Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KIMIA BAHAN ALAM

OLEH:

KELOMPOK 3

NAMA KELOMPOK

YOLANDA DWIZA PUTRI (16160035)

HASRAT ELFRIKA GULO (16160040)

GIVANI NOPIA KARIATINI (16160042)

NIDIA ERINA NINGSIH (16160031)

LABORATORIUM KIMIA BAHAN ALAM

PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS

PADANG

2018
OBJEK II

ISOLASI SENYAWA FENOLIK α-MANGOSTIN DARI PERICARP KULIT BUAH MANGGIS (Gracinia
mangostana L., Clusiaceae)

i. TUJUAN
 untuk mengetahui dan mempertahankan cara mengisolasi senyawa
golongan fenolik
 untuk mengetahui cara mengidentifikasi senyawa fenolik

ii. TEORI
1. Klasifikasi

 kingdom : platea (tumbuhan)


 subkingdom : tracbeobionta (tumbuhan berpembulu)
 super divisi : spermatopy to (menghasilkan biji)
 divisi : mangno liopnyto (tumbuhan berbunga)
 kelas : mangno liopsiola (berkeping dua dikotil)
 sub kelas : dill enildae
 ordo : thealase
 famili : clusiaceae
 ganus : gercinia
 spesies : garcinia mangostana L.

2. Nama Daerah
 manggu (jawa barat)
 manggus (lampung)
 manggurto (sulawesi selatan)
 manggista (sulawesi barat)
 manggustan (maluku)
 manggis (melayu)

Nama Luar Negri


 inggris (manggosteen)
 vietnam (mangcut)
 pilipina (manggis)
 kamboja (mongkhut)
 spanyol (mangostan)
 prancis (mangos tanten)
3. Daerah sebaran
tumbuhan manggis tersbesar luas diindonesia, baik dihabitat alami
maupun yang dibudidayakan, tumbuhan ini dapat dikemukakan sampai
ketinggian 600M diatas permukaan laut dengan suhu rata-rata X 20˚-30˚ C.
pembudidayaan tanaman hanya terbatas dikawasan asia tenggara saja, yaitu
indonesia, guenea, mindanau, pilipina, malaysia,thailan. manggis tersebar
berbagai daerah atau negara tropis lainnya seperti selatan, amerika dan
brazil.

4. Kandungan senyawa
kulit buah manggis memiliki kandungan senyawa aktif yang termaksud
golongan xanthon,kandungan kimia buah kulit buah manggis adalah xanthon,
mangostin, garisino, flavonoid, epikatekin dan tanin. xanthon ialah bahan
kimia aktif dan strukturnya yang terdiri dari tiga cincin dan ini menjadikan
stabil ketika berada dalam tubuh manusua.
senyawa fenolik ialah senyawa yang memiliki satu atau lebih gugus
hidroksil yang menempel di cincin aromatik. alfa mangostin merupakan
contoh senyawa fenolik yang diisolasi dari buah manggis. kulit manggis kaya
akan pektin, tanin, zat warna hitam dan zat antibiotik xanthone.
(verheij,1997)
xanthon merupakan kelas utama phenol dalam tanaman. xanthon
memiliki kandungan senyawa yang meliputi mangostin, mangostenol,
mangostinon A, mangostenon B, trapezifolixanthon, tovophyllin B dan alfa
mangostin, gercinon B, mangostenol, flafonoid epicatechin dan gartanin.
senyawa tersebut sangat bermanfaat untuk kesehatan. dari seluruh senyawa
yang ada, turunan xanthon berupa alpa-mangostin merupakan komponen
yang paling banyak terdapat pada kulit manggis. selain jumlah yang lebih
banyak alpa-mangostin juga memiliki aktifitas biologi yang paling baik.

5. Ekstraksi
sediaan kering kental dan cair dibuat dengan mencari simplisia nabati
dan hewani menurut oekat yang cocok, diluar pengaruh matahari langsung,
ekstrak kering halus mudah digerus menjadi serbuk. metode penyaringan
adalah maserasi, perkolasi dari ekstrak dengan alat soxhlet.
ekstraksi pelarut atau sering juga disebut dengan ekstraksi air
merupakan metode pemisahan atau pengambilan zat terlarut dalam larutan
(biasanya didalam air) dengan menggunakan pelarut lain biasanya organik.
ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solute) diantara
dua fasa cair yang tidak saling bercampur. teknik ekstraksi sangat berguna
untuk pemisahan secara cepat untuk zat organik maupun zat anorganik. cara
ini juga dapat digunakan untuk pekerjaan preparatif dalam kimia organik.
6. Penguapan
penguapan adalah proses terbentuknya uap dari permukaan cairan.
kecepatan terbentuknya uap tergantung atas terjadinya difusi uap melalui
batas diatas cairan yang bersangkutan. disini berlaku prinsip perpindahan
massa dan tekanan parsial merupakan tenaga dorongnya. pada penguapan
terbentuknya berjalan sangat lambat sehingga cairan tersebut harus
mendidih. selama mendidih uap tersebut terlepas melalui gelombang-
gelombang udara yang terlepas dari cairan. kecepatan pengguapan
tergantung pada kecepatan pemindahan panas, oleh karena itu alat
penguapan dirancang agar dapat memberikan pemindahan panas yang
maksimal kepada cairan untuk itu permukaan harus seluas mungkin dan
lapisan batas dikurangi. untuk memilih alat yang tepat harus diperhatikan
sifat bahan yang akan diuapkan. tujuan penguapan adalah menghilangkan
cairan penyaring yang digunakan agar didapatkan ekstrak yang kental.

7. Isolasi
fraksinasi adalah proses pemisahan suatu kuantitas tertentu dan
campuran (padat,cair,terlarut,suspensi atau isotop) dibagi dalam beberapa
jumlah kecil komposisi perubahan menurut kelandaian. pembagian atau
pemisahan ini didasarkan pada bobot dari setiap fraksi-fraksi yang lebih berat
akan berada paling dasar sedang fraksi yang lebih ringan akan berada diatas.
fraksinasi bertingkat biasanya menggunakan pelarut organik seperti, eter,
ester, benzen, etanol, diklorometana atau campuran pelarut tersebut, asam
lemah, asam renin, lilin, tanin dan zat warna adalah yang penting dan didapat
diekstrak dengan pelarut organik.

8. Pemurnian
pemurnian senyawa organik padat dapat dilakukan dengan
rekristalisasi dengan pelarut yang didasarkan pada prinsip kelarutanzat-zat
yang direkristalisasi dilarutkan dalam pelarut yang didasarkan pada prinsip
kelarutan. zat-zat yang direkristalisasi dilarutkan dalam pelarut pada suhu
tinggi, dihilangkan pengotornya disaring untuk menghilangkan residu yang
tidak larut dan didinginkan kristal yang terbentuk kemudian disaring pada
tekanan rendah dicuci dan dikeringkan.

9. proses identifikasi (pengujian KLT)


penentuan jumlah komponen senyawa dapat diidentifikasi dengan
kromatografi lapis tipis dengan plat KLT yang sudah siap pakai . terjadinya
pemisahan komponen-komponen pada KLT dengan Rf tertentu dapat
dijadikan sebagai panduan untuk memisahkankomponen kimia tersebut
dengan menggunakan kolom kromatografi dan sebagai fase diam dapat
digunakan berdasarkan hasil yang diperoleh dari KLT dan akan lebih baik
kalau kepolaran eluen pada kolom kromatografi sedikit dibawah eluen pada
KLT. pada hakekatnya KLT merupakan metode kromatografi cair yang
melibatkan dua fase yaitu fase diam dan fase gerak .

iii. ALAT DAN BAHAN


 seperangkat alat maserasi
 corong
 gelas ukur
 timbangan analgetik
 kertas saring
 pipet tetes
 rotary evaporator
 gelas ukur
 lampu uv
 chamber KLT
 bahan serbuk pati kulit buah manggis
 etil asetat
 kloroform
 n-heksan
 plat KLT
 reagen fecl3 1%

iv. CARA KERJA


1. haluskan simplisia kulit buah manggis yang telah dikringkan terlebih dahulu
2. timbang 50 gram serbuk kulit buah manggis
3. masukkan kedalam maserasi tambahkan etil asetat(catat volume tang
dipakai)
4. maserasi selama 3 hari
5. saring hasil maserasi dengan menggunakan kertas saring, rotary hingga
kental
6. maserasi dikumpulkan dan uapkan pelarut rotary hingga kental
7. dikentali dengan penambahan 20ml klorofrn, saring dengan menggunakan
kertas saring ulang dua kali
8. uapkan fraksi kloroform hingga kira-kira seperempat volume awal dengan
menggunakan rotary
9. kristalisasi dengan penambahan pelarut n-heksan hingga timbul kabut pada
larutan, biarkan hingga terbentuk kristal
10. siapkan plat KLT yang sudah disediakan garis atas dan bawahnya 0,5cm beri
titik spot pada garis batas bawah
11. siapkan chamber yang berisi eluen n-heksan: etil asetat (3:2)
12. siapkan larutan uji dan larutan pembanding 1mg/ml dalam metanol
13. totolkan pada plat KLT larutan sebanyak satu tetes dan larutan pembanding
tunggu hingga kering
14. masukkan kedalam chamber KLT tunggu hingga eluen dalam chamber
menyerap sampai garis batas atas plat KLT
15. angkat plat klt dan kering anginkan
16. amati dibawah lampu uv 254nm dan 365nm, dokumentasikan dan tandai
spot yang terlihat dengan pensil
17. hitung nilai Rf
18. oleskan reagen fecl3 pada plat klt amati perubahan yang terjadi dan
dokumentasikan
19. tandai jika timbul warna biru atau biru kehitaman pada plat klt kemudian
hitung kembali nilai Rf dari senyawa uji dan pembanding.
v. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL
1. Organoleptis
 Bentuk : Amorf
 Bau : Kuning oucat
 Warna :-
 Rasa :-

2. kelarutan
senyawa alfa mangostin tidak larut dalam air, larut dalam
alkohol,eter,aseton,etil,kloroform

3. profil KLT
Rf = jarak spot dari titik awal
jarak tempuh eluen

Rf 1. 2,5 = 0,625
4
2. 1,3 = 0,325
4
Rendemen (%) = berat senyawa X 100%
berat simplisia
= 0,4 g X 100% = 0,8%
50 g
Jadi, nilai Rf dari alfa mangistin dari kulit buah manggis adalah 0,625 dan
0,325 terdapat 2 noda , noda tidak terlalu besar karena senyawa alfa
mangostin merupakan senyawa mayor dalam kulit buah manggis. adapun
eluen yang digunakan adalah n-heksan dan etil asetat dengan perbandingan
1:4.
Isolasi senyawa fenolik (alfa mangostin) dilakukan dalam praktikum ini berasal dari
sampael kulit buah manggis (gracinia mangostana L) yang telah dikeringkan dan digerinder
sampai halus. adapun tujuan pengeringan ini adalah untuk menginaktifasi enzim yang
terkandung didalam jaringannya, selain itu juga untuk mencegah tumbuhnya jamur,
sehingga sampel bisa digunakan untuk waktu yang lama, didalam langkah kerja juga
diharuskan sampelnya dalam keadaan halus dengan tujuan adalah agar luas permukaan
sampel bertambah sehingga mempermudah proses pelarut senyawa-senyawa yang
terkndung didalam sampel.

Sebelum mengisolasi senyawa alfa mangostin dilakukan ekstrak dingin yaitu dengan
maserasi. pada tahap awal, dihilangkan senyawa-senyaw nonpolar seperti lemak dengan
menggunakan pelarut n-heksan. karena yang diisolasi adalah bagian kulit, kita ketahui
bahwa bagian kulit memiliki banyak kandungan lain selain senyawa utama contohnya
seperti lemak. kemudian dimaserasi dengan etil asetat bertujuan untuk menarik senyawa
alfa mangostin yang cenderung bersifat semi polar. dalam melakukan maserasi ini juga
dibantu dengan pengocokan sehingga senyawa yang diinginkan lebih mudah ditarik.

maserat diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan fraksi kentalnya,


dan fraksi ini dikristalisasi dengan menggunakan 2 pelarut berbeda kepolarannya, yaitu etil
asetat dan n-heksan. rekristalisasi dilakukan berulang-ulang sampai didapatkan senyawa
murni.

setelah itu dilakukan identifikasi KLT dengan menggunakan eluen n-heksan : etil
asetat dengan perbandingan 4:1. didapatkanlah 2 buah noda dengan nilai Rf yang berbeda.
vi . KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

 Kulit buah manggis (gracinia mangostana L) mengandung senyawa kimia α-


mangostin yang merupakan salah satu senyawa golongan fenolik.
 isolat α-mangostin yang diperoleh berupa amorf yang berupa warna kuning
da bersifat semi polar yang larut dalam etil asetat
 nilai Rf yang didapat dari cek KLT pada n-heksan yaitu 0,625 dan 0,325

SARAN
 pahami teori dasar objek praktikum dengan baik
 berhati-hati dan teliti dalam bekerja
 pahami prosedur kerja dengan baik
DAFTAR PUSTAKA

Shaball. R .2011. teraoi kulit manggis. Galmas publisher. Yogyakarta

Sustro hamidjojo. 2001. kimia organik. liberty : yogyakarta

Hutapea u.f. 1994. universitas tanaman obat indonesia jendral III. departemen kesehatan RI.
penelitian dan pembangunan kesehatan

Adnan.M. 1997. Teknik kromatografi untuk analisis bahan makanan. Yogyakarta

R.J.P. Capnol. natural methods isolasion in methads in biotecnology 4: humana press


LAMPIRAN

hasil rotary kulit buah manggis

kristal kulit buah manggis

hasil identifikasi KLT kulit buah manggis

Anda mungkin juga menyukai