk
(Hargono, 1986).
sedikit demi sedikit hingga masuk semua, dan kran dibuka dan
10
diatur tetesannya, serta cairan pengelusi ditambahkan. Tetesan
(Helfman, 1983 ).
11
Adapun cara kerja kromatografi cair vakum yaitu kolom
situasi dinamis dalam sistem yang terdiri dari fase diam dan fase
12
komponen bisa bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda
13
dan untuk memperoleh cuplikan yang murni untuk mengkalibrasi
2008).
14
yang mengandung komponen yang kepolarannya sangat berbeda.
Fase gerak pada KLT dapat dipilih dari pustaka, tetapi lebih
15
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
2. Bahan
B. Prosedur Kerja
a. Pengemasan Silika
Proses pengemasan silika dilakukan dengan cara kering.
16
hingga tercampur rata sambil dimampatkan dan n-heksan sudah
b. Penyiapan ekstrak
Fraksi daun Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.)
c. Proses isolasi
Kolom yang telah dirangkai pada statif dan telah
8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 7:3, 8:2, 1:9, dan 0:10). Kemudian hasil
17
sekunder pada statif kemudian dibilas dengan metanol dengan
etil asetat (10 : 0), (9 :1), (8 : 2), (7 : 3), (6: 4), (5 : 5), (4 : 6), (3 : 7),
isolat.
a. Skrining eluen
Pertama – tama siapkan alat dan bahan.Dipilih fraksi dari
b. Skrining fraksi
Pertama – tama siapkan alat dan bahan.Dipilih fraksi dari
18
c. Kromatografi lapis tipis preparatif
Pertama – tama siapkan alat dan bahan. Fraksi pada metode
dengan DPPH dan diamati sinar tampak dan beri tanda. Dikeruk
19
etil asetat (5:5) dan dikeringkan kemudian dilihat penampakan
90o setelah mencapai batas atas, lalu dielusi lagi, setelah elusi
UV 366 nm.
20
BAB IV
dan multieluen.
dalam suatu ekstrak. Pemisahan ini didasarkan pada sifat adsorbsi dan
kimia untuk terdistribusi ke dalam fase diam atau fase gerak dengan
21
Tabel 1. Hasil Kromatografi Kolom Konvensional Berdasarkan Eluen
dan Warna
Pelarut/eluen Perbandingan Vial ke Warna
(mL)
n-heksan : etil asetat 10:0 1-3 Bening
4-10 Kekuningan –
Kuningan
n-heksan : etil asetat 9:1 11-14 Kuning
15-18 Hijau – hijau pekat
n-heksan : etil asetat 8:2 20-29 Hijau pekat
n-heksan : etil asetat 7:3 30-39 Hijau pekat
n-heksan : etil asetat 6:4 40-48 Hijau pekat
n-heksan : etil asetat 5:5 49-57 Hijau
n-heksan : etil asetat 4:6 58-67 Kuning
n-heksan : etil asetat 3:7 68-76 Kekuningan
n-heksan : etil asetat 2:8 78-87 Kekuningan
n-heksan : etil asetat 1:9 88-96 Kuning pucat
n-heksan : etil asetat 0 : 10 97-106 Kuning pucat
pelarut n-heksan : etil asetat dengan perbandingan 10:0 pada vial 1-3
perbandingan 8:2 vial 20-29 berwarna hijau pekat begitupun dengan vial
30-39 perbandingan 7:3 dan vial 40-48 dengan perbandingan 6:4. Untuk
perbandingan 5:5 diperoleh isolate berwarna hijau pada vial 49-57, vial
22
87 dengan perbandingan 2:8. Sedangkan untuk perbandingan 1: 9 dan
0:10 untuk vial 88-96 dan 97-106 diperoleh warna isolate kuning pucat
Dari hasil isolasi didapatkan ada sebanyak 12 fraksi yaitu pada vial
4,5, 16, 19, 22, 34, 48, 54, 57, 58, 68, dan 100. Dan dapat diketahui
sebaliknya semakin pudar warna yang dihasilkan maka fraksi juga kurang
polar.
senyawa non polar pada sampel akan tertarik juga sementara kita akan
melakukan proses pemisahan antara senyawa polar dan non polar. Dan
pada akhir dari proses isolasi tidak ada lagi senyawa non polar yang akan
dalam KCV. Proses penyiapan fasa diam dalam kolom terbagi menjadi
23
secara kasar dengan menggunakan silika gel sebagai adsorben dan
fraksi yaitu sebanyak 11 fraksi dan berdasarkan warna yaitu terbentuk dua
24
fase (hijau-kekuningan), kuning kehijauan, hijau pekat,hujau tua, dan
hujau muda.
isolat murni pada suatu zat yang berkhasiat dari ekstrak daun gandarusa
senyawa non polar pada sampel akan tertarik juga sementara kita akan
silika dengan alasan menggunakan 2 jenis silika yaitu silika kasar dan
halus agar lebih rapat dan tidak ada rongga udara. Alasan penggunaan
adalah untuk membebas lemakkan kolom atau dengan kata lain untuk
fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen
25
akantertinggal, sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak
pita pada garis penotolan yang telah dibuat sebelumnya. Lempeng yang
dan UV366. Setelah itu pita-pita tersebut dideteksi dan diberi tanda
26
Pada praktikum KLTP digunakan 2 hasil jenis fraksi yaitu fraksi dari
hasil KKK dan KCV. Dimana fraksi KKK yang diambil itu fraksi berwarna
kuning sedangkan pada KCV fraksi yang diambil yaitu yang kuning pekat.
paling nampak untuk dikerok. Dimana hasil yang diperoleh yaitu pada
Multi eluen adalah penggunaan eluen atau fase gerak yang berbeda
27
diam dari bentuk plat silika dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis
dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase gerak
tersebut.
Tabel 4.Hasil KLT Multi Eluen dan Dua Dimensi pada Daun
Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.)
Tidak ada
UV 254 Tidak Ada
Tidak ada
UV 366 Tidak Ada
Positif
DPPH Positif
Adapun cara kerja yang dilakukan pada metode multi eluen dimana
disiapkan alat dan bahan, diambil hasil dari isolat ditotolkan pada lempeng
etil asetat (5:5), terbentuk noda lalu diamati di UV254 dan UV366. Kemudian
alat dan bahan, diambil hasil dari isolat ditotolkan pada lempeng yang
28
tempuh noda, setelah terbentuk noda kemudian diamati dibawah lampu
kesalahan yang dapat terjadi yaitu pada saat pembuatan eluen, kurang
29
BAB V
A. Kesimpulan
bahwa :
30
4. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
menggunakan KLT multi eluen dan dua dimensi tidak terdapat noda
B. Saran
hal yang tidak di inginkan serta praktikum dapat berjalan dengan lancar.
31
DAFTAR PUSTAKA
32
Munson, 2010. Plant Resources of South East Asia, Edible Fruits and
Nuts , Prosea Foundation : Bogor.
33