Anda di halaman 1dari 95

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES I


KRAMAT JATI

Oleh :
CHRISTINA MEDIANA

Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan


Tunas Harapan
Jl. Bendera Raya Intisari III. Kalisari Pasar Rebo
JAKARTA TIMUR

2015

LEMBAR PENGESAHAN
CHRISTINA MEDIANA

Dihadapkan ke Panitia Penguji Pratek Kerja Lapangan


Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan Tunas Harapan
Pada Tanggal :
12 Januari 2015

Kepala Sekolah

Pembimbing

Smk Analis Kesehatan Tunas Harapan

Drs. H.Endang . S . M.pd

KRISTIN PUJIATI Spd

KATA PENGANTAR
Penulisan laporan praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan hasil
kerja praktik di Laboratorium Rumah Sakit Dik Pusdikkes Jakarta
Timur. Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mengikuti uji
kompetensi di Sekolah Menengah Analis Kesehatan Tunas Harapan.
Laporan ini yang berjudul Pemeriksaan Laboratorium di Rumah
Sakit Dik Pusdikkes yang secara garis besar tersusun atas : Bab 1
pendahuluan , Bab 2 Tinjauan institusi, Bab 3 Tinjauan Pustaka , Bab 4
Bahan dan metode analisi),Bab 5 Hasil dan pembahasan, Bab 6
kesimpulan dan saran
Puji serta syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunianya kami dapat melaksanakan praktik
kerja lapangan dan pembuatan laporan dengan baik sehingga dapat di
selesaikan pada waktunya, selanjutnya dengan tulus kami mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat kesehatan
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik
Kerja Lapangan.
2. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan
kepada kami.
3. Bapak H.Endang Sukirman , M.pd . Selaku kepala sekolah Smk
Analis Kesehatan Tunas Harapan.
4. Ibu Kristin Pujiati Spd selaku pembimbing lapangan, yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan selama Praktik Kerja
Lapangan.

5. Seluruh guru Smk Analis Kesehatan Tunas Harapan.


6. Bapak I Gede Sanjaya , Selaku kepala Laboratorium dan
pembimbing rumah sakit, serta staff laboratorium yang telah
membimbing dan membantu kami selama Praktik Kerja
Lapangan.
7. Rekan rekan siswa angkatan 22 yang telah berjuang selama
kurang lebih 3 tahun di Smk Analis Kesehatan Tunas Harapan.
Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari
sempurna, mengingat kemampuan dan pengetahuan kami yang sangat
terbatas. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran,kritik,serta
masukan lainnya dari pihak untuk kemajuan di masa mendatang.
Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan siswa siswi Smk Analis Kesehatan Tunas Harapan.

Jakarta,12 januari 2015

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul....i
Lembar Pengesahan................................................................................ii

Kata Pengantar.......................................................................................iii
Daftar Isi................................................................................................. v
Bab I Pendahuluan
1.1

Latar Belakang................................................................... 1

1.2.1

Tujuan Praktek Kerja Lapangan..........................................2

1.2.2

Tujuan Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan.............3

Bab II Tinjauan Institusi


2.1

Sejarah Rumah Sakit Dik.Pusdikkes....................................4

2.2

Pemrakarsa..........................................................................5

2.3

Visi Misi RS Dik Pusdikkes Kodiklat Angkatan Darat........6

2.4

Struktur Organisasi Rumah Sakit .......................................7

2.4.1 Struktur Organisasi Laboratorium ......................................8


Bab III Tinjauan Pustaka
3.0

Hematologi.........................................................................9

3.1

Hematologi Rutin................................................................9

3.2

Hematologi Lengkap...........................................................13

3.3

Hemostasis.........................................................................14

3.4

Urinalisa............................................................................14

3.5

Kimia Darah......................................................................16

3.6

Faeces Rutin......................................................................18

3.7

Imunoserologi...................................................................19

3.8

Mikrobiologi......................................................................19

3.9

Elektrolit............................................................................19

Bab IV Bahan dan Metode


4.1

Hematologi.......................................................................21

4.2

Hemostatis........................................................................38

4.3

Urinalisa............................................................................43

4.4

Kimia Darah......................................................................58

4.5

Parasitologi.................................................................... ..65

4.6

Imunoserologi....................................................................67

4.7

Mikrobiologi......................................................................70

Bab V Hasil dan Pembahasan


5.1

Hematologi .................................................................... 73

5.2

Kimia Darah....................................................................79

5.3

Serologi............................................................................81

Bab VI Simpulan dan Saran ...............................................................83


Daftar Pustaka......................................................................................84
Lampiran..............................................................................................86
Riwayat Hidup........................................................................................89

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Sekolah Menengah Analis Kesehatan Tunas Harapan merupakan unit
pendidikan dibawah lingkungan yayasan pendidikan putera yang menyiapkan
tenaga kerja tingkat menengah yang produktif, terampil,dan mandiri untuk
mengisi tenaga kerja di bidang analis kesehatan dalam upaya mempercepat
dan memperkokoh pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan
nasional. Untuk mencapai hal itu, perlu ada kemitraan antara sekolah dengan
dunia kesehatan, dengan cara turut membantu kekurangan sekolah melalui
praktik kerja lapangan (PKL).
Praktik kerja lapangan dilaksanakan berdasarkan kurikulum sekolah
menengah kejuruan Analis Kesehatan Tunas Harapan yang di laksanakan
pada kelas 12 semester ke 1.
Adapun kegiatan ini dapat dilakukan di berbagai perusahaan dari instansi baik
pemerintah maupun swasta atas keinginan dan persetujuan dari siswa-siswi
dan institusi yang bersangkutan .
Rumah Sakit Dik Pusdikkes Kramat Jati sebagai suatu unit kesehatan dapat
dijadikan sebagai lokasi kegiatan Praktek Kerja Lapangan siswa siswi
kesehatan karena pada instansi tersebut terdapat berbagai hal yang
berhubungan dengan kesehatan teruma berinteraksi banyak dengan pasien.
Di dalam kegiatan ini siswa siswi diberi kesempatan untuk menambah ilmu
pengetahuan dan pengalaman dari pengajar dari dalam lingkungan Rs. Dik
Pusdikkes Kramat jati.
Berikut ini adalah Laporan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang
dilakukan di Laboratorium kesehatan yang terdapat di Rs. Dik Pusdikkes
Kramat Jati selama 1 bulan.

1.2.1

TUJUAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


Tujuan Umum
Bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar dan keterampilan kepada

siswa agar memperoleh hasil yang efesien,efektif dan optimal dalam memperoleh ,
mengolah , menganalisa data atau informasi serta menginterprestasikan hasilnya pada
saat intervensi kepada klien atau penderita.
Tujuan Khusus
A. Memberikan pengalaman belajar dan keterampilan kepada siswa dalam
merencanakan,

mempersiapkan

pengambilan

sampel/spesimen

dan

mengadakan pemeriksaan.
B. Meningkatkan motivasi siswa tentang manfaat pemeriksaan laboratorium.
C. Melatih pengembangan kerjasama dengan tenaga kesehatan.
D. Melatih dan mengembangkan sikap dan keterampilan siswa dalam pemberian
pelayanan kesehatan khususnya pelayanan laboratorium.

1.2.2

TUJUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


Adapun tujuan penulisan laporan praktik kerja lapangan adalah :
A. Sebagai laporan pertanggung jawaban setelah melaksanakan
praktek kerja lapangan.

B. Untuk menambah kemampuan dalam berfikir dan memecahkan


masalah dalam mengevaluasi hasil analis serta membahasnya.
C. Melatih siswa untuk dapat menuangkan suatu pokok permasalahan
beserta hasil pemecahannya dalam bentuk tulisan.
D. Sebagai bahan pembendarahan sekolah mempunyai industri
tempat pelaksanaan praktek kerja lapangan,serta sebagai sarana
penunjang pengetahuan bagi siswa angkatan 22 semuanya.

BAB II
TINJAUAN INSTITUSI
2.1

SEJARAH RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES

Pusdikkes Kodiklat TNI AD merupakan pelaksana yang berkedudukan langsung


dibawah kodiklat TNI AD, dengan tugas pokok membina serta melaksanakan
pendidikan kecabangan kesehatan yang meliputi pendidikan pembentukan,
pendidikan

pengembangan

umum,

pendidikan

pengembangan

spesialisasi,

pendidikan peralihan dan pendidikan pendidikan lain yang di tentukan oleh satuan
atas serta melaksanakan penelitian, pengembangan pendidikan dan pengajaran
kesehatan.
Sejarah terbentuknya cikal bakal Pusdikkes Kodiklat TNI AD secara de vacto bisa
dikatakan dimulai pada pertengahan tahun 1951, melalui pendidikan calon Intruktur
Kesehatan Lapangan/ Militer yang diambil dari DKT Teritorial. Dalam kurun waktu

tahun 1951 sampai dengan sekarang Pusdikkes Kodiklat TNI AD telah tumbuh dan
berkembang sejalan dengan situasi dan kondisi TNI AD saat itu. Walaupun telah
terjadi beberapa kali perubahan status organisasi, mulai dari terbentuknya sampai
saat ini, Pusdikkes Kodiklat TNI AD tetap dapat melaksanakan tugas pokoknya
dengan baik.

2.2.

PEMRAKARSA

Pendidikan dan Latihan secara Intensif dan terpusat ditangani dan dibina dengan baik
demi pembangunan Djawatan Kesehatan Tentara. Dalam rangka pembangunan
personel/ tenaga DKT AD selain dibukanya kesempatan bagi para ex mahasiswa
Ika Dai Gakku, maka Pimpinan Kesehatan Tentara segera merencanakan Pendidkan
dan Latihan sesuai dengan kebutuhan Organisasi Militer modern. Maka Pendidikan
Kesehatan Lapangan segera ditangani secara :
A. SentraI ( dibawah koordinasi Pusat ).
B. Lebih teratur dan di programkan.
C. Sistematis dan terarah.
D. Seragam dan bertingkat ( TA, BA, PA ).
E. Dengan memperoleh tenaga tenaga pengajar, sarana dan fasilitaspendidikan
( termasuk biaya ) yang semakin meningkat dan diprogramkan pula.
Guna terus meningkatkan dan memperluas kegiatan dibidang pendidikan Keslap,
pendidikan/ latihan bagi para pelatihpun mendapat perhatian dan bimbingan secara
kusus, sehingga pada tanggal 15 Januari 1953 keluarlah surat keputusan KASAD
Nomor : 5/KASAD/KPTS/53 tentang adanya sekolah pelatih Kesehatan. Kemudian
untuk menegakan kewibawaan instruktur instruktur dan guru guru pada sekolah

militer DKT AD serta untuk memperlancar pencapaian tujuan pendidikan, pada


tanggal

25

Maret

1953

keluarlah

surat

keputusan

KASAD

Nomor

48/KASAD/KPTS/53 tentang lencana untuk instruktur dan guru pada sekolah militer
di lingkungan DKT AD
2.3.

VISI DAN MISI RUMAH SAKIT PUSDIKKES KODIKLAT TNI-

ANGKATAN DARAT
2.3.1

Visi

Menjadi nara sumber untuk Kesehatan Lapangan di jajaran TNI Angkatan Darat/TNI
serta menjadi wadah pembentukan Prajurit Kesehatan TNI Angkatan Darat yang
profesional dan disiplin.

2.3.2 Misi
A. Menumbuhkan jiwa korsa, kejuangan, kebanggaan, dan kesadaran sebagai
Prajurit Kesehatan.
B. Memberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan
kebutuhan lapangan penugasan.
C. Menjadikan Prajurit Kesehatan yang mampu bertugas di segala situasi dan
kondisi.
D. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengembangan yang
bermutu.

PUSDIKKES KODIKLAT TNI AD


RUMAH SAKIT PENDIDIKAN

2.4 STRUKTUR ORGANISASI RUMAH


SAKIT DIK PUSDIKKES
KARUMKITDI
K
WAKA

KOMITE PATIENT

KAUR YANMED

* SUB YAN UMUM &


GIGI
* SUB YAN SPESIALIS

KOMITE MEDIK

KAUR JANGUM JANGMED

* SUB BEKKES & RESTITUSI


* SUB GIZI & RANSUM
PENDERITA

KAUR DIKLAT

* SUB RIKKES /
MCU

KABINAT
YANKESMASUM
KAUR MINKU (BENDAHARA)

* SUB SDM

* SUB
KEUANGAN &
* SUB PENYUSUSNAN ANGGARAN
AKUNTASI
& PROGRAM* SUB
* SUB PENDIDIKAN
MARKETING
* SUB UR OJT / PKL

* SUB REKAM MEDIS


* SUB PSRS

* SUB PERBENDAHARAAN RAWAT


INAP & UNIT KHUSUS

PAUR

BATITUUD

* SUB PERBENDAHARAAN RAWAT


JALAN & ALAT CANGGIH
* SUB VERIFIKASI & AKUNTASI

KA UNIT RAWAT JALAN

* KA POL UMUM, GIGI &


SPESIALIS
* KA LABORATORIUM

KA UNIT RAWAT INAP

SMF

KA UNIT GADAR

KA UNIT BEDAH &


ANASTESI

KA RUANG UGD

* KA RUANG MELATI
* KA RUANG MAWAR

KATIM KESLAP

* KA RUANG DAHLIA

* KA KAMAR
BEDAH
* KA TIND MINOR

* KA RADIOLOGI

* KA RUANG SERUNI

* KA APOTEK

* KA RUANG
BOUGENVILLE

* KA ANESTHESI

* KA RUANG ANGGEREK

2.4.1 STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM


KEPALA
LABORATORIUM

GEDE SANJAYA

HEMATOLO
GI

KIMIA
DARAH

SEROLOGI
/
IMUNOLOG

PARASITOLO
GI

KIMIA

BAKTERIOLO
GI

ASTY
FERMASWA
TI

FERRY
BUDIARTI

ENDAH
PUSPITASA
RI

SRI WORO
BUDI
HARTANI

YULI
WAHYUNINGS
IH

ASTY
FERMASWA
TI

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.0

HEMATOLOGI

Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, sel-sel darah
meliputi pembentukan, fungsi, morfologinya baik fisiologis maupun patologis, organ
pembentuk darah dan penyakitnya.
Hematologi berasal dari kata Yunani (haima) yang berarti "darah" dan
(logos) yang berarti "ilmu". Jadi secara singkat hematologi artinya ilmu darah.
3.1

HEMATOLOGI RUTIN

3.1.1

HEMOGLOBIN

Didalam Tubuh kita ini ada darah yang paling utama, Jumlahnya sangat banyak. Kita
tidak bisa menghitung manual (5 juta sel/cc buat laki-laki dewasa, 4 juta sel/cc buat
perempuan dewasa). Inilah Bentuk Eritrosit, ingat!!! Eritrosit Tidak Berinti, dan
warna merah itu disebabkan adanya Hemoglobin (Hb) yang memiliki unsur Zat besi.

Berarti Eritrosit itu mempunyai bagian yaitu Hemoglobin. Kita tau yang namanya
Anemia? itu berarti dia kekurangan Hb atau Hemoglobin. Hemoglobin ini Fungsinya
sebagai Pengikat Oksigen.
Hemoglobin itu kaitannya dengan Pengikat Oksigen dan Memberikan warna darah
menjadi merah.

Kemudian dari mana darah ini di produksi? di bagian Sumsum tulang belakang.
Eritrosit itu hanya berumur sekitar 120 hari. Sel yang sudah tua itu dihancurkan di
Hati, Kemudian Hemoglobin tadi dirombak, kemudian di jadikan pigmen Bilirubin.

3.1.2

HEMATOKRIT

10

Hematokrit adalah hematokrit merupakan suatu hasil pengukuran yang menyatakan


perbandingan sel darah merah terhadap volum darah. kata hematokrit berasal dari
bahasa.Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume,
pcv) adalah persentase volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara.
Tes hematologi rutin. hitung darah lengkap -hdl- atau darah perifer lengkap dpl(complete blood count/full blood count/blood panel).
3.1.3

TROMBOSIT

Trombosit atau keping darah. Yang paling mudah diingat kalo trobosit kaitannya
dengan Proses Pembekuan Darah/ Proses Penyembuhan Luka. Jumlah sel Trombosit
Sekitar 200 rb - 500 rb sel/cc.

11

3.1.4

LEUKOSIT

Leukosit, atau yang kita kenal sebagai Sel darah Putih. Sel darah Putih ini jumlahnya
sekitar 6 ribu sampai 9 ribu sel/cc. Sel darah ini merupakan yang berjasa untuk
melawan zat asing yang masuk kedalam Tubuh. Jadi Fungsi darah itu sebagai Prajurit
tubuh kita. Tapi Jumlahnya tergantung sengan zat asing yang masuk ke dalam tubuh
kita. Kata yang paling pas adalah sebagai Antibodi. Cara untuk membasmi bibit
penyakit/benda asing tersebut dengan cara Fagosit (pemakan).

Ada istilah, Leukopeni (berkurangnya jumlah leukosit kurang dari 6 rb


sel/cc ).Leukositosis ( Jumlahnya melebihi normal di atas 9 rb sel/cc darah ). Sel
darah putih mempunyai Inti.
Leukosit itu sendiri terdiri dari 2 (dua) jenis
Pertama Granulosit yaitu leukosit yang sitoplasmanya kasar
Granulosit ada 3 Jenisnya:

1. Eosinofil --- mengandung Granula Berwarna Merah (eosin) disebut juga Asidofil.
berperan dalam reaksi alergi.

12

2. Basofil --- mengandung Granula Berwarna Biru (basa). berperan dalam reaksi
inflamasi. atau peradangan.
3. Netrofil --- Netrofil Batangan berperan sebagai membunuh Antigen dan memory
antigen biar lebih mudah saya berikan contoh, kalian pernah sakit Cacar air?
Biasanya yang sudah pernah terkena cacar air, sudah tidak pernah terkena cacar air
lagi. Itu disebabkan Netrofil tadi memiliki memory tentang penyakit cacar air,
sehingga jika penyakit cacar datang lagi ketubuh manusia, maka Netrofil sudah tau
cara membasmi dengan tepat sehingga Orang tersebut tidak terjangkit cacar air
kembali., Netrofil Segmen, atau bisa disebut PMN (Poly Morpho Nuclear). berperan
dalam fagositosis.

Agranulosit , leukosit yang tidak memiliki granula, ada 2 jenis :


1. Limfosit-----Berperan dalam Imun Spesifik.
2. Monosit-----Ukurannya yang paling besar. Fagositosis.
3.2

HEMATOLOGI LENGKAP

3.2.1

ERITROSIT

Eritrosit disebut juga sebagai sel darah merah. Warna merah pada eritrosit disebabkan
oleh adanya hemoglobin. Hemoglobin tersusun dari senyawa besi hemin dan suatu
jenis protein, yaitu globin. Peranan utama eritrosit adalah sebagai pengangkut
oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Peranan lain eritrosit adalah menjaga keseimbangan asam-basa cairan darah dan juga
mengangkut O2 di dalam tubuh. Setiap molekul hemoglobin (Hb) mengandung 4
atom besi dan setiap atom besi dapat mengangkut 1 molekul oksigen (O2). Molekulmolekul oksigen tersebut diangkut oleh Hb dalam bentuk oksihemoglobin.
Jumlah eritrosit pada seorang pria dewasa 5.400.000 sel per mm3 dan pada seorang
wanita dewasa 4.800.000 sel per mm3. Diameter sel-sel ini sekitar 7 mikron

13

dengan ketebalan 2 mikron, sedangkan kadar hemoglobin normal berkisar antara 14


sampai 16 gram per 100 milimeter darah.
Pembentukan eritrosit terjadi di dalam sumsum tulang pipih (tulang belakang) dan
tulang pipa. Umur eritrosit rata-rata 120 hari, setelah itu akan dihancurkan di dalam
limpa dan hati. Kurang lebih 3 juta sel yang dihancurkan setiap detiknya dan
sebanyak itu pula harus dihasilkan eritrosit yang baru. Senyawa hemin dari
hemoglobin yang sudah dihancurkan diubah menjadi pigmen empedu berupa
biliverdin dan bilirubin. Sebagian besar zat besi dari penghancuran haemoglibin
tersebut diangkut kembali ke dalam sumsum tulang untuk pembentukan eritrosit
baru.
3.2.2

LAJU ENDAP DARAH

Kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku,dengan satuan


mm/jam.
Tujuan pemeriksaan : untuk mengetahui laju endap darah didalam tubuh seseorang.
3.3

HEMOSTASIS

3.3.1

MASA PERDARAHAN (BT)

Bleeding Time adalah waktu lamanya berdarah atau waktu yang diperlukan untuk
berhentinya darah mengalir.
Tujuan pemeriksaan : untuk mengetahui waktu yang terukur sejak timbulnya sampai
berhentinya perdarahan.
3.3.2

MASA PEMBEKUAN (CT)

Clotting Time atau masa pembekuan memiliki tujuan untuk menentukan waktu yang
diperlukan darah untuk membeku.
Tujuan pemeriksaan : untuk mengetahui waktu yang diperlukan darah untuk
membeku .

14

3.4

URINALISA

3.4.1

PH

Derajat keasaman air seni. PH dikatakan asam (acid) bila nilai PH dibawah
normal,dan PH dikatakan basa (alkali) bila nilai PH diatas normal.
3.4.2

BERAT JENIS (BJ)

Dipengaruhi oleh tingkat keenceran air seni. Pada orang normal,berat jenis urine
adalah

1.015-1.025.

seberapa

banyak

anda

minum

atau

berkemih

akan

mempengaruhi BJ urine semakin banyak berkemih,akan semakin rendah BJ


,demikian sebaliknya.
3.4.3

KETON

Merupakan sampah hasil metabolisme lemak.jika persediaan glukosa menurun,maka


untuk mencukupi suplai energy,cadangan lemak yang ada di metabolisme.
3.4.4

PROTEIN

Penetapan kadar protein ditetapkan berdasarkan timbulnya kekeruhan pada urin


dengan dipanaskan dan ditambahkan asam asetat untuk mencapai atau mendekati
titik iso elektrik protein.
Tujuan pemeriksaan : untuk menentukan adanya protein dalam urin.
3.4.5

REDUKSI

Pemeriksaan uji laboratorium untuk mengetahui kadar gula pada pasien.


Tujuan pemeriksaan : untuk mengetahui terjadinya reduksi pada urin pasien,guna
menentukan ada atau tidaknya gula (glukosa) dalam urin.
3.4.6

UROBILINOGEN

Pigmen alami dalam urine yang menghasilkan warna kuning. Ketika urine kental,
urobilin dapat membuat tampilan warna oranye kemerahan yang intensitasnya

15

bervariasi dengan derajat oksidasi,dan kadang kadang menyebabkan kencing


terligat merah atau berdarah .
3.4.7

SEDIMEN

Pemeriksaan mikroskopik yang berguna untuk mengetahui kelainan pada ginjal dan
saluran kemih serta berat ringannya penyakit.
Tujuan pemeriksaan : untuk mengetahui ada tidaknya unsur sedimen dalam sampel
urin.

3.5

KIMIA DARAH

3.5.1

GLUKOSA SEWAKTU

Pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap waktu sepanjang hari tanpa
memperhatikan makanan terakhir yang dimakan dalam kondisi tubuh orang tersebut.
Tujuan pemeriksaan : untuk mengetahui kadar gula darah pada tubuh seseorang.
3.5.2

GLUKOSA PUASA

Pengukuran tingkat glukosa darah seseorang setelah orang tersebut puasa selama 812jam.
Tujuan pemeriksaan : untuk mengetahui kadar gula darah pada tubuh seseorang
selama berpuasa.
3.5.3

GLUKOSA 2 JAM PP

Pemeriksaan yang dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien menyelesaikan makan


Tujuan pemeriksaa : untuk mengetahui kadar gula darah pada tubuh seseorang
setelah 2 jam selesai makan.
3.5.4

PROTEIN TOTAL

16

Merupakan pengukuran total jumlah protein dalam darah.


Tujuan pemeriksaan : untuk mengetahui kadar protein dalam darah
3.5.5

ALBUMIN

Protein yang disintesis oleh hati dan juga terdapat didalam aliran darah.
Tujuan pemeriksaan : untuk mengetahui kadar albumin dalam serum penderita
3.5.6

BILIRUBIN

a. Bilirubin direk/bililrubin terkonjugasi


Bilirubin bebas yang terdapat dalam hati dan tidak lagi berkaitan dengan albumin
b. Bilirubin total
Bilirubin belum berkembang sempurna sehingga kadar bilirubin yang ditemukan
Sangat tinggi.
Tujuan : untuk menentukan kadar bilirubin dalam darah dan mendiagnosa Penyakit
hati.
3.5.7

SGOT

Enzim yang biasanya hadir di sel hati dan jantung.


Tujuan pemeriksaan : untuk mengetahui kadar SGOT didalam darah seseorang secara
fotometris.
3.5.8

SGPT

Merupakan enzim yang banyak ditemukan pada sel hati.


Tujuan pemeriksaan : untuk mengetahui fungsi hati.
3.5.9

UREUM

Ureum adalah produk degradasu akhir, protein asam amino dan deaminasi amonia
yang terbentuk dalam proses ini di metabolisme menjadi ureum dihati. Ini adalah

17

jalur katabolisme yang paling penting untuk menghilangkan kelebihan-kelebihan


nitrogen dalam tubuh manusia .
Tujuan pemeriksaan : untuk mendiagnosa fungsi ginjal
3.5.10 CREATININ
Kreatinin merupakan produk sisa dari perombakan kreatinin fosfat yang terjadi di
otot. Kreatinin adalah zat racun dalam darah, terdapat pada seseorang yang ginjalnya
sudah tidak
berfungsi dengan normal. Kadar kreatinin pada pria max 1.6 kalau sudah melebihi
1.7 harus hati hati. Jangan jangan nanti memerlukan cuci darah.
Tujuan pemeriksaan : untuk menetapkan kadar kreatinin pada serum atau plasma
jernih.
3.5.11 ASAM URAT
Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan dari
metabolisme/pemecahan purin. Asam urat sebenarnya merupakan antioksidan dari
manusia dan hewan,tetapi bila dalam jumlah berlebihan dalam darah akan mengalami
pengkristalan dan dapat menimbulkan gout .
Tujuan pemeriksaan : mengetahui kadar asam urat dalam darah atau membuktikan
adanya penyakit gout atau kelainan fungsi ginjal .
3.5.12 KOLESTROL TOTAL
Jumlah total kandungan kolestrol dalam darah. Kolestrol diprosduksi oleh tubuh
sendiri dan juga datang dari asupan makanan yang kita konsumsi ( produk hewani).
Tujuan pemeriksaan : untuk mengetahui kadar kolestrol total dalam darah.
3.5.13 TRIGLISERIDA

18

Tipe lemak lain dalam darah level TG yang tinggi u,umnya menunjukkan bahwa
anda makan lebih banyak kalori dari pada kalori yang dibakar untuk aktivitas, karena
itu level TG biasanya tinggi pada pasien yang gemuk atau pasien diabetes
Tujuan pemeriksaan : untuk mengetahui kadar lemak dalam darah.
3.6

FAECES RUTIN

3.6.1

PROTOZOA

Biasanya didapati dalam bentuk kista,bila konsistensi tinja cair baru didapatkan
bentuk trofozoit.
3.6.2

TELUR CACING

Telur cacing yang mungkin didapat yaitu Ascaris lumbricoides , Necator


americanus,Enterobius vermicularis, Trichuris trichura,Strongyloides stercoralis dan
sebagainya.
3.7

IMUNOSEROLOGI

3.7.1

WIDAL

Salah satu pemeriksaan serologi yang bertujuan untuk menegakkan diagnosa demam
tipoid. Uji widal positif artinya ada zat anti (antibodi) terhadap kuman
salmonela,menunjukkan bahwa seseorang pernah kontak/terinfeksi dengan kuman
salmonella tipe tertentu.
Tujuan pemeriksaan : untuk mendeteksi adanya antiboi (kekebalan tubuh ) terhadap
kuman salmonella dengan cara mengukur kadar aglutinasi antibodi terhadap antigen
O.
3.7.2

GOLONGAN DARAH

Pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat
antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah.
Tujuan pemeriksaan : untuk menentukan golongan darah seseorang.

19

3.8

MIKROBIOLOGI

3.8.1

BASIL TAHAN ASAM

Salah satu teknik pewarnaan sputum untuk menentukan mikobakterium tuberculosis.


Tujuan pemeriksaan : untuk menentukan adanya mikobakterium tuberculosis,yang
setelah dilakukan pewarnaan bakteri ini tidak mengalamai perubahan warna oleh
alkohol asam.

3.9

ELEKTROLIT

3.9.1

NATRIUM (Na)

Kation terdapat banyak pada cairan elektrolit ekstra seluler (luar sel),mempunyai
efek menahan air.
3.9.2

KALIUM (K)

Elektrolit yang berada pada cairan vaskuler dan 90% dukeluarkan melalui urine,ratarata 40 mEq/L atau 24-120 mEq/L 24 jam walau input kalium rendah
Tujuan pemeriksaan : untuk mengetahui kadar kalium dalam darah.
3.9.3

CHLORIDA (CL)

Merupakan anion yang banyak terdapat pada cairan ektra seluler,tidak berada dalam
serum,bersama NA menentukan osmolalitas CL sebagian besar terikat dengan NA
dalam bentuk NaCL .

20

BAB IV
BAHAN DAN METODE
D.1

HEMATOLOGI
Di Rumah Sakit Dik. Pusdikkes didalam pemeriksaan Hematologi
Lengkap menggunakan alat yang ber merk Medonic M20
Analyzer.
Untuk memudahkan serta mempercepat hasil Diagnosa Laboratorium
kepada Pasien .
kelompok kami akan membahas tuntas cara manual satu per satu
materi Hematologi yang kami pelajari selama Praktik Kerja
Lapangan Di Rs.Pusdikkes Selama 1 Bulan ini.
Bertujuan Agar para pembaca bisa lebih mengerti akan pelajaran
Hematologi ini.
Selamat Membaca

21

D.1.1 HEMOGLOBIN

Tujuan

Untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam Darah.


Metode : Sahli

Peralatan :
a.Warna standard
b.Tabung haemometer
c.Pipet sahli
d.Batang pengaduk
Reagen :
a.Larutan HCL 0.1 N
b.Aquadest
Cara kerja :
A.Tabung haemometer diisi denganlarutan HCL 0.1Nsampai tanda
2 gr% Sampel darah dihisap dengan pipet sahli sampai Tanda 20 cm
B.Bagian ujung luar pipet dibersihkan dengan Kertas saring / tissue .
C.Darah segera ditiup dengan hati-hati ke dalam Larutan HCL 0.1 N
Atau aquadest
D.Ditunggu 5-10 menit untuk memberi kesempatan Terbentuknya
Asam hematin (95%)

22

Nilai normal :
A.Bayi baru lahir 15.2-23.6 gr/dl
B.Anak usia 1-3 tahun 10.8 12.8 gr/dl
C.Anak usia 4-5 tahun 10.7 14/7 gr/dl
D.Anak usia 6-10 tahun 10.8 15.6 gr/dl
E.Dewasa Pria 13.2 17.3 gr/dl
H.Dewasa wantita 11.7 15.5 gr/dl

D.1.2 HEMATOKRIT
Tujuan :
Untuk memeriksa nilai hematokrit metode Mikro dengan
Menggunakan darah kapiler
Metode : Mikrohematokrit
Prinsip :
Sejumlah darah dimasukkan kedalam tabung Kapiler lalu dilakukan
sentrifugasi untuk Mendapatkan nilai hematokrit yang diukur
Menggunakan Ht Reader
Peralatan :
A. Pipet kapiler
B. cenrifuge
C. Skala pembacaan
D. Lilin
Cara kerja :
A Tabung kapiler diisi dengan darah,Jika baru diisi dengan darah
EDTA, jika tabungbmerah (heparin) dengan darah segar.
B Salah satu ujung kapiler ditutup dengan lilin
C Putar dengan kecepatan 16.000rpm selama 5 menit
D Lapisan eritrosit diukur dengan Ht reader

23

Nilai rujukan :
A. Wanita 37-43 %
B. Pria 40-48 %
D.1.3 TROMBOSIT
Tujuan

Untuk mengetahui kelainan dalam proses Pembekuan darah.


Prinsip :
Darah diencerkan kedalam larutan Pengencer. Sel trombosit dihitung
dengan
Menggunakan mikroskop dan bilik hitung Improved neubauer dalam
1 bidang besar (25 bidang kecil).
Alat-alat :
a. Tabung widal
b..Mikropipet / pipet thoma eritrosit
c.Bilik hitung improved neubauer
d.Mikroskop
e. Counter
h. Spuite
i. Pipet pasteur
j. Cawan petri

24

Reagen

Beberapa larutan pengencer trombosit


A Larutan Ammonium oxalate 1%
Kristal Ammonium oxalat ...... 1 g
Aquadest................................ ad 100 ml

B Larutan rees ecker


Trisodium citrate .......... 3.8 g
Blilliant cresyl blue......... 30 mg
Formal dehide 40%......... 2 ml
Aquadest....................... ad 100 ml
Cara kerja :
A. Membuat pengenceran
cara tabung (pengenceran 100x)
1. dipipet 1000 ul larutan pengencer ke Dalam tabung reaksi.
2 di buang 20 ul larutan pengencer dari Tabung diatas.
3 ditambahkan 10 ul darah edta ke dalam Larutan dan dicampur rata
(sebelumnya) Kelebihan darah di luar pipet dihapus).
4 kocok sampai homogen
5 biarkan selama 2-3 menit.
Metode Pipet Thoma (pengenceran 100x)
1 pipet darah dengan menggunakan pipet Thoma eritrosit sampai
dengan angka 1 (sebelumnya kelebihan darah di luar pipet Di hapus).
2 pipet larutan pengencer sampai dengan Angka 101
3 kocok kocok suspensi tersebut menyeruPai angka 8
4 buang suspensi 2-3 tetes sebelum dimasukKan bilik hitung.

25

B. Mengisi Kamar Hitung


1 letakkan kamar hitung yang bersih dan kering dengan kac a Penutup
terpasang mendatar.
2 sentuhkan ujung pipet itu dengan sudut 30 derajat pada Permukaan
kamar hitung dengan menyinggung pinggiran kaca Penutup.
(perhatikan kamar hitunng dan tidak boleh ada Gelembung). Biarkan
kamar hitung itu terisi cairan perlahan-Lahan sesuai dengan daya
kapilaritasnya.
3 masukkan kamar hitung yang berisi sampel tersebut selama 10-15
menit kedalam cawan petri tertutup yang berisi air. Hal
Ini dilakukan agar trombosit mengendap/bentuk trombosit
Tetap dan mencegah terjadinya evaporasi (penguapan)
C. Menghitung Jumlah Sel
1. gunakan lensa objektif 10x. Untuk mencari lapang pandang
(kondensor diturunkan,diafragma ditutup)
2 jika sudah menemukan lapang pandang arahkan pada daerah
Trombosit. Pindahkan ke lensa objektif 40x.
3 hitung semua trombosit dalam bidang besar yang terletak Pada
daerah tengah
4. lakukan perhitungan pada bilik hitung atas dan bawah
5. 5 rata ratakan hasil keduanya (perbedaan antara kedua bilik
Hitung tidak boleh lebih dari 10%).
Perhitungan

A. Mencari Jumlah Pengenceran


a +_b = c
a
B. mencari jumlah larutan pengencer
{[c x a] a] } = b

26

A -> jumlah sampel darah


B -> jumlah larutan pengencer
C -> jumlah pengenceran

C. mencari volume bilik hitung ( luas x tinggi )


Luas 25 kotak R = 1 mm x 1 mm

= 1 mm2

Tinggi bilik hitung

= 0.1 mm

Vol.bilik hitung : 1 mm2 x 0.1 mm

= 0.1 mm 3

D. menghitung jumlah eritrosit


banyaknya sel eritrosit x pengenceran
vol. Bilik hitung
Catatan

Cara dengan memakai larutan pengencer ammonium oxalate 1%


memiliki kesalahan 8-10%, sedangkan memakai larutan pengencer
rees ecker sebesar 16-25%, penyebabnya karena faktor teknik
pengambilan samperl yang menyebabkan trombosit bergerombol
sehingga sulit dihitung. Pengenceran tidak akurat dan penyebaran
trombosit yang tidak merata
Nilai rujukan :
150.000 450.000 / ul

D.1.4 HITUNG JUMLAH LEUKOSIT


TUJUAN :

27

Untuk mengetahui kelainan sel darah putih yang bertanggungjawab


terhadap Imunitas tubuh

PRINSIP :
Darah diencerkan dengan larutan Turk maka eritrosit dan trombosit
akan dilisiskan oleh asam acetat dan leukosit akan diwarnai oleh
gentian violet. Leukosit dihitung menggunankan mikroskop dan bilik
hitung improved neubauer dalam 4 bidang besar (4W)
.
ALAT-ALAT :
A Tabung widal
B Mikropipet / Pipet thoma Leukosit
C Bilik hitung Improved Neubauer
D Mikroskop
E Counter
F Spuite
G Pipet Pasteur
REAGENT :
Larutan TURK
Komposisi
1. Asam asetat glasial . 1

ml

2. Gentian Violet 1 % . 1

ml

3. Aquadest ad 100 ml
PROSEDUR :
A. Membuat Pengenceran
Cara tabung (pengenceran 20x)

28

1.Dipipetkan 200 ul larutan TURK ke dalam tabung reaksi .


2. Dibuang 10 ul larytan turk dari tabung diatas.
3. Ditambahkan 10 ul darah EDTA ke dalam larutan dan dicampur rata
(sebelumnya kelebihan darah di luar pipet dihapus).
4. Kocok sampai homogen
5. Biarkan selama 2-3 menit (untuk memastikan bahwa sel darah
merah dan trombosit sudah lisis).
Metode Pipet thoma (Pengenceran 20x)
1. Pipet darah dengan menggunakan pipet Thoma lekosit sampai
dengan angka 0.5 (sebelumnya kelebihan darah di luar pipet dihapus).
2. Pipet larutan Turk sampai dengan angka 11.
3. Kocok-kocok suspense tersebut menyerupai angka 8.
4. Buang suspensi 2-3 tetes sebelum dimasukkan bilik hitung.
B. Mengisi Kamar Hitung
1. Letakan kamar hitung yang bersih dankering dengan kaca penutup
terpasang mendatar.
2. Sentukan ujung pipet itu dengan sudut 30 derajat pada permukaan
kamar hitung dengan menyinggung pinggiran kaca penutup.
(Perhatikan kamar hitung dan tidak boleh ada gelembung). Biarkan
kamar hitung itu terisi cairan perlahan-lahan sesuai dengan daya
kapilaritasnya
3. Biarkan kamar hitung itu selama 2 menit agar lekosit mengendap.

C. Menghitung jumlah sel


1. Gunakan lensa objektif 10x, untuk mencari lapang pandang
(Kondensor diturunkan, Diagfragma ditutup)

29

2. Jika sudah menemukan lapangan pandang arahkan pada daerah


leukosit. Pindahkan ke lensa objektif 40x
3. Hitung semua leukosit yang terdapat dalam keempat Bidang besar
pada sudut-sudut.
4. Mulailah menghitung dari sudut kiri atas terus kekanan kemudian
turun kebawah dan darikanan ke kiri turun lagi ke bawah dan mulai dari
kiri ke kanan. Cara seperti ini dilakukan pada keempat Bidang besar
5. Jika ditemukan sel yang letaknya menyinggung garis batas sebelah
atas dan kanan , maka sel tidak ikut dihitung. Sedangkan yang
menyinggung garis batas sebelah kiri dan bawah dihitung.
6. Untuk keakuratan hasil sebaiknya hasil setiap bidang besar perbedaan
hasilnya tidak lebih dari 10 sel antar bidang.
PERHITUNGAN :
A. Mencari Jum lah Pengenceran
a+b
=c
c
B. Mencari Jumlah Larutan Pengencer
{( c x a ) }=b
a : Jumlah Sample Darah
b : Jumlah Larutan Pengencer
c : Jumlah Pengenceran
C. Mencari Volume Bilik Hitung (Luas x Tinggi)
Luas 4 bidang bilik hitung = 4 mm x 1 mm = 4mm2
Tinggi bilik hitung

= 0.1 mm

Volume bilik hitung : 4mm2 x 0.1 mm

30

= 0.4 mm3

D. Menghitung Jumlah Leukosit

Banyaknya sel leukosit X Pengenceran


Volume bilik hitung

CATATAN :
A Bila pada hitung jenis leukosit didapatkan eritrosit berinti lebih dari
10 sel per 100 leukosit, maka hitung leukosi harus dikoreksi dengan

rumus

100
x h itung leukosi
100+Eri berinti

NILAI RUJUKAN LEKOSIT :


- 0 - 14 hari 9.000 - 30.000 l
- 15 - 60 hari 5.000 - 21.000 / l
- 2 - 72 bulan 5.000 - 19.000 / l
- 6 - 17 tahun 4.800 - 10.800 / l
- > 17 tahun 5.000 - 10.000 sel / l
MASALAH KLINIS MENGENAI LEKOSIT
1. PENINGKATAN JUMLAH :
Infeksi akut (pneumonia, turbekulosis, meningitis, apendisilitis,
tonsillitis, pielonefritis, peritonitis, pankreatitis, divertukulitis,
septicemia, demam rematik)leukemia nekrosis jaringan (infark
miokardial, sirosis hati, luka bakar, kanker organ, emfisema, ulkus
peptikum, penyakit kolagen, anemia hemolitik dan sel sabit, penyakit
parasitic, stress (pembedahan, demam, kekacauan emosional yang
berlangsung lama). Pengaruh Obat : Aspirin, heparin, digitalis,
epinefrin, lithium, histamine, antibiotic (ampisilin, eritromisin,
kanamisin, tetrasiklin, vankomisin, streptomisin), senyawa emas,

31

prokainamid, triamteren, allopurinol, kalium iodide, derivate didantoin,


fenotiazin.
2.PENURUNAN JUMLAH :
Penyakit hematopoetik (anemia aplastic, anemia pernisiosa,
hipersplenisme, penyakit Gaucher), infeksi virus, malaria,
agranulositosis, alkoholisme, SLE, artritis rheumatoid. Pengaruh Obat :
Antibiotik (peniisilin, sefalotin, kloramfenikol), asetaminofen,
sulfonamide, propiltiourasil, barbiturate, agen kemoterapi kanker,
diazepam, diuretic, klordiazepoksid, agen hipoglikemik oral,
indometasin, metildopa, rifampin, fenotiazin.
Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium
1. Obat yang dapat meningkatkan atau menurunkan jumlah leukosit
2. Waktu sampling: jumlah lekosit lebih rendah di pagi hari daripada
siang hari.
3. Usia: anak memiliki jumlah lekosit yang lebih tinggi, terutama usia 5
tahun pertama.

4.1.5 HITUNG JENIS LEUKOSIT


Tujuan :
Menghitung persentase jenis-jenis sel leukosit serta menilai Kelainan
sel darah secara keseluruhan baik mengenai warna Bentuk dan ukuran
juga adanya benda benda asing lain
Prinsip :

32

Darah dipaparkan diatas objeck glass, kemudian di cat dan di Dihitung


persentase jenis-jenis leukosit dengan menggunakan Mikroskop.

Peralatan :
A kaca objek
B Kaca penutup
C Pipet pasteur
D Mikroskop
E Counter
F Alat tulis

Bahan :
pewarnaan Field (Quick stain) / pewarnaan rapid
Stain A tdd
Methylene Blue
Na2HPO412H2O
KH2PO4
Aquadest

Stain B tdd
1.3 %
12.6 g
6.25 g
500 ml

Eosin
Na2HPO412H2O
KH2PO4
Aquadest

1.3 %
12.6 g
6.25 g
500 ml

Prosedur :
A. Cara membuat sediaan hapus darah
1 letakkan satu tetes darah pada 2-3 mm daari ujung kaca Objek.
Letakkan kaca penghapus dengan sudut 30-45 Derajat Terhadap kaca
objek didepan tetes darah.
2 tarik kaca penghapus ke belakang sehingga menyentuh tetes
Darah,tunggu sampai darah menyebar pada sudut tersebut

33

3 dengan gerakan yang mantap doronglah kaca penghapus Sehingga


terbentuk hapusan darah sepanjang 3-4 cm pada Kaca objek dan hapusan
darah harus berbentuk lidah api
4 biarkan hapusan darah mengering diudara
Gambar Jenis sel leukosit
Sel Basofil

Keterangan

Nilai rujukan

Ukuran sel 12-18 mikron


sitoplasmanya mengandung

0-1 %

granula tidak sama


besar,berwarna biru tua atau
ungu dapat menutupi inti
seperti terlihat pada gambar
disamping

Sel Eosinofil

Keterangan

Nilai rujukan

Ukuran sel 15-25


mikron,sitoplasmanya
mengandung granula yang
sama besar berwarna oranye
kemerahan seperti terlihat
pada gambar disamping

34

1-3 %

Sel Neutrofil Batang

Keterangan

Nilai rujukan

Ukuran sel 14-20 mikron


sitoplasma berwarna
kemerahan dengan granula

2-6 %

halus keunguan,inti
berbentuk batang berlkekuk
lebih dari setengan diameter
Sel Neutrofil Segmen

Keterangan

Nilai rujukan

Ukuran sel 14-20 mikron


Sitoplasma berwarna
kemerahan dengan granula
halus keunguan, inti terdiri

40-60%

dari beberapa bagian (2-5


lobus) yang dihubungkan
dengan filament benang
kromatin
Sel limfosit

Keterangan

Nilai rujukan

Ukuran sel bervariasi antara


10-15 mikron,inti mengisi
sebagisn besar sel dengan
kromatin padat bergumpal
biru-ungu dnegan sitoplasma
sedikit,umumnya tidak
mengandung granula

35

20 40 %

Sel Monosit

Keterangan

Nilai rujukan

Ukuran sel 15-25


mikron, berbentuk tidak
beraturan, bentuk inti
umumnya seperti ginjal
berwarna biru

2.8 %

ungu,sitoplasmanya berwarna
abu-abu kebiruan
mengandung granula halus
kemerahan

4.1.6

LAJU ENDAP DARAH


Tujuan :
Untuk menetapkan nilai koagulasi dan untuk Mengetahui kecepatan laju
endap darah.
Metode :Westergreen
Prinsip :
Laju endap darah adalah mengukur kecepatan Sedimentasi sel eritrosit
didalam plasma. Satuannya mm/jam proses pemeriksaan Sedimentasi
(pengendapan) darah diukur dengan Memasukkan darah kita ke dalam
tabung khusus Selama 1 jam. Makin banyak sel yang banyak
Mengendap maka makin tinggi LED nya.
Alat :
A Tabung westergreen
B Spuit
C Mikropipet

36

D Rak Led
Reagen :
Natrium sitrat 0.9%
Cara kerja :
A Dalam botol di pipet0.4 ml Na.sitrat
B Ditambahkan 1.6 ml darah segar lalu campur Perlahan lahan .
C Hisap darah dengan pipet westergren Menggunakan karet penghisap
sampai tanda o Dan pipet harus bersih dan kering.
D Letakkan pipet pada rak dan perhatikan posisi Nya betul-betul tegak
lurus pada suhu 18-25 derajat celcius . jauhkan dari cahaya Matahari dan
getaran.
E Setelah tepat 1 jam baca LED dengan melihat Tingginya lapisan
plasma ,Catat hasilnya dalam mm/jam.
Nilai normal :
-Wanita 0-20 mm/jam
-Pria 0-10 mm/jam

4.2

HEMOSTASIS

4.2.1

Masa perdarahan (BT)


TUJUAN :
Menilai fungsi factor-faktor hemostasis ekstravaskuler (keadaan otot di
sekitar pembuluh darah) serta pengaruh keadaan dinding kapiler dan
trombosit baik jumlah maupun fungsinya
METODE : IVY
PRINSIP :

37

Masa pendarahan menilai lamanya pendarahan yang terjadi bila


dilakukan
pembendungan dan penusukan pada permukaan dorsal lengan bawah
PERALATAN :
1. Lancet
2. Tensimeter
3. Stopwatch
4. Kapas alcohol
5. Tissue
PROSEDUR :
A Tensimeter dikenakan pada lengan atas dan dipompa sampai tekanan
40 mm hg(selama pemeriksaan berlangsung tekanan tensimeter harus
tetap)
B Bagian dorsal lengan bawah ditegangkan dengan kapas alcohol 70%
dan biarkan Kering.
C. Kulit bagian dorsal lengan bawah kemudian ditusuk pada bagian yang
tidak terdapat pembuluh darah vena pada kira-kira 3 jari dibawah lipat
siku sedalam 3 mm
D. Pada saat darah mulai terlihat keluar, stopwactch dijalankan. Tetesan
pertama harus mencapai diameter 5 mm atau lebih
E. Tetesan darah yang keluar dihisap setiap 30 detik dengan
menggunakan kertas tissue dan dijaga jangan sampai menekan kulit
sewaktu menghisap darah
F. Stopwatch dihentikan pada waktu darah tidak bisa dihisap lagi dan
dicatat waktu yang diperlukan tersebut

38

NILAI RUJUKAN :
1 6 Menit
CATATAN :
A Jika didapat tetesan darah pertama lebih kecil dari tetesan kedua dan
semakin membesar pada tetesan berikutnya, kemungkinan yang tertusuk
adalah pembuluh darah vena. Hasil tersebut tidak dapat digunakan dan
pemeriksaan harus diulang.
B Percobaan masa pendarahan batal jika didapatkan bercak pada tetesan
pertama < 5 mm atau masa pendarahan kurang dari 1 menit
METODE : DUKE
PRINSIP

Masa pendarahan menilai lamanya pendarahan yang terjadi bila


dilakukkan penusukan pada daerah telinga
PERALATAN :
1. Lancet
2. Stpwatch
3. Kapas alchol
4. Tissue
PROSEDUR :
1. Bersihkan anak daun telinga dengan kapas alcohol 70% dan biarkan
mongering
2. Tusuklah pinggir anak daun telinga dengan lancet sedalam 2 mm
3. Pada saat darah keluar, stopwatch dijalankan

39

4. Tetesan darah yang keluar dihisap setiap 30 detik dengan


menggunakan kertas tissue
5. Stopwatch di hentikan pada waktu darah tidak bisa dihisap lagi dan
dicatat waktu yang diperlukan tersebut
NILAI RUJUKAN :
1- 3 Menit

CATATAN

A Pada metode duke, ketahanan dinding kapiler tidak diuji karena tidak
dilakukan pembendungan. Penusukan dilakukkan pada tepi anak daun
telinga. Metode ini hanya dilakukan pasa bayi dan anak kecil saja karena
atas sukar dilakukkan.
B Percobaan masa pendarahan batal jika didapatkan bercak pada tetesan
pertama < 5 mm atau masa perdarahan kurang dari 1 menit
4.2.2

MASA PEMBEKUAN (CT)

TUJUAN:
Menilai ukuran aktivitas faktor-faktor koagulasi darah, terutama faktorfaktor

yang membentuk troboplastin dan faktor yang berasal dari

trombosit.
METODE : LEE DAN WHITE
PRINSIP:

40

Menguji lamanya darah dengan volume tertentu membeku dalam tabung


kaca.
PERALATAN

1. Kapas alkohol
2. Stopwatch
3. Sepuite 5 cc
4. Tabung raksi kaca berdiameter 7-8 mm

PROSEDURE

A. Disediakan dalam rak tabung sebanyak 4 buah tabung reaksi


berdiameter 7-8 mm
B. Dilakukan fungdsi vena dengan semprit 5 ml
C. Jarum dilepaskan dari semprit dan darah dialirkan secara pelahanlahan sebanyak 1 ml kedalam tiap tabung melalui dindingnya. Begitu
darah menyentuh tabung stopwatch dinyalakan.
D. Tiap 30 detik tabung pertama diangkat dari rak dan dimiringkan
sedemikian rupa sehingga darah dapat menyentuh luas permukaan
kaca semaksimal mungkin dan dilihat apakah telah terjadi pembekuan
E. Setelah darah dalam tabung pertama beku, dilanjutkan dengan tabung
kedua, ketiga dan keempat terhadap adanya pembekuan, catat waktu
F.

tersebut.
Masa pembekuan darah itu adalah waktu pada saat darah menyentuh
tabung pertama sampai darah beku ditabung keempat. Masa

pembekuan ini dilaporkan sampai

PERHITUNGAN :

41

1
2

menit

Clotting Time

Tabung I +tabung II +tabung III


3

NILAI NORMAL :
9 15 menit
CATATAN :
A Waktu pembekuan darah pada tabung pertama tidak dipergunakan,
karena tabung ini paling banyak mendapat perlakuan (sering digoyanggoyangkan)
B Volume darah minimal 1 ml Keempat tabung yang digunakan harus
sama tinggi dan diameternya

4.3 URINALISA

42

Di Rumah Sakit Dik. Pusdikkes didalam pemeriksaan urinalisa


Lengkap menggunakan metode carik celup
Untuk memudahkan serta mempercepat hasil Diagnosa Laboratorium
kepada Pasien .
kelompok kami akan membahas tuntas cara manual satu per satu
materi urinalisa yang kami pelajari selama Praktik Kerja Lapangan
Di Rs.Pusdikkes Selama 1 Bulan ini.
Bertujuan Agar para pembaca bisa lebih mengerti akan pelajaran
Hematologi ini.
Selamat Membaca
4.3.1

BERAT JENIS (BJ)


Metode : Urinometer
Prinsip pemeriksaan:
Urinometer akan mengapung sesuai dengan Gaya tekan dari urin.
Dimana gaya tekan ini Berhubungan erat dengan kepekatan urin.
Alat-Alat :
A Pot / wadah urin
B Gelas ukur
C Pipet pasteur/tetes
D Termometer
E Urinometer
Bahan Pemeriksaan: Urine
Cara kerja :
A Siapkan alat dan bahan pemeriksaan
B Tuangkan urin perlahan lahan ke dalam Gelas ukur sampai bagian
C Ukur suhu urin tersebut denganTermometer selama 5 menit. Dibaca
Dan dicatat hasilnya.
D Masukkan urinometer kedalam gelas ukur Biarkan mengapung.

43

E Jaga agar urinometer tidak menempel Pada pinggir gelas.


F Baca batas miniskus* bawah urin pada Urinometer, catat.
Nilai normal
A Urin sewaktu
B Urin Pagi
C Urin 24 Jam

4.3.2

:
: 1.003 1.030
: lebih dari 1.025
: 1.016 1.022

KETON URINE
Metode

: Rothera Ross (Kualitatif)

Tujuan

Menyelidiki adanya keton dalam urin (ketonuria)


Prinsip :
zat keton dalam suasana asam akan membentuk senyawa berwarna ungu
Dengan nitroprussida,setelah penambahan Amonium hidroksida pekat
(25-28%)
Alat-alat :
A Tabung reaksi besar beserta rak
B Pipet pasteur /tetes
C Maat pipet 3 ml
Spesimen : Urin sewaktu
Reagen :
A Serbuk Rothera
B NH4OH 25-28%
Cara kerja :
A. Siapkan alat,sampel dan reagen
B. Masukkan 2.5 ml urin ke dalam tabung Reaksi.

44

C. Tambahkan ke dalam urin tersebut 1 gr Serbuk Rothera (+/- sepucuk


pisau),Dikocok hingga larut
D. Pipetkan 1-2 ml NH4OH pekat melalui Dinding tabung (posisi
tabung dimiringkan)Secara perlahan lahan. NH4OH tadi Harus
menyusun lapisan atas dari cairan.
E. Didiamkan campuran tersebut selama 3 Menit.
F. Didiamkan campuran tersebut selama 3 Menit.
G. Uji dinyatakan positif jika terbentuk warna Violet pada lapisan
tengah cairan
Interpretasi hasil :
-/negatif Terbentuk cincin berwarna Coklat.
+/positif Terbentuk cincin berwarna Ungu.
Nilai Normal
-/negatif
4.3.3

PROTEIN URINE
Metode

: Pemanasan dengan Asam Asetat (semi kuantitatif)

Tujuan :
Menyelidiki adanya protein urin (proteinuria)
Prinsip :
Protein dalam urin akan membentuk Gumpalan/kekeruhan jika
dipanaskan pada Titik isoelektriknya.

Alat-alat :
A. Pot urine/wadah urin
B. Pipet pasteur/tetes
C. Tabung reaksi besar
D. Pemanas spirtus
E. korentang/penjepit tabung
Spesimen : Urin Sewaktu (jernih)
Reagen :

45

Asam asetat CH3COOH (3-6%)


Cara Kerja:
A. Masukkan urin kedalam tabung reaksi Sampai bagian tabung.
B. Jepit bagian bawah tabung,lalu didihkan Bagian atas urin.
C. Amati lapisan yang sudah dipanasi Bandingkan dengan lapisan
bawah.
D. Jika urin tetap jernih, hasil laporan negatif
E. Jika terjadi kekeruhan , tambahkan Kedalam urin tersebut larutan
asam asetat Encer 3-5 tetes.
F. Bila kekeruhan menghilang setelah Penambahan asam asetat, uji
dilaporkan Negatif.
G. Jika kekeruhan tetap atau bertambah Setelah penambahan asam
asetat,didihkan Kembali lapisan atas urin untuk

Mengadakan

denaturasi.
H. Laporkan hasil sesuai derajat kekeruhan
Nilai normal

-/negatif
4.3.4

REDUKSI URINE
Metode

: Benedict (semi Kuantitatif)

Tujuan :
Menyelidiki adanya glukosa dalam air (glukosuria)
Prinsip :
Glukosa dalam urin akan mereduksi garam Kupri menjadi kupro,yang
dalam suasana Basa akan membentuk enidiol. Setelah di Panaskan,akan
terbentuk endapan Cu2O Yang berwarna kuning sampai merah bata.
Alat-alat :
A. Tabung reaksi besar beserta rak
B. Pipet pasteur / tetes
C. Maat pipet 3 ml
D. Pemanas spirtus /waterbath (penangas air)
E. Korentang/penjepit tabung

46

Spesimen : Urin sewaktu


Reagen :
Larutan Benedict Kualitatif
Cara kerja
:
A. Siapkan alat dan bahan
B. Pipetkan 2.5 ml larutan Benedict kedalam Tabung reaksi dengan pipet
maat/mohr
C. Tambahkan 4 tetes urin ke dalam larutan Tersebut (jangan lebih)
D. Rebus tabung dalam air mendidih selama 5 Menit. Atau didihkan
langsung dengan Pemanas spirtus selama 2 menit.
E. Baca hasil berdasarkan perubahan warna Yang terjadi.
Nilai normal
:
-/negatif - warna larutan tetap biru jernih
Interpretasi
:
+1/positif 1 Terbentuk warna hijau
+2/positif 2 Terbentuk wama kuning
+3/positif 3 Terbentuk warna coklat
+4/positif 4 Terbentuk warna merah bata

4.3.5

UROBILIN
Metode

: Schesinger (kualitatif)

Prinsip

Urobilinogen dalam urin akan di oksidasi menjadi Urobilin oleh larutan


lugol 1%. Penambahan Larutan schesinger akan mengakibatkan
Terbentuknya fluoresensi berwarna Hijau pada urin.
Cara Kerja :
A. Tabung reaksi besar beserta rak

47

B. Tambahkan 3 tetes lugol ke dalam urin tersebut Diamkan selama 5


menit.
C. Tambahkan 2.5 larutan schlesinger ke dalam Campuran tadi,dikocok
kemudian disaring
D. Lakukan pembacaan terhadap filtrat dengan Posisi tegak lurus dan
latar belakang hitam.
E. Hasil dinyatakan positif jika terlihat fluoresensi Berwarna hijau pada
filtrat.
Interpretasi :
-/negatif tidak terbentuk flouresensi hijau
+/positif terbentuk flouresensi
Nilai normal :
+/positif
4.3.6

SEDIMEN URINE
Metode

: Mikroskopik/mikrovisual

Prinsip :
Unsur-unsur mikropis dalam urine di Pisahkan dengan mikroskopis
dengan Pembesaran 10x dan 40x.
Alat-alat :
A. Tabung sentifus berserta rak tabung
B. Pipet pasteur / tetes
C. Sentrifus
D. Mikroskop
E. Objek glass
F. Deck glass
Spesimen : Urine sewaktu
Cara kerja :
A. Siapkan alat dan bahan

48

B.
C.
D.
E.
F.

Urin diaduk hingga homogen


Masukkan urin ke dalam tabung centifuge
Putar urin tersebut dengan kecepatan 3000rpm selama 10 menit
Supernatan dibuang dengan gerakan cepat.
Sedimen yang tertinggal didasar tabung di Ambil dengan pipet

pasteur diteteskan ke Atas kaca obyek.


G. Tutup tetesan tersebut dengan kacaPenutup.
H. Amati di bawah mikroskop pembesaran 10x dan 40x
Hasil
:
Laporkan jumlah unsur-unsur yang di Temukan .
Organik :
A. Epitel : +1(ada),+2(banyak),+3(banyak sekali)
B. Lekosit : ...../LPB (40x)
C. Eritrosit :...../LPB
D. Silinder : ...../LPK (10x)
E. Parasit
F. Bakteri
Anorganik :
Urat amorf,as.urat,kalsium oksalat,Tripel fosfat,dilaporkan dengan
derajat
Positif (+1 s/d +4 )
Nilai normal
:
Epitel : +1
Lekosit : 1-4 sel /LPB
Eritrosit : 0-1 sel/LPB
Silinder : -/negatif
Parasit dan bakteri : tidak ada
Anorganik : kadang ada kadang tidak,tidak Terlalu memiliki arti klinis
Tetapi tetap dilaporkan.

UNSUR UNSUR ORGANIK SEDIMEN DALAM URIN


1. Lekosit

49

Morfologi :
A. Berberbentuk bulat
B. Berinti dan bergranula
C. Ukuran sekitar 1.5 2 kali eritrosit

2. Sel epitel

Morfologi :
Bisa berbentuk bulat,oval,atau tipis dan datar, tergantung asalnya. Sel
ini memiliki inti bulat, ada yang kecil atau besar
3. Eritrosit

Morfologi :

50

Ukurannya

lebihkecil

dari

lekosit.

Tidak

berinti,transparan,bikonkaf,dan sedikit kehijauan jika tidak diwarnai. Pada


urine encer sel akan membengkak ,sedang pada urine pekat akan mengerut.

Silinder Berbutir

Silinder Hialin

Silinder Epitel

Silinder Lilin

Silinder Eritrosit

Silinder Lekosit

51

Oval Fat Bodies

Trichomonas Vaginalis

Yeast (Jamur)

52

UNSUR UNSUR ANORGANIK DALAM URIN


Asam Urat

Kolestrol

Kalsium Oksalat

Tripel Fosfat

53

Kalsium Karbonat

Amonium Urat

Kalsium Fosfat

4.4 KIMIA DARAH

54

4.4.1

GULA DARAH
Prinsip :
Logam emas pada strip setelah di berikan sampel darah akan bereaksi
terhadap elektroda pada strip emas dan oksidase glukosa yang
menghasilkan arus listrik.
Cara kerja :
Cara kerja alat tes kadar gula darah ini sangat simple. Anda cukup
meneteskan
beberapa tetes sample darah pada strip sekali pakai. Strip ini lalu
dimasukkan
kedalam alat.

4.4.2

PROTEIN TOTAL
Prinsip :
Protein serum bereaksi dengan ion kupri (cu++) dalam suasana alkalis dan
memberikan warna ungu. Intensitas warna yang terbentuk sebanding
dengan jumlah protein dalam serum.
Cara kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditambahkan reagen kerja sebanyak 500 l kedalam tabung reaksi.
3. Dipipet sampel sebanyak 10 l kedalam tabung reaksi yang berisi
reagen kerja.
4. Homogenkan, inkubasi selama 10 menit pada suhu 37c.
5. Baca absorbennya pada fotometer Humalyzer2000.
Nilai normal

4.4.3

6,2 8,5 (g/dl)

ALBUMIN
Prinsip

Albumin dalam serum berikatan dengan kompleks zat warna BCG


sehingga terjadi pergeseran spektrum absorbs larutan yang sebanding
dengan kadar albumin dalam serum
Cara kerja :

55

1. Disiapkan alat dan bahan.


2. Ditambahkan reagen kerja sebanyak 500 l kedalam tabung reaksi.
3. Dipipet sampel sebanyak 5 l kedalam tabung reaksi yang terdapat
reagen kerja.
4. Homogenkan, inkubasi selama 5 menit pada suhu 37c.
5. Baca absorbennya pada fotometer Humalyzer2000.
Nilai normal:

4.4.4

3,5 5,3 (g/dl)

BILIRUBIN DIREK
Prinsip :
Bilirubin direct yang larut dan bereaksi dengan reagensia, sehingga untuk
mendapatkan nilai bilirubin total.
Cara kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditambahkan reagen kerja sebanyak 500 l kedalam tabung reaksi dan
tambahkan reagen diazo sebanyak 20 l inkubasi 5 menit.
3. Dipipet sampel sebanyak 50 l kedalam tabung reaksi yang berisi
reagen kerja.
4. Homogenkan, inkubasi selama 5 menit pada suhu 37c.
5. Baca absorbennya pada fotometer Humalyzer2000.
Nilai normal
0 0,5 (mg/dl)

4.4.5

BILIRUBIN TOTAL
Prinsip

Reaksi antara bilirubin dengan Diazotized sulfanic acid membentuk


Azobilirubin yang berwarna.
Cara kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditambahkan reagen kerja sebanyak 500 l kedalam tabung reaksi dan
tambahkan reagen diazo sebanyak 20 l inkubasi 2 menit.

56

3. Dipipet sampel sebanyak 50 l kedalam tabung reaksi yang berisi


reagen kerja.
4. Homogenkan, inkubasi selama 5 menit pada suhu 37c.
5. Baca absorbennya pada fotometer Humalyzer2000.
Nilai normal:
0,2 1,2 (mg/dl)

4.4.6

SGOT
Prinsip :
AST mengkatalis transfer gugus amino dari L-alanine ke -ketoglutarate
menjadi Oxalacetate dan L-Glutemate. Oxalacetate selanjutnya
mengalami reduksi dan terjadi oksidasi NADII menjadi NAD+ dengan
bantuan enzim Malate dehidrogenase (MDH).
Cara kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditambahkan reagen kerja sebayak 500 l kedalam tabung sampel.
3. Dipipet sampel sebanyak 50 l kedalam tabung reaksi yang berisi
reagen kerja.
4. Homogenkan, langsung dibaca absorbennya pada fotometer
Humalyzer2000.
Nilai normal :
30c
: <28 (IU/L)
37c

4.4.7

: <40 (IU/L)

SGPT
Prinsip :
ALT mengkatalis transfer gugus amino dari L-alanine ke -ketoglutarate
menjadi pyruvate dan L-Glutemate. pyruvate selanjutnya mengalami

57

reduksi dan terjadi oksidasi NADII menjadi NAD+ dengan bantuan


enzim lactate dehidrogenase.
Cara kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditambahkan reagen kerja sebanyak 500 l kedalam tabung sampel.
3. Dipipet sampel sebanyak 50 l kedalam tabungreaksi yang berisi
reagen kerja.
4. Homogenkan, langsung dibaca absorbennya pada fotometer
Humalyzer2000.
Nilai normal :
30c
: <26 (IU/L)
37c
: <38 (IU/L)
4.4.8

UREUM
Prinsip :
Ureum oleh urease dihidrolisismenjadiammonia dan karbondioksida.
Cara kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditambahkan reagen kerja pertama sebanyak 500 l kedalam tabung
reaksi. Dipipet sampel sebanyak 5 l kedalam tabung reaksi yang berisi
reagen kerja dan diinkubasi selama 3 menit.
sesudah 3 menit ditambahkan lagi reagen kerja ke2 kedalam tabung
diatas dan inkubasi selama 5 menit.
Baca langsung absorbennya pada fotometer Humalyzer2000.
Nilai normal :
Ureum = 15 38 (mg/dl)
BUN = 7 18 (mg/dl)

58

4.4.9

KREATININ
Prinsip

cretinin bereaksi dengan larutan pikrat alkalis membentuk wrna


kemerahan . Warna merah yang terbentuk berbanding lurus dengan kadar
creatinin dalam sampel.
Cara kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dibuat pengenceran terlebih dahulu
3. Masukan 400 l aquadest + 100 l NaOH kedalam tabung dengan
perbandingan 1:4 (R1)
4. setelah itu dipipet lagi R1 sebanyak 500 l + dengan reagen kerja ke2
sebanyak 500 l.
5. Dipipet reagen kerja diatas sebanyak 500 l kedalam tabung reaksi.
6. Dipipet sampel sebanyak 50 l kedalam tabung reaksi yang berisi reagen
kerja.
7. Homogenkan,langsung dibaca absorbennya pada fotometer
Humalyzer2000.
Nilai normal:
0,4 1,4 (mg/dl)
4.4.10 ASAM URAT
Prinsip :
Asam urat dioksidasi oleh uricase menjadi Allatoip dan H2O2, DHBS, 4aminoantipyrire dengan adanya peroxidase menghasilkan chromagen
berwarna yang sebanding dengan kadar asam urat dalam sampel.
Cara kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditambahkan reagen kerja sebanyak 500 l kedalam tabung reaksi.
3. Dipipet sampel sebanyak 10 l kedalam tabung reaksi yang terdapat
reagen kerja.
4. Homogenkan, inkubasi selama 5 menit pada suhu37c.
5. Baca absorbennya pada fotometer Humalyzer2000.

59

Nilai normal:
2,5 7,7 (mg/dl)
4.3.11 KOLESTROL
Prinsip :
Intensitas warna merah yang terbentuksebanding dengan Cholesterol
Total dalam serum.
Cara kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditambahkan reagen kerja sebanyak 500 l kedalam tabung sampel.
3. Dipipet sampel sebanyak 5 l kedalam tabung reaksi yang berisi
reagen kerja.
4. Homogenkan, inkubasi selama 5 menit pada suhu37c.
5. Baca absorbennya pada fotometer Humalyzer2000.
Nilai normal:
<200 mg/dl

4.3.12 TRIGLISERIDE
Prinsip

Tigliserid mengalami hidrolisis dengan bantuan lipase menjadi gliserol


dan asam lemak.
Cara kerja:
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditambahkan reagen kerja sebanyak 500 l kedalam tabung sampel.
3. Dipipet sampel sebanyak 5 l kedalam tabung reaksi yang terdapat
reagen kerja.
4. Homogenkan, inkubasi selama 5 menit pada suhu 37c.
5. Baca absorbennya pada fotometer Humalyzer2000.
Nilai normal :
36 165 (mg/dl)

60

4.5

PARASITOLOGI

4.5.1

FAECES
TUJUAN
Untuk mengetahui adanya telur atau larva cacing pada sampel tinja.
PRINSIP
Adanya telur atau larva cacing dalam tinja dapat diketahui dengan
pemeriksaan secara mikroskopis dengan pengecatan lugol atau eosin,
menggunakan perbesaran 100x (lensa objektif 10x dan lensa okuler 10x).
ALAT DAN BAHAN
1.

Mikroskop

2.

Object glass

3.

Deck glass

4.

Lidi/ tusuk gigi

5.

Kertas saring

6.

Larutan lugol atau eosin

7.

Sampel tinja

CARA KERJA
1. Siapkan object glass bersih, kering dan bebas lemak.
2. Teteskan 1 tetes larutan lugol pada object glass.
3. Tambahkan 1 tetes sampel tinja pada object glass.
4. Aduk atau campur dengan tusuk gii sampai homogen.
5. Tutup dengan deck glass posisi rapi dan simetris. Kelebihan

cairan

dihisap dengan kertas saring. Jangan sampai ada gelembung udara.


6. Periksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x (lensa objektif
10x dan lensa okuler 10x) secara simetris.

61

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing masih tinggi prevelansinya


terutama pada penduduk di daerah tropis seperti Indonesia, dan
merupakan masalah yang cukup besar bagi bidang kesehatan. Hal ini
dikarenakan Indonesia berada dalam kondisi geografis dengan temperatur
dan kelembaban yang sesuai, sehingga kehidupan cacing ditunjang oleh
proses daur hidup dan cara penularannya.
Identifikasi

parasit

yang

tetap

memerlukan

pengalaman

dalam

membedakan sifat sebagai spesies, parasit, kista, telur, larva dan juga
memerlukan pengetahuan tentang berbagai bentuk pseudoparasit dan
artefak yang mungkin dikira suatu parasit. Identifikasi parasit juga
bergantung pada persiapan bahan yang baik untuk pemeriksaan, baik
dalam keadaan hidup maupun sediaan yang telah dipulas. Bahan yang
akan diperiksa tergantung dari jenis parasitnya, untuk cacing atau
protozoa usus maka bahan yang diperiksa adalah tinja atau feses.
Pemeriksaan feses dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya telur
cacing atau larva yang infektif. Pemeriksaan feses ini juga dimaksudkan
untuk mendiagnosa tingkat infeksi cacing parasit usus pada orang yang
diperiksa fesesnya.
Pemeriksaan feses dapat dilakukan dengan metode kualitatif dan
kuantitatif. Salah satu metode kualitatif yang digunakan dalam
pemeriksaan ini adalah metode natif. Metode natif dipergunakan untuk
pemeriksaan secara cepat san baik untuk infeksi berat, tetapi untuk
infeksi ringan sulit ditemukan telur-telurnya. Cara pemeriksaan ini
menggunakan larutan lugol atau eosin 2%. Penggunaan eosin
dimaksudkan untuk lebih jelas membedakan telur-telur cacing dengan
kotoran di sekitarnya.

62

Kelebihan metode ini adalah mudah dan cepat dalam pemeriksaan telur
cacing semua spesies, biaya yang diperlukan sedikit, serta peralatan yang
digunakan juga sedikit. Sedangkan kekurangan metode ini adalah
dilakukannya hanya untuk infeksi berat, infeksi ringan sulit dideteksi.
Infeksi oleh parasit berlangsung tanpa gejala atau menimbulkan gejala
ringan. Diagnosis yang berdasarkan gejala klinik saja kurang dapat
dipastikan, sehingga harus dengan bantuan pemeriksaan laboratorium.
4.6 IMUNOSEROLOGI
4.6.1 WIDAL
CARA SLIDE
Tujuan

Mendeteksi antibody terhadap Salmonella typy dan paratypy A, B, dan C

Prinsip

Terjadi reaksi Aglutinasi antara antigen Salmonella dengan antibody


spesifik yang terdapat dalam serum penderita demam typhoid
Alat-alat :
A Slide kaca widal dasar putih pipet otomatik ukuran 20 l 25
B Antigen ;
H AH BH CH
O AO BO CO
Tes Kualitatif

63

A. Tiap lubang isi dengan serum penderita 20 l


B. Tambah Antigen H, AH, BH, CH , O, AO, BO, CO
C. Goyangkan 1 Baca bila + dilanjutkan dengan kuantitatif
D. Positif = Aglutinasi seperti pasir
Tes Kuantitatif
A. Tiap- tiap lubang isi NaCl 0,86% 20 l
B. Lubang no.1 isi serum 20 l lalu pindahkan ke lubang 2 4
C. Lalu isi antigen H, AH, BH, CH
D. Yang di anggap + tinggi
Titernya : 1/40 1/80 1/160 1/320
A.
B.
C.
D.

20 l serum + 20 Antigen . 1/40


20 l serum + 40 Antigen . 1/80
20 l serum + 80 Antigen . 1/160
20 l serum + 160 Antigen . 1/320

Hasil Titer :
.
.

. .

. . .
. . .

. . ..
.. . .
.

......
......
.

1/80

1/160

1/320

1/40
Kesimpulan :

1/40 = negatif
1/80 = seperti pasir
1/160 = seperti awan
1/320 = sepoerti kapas / gumpalan
Nilai Normal : -/negatif

64

4.6.2

GOLONGAN DARAH
Cara Slide Gol. Darah
Alat alat :
Slide ( object glass )
Batang Pengaduk
Antisera A, B, AB, O
Cara Kerja :
Darah Perifer / Vena teteskan 3 tetes pada object glass, tambahkan
antisera dari mulai :
Anti A, anti B, anti AB, anti O
A. Teteskan darah
B. Tambahkan antisera A, B, AB, O
C. Baca hasil
Baca

+ - + B
- + + A
+ + + o
-

- AB

4.7 MIKROBIOLOGI
4.7.1 BASIL TAHAN ASAM
Prinsip :
Sputum dibuat sediaan pada objek. Sediaan yang sudah kering difiksasi
dan dilakukan pengecatan Ziehl Neelsen. Pewarnaan Ziehl Neelsen akan
menampakkan bakteri tahan asam yang berwarna merah dengan latar
berwarna biru. Hasil yang didapat adalah terdapatnya bakteri tahan asam

65

Alat alat:
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan BTA adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Ose
Kaca preparat
Bunsen
Pipet tetes
Mikroskop

Bahan bahan :
Bahan yang digunakan dalam pemeriksaan BTA adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Sputum
Larutan basic fuchsin
Asam alkohol
Methylen blue
Oil imersi

Cara kerja :
1. Sputum di ambil dengan ose dan dibuat sediaan dengan bentuk sesuai
pola dengan ukuran 2 x 3..
2. Buat kuil kuil kecil mengelilingi olesan agar dahak menyebar secara
3.
4.
5.
6.

merata.
Preparat dikeringkan
Letakkan sediaan diatas rak pewarnaan.
Genangi seluruh permukaan sediaan dengan carbol fuchsin.
Panasi sediaan dengan api bunsen disetiap sediaan sampai keluar uap

jangan sampai mendidih.


7. Diamkan 5 menit.
8. Bilas sediaan dengan hati-hati menggunakan air mengalir.
9. Genangi dengan asam alkohol sampai tidak tampak warna merah
carbol fuchsin.
10. Genangi permukaan sediaan dengan methylen blue selama 20-30
detik.
11. Bilas sediaan dengan air mengalir.
12. Keringkan sediaan di udara
13. Nyalakan Mikroskop
14. Sediaan diberi oil imersi
15. Baca hasil dengan lensa objecktif 100 x.

66

Interprestasi hasil
Pembaacaan hasil pemeriksaan sediaan dahak dilakukan dengan
menggunakan skala IUATLD sebagai berikut :
a. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut negatif.
b. Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman
yang ditemukan.
c. Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang, disebut + atau (1+).
d. Ditemukan 1-20 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++ atau (2+),
minimal dibaca 50 lapang pandang.
e. Ditemukan >10 BTA BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ atau
(3+), minimal dibaca 20 lapang pandang

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

67

5.1 HEMATOLOGI
5.1.1HEMOGLOBIN
Hari,Tanggal

Nama Pasien

Jenis pemeriksaan

Sabtu,8 November 2014

Tn.M Luthfi

Hb : 11.8 gr/dl
Lekosit : 6.200/ul
Trombosit : 64.000 ul

Minggu,9 November 2014

Tn. Agung

Hematokrit : 34 %
Hb : 12.8 gr/dl
Lekosit : 8.500/ul
Trombosit : 106.000 ul
Hematokrit : 42 %

PEMBAHASAN
Penurunan Jumlah :
Bisa disebabkan oleh kekurangan gizi,vitamin,vitamin B.12,wasir
berdarah,perdarahan saat melahirkan,perdarahan hebat saat
menstruasi,kecelakaan,hormon,gangguan limpa/anemia pernisiosa,infeksi
ginjal jangka panjang,infeksi usus tertentu,penyakit auto imun,seperti usus
aritematosus ,sistemik,obat kemoterapi.
Peningkatan Jumlah :
Ada 2 faktor yang menyebabkan Hb seseorang berada di atas normal:
1. Primer : peningkatan jumlah sel darah merah (polisitemia)
2. Sekunder : dehidrasi, obat-obatan (diuretik), luka bakar, stres
berkepanjangan, dan tekanan darah tinggi, perokok berat, penyakit paru
menahun, penyakit ginjal
5.1.2

TROMBOSIT

Hari,Tanggal

Nama Pasien

Jenis pemeriksaan

Rabu,12 November 2014

An. Andhika

Hb : 10.1 gr/dl
Lekosit : 2.600/ul
Trombosit ; 62.000 ul

68

Jumat,14 November 2014

Tn.Dasimin

Hematokrit ; 31 %
Hb : 12.8 gr/dl
Lekosit : 6.200
Trombosit : 120.000 ul
Hematokrit 37 %

PEMBAHASAN
Penurunan Jumlah :
ITP,myeloma multiple,kanker(tulang,saluran
gastroinstestinal,otak),leukemia (limfositik,mielositik,monositik),anemia
aplastik,penyakit hati (sirosis ,hepatitis aktif
kronis),SLE,DIC,eklampsia,penyakit ginjal,demam rematik akut.
Pengaruh obat : antibiotik
(kloromisetin,streptomisin),sulfonamide,aspirin(salisilat),Quinidin
,quinine,asetazolamid (diamox) ,amidopirin,diuretik tiazid,meprobamat
(equanil),Fenilbutazon (Butazolidin),tolbutamid(orinase),injeksi
vaksin,agen kemoterapeutik.

Peningkatan jumlah :
Polisitemia vera,trauma
(Fraktur,pembedahan),paskasplenektomi,karsinoma
metastatic,embolisme pulmonary,dataran
tinggi,tuberculosis,retikulositosis,latihan fisik berat. Pengaruh obat :
epinefrin (adrenalin)

69

5.1.3

LEKOSIT

Hari,Tanggal

Nama pasien

Jenis pemeriksaan

Senin,3 November 2014

Ny.Lia

Hb : 12.0 gr/dl
Lekosit : 1.900/ul
Trombosit : 86.000 ul

Kamis,6 November 2014

Tn.Ifan Luthfi

Hematokrit : 35 %
Hb : 13.7
Lekosit : 3.500/ul
Trombosit 95.000
Hematokrit : 395

PEMBAHASAN
Peningkatan Jumlah :
Infeksi akut
(Pneumonia,tuberkulosis,meningitis,apendisitis,tonsilitis,pielonefritis,peri
ntoitis,pankreatitis,divertikulitis,septikemia,demam
rematik),Leukemia,nekrosis jaringan (Infark miokardia,sirosis hati,luka
bakar,kanker organ,emfisema,ulkus peptikum) penyakit kolagen,anemia
hemolitik sel sabit,penyakit parasitik. Pengaruh obat :
Aspirin,heparin,digitalis,epinerfrin,lithium,histamin,antibiotik
(ampisilin,eritromisin,kanamisin,metilisin,tetrasiklin,vankomisin,strepto
misin),senyawa emas,prokainamid,triamteren,alopurinol,kalium
iodida,derivat didantoin,sulfonamid.
Penurunan Jumlah :
Penyakit hematopoetik (anemia aplastik,anemia
pernisiosa,hipersplenisme,penyakit Gaucher),infeksi virus
,malaria,agranulositosis,alkoholisme,SLE<artritis rheumatoid.
5.1.4

LAJU ENDAP DARAH

Hari,tanggal
Selasa,4 november 2014

Nama Pasien
Tn. Abdul (47th)

70

Jenis pemeriksaan
Hb : 13,8 gr/dl

Leukosit :12.200/ul
Diff : 0/1/2/74/18/3
LED : 15 mm/jam
Trombosit : 220.000 ul
Selasa,11 November 2014

Hematokrit : 41 %
Hb : 9.8 gr/dl

Ny. Alena

Leukosit : 24.200/ul
Diff : 0/1/1/79/17/2
LED : 40 mm/jam
Trombosit : 207.000 ul
Senin,1 Desember 2014

Hematokrit : 28 %
Hb : 9.1 gr/dl

Tn. Sunaji

Leukosit : 18.200 /ul


Diff : 0/1/2/79/14/4
LED : 55 mm/jam
Trombosit : 446.000 ul
Hematokrit : 29 %
PEMBAHASAN
Pada ketiga pasien tersebut disimpulkan kadar Laju Endap Darah
(LED)tinggi atau Abnormal baik itu laki-laki maupun perempuan.
Nilai Normal :
1. Dewasa (Metode Westergren):
Pria < 50 tahun

= kurang dari 15 mm/jam

Pria > 50 tahun

= kurang dari 20 mm/jam

Wanita < 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam


Wanita > 50 tahun = kurang dari 30 mm/jam
2. Anak-anak (Metode Westergren):
Baru lahir

= 0 2 mm/jam

Baru lahir sampai masa puber = 3 13 mm/jam

71

Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju Endap Darah / LED

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Laju Endap Darah (LED) adalah


faktor eritrosit, faktor plasma dan faktor teknik.
LED dapat meningkat karena :
Faktor Eritrosit
A. Jumlah eritrosit kurang dari normal
B. Ukuran eritrosit yang lebih besar dari ukuran normal, sehingga lebih
mudah/cepat membentuk rouleaux LED .
Faktor Plasma
C. Peningkatan kadar fibrinogen dalam darah akan mempercepat
pembentukan rouleaux LED .
D. Peningkatan jumlah leukosit (sel darah putih) biasanya terjadi pada
proses infeksi akut maupun kronis faktor Teknik Pemeriksaan.
E. Tabung pemeriksaan digoyang/bergetar akan mempercepat
pengendapan LED .
F. Suhu saat pemeriksaan lebih tinggi dari suhu ideal (>200 C) akan
mempercepat pengendapan LED .
LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi/peradangan akut,
infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen,
rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya
kehamilan).
Bila dilakukan secara berulang laju endap darah dapat dipakai untuk
menilai perjalanan penyakit seperti tuberkulosis, demam rematik, artritis

72

dan nefritis. Laju Endap Darah (LED) yang cepat menunjukkan suatu lesi
yang aktif, peningkatan Laju Endap Darah (LED) dibandingkan
sebelumnya menunjukkan proses yang meluas, sedangkan Laju Endap
Darah (LED) yang menurun dibandingkan sebelumnya menunjukkan
suatuperbaikan.
Selain pada keadaan patologik, Laju Endap Darah (LED) yang cepat juga
dapat dijumpai pada keadaan-keadaan fisiologik seperti pada waktu haid,
kehamilan setelah bulan ketiga dan pada orang tua.
Catatan :
Pengukuran Laju Endap Darah / LED /Erythrocyte Sedimentation Rate /
ESR berguna dalam mendeteksi dan memantau penyakit auto-immune
seperti systemic lupus erythematosus/ SLE, dan rheumatoid arthritis,serta
penyakit ginjal kronis. Pada penyakit-penyakit tersebut nilai Laju Endap
Darah / LED /Erythrocyte Sedimentation Rate / ESR dapat melampaui
100 mm/jam
Hasil Laju Endap Darah/LED/ ESR yang tinggi juga dapat terjadi karena
A. Anemia
B. Kanker seperti lymphoma atau multiple myeloma
C. Kehamilan
D. Penyakit Thyroid
E. Diabetes
F. Penyakit jantung
Terapi untuk penderita Laju Endap Darah / LED / ESR tinggi :
A. Menjadi vegetarian hanya makan sayuran saja

73

B. Kurangi penggunaan minyak dan lemak.


C. Biasanya dalam 2 sampai 3 bulan LED sudah normal kembali.
D. Terapi akupuntur

5.2 KIMIA DARAH


Hari,Tanggal

Nama Pasien

Jenis Pemeriksaan

Selasa,4 November 2014

Tn.Abdul (47 th)

Asam urat : 10.1


Ureum : 68
Creatinine : 1.5
Cholestrol : 280
Trigliseride : 264
SGOT : 42

5.2.1 Asam urat


Peningkatan Jumlah :
PenyebabAsamUratPrimer
Penyebab ini sangat terkait dengan faktor dari dalam tubuh seseong
namun belum diketahui secara pasti. Diduga disebabkan oleh faktor
genetik dan ketidak seimbangan hormonal dalam tubuh yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
meningkatnya produksi asam urat. Bisa juga disebabkan oleh
terganggunya proses pengeluaran asam urat dari tubuh karena ginjal lagi
bermasalah.

74

Penyebab Penyakit Asam Urat Sekunder Penyebab ini sangat berkait erat
dengan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Konsumsi
makanan yang banyak mengandung purin sebagai faktor utama untuk
penyebab sekunder ini. Produksi asam urat meningkat karena kita
mengkonsumi nutrisi kadar purin tinggi. Purin merupakan salah satu
senyawa basa organik yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel).
Dia termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein.
5.2.2 Ureum dan Kreatinin
Peningkatan Jumlah : menyebabkan kegagalan Fungsi Ginjal.
5.2.3 Cholestrol
Peningkatan Jumlah :
Jumlah kolesterol yang berlebihan di dalam tubuh juga akan
mengakibatkan hiperkolesterolemia. Biasanya disebabkan oleh obesitas,
alkoholisme, gangguan ginjal, gangguan hati, diabetes, diuretik,
kortikosteroid, dan penyakit tiroid. Disamping itu, kolesterol tinggi pun
mengundang dislipidemia, yaitu lemak dalam darah.
5.2.4 Trigliserida
Trigliserida tinggi dapat mempengaruhi lebih dari jantung dan pembuluh
darah. Trigliserida yang sangat tinggi meningkatkan risiko pankreatitis,
radang pankreas. Pankreas adalah kelenjar besar di belakang perut yang
membuat hormon penting seperti insulin. Ini membantu tubuh Anda
menjaga glukosa (gula) tingkat darah yang sehat. Pankreatitis dapat
menyebabkan sakit perut dan masalah pencernaan. Hal ini dapat merusak
pankreas, dalam waktu yang lama, dapat menyebabkan diabetes.

5.2.5 SGOT

75

Hasil pemeriksaan kadar SGOT yang tinggi menujukkan adanya


kerusakan yang berlangsung pada jaringan hati. Sebuah kelompok virus
yang disebut virus hepatitis menjadi penyebab utama kerusakan hati.
Namun, hepatitis juga dapat terjadi karenatoksin atau racun (umumnya
berupa minuman yang mengandung alkohol, serta proses autoimun. Virus
hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan
G.

5.3

SEROLOGI

5.3.1

WIDAL
Nama Pasien : Tn.Risky

PEMERIKSAAN
Salmonella antigen H
Salmonella antigen AH
Salmonella antigen BH
Salmonella antigen CH
Salmonella antigen O
Salmonella antigen AO
Salmonella antigen BO
Salmonella antigen CO

HASIL
1/80*
1/80*
-/negatif
-/negatif
-/negatif
1/80*
1/320*
-/nefatif

NILAI NORMAL
-/negatif
-/negatif
-/negatif
-/negatif
-/negatif
-/negatif
-/negatif
-/negatif

KESIMPULAN
Abnormal
Abnormal
Normal
Normal
Normal
Abnormal
Abnormal
Normal

Pembahasan
Pada pemeriksaan widal tersebut, Pasien yang bernama Tn.Risky
menunjukkan hasil titer 1/80* pada Salmonella antigen H,AH,AO dan
titer 1/320* pada salmonella antigen BO.
Peningkatan titer uji widal 4x(Selama 2-3 minggu) maka hasil dinyatakan
+/positiv. Pada titer 1/80* pasien masih dilakukan observasi pada Dokter.
Jika hasil dinyatakan positif. Apabila pasien melakukan 1x pemeriksaan
widal dan hasil langsung menunjukkan hasil titer 1/320* atau 1/640*,
maka hasil langsung dinyatakan positif dengan gejala klinis yang khas.
5.3.2

GOLONGAN DARAH

76

Nama Pasien : Ny.Ida

77

BAB
VI
SIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN :
Berdasarkan hasil pengamatan kami selama Praktik Kerja Lapangan
diLaboratorium Rumah Sakit Dik Pusdikkes Kramat Jati Jakarta Timur dapat
disimpulkan bahwa :
1) Pasien yang berada di laboratorium Rumah Sakit Dik Pusdikkes 60%
berusia diatas 40 tahun dan 40% pasien anak- anak
2) Mampu bekerja secara efektif dan efesien dengan 100 pasien
3) Melayani BPJS
4) 50% pasien melakukan pemeriksaan HEMATOLOGI dan KIMIA
DARAH terdapat hasil melebihi nilai normal
5) pasien yang terdapat di Rumah Sakit Dik Pusdikkes memakai BPJS

6.2 SARAN :

Secara keseluruhan pelaksanaan PKL yang diadakan oleh SMK Analis


Kesehatan Tunas Harapan sudah cukup bagus.Tetapi , harusnya untuk
pengajuan perizinan PKL kepada kepala Rumah Sakit yang dituju harus lebih
diperhatikan .Agar pelaksanaan PKL berjalan dengan efektif dan baik ,

78

keterlambatan masuk PKL tidak terjadi . Agar tidak merugikan pihak siswa
maupun sekolah , dan Rumah Sakit yang bersangkutan .

DAFTAR PUSTAKA
1. Academic. "Westergren method"
2. Brigden, Malcolm L. . 1999. Clinical Utility of the Erythrocyte Sedimentation
Rate . American Academy of Family Physicians
3. Flynn, Joseph T, dkk . 2011 . Pediatric Hypertension, Second Edition . New
York: Humana Press . ISBN 978-1-60327-823-2
4. Harvard Medical School. "Elevated Sedimentation Rate"
5. Hukum.unsiat.ac.id/uu/uu_6_1963.htm
Dirckx, John H. dkk 2004 . Kamus Ringkas Kedokteran Stedman untuk
Profesi Kesehatan, E/4 . Jakarta: EGC . ISBN 979-448-653-1
6. kamuskesehatan.com. "Definisi: Laju Endap Darah"
7. kamuskesehatan.com. "Protein C-reaktif"
8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia . 2011 . Pedoman Interpretasi
Data Klinik
9. Morrow, David A. . 2006 . Cardiovascular Biomarkers: Pathophysiology and
Disease Management . New Jersey: Humana Press, Inc. . ISBN 1-58829-5265
10. Ole Daniel Enersen. "Whonamedit?"
11. Pusdikkesmil.id?sejarah-pusdikkes
12. Rhesus Negatif Indonesia. "Membaca Hasil Lab Darah Rutin"
13. Ronald A,dkk . 2002 . Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi
11 . Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC . ISBN 979-448-659-0
14. The Journal of Rheumatology. "Who Discovered the Erythrocyte
Sedimentation Rate?".
15. The McGill Physiology Virtual Lab. "Erythrocyte sedimentation rate
(ESR)".

79

16. The Nemours Foundation. "Blood Test: Erythrocyte Sedimentation Rate


(ESR)".
17. U.S. National Library of Medicine. "C-reactive protein". MedLinePlus.
18. U.S. National Library of Medicine. "ESR". MedLinePlus
19. U.S. National Library of Medicine. "Fibrinogen". MedLinePlus.

LAMPIRAN

80

1. ROTATOR

2. HEMATOLOGI MEDONIC ANALYZER

3. HUMALYZER2000

81

4. CENTRIFUGE

5. MIKROSKOP

82

6. INKUBATOR

RIWAYAT HIDUP

83

A. PEMBIMBING PKL RS.PUSDIKKES

Nama lengkap
Tempat,tanggal lahir
Jenis kelamin
Agama
Kebangsaan
Alamat

: Kristin Pujiati S.Pd


: Jakarta,28 Agustus 1965
: Perempuan
: Kristen Protestan
: Indonesia
: Asrama Pusdikkes
Jl.Sakti Rt09/08 Blok E4
Kramat Jati Jakarta Timur
: Olahraga dan Menyanyi
: 081219000285

Hobi
No.Hp

B. PEGAWAI LABORATORIUM PUSDIKKES

84

Nama lengkap

: PNS Fery Budiarti

Tempat,Tanggal lahir

: Jakarta,21 Februari 1981

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Kebangsaan

: Indonesia

Alamat

: Jl.Sankis I No 63 Rt 03/01
Srengseng kembangan
Jakarta Barat.

Status

: Menikah

Hobi

: Shooping (Belanja)

No.hp

: PIN : 21ed013e

85

Nama lengkap

: Sri Woro Budi Hartini

Tempat,Tanggal lahir

: Jakarta,13 April 1976

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Kebangsaan

: Indonesia

Alamat

: Jl.Condet Batu Ampar 4


Rt 08 Rw 02 No 80.

Status

: Menikah

Hobi

: Nonton,Shooping

No.Hp

: 085719657661

86

Nama lengkap

: Yuli Wahyu Ningsih

Tempat,tanggal lahir

: Jakarta,16 Juli 1991

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Kebangsaan

: Indonesia

Alamat

: Jl.Kerja Bakti Rt7 Rw 7


No 24.

Status

: Lajang

Hobi

: Jalan-Jalan

No.Hp

:085693086512

87

Nama lengkap

: Endah Puspitasari

Tempat,tanggal lahir

: Jakarta,4 Oktober 1994

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Kebangsaan

: Indonesia

Alamat

: Jl. SMA 48 Rt009/01 No.14


Kel.Pinang Ranti
Kec.Makasar.
Jakarta Timur.

Status

: Lajang

Hobi

: Shooping

No.Hp

: 081285478704

C. RIWAYAT HIDUP

88

Nama Lengkap
Tempat,tanggal lahir
Jenis Kelamin
Agama
Kebangsaan
Alamat

: Christina Mediana
: Jakarta, 17 Desember 1997
: Perempuan
: Kristen Protestan
: Indonesia
: Jl. Cililitan Besar Rt 7, Rw 8
No.11. Kelurahan : cililitan
Kecamatan : kramat Jati .
Jakarta Timur.
: Pelajar
: Menari Tradisional
(Sumatera Utara)
: 081287745924

Status
Hobi
Nomor Hp

89

Anda mungkin juga menyukai