02 Ekstraksi
Sub Bahasan
Metode deteksi senyawa
03 kimia alam secara KLT
04
~PENGERTIAN SKRINING FITOKIMIA~
Skrining fitokimia merupakan suatu metode yang dilakukan
untuk mengetahui kandungan senyawa kimia yang terkandung
dalam ekstrak tanaman. Skrining fitokimia dilakukan dengan
menggunakan reagen pendeteksi golongan senyawa seperti
flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, terpenoid, dan lain-lain
~ SKRINING FITOKIMIA~
Skrining fitokimia bertujuan untuk mengetahui senyawa
metabolit sekunder yang terdapat dalam kulit batang jarak
kepyar (Ricinus communis L.). Hasil skrining fitokimia
menunujukkan adanya senyawa fenolik, flavonoid, alkaloid,
saponin dan terpenoid.
Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu
zat berdasarkan perbedaan sifat tertentu,
terutama kelarutannya terhadap dua cairan
tidak saling larut yang berbeda. Pada
umumnya ekstraksi dilakukan dengan
menggunakan pelarut yang didasarkan
pada kelarutan komponen terhadap
komponen lain dalam campuran, biasanya
air dan yang lainnya pelarut organik. Bahan
yang akan diekstrak biasanya berupa bahan
kering yang telah dihancurkan, biasanya
berbentuk bubuk atau simplisia
Ekstraksi
Preparasi sampel larutan jernih lebih Preparasi larutan keruh dilakukan dengan
mudah dibandingkan jenis sampel mengekstraksi analit dengan pelarut
yang lain yaitu dengan mengencerkan yang dapat melarutkan analit dengan
sampel dengan pelarut yang sesuai cara manual (dikocok) atau
yaitu yang mudah menguap yang menggunakan alat yaitu vorteks atau
dapat melarutkan sampel dan sebisa ultrasonic degaser. Penarikan analit
mungkin sedikit melarutkan matrik. dengan cara ekstraksi harus
Pelarut pada metode KLT sebaiknya dipastikan bahwa analit sudah
menggunakan pelarut yang mudah terekstraksi sempurna. Pemastian
menguap karena akan memudahkan kesempurnaan ekstraksi dapat
penguapan pelarut saat aplikasi dilakukan dengan cara ekstraksi
(penotolan) sampel. berulang atau dengan menganalisis
sisa (ampas) hasil ekstraksi.
Preparasi sampel
Sampel semisolid (setengah padat) Sampel padat.
Preparasi sampel semisolid dilakukan dengan Preparasi sampel padat dilakukan dengan
cara penghancuran sampel dengan cara cara menyerbuk sampel dengan cara
digerus atau diblender. Sampel yang telah digerus atau diblender. Serbuk
dihancurkan diekstraksi dengan pelarut
diekstraksi dengan pelarut yang dapat
yang dapat melarutkan analit dengan cara
manual (dikocok) atau menggunakan alat melarutkan analit dengan cara
dengan menggunakan vorteks atau manual (dikocok) atau menggunakan
ultrasonic degaser. Kesempurnaan alat yaitu vorteks atau ultrasonic
penarikan analit dengan cara ekstraksi juga degaser.
harus dipastikan. Ekstraksi pada sampel
semisolid dapat di bantu dengan
pemanasan. Pemanasan dapat
mengencerkan bentuk sampel dari
semisolid menjadi larutan sehingga
penarikan analit dalam sampel menjadi
lebih mudah.
Penanganan Lempeng
Sebelum menggunakan lempeng KLT, pastikan dulu jenis lempeng yang digunakan (dapat dilihat di macam sorben)
sehingga tidak terjadi kesalahan penanganan lempeng. Lempeng KLT bersifat rapuh dan harus ditangani dengan benar
mulai dari pembukaan kemasan sampai ke tahap dokumentasi. Pendukung sorben yang paling umum digunakan pada
lempeng KLT adalah aluminium foil, film plastik dan piring kaca. Lempeng tersebut digunakan untuk berbagai tujuan dan
penanganan masing-masing jenis pendukung sorben berbeda-beda. Film plastik jarang digunakan karena tidak tahan
pemanasan. Pendukung sorben yang banyak digunakan adalah aluminium foil.
Penanganan Eluen
Pemilihan eluen merupakan faktor yang paling berpengaruh pada sistem KLT. Eluen dapat terdiri dari satu pelarut atau
campuran dua sampai enam pelarut. Campuran pelarut harus saling sampur dan tidak ada tanda-tanda kekeruhan. Fungsi
eluen dalam KLT :
● Untuk melarutkan campuran zat
● Untuk mengangkat atau membawa komponen yang akan dipisahkan melewati sorben fase diam sehingga noda
memiliki Rf dalam rentang yang dipersyaratkan
● Untuk memberikan selektivitas yang memadai untuk campuran senyawa yang akan dipisahkan.
Eluen juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
● Memiliki kemurnian yang cukup, stabil,
● memiliki viskositas rendah,
● memiliki partisi isotermal yang linier,
● tekanan uap yang tidak terlalu rendah atau tidak terlalu tinggi,
● toksisitas serendah mungkin
Penanganan Chamber
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan chamber adalah kondisi chamber dan jenis chamber. Chamber
harus dipastikan dalam kondisi bersih (bebas dari kotoran) dan kering (bebas dari adanya air). Adanya kotoran dan air
dalam chamber akan menggangu kromatogram yang dihasilkan dan mempengaruhi reprodusibilitas pemisahan KLT. Jenis
chamber yang digunakan juga harus diperhatikan untuk menentukan teknik pengembangan yang akan digunakan. Ada
berbagai jenis chamber KLT, masing-masing dirancang dengan fitur khusus untuk mengontrol reprodusibilitas
pengembangan KLT.
Berikut ini adalah beberapa jenis chamber KLT :
● Chamber Nu (chamber normal, alas datar, tak jenuh)
● Chamber Ns (chamber normal, alas datar, jenuh)
● Camber Twin-trough (chamber dengan dua kompartemen tempat eluen)
● Chamber Su (chamber sandwich, tak jenuh)
● Chamber Ss (chamber sandwich, jenuh)
● Chamber horizontal (jenuh dan tak jenuh)
● Chamber elusi otomatis
Elusi (Pengembangan) KLT
Metode pengembangan satu dimensi Pengembangan dua dimensi