UNIVERSITAS PANCASAKTI
PERCOBAAN I
OLEH
KELOMPOK : I (SATU)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengenai ilmu anatomi dan fisiologi manusia. Dalam mempelajari bat-obata yang
pengetahuan kita terhadap perihal anatomi dan fisiologi sistem saraf. Salah satu
istlah yang sering dijumpai adalah neuron atau sel saraf. Setiap sel konduktor
sistem saraf, terdiri dari badan sel (soma) yang mengandung nukleus dan
tonjolan neuron ke luar dari badan sel yang berfugsi menghantarkan impuls-
impuls ke sel yang lain (sel saraf atau sel organ efektor), sedangkan dendrit
sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Suatu
sel saraf disebut neuron yang terdiri dari baadan sel (cell body), dendrit dan neuri.
Dendrit menrrima dan menyalurkan stilimulus keluar dari badan sel, sedangkan
neurit mengirim stimulus keluar dari badan sel. Kumpulan neuron yang berada
Adapun maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui efek obat
C. Tujuan Percobaan
georologik obat-obat sistem saraf otonom yakni atropin sulfat terhadap hewan uji
mencit.
D. Prinsip Percobaan
tindakan atau tingkah laku yang ditunjukkan pada hewan uji mencit berupa
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Ringkas
serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf
atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh
sistem saraf dengan 3 cara uatam yaitu: Input sensorik; sistem sraf menerima
sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terlatak ditubuh baik eksternal
implus listrik yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak mendulla sepinalis,
respon terhadap informasi bisa terjadi. Output motorik impuls dari otak dan
medula spinalis memperoleh respon yang sesuai dari otak dan kelenjar tubuh,
Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan
komponen berikut : Satu nukleus tunggal , nukleus yang menonjol dan organel
lain seperti kompleks Golgi dan mitokondria , tetapi nukleus ini tidak memiliki
protein. Neurofibril, yaitu neurofilamen dan neurotublus yang dapat dilihat melaui
untuk menghantar implus ke seluruh sel tubuh. Permukaan dendrit penuh dengan
spina dendrit yang dikususkan untuk berhubungan dengan neuron lain. Neurofibril
dan badan Nissl memanjang kedalam dendrit. Akson adalah suatu prosesus
tunggal , yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrit. Bagian ini menghantar
implus menjauhi badan sel ke neutron lain, ke sel lain ( sel otot atau kelenjar) ,
atau kebadan sel neutron yang menjadi asal akson. Terbagi dua yaitu : Origo
akson. Akson berasal dari badan sel pada hillock akson, yaitu regia yang tidak
yang berujung pada akhir yang sama dengan pembesaran, dapat terjadi di sisi
dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar, misalnya menutup mata pada saat
terkena debu, menarik tangan pada saat terkena barang panas. Gerak refleksi ini
dapat dihambat oleh kemauan sadar,misalnya bukan saja tidak menarik tangdan
dari benda panas bahkan dengan sengaja menyentuh permukaan benda panas itu
(Faiz,2010)
endokrin. Secara umum, kedua sistem ini mempunya dua sifat yang hampir sama,
yang letaknya jauh, dan mekanisme umpan balik negatifnya juga mempunyai arti
penting. Pusat inateraksi tertinggi untuk sistem saraf dan sistem endikrim adalah
hipotalamus. Obat otonom adalah obat yang bekerja mempengaruhi SSO atau
mempengaruhi reseptor sel efektor yang dikontrol oleh SSO. Obat otonom dapat
mempelajari anatomi, fisiologi, dan biokimia SSO merupakan hal yang sangat
penting untuk dapat mengerti dan memahami farmakologi obat otonom. Saraf
dibedakan atas dua divisi utama : Sistem saraf pusat (SSP) terdapat dalam otot
dan medulla spinalis, dan Sistem saraf perifer yang memperantarai antara SSP dan
dengan cepat menimbulkan miosis dan kontraksi otot siliari. Pada mata
keringat, kelenjar saliva dan kelejra air mata, namun obat ini tidak digunakan
terpilih untuk keadaan gawat darurat, yang dapat menurunkan tekanan bola mata,
baik glaukoma bersudut sempit ( bersudut tertutup) maupun yang bersudut lebar
di sekitar kanal sclemm sehingga tekanan dalam bola mata turun dengan cepat
karena cairan humor keluar dengan lancar. Efek ini dapat berlangsung selama
sekitar satu hari dan pemberiannya dapat diulangfi lagi. Obat lain yang efektif
penyekat namun tidak berguna dalam keadaan gawat darurat mata. ( Staf
Pengajar, 2009)
Pilokarpin juga dapat masuk ke SSP dan menimbulkan gangguan SSP. ( Staf
Pengajar, 2009)
Umumnya hal ini dapat dikatakan bahwa saraf simpatik dapat berupa suatu
otot rangka yang dapat dikendalikan. Sedangkan SSO bekerja pada otot polos dan
kelejar yang tidak dapat dikendalikan. Fungsi SSO adalah mengendalikan dan
mengatur organ-organ otonom, seperti jantung, saluran gastrointestinal, mata,
mempunyai dua neuron, yaitu eferen (sensorik) dan eferen (motorik). Neuron
eferen menerima inpuls dari otak dan diteruskan melelui medulla spinalis ke ses-
(Priyanto, 2008)
terlebih dahulu kita harus membuka pengetahuan tentang antomi dan fisiologi
sistem saraf. Setiap sel konduktor sistem saraf terdiri dari badan sel (soma), yang
Akson merupakan tonjolan neuron keluar dari badan sel yang berfungsi
menghantar implus-impuls ke sel yang lain yaitu sel efektor. Sistem saraf perifer
merupakan tempat penghantaran impuls dari sistem saraf pusat menuju sel organ
efektor misalnya sel jantung, sel paru-paru, sel ginjal, sel otot. Sistem saraf
Dan sistem saraf otonom merupakan gambaran sistem saraf eferen yang
memberi sinyal pada jaringan targetnya melalui hormon yang kadarnya bervariasi
cerebrum, panjang dan lebar cerebellum, serta tebal dinding cerebrum dapat
disebabkan oleh berkurangnya jumlah sel penyusun otak akibat matinya sel
berat otak dan lebih kecilnya ukuran cerebrum, diduga disebabkan oleh
karena terhambatnya sintesis DNA dan RNA. Hal ini sesuai dengan penelitian
Marti (2006), yang menyebutkan bahwa struktur OTA yang mirip dengan struktur
asam amino fenilalanin (Phe-) akan menyebabkan OTA menghambat enzim yang
lipid. Menurut Belmadani et al. (1998), pengurangan berat otak dan jumlah DNA
serotonin. ( Setiawan,2013)
memiliki dua sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. Sistem saraf pusat
otonom mengontrol gerakan yang tidak disadaari. Sitem saraf otonom mempunyai
dua sub sistem yang bekerja dalam cara yang berlawanan, yaitu : (a) sistem saraf
mengurangi aktivitas organ-organ yang dipacu oleh sistem saraf simpatis dan
(Nida,dkk. 2001)
kronis berkembang sangat cepat dari hubungan antara penyakit fisik dan
Kelarutan : Larut dalam kurang dari satu bagian air dan dalam lebih
Kegunaan : Parasimpatolitikum
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol
dalam eter P.
dan kronik.
Efek samping : Sakit kepala, pada pengobatan 2-4 minggu, pada mata rasa
3.Propanolol
Pemerian : Serbuk putih atau hablur putih, tidak berbau rasa pahit
Kegunaan : Antiadrenergik
Kingdom : Animalia
Fhylum : Chordata
Class : Mammalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Mus
lainnya serta bersarang disudut-sudut lemari. Hewan ini diduga sebagai mamalia
diri dengan perubahan yang dibuat manusia, bahkan jumlahnya yang hidup liar
dihutan barang kali lebih sedikit dari pada yang tinggal diperkotaan.
Pubertas : 95 hari
METODE KERJA
Adapun alat-alat yang digunkan dalam percobaan ini yaitu beker glass,
B. Cara Kerja
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, hewn uji yang digunakan
adalah hewan uji mencit yang berbadan sehat yang akan mendapat perlakuan,
pemberian obatnya.
1. Persiapan Bahan
a. Pembuatan Na CMC 1 %
100 ml.
b. Pembuatan Sediaan Pilokarpin
tablet propanol yang telah dihaluskan, dimasukkan dalam beker glass 100 ml
sulfat dimasukkan dalam labu ukur 100 ml, lalu cukupkan volumenya dengan
diberi label.
a. Sediaan Pilokarpin
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, mencit diberi pilokarpin
kemudian diamati dan catat hasil pengamatan dan lakukan analisis data.
b. Sediaan Antropin Sulfat
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, mencit diberi antropin
1000 ml kemudian diamati dan catat hasil pengamatan dan lakukan analisis
data.
c. Sediaan propanolol
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, mencit diberi propanol
kemudian diamati dan catat hasil pengamatan dan lakukan analisis data.
LABORATORIUM FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI
UNIVERSITAS PANCASAKTI
PERCOBAAN I
OLEH
KELOMPOK : I (SATU)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2015
LABORATORIUM FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI
UNIVERSITAS PANCASAKTI
PERCOBAAN I
OLEH
KELOMPOK : I (SATU)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2015