Anda di halaman 1dari 2

Pemasangan Infus Anak ke Setya Novanto Langgar Kode

Etik Keperawatan
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir Kompas.com - 16/03/2018, 16:13 WIB Ketua DPD
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Semarang, Bambang Purwantoro
memberikan sekuntum bunga kepada seorang pasien di RS Ken Saras, Bergas, Kabupaten
Semarang, Jumat (16/3/2018) siang. Kegiatan itu merupakan rangkaian peringatan HUT ke-
44 PPNI. Ketua DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Semarang,
Bambang Purwantoro memberikan sekuntum bunga kepada seorang pasien di RS Ken Saras,
Bergas, Kabupaten Semarang, Jumat (16/3/2018) siang. Kegiatan itu merupakan rangkaian
peringatan HUT ke-44 PPNI.(KOMPAS.com/Syahrul Munir) UNGARAN, KOMPAS.com
— Insiden perawat Rumah Sakit Medika Permata Hijau memasang jarum infus anak-anak
kepada Setya Novanto saat diburu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seharusnya tidak
perlu terjadi. Ketua DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten
Semarang, Jawa Tengah, Bambang Purwantoro mengatakan, perawat seharusnya bersikap
independen dan bekerja profesional sesuai dengan kode etik keperawatan. "Kasus semacam
itu tidak perlu terjadi. Harusnya (perawat) menonjolkan sikap independen. Profesionalitas
tinggi harus kita angkat di situ, sesuai dengan kode etik dan keperawatan," kata Bambang di
sela HUT Ke-44 PPNI di Semarang, Jumat (16/3/2018). Bambang mengungkapkan, sebagian
kerja keperawatan merupakan tindakan kolaboratif dengan dokter. Contoh tindakan medik
yang didelegasikan dokter kepada perawat adalah memasang infus kepada pasien.
(Baca juga: Saat di Rumah Sakit, Setya Novanto Dipasangi Jarum Infus untuk Anak-anak )
Meski demikian, sesuai dengan kode etik keperawatan, seorang perawat mempunyai hak
klarifikasi jika merasa ragu dengan instruksi atau pendelegasian tindakan medik dari seorang
dokter. Dalam kasus Setya Novanto yang diduga berpura-pura sakit saat di RS Medika
Permata Hijau tersebut, pihaknya memang melihat ada dilema yang dihadapi perawat. Satu
sisi sebagi mitra dokter sehingga perawat harus melaksanakan instruksi dokter. Namun di sisi
lain, tindakan berpura-pura memasang jarum infus adalah tindakan yang menyalahi kode etik.
"Kalau ada instruksi, mau tidak mau kita harus melalaksanakan tugas walaupun biasanya ada
klarifikasi kepada dokter yang memberikan mandat. (Tapi) kalau melihat dari kode etik,
mestinya tidak boleh," tandasnya.
(Baca juga: Ditanya soal Gunakan Jarum Infus Anak-anak, Ini Jawaban Setya Novanto )
Bambang mengungkapkan, sebagai lembaga yang menaungi profesi perawat, PPNI juga
melakukan fungsi pengawasan terhadap kerja-kerja keperawatan secara berjenjang.
Pengawasan tersebut dimulai dari birokrasi di tingkat pelayanan rumah sakit hingga di tingkat
komite keperawatan PPNI di masing-masing daerah. "Pengawasan ini sifatnya melekat,
semuanya saling terkait. Dan organisasi profesi nanti akan menerima semua laporan-laporan
tersebut," ujarnya. Sementara itu, Sekretaris DPD PPNI Kabupaten Semarang Ahmad Kholid
mengatakan, peringatan HUT Ke-44 PPNI diisi dengan bakti sosial dan pembagian 200
potong bunga. Bunga itu dibagikan kepada sesama perawat dan pasien sebagai bentuk terima
kasih dan apresiasi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemasangan Infus Anak ke Setya
Novanto Langgar Kode Etik Keperawatan",
https://regional.kompas.com/read/2018/03/16/16130981/pemasangan-infus-anak-ke-setya-
novanto-langgar-kode-etik-keperawatan.
Penulis : Kontributor Ungaran, Syahrul Munir
Editor : Reni Susanti
MENURUT TANGGAPAN SAYA TENTANG BERITA DI ATAS:
Kasus yang terjadi pada setyanovanto, seorang perawat yang memakaikan jarum infus
kepada setya novanto menggunakan jarum infus untuk anak-anak bukan untuk orang
dewasa,seharusnya ini tidak perlu terjadi,karena perawat harus bersikap independen dan
bekerja profesional sesuwai dengan kode etika keperawatan.

Menurut saya tentang berita di atas langgar kode etika keperawatan,karna dalam etika
keperawatan seorang perawat harus bisa memiliki etika yang baik untuk di terapkan kepada
pasien dan tidak merugikan pasien,harusnya perawat menonjolkan sikap independen
profesional tinggi harus di angkat di situ, yang seharusnya terlebih dahulu seorang perawat
memikirkan tindakanya yang paling baik akan di lakukan terhadap pasien memang benar
tidak akan menimbulkan langgar kode etika keperawatan , memang seharusnya perawat
bisa melakukan tindakan yang di ketahui menurut yang ia pelajari tanpa harus intruksi
terlebih dahulu dari dokter,tetapi jika dokter memberikan intruksi kepada perawat, jika
seorang perawat merasa ragu ia memiliki hak untuk klarifikasi dengan intruksi yang di
berikan oleh dokter.

Karna seorang perawat harus benar-benar taat kepada etika keperawat yang telah di buat,
di kode etika keperawatan, tidak boleh perawat melakukan tindakan yang merugikan untuk
orang lain, seperti berita di atas seharusnya terlebih dahula perawat memikirkan apakah
infus yang akan di gunakan sudah benar atau belum, memang benar-benar untuk orang
dewasa atau untuk anak-anak, perawat juga harus taat kepeda etika keperawatan bukan
malah melakukan tindakan yang salah atau sewenang wenangnya terhadap pasien.

Dimana juga perawat itu memiliki etika yang harus di terapkan saat ia merawat pasien atau
menghadapi pasien dengan cara harus bersikap tidak merugikan orang lain,kejujuran,
menepati janji kepada pasien dalam berbentuk apa pun misalnya akan menganti infus jam
12 siang berarti si perawat jam 12 siang harus sudah menganti infusnya, harus menjaga
rahasia pasien misalnya jika si perawat merawat pasie yang sedang sakit mungkin luka
bakar,si perawat tidak boleh untuk bercerita kepada temanya sesama perawat,karnaa harus
bersifat privasi pasien.

Anda mungkin juga menyukai