Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan yang sangat penting dalam Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) untuk memenuhi tujuan pembangunan kesehatan. Undang-Undang
No.44 Tahun 2009 tentang rumah sakit menjelaskan bahwa rumah sakit merupakan institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan
paripurna merupakan pelayanan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative.1
Berdasarkan surat keputusan menteri kesehatan nomor 499/MENKES/SK/III/2000 RSU
R.A. Kartini Kabupaten Jepara merupakan rumah sakit umum daerah tipe B non pendidikan.2
Tata kelola keuangan RSU R.A Kartini menggunakan pola pengelolaan keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Jepara Nomor 267
tahun 2008.3
Berdasarkan UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, RSUD R.A Kartini dalam
menjalanankan programnya perlu didukung oleh adanya struktur organisasi, rencana strategis,
serta sistem penganggaran yang baik. Untuk mengetahui hal -hal tersebut maka dalam laporan ini
kami memaparkan hasil pengamatan dari aspek struktur organisasi, rencana strategis, tipe
pelayanan, penganggaran dan kepemilikan Rumah Sakit Umum Daerah RA Kartini Kabupaten
Jepara pada tanggal 4-5 Mei 2015.1 Hal tersebut kami bandingkan dengan Undang-Undang
tentang Rumah Sakit di Indonesia yakni UU No. 44 Tahun 2009 dan Permenkes Nomor 56
tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.1,4

1.2 Tujuan
1. Mengetahui dan menjelskan struktur organisasi dan tata kerja (SOT) RSU R.A. Kartini
Jepara tahun 2015 serta menganalisisnya berdasarkan UU Nomor 44 tahun 2009 tentang
rumah sakit dan Permenkes Nomor 56 tahun 2014.
2. Mengetahui dan menjelaskan rencana strategis (visi, misi dan langkah strategis) yang
diambil oleh RSU R.A. Kartini Jepara pada tahun 2015 serta menganalisisnya

1
berdasarkan UU Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan PERMENKES Nomor
56 tahun 2014.
3. Mengetahui dan mengidentifikasi tipe pelayanan RSU R.A. Kartini Jepara pada tahun
2015 serta menganalisisnya berdasarkan UU Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
dan PERMENKES Nomor 56 tahun 2014.
4. Mengetahui dan menjelaskan penganggaran dan kepemilikan RSU RA. Kartini Jepara
pada tahun 2015 serta menganalisisnya berdasarkan UU nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit dan PERMENKES Nomor 56 tahun 2014.

1.3 Ruang Lingkup


Waktu : Tanggal 4-5 Mei 2015
Lokasi : RSU R.A. Kartini, Kabupaten Jepara
Materi : Struktur Organisasi Rumah Sakit, Rencana Strategis (Visi, Misi, dan
Langkah Strategis), tipe pelayanan, sistem penganggaran, dan
kepemilikan Rumah Sakit.

1.4 Metodologi
Laporan ini disusun berdasarkan data primer dan data sekunder yang didapatkan
pada tanggal 4-5 Mei 2015 di RSU R.A. Kartini Jepara. Data primer didapatkan dari
wawancara dan data sekunder didapatkan dari:
1. Profil RSU R.A. Kartini
2. Peraturan Bupati Jepara Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Pola Tata Kelola RSUD R.A.
Kartini Jepara
3. Peraturan Bupati Jepara Nomor 46 tahun 2014 Tentang Rencana Strategi Bisnis Rumah
Sakit Umum R.A. Kartini Kabupaten Jepara Tahun 2013-2017
4. Peraturan Bupati Jepara Nomor 58 Tahun 2010 tentang penjabaran tugas dan fungsi
RSUD R.A. Kartini Kabupaten Jepara
5. Keputusan Bupati Jepara No. 209 tahun 2009 tentang Penetapan Visi dan Misi RSUD
R.A. Kartini Jepara.

2
6. Keputusan Bupati Jepara Nomor 267 tahun 2008 tanggal 31 Desember 2008 tentang
Penetapan RSU R.A. Kartini sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)
Setelah data terkumpul, dilakukan perbandingan dengan peraturan dalam UU Nomor
44 tahun 2009 tentang rumah sakit dan Permenkes Nomor 56 tahun 2014 tentang klasifikasi
dan perizinan rumah sakit untuk kemudian disimpulkan sesuai dengan tujuan.

3
BAB II
HASIL KUNJUNGAN KERJA RSU R.A. KARTINI TENTANG STRUKTUR
ORGANISASI, RENCANA STRATEGIS, TIPE PELAYANAN, PENGANGGARAN,
DAN KEPEMILIKAN RUMAH SAKIT

2.1 Gambaran Umum


Rumah Sakit Umum (RSU) R.A. Kartini didirikan dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Jepara Nomor 18 tahun 2010 tanggal 6 Agustus 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Jepara dan Peraturan Bupati Jepara Nomor
58 Tahun 2010 tanggal 5 Oktober 2010 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi RSU RA
Kartini Kabupaten Jepara.5 RSU RA Kartini berada di Jalan Wahid Hasyim Jepara
Kelurahan Bapangan Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara. RSU RA Kartini Jepara adalah
Rumah Sakit Umum Daerah tipe B non Pendidikan ditetapkan dengan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor:499/MENKES/SK/III/2000.2
Tugas dari Rumah Sakit Umum (RSU) R.A. Kartini adalah menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, RSU R.A. Kartini menyelenggarakan
fungsi:6
1. Perencanaan, pengembangan, dan evaluasi
2. Pelayanan medik
3. Pelayanan penunjang medik dan non medik
4. Pelasyanan dan asuhan keperawatan
5. Pelayanan rujukan
6. Pendidikan dan pelatihan
7. Penelitian dan pengembangan
8. Pengelolaan administrasi umum dan keuangan
Status BLUD RSU R.A. Kartini berlaku sejak tahun 2009 dengan dasar Peraturan
Menteri Dalam Negeri nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dan Surat Keputusan Bupati Jepara Nomor 267
tahun 2008 tentang penetapan RSU Kartini Jepara sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah

4
yang menerapkan pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PK-BLU).
Secara yuridis, aturan hukum yang melandasi Rumah Sakit Umum (RSU) R.A. Kartini
dalam pelaksanaan PPK-BLUD adalah sebagai berikut:6
1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang pembentukan daerah-daerah
kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Tengah.
2. Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana telah beberapa kali dirubah, terakhir dengan Undang-Undang
nomor 12 tahun 2008 tentang Perubahan kedua Atas Undang-undang nomor 32
tahun 2004 tentang pemerintahan daerah.
3. Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tetang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 3887)
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
5. Keputusan Presiden Nomor 40 tahun 2001 tentang Pedoman dan Pengelolaan
Rumah Sakit Daerah.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 499/KEMENKES/SK/III/2000 tanggal 30
Maret 2000 tentang Peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Tipe B non
pendidikan.
7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 2002 tentang Pedoman
Organisasi dan Susunan Tenaga Kerja RSUD.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 61 Tahun 2007, tentang Pola
Pegelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
9. Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 18 Tahun 2010, tentang organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Jepara (Lembaran Daerah
Kabupaten Jepara tahun 2010 Nomor 18, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Jepara Nomor 18)
10. Peraturan Bupati Jepara Nomor 58 Tahun 2010 tentang Penjabaran Tugas dan
Fungsi RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara.
11. Keputusan Bupati Jepara Nomor 267 Tahun 2008. tentang penetapan RSUD R.A.
Kartini sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menerapkan pola
pengelolaan keuangan BLUD.

5
Situasi RSU R.A. Kartini Jepara
1. Lingkungan internal rumah sakit
a. Status Kepemilikan : Pemerintah Kabupaten Jepara
b. Kelas Rumah Sakit : Kelas B Non Pendidikan
c. Luas Tanah : 2,9943 hektar
d. Luas Bangunan : 16.059 m2
e. Fasilitas Listrik : PLN 362 KVA, Generator 500 KVA
f. Fasilitas Air : Sumur Artetis negatif 3 Unit
g. Fasilitas Gas : Sentral Oksigen (sebagian)
h. Fasilitas pengolahan limbah: Incenerator (berfungsi baik), IPL
(baru/berfungsi)
i. Komunikasi : 1 (satu) Unit PABX
4 (empat) Nomor saluran telepon
0291-591175-591118-593286
Nomor Saluran Fax. 0291-591145
Email: rsu_kartini@yahoo.com
j. Tata Udara ( AC ) : AC (150 unit)
k. Peralatan :Peralatan Medik dan Peralatan Non Medik
l. Transportasi : 4 Ambulance, 1 Mobil Jenazah, 3 Mobil
Operasional dan 8 Sepeda motor.
m. Jumlah Tempat Tidur Pasien: 277 (VIP 12 TT, Kelas I 33 TT, Kelas II 33 TT,
Kelas III 140 TT, lainya 59 TT untuk ICU, Anyelir, HND dan Isolasi)

2. Sumber daya manusia : 645 orang

Tabel 1. Sumber Daya Manusia 2014


No. KONDISI 2014
JABATAN Kualifikasi Tingkat PNS NIK Kontrak HL/Mi JML
Pendidikan BLUD tra
1. Struktural S1 / S2 24 24
2. Dokter Umum dr. Umum S1 15 7 22

6
Profesi
3. Dokter Gigi dr. Gigi S1 2 2
Profesi
4. Dokter Spesialis dr. Sp.PD Spesialis 3 3
Penyakit Dalam
5. Dokter Spesialis dr. Sp.A Spesialis 2 2
Penyakit Anak
6. Dokter Spesialis dr. Sp.B Spesialis 2 2
Bedah
7. Dokter Spesialis dr. Sp.OG Spesialis 3 3
Obstetri& Ginekologi
8. Dokter Spesialis dr. Sp.An Spesialis 1 1
Anestesi
9. Dokter Spesialis dr. Sp.Rad Spesialis 1 1
Radiologi
10. Dokter Spesialis dr. Sp.PK Spesialis 1 1
Patologi Klinik
11. Dokter Spesialis dr. Sp.KFR Spesialis 1 1
Rehabilitasi Medik
12. Dokter Spesialis dr. Sp. OT Spesialis 1 1
Orthopaedi dan
Traumatologi
13. Dokter Spesialis Mata dr. Sp.M Spesialis 1 1
14. Dokter Spesialis THT dr. Sp.THT Spesialis 1 1 2
15. Dokter Spesialis Saraf dr. Sp.S Spesialis 2 2
16. Dokter Spesialis Kulit dr. Sp.KK Spesialis 1 1
& Kelamin
17. Dokter Spesialis dr. Sp.KJ Spesialis 3 3
Kedokteran Jiwa
18. Dokter Spesialis Paru dr. Sp.P Spesialis 1 1

7
19. Apoteker Apoteker SP 3 3 6
Farmasi
20. Asisten Apoteker Asisten D3 14 1 15
21. Perawat Perawat D3/S1/N 166 13 46 11 236
s
23. Bidan Bidan D1/D3/ 29 6 4 39
D4
24. Nutrisionis / Ahli Gizi Nutrisionis D3/S1 7 7
25. Keterapian Fisik Keterapian D3 6 6
Fisik
26. Psikolog Psikologi S1 3 3
27. Radiographer Radiographe D3/D4/S 6 2 8
r 1
28. Tenaga Elektromedis Teknik D3 3 3
Elektromedi
k
29. Rekam Medik Rekam D3 7 2 9
Medik
30. Sanitarian Sanitarian D3/S1 6 6
31. Analis Analis D3/D4 14 14
32. Refraksi Optisi Refraksi D3 1 1
Optisi
33. Non Medik Lain - lain Non Medik SMP/SL 121 1 27 68 230
TA/D3/
S1
JUMLAH 448 14 81 102 645
Sumber data : bagian umum

8
Tabel 2. Rekapitulasi daftar ketenagaan RSU R.A. Kartini Jepara, tahun 20146
JENIS TENAGA STATUS
NO. KLASIFIKASI PENDIDIKAN PNS MITRA HARLEP JUMLAH
1. TENAGA MEDIS 38 13 - 51
2. TENAGA PARA MEDIS 195 - 80 275
KEPERAWATAN
3. TENAGA PARA MEDIS NON 70 - 8 78
KEPERAWATAN
4. TENAGA NON MEDIS 121 - 96 230
JUMLAH 424 13 184 645
Sumber data :bagian umum

3. Kemampuan pelayanan medik6


a. Pelayanan Medik
1) Instalasi Rawat Jalan
a) Poli Penyakit Dalam
b) Poli Bedah
c) Poli Anak
d) Poli Kebidanan dan Kandungan
e) Poli Penyakit Kulit dan Kelamin
f) Poli Ortopedi
g) Poli Saraf
h) Poli THT
i) Poli Mata
j) Poli Gigi
k) Poli Jiwa
l) Poli Paru
m) Poli Konsultasi Gizi
n) Poli Matahari
o) Poli MCU
p) Poli Rehabilitasi Medik

9
q) Unit Hemodialisa
r) Unit Kemoterapi
2) Instalasi Rawat Inap
 Ruang Perawatan Menurut Kelas Perawatan
a) Pavilliun Wijaya Kusuma
b) VIP Nusa Indah
c) VIP Aster
d) VIP Flamboyan
e) Ruang Bougenville
f) Ruang Anggrek
g) Ruang Teratai
h) Ruang Mawar
i) Ruang Melati
j) Ruang Dahlia
k) Ruang Cempaka
l) Ruang Anyelir
m) Ruang ICU/ICCU
n) Ruang Kemuning
o) Ruang Kenanga
p) Ruang Seruni

 Ruang Perawatan Menurut Penyakit:


a) Ruang Perawatan Penyakit Dalam
b) Ruang Perawatan Penyakit Bedah
c) Ruang Perawatan Penyakit Anak
d) Ruang Perawatan Penyakit Kebidanan dan Kandungan
e) Ruang Perawatan Jiwa
f) Ruang Perawatan Isolasi
3) Instalasi Gawat Darurat
4) Instalasi Bedah Sentral
5) Instalasi ICU

10
6) Instalasi PICU/NICU

b. Penunjang medik:
1) Instalasi Radiologi
2) Instalasi Laboratorium
3) Instalasi Farmasi
4) Instalasi Gizi
5) Instalasi Rekam medis
6) Instalasi Rehabilitasi medis
7) Instalasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
8) Instalasi Central Supply Sterilization Department (ICSSD)
9) Instalasi Laundry
10) Instalasi IPSRS
11) Instalasi Pemulasaraan Jenazah
12) Instalasi Pengolahan Limbah

2.2 Struktur Organisasi


Berdasarkan Peraturan Bupati Jepara Nomor 3 Tahun 2009, tercantum susunan organisasi
Rumah Sakit Umum RA Kartini Jepara terdiri dari :7
A. Direktur
B. Wakil Direktur Umum dan Keuangan, membawahi :
a. Bagian Bina Program dan Hukum, membawahi :
1) Sub. Bagian Program dan Evaluasi;
2) Sub. Bagian Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dan Promosi;
3) Sub. Bagian Hukum dan Humas
b. Bagian Keuangan, membawahi :
1) Sub. Bagian Anggaran dan Mobilisasi Dana
2) Sub. Bagian Perbendaharaan
3) Sub. Bagian Akuntansi dan Verifikasi
c. Bagian Umum, membawahi :
1) Sub. Bagian Tata Usaha

11
2) Sub. Bagian Kepegawaian
3) Sub. Bagian Rumah Tangga
C. Wakil Direktur Pelayanan, membawahi :
a. Bidang Pelayanan Medik, membawahi:
1) Seksi Pelayanan I
2) Seksi Pelayanan II
b. Bidang Penunjang Medik, membawahi:
1) Seksi Penunjang I
2) Seksi Penunjang II
c. Bidang Keperawatan, membawahi:
1) Seksi Keperawatan I
2) Seksi Keperawatan II
D. Kelompok Jabatan Fungsional :
a) Kelompok Instalasi
b) Susunan Keanggotaan Komite Medis
c) Susunan Keanggotaan Komite Keperawatan
d) Susunan Keanggotaan Komite Keselamatan Pasien

Tugas dan fungsi masing-masing bagian Struktur Organisasi RSU RA Kartini


berdasarkan Peraturan Bupati Jepara Nomor 3 Tahun 2009 adalah sebagai berikut:7
Direktur
Direktur adalah penanggung jawab umum atas kegiatan operasional dan keuangan.
Tugas Direktur adalah untuk memimpin dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan
fungsi Rumah Sakit Umum Daerah RA Kartini yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Direktur bertanggung jawab kepada bupati.8,9
Fungsi:
1) Perencanaan, pengembangan, dan evaluasi
2) Pelayanan medis
3) Pelayanan penunjang medis dan non medis
4) Pelayanan dan asuhan keperawatan

12
5) Pelayanan rujukan
6) Pendidikan dan pelatihan
7) Penelitian dan pengembangan
8) Pengelolaan administrasi umum dan keuangan

a. Wakil Direktur Pelayanan


Wakil Direktur Pelayanan memiliki tugas membantu direktur dan memimpin serta
mengkoordinasikan tugas-tugas bidang pelayanan medik, bidang penunjang medik,
keperawatan, dan pelayanan fungsional lainnya. Wakil Direktur Pelayanan bertanggung
jawab kepada Direktur.8,9
Wakil direktur memiliki kewajiban tugas sebagai berikut 8,9:
1) Menyusun perencanaan atas kegiatan teknis di bidang pelayanan rumah sakit
2) Melaksanakan, mengawasi, mengendalikan, dan mengevaluasi kegiatan pelayanan
rumah sakit sesuai dengan Rencana Bisnis dan Anggaran yang telah ditetapkan
3) Membuat laporan kinerja operasional dalam Bidang Pelayanan Rumah Sakit kepada
Direktur dan Dewan Pengawas

Wakil Direktur Pelayanan membawahi8,9:


1) Instalasi Rawat Jalan
2) Instalasi Rawat Inap
3) Instalasi ICU (Intensive Care Unit)
4) Instalasi Gawat Darurat (IGD)
5) IBS
6) PICU/NICU
7) Lab. Patologi Klinik
8) Lab. Patologi Anatomi
9) Instalasi Farmasi
10) Instalasi Radiologi
11) Instalasi Gizi
12) Pemulasaran Jenazah
13) Kesehatan dan Keselamatan Kerja

13
14) Rekam Medik
15) Central Suply Sterilization Departement (CSSD)
16) Laundry
17) Rehab Medik
18) Instalasi pengelolaan Limbah
19) Instalasi Diklat
20) IPSRS

Wakil Direktur Pelayanan membawahi :


a. Bidang Pelayanan Medik
Bidang Pelayanan Medis mempunyai tugas melaksanakan dan
mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan medis, melakukan pemantauan dan
pengawasan penggunaan fasilitas, kegiatan pelayanan medis, pengawasan serta
pengendalian penerimaan dan pemulangan pasien pada Instalasi Rawat Jalan, Instalasi
Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi ICU, Instalasi PICU, dan Instalasi Bedah
Sentral.
Fungsi :
1) Perencanaan, koordinasi dan evaluasi kebutuhan pelayanan medis
2) Melakukan pemantauan pengawasan penggunaan fasilitas kegiatan pelayanan medis
3) Pengendaliaan penerimaan dan pemulangan pasien pada Instalasi Rawat Jalan,
Instalasi Rawat Inap,Iinstalasi Gawat Darurat, Instalasi ICU, Instalasi PICU, dan
Instalasi Bedah Sentral
4) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur Pelayanan sesuai
tugas dan fungsinya
Bidang Pelayanan Medik terdiri dari :
a) Seksi Pelayanan I:
Mempunyai tugas melaksanakan kebutuhan pelayan medis serta pemantauan,
pengawasan penggunaan fasilitas pelayanan medis dan pengendalian maupun
penerimaan dan pemulangan pasien di instalasi rawat jalan, instalasi gawat darurat,
instalasi bedah sentral.
Fungsi:

14
1) Pelayanan kebutuhan pelayanaan medis.
2) Pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas pelayanan medis, pengawasan
serta pengendalian penerimaan dan pemulangan pasien di Instalasi Rawat Jalan,
Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Bedah Sentral.
3) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan
Medik sesuai tugas dan fungsinya.
b) Seksi Pelayanan II:
Mempunyai tugas melaksanakan kebutuhan pelayanan medis serta pemantauan,
pengawasan penggunaan fasilitas pelayanan medis dan pengendalian maupun
penerimaan dan pemulangan pasien di instalasi rawat inap, instalasi ICU, instalasi
PICU/NICU.
Fungsi:
1) Pelayanan kebutuhan pelayanan medis.
2) Pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas, kegiatan pelayanan medis,
pengawasan serta pengendalian penerimaan dan pemulangan pasien di Instalasi
Rawat Inap, Instalasi ICU, Instalasi PICU/NICU.
3) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan
Medik sesuai tugas dan fungsinya.

b. Bidang Penunjang Medik


Melaksanakan dan mengkoordinasikan semua kebutuhan penunjang medik,
melakukan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas, kegiatan penunjang medis
serta pengawasan dan pengendalian pasien di pelayanan Instalasi Laboratorium Klinik
dan Patologi Anatomi, Instalasi Farmasi, Instalasi Radiologi, Instalasi Gizi, Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS), Instalasi pemulasaran jenasah, Instalasi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Instansi Rekam Medis, Instalasi Central Supply
Sterilization Department (ICSSD), Instalasi laundry, Instalasi rehab medik, Instalasi
pengolahan limbah.
Fungsi:
1) Pelaksanaan, perencanaan, koordinasi dan evaluasi kebutuhan pelayanan penunjang
medik.

15
2) Pelaksanaan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas, kegiatan pelayanan
penunjang medik, serta pengawasan dan pengendalian pasien di pelayanan Instalasi
Laboratorium Klinik dan Patologi Anatomi, Instalasi Farmasi, Instalasi Radiologi,
Instalasi Gizi, Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS), Instalasi
pemulasaran jenasah, Instalasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Instalasi
Rekam Medis, Instalasi Central Supply Sterilization Department (ICSSD), Instalasi
laundry, Instalasi rehab medik, Instalasi pengolahan limbah.
3) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur Pelayanan sesuai
tugas dan fungsinya.
Bidang Penunjang Medik dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Wakil Direktur Pelayanan. Bidang penunjang medik terdiri
dari :
a) Seksi Penunjang I:
Melaksanakan kebutuhan penunjang medis serta pemantauan, pengawasan
penggunaan fasilitas penunjang medis serta pengawasan dan pengendalian pasien di
Instalasi Laboratorium Klinik dan Patologi Anatomi, Instalasi Farmasi, Instalasi
Radiologi, Instalasi Gizi, Instalasi Rekam Medis, Instalasi Rehab Medik.
Fungsi :
1) Perencanaan, koordinasi dan evaluasi di bidangnya.
2) Pelayanan kebutuhan penunjang medis.
3) Pemantauan serta pengawasan penggunaan fasilitas penunjang medis serta
pengawasan dan pengendalian pasien di Instalasi Laboratorium Klinik dan
Patologi Anatomi, Instalasi Farmasi, Instalasi Radiologi, Instalasi Gizi, Instalasi
Rekam Medis, Instalasi rehab medik.
4) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penunjang
Medik sesuai tugas dan fungsinya.
b) Seksi Penunjang II:
Melaksanakan kebutuhan pelayanan medis serta pemantauan, pengawasan
penggunaan fasilitas penunjang medis, serta pengawasan dan pengendalian pasien di
Instalasi Pemulasaran Jenasah, Instalasi Central Supply Sterilization Department
(ICSSD), Instalasi laundry, Instalasi pengolahan limbah, Instalasi pemeliharaan

16
sarana rumah sakit (IPSRS) dan sanitasi, Instalasi kesehatan dan keselamatan kerja
(K3).
Fungsi :
1) Perencanaan, koordinasi dan evaluasi di bidangnya.
2) Pelayanan kebutuhan penunjang medis.
3) Pemantauan, pengawasan, dan pengendalian pasien di Instalasi Pemulasaran
Jenasah, Instalasi Central Supply Sterilization Department (ICSSD), Instalasi
laundry, Instalasi pengolahan limbah, Instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit
(IPSRS), Instalasi kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
4) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penunjang
Medik sesuai tugas dan fungsinya.

c. Bidang Keperawatan
Mempunyai tugas melaksanakan bimbingan pelaksanaan pelayanan asuhan
keperawatan, pengendalian sikap, etika, dan mutu keperawatan, serta pengembangan
profesi.
Fungsi :
1) Perencanaan, pengembangan, dan evaluasi bidangnya.
2) Pelaksanaan pembimbingan, asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan pada
pasien.
3) Pengawasan dan pengendalian etika dan mutu keperawatan.
4) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Wakil Direktur Bidang Pelayanan sesuai
tugas dan fungsinya
Bidang Keperawatan terdiri dari:
a) Seksi Keperawatan I
Mempunyai tugas membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan di semua ruang
perawatan.
Fungsi Seksi Keperawatan I:
1) Perencanaan, koordinasi dan evaluasi bidangnya.
2) Pelaksanaan asuhan keperawatan.
3) Pengelolaan administrasi di bidangnya.

17
4) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keperawatan
sesuai tugas dan fungsinya.
b) Seksi Keperawatan II
Mempunyai tugas membina sikap mental etika dan peningkatkan mutu dalam
pelaksanaan tugas.
Fungsi Seksi Keperawatan II:
1) Perencanaan, koordinasi dan evaluasi di bidangnya.
2) Pembinaan dan pengembangan sikap, mental dan etika perawat.
3) Pengelolaan administrasi di bidangnya
4) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Keperawatan sesuai
tugas dan fungsinya.

b. Wakil Direktur Umum dan Keuangan


Wakil Direktur Umum dan Keuangan mempunyai tugas membantu direktur dan
memimpin serta mengkoordinasikan tugas-tugas bagian di Bidang Umum dan Keuangan
rumah sakit.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan berkewajiban:
1) Mengkoordinasikan penyusunan rencana bisnis dan anggaran.
2) Menyiapkan dokumen dan pelaksanaan anggaran rumah sakit.
3) Mengkoordinasikan kegiatan ketatausahaan, kepegawaian, kerumahtanggaan dan
perlengkapan.
4) Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja.
5) Menyelenggarakan pengelolaan kas.
6) Melakukan pengelolaan utang piutang.
7) Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan investasi rumah sakit.
8) Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.

Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahi:


1. Bagian Umum
Memiliki tugas untuk menyelenggarakan urusan Tata Usaha, Pengelolaan Aset, Rumah
Tangga, Perjalanan Dinas, Kepegawaian, dan Pendidikan dan Pelatihan.8,9

18
Fungsi:
1) Penyusunan program, pengawasan, dan evaluasi di bidangnya
2) Perumusan bahan kebijakan Pimpinan di bidang Protokol, Rumah Tangga, Tata
Usaha, dan Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan
3) Pelayanan urusan Rumah Tangga RSU
4) Pelayanan protokoler, ketatausahaan RSU
5) Pemeliharaan keamanan dan kebersihan RSU
6) Pelaksanaan urusan surat menyurat dan kearsipan
7) Pelaksanaan urusan tata laksana RSU
Bagian Umum terdiri dari:
a) Sub Bagian Tata Usaha
Mempunyai tugas melaksanakan urusan surat-menyurat dan kearsipan, tata laksana
rumah sakit, perjalanan dinas, rapat atau pertemuan, dan pengelolaan aset rumah
sakit.
Fungsi:
1) Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi di bidangnya.
2) Pengelolaan surat menyurat dan kearsipan.
3) Pengelolaan aset RSU
4) Pengurusan rapat atau pertemuan dan perjalanan dinas.
5) Pengelolaan administasi di bidangnya
6) Pengelolaan perbekalan RSU
7) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Umum sesuai
tugas dan fungsinya
b) Sub Bagian Kepegawaian
Mempunyai tugas menyelenggarakan urusan kepegawaian, meliputi perencanaan
dan pengembangan, mutasi, kesejahteraan, hak dan kewajiban pegawai sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi:
1) Penyelenggaraan pengurusan mutasi, diklat, kesejahteraan pegawai, hak dan
kewajiban pegawai.
2) Pelaksanaan tugas pembinaan kepegawaian.

19
3) Pelaksaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Umum sesuai
tugas dan fungsinya.
c) Sub Bagian Rumah Tangga
Mempunyai tugas melaksanakan urusan pengadaan, pemeliharaan, dan pengamanan
sarana/prasarana RS meliputi mebelair, gedung/ruangan, pengelolaan parkir dan
taman serta lain-lain urusan rumah tangga.
Fungsi:
1) Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi di bidangnya
2) Pengadaan, pemeliharaan, dan pengamanan sarana/prasarana rumah sakit sesuai
lingkup tugasnya.
3) Pengelolaan parkir, kebun dan taman.
4) Penyelenggaran administrasi di bidangnya.
5) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Umum sesuai
tugas dan fungsinya.

2. Bagian Bina Program dan Hukum


Mempunyai tugas menyusun rencana, program dan laporan, sistem informasi manajemen
Rumah Sakit, Promosi, Hukum, Hubungan Masyarakat dan Perpustakaan.
Fungsi:
1) Penyusunan rencana program dan laporan.
2) Pengelolaan dan pengembangan sistem informasi manajemen rumah sakit.
3) Pengelolaan kegiatan promosi.
4) Fasilitas penyusunan kebijakan RSU.
5) Penyelenggaraan pengkajian dan penelaahan masalah hukum dan hubungan
masyarakat.
6) Penyelenggaraan perpustakaan.
7) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur Bidang Umum dan
Keuangan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

20
Bagian Bina Program dan Hukum terdiri dari:
a) Sub Bagian Program dan Evaluasi
Mempunyai tugas menyusun rencana dan evaluasi pelaksanaan program kegiatan
serta laporan rumah sakit.
Fungsi:
1) Penyusunan, perencanaan laporan dan evaluasi RSU
2) Pengumpulan, pengolahan dan penyajian data.
3) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan dan evaluasi.
4) Penyelenggaraan kegiatan administrasi di bidangnya.
5) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Bina Program
dan Hukum sesuai tugas dan fungsinya.
b) Sub Bagian Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dan Promosi
Mempunyai tugas mengumpulkan bahan, menyusun dan mengelola Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit dan kegiatan promosi.
Fungsi:
1) Perencanaan dan pengembangan sistem informasi manajemen rumah sakit dan
promosi.
2) Pengelolaan dan pengamanan sistem informasi manajemen rumah sakit dan
promosi.
3) Pelaksanaan promosi rumah sakit.
4) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Bina Program
dan Hukum sesuai tugas dan fungsinya.
c) Sub Bagian Hukum dan Humas
Mempunyai tugas mengumpulkan bahan, menyusun dan mendokumentasikan
kebijakan umum dan/ atau teknis rumah sakit, mengelola perpustakaan dan
dokumentasi, menelaah urusan hukum serta melaksanakan kegiatan hubungan
masyarakat.
Fungsi:
1) Perencanaan, penelaahan dan penyusunan kebijakan umum dan/ atau teknis yang
berhubungan dengan rumah sakit.
2) Pengelolaan dokumentasi hukum dan perpustakaan.

21
3) Penyelesaian masalah hukum.
4) Pelaksanaan urusan kehumasan.
5) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Bina Program
dan hukum sesuai tugas dan fungsinya.

3. Bagian Keuangan
Bagian keuangan mempunyai tugas menyusun anggaran belanja dan pendapatan rumah
sakit, melaksanakan penatausahaan keuangan, perbendaharaan, verifikasi, akuntasi dan
mobilisasi dana.
Fungsi:
1) Pelaksanaan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja rumah sakit.
2) Pelaksanaan penyusunan perubahan dan evaluasi anggaran serta mobilisasi dana.
3) Pengelolaan perbendaharaan.
4) Pelaksanaan pengelolaan belanja rumah sakit yang meliputi belanja pegawai, belanja
barang, belanja pemeliharaan dan lain-lain.
5) Pelaksanaan sistem akuntansi dan verifikasi keuangan rumah sakit.
6) Pelaksanaan monitoring evaluasi dan pengawasan realisasi penerimaan dan
pengeluaran keuangan rumah sakit.
7) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Wakil Direktur Umum dan Keuangan
sesuai tugas dan fungsinya.
Bagian Keuangan terdiri dari:
a) Sub Bagian Anggaran dan Mobilisasi Dana
Mempunyai tugas menyusun rencana dan perubahan anggaran pendapatan dan
belanja rumah sakit, melaksanakan dan melaporkan mobilisasi dana serta
menghimpun penerimaan, pembukuan, penyetoran dan/ atau pertanggung
jawaban keuangan.
Fungsi:
1) Perencanaan, koordinasi dan evaluasi di bidangnya.
2) Pengendalian dan pengembangan di bidangnya.
3) Pengelolaan administrasi di bidangnya.

22
4) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Keuangan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
b) Sub Bagian Perbendaharaan
Mempunyai tugas mengelola perbendaharaan dan administrasi keuangan lainnya.
Fungsi:
1) Perencanaan, koordinasi dan evaluasi di bidangnya.
2) Pengendalian dan pengelolaan di bidangnya.
3) Pembinaan dan pengawasan bendahara.
4) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Keuangan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
c) Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi
Mempunyai tugas melaksanakan verifikasi dan menyajikan laporan administrasi
keuangan dan/ atau manajemen rumah sakit.
Fungsi:
1) Perencanaan, koordinasi dan evaluasi di bidangnya.
2) Pengendalian dan pengembangan di bidangnya.
3) Pengelolaan administrasi di bidangnya.
4) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Keuangan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Kelompok Jabatan Fungsional


a. Komite9,11
Komite merupakan wadah profesional di bidang medis yang keanggotannya
berasal dari seluruh anggota staf medis yang dipimpin oleh seorang kepala dalam
jabatan non struktural. Mempunyai tugas membantu Direktur menyusun standar
pelayanan medis, membantu pelaksanaannya, melaksanakan pembinaan etika
profesi, mengatur kewenangan profesi anggota Staf Medis Fungsional,
mengembangkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan.11
Dalam melaksanakan tugasnya Komite Medis dibantu oleh panitia-panitia antara
lain 8,9:

23
a) Panitia Peningkatan Mutu Pelayanan Medis
b) Panitia Kredensial
c) Panitia Etika Medis
d) Panitia Farmasi dan Terapi
e) Panitia Penanggulangan Infeksi dan Nosokomial
f) Panitia Rekam Medis
g) Panitia Audit Medis

- Komite keperawatan9
Merupakan wadah non struktural yang berkembang dari struktur kelompok
tenaga kesehatan yang keanggotaannya berasal dari staf perawat fungsional dan
non fungsional. Organisasi formal RS yang menghimpun, merumuskan, dan
mengkomunikasikan pendapat atau ide-ide perawat/bidan dengan penggunaan
penggabungan pengetahuan dan keterampilan dari staf profesional keperawatan.
Tugas pokoknya adalah untuk melaksanakan kegiatan audit keperawatan, etik
keperawatan dan pengembangan keperawatan melalui penataan dan pengolahan
asuhan keperawatan untuk mencapai pelayanan keperawatan yang profesional.

- Komite keselamatan pasien9


Tugas Komite Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah membuat kerangka
acuan program keselamatan pasien, melaksanakan program keselamatan pasien
di Rumah Sakit, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tentang
keselamatan pasien, mengevaluasi program keselamatan pasien.Dalam
melaksanakan tugasnya Komite Keselamatan Pasien (Patient Safety)
bertanggung jawab kepada Direktur RSU RA. Kartini Jepara.

b. Instalasi
Instalasi terdiri dari:
1) Instalasi Rawat Jalan
2) Instalasi Rawat Inap
3) ICU

24
4) IGD
5) IBS
6) PICU-NICU
7) Laboratorium Patologi Klinik
8) Laboratorium Patologi Anatomi
9) Farmasi
10) Radiologi
11) Instalasi Gizi
12) Pemulasaran jenasah
13) Kesehatan dan keselamatan kerja
14) Rekam Medik
15) Central Supply Sterilization Department (CSSD)
16) Laundry
17) Rehab Medik
18) Instalasi pengolahan limbah
19) Instalasi Diklat
20) IPSRS (Instalasi Perawatan Sarana Rumah Sakit)

c. Satuan Pengawas Internal8


Tugas Satuan Pengawas Internal berdasarkan Peraturan Bupati Jepara no.3 tahun
2009 satuan pengawas internal adalah perangkat Rumah Sakit untuk melakukan
pengawasan dan pengendalian internal dalam rangka membantu pimpinan Rumah
Sakit untuk mengendalikan kinerja pelayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan
sosial sekitarnya (social responsibility) dalam menyelenggarakan bisnis sehat. Satuan
pengawas dipimpin oleh seorang kepala satuan pengawas Internal (SPI) yang
diangkat dan diberhentikan oleh direktur.
Satuan Pengawas Internal bertanggung jawab melakukan pengawasan dan
evaluasi internal RS terhadap pengelolaan sumber daya RS meliputi : Sumber Daya
Manusia, Keuangan dan Sarana Prasarana RS serta pelayanan kesehatan RS Umum
pada umumnya.

25
Adapun susunan organisasi di RSUD RA. Kartini yaitu:6
1. Direktur : drg. Kusnarto, M.Kes
2. Wadir Umum dan Keuangan : Muh. Ali, S.Kep, MM.Kes
3. Wadir Pelayanan : dr. Bambang Dwipo S., M.Kes
4. Kabag. Umum : Mujoko, SH, MH
5. Subbag TU : Umrotun, SH, MH
6. Subbag. Kepegawaian : Sih Dinar Mundi Rahayu, SH
7. Subbag. RT : Ana Peristiwaningsih, SH
8. Kabag. Bina Program dan Hukum : Drs. Adi Bintoro, MM
9. Subbag. Program dan Evaluasi : Slamet Noor Riyadi AMKL.
10. Subbag. Hukum & Humas : Emi Hariati, SH,MH
11. Subbag SIM RS& promosi : Karyoto S.Kep, MM.Kes
12. Kabag. Keuangan : Nikmah, SE. MM.
13. Subbag. Anggaran & Mob.Dana :Yetty Hartanti, BSc.
14. Subbag. Perbendaharaan : Sarsito, SH
15. Subbag. Akunt. & Verifikasi : Himawan Mutaqin, SE,MH
16. Kabid Pelayanan Medik : Mulastin, Ssit, M.Kes
17. Seksi Pelayanan I : Edy Susilo, S.Kep, MM.Kes
18. Seksi Pelayanan II : Sulih Raharjo, S Kep.
19. Kabid. Keperawatan : Sri Rahayu, S.Kep
20. Seksi Keperawatan I : Nur Cholis, S.Kep, MM.Kes
21. Seksi Keperawatan II : Sri Wahyuni, S Kep.
22. Kabid Penunjang Medik : dr. Sukmawati Kangiden
23. Seksi Penunjang I : Djupri, Amd
24. Seksi Penunjang II : Dwi Prasetyowati, S.Kep
25. Instalasi – instalasi terdiri dari :
a. Instalasi rawat jalan : dr. Tri Iriantiwi
b. Instalasi rawat inap : dr. Pujianto Basuki
c. ICU : dr. Edy Marsono, Sp.PD
d. IGD : dr. Teguh Iskadir, Sp.An
e. IBS : dr. Tri Martoni Y, Sp.B

26
f. PICU/NICU : dr. Fenty Kurniawati, Sp.A
g. Laboratorium patologi klinik : dr. Joko Handojo, Sp.PK
h. Laboratorium patologi anatomi : dr. Eny Diah, Sp.PA
i. Farmasi : Dra. Sri Hariningsih, Apt
j. Radiologi : dr. Denny P, Sp.Rad
k. Instalasi Gizi : Sri Yuniati H, SKM
l. Pemulasaraan Jenasah : dr. Pujianto Basuki
m. Kesehatan dan Keselamatan Kerja : dr. Yoyok Setyono
n. Rekam Medik : Edy Mulyanto, SKM
o. CSSD dan Laundry : Endang Ratnawati, S.Kep
p. Rehabilitasi Medik : dr. Mulyohadi Hartawan, Sp.KFR
q. Instalasi Pengelolaan Limbah : Budi Rochana, SKM
r. Instalasi Diklat : drg. Noor Ika Siwiyati
s. IPSRS : Budi Rochana, SKM

Berdasarkan Keputusan Direktur RSUD RA. Kartini Jepara No. 808/8/2015 tangga
l9 Februari 2015 tentang pembentukan Komite Medis dan sub-sub Komite Medis.10
Direktur : drg. Kusnarto, M.Kes
Penanggung jawab : dr. Bambang Dwipo, M.Kes
Ketua : dr. Bagus Wirabhakti, Sp.OG
Sekretaris : dr. Nesia Hani Alvi Y.
Sub Komite
1. Kredensial : dr. Teguh Wibowo, Sp.S
2. Mutu Profesi : dr. Edwin Tohaga, Sp.A
3. Etika dan Disiplin Profesi : dr. Tri Adi Kurniawan, Sp.P
Berdasarkan Keputusan Direktur RSUD R.A. Kartini No.800/37/2015 tentang
pembentukan Komite Keselamatan Pasien (Patient Safety) di RSUD R.A. Kartini Jepara,
maka dibentuklah Komite Keselamatan Kerja, yang terdiri dari:6,12
1. Ketua : dr. Edwin Tohaga, Sp.A
2. Wakil ketua : Nur Cholis, S.Kep, MM.Kes
3. Sekretaris : Sulh Raharjo, S.Kep

27
4. Tim Keselamatan Pasien
Ketua : dr. Tri Iriantiwi
Anggota : 1. dr. Pujianto Basuki
2. Agus Supratiknyo
3. Sri Yuniati H, SKM
5. Tim Keselamatan Pekerja/ Petugas Kesehatan
Ketua : Dr. Yoyok S
Anggota : Mujoko, SH.MH
6. Tim Keselamatan Sarana Prasarana
Ketua : Edi Susilo, S.Kep, MM.Kes
Anggota : 1. Budi Rochana, SKM
2. Ana Peristiwaningsih, SH.MM
7. Tim Keselamatan Bisnis
Ketua : Nikmah, SE
Anggota : 1. Erni Hariati, SH. MH
2. Dra. Hariningsih, Apt
3. Himawan Muttaqin DP, SH.MH
Berdasarkan Keputusan Direktur RSUD R. A. Kartini No.800/10.1 th 2015 maka
dibentuklah Komite Keperawatan, yang terdiri dari: 6,10
Direktur : drg. Kusnarto, M.Kess
Penanggung jawab : dr. Bambang Dwipo, M.Kes
Ketua : Abdu Hamid S.Kep, Ners
Sekretaris : Ukhrowiyah S.Kep, Ners

Sub Komite
1. Kredensial : Sulastri S.Kep, Ners
2. Mutu Profesi : Ni Luh Made Wardani S.Kep, Ners
3. Etika dan Disiplin Profesi : Edi Kristianto S.Kep, Ners

2.3 Status Rumah Sakit

28
Berdasarkan Peraturan Bupati No.3 tahun 2009, nama institusi adalah Rumah Sakit
Umum Raden Ajeng Kartini yang disingkat RSU R. A. Kartini, dengan pemilik Rumah
Sakit adalah Pemerintah Daerah. Rumah Sakit ini berkedudukan di Kabupaten Jepara.6,8
Berdasarkan SK Bupati Jepara No. 267 tahun 2008 dan profil rumah sakit tahun
2013, RSU R. A. Kartini merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
menerapkan pola pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang
bertanggung jawab pada Pemerintah Daerah dalam hal ini tanggung jawab fungsional
kepada Kepala Dinas Kesehatan dan secara taktis operasional kepada Bupati.8

2.4 Akreditasi
Menurut Surat Keputusan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia nomor:
HK.03.01/c.III/SK/983/2010 yang berlaku pada tanggal 26 juli 2010 menyatakan bahwa
akreditasi RSUD R.A Kartini PENUH TINGKAT LENGKAP untuk 16 Pokja. Pokja-pokja
tersebut adalah administrasi manajemen, pelayanan medis, pelayanan gawat darurat,
pelayanan keperawatan, rekam medis, farmasi, kesehatan keselamatan kerja, radiologi,
laboraturium, kamar operasi, pengendalian infeksi di rumah sakit, perinatal resiko tinggi,
pelayanan rehabilitasi medik, pelayanan gizi, pelayanan intensif, dan pelayanan darah.
Status akreditasi berlaku selama tiga tahun terhitung dari tanggal keputusan diterbitkan.13-14

2.5 Rencana Strategis


Sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan rumah sakit dalam menyelenggara-kan
pelayanan kesehatan perlu ditetapkan Rencana Strategi Bisnis RSU RA. Kartini. Rencana
Strategi Bisnis ini diatur dalam Peraturan Bupati Jepara Nomor 46 Tahun 2014.14 Urutan
langkah yang ditempuh dalam pembuatan rencana strategis adalah sebagai berikut:

29
Gambar 1. Langkah pembuatan rencana strategis

1. Penentuan visi, misi, dan nilai-nilai


Visi Rumah Sakit Umum Kartini Jepara
Sesuai dengan Keputusan Bupati Jepara Nomor 45 Tahun 2012, Tentang Penetapan Visi
dan Misi RSU RA Kartini Jepara, Visi Rumah Sakit Umum RA Kartini adalah “Menjadi
Rumah Sakit Pilihan Pertama dan Utama”.6,14,15
Misi Rumah Sakit Umum R.A. Kartini Jepara6,14,15
a. Menyelenggarakan pelayanan prima
b. Mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia
c. Melengkapi sarana prasarana sesuai perkembangan ilmu pengetauan dan teknologi
d. Meningkatkan kerjasama lintas sektor

Misi selama lima tahun yang akan datang:


1. Menyelenggarakan Pelayanan Prima
Misi pertama berfokus memberikan pelayanan kesehatan yang diberikan secara
paripurna dan terpadu kepada lapisan masyarakat termasuk pasien tidak mampu
sehingga pasien akan merasa puas dengan pelayanan rumah sakit.

2. Mengembangkan Profesionalisme Sumber Daya Manusia


Misi kedua merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan sehingga
dapat meningkatkan kepercayaan terhadap pelayanan rumah sakit akan
meningkatkan kesejahteraan, maka perlu upaya pengembangan sumber daya
manusia.

30
3. Melengkapi Sarana Prasarana Sesuai Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Misi ketiga berfokus pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut
sebagai acuan untuk meningkatkan kinerja rumah sakit sehingga dapat
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
4. Meningkatkan Kerjasama Lintas Sektor
Misi keempat difokuskan pada peningkatan kerjasama dengan unit kerja yang
terkait dengan tujuan agar unit kerja terkait (pihak ketiga) dapat menanamkan
modal usaha atau jasanya sehingga menguntungkan kedua pihak.

2. Kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman RSU R.A. Kartini14


Faktor Internal
1) Kekuatan (Strengths)
a. Peningkatan anggaran pendapatan RSU Kartini
b. Kualitas sumber daya manusia rumah sakit yang memadai.
c. Enam belas pelayanan telah terakreditasi KARS dan pelayanan IGD berstandar
ISO 9001-2008
d. Peningkatan koordinasi yang baik di semua lini manajemen dan pelayanan
melalui penerapan budaya yang sesuai dengan lingkungan setempat

2) Kelemahan (Weakness)
a. Kapasitas ruang tunggu poliklinik, SEP BPJS dan apotik rawat jalan yang belum
sesuai dengan pengunjung.
b. Pelayanan obat rawat jalan dan rawat inap pasien askes dan jamkesmas yang saat
ini menjadi pasien BPJS, harus antri lama dengan kondisi ruang tunggu yang
belum memadai
c. Belum tersedianya sarana pelatihan yang lengkap untuk para tenaga medis.
d. Tidak sesuainya jadwal rutin sebagai dokter spesialis terhadap jam
kunjungan/pemeriksaan dokter kepada pasien rawat inap belum sesuai jadwal
rutin.

31
e. Lemahnya sistem pembayaran dan pengawasan pasien khususnya rawat inap
sehingga masih ditemukan pasien yang melarikan diri tanpa membayar hingga
besar tagihan sampai tahun 2014 adalah sebesar Rp 106.000.000,-

Faktor Eksternal
1) Peluang (Opportunities)
a. Adanya dukungan kebijakan maupun dana dari pemerintah pusat, provinsi dan
kabupaten Jepara
b. Adanya kebijakan pemerintah daerah untuk pengembangan kawasan industri
c. Adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan pemberlakuan
sistem rujukan berjenjang dan pola pembayaran sistem paket INA CBG’s (case
mix)
d. Meningkatnya tuntutan pelanggan terhadap pelayanan prima dan menyeluruh.
e. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengikuti program Jaminan
Kesehatan Nasional Mandiri (JKN Mandiri)
2) Ancaman (Threats)
a. Adanya rujukan yang tidak sesuai berdasarkan indikasi medis dari rumah sakit
sekitar Jepara dan/atau Puskesmas petunjuk.
b. Persepsi pasien kunjungan rawat jalan untuk kecepatan layanan terkesan lama,
khususnya waktu tunggu pendaftaran poliklinik, Surat Eligibilitas Peserta (SEP),
poliklinik dan pengambilan obat
c. Adanya peningkatan morbiditas penyakit degeneratif yang perlu diantisipasi oleh
semua pihak
Setelah didapatkan data mengenai SWOT RSU RA Kartini, pihak pemegang
keputusan yaitu direktur dapat menganalisis situasi dan kondisi rumah sakit. Hal ini dapat
dijadikan kesempatan (oppotunity) yang ada untuk dapat diupayakan untuk tercapai
sedangkan ancaman dan kelemahan (threatening dan weakness) dapat dijadikan untuk
bahan evaluasi kinerja dan penilaian bagi direktur untuk dicarikan solusi atas
permasalahan tersebut dan agar kinerja pegawai rumah sakit dapat berjalan sesuai dengan
visi dan misi RSU RA Kartini.

32
3. Nilai-nilai khusus6
Disamping visi dan misi yang telah diuraikan diatas, RSU R.A.Kartini juga memiliki
nilai-nilai khusus, yaitu:
1) Ketakwaan
2) Etos kerja
3) Kebersamaan
4) Kejujuran
5) Keterbukaan
6) Akuntabilitas
7) Efesien dan efektifitas
8) Profesionalisme
9) Pelayanan prima

4. Motto
Motto RSU R. A. Kartini adalah “MITRA ANDA MENJADI SEHAT.”6

5. Tujuan Rumah Sakit Umum R.A. Kartini Jepara6


1. Terwujudnya RSU RA Kartini Jepara yang mempunyai fasilitas yang memadai
serta memiliki sumber daya manusia yang profesional.
2. Terwujudnya pelayanan kesehatan prima dengan biaya yang terjangkau oleh
masyarakat serta memberikan kepuasan bagi pengguna jasa rumah sakit.
3. Terwujudnya RSU RA Kartini Jepara yang berperan aktif dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
4. Terciptanya iklim kondusif yang menunjang daya saing rumah sakit.

6. Strategi pemasaran rumah sakit14


Secara garis besar, Strategi Pemasaran yang ditempuh RSU RA Kartini Jepara untuk 5
tahun ke depan:
1. Pengembangan kompetensi SDM secara berkesinambungan yang bertumpu
kepada peningkatan kemampuan karyawan dalam hal teknis dan mutu pelayanan,
peningkatan pengetahuan karyawan dalam hal medik, keperawatan dan penunjang

33
lainnya agar mutu pelayanan senantiasa bias ditingkatkan secara bermakna dan
pengembangan perilaku karyawan yang berkaitan dengan cara memberikan
pelayanan yag mampu menyenangkan pelanggan, berperilaku santun dan menarik
serta terciptanya budaya kerja yang sesuai dengan nilai-nilai di masyarakat.
2. Melengkapi peralatan medik sesuai dengan kebutuhan standar, untuk
meningkatkan kinerja dokter spesialis yang akan berdampak terhadap kinerja
keuangan ruamh sakit secara menyeluruh.
3. Melengkapi dan menyempurnakan perencanaan, RBA (Rencana Bisnis
Anggaran), Business Plan, Strategic Action Plan, Sistem Akuntabilitas, Sistem
Remunerasi, Sistem Rekruitmen, Peningkatan karir, sistem inventaris, system
pendukung, system teknologi informasi dan standar prosedur operasi dari seluruh
unit pelayanan untuk menunjang kelancaran manajemen rumah sakit yang akan
berdampak terhadap peningkatan kecepatan dan ketepatan pelayanan secara
administratif
4. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan berkualitas,
ramah, responsif, mempercepat waktu tunggu serta menerapkan standar pelayanan
yang dilengkapi dengan Standar Prosedur Operasional.
5. Membangun kepercayaan pelanggan dengan analisa pasar secara mendalam, agar
captive market tidak memutus hubungan kontektual dengan rumah sakit, melalui
penelitian pasar, analisa kepuasan pelanggan, analisa biaya dan penyesuaian tarif
yang rasional serta bersaing, menjalin hubungan harmonis dengan berbagai
perusahaan swasta dan pihak asuransi secara berkesinambungan
6. Membangun jaringan kerjasama dengan Puskesmas dan sarana pelayanan
kesehatan lainnya dalam hal peningkatan dan ekstensifikasi pelayanan di RSUD
RA Kartini sesuai dengan prinsip saling menguntungkan dan bermanfaat bagi
masyarakat pengguna jasa
7. Setelah tahun 2010 mendapatkan akreditasi akan menempuh akreditasi RS form
baru (KARS-JCI) sekaligus menata kualitas pelayanan secara standart.
2.6 Tipe Pelayanan
RSU RA Kartini Jepara adalah Rumah Sakit Umum Daerah Type B non Pendidikan
ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 499/MENKES/SK/III/2000.

34
RSU RA. Kartini memberikan pelayanan kesehatan meliputi layanan rawat jalan,
layanan rawat inap, layanan gawat darurat 24 jam, layanan dokter spesialis, layanan dokter
umum, layanan dokter gigi, dan layanan penunjang medik. Terdapat 15 layanan dokter
spesialis yaitu: penyakit dalam, bedah, kandungan & kebidanan, anak, saraf, kulit &
kelamin, mata, THT, jiwa, patologi klinik, patologi anatomi, radiologi, anestesi, jiwa,
jantung, serta kedokteran fisik dan rehabilitasi.16

2.7 Penganggaran
Berdasarkan Keputusan Bupati Jepara Nomor 267 Tahun 2008. tentang penetapan RSUD
R.A. Kartini sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menerapkan pola
pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). BLUD adalah satuan kerja
perangkat daerah atau unit kerja pada satuan kerja perangkat daerah di lingkungan
pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktifitas. Sumber
dana rumah sakit didapat dari hasil pelayanan, sumber sah lain yang didapat ( pengelolaan
parkir, sewa gedung aula untuk pertemuaan, dan lain-lain ), Dana Alokasi Umum, dan Dana
Alokasi Khusus. Besar dana yang dianggarkan tahun 2014 adalah sebesar Rp.
67.5000.000.000,-. Sedangkan rencana pengeluaran RSU RA Kartini tahun 2015 terdiri dari
rencana belanja untuk kegiatan pelayanan kesehatan (Rp. 83.500.000.000,-), dengan
perincian sebagai berikut:17

Tabel 6.Plafon Anggaran Belanja RSU RA Kartini Jepara Tahun 201517


No. Uraian Plafon Anggaran 2015
( Rp )

I. Kegiatan Pelayanan Kesehatan


Sub kegiatan
(1) Pengadaan obat 26.150.000.000
(2) Pemeliharaan alkes dan sarpras 1.400.000.000
(3) Pelayanan gizi 2.700.000.000

35
(4) Pengadaan alkes medis dan nonmedis 3.625.000.000
(5) ISO Akreditasi 500.000.000
(6) Jasa pelayanan 22.999.998.000
(7) Menunjang Pel. Kes. Kemitraan dan 800.000.000
Terlantar
(8) Keselamatan Kerja Kewaspadaan Bencana 200.000.000
dan Kebakaran
(9) Operasional Teknis Kantor 4.735.855.000
(10) Pengadaan pakaian dinas dan pakaian 211.900.000
kerja lapangan
(11) Mendukung kegiatan dewan pengawas 250.000.000
RSU RA Kartini dan Penyusunan Lap.
Keuangan
(12) Pemeliharaan dan Pengembangan SIMRS 800.000.000
(13) Kegiatan Kehumasan dan Perpustakaan 130.000.000
(14) Promosi RS 280.000.000
(15) Peningkatan SDM 925.000.000
(16) Pemeliharaan kebersihan 1.750.000.000
(17) Penyusunan, perencanaan, dan evaluasi 25.000.000
(18) Teknis Administrasi Keuangan 7.712.603.000
(19) Pengadaan Tanah 569.300.000
(20) Review Master Plam RSU RA Kartini 100.000.000
(21) Konsultan Perencanaan Pembangunan 75.000.000
Gdg Lanjutan
(22) Pengadaan Hydrant 150.000.000
(23) Pengadaan Anti Petir 75.000.000
(24) Pemeliharaan dan Operasional 500.000
Ambulance dan Mobil Jenazah
(25) Pengadaan sarana dan prasarana 1.978.044.000
perkantoran RS, pemeliharaan gedung dan

36
alat kantor
(26) Renovasi Masjid 400.000.000
(27) Renovasi Instalasi Gizi Tahap III Lt.I 300.000.000
(28) Penataan pelayanan rawat jalan 500.000.000
(29) Pengadaan Tower Air 350.000.000
(30) Pengadaan Gedung server 250.000.000
(31) Pengadaan Lift 750.000.000
(32) Pembangunan Gedung Persalinan Lt.2 2.323.300.000
(33) Konsultan perencanaan review 45.000.000
pembangunan R. Tunggu pasien dan
pembangunan Lift
(34) Penyusunan RBA 30.000.000
JUMLAH 83.500.000.000

Tabel 7. Pendapatan BLUD RSU R.A. Kartini Jepara, tahun 201416


No. Uraian Pendapatan Tahun
2014
( Rp )
I. Pendapatan Jasa Layanan
(1) Pendapatan Operasional Rawat Inap 2.551.440.000
(2) Pendapatan Operasional Rawat Jalan 700.000.000
(3) Pendapatan Operasional Instalasi Gawat 750.001.000
Darurat
(4) Perawatan VIP 1.915.594.000
(5) Perawatan Paviliun 414.104.000
(6) Perawatan ICU/PICU 1.118.855.000

37
(7) Pendapatan Operasional Penunjang 13.974.689.000
Medik
(8) Jaminan Kesehatan 45.516.557.000
(9) Pelayanan Jenazah 15.000.000
(10) Ambulance 224.960.000
(12) Incenerator 6.000.000
Jumlah 67.187.200.000

II. Pendapatan Non Operasional


(1) Administrasi 10.000.000
(2) Visum 10.000.000
(3) Sewa kios/gedung 25.000.000
(4) Parkir 118.000.000
(5) Diklat 149.800.000
(6) Lain-lain -
Jumlah 312.800.000
TOTAL 67.500.000.000

2.8 Kepemilikan
Berdasarkan Peraturan Bupati No. 3 tahun 2009 Bab II tentang pola tata kelola,
menetapkan bahwa nama institusi adalah Rumah Sakit Umum Raden Ajeng Kartini yang
disingkat RSU R. A. Kartini yang berkedudukan di Kabupaten Jepara.6 Pemilik Rumah Sakit
adalah Pemerintah Daerah, sedangkan Bupati bertindak selaku pemangku kepentingan Pemilik
Rumah Sakit. Kelas Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Kelas B Non - Pendidikan. Status
Hukum Rumah Sakit adalah Badan Pelayanan Umum Daerah yang berada dibawah Pemeritah
Daerah Kabupaten Jepara yang dibentuk berdasarkan Keputusan Bupati Jepara No. 267 Tahun
2008 tentang penetapan RSUD R.A. Kartini sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
yang menetapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)
yang bertanggung jawab pada Pemerintah Daerah dalam hal ini tanggung jawab fungsional
kepada Kepala Dinas Kesehatan dan secara taktis operasional kepada Bupati.6

38
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Struktur Organisasi


Berdasarkan UU Nomor 44 tahun 2009 pasal 33 ayat 1 tentang pengorganisasian
rumah sakit, disebutkan bahwa setiap rumah sakit harus memiliki organisasi yang efektif,
efisien, dan akuntabel. Menurut penjelasan tersebut, organisasi rumah sakit disusun dengan
tujuan mencapai visi dan misi rumah sakit dengan menjalankan tata kelola perusahaan yang
baik (Good Corporate Governance) dan tata kelola klinis yang baik (Good clinical
Governance).1
UU Nomor 44 tahun 2009 pasal 36 tentang tata kelola rumah sakit yang baik adalah
penerapan fungsi-fungsi manajemen rumah sakit yang berdasarkan prinsip-prinsip
transparansi, akuntabilitas, independensi, responsibilitas, kesetaraan dan kewajaran.1
Menurut UU Nomor 44 tahun 2009 pasal 36, tata kelola klinis yang baik adalah
penerapan fungsi manajemen klinis yang meliputi kepemimpinan klinis, audit klinis, data
klinis, risiko klinis berbasis bukti, peningkatan kinerja, pengelolaan keluhan, mekanisme
monitor hasil pelayanan, pengembangan profesional, dan akreditasi rumah sakit.1
UU No. 44 tahun 2009 pasal 33 ayat 2 tentang pengorganisasian rumah sakit,
disebutkan bahwa organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas komponen: 1
1. Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit
2. Unsur pelayanan medis
3. Unsur keperawatan
4. Unsur penunjang medis
5. Komite medis
6. Satuan pemeriksaan internal
7. Administrasi umum dan keuangan
Pada struktur organisasi RSU RA Kartini terdapat Direktur Rumah Sakit, Bidang
Pelayanan Medis, Bidang Keperawatan, Bidang Penunjang Medik, Bagian Umum, Bagian
Keuangan, Satuan Pemeriksaan Internal, dan Komite Medis, sehingga organisasi RSU RA
Kartini telah memenuhi persyaratan UU No. 44 tahun 2009 Bab IX pasal 33 ayat 2 dimana
RSU RA Kartini telah memenuhi ketujuh unsur di atas.

39
UU Nomor 44 tahun 2009 pasal 34 ayat 1 menyebutkan bahwa kepala rumah sakit
harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang
perumahsakitan.1 Sedangkan, tenaga medis berarti dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan
dokter gigi spesialis.18 Direktur utama RSU R.A. Kartini mempunyai gelar dokter gigi (drg)
sehingga termasuk dalam seorang tenaga medis serta berpengalaman di bidang
perumahsakitan sehingga kedua syarat tersebut terpenuhi.
Menurut UU Nomor 44 tahun 2009 pasal 34 ayat 2, tenaga struktural yang
menduduki jabatan sebagai pimpinan harus berkewarganegaraan Indonesia. Hal ini sudah
sesuai dengan organisasi di RSU R.A. Kartini. Pasal 34 ayat 3 juga menyatakan bahwa
pemilik rumah sakit tidak boleh merangkap menjadi kepala Rumah Sakit. RSU R.A. Kartini
adalah RS milik Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara sehingga pemilik RSU RA Kartini
tidak merangkap menjadi kepala Rumah Sakit.

3.2 Kepemilikan Rumah Sakit


Berdasarkan Peraturan Bupati Jepara No. 3 tahun 2009 Bab II pasal 4 ayat 2 tentang
identitas rumah sakit, pemilik Rumah Sakit Umum R.A. Kartini adalah Pemerintah Daerah
Kabupaten Jepara dan di dalam pasal 7 Bupati bertindak selaku pemangku kepentingan
Pemilik Rumah Sakit.7 Pada peraturan Bupati Jepara No. 3 tahun 2009 Bab II pasal 4 ayat 4
menjelaskan, status hukum RSU R.A. Kartini adalah Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) yang berada di bawah pemerintah daerah Kabupaten Jepara yang dibentuk
berdasarkan Keputusan Bupati Jepara No. 267 Tahun 2008 tentang Penetapan RSU R.A.
Kartini sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menetapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).7
Hal ini sesuai dengan UU nomor 44 tahun 2009 Bab V tentang persyaratan pasal 7
ayat 2 dan 3, yang berbunyi “Rumah Sakit dapat didirikan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, atau Swasta.” “Rumah Sakit yang didirikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus berbentuk unit pelaksana teknis dari instansi
yang bertugas di bidang kesehatan, instansi tertentu, atau lembaga teknis daerah dengan
pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan”.1 Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa
kepemilikan RSU R.A. Kartini oleh pemerintah daerah Kabupaten Jepara telah tepat.

40
3.3 Rencana Strategis
Sebagai upaya untuk mencapai tujuan dan menggerakkan organisasi rumah sakit,
maka RSU R.A. Kartini Kabupaten Jepara memiliki visi “MENJADI RUMAH SAKIT
PILIHAN PERTAMA DAN UTAMA” dan dengan uraian misi nya1,17:
1. Menyelenggarakan pelayanan prima
Misi pertama berfokus untuk memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna
dan terpadu kepada lapisan masyarakat termasuk pasien tidak mampu sehingga
pasien akan merasa puas dengan pelayanan rumah sakit. Misi ini sesuai dengan
Permenkes nomor 56 tahun 2014 pasal 14 dan UU nomor 44 tahun 2009 pasal 1
ayat 1, pasal 4, pasal 5a, dan pasal 5b.1
Permenkes nomor 56 tahun 2014 pasal 1 dan UU nomor 44 tahun 2009 pasal 1
ayat 1 berbunyi “rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat”.1,4 Definisi
pelayanan kesehatan paripurna (pasal 1 ayat 3 UU nomor 44 tahun 2009) adalah
pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Pasal 4 menjabarkan tugas rumah sakit, yakni memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna. RSU R.A. Kartini pun telah menjalankannya sesuai
dengan UU nomor 44 tahun 2009 pasal 5a, mengenai salah satu fungsi rumah
sakit, yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai standar rumah
sakit.1,17,19
Menurut pasal 5b UU nomor 44 tahun 2009, bahwa fungsi rumah sakit adalah
untuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua (spesialistik) dan ketiga (subspesialistik)
sesuai kebutuhan medis. RSU R.A. Kartini saat ini memiliki 21 dokter spesialis,
sehingga RSU RA Kartini sudah sesuai dengan UU di atas.1
2. Mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia
Misi kedua merupakan salah satu upaya utuk meningkatkan pelayanan sehingga
dapat meningkatkan kepercayaan terhadap pelayanan rumah sakit akan
meningkatkan kesejahteraan, maka perlu upaya pengembangan sumber daya
manusia.

41
Sesuai dengan pasal 5c UU nomor 44 tahun 2009 yang menyebutkan bahwa salah
satu fungsi rumah sakit adalah menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dan pemberian
pelayanan kesehatan1, maka RSU R. A. Kartini sudah sesuai dengan UU di atas.
3. Melengkapi sarana prasarana sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
Misi ketiga terfokus pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai acuan untuk meningkatkan kinerja rumah sakit sehingga dapat
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Misi ini telah sesuai dengan pasal 5d UU nomor 44 tahun 2009 yang berbunyi
“penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.”1
4. Meningkatkan kerjasama lintas sektor
Misi keempat difokuskan pada peningkatan kerjasama dengan unit kerja yang
terkait dengan tujuan agar unit terkait (pihak ketiga) dapat menanamkan modal
usaha atau jasanya sehingga menguntungkan kedua pihak.
Hal ini sesuai dengan UU nomor 44 tahun 2009 pasal 48 ayat 1: pembiayaan
rumah sakit dapat bersumber dari penerimaan rumah sakit, anggaran pemerintah,
subsidi pemerintah, anggaran pemerintah daerah, subsidi pemerintah daerah atau
sumber lain yang tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.1

Faktor Internal
No. Kekuatan (Strengths) No. Kelemahan (Weakness)
S1 Peningkatan anggaran
pendapatan RSU Kartini

S2 Kualitas sumber daya manusia W1 Kapasitas ruang tunggu

42
rumah sakit yang memadai poliklinik, SEP BPJS dan apotik
rawat jalan yang tidak sesuai
dengan jumlah pengunjung.
S3 Enam belas pelayanan telah W2 Pelayanan obat rawat jalan dan
terakreditasi KARS & rawat inap pasien askes dan
Pelayanan IGD berstandart ISO jamkesmas yang saat ini menjadi
9001-2008 pasien BPJS, harus antri lama
dengan kondisi ruang tunggu
yang sudah tidak memadai.
S4 Peningkatan koordinasi yang W3 Belum tersedianya sarana
baik di semua lini manajemen pelatian yang lengkap untuk
dan pelayanan melalui para tenaga medis.
penerapan budaya yang sesuai
dengan lingkungan setempat
W4 Tidak sesuainya jadwal rutin
sebagai dokter spesialis terhadap
jam kunjungan/pemeriksaan
dokter kepada pasien rawat inap
belum sesuai jadwal rutin.

W5 Lemahnya sistem pembayaran


an pengawasan pasien
khususnya rawat inap sehingga
masih ditemukan pasien yang
melarikan diri tanpa membayar
hingga besar tagihan sampai
tahun 2014 adalah sebesar Rp
106.000.000,-
Faktor Eksternal
No. Peluang (Opportunities) No. Ancaman (Threats)
O1 Adanya dukungan kebijakan T1 Adanya rujukan yang tidak

43
maupun dana dari pemerintah sesuai berdasarkan indikasi
pusat, provinsi dan kabupaten medis dari rumah sakit sekitar
Jepara Jepara dan/atau Puskesmas
petunjuk.
O2 Adanya kebijakan pemerintah T2 Persepsi pasien kunjungan rawat
daerah untuk pengembangan jalan untuk kecepatan layanan
kawasan industry terkesan lama, khususnya waktu
tunggu pendaftaran poliklinik,
Surat Eligibilitas Peserta (SEP),
poliklinik dan pengambilan obat

O3 Adanya program Jaminan T3 Adanya peningkatan morbiditas


Kesehatan Nasional (JKN) penyakit degeneratif yang perlu
dengan pemberlakuan sistem diantisipasi oleh semua pihak
rujukan berjenjang dan pola
pembayaran sistem paket INA
CBG’s (case mix)
O4 Meningkatnya tuntutan
pelanggan terhadap pelayanan
prima dan menyeluruh.
O4 Meningkatnya kesadaran
masyarakat untuk mengikuti
program Jaminan Kesehatan
Nasional Mandiri (JKN
Mandiri)
Kekuatan (Strengths)
a. Peningkatan anggaran pendapatan RSU Kartini
Sejak tahun 2009-2013 pendapatan RSU RA Kartini cenderung meningkat. Hal ini
dikarenakan terdapat perubahan sistem dari program Jamkesmas dan Jamkesda dari
pemerintah dan ditambah dengan program BPJS yang dicanagkan oleh pemerintah. Hal

44
ini menyebabkan jumlah kunjungan pasien baik rawat jalan maupun rawat inap
meningkat.
b. Kualitas sumber daya manusia rumah sakit yang memadai
Sebagai salah satu rumah sakit pemerintah tipe B non pendidikan, RSU R.A. Kartini
telah mempunyai sumber daya manusia yang memadai termasuk tenaga medis dan non
medis sesuai dengan standar minimal dalam Permenkes Nomor : Nomor 56 tahun 2014
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
c. Enam belas pelayanan telah terakreditasi KARS dan pelayanan IGD berstandar ISO
9001-2008
Enam belas pelayanan medik yang dimaksud yakni pelayanan administrasi dan
manajemen, pelayanan medis, pelayanan gawat darurat, pelayanan keperawatan,
pelayanan rekam medis, pelayanan kamar operasi, pelayanan laboratorium, pelayanan
radiologi, pelayanan perinatal risiko tinggi, pengendalian infeksi, pelayanan farmasi,
keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana, pelayanan rehabilitasi medik,
pelayanan intensif, pelayanan gizi dan pelayanan darah. Enam belas pelayanan medik
tersebut telah dimiliki oleh RSU R.A. Kartini dengan tambahan jenis pelayanan baru,
yaitu Poliklinik Orthopedi dan Traumatologi dan Pelayanan Unit Kemoterapi Lanjutan.
d. Peningkatan koordinasi yang baik di semua lini manajemen dan pelayanan melalui
penerapan budaya yang sesuai dengan lingkungan setempat
Budaya kerja yang diterapkan oleh RSU R.A. Kartini adalah budaya kerja 3S “senyum,
sapa, salam” serta melayani dengan sepenuh hati yang berimbas adanya peningkatan
koordinasi yang baik di semua lini manajemen dan pelayanan.

Kelemahan (Weakness)
a. Kapasitas ruang tunggu poliklinik, SEP BPJS dan apotik rawat jalan yang tidak sesuai
dengan jumlah pengunjung.
Dampak pembangunan fisik (gedung pelayanan rawat inap) berpotensi mengurangi
jumlah tempat tidur yang tersedia serta mengganggu kenyamanan pasien, pengunjung
dan petugas RSU RA Kartini Jepara.

45
b. Pelayanan obat rawat jalan dan rawat inap pasien askes dan jamkesmas yang saat ini
menjadi pasien BPJS perlu antri lama dengan kondisi ruang tunggu yang sudah tidak
memadai
c. Sarana pelatihan belum lengkap baik tempat maupun peralatan
Belum adanya gedung diklat sendiri yang representatif yang dilengkapi peralatan yang
diperlukan.
d. Jadwal rutin sebagai dokter spesialis terhadap jam kunjungan/pemeriksaan dokter kepada
pasien rawat inap belum sesuai jadwal rutin
Mengingat sebagian dokter spesialis yang ada masih bekerja di rumah sakit lain, sehingga
sebagian jam kunjungan pemeriksaan dokter/visite kepada pasien rawat inap belum
sesuai dengan jadwal rutinnya.
e. Lemahnya sistem pembayaran dan pengawasan pasien khususnya rawat inap sehingga
masih ditemukan pasien yang melarikan diri tanpa membayar hingga besar tagihan
sampai tahun 2014 adalah sebesar Rp 106.000.000,-

Peluang (Opportunity)
a. Adanya dukungan kebijakan maupun dana dari Pemerintah Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten Jepara
Adanya dukungan kebijakan maupun dana dari Pemerintah Pusat, Provinsi dan
Kabupaten Jepara baik berupa aturan perundang-undangan, petunjuk teknis maupun
petunjuk pelaksanaan dibidang kesehatan merupakan peluang yang harus bisa
dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh jajaran RSU Jepara Kartini Jepara dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
b. Adanya kebijakan Pemerintah Kabupaten Jepara untuk pengembangan Kawasan Industri
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Jepara untuk pengembangan kawasan industri
khususnya industri mebel, industry kerajinan, industri tenun ikat troso, dan lain lain yang
berakibat meningkatnya kondisi sosial ekonomi masyarakat Jepara, yang mengakibatkan
daya beli masyarakat cenderung meningkat, termasuk dalam pelayanan kesehatan. Hal
ini merupakan peluang yang harus segera ditangkap oleh RSU Kartini Jepara dalam
mengembangkan bisnis usahanya di bidang pelayanan kesehatan.

46
c. Adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan pemberlakuan system
rujukan system rujukan berjenjang dan pola pembayaran system paket INA CBG’s (Case
Mix)
Sejak tanggal 1 Januari 2014 , pemerintah telah memberlakukan program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) untuk menunjang peningkatan derajat keehatan masyarakat
Indonesia yang dikelola oleh BPJS - K (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial -
Kesehatan), mengelola pembiayaan pasien JKN eks asuransi BUMN (ASKES ,
JAMSOSTEK, ASABRI, dll), JKN penerima bantuan iur atau PBI (JAMKESMAS dan
JAMKESDA) serta JKN Mandiri.
d. Meningkatnya tuntutan pelanggan terhadap pelayanan prima. Dalam pasar persaingan
bebas, maka saat ini tuntutan masyarakat akan pelayanan prima makin tinggi dan
permasalahan yang muncul makin komplek.
e. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengikuti program Jaminan Kesehatan
Nasional mandiri. Dengan diberlakukannnya program JKN sejak Bulan Januari 2014
menyebabkan keinginan masyarakat yang mendaftarkan diri dan keluarganya untuk
mengikuti asuransi kesehatan dengan membayar iuran rutin per bulan sesuai ketentuan
jadi meningkat.

Ancaman (Threats)
a. Adanya rujukan yang tidak berdasarkan indikasi medis dari rumah sakit sekitar Jepara
dan Puskesmas perujuk
Hal ini berakibat klaim biaya yang diajukan dikembalikan oleh BPJS untuk diperbaiki,
sehingga menyebabkan masalah dalam keuangan RSU Kartini.
b. Persepsi pasien kunjungan rawat jalan untuk kecepatan layanan terkesan lama,
khususnya waktu tunggu pendaftaran poliklinik, Surat Eligibilitas Peserta (SEP),
poliklinik dan pengambilan obat
c. Adanya peningkatan morbiditas penyakit degeneratif yang perlu diantisipasi oleh semua
pihak. Gambaran pelanggan menurut usia dapat mempengaruhi angka kesakitan
(morbiditas) yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Dengan komposisi demografi
yang menonjol pada pertumbuhan kelompok usia tua, pemerintah dan RSUD R.A.

47
Kartini Jepara perlu segera mengantisipasi peningkatan morbiditas penyakit degeneratif
tersebut.

3.4 Akreditasi
Akreditasi rumah sakit berdasarkan Permenkes nomor 12 tahun 2012 BAB I pasal 1,
adalah pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan oleh lembaga independen
penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh menteri, setelah dinilai bahwa rumah sakit itu
memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan
rumah sakit secara berkesinambungan.20
Akreditasi rumah sakit bertujuan untuk20:
a. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
b. Meningkatkan keselamatan rumah sakit
c. Meningkatkan perlindungan bagi pasien, masyarakat, sumber daya manusia
rumah sakit dan rumah sakit sebagai institusi; dan
d. Mendukung program pemerintah di bidang kesehatan
Berdasakan UU nomor 44 tahun 2009 pasal 40 ayat 1 mengenai upaya peningkatan
mutu pelayanan rumah sakit, wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal tiga tahun
sekali.1 Survei akreditasi dilakukan oleh badan yang terlegitimasi yaitu Komite Akreditasi
Rumah Sakit (KARS), sedangkan sertifikasi diberikan oleh Dirjen Pelayanan Medik Depkes
RI berdasarkan rekomendasi KARS.21 Standar akreditasi diatur dalam Keputusan Direktur
Jenderal Bina Upaya Kesehatan nomor HK.02.04/I/2790/11 tentang standar akreditasi
rumah sakit.21
Penilaian akreditasi rumah sakit dilakukan dengan evaluasi penerapan standar KARS
yang terdiri dari empat kelompok standar, yaitu:21
a. Kelompok standar pelayanan berfokus pada pasien
b. Kelompok standar manajemen rumah sakit
c. Kelompok sasaran keselamatan pasien rumah sakit
d. Kelompok sasaran millennium development goals
Berdasarkan sistem akreditasi tahun 2013, terdapat empat kriteria kelulusan
akreditasi, berupa:22

48
a. Akreditasi tingkat dasar
b. Akreditasi tingkat madya
c. Akreditasi tingkat utama
d. Akreditasi tingkat paripurna
Selain itu, terdapat juga sistem akreditasi versi terdahulu (2007) dengan tiga tahapan
pelaksanaan akreditasi, yaitu22:
a. Akreditasi tingkat dasar
Tahap ini menilai lima kegiatan pelayanan di rumah sakit yaitu administrasi dan
manajemen, pelayanan medis, pelayanan keperawatan, pelayanan gawat darurat,
dan rekam medik.
b. Akreditasi tingkat lanjut
Akreditasi ini menilai 12 kegiatan pelayanan di rumah sakit berupa pelayanan
yang diakreditasi tingkat dasar ditambah farmasi, radiologi, kamar operasi,
pengendalian infeksi, pelayanan risiko tinggi, laboratorium serta keselamatan
kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana (K-3).
c. Akreditasi tingkat lengkap
Tahap ini menilai 16 kegiatan pelayanan rumah sakit yaitu pelayanan yang
diakreditasi di tingkat lanjut ditambah pelayanan intensif, pelayanan transfusi
darah, pelayanan rehabilitasi medik, dan pelayanan gizi.
Rumah sakit dapat memilih akan melaksanakan akreditasi tingkat dasar, tingkat
lanjut, dan tingkat lengkap tergantung, kesiapan, kemampuan dan kebutuhan rumah sakit.
Berdasarkan standar akreditasi ini, sertifikasi yang diberikan berupa:22
a. Tidak terakreditasi, artinya hasil penilaian mencapai 65% atau salah satu kegiatan
pelayanan hanya mencapai 60%.
b. Akreditasi bersyarat, artinya penilaian mencapai 65-75% dan berlaku selama satu
tahun.
c. Akreditasi penuh, artinya hasil penilaian mencapai 75% dan berlaku selama tiga
tahun.
d. Akreditasi istimewa diberikan apabila dalam tiga tahun berturut-turut rumah sakit
mencapai nilai terakreditasi penuh dan status ini berlaku selama lima tahun.

49
Akreditasi RSU R.A. Kartini adalah akreditasi penuh dengan tahapan tingkat
lengkap. Sistem akreditasi yang dilakukan menganut sistem akreditasi versi terdahulu (tahun
2007).

2.9 Tipe Pelayanan


Menurut Permenkes nomor 56 tahun 2014 BAB V Bagian Kedua Pasal 25 mengenai
Rumah Sakit Umum Kelas B, rumah sakit tipe B non pendidikan paling sedikit memiliki:4
1. Pelayanan medik
2. Pelayanan keperawatan dan kebidanan
3. Pelayanan kefarmasian
4. Pelayanan penunjang klinik
5. Pelayanan penunjang nonklinik; dan
6. Pelayanan rawat inap
Pelayanan medik paling sedikit terdiri dari pelayanan gawat darurat 24 (dua puluh
empat) jam sehari secara terus menerus, 4 (empat) pelayanan medik spesialis dasar
(penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan obstetric dan ginecologi), paling sedikit 8
(delapan) dari 13 (tiga belas) pelayanan medik spesialis lain (pelayanan mata, telinga hidung
tenggorokan, syaraf, jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru,
orthopedi, urologi, bedah syaraf, bedah pastik, dan kedokteran forensik), 5 (lima) pelayanan
spesialis penunjang medik (anastesiologi, radiologi, patologi klinik, patologi anatomi, dan
rehabilitasi medik), 2 (dua) pelayanan medik subspesialis dasar dari 4 pelayanan medik
subspesialis (pelayanan subspesialis dibidang spesialisasi bedah, penyakit dalam, kesehatan
anak, dan obstetric dan gynecologik), dan 3 (tiga) pelayanan medik spesialis gigi dan mulut
(pelayanan bedah mulut, konservasi/endodonsi, dan orthodonti)1,21
Berdasarkan profil RSU R.A Kartini, RSU R.A Kartini merupakan instansi
pelayanan kesehatan tipe B non pendidikan. RSU RA Kartini memiliki pelayanan gawat
darurat, 4 pelayanan medik spesialis dasar (penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, obsgin),
5 pelayanan medik spesialis penunjang (anestesiologi, radiologi, patologi klinik, rehabilitasi
medik, patologi anatomi), 7 pelayanan medik spesialis lain (mata, THT, saraf, kulit kelamin,
othopedi, kedokteran jiwa, paru).

50
Berdasarkan Permenkes No 56 Tahun 2014 Bagian V Pasal 26, jumlah Pelayanan
Medik Spesialis Penunjang berjumlah 5 (lima). Menurut Permenkes, jumlah minimal
Pelayanan Medik Spesialis Lain berjumlah 8 (delapan) pelayanan, Pelayanan Medik
Subspesialis berjumlah 2 (dua) pelayanan dan Pelayanan Medik Spesialis Gigi dan Mulut
berjumlah 3 (tiga) pelayanan.
Pelayanan Medik Lain hanya berjumlah 7 pelayanan serta masih kurangnya
Pelayanan Medik Subspesialis (hanya ada subspesialis penyakit dalam) dan Pelayanan
Medik Spesialis Gigi dan Mulut. Jumlah standar minimal tersebut belum terpenuhi di RSU
Kartini.
Sesuai Permenkes Nomor 56 tahun 2014 Bab V Pasal 27 - 31, RSU RA Kartini
memiliki fasilitas Pelayanan Rawat Inap, Pelayanan kefarmasian (pengelolaan sediaan
famasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, pelayanan farmasi klinik), Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan (asuhan keperawatan dan kebidanan), Pelayanan Penunjang
Klinik (perawatan intensif untuk semua golongan umur dan jenis penyakit gizi, rekam medik
dan sanitarian. Pelayanan Penunjang Non Klinik (pelayanan laundry/linen, jasa boga, teknik
dan pemeliharaan fasilitas, ambulans, gudang, pemulasaraan jenazah, sistem informasi dan
komunikasi, pengolahan limbah sistem penanggulangan kebakaran).4
Dari sisi ketersediaan tenaga kesehatan menurut Permenkes No. 56 tahun 2014
Bab V pasal 32 ayat 1 - 2, pada Pelayanan Medik minimal harus ada 12 (dua belas) orang
dokter umum, 3 (tiga) orang dokter gigi sebagai tenaga kerja tetap, 3 (tiga) orang dokter
spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik dasar, 2 (dua) orang dokter spesialis untuk
setiap jenis pelayanan spesialis penunjang, 1 (satu) orang dokter spesialis untuk setiap jenis
pelayanan medis lain, 1 (satu) orang dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
subspesialis, 1 (satu) orang dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
gigi mulut.4
RSU RA Kartini memiliki 22 (dua puluh empat) orang dokter umum, 2 (dua)
orang dokter gigi, 3 (tiga) orang dokter spesialis kandungan dan kebidanan, 3 (tiga) orang
dokter spesialis penyakit dalam, 2 (dua) orang dokter spesialis kesehatan anak, 2 (dua) orang
dokter spesialis bedah, 1 (satu) orang dokter spesialis anestesi, 1 (satu) orang dokter
spesialis patologi klinik, 1 (dua) orang dokter spesialis radiologi, 1 (satu) orang dokter
spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, 2 (empat) orang dokter spesialis THT, 1 (satu)

51
orang dokter spesialis mata, 1 (satu) orang dokter spesialis kulit dan kelamin, 2 (dua) orang
dokter spesialis saraf, 3 (tiga) orang dokter spesialis kesehatan jiwa, 1 (satu) orang dokter
orthopedic, dan 1 (satu) orang dokter spesialis paru.1
Jumlah dokter gigi di RSU Kartini belum mencakup standar jumlah minimal pada
Permenkes No 56 tahun 2014 Bab V pasal 32 ayat 2 bagian b, yaitu sebanyak 3 (tiga) orang
dokter gigi. Jumlah dokter gigi di RSU Kartini Jepara berjumlah 2 (dua) orang dokter gigi
sehingga belum memenuhi standar minimal sesuai dengan Permenkes tersebut. Jumlah
dokter spesialis dasar di tiap cabang ilmu spesialis di RSU Kartini sudah sesuai dengan
Permenkes yang berlaku, yaitu minimal sebanyak 3 (tiga) orang dokter spesialis di tiap
cabang ilmu spesialis dasar. Pada Pasal 32 Ayat 2 disebutkan bahwa pada Pelayanan Medik
Spesialis Penunjang harus ada masing-masing minimal 2 orang dokter spesialis
(Anastesiologi, Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Radiologi), sehingga RSU RA.Kartini
belum memenuhi persyaratan dalam jumlah ketersediaan dokter spesialis penunjang medik
karena hanya memiliki 1 (satu) orang dokter spesialis Anastesi, dan Patologi Klinik. Jumlah
dokter spesialis pada Pelayanan Medik Spesialis Lain menurut Permenkes harus ada masing-
masing minimal 1 orang dokter spesialis setiap pelayanan, sehingga RSU RA.Kartini sudah
memenuhi persyaratan dalam jumlah ketersediaan dokter spesialis pelayanan medik lain
karena memiliki 2 (dua) orang dokter spesialis Mata dan 1 (satu) dokter spesialis Saraf, 2
(empat) orang dokter spesialis THT, 2 (dua) orang dokter spesialis Jiwa, 1 (satu) orang
dokter spesialis Paru, Kulit dan Kelamin, dan Orthopedi. Pada Pelayanan Medik Spesialis
Gigi dan Mulut harus ada masing-masing minimal 1 orang dokter gigi spesialis, sedangkan
di RSU RA.Kartini tersebut belum tersedia dokter gigi spesialis sehingga belum memenuhi
standar minimal yang diatur di dalam Permenkes.

3.6 Penganggaran
Status BLUD RSU R.A. Kartini berlaku sejak tahun 2009 dengan dasar Peraturan
Menteri Dalam Negeri nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dan Surat Keputusan Bupati Jepara Nomor 267
tahun 2008 tentang penetapan RSU Kartini Jepara sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang menerapkan pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PK-BLU).

52
Penganggaran rumah sakit tercantum dalam Bab X Pembiayaan UU nomor 44 tahun
2009 tentang kesehatan. Pasal 48 Ayat (1): pembiayaan rumah sakit dapat bersumber dari
penerimaan rumah sakit, anggaran pemerintah, subsidi pemerintah, anggaran pemerintah
daerah, subsidi pemerintah daerah atau sumber lain yang tidak mengikat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Ayat (2): ketentuan lebih lanjut mengenai subsidi
atau bantuan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
peraturan pemerintah. Pasal 51 Pendapatan rumah sakit publik yang dikelola pemerintah dan
pemerintah daerah digunakan seluruhnya secara langsung untuk biaya operasional rumah
sakit dan tidak dapat dijadikan pendapatan negara atau pemerintah daerah.
Berdasarkan pasal-pasal di atas, sistem penganggaran RSU R.A. Kartini sudah sesuai
dengan perundang-undangan, karena pembiayaan rumah sakit ini berasal dari penerimaan
rumah sakit dan subsidi pemerintah daerah.
Penerimaan rumah sakit yang berasal dari pelayanan jasa dalam pelaksanaannya
sesuai dengan Peraturan Bupati Jepara No. 28 Tahun 2010 tentang Tarif Pelayanan di RSU
R.A. Kartini Jepara sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sesuai dengan jenis dan
kelas pelayanan.19
Penggunaan pendapatan RSU R.A. Kartini Jepara sebagai BLUD sudah sesuai
dengan pasal 51, yaitu digunakan untuk biaya operasional (kegiatan pelayanan) dan non
operasional (kegiatan penunjang pelayanan) dan tidak digunakan untuk pendapatan daerah
maupun negara. RSU R.A. Kartini hanya berkewajiban melaporkan laporan keuangan setiap
triwulan kepada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten.
Namun dalam pelaksanaannya muncul beberapa kendala yang menjadikan beban
biaya tambahan pada rumah sakit. Seperti masalah dari jaminanan kesehatan, aturan BPJS
yang sering berubah sehingga ada beberapa tindakan medik yang telah dilakukan tetapi tidak
bisa dikleim oleh pihak rumah sakit, tidak disetujuinya beberapa ajuan anggaran dana,
adanya karyawan yang berhutang, dan pasien yang melarikan diri tidak membayar.

53
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan data hasil observasi di RSU R.A. Kartini, rumah sakit ini telah memiliki
unsur-unsur struktur organisasi yang sesuai dengan pasal 33 ayat 2 UU Nomor 44 tahun
2009.
2. Sesuai dengan UU nomor 44 tahun 2009 pasal 7 ayat 2 dan 3, kepemilikan RSU R.A.
Kartini oleh pemerintah daerah Kabupaten Jepara, yang mengacu pada Peraturan Bupati
Jepara nomor 3 tahun 2009.
3. Visi RSU R.A. Kartini untuk “menjadi RS pilihan pertama dan utama”, yang kemudian
dijabarkan dalam misi, telah sejalan dengan UU nomor 44 Tahun 2009 Pasal 1-5 secara
implisit.
4. Tipe pelayanan Rumah Sakit Umum RA Kartini termasuk Rumah Sakit Umum Tipe B
non pendidikan. Pelayanan yang diberikan belum semuanya sesuai,dikarenakan RSU
R.A. Kartini Pelayanan Medik Lain hanya berjumlah 7 pelayanan serta masih kurangnya
Pelayanan Medik Subspesialis (hanya ada subspesialis penyakit dalam) dan Pelayanan
Medik Spesialis Gigi dan Mulut. Jumlah standar minimal tersebut belum terpenuhi di
RSU Kartini. Melihat keadaan ini, RSU R.A. Kartini belum sesuai dengan UU No 44
Tahun 2009 Pasal 24 Ayat 2 dan Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 Pasal 26 tentang
Klasifikasi Rumah Sakit Umum Tipe B.
5. Sistem penganggaran RSUD R.A. Kartini sudah sesuai dengan UU Kesehatan No 44
Tahun 2009 pasal 48 ayat 1 karena pembiayaan berasal dari penerimaan rumah sakit dan
subsidi pemerintah daerah sedangkan penggunaan pendapatan rumah sakit sudah sesuai
dengan UU Kesehatan No 44 Tahun 2009 pasal 51. Sesuai dengan Surat Keputusan

54
Bupati Jepara Nomor 267 tahun 2008 RSU R.A Kartini telah berdiri menjadi suatu
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
4.2 Saran
Berdasarkan pengumpulan data dan analisis yang telah dilakukan, kami menyarankan
beberapa hal di bawah ini kepada RSUD RA Kartini Jepara:
1. Menambah 1 bidang pelayanan spesialis penunjang yaitu spesialis patologi anatomi
2. Menambah 1 bidang pelayanan spesialis lain, seperti spesialis jantung dan pembuluh
darah, urologi, bedah syaraf, bedah plastik, atau kedokteran forensik.
3. Menambah 2 bidang sub spesialis dasar.
4. Menambah 3 bidang pelayanan sub spesialis gigi mulut, meliputi pelayanan bedah
mulut, konservasi dan ortodonti.
(Agar dapat memenuhi standar Rumah Sakit tipe B sesuai Permenkes nomor 56
tahun 2014 bab V tentang Klasifikasi Rumah Sakit.)
Dalam upaya memenuhi kriteria tersebut, terdapat beberapa langkah yang dapat
dilakukan oleh RSU RA.Kartini, diantaranya :
1. Menyarankan kepada pihak RSU RA. Kartini untuk melakukan perekrutan tenaga dokter
subspesialis yang memiliki SIP dan belum dipergunakan di tiga tempat, sesuai dengan
UU No. 29 tahun 2009 Pasal 37 Ayat 2 tentang praktik kedokteran.
2. Menyarankan kepada pihak RSU RA. Kartini untuk melakukan kerjasama dengan
institusi – institusi pendidikan spesialis dan subspesialis guna menjaring tenaga dokter
spesialis dan subspesialis.

55
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2009.
2. Keputusan menteri kesehatan nomor 499/MENKES/SK/III/2000 tentang Peningkatan
Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Tipe B non pendidikan.
3. Keputusan Bupati Jepara Nomor 267 Tahun 2008. tentang penetapan RSU R.A. Kartini
sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menerapkan pola pengelolaan
keuangan BLUD.
4. Departemen Kesehatan RI. PERMENKES No. 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit. 2014
5. Kabupaten Jepara. Surat Keputusan Bupati Jepara Nomor 58 Tahun 2010 Tentang
Penjabaran Tugas dan Fungsi RSUD RA Kartini Jepara. Jepara. 2010
6. RSU RA Kartini. Profil RSU RA Kartini Jepara 2014. Jepara. 2014.
7. Kabupaten Jepara. Peraturan Bupati Jepara Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Pola Tata
Kelola Rumah Sakit Umum Daerah R.A. Kartini Jepara. Jepara. 2009
8. Keputusan Direktur RSUD RA. Kartini Jepara No. 133 Tahun 2009 tentang
pembentukan Komite Medis dan sub-sub komite Medis
9. Keputusan Direktur RSUD. RA Kartini No.93 tahun 2009 tentang pembentukan komite
keselamatan pasien (patient safety) di RSUD R.A. Kartini Jepara
10. Keputusan Direktur RSUD.RA Kartini No.39 tahun 2009 tentang pembentukan Komite
Keperawatan
11. Kabupaten Jepara. Peraturan Bupati Jepara Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Pola Tata
Kelola Rumah Sakit Umum Daerah R.A. Kartini Jepara. Jepara. 2009

56
12. Kabupaten Jepara. Surat Keputusan Bupati Jepara Nomor 58 Tahun 2010 Tentang
Penjabaran Tugas dan Fungsi RSUD RA Kartini Jepara. Jepara. 2010
13. Surat Keputusan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia nomor:
HK.03.01/c.III/SK/983/2010 tentang Sertifikasi Akreditasi Rumah Sakit
14. Kabupaten Jepara. Peraturan Bupati Jepara no. 45 tahun 2012 tentang Rencana Strategis
Bisnis (RSB) Rumah Sakit Umum RA Kartini Jepara Tahun 2013-2017
15. Keputusan Direktur RSUD. RA Kartini No.67 tahun 2009 tentang Perubahan atas
keputusan Direktur RSU Kartini Jepara No 41 tahun 2008 tantang Pembentukan Tim
Akreditasi 16 Pokja RSU RA Kartini
16. Kabupaten Jepara. Surat Keputusan Bupati Jepara Nomor 209 Tahun 2009 Tentang
Penetapan Visi dan Misi RSUD RA Kartini Jepara. Jepara. 2009
17. RSU RA Kartini. Narasi Rencana Anggaran Belanja 2010. 2010.
18. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. 2014.
19. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28h ayat (1).
20. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan menteri kesehatan nomor 12 tahun
2012 tentang akreditasi rumah sakit. 2012.
21. Komisi Akreditasi Rumah Sakit. KARS. [date unknown] [cited March 10, 2015].
Available from: web.kars.or.id/kars/
22. Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Pedoman tata laksana survei akreditasi rumah sakit edisi
II tahun 2013. Jakarta: KARS. 2013.
23. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Visi dan Misi. 2014 [cited March 9, 2015].
Available from: www.depkes.go.id/article/view/13010100001/profil-visi-dan-misi.html

57

Anda mungkin juga menyukai