Anda di halaman 1dari 2

Resume Jurnal Tugas Ke-5 Hari/tanggal :Rabu/10 Maret 2021

M.K. Farmaseutika Hasil Perairan

Bioautografi

Audreylia Shienta Permata Dewi


C34180031
Kelompok 2

Kromatografi Lapis Tipis merupakan teknik yang cepat dan andal yang
digunakam untuk menganalisis campuran senyawa organik melalui pemisahan
berdasarkan berat molekul dan polaritas. Kromatografi Lapis Tipis yang digunakan
bersama dengan biautografi dapat mmengidentifikasi akitivitas biologis fraksi aktif
pada plat KLT. KLT-bioautografi termasuk dalam teknik yang efisien dalam
menentukan kontribusi fitokonstituen dalam ekstrak untuk diamati aktivitas
farmakologis. Mangrove merupakan jenis pohon berkayu yang umumnya ditemui
di daerah tropos yang hidup di tepi perbatasan hutan hujan dan laut. Mangrove
memiliki kelebihan dalam mengatasi perubahan salinitas (garam tinggi, kekurangan
air tawar) dengan mengembangkan karakteristik xeromorphic dan halophytic.
Mangrove memiliki kandungan metabolit sekunder seperti fenolat, flavonoid,
tannin, triterpene, saponin dan alkaloid. Derris trifoliata Lour (Fabaceae)
merupakan mangrove semak yang umumnya secara tradisional digunakan sebagai
stimulant, antipasmodik dan kontra-iritan. Penelitian sebelumnya menjelaskan
bahwa ektrask jaringan D. trifoliata mengandung sitotoksik, analgesic, antidiere,
antimalaria, larvasida, sifat antimikroba dan antioksidan (Simlai et al. 2017).
Penelitian Simlai et al. (2017) menggunakan bahan utama berupa sampel
tanaman Deriis trifoliata yang berasal dari hutan Sundarban India, Benggala Barat.
Batang pada D. trifoliata digunakan untuk persiapan ekstrak pelarut. Ekstrak KLT
menunjukkan hasil yang maksimal aktivitas antimikroba menggunakan toluene:
ethyl acetate: asam format sebagai fase gerak. Teknik biautografi dilakukan untuk
mendeteksi konstituen antimikroba pada ekstrak. Bioautografi antioksidan
dilakukan untuk mengidentifikasi fraksi memiliki sifat membawa radikal
menggunakan fase gerak TEaF untuk pemisahan KLT.
Penelitian Praptiwi et al. (2018) menggunakan KLT-bioatografi untuk
mengevaluasi potensi antibakteri dari ekstrak jamur endofit. Tahap pertama diawali
dengan 10 µl ekstrak dipindahkan pada plat KLT dan dikeringkan, selanjutnya plat
tersebut dicelupkan ke dalam suspense bakteri dan plat diinkubasi dengan suhu
37℃ selama 18 jam. Tahap selanjutnya yaitu plat disemprot dengan
iodonitrotetrazolium p-violet. Pembentukan zona bening di sekitar ekstrak
mengindikasikan terhambatnya pertumbuhan bakteri. Ekstrak aktif selanjutnya
dianalisis lebih lanjut pada ekstrak dengan fase CH2Cl2: MeOH dan plat tersebut
kemudian dikeringkan serta disemprot dengan iodonitrotetrazolum p-violet.
Penentuan aktivitas antioksidan dengan KLT-bioautografi menurut penelitian
Praptiwi et al. (2018) diawali dengan 10 µl ekstrak dan catechin yang digunakan
sebagai kontrol positif ditempatkan pada plat KLT. Tahap selanjutnya, plat KLT
dikeringkan dan disemprot dengan 0,02% DPPH dalam methanol. Aktivitas
antioksidan ditunjukkan oleh bintik kuning dengan latar belakang ungu.
Selanjutnya, ekstrak aktif dianalisis dengan CH2Cl2: MeOH dan setelah kering plat
disemprot dengan 0,02% DPPH dalam MeOH.
Hasil penelitian Simlai et al. (2017) menunjukkan bahwa ekstrak methanol
memiliki akktivitas antimikroba tertinggi terhadap bakteri gram positif diikuti oleh
ekstrak heksana. Ekstrak methanol memiliki aktivitas menangkal radikal bebas
sehingga mengindikasikan potensi antioksidan. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Simpali et al. (2017) menemukan bahwa ekstrak heksana dan methanol dari
batang D. trifoliata memiliki antimikroba yang cukup besar serta aktivitas
antiokdisannya hanya diperoleh pada ekstrak methanol. KLT dari ekstrak methanol
dan heksana dianalisis lebih lanjut menggunakan toluene: etil asetat: asam format
sebagai fase gerak pada koromatogram. Kromatogram dari ekstrak methanol di
bawah 254 nm ditemukan mengandung bintik-bintik pada Rf 0.64 dan 0.77, tetapi
tidak satupun dari bioautogram yang dapat menjelaskan aktivitas yang didetelksi
terkait dengan sifat antimikroba dan antioksidan. Ekstrak heksana yang disemprot
dengan larutan 0.02% DPPH dalam methanol digunakan untuk mengidentifikasi
fraksi bioaktif yang memiliki aktivitas antioksidan dan kromatogra, menunjukkan
aktivitas antioksidan pada Rf 0,76 dan 0,93. Penelitian Simlai et al. (2017)
menunjukkan bahwa fraksi ekstrak heksana pada Rf 0,76 memiliki sifat
antimikroba dan antioksidan.

DAFTAR PUSTAKA
Praptiwi, Raunsai M, Wulansari, Fathoni, Agusta A. 2018. Antibacterial and
antioxidant activities of endophytic fungi extracts of medicinal plants from
Central Sulawesi. Journal of Applied Pharmaceutical Science. 8(8): 69-74.
Simlai A, Gangwar A, Ghonge SA, Roy A. 2017. Antimicrobial and antioxidative
activities in the stem extracts of Derris trifoliata, a mangrove shrub. Journal
of Pharmaceutical Research International. 17(3): 1-10.

Anda mungkin juga menyukai