Anda di halaman 1dari 19

IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kromatigrafi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode


pemisahan komponen menggunakan fase diam berupa plat dengan
lapisan bahan adsorben inert. KLT merupakan salah satu jenis
kromatografi analitik KLT sering digunakan untuk identifikasi awal, karena
banyak keuntungan menggunakan KLT, diantaranya adalah sederhana
dan murah. KLT termasuk dalam kategori kromatografi planar, selain
kromatografi kertas. Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang
memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikan.
Kromatografi digunakan sebagai untuk memisahkan substansi
campuran menjadi komponen-komponennya, misalnya senyawa
flavonoida yang terdapat pada tahu, tempe, bubuk isoflavon memiliki
banyak manfaat. Beberapa kelabihan senyawa isoflavon yang potensial
bagi kesehatan manusia, diantaranya adalah sebagai antioksidan,
antitumor / antikanker, antikolestrol, antivirus, antialergi, dan dapat
mencegah osteoporosis.Dan semua kromatografi bekerja berdasarkan
metode kromatografi.
Banyak sekali keuntungan penggunaan kromatografi lapis tipis
(KLT) dan salah satu keuntungan utamanya adalah mampu memisahkan
beberapa sampel secara bersamaan, yang lebih menguntungkan
dibandingkan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Dari pengertian yang
telah dijelaskan sebelumnya dalam praktikum ini dilakukan analisis atau
identifikasi golongan komponen kimia dari sampel daun bandotan dengan
memisahkan senyawa dengan menggunakan pelarut yang sesuai.

NURMIATI MUHAMMAD DAIM


15020150129
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

B. Rumusan Masalah
1. Pelarut apa yang digunakan pada saat mengidentifikasi golongan
komponen senyawa kimia dari ekstrak tumbuhan daun melinjo
(Gnetum gnemon L.) dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT)
?
2. Berapa nilai Rf dan warna noda yang dihasilkan ?
3. Berapa macam pereaksi yang digunakan ?

C. Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk melakukan dan
memahami cara mengidentifikasi golongan komponen senyawa kimia
dari ekstrak tumbuhan daun melinjo (Gnetum gnemon L.) dengan
metode kromatografi lapis tipis (KLT).

D. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum Praktikum
Tujuan umum dilakukannya untuk menentukan golongan komponen
senyawa kimia yang terkandung pada daun melinjo (Gnetum gnemon
L.) dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT).
2. Tujuan Khusus Praktikum
Tujuan khusus dilakukannya untuk dapat menentukan dan
menyimpulkan dengan melihat warna noda dan nilai Rf daun melinjo
(Gnetum gnemon L.) dengan cara mengidentifikasi golongan
komponen kimia dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT).

E. Manfaat Praktikum
1. Manfaat Teoritis
Bagi praktikan, dapat menambah wawasan dan pengetahuan
tentang cara mengidentifikasi golongan komponen senyawa kimia
dengan melihat warna noda untuk menghasilkan nilai Rf yang dimiliki

NURMIATI MUHAMMAD DAIM


15020150129
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

tanaman daun melinjo (Gnetum gnemon L.) dengan metode


kromatografi lapis tipis (KLT).
2. Manfaat Praktis
Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang
metode yang dipakai pada identifikasi golongan komponen senyawa
kimia dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dari daun melinjo
(Gnetum gnemon L.).

NURMIATI MUHAMMAD DAIM


15020150129
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman
a. Klasifikasi Tanaman (Integrated Taxonomic Information System, 2017)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Streptophyta
Superdivision : Embryophyta
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermathophyta
Class : Gnetopsida
Subclass : Gnetidae
Order : Ephedrales
Family : Gnetaceae
Genus : Gnetum L
Species : Gnetum gnemon L
b. Morfologi Tanaman

Morfologi tumbuhan melinjo umumnya tumbuhan tingkat tinggi,


pohon melinjo juga dapat dibedakan atas akar, batang, daun, dan
bunga. Melinjo yang tumbuh dari biji bersistem perakaran tunggang,
seperti halnya tumbuhan Dicotyledone. Batang melinjo berkayu dan
bercabang. Tinggi pohon ini antara 5-22 meter. Bentuk
percabangannya sangat khas. Pohon melinjo berdaun rimbun. Bunga
melinjo membentuk kerucut dengan karangan bunga melingkar (Tim
Penulis PS, 1999).
c. Nama Lain
Sunda : ki tangkil, mlinjo, sake, tangkil
Jawa : bagu, eso mlinjo, trangkil, wit grintul
Aceh : mulieng

NURMIATI MUHAMMAD DAIM


15020150129
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Belitung : manenjo, maninjo


Makassar: bagu, poko, sumba
d. Kandungan Kimia (Arief, 2008)
Bahan kimia yang terkandung pada daun melino (Gnetum
gnemon L.) tanin, saponin dan flavonoid, sedangkan bijinya
mengandung tanin, saponin dan flavonoid.
e. Khasiat Tanaman (Arief, 2008)
Khasit dari daun melinjo (Gnetum gnemon L.) yaitu peluruh air
kencing, mengobati luka gigitan anjing, mengobati penyakit mata,
anemia dan busung lapar.
B. Uraian Percobaan
Pengertian dari Kromatografi adalah cara pemisahan zat berkhasiat
dan zat yang lain yang ada dalam bahan atau sediaan dengan jalan
penyarian berfraksi, penyerapan atau penukaran ion pada zat berpori,
menggunakan cairan atau gas yang mengalir. Zat yang diperoleh dapat
digunakan untuk uji identifikasi atau penetapan kadar (Sudjadi, 1986).
Kata “Kromatografi” mengandung makna “warna” namun tak ada
hubungan langsung kecuali senyawa pertama yang dipisahkan dengan
cara ini adalah pigmen hijau tumbuhan (Agoes, 2007).
Prinsip KLT didasarkan atas paritsi dan adsorpsi. Zat penyerap
merupakan fase stasioner, berupa bubuk halus dibuat serba rata dan tipis
diatas lempeng kaca. Fase diam yang umum digunakan adalah silica gel,
baik yang normal fase maupun reversed fase. Pada KLT komponen
bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda mengikuti naiknya eluen,
karena daya serap adsorben pada komponen-komponentidak sama, maka
komponen bergerak dengan kecepatan berbeda danhal inilah yang
merupakan atau menyebabkan terjadinya pemisahan. Perbandingan
kecepatan permukaan dari pelaut dengan jarak yang ditempuh oleh
senyawa terlarut merupakan dasar untuk mengidentifikasi komponen -
komponen yang terdapat dalam ekstrak atau campuran senyawa tersebut
(Tobo, 2008).

NURMIATI MUHAMMAD DAIM


15020150129
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Pada hakekatnya KLT merupakan metode kromatografi cair yang


melibatkan dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase geraknya
berupa campuran pelarut pengembang dan fasa diamnya dapat berupa
serbuk halus yang berfungsi sebagai permukaan penyerap (kromatografi
cair-padat) atau berfungsi sebagai penyangga untuk lapisan zat cair
(kromatografi cair-cair). Fase diam pada KLT sering disebut penyerap
walaupun berfungsi sebagai penyangga untuk zat cair di dalam sistem
kromatografi cair-cair. Contohnya silika gel (asam silikat), alumina
(aluminium oksida), kiselgur (tanah diatomae) dan selulosa. Silika gel
merupakan penyerap paling banyak dipakai dalam KLT (Iskandar, 2007).
Kelebihan penggunaan kromatografi lapis tipis dibandingkan
dengan kromatografi kertas adalah karena dapat dihasilkannya
pemisahan yang lebih sempurna, kepekaan yang lebih tinggi, dan dapat
dilaksanakan dengan lebih cepat. (Agoes, 2007).
Perbandingan kecepatan ini disingkat dengan Rf (Rate of Flow)
(Stahl, 1985) :
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎𝑤𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
Rf = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

Manfaat penggunaan KLT antara lain (Stahl, 1985) :


a. Pemeriksaan kualitatif dan kemurnian senyawa obat.
b. Pemeriksaan simplisia hewani dan tanaman.
c. Pemeriksaan komposisi dan komponen aktif sediaan obat.
d. Penentuan kualitatif masing - masing senyawa aktif campuran
senyawa obat.
Bercak pemisahan pada KLT umumnya merupakan bercak yang
tidak berwarna. Untuk penentuannya dapat dilakukan secara kimia, fisika,
maupun biologi. Cara kimia yang biasa digunakan adalah dengan
mereaksikan bercak dengan suatu pereaksi melalui cara penyemprotan
sehingga bercak menjadi jelas. Cara fisika dapat digunakan untuk
menampakkan bercak adalah dengan pencacahan radioaktif dan dengan
fluoresensi di bawah sinar ultraviolet. Fluoresensi dengan sinar ultraviolet,
terutama untuk senyawa yang dap;at berfluoreensi, akan membuat bercak
NURMIATI MUHAMMAD DAIM
15020150129
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

terlihat lebih jelas. Jika senyawa tidak dapat berfluoresensi, maka bahan
penyerapnya akan diberi indicator yang berfluoresensi, dengan demikian
bercak akan kelihatan berfluoresensi (Rohman, 2009).
Penampak Bercak Pada KLT (Stahl, 1985) :
1. Lampu UV
Pelarut yang banyak digunakan untuk spektroskopi UV adalah
etanol 95 %, metanol, air, n-heksan dan eter. Alkohol mutlak niaga
harus dihindari karena mengandung benzen yang menyerap di daerah
UV pendek.Pelarut seperti kloroform harus dihindari karena menyerap
kuat di daerah 200 -600 nm, tetapi sangat cocok untuk mengukur
spektrum tumbuhan karotenida didaerah spektrum tampak.
a. Pada UV 254 nm
Pada UV 254 nm, lempeng akan berflouresensi
sedangkan sampel akan tampak berwarna gelap. Penampakan
noda pada lampu UV 254 nm adalah karena adanya daya
interaksi antarasinar UV dengan indikator fluoresensi yang
terdapat pada lempeng. Fluoresensi cahaya yang tampak
merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh komponen
tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi dasar
ke tingkat energi yanglebih tinggi kemudian kembali ke keadaan
semula sambil melepaskan energi.
b. Pada UV 366 nm
Pada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng
akan berwarna gelap. Penampakan noda pada lampu UV 366 nm
adalah karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan
gugus kromofor yang terikat oleh auksokrom yang ada pada noda
tersebut. Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi
cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron
yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke tingkat energi yang
lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula sambal
melepaskan energi. Sehingga noda yang tampak pada lampu UV

NURMIATI MUHAMMAD DAIM


15020150129
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

366 terlihat terang karena silika gel yang digunakan tidak


berfluororesensi pada sinar UV 366 nm.
2. Pereaksi KLT
Penyemprotan asam sulfat 10 % ke lempeng dengan tujuan
agar penampakan noda dapat berlanjut, maksudnya penampakan
noda dapat terlihat tanpa bantuan sinar UV. Setelah penyemprotan
dilakukan lalu dikeringkan dan dipanaskan pada suhu 125 ⁰ C. Pada
saat pemanasan zat - zat organik akan teroksidasi menjadi karbon
yang berwarna hitam.

NURMIATI MUHAMMAD DAIM


15020150129
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan adalah bulk, chamber, gelas
kimia, gelas ukur, penggaris, pinset, pipet volume, pipa kapiler, setan
besi, setan plastik, timbangan, vial, dan UV.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum, yaitu: etil asetat,
n-heksan, lempeng silica gel, tissue, ekstrak daun melinjo (Gnetum
gnemon L.), dan Lampu UV.

B. Prosedur Kerja (Anonim, 2017)


1. Penyiapan lempeng KLT dan penjenuhan chamber
a. Penyiapan lempeng KLT
Disiapkan alat dan bahan, lempeng silika gel F254 yang
berukuran 20 x 20 cm, dipotong dengan ukuran 7 cm x 1 cm (untuk
satu ekstrak). Lempeng diberi garis penotolan menggunakan pensil
2B pada bagian bawah dengan jarak 1 cm dan garis batas elusi 0,5
cm dari bagian atas.
b. Penjenuhan eluen pada chamber
Disiapkan sebuah chamber yang bersih lengkap dengan
penutupnya. Chamber diisi eluen dengan perbandingan yang
berbeda. Kemudian dimasukkan potongan kertas saring yang
panjangnya lebih dari tinggi chamber dan kemudian ditutup. Eluen
dibiarkan hingga naik melalui kertas saring hingga melewati penutup
kaca (chamber dianggap telah jenuh). Chamber berisikan n-heksan :
etil asetat dengan perbandingan 9 : 1.

NURMIATI MUHAMMAD DAIM


15020150129
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

2. Penotolan sampel pada lempeng


Diambil ekstrak daun melinjo (Gnetum gnemon L.) secukupnya
dimasukkan kedalam vial lalu dilarutkan dengan menggunakan pelarut
metanol secukupnya, kemudian diambil pipa kapiler lalu ditotolkan pada
lempeng silika gel F254. Lempeng yang telah ditotol diangin-angin
sebentar untuk menguapkan pelarutnya lalu dimasukkan ke dalam
chamber yang telah dijenuhkan. Bila eluen telah mencapai batas atas
dari lempeng silika gel, maka lempeng tersebut dapat dikeluarkan.
Diamati secara langsung dan dengan menggunakan penampak bercak
UV254 nm dan UV366 nm.
3. Penampak bercak UV254 nm dan UV366 nm.
Lempeng silika gel yang telah ditotol dan dijenuhkan kemudian
dielusi dan diamati secara langsung dengan menggunakan penampak
bercak UV254 nm dan UV366 nm, setelah itu di semprotkan dengan
menggunakan pereaksi dragendroff, FeCl3, asam sulfat, sitoborat dan
DPPH kemudian diamati lagi dengan menggunakan penampak bercak
UV366 nm untuk melihat warna noda yang berfluoresensi pada lempeng
dan ditentukan nilai Rfnya.

NURMIATI MUHAMMAD DAIM


15020150129
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) adalah suatu metode analisis yang


dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi senyawa yang terkandung
dalam suatu campuran senyawa dengan cara pemisahan secara cepat
dan sederhana. Dimana pemisahan yang terjadi dipengaruhi oleh fase
gerak dan fase diam.
Adapun prinsip dari Kromatografi Lapis Tipis (KLT) adalah
berdasarkan atas adsorbsi dan partisi. Adsorbsi adalah proses
penyerapan dari sampel pada permukaan lempeng silica sebagai fase
diam pada saat setelah ditotolkan. Sedangkan partisi adalah proses
pemisahan senyawa dari sampel oleh eluen yang naik pada permukaan
lempeng setelah lempeng di letakkan dalam chamber berisi eluen.
Dari hasil praktikum dengan menggunakan metode kromatografi
lapis tipis ekstrak daun melinjo (Gnetum gnemon L.) didapatkan hasil
sebagai berikut:
1. Tabel skrining eluen
Perbandingan Rate of Flow
Eluent UV 366
N-heksan : Etil 0,36 cm
asetat
8:2
N-heksan : etil 0,45 cm
asetat
9:1

NURMIATI MUHAMMAD DAIM


15020150129
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

2. Tabel identifikasi golongan

Pemilihan sinar UV yang digunakan yaitu UV 254 nm dan


UV 366 nm, karena kedua UV ini telah mampu mewakili kedua jenis
UV dekat. Dimana UV panjang diwakili oleh UV 366 nm dan UV
pendek diwakili oleh 254 nm.
Ekstrak yang digunakan pada praktikum ini yaitu ekstrak n-
heksan daun melinjo (Gnetum gnemon L.). Eluen yang digunakan
yaitu n-hexan : etil asetat (9:1) sebanyak 5 mL. Berdasarkan tingkat
kepolaran etil asetat lebih polar daripada n-hexan. Perambatan
noda pada ekstrak lebih besar dari pada perambatan noda pada
fraksi n-heksan dan dietil eter. Dimana diketahui silika gel bersifat
polar sehingga senyawa yang bersifat polar akan cenderung terikat
dengan yang bersifat polar akan cenderung terikat sedangkan yang
bersifat non polar akan cenderung naik. Sehingga untuk
menurunkan nodanya maka perlu dinaikkan konsentrasi dari

NURMIATI MUHAMMAD DAIM


15020150129
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

pelarut yang lebih polar. Jika ingin menaikkan nodanya maka


ditingkatkan perbandingan pelarut yang kurang polar.
Alasan penjenuhan chamber sebelum digunakan yaitu untuk
menghilangkan uap air didalam chamber agar nantinya tidak
mempengaruhi perambatan noda pada lempeng, selain itu agar
tekanan yang ada didalam chamber tidak mempengaruhi proses
perambatan noda dengan adanya penjenuhan chamber.
Penampakan noda pada sinar 366 nm disebabkan karena
adanya interaksi antara sinar UV dengan gugus kromofor yang
terikat oleh ausokrom yang terdapat pada noda tersebut. Gugus
kromofor adalah gugus atom yang dapat menyerap radiasi
elektromagnetik (sinar UV) dan mempunyai ikatan rangkap tak
jenuh (terkonyugasi). Sedangkan gugus terkonyugasi adalah
struktur molekul dengan ikatan rangkap tak jenuh lebih dari satu
yang berada berselang-seling dengan ikatan tunggal.
Flouresensi warna yang tampak tersebut merupakan emisi
cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron
yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke tingkat energi tinggi.
Perbedaan energi emisi yang dipancarkan pada saat kembali ke
energi dasar inilah yang menyebabkan perbedaan flouresensi
warna yang dihasilkan oleh tiap noda.

NURMIATI MUHAMMAD DAIM


15020150129
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan ekstrak dari daun melinjo
(Gnetum gnemon L.) di larutkan dengan methanol dan digunakan eluen n-
heksan : etil yaitu 9 : 1 dan 8:2, adapun nilai Rfnya yaitu Rf1 0,45, Rf2 0,36
dan pada saat uji identifikasi daun melinjo (Gnetum gnemon L.) positif
mengandung flavanoi, alkaloid dan antioksidan.
B. Saran
Sebaiknya dalam praktikum asisten selalu hadir dan lebih
memperhatikan praktikannya pada saat praktikum.

NURMIATI MUHAMMAD DAIM


15020150129
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

DAFTAR PUSTAKA

Arief hariana, 2008, Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Penebar


Swadaya, Jakarta.
Agoes. Goeswin, 2007, Teknologi Bahan Alam. Penerbit ITB,
Bandung.
Anonim., 2017, Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokmia I, UMI,
Makassar.
Interagency Taxonomic Information System. 2017. ITIS Standart
ReportPage:Culex.http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?s
earch_topic=TSN&search_value=182359 Diakses pada tanggal 9
Oktober 2017
Tim Penulis, PS, 1999, Melinjo Budidaya dan Pengolahan, PT. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Agoes Goeswin. 2007. Teknologi Bahan Alam. Penerbit ITB : Bandung.

Iskandar M.J., 2007, Pengantar Kromatografi Edisi Kedua, Penerbit ITB,


Bandung.

Rohman, A., 2009, Kromatografi untuk Analisis Obat, Graha Ilmu,


Yogyakarta.

Stahl, Egon, 1985, Analisis Obat secara Kromatografi dan Mikroskopi,


ITB, Bandung.

Sudjadi., 1986, Metode Pemisahan, UGM Press, Yogyakarta.

Tobo, F., 2008, Buku Pengangan Laboratorium Fitokimia I, Universitas


Hasanuddin, Makassar.

NURMIATI MUHAMMAD DAIM


15020150129
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

LAMPIRAN 1. SKEMA KERJA


a. Penyiapan Lempeng KLT

Lempeng silika gel F254 yang berukuran 20 x 20 cm dipotong 7 cm x 1 cm

Lempeng KLT 7 x 1 cm diberi garis penotolan

Lempeng KLTyang siap digunakan dengan jarak 1 cm bagian bawah dan


garis batas elusi 0,5 cm dari bagian atas.

b. Penjenuhan eluen pada Chamber

sebuah chamber berisi eluen n-heksan:etil asetat (9:1)

Dimasukkan potongan kertas saring yang panjangnya lebih dari tinggi


chamber ditutup

Eluen dibiarkan hingga naik melalui kertas saring hingga melewati penutup
kaca

c. Penotolan Sampel pada Lempeng

Ekstrak dilarutkan dengan methanol dalam vial

Ekstrak dalam vial diambil dengan pipa kapiler dan ditotolkan

NURMIATI MUHAMMAD DAIM


15020150129
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Lempeng yang telah ditotol dimasukkan ke dalam chamber

Eluen mencapai batas atas lempeng lempeng dikeluarkan

Lempeng KLT yang telah dielusi diamati pada UV254 nm dan UV366 nm

Noda pada lempeng KLT dihitung Nilai Rf

NURMIATI MUHAMMAD DAIM


15020150129
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

LAMPIRAN 2. PERHITUNGAN
1. Uji skrinning
R1 = 2 cm
R2 = 2,5 cm

𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎𝑤𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡


Rf1 = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
2
= = 0,36
5,5
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎𝑤𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
Rf2 = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
2,5
= 5,5 = 0,45

NURMIATI MUHAMMAD DAIM


15020150129
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA DENGAN METODE
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

LAMPIRAN 3. GAMBAR

Uji skrininng Alkaloid

Flavonoid Antioksidan

NURMIATI MUHAMMAD DAIM


15020150129

Anda mungkin juga menyukai