Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA II

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DUA DIMENSI DAN MULTI ELUEN


PADA TUMBUHAN DAUN JAMBU BOL (Syzygium malaccense)
ASAL DESA KAMIRI KECAMATAN BALLUSU
KABUPATEN BARRU

OLEH :

NAMA : DELLA LESTARI


STAMBUK : 150 2016 0130
KELOMPOK : II (DUA)
KELAS : C6
ASISTEN : ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA
PROGRAM STUDI ILMU FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DUA DIMENSI DAN MULTI ELUEN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kromatografi didefinisikan sebagai prosedur pemisahan zat terlarut


oleh suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari
dua fase atau lebih, salah satu diantaranya bergerak secara
berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalamnya zat – zat itu
menunjukan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam
adsorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan
muatan ion. Dengan demikian masing – masing zat dapat diidentifikasikan
atau ditetapkan dengan metode analitik.
KLT dua arah adalah cara yang memungkinkan pemakaian lapisan
fase diam yang lebih luas untuk memisahkan campuran yang mengandung
banyak komponen. Selain itu, dua sistem pelarut yang sangat berbeda
dapat digunakan secara berurutan pada campuran tertentu, jadi
memungkinkan pemisahan campuran yang mengandung komponen yang
kepolarannya sangat berbeda.
KLT Multi eluen adalah penggunaan eluen atau fase gerak yang
berbeda yang memungkinkan pemisahan analit dengan berdasarkan
tingkat polaritas yang berbeda. Dalam multi eluen, setelah pengembang
tunggal menaik, kromatogram diangkat dari chamber dan dikeringkan,
biasanya selama 5-10 menit. Kromatogram tersebut kemudian dielusi lagi
dalam eluen segar dari pelarut yang sama dalam arah yang sama untuk
jarak yang sama.
Prinsipnya, ‘like dissolve like’ yang dapat digunakan untuk pemilihan
pelarut dalam menentukan jenis senyawa kimia yang mungkin terekstraksi
dari organisme. Dimana pelarut non polar akan mengestraksi senyawa-
senyawa non polar akan terekstraksi oleh pelarut polar, serta dapat juga
digunakan untuk menganalisis kemurnian suatu isolate/senyawa kimia
yang diperoleh dari hasil isolasi dari bahan alam.

DELLA LESTARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160130
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DUA DIMENSI DAN MULTI ELUEN

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah bagaimana cara


atau metode pengujian isolat murni dari tanaman daun jambu bol putih
(Syzygium malaccense L) dengan metode kromatografi lapis tipis dua
dimensi dan multi eluen.
C. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan


memahami cara pengujian isolat murni dari tanaman daun jambu bol putih
(Syzygium malaccense L) dengan metode kromatografi lapis tipis dua
dimensi dan multi eluen.
D. Tujuan praktikum

1. Tujuan Umum Praktikum


Adapun tujuan umum dari praktikum ini adalah mengetahui metode
pengujian isolate murni dengan kromatografi lapis tipis dua dimensi dan
multi eluen pada isolat daun jambu bol putih (Syzygium malaccense L).
2. Tujuan Khusus Praktikum
Adapun tujuan khusus dari praktikum ini adalah untuk mampu
menentukan ketepatan penggunaan metode kromatografi lapis tipis dua
dimensi dan multi eluen untuk pengujian isolate murni pada tanaman
daun jambu bol putih (Syzygium malaccense L).
E. Manfaat Praktikum

1. Manfaat Teoritis
Manfaat praktikum ini yaitu bahwa mahasiswa dapat mengetahui
metode pengujian isolate murni yang tepat untuk digunakan pada sampel
daun jambu bol putih (Syzygium malaccense L).
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis praktikum ini yaitu mahasiswa dapat menberikan
informasi tentang metode pengujian isolate murni yang tepat untuk
digunakan pada sampel daun jambu bol putih (Syzygium malaccense L).

DELLA LESTARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160130
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DUA DIMENSI DAN MULTI ELUEN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman

a. Klasifikasi Tanaman (Itis.gov)


Regnum/kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisio : Magnoliophyta
Subdivisi : Spermatophyta
Class : Magnoliopsyda
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Syxygium
Species : Syzygium malaccense L.
b. Morfologi Tanaman
Jambu bol (Syzygium malaccense L) termasuk dalam anggota
famili Myrtacea. Jambu bol merupakan tanaman tahunan dengan tinggi
berkisar 5-16 meter dan diameter batang 20-45 cm. Daun berbentuk oval
sampai oblong, agak tebal, dengan panjang 10-30 cm. Buah jambu bol
merupakan buah buni, berbentuk bulat, bulat telur sampai lonjong
sedangkan warna buahnya mulai dari merah jingga sampai merah tua
atau kehitaman, putih kehijauan sampai kekuningan dengan ukuran
buahnya 3-7 cm (Rosmaina, dkk, 2013).
c. Nama Lain
Nama lain jambu bol (Syzygium malaccense L) diantaranya jambu
jambak (Min), jambu bool (Sd), jambu bolu (Bug), nyambu bol (BL),
jambu bolo (Mak), jambu dersana, tersana (Jw,Md), Kuupa maimu
(Sulut), nutune, lutune, dan lain-lain (Santi & Tukiran, 2017).
d. Kandungan Kimia
Kandungan kimia .dari daun jambu bol ini adalah flavonoid, tannin,
terpenoid, dan minyak atsiri (Rosmaina, dkk, 2013).

DELLA LESTARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160130
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DUA DIMENSI DAN MULTI ELUEN

e. Khasiat Tanaman
Syzygium malaccense terbukti memiliki aktivitas antikanker .Pada
kulit pohon jambu bol memiliki berbagai aktivitas biologis yaitu sebagai
antivirus, antibakteri dan antijamur. Tanaman ini digunakan pula dalam
pengobatan tradisional untuk pengobatan penyakit menular. Selain itu,
Syzygium malaccense terbukti memiliki aktivitas anthelmintik (Santi &
Tukiran, 2017).

B. Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

Kromatografi adalah proses pemisahan yang tergantung pada


perbedaan distribusi campuran komponen antara fase gerak dan fase diam.
Fase diam dapat berupa pembentukan kolom dimana fase gerak dibiarkan
untuk mengalir (kromatografi kolom) atau berupa pembentukan lapis tipis
dimana fase gerak dibiarkan untuk naik berdasarkan kapilaritas
(kromatografi lapis tipis). Perlu diperhatikan bahwa senyawa yang berbeda
memiliki koefisien partisi yang berbeda antara fase gerak dan diam.
Senyawa yang berinteraksi lemah dengan fase diam akan bergerak lebih
cepat melalui sistem kromatografi. Senyawa dengan interaksi yang kuat
dengan fase diam akan bergerak sangat lambat. Pemisahan komponen
campuran melalui kromatografi adsorpsi tergantung pada kesetimbangan
adsorpsi-desorpsi antara senyawa yang teradsorb pada permukaan dari
fase diam padatan dan pelarut dalam fase cair. Tingkat adsorpsi komponen
tergantung pada polaritas molekul, aktivitas adsorben, dan polaritas fase
gerak cair. Umumnya, senyawa dengan gugus fungsional lebih polar akan
teradsorb lebih kuat pada permukaan fase padatan. Aktivitas adsorben
tergantung komposisi kimianya, ukuran partikel, dan pori-pori partikel
(Noviyanti, 2010).
Kromatografi lapis tipis dua arah biasa disebut juga dengan KLT dua
dimensi Merupakan salah satu metode yang dapat memungkinkan
pemakaian fase diam yang lebih luas untuk memisahkan campuran yang
mengandung banyak komponen. Selain itu, dua system pelarut yang sangat
berbeda dapat dipakai secara berurutan pada campuran tertentu, jadi

DELLA LESTARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160130
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DUA DIMENSI DAN MULTI ELUEN

memungkinkan pemisahan campuran yang mengandung komponen yang


kepolarannya sangat berbeda (Gandjar, 2009).
Kromatografi lapis tipis dua arah atau dua dimensi ini bertujuan untuk
meningkatkan resolusi sampel ketika komponen-komponen solute
mempunyai karakteristik kimia yang hampir sama, karenanya nilai Rf juga
hampir sama sebagaimana dalam asam-asam amino. Selain itu, dua sistem
fase gerak yang sangat berbeda dapat digunakan secara berurutan
sehingga memungkinkan untuk melakukarn pemisahan analit yang
mempunyai tingkat polaritas yang berbeda. Keuntungan dilakukan
kromatografi lapis tipis dua dimensi adalah untuk mendapatkan resolusi
yang baik dari hasil KLT. Menfokuskan zona pemisahan. Kromatografi lapis
tipis dua dimensi memiliki potensi pemisahan 150-300 komponen senyawa
kimia (Gandjar, 2009).
Secara singkat pengerjaan KLT dua dimensi ialah sebagai berikut:
sampel ditotolkan pada lempeng lalu dikembangkan dengan satu sistem
fase gerak sehingga campuran terpisah menurut jalur yang sejajar dengan
salah satu sisi. Lempeng diangkat, dikeringkan dan diputar 90°, dan
diletakkan dalam bejana kromatografi yang berisi fase gerak kedua,
sehingga bercak yang terpisah pada pengembang pertama terletak di
bagian bawah sepanjang lempeng, lalu dikromatografi lagi (Gandjar, 2009).
Keberhasilan pemisahan akan bergantung pada kemampuan untuk
memodifikasi selektivitas eluen kedua dibandingkan dengan selektivitas
eluen pertama (Wall, 2005).

DELLA LESTARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160130
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DUA DIMENSI DAN MULTI ELUEN

BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kromatografi
lapis tipis dua dimensi dan multi eluen ini adalah lempeng KLT ukuran
5x5 cm dan 7x1 cm, chamber, gelas ukur, pipet tetes, pinset, penggaris,
pipa kapiler, pensil, lampu UV254 dan UV366.
2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
isolat daun jambu bol putih (Syzygium malaccense L) dari hasil
pemisahan kromatografi kolom konvensional dan kromatografi cair
vacuum dengan metode Kromatografi lapis tipis preparatif, Eluen n-
heksan : etil asetat (8:2), Eluen kloroform : Metanol (1:1), reagen DPPH,
aluminium dan tissue.
B. Cara Kerja

1. KLT Multi Eluen


Disiapkan alat dan bahan, diambil hasil dari isolat Kromatografi
Lapis Tipis Preparativ (fraksi dari KKK dan KCV) yang telah dipisahkan
lapisan serum dan endapannya, lapisan serum dilarutkan terlebih dahulu
dengan kloroform : etanol (1:1) dalam 1 mL, ditotolkan pada lempeng 7x1
cm, dielusi dengan dua perbandingan eluen n-heksan : etil asetat (8:2),
dan kloroform : methanol (1:1) sampai batas tanda, diamati dibawah
lampu UV 254 dan 366 nm, dan disemprotkan dengan DPPH.
2. KLT Dua Dimensi
Disiapkan alat dan bahan, diambil hasil dari isolat Kromatografi
Lapis Tipis Preparativ (fraksi dari KKK dan KCV) yang telah dipisahkan
lapisan serum dan endapannya, lapisan serum dilarutkan dalam
kloforom : etanol (1:1) dalam 1 mL, ditotolkan pada lempeng yang
berukuran 5x5 cm, dielusi dengan eluen n-heksan : etilasetat (8:2)
DELLA LESTARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm
15020160130
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DUA DIMENSI DAN MULTI ELUEN

sampai sebelum batas tanda, kemudian diputar 900 searah jarum jam,
dielusi lagi dengan eluen n-heksan : etilasetat (8:2) sampai batas tanda,
diamati dibawah lampu UV 254 dan 366 nm, kemudian disemprotkan
dengan DPPH.

DELLA LESTARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160130
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DUA DIMENSI DAN MULTI ELUEN

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Pengamatan Dengan Lampu UV dan Reagen DPPH


Fraksi Eluen Metode KLT Keterangan
KKK n-Heksan : Etil asetat Dua Dimensi Noda Tunggal
n-Heksan : Etil asetat
KKK Multi Eluen Noda Tunggal
Kloroform : Methanol
KCV n-Heksan : Etil asetat Dua Dimensi Tidak Ada Noda
n-Heksan : Etil asetat
KCV Multi Eluen Tidak Ada Noda
Kloroform : Methanol

Kromatografi didefinisikan sebagai prosedur pemisahan zat terlarut


oleh suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari
dua fase atau lebih, salah satu diantaranya bergerak secara
berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalamnya zat – zat itu
menunjukan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam
adsorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan
muatan ion. Dengan demikian masing – masing zat dapat diidentifikasikan
atau ditetapkan dengan metode analitik.
KLT dua arah adalah cara yang memungkinkan pemakaian lapisan
fase diam yang lebih luas untuk memisahkan campuran yang mengandung
banyak komponen. Selain itu, dua sistem pelarut yang sangat berbeda
dapat digunakan secara berurutan pada campuran tertentu, jadi
memungkinkan pemisahan campuran yang mengandung komponen yang
kepolarannya sangat berbeda.
KLT Multi eluen adalah penggunaan eluen atau fase gerak yang
berbeda yang memungkinkan pemisahan analit dengan berdasarkan
tingkat polaritas yang berbeda. Dalam multi eluen, setelah pengembang
tunggal menaik, kromatogram diangkat dari chamber dan dikeringkan,
biasanya selama 5-10 menit. Kromatogram tersebut kemudian dielusi lagi
dalam eluen segar dari pelarut yang sama dalam arah yang sama untuk

DELLA LESTARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160130
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DUA DIMENSI DAN MULTI ELUEN

jarak yang sama. Kromatografi lapis tipis dua arah atau dua dimensi ini
bertujuan untuk meningkatkan resolusi sampel ketika komponen-komponen
solute mempunyai karakteristik kimia yang hampir sama.
Salah satu aplikasi untuk mengetahui kemurnian senyawa hasil isolat
dengan metode ini yaitu dengan mengelusi noda pada dua arah yang
berbeda dan menggunkan eluen yang berbeda. Isolat dikatakan murni
apabila noda yang ditampakkan adalah tunggal.
Uji kemurnian bercak tunggal juga dilakukan dengan menggunakan
beberapa variasi eluen. Penampakan bercak tunggal menandakan bahwa
golongan senyawa dari pita didapat merupakan golongan kimia yang
tunggal.
Adapun tujuan praktikum ini yaitu mendeteksi isolat murni dengan
menggunakan KLT 2 dimensi dan multieluen pada daun jambu bol putih
(Syzygium malaccense L).
Digunakan dua eluen pada praktikum ini untuk melihat kepolaran yang
berbeda-beda dari eluen agar senyawa yang didapatkan terpisah sesuai
tingkat kepolarannya sehingga dapat diketahui apakah senyawa tersebut
merupakan senyawa murni atau tidak.
Pada praktikum ini didapatkan hasil yaitu terdapatnya noda tunggal
pada fraksi hasil kromatografi kolom konvensional (KKK) pada metode KLT
dua dimensi dan KLT multi eluen yang menandakan isolat yang didapat
merupakan senyawa murni. Sedangkan pada fraksi hasil kromatografi cair
vakum (KCV) tidak terdapat noda sama sekali, baik pada metode KLT dua
dimensi ataupun KLT multi eluen.

DELLA LESTARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160130
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DUA DIMENSI DAN MULTI ELUEN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat


disimpulkan bahwa pada fraksi hasil kromatografi kolom konvensional
(KKK) terdapat noda tunggal baik pada metode KLT dua dimensi maupun
KLT multi eluen yang menandakan isolat yang didapat telah murni.
Sedangkan pada fraksi hasil kromatografi cair vakum (KCV) tidak terdapat
noda sama sekali, baik pada metode KLT dua dimensi ataupun KLT multi
eluen.
B. Saran

Sebaiknya dalam melakukan sebuah praktikum mula-mula perhatikan


alat dan bahan yang akan digunakan apakah masih dalam keadaan baik
dan bagus. Serta pada penambahan larutan kiranya praktikan dapat seteliti
mungkin agar didapatkan hasil yang sesuai.

DELLA LESTARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160130
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DUA DIMENSI DAN MULTI ELUEN

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2019, Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia II, Universitas
Muslim Indonesia: Makassar.

Gandjar, IG., & Rohman, A., 2009, Kimia Farmasi Analisis Cetakan II,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Integrated Taxonomic Information System, 2019, Syzygium malaccense L.,


https://itis.gov/servletSingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&se
arch_value=505421#null, 29 Maret 2019.

Noviyanti, L., 2010, Modifikasi Teknik Kromatografi Kolom Untuk


Pemisahan Trigliserida Dari Ekstrak Buah Merah (Pandanus
Conoideus Lamk.), Universitas Sebelas Maret: Surakarta.

Rosmaina, dkk, 2013, Kekerabatan Genetik Tanaman Jambu Bol


(Syzygium malaccense ( L ) Berdasarkan Penanda RAPD
(Random Amplified Polymorphic DNA), UIN SUSKA J Agrotek
Trop, Vol.2, No.1: Riau.

Santy, AM., & Tukiran, 2017, Uji Fitokimia Ekstrak Metanol Kulit Batang
Tumbuhan Jambu Bol (Syzygium malaccense), UNESA Journal
of Chemistry, Vol.6, No.2: Surabaya.

Wall, PE., 2005, Thin-Layer Chromatography, Modem Practical Approach


UK, RSC.

DELLA LESTARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160130
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DUA DIMENSI DAN MULTI ELUEN

LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema kerja Praktikum

Kromatografi Lapis Tipis Dua Dimensi


dan Multi Eluen

 Disiapkan alat dan bahan


 Diambil hasil dari isolat Kromatografi Lapis Tipis Preparativ
(fraksi dari KKK dan KCV) yang telah dipisahkan lapisan serum
dan endapannya, lapisan serum dilarutkan terlebih dahulu
dengan kloroform : etanol (1:1) dalam 1 mL
 Ditotolkan isolat pada lempeng 7x1 cm untuk metode multi eluen,
dielusi dengan dua perbandingan eluen n-heksan : etil asetat
(8:2), dan kloroform : methanol (1:1) sampai batas tanda
 Ditotolkan isolat pada lempeng yang berukuran 5 x 5 cm untuk
metode KLT dua dimensi, dielusi dengan eluen n-heksan :
etilasetat (8:2) sampai sebelum batas tanda
 Diputar 900 searah jarum jam, dielusi lagi dengan eluen n-heksan
: etilasetat (8:2) sampai batas tanda
 Diamati hasil elusi metode dua dimensi dan muti eluen dibawah
lampu UV 254 dan 366 nm, kemudian disemprotkan dengan
DPPH.

Isolat Murni

DELLA LESTARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160130
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DUA DIMENSI DAN MULTI ELUEN

Lampiran 2. Gambar Tanaman

Daun Jambu Bol Putih (Syzygium malaccense L)

Lampiran 3. Gambar Hasil Praktikum

Noda
Tunggal
Noda
Tunggal

Fraksi KKK setelah disemprotkan DPPH

DELLA LESTARI ALIFYANI PRAMESTI SYAMSUL, S.Farm


15020160130

Anda mungkin juga menyukai