Anda di halaman 1dari 14

DIABETES MILITUS

Disusun Oleh :
DEVI RATNA SARI (18320002)

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Malahayati Bandar Lampung
Pengertian Diabetes Militus
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik
yang kebanyakan herediter, dengan tanda - tanda
hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau
tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik,
sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam
tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme
karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan
metabolisme lemak dan protein.
Gejala atau Tanda
1. Sering buang air kecil terutama pada malam hari
2. Sering merasa haus
3. Sering merasa lapar
4. Terjadi penurunan berat badan
5. Glukosa darah meningkat
6. Mudah lelah
7. Luka sukar sembuh
8. Gatal-gatal
Penyebab
  Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab
yaitu :
1. Dibetes melitus tipe I Diabetes melitus tipe I ditandai oleh
penghancuran sel-sel beta  pankreas yang merupakan kombinasi dari
beberapa faktor: Faktor genetik Penderita tidak mewarisi diabetas
tipe I sendiri tetapi mewarisi suatu  predisposisi kearah terjadinya
diabetas tipe I yaitu dengan ditmukannya tipe antigen HLA (Human
Leucolyte antoge) tertentu pada individu tertentu Faktor imunologi
Pada diabetas tipe I terdapat suatu respon autoimun sehingga
antibody terarah pada sel-sel pulau lengerhans yang dianggapnya
jaringan tersebut seolah-olah sebagai jeringan abnormal Faktor
lingkungan Penyelidikan dilakukan terhadap kemungkinan faktor-
faktor ekternal yang dapat memicu destruksi sel beta, contoh hasil
penyelidikan yang menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu
dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan destruksi sel
beta.
2. Diabetas Melitus Tipe II Mekanisme yang tepat yang
menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetas melitus tipe II masih belum
diketahui. Faktor genetik diperkirakan memegang
peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin dan
juga terspat beberap faktor resiko teetentu yang
 berhubngan dengan proses terjadinya diabeteas tipe II
yaitu:

 Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat usia diatas


65 tahun
 Obesitas  
 Riwayat keluarga
 Kelopok etnik tertentu
3. Faktor non genetik
a. Infeksi
Virus dianggap sebagai “trigger” pada mereka yang sudah mempunyai
 predisposisi genetic terhadap Diabetes Mellitus.
1. Nutrisi
2. Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin.  
3. Malnutrisi protein
4. Alkohol, dianggap menambah resiko terjadinya pankreatitis.
5. Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi
biasanya menyebabkan hyperglikemia sementara.
6. Hormonal Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison
dalam darah tinggi, akromegali karena jumlah somatotropin
meninggi, feokromositoma karena konsentrasi glukagon dalam
darah tinggi, feokromositoma karena kadar katekolamin meningkat
Patofisiologi
Pada diabetes mellitus terjadi defesiensi insulin yang
disebabkan karena hancurnya sel – sel beta pankreas karena
proses outoimun. Disamping itu glukosa yang berasal dari
makanan tidak bisa disimpan dalam hati meskipun tetap
berada dalam darah yang menimbulkan hiperglikemi. Jika
konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tiak
dapat mengabsobsi semua sisa glukosa yang akhirnya
dikeluarkan bersama urine (glukosaria). Ketika glukosa yang
berlebih di eksresikan kedalam urine, ini akan disertai
pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebih, keadaan ini
disebut diuresis osmotik.
Pada DM tipe II masalah yang berhubungan dengan
insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin, dengan demikian insulin menjadi tidak efektif
untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
Jika sel – sel beta tidak mampu mengimbangi
permintaan kebutuhan akan insulin maka kadar glukosa
akan meningkat dan terjadi DM tipeII. Meskipun terjadi
gangguan sekresi insulin merupakan cirri khas akibat
DM tipe II, namun masih terdapat insulin dengan
jumlah yang adekuat untuk mencegah pemecahan
lemak dan produksi badan keton yang menyertainya.
Karena itu ketoasidosis diabetika tadak terjadi pada DM
tipe II, paling sering terjadi pada usia > 30 tahun
Pengobatan
Penatalaksanaan Medik
1. Perencanaan makan Standar yang dianjurkan adalah makan dengan
komposisi seimbangan dalam hal Karbohidrat (KH), Protein, lemak
yang sesuai kecukupan gizi :
a. KH 60 -70 %
 b. Protein 10-15%
c. Lemak 20- 25 % Beberapa cara menentukan jumlah kelori uantuk
pasien DM melalui  perhitungan mennurut Bocca: Berat badan (BB)
Ideal: (TB - 100)- 10% kg

  1). BB ideal x 30% untuk laki-laki BB ideal x25% untuk Wanita Kebutuan
kalori dapat ditambah lagi dengan kegiatan sehari-hari:
Ringan : 100 - 200 Kkal/jam
Sedang : 200 -250 Kkal/jam Berat : 400 -900 kkal/jam
2). Kebutuhhan basal dihitung seperti
ditambah kalori berdasarkan  persentase kalori basal:
Kerja ringan ditambah 10% dari kalori basal
Kerja sedang ditambah 20% dari kalori basal
Kerja berat ditambah 40 - 100 % dari kalori basal
Pasien kurus, masih tumbuh kumbang, terdapat
infeksi, sedang hamil atau menyesui, ditambah 20
-30% dari kalori basal
3) Suatu pegangan kasar dapat dibuat sebagai berikut:
Pasien kurus : 2300- 2500 Kkal
Pasien normal : 1700 – 2100 Kkal
Pasien gemuk : 1300  – 1500 Kkal
2. Latihan jasmani Dianjurkan latihian jasmani secara
teratur (3 -4 x seminggu) selama kurang lebih 30
menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan
kondisi penyakit  penyerta. Latihian yang dapat
dijadikan pilihan adalah jalan kaki, jogging, lari,
renang, bersepeda dan mendayung. Sespat muingkain
zona sasaran yaitu 75 - 85 % denyut nadi maksimal :
DNM = 220-umur (dalam tahun)
Perawatan
1. Diet makanan
 Rendah karbohidrat
 Rendah garam
 Rendah kolesterol
 2. Latihan jasmani
 3. Minum Obat teratur
 4. Kontrol gula darah
 5. Minum obat sesuai
Pencegahan
1. Mengenali sejak dini tentang penyakit diabetes
militus
2. Mengurangi porsi makan
3. Rajin berolahraga
4. Menurunkan berat badan (menjaga barat badan
tetap ideal)
5. Hindari makan makanan yang berlemak
6. Hindari minum minuman yang manis
7. Banyak memakan sayuran
8. Hindari stress
9. Tidur yang cukup

Anda mungkin juga menyukai