Anda di halaman 1dari 7

GANGGUAN SISTEM SARAF

Nervous System Dosorders

Zakiah Syifa Urrahmah 1)*, Saidina Bima2), Annisa Sarasi Pertiwi3), Agil Kris Amrela4),
Sintia Rahmadani5), Nadila Rahmadhani6)
1)
NIM. 1710423013, Kelompok VI B, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
2)
NIM. 1710421026, Kelompok VI B, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
3)
NIM. 1710422014, Kelompok VI B, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
4)
NIM. 1710422018, Kelompok VI B, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
5)
NIM. 1710423012, Kelompok VI B, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
6)
NIM. 1710423014, Kelompok VI B, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
*
Koresponden: zakiahsyifaurrahmah@gmail.com

ABSTRACT
The experiment about Activity of Digestive Tract was held on Friday, November 8th, 2019 at the
Laboratory of Teaching II, Department Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Andalas
University, Padang. The purpose of the experiment was to observe the effect of restraint stress for
motivation, also understand with prosedure forced swim test and tail suspension test of Mus musculus.
The method of this experiment are tail suspension test and forced swim test. Result of experiment are
Control in Tail suspension test immobile time is 168,75 s and mobile time is 191,25 s, while in restraint
stress immobile time is 168,75 s and mobile time is 244,25 s. Control in Forced Swim Test immobile
time is 82,25 s and mobile time is 287,75 s, while in restraint stress immobile time is 109,75 s and
mobile time is 260,25 s. The conclusion, Mus musculus with restrand stress treatnent have higher mobile
time than control Mus musculus in the forced swim test and tail suspension test.
Keywords: muscle movement, muscular system, Mus musculus
PENDAHULUAN
Sistem saraf terdiri dari dua kelompok tersebar luas di seluruh tubuh dan
yakni Susunan Saraf Pusat (SSP) yang fungsinya adalah mengatur secara otonom
meliputi otak dan sumsum tulang belakang, keadaan fisiologi yang konstan, seperti
dan Sistem Saraf Perifer dengan saraf-saraf suhu badan, tekanan, dan peredaran darah
yang secara langsung atau tak langsung ada serta pernafasan (Tjay dan Rahardja, 2002).
hubungannya dengan SSP. Saraf perifer ini Sistem saraf tepi terdiri dari sistem
terbagi lagi kedalam dua bagian, yaitu saraf sadar dan sistemsaraf tak sadar
Susunan Saraf Motoris yang bekerja (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar
sekehendak kita, misalnya otot-otot lurik mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur
(kaki, tangan, dan sebagainya) serta oleh otak, sedangkansaraf otonom
Susunan Saraf Otonom (SSO) yang bekerja mengontrol aktivitas yang tidak dapat
menurut aturannya sendiri. Susunan Saraf diatur otakantara lain denyut jantung, gerak
Otonom (SSO), juga disebut susunan saraf saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
vegetatif, meliputi antara lain sarafsaraf Di dalam sistem saraf otonom disusun oleh
dan ganglia (majemuk dari ganglion yang serabut saraf yang berasal dari otak maupun
artinya simpul saraf) yang merupakan dari sumsum tulang belakang danmenuju
persarafan ke otot polos dari berbagai organ organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini
(bronchia, lambung, usus, pembuluh darah, terdapa t beberapa jalur dan masing-masing
dan lain-lain). Termasuk kelompok ini pula jalur membentuk sinapsis yang kompleks
adalah otot jantung (lurik) serta beberapa dan juga membentuk ganglion. Urat saraf
kelenjar (ludah, keringat, dan pencernaan). yang terdapatpada pangkal ganglion
Dengan demikin, sistem saraf otonom disebut urat saraf pra ganglion dan yang
berada pada ujung ganglion disebut urat neurohormon yang bekerja adalah
saraf post ganglion (Pratiwi, 1996). noradrenalin (adrenalin) atau
Sistem saraf otonom adalah sistem norepinephrin (epinefrin). Sebaliknya
saraf yang bekerja tanpa mengikuti apabila rangsangan tersebut berasal dari
kehendak dan kemauan kita. Misalnya saraf parasimpatis, maka neurohormon
detak jantung, mata berkedip, kesadaran, yang bekerja adalah asetilkolin (Tan,
pernafasan maupun pencernaan makanan. 2002).
Menurut fungsi dan tanda - tanda Menurut Campbell (2004), ada tiga
morfologinya sistem saraf otonom komponen yang harus dimiliki oleh sistem
dibedakan menjadi dua yaitu, sistem saraf saraf, yaitu: 1)Reseptor, adalah alat
simpatik dan sistem saraf parasimpatik penerima rangsangan atau impuls. Pada
(Tan, 2002). tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor
Perbedaan struktur antara saraf adalah organ indera; 2) Penghantar impuls,
simpatik dan parasimpatik terletak pada dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf
posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai tersusun dari berkas serabut penghubung
ganglion yang terletak di sepanjang tulang (akson). Pada serabut penghubung terdapat
belakang menempel pada sumsum tulang sel-sel khusus yang memanjang dan
belakang sehingga mempunyai urat pra meluas. Sel saraf disebut neuron; 3)
ganglion pendek, sedangkan saraf Efektor, adalah bagian yang menanggapi
parasimpatik mempunyai urat pra ganglion rangsangan yang telah diantarkan oleh
yang panjang karena ganglion menempel penghantar impuls. Efektor yang paling
pada organ (Pratiwi, 1996). penting pada manusia adalah otot dan
Pada dasarnya semua sel memiliki kelenjar. Sel saraf terdiri atas tiga bagian
sifat iritabilitas, artinya sel dapat utama yaitu dendrit merupakan uluran
menanggapi rangsangan yang sampai pendek dan bercabang-cabang dan
kepadanya. Sifat tersebut tampak masih berperan menerima rangsang dari
sangat menonjol pada sel otot dan sel saraf. lingkungan dan menghantarkan impuls ke
Sel otot akan menunjukkan respon apabila arah badan sel, badan sel terdiri atas
padanya diberikan rangsangan lewat saraf sitoplasma dan inti, berperan sebagai pusat
atau langsung pada otot. Respon yang pengaturan sel saraf, dan akson merupakan
ditunjukkan oleh sel otot umumnya berupa uluran yang panjang dan berfungsi untuk
kontraksi otot, sedangkan respon yang pada menghantarkan impuls saraf ke sel- sel lain.
sel saraf tidak dapat diamati, sebab berupa Akson tidak seluruhnya disebungi oleh
proses pembentukan potensial aksi yang selaput mielin, ada juga bagian akson yang
kemudian dirambatkan berupa impuls. tidak diselubungi oleh selaput mielin yang
Adanya respon sel saraf hanya dapat disebut takik ranvier (Node of Ranvier).
diamati pada efektornya (Betram, 2004). Takik merupakan kesenjangan-
Pada umumnya sistem saraf kesenjangan yang terdapat antara dua sel
simpatik dan system saraf parasimpatik schwan yang berdekatan sepanjang akson.
bekerja berlawanan tetapi dalam beberapa Sel saraf biasanya menerima informasi
hal bersifat sinergis. Rangsangan dari melalui dendrit dan badan sel dan
susunan saraf pusat untuk sampai ke menghantarkannya melalui akson. Urutan
ganglion efektor memerlukan suatu ini disebut polarisasi dinamik (Pagarra,
penghantar yang disebut dengan 2011).
neurotransmiter. Bila rangsangan tersebut Fungsi mielin adalah melindungi
berasal dari saraf simpatis maka akson dan memberi nutrisi. Bagian dari
akson yang tidak terbungkus mielin disebut Adapun tujuan dari praktikum ini
nodus Ranvier, yang dapat mempercepat adalah mengetahui efek stres karena
penghantaran impuls (McKay, 2000). pengekangan (restraint stress) terhadap
Dendrit pada umumnya tidak diselubungi motivasi serta memahami prosedur uji
selaput mielin. Sedangkan pada akson ada forced swim test dan tail suspension test
yang diselubungi selaput mielin dan ada pada Mus musculus
yang tidak (Pagarra, 2011).
.
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat dengan stopwatch lamanya waktu
Praktikum Aktivitas Jantung dan Aliran immobile (mencit tidak bergerak/ diam).
Darah dilakukan pada Jum’at, 8 November Kondisi immobile ini dapat berlangsung
2019 di Laboratorium Teaching II, Jurusan berulang-ulang dimana mencit kemudian
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu bisa bergerak kembali dan immobile
Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, kembali. Oleh sebab itu, pengukuran
Padang. durasi immobile harus dilakukan
berkesinambungan selama peng-ujian.
Alat dan Bahan Catat total waktu immobile dan
Adapun alat dan bahan yang digunakan bandingkan dengan total waktu mobilenya
adalah Aparatus restrainer terisolasi dalam satuan detik selama 6 menit
(toples atau botol sempit beraerasi), tersebut. Dibuat grafik perbandingan
selotip, stopwatch, sarung tangan, bejana durasi mobile dan immobile pada masing-
uji seerta bahan yaitu mencit jantan 4 ekor. masing mencit (stres vs kontrol).
Cara Kerja
Forced swim test
Pengkondisian stres dan non-stres pada Diisi bejana uji dengan air ledeng hingga
hewan coba kedalaman 30 cm. Selanjutnya masukkan
Disediakan dua ekor mencit jantan dewasa hewan uji ke dalamnya dan diamati
(usia kira-kira 2 bulan). Dimasukkan salah pergerakan mencit dalam air (ketika
satu mencit percobaan kedalam aparatus berenang/beursaha untuk tidak tenggelam)
pengekang selama 15-20 menit, sedangkan
selama 6 menit. Dalam kurun 6 menit
mencit lainnya dibiarkan bergerak bebas
dalam kandangnya (kontrol). Diupayakan tersebut, hitung total waktu dimana hewan
aerasi dalam aparatus pengekang tetap tersebut berhenti bergerak (immobile).
terjaga sehingga hewan tidak mengalami Aktivitas immobile dapat berlangsung
hipoksia yang menyebabkan kematian. berulang kali dimana mencit kemudian
Setelah perlakuan pengekangan (restra- akan bergerak kembali lalu immobile
ining), mencit segera dikeluarkan dari
kembali. Oleh sebab itu, pencatatan waktu
aparatus dan diuji tingkat motivasinya
dengan tail suspension test diikuti dengan dengan stopwatch harus dilakukan dengan
forced swim test. Dilakukan uji yang sama seksama sehingga total waktu immobile
terhadap mencit kontrol. yang berulang-ulang tersebut dapat
dihitung dengan tepat. Rekam total data
Tail suspension test
Digantung masing-masing hewan uji pada immobile dan mobile dalam satuan sekon
aparatus penggantung dengan cara selama total waktu perlakuan 6 menit (360
mengikat bagian ekornya dengan selotif ke sekon). Dibandingkan total waktu imobile
tempat penggantungan (lihat gambar). dan mobile antara mencit stres dengan
Durasi perla-kuan ini selama 6 menit. mencit kontrol. Sajikan data dalam grafik.
Dalam kurun waktu tersebut, dicatat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Gangguan sistem saraf pada Mus musculus
Tail Suspension Test (s) Forced Swim Test (s)
No Perlakuan
Immobile Mobile Immobile Mobile
1 Kontrol 168,75 191,25 82,25 287,75
2 Resistant Stress 115,75 244,25 109,75 260,25

350
287.75
300 260.25
244.25
waktu (sekon)

250
191.25
200 168.75
150 115.75 109.75 kontrol
82.25
100
restrand stress
50
0
mobile immobile mobile immobile

tail suspension test forced swim test


Grafik 1. Gangguan sistem saraf dengan tail suspension test dan forced swim test dengan perlakuan
kontrol dan restrand stress

Berdasarkan tabel 1 dan grafik 1 dapat pengekangan yang mengganggu


diketahui bahwa kemampuan mobile kinerja saraf dalam tubuh.
tertinggi didapatkan pada uji forced swim Pengekangan juga dapat menyebabkan
test, yaitu 260, 25 s sedangkan yang meningkatnya sekresi hormon dan
terendah terjadi pada perlakuan kontrol tail menstimulus otot untuk melakukan
suspension test, yaitu 191,25 s. gerakan motorik.
Kemampuan imobile tertinggi pada Menurut Carlson (1988), behavior
perlakuan restrand stress uji tail (perilaku), saraf otonom dan sistem
suspension test, yaitu 115,75 s sedangkan hormon (endokrin) dapat dipengaruhi oleh
kemampuan imobile terendah terjadi pada emosi. Saraf otonom dan sistem hormon
perlakuan kontrol forced swim test, yaitu akan merespon saat adanya situasi yang
82,25 s. Kemampuan mobile (bergerak) mengancam dengan cara menjadi lebih
lebih tinggi pada perlakuan restrand stress aktif. Norepifirin dan epinefrin akan
dibandingkan perlakuan kontrol. Hal ini meningkatkan pelepasan pada kondisi
terjadi karena Mus musculus yang diberi stres. Darah mengalir ke otot akan
perlakuan stress akan memiliki motivasi meningkat akibat norepifirin dengan
yang tinggi sehingga akan aktif bergerak meningkatkan pengeluaran darah dari
dibandingkan pada Mus musculus dengan jantung. Sedangkan epinefrin
perlakuan kontrol. mempengaruhi metabolisme glukosa
Hal ini sesuai dengan pandapat menyebabkan penyimpanan nutrisi di otot
Wulangi (1990) yang menyatakan bahwa meningkat, sehingga aktivitas motorik
rangsangan akan dapat diterima oleh saraf tinggi (Carlson, 1988).
baik dari sekitar maupun dari dalam tubuh Menurut Kuhn (1978), hewan
sendiri, serta dapat mempengaruhi aktifitas yang dikekang diketahui melalui
otot dan saraf otonom. Tubuh dapat immobility time yang lebih singkat
menjadi tidak stabil akibat adanya dibandingkan dengan kelompok yang tidak
dikekang. Immobility time pada mencit mempertahankan usaha dalam situasi
dapat diasumsikan sebagai suatu keadaan terjebak. Immobility time dapat dilihat
putus asa pada manusia dan merupakan sebagai respon adaptasi pada situasi
salah satu dari sindrom depresi yaitu terjadi terperangkap. keadaan ini sebagai perilaku
penurunan minat dan motivasi. Immobility putus asa dengan mencerminkan keadaan
time ini juga dapat dipertimbangkan mood yang turun.
sebagai sebuah ketidakinginan untuk

KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilkasanakan didapatkan kesimpulan y
1. Pada mencit dengan perlakuan 2. Pada saat tail suspension test
restrand stress mempunyai maupun forced swim test
motivasi yang tinggi ditandai didapatkan bahwa pada mencit
dengan gerakan immobile yang restrand stress memiliki gerakan
rendah. mobile yang tinggi dibandingkan
mencit kontrol.

DAFTAR PUSTAKA
Betram, G. Katzung. 2004. Farmakologi
Dasar dan Klinik. EGC. Jakarta.
McKay R: Stem cells and the cellular
organization of the brain. J Neurosci
Res 2000;59:298. [PMID:
10679764].
Pagarra, Halifah dan Adnan. 2011.
Struktur Hewan. Jurusan Biologi
FMIPA UNM. Makassar.
Pratiwi, DA. 1996. Biologi. Erlangga.
Jakarta.
Tan, Hoan Tjay. dan Rahardja. 2002.
Farmakologi. EGC. Surabaya.
Tjay, T.H. dan Rahardja, K. 2002. Obat
Obat Penting. PT Elex Media
Kompoitindo Gramedia. Jakarta.
LAMPIRAN
Tabel 1. Gangguan sistem saraf dengan tail suspension test dan forced swim test dengan
perlakuan kontrol dan restrand stress
Kelompok Tail Suspension Test Forced Swim Test
Mobile Immobile Mobile Immobile
k s k s k s k s
1\5 184 197 176 163 237 275 123 85
2\6 278 304 82 56 268 222 92 138
3\7 146 294 214 66 348 340 12 20
4\8 157 182 203 178 298 204 102 196
Rata-Rata 191,25 244,25 168,75 115,75 287,75 260,25 82,25 109,75

A B

Gambar 1. Mencit dengan perlakuan forced swim test.


Keterangan : A) kontrol, B) restrand stres

Anda mungkin juga menyukai