Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI

LABORATORIUM KLINIK RUMAH


DI LABORATORIUM KLINIK
RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES DAN DUREN SAWIT

Disusun oleh
“ Rumah Sakit Pusdikkes” dan “ Rumah Sakit Duren Sawit”
1. DADI RIA 8. AFNI SHLSA BHILLA
(16018) (16003)
2. DEA SUCI NURISTIA 9. ANANDA RIZKI DWITAMI
(16021) (16007)
3. DIAN SAFITRI 10.CUT NURMASITA
RAHMAWATI (16017)
(16026) 11.DHEANITA SAFITRI
4. SALSABILA (16025)
(16078) 12.SALMA SUCI RAHMAWATI
5. SARAH HABIBAH (16077)
(16080)
6. TERESA DWI OKTAVIAN
(16085)
7. MUHAMAD FIRDAUS
(16051)

SMK ANALIS KESEHATAN TUNAS HARAPAN


Jl. Bendera Raya Intisari III, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur
November 2018
LEMBAR PERSETUJUAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
RS.DIK PUSDIKKES DAN RS.DUREN SAWIT

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional
Kompetensi Keahlian (UNKK) Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Disetujui Oleh :

Pembimbingan lapangan

Chairul Ssi

Kepala Laboratorium Kepala Laboratorium


RS DIK PUSDIKKES RS DUREN SAWIT

Fery Budiarti Amd.Ak Bambang


LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
RS.DIK PUSDIKKES DAN RS.DUREN SAWIT

Dihadapkan ke panitia penguji praktek kerja lapangan sekolah menengah kejuruan kesehatan
tunas harapan.
Pada Tanggal : 15 November 2018
Disahkan oleh :

Pembimbing Lapangan Kepala Sekolah

Chairul Ssi Rudi Marsito


KATA PENGANTAR

Penulisan laporan praktek kerja lapangan (PKL) merupakan hasil kerja praktik
dilaboratorium Rumah Sakit DIK PUSDIKKES dan Rumah Sakit Duren Sawit.
Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk menhikuti uji kopetensi di Sekolah
Menengah Analis Kesehatan Tunas Harapan. Laporan ini yang berjudul “Pemeriksaan
Laboratorium di Rumah Sakit DIK PUSDIKKES dan Rumah Sakit Duren Sawit”.yang secara
garis besar tersusun atas : BAB I pendahuluan,BAB II Tinjauan Institusi,BAB III Tinjauan
PustakaBAB IV bahan dan metodeanalisis,BAB V hasil dan pembahasan ,BAB VI
kesimppulan dan saran.
Puji serta syukur kami ucapkan kehadirat tuhan yang maha esa,karena atas rahmat dan
karunianya kami dapat melaksanakan praktik kerja lapangan dan pembuatan laporan dengan
baik sehingga dapat diselesaikan pada waktunya,selanjutnya dengan tulus kami mengucapkan
terimakasih sebesar besarnya kepada :
1. Tuhan yang maha esa,yang telah memberikan nikmat kesehatan kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan
2. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan kepada kami.
3. Bapak rudy selaku kepala sekolah SMK Analis Kesehatan Tunas Harapan
4. Pak Chairul selaku pembimbing lapangan,yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan selama praktik kerja lapangan
5. Seluruh guru SMK Analis Kesehatan Tunas Harapan
6. Ibu Fery,selaku kepala laboratorium dan pembimbing rumah sakit,serta staf
laboratorium yang telah membimbing dan membantu kami selama praktik kerja
lapangan
7. Rekan rekan siswa angkatan 26 yang telah berjuang selama kurang lebih 3 tahun di
SMK Analis Kesehatan Tunas Harapan.
Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna,mengingat
kemampuan dan pengetahuan kami yang sangat terbatas.oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran,kritik serta masukan lainnya dari pihak untuk kemajuan dimasa
mendatang.
Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan siswa-
siswi SMK Analis Kesehatan Tunas Harapan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Sekolah Menengah Analis Kesehatan Tunas Harapan, merupakan unit pendidikan dibawah
lingkungan yayasan pendidikan putera yang menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang
produktif, terampil, dan mendiri untuk mengisi tenaga kerja dibidang Analis Kesehatan dalam upaya
mempercepat dan memperkokoh pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional.
untuk mencapai hal itu, perlu ada kemitraan antara sekolah dengan dunia kesehatan, dengan cara
turut membantu kekurangan sekolah melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL). Praktik kerja Lapangan
dilaksanakan berdasarkan berdasarkan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Analis Kesehatan
Tunas Harapan yang dilaksanakan pada kelas XII semester ke-1. Adapun Kegiatan ini dapat dilakukan
diberbagai perusahaan dari instalasi baik pemerintah maupun swasta atas keinginan dan
persetujuan dari siswa siswi dan institusi yang bersangkutan.

Rumah Sakit DIK PUSDIKKES Kramat Jati dan Rumah Sakit Duren Sawit sebagai suatu unit
kesehatan dapat dijadikan sebagai lokasi kegiatan Praktik Kerja Lapangan siswa siswa kesehatan
karena pada instansi tersebut terdapat berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan terutama
berinteraksi dengan banyak pasien. Di dalam kegiatan ini siswa siswi diberi kesempatan untuk
menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman dari pengajar dan dalam lingkungan RS. DIK
PUSDIKKES Kramat jati dan Rumah Sakit Duren Sawit. Berikut ini adalah Laporan Kegiatan Praktik
Kerja Lapangan ( PKL ) Yang dilakukan di Laboratorium Kesehatan yang terdapat di RS. DIK
PUSDIKKES Kramat Jati dan Rumah Sakit Duren Sawit selama 1 bulan.

1.2.1 TUJUAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


Berdasarkan untuk memberikan pengalaman b1elajar dan keterampilan kepada siswa agar
memperoleh hasil yang efesien, efektif , dan optimal dalam memperoleh, mengelolah , menganalisa
data atau informasi serta menginterprestasikan hasilnya pada saat intervertasi klien atau penderita

1.2.2 TUJUAN ANALISIS BAHAN


a. memberikan pengalaman belajar dan keterampilan kepada siswa dalam merencanakan,
mempersiapkan pengambilan sampel atau spesimen dan mengadakan pemeriksaan.

b. meningkatkan motivasi siswa tentang manfaat pemeriksaan laboratorium.

c. melatih pengembangan kerja sama dengan tentang kesehatan.

d. melatih dan mengembangkan sikap keterampilan siswa dalam pemberian pelayanan kesehatan
khususnya pelayanan laboratorium.
BAB II.

STRUKTUR ORGANISASI

2.1 SEJARAH RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES

PUSDIKKES Kodiklat TNI AD merupakan pelaksana yang berkedudukan langsung dibawah


kodiklat TNI AD, dengan tugas pokok membina serta melaksanakan pendidikan kecabangan
kesehatan yang meliputi pendidikan pembentukan, pendidikan pengembangan umum, pendidikan
pengembang spesialisasi, pendidikan peralihan dan pendidikan-pendidikan lain yang ditentukan oleh
satuan atas serta melaksanakan penelitian, pengembangan pendidikan dan pengajaran kesehatan.

Sejarah terbentuknya cikal bakal PUSDIKKES Kodiklat TNI AD secara de vacto bisa dikatakan
dimulai pada pertengahan tahun 1951, melalui pendidikan calon instruktur kesehatan
lapangan/militer yang diambil dari DKT Teritorial. dalam kurun waktu tahun 1951 sampai dengan
sekarang PUSDIKKES Kodiklat TNI AD telah tumbuh dan berkembang sejalan dengan situasi dan
kondisi TNI AD saat itu. walaupun telah terjadi beberapa kali perubahan status organisasi, mulai dari
terbentuknya sampai saat ini, PUSDIKKES Kodiklat TNI AD tetap dapat melaksanakan tugas pokoknya
dengan baik.
Pendidikan dan latihan kesehatan merupakan suatu upaya jaminan terlaksananya tugas-
tugas perawatan di rumah-rumah sakit serta pemeliharaan kesehatan, bagi personel TNI AD
yang berdaya guna dan berhasil guna. Jawatan Kesehatan Tentara Angkatan Darat telah
terbentuk sejak akhir tahun 1945, dengan tenaga-tenaga kesehatan yang secara sukarela terjun
dalam kancah perjuangan suci mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Bangsa
Indonesia, baik para dokter, jururawat, maupun prajurit kesehatannya. Corak ragam, tingkatan
dan kemampuan tenaga-tenaga sukarela tersebut berbeda-beda. Ada yang berpengalaman
dalam Tentara Pembela Tanah Air (PETA), ada yang memperoleh pengalaman dalam
kesehatan Tentara Koningkelijke Nederlands Indische (KNIL), dalam kesehatan Hei Ho (tentara
Jepang), dalam kesehatan Rakyat dan tidak sedikit mereka yang belum berpengalaman ataupun
belum pernah mendapat latihan sama sekali. Kesamaannya mereka terletak pada "satu hasrat
dan satu tekad". untuk menyumbangkan tenaga dan membaktikan diri sebaik-baiknya mengikuti
perjuangan dalam Tentara Nasional Indonesia. Pembentukan Kesatuan-kesatuan Kesehatan di
Resimen-resimen yang anggotanya dilatih secara praktis menurut pandangan dan pengetahuan
dokter Resimen masing-masing sebagai bekal menjalankan tugas di garis depan dan Rumah
Sakit Darurat.
Dalam rapat dokter-dokter Divisi di Solo pada tahun 1946 telah dikemukakan suatu
pokok acara untuk mengusahakan persamaan dalam pendidikan dan latihan bagi tenaga-tenaga
DK-AD/ Kesehatan Tentara agar seluruh DKT setaraf mutunya. Dari hasil rapat tersebut lahirlah
sebuah Panitia Pendidikan dengan anggota-anggotanya antara lain:

1. Mayor dr. Soemarno Sosroatmodjo - Kepala RST Malang.


2. Letkol dr. Satrlo - dokter Divisi Banten.
Panitia belum sempat bekerja sesuai apa yang direncanakan, telah diobrak-abrik oleh
clash-clash dengan tentara Belanda sehingga koordinasi yang dimaksudkan tertunda hampir
selama 5 tahun.
Di dalam medio tahun 1950 setelah pengoperan "Lager Hospital" menjadi RSTP
(RSPAD sekarang) di Jakarta, yang pertama dilakukan adalah pembukaan pendidikan jururawat/
perawat dan bidan, termasuk dirumah-rumah Sakit Tentara di daerah. Sementara itu dipikirkan
pula perlu diadakannya pendidikan/ sekolah spesifik kesehatan militer, yang dapat menjamin
pengembangan kemampuan satuan-satuan kesehatan dimedan tempur.
Sejalan dengan upaya kegiatan pendidikan di rumah – rumah sakit tentara yang
khusus mendidik para jururawat, perawat dan bidan, serta sebagai realisasi pemikiran Staf
Djawatan Kesehatan Tentara (DKT – AD) untuk segera melaksanakan pendidikan yang spesifik
militer, maka pada pertengahan tahun 1951, dimulai pendidikan calon Intruktur Kesehatan
Lapangan/ Militer yang diambil dari DKT Teritorial. Untuk pertama kali baru diikuti oleh 7 orang
Pa/ Ba dengan tempat pendidikan di ruang bawah Markas DKT – AD Jalan dr. Abdulrachman
Saleh, Jakarta. Kepala DKT – AD menunjuk beberapa dokter Tentara/ Sipil sebagai guru,
instruktur diantaranya ialah : Letkol dr. Eri Soedewo, Mayor dr. Harnopidjati, Kapten dr. Frans
Pattiasina dan dr. Zainal Abidin. Setelah beberapa bulan menerima pendidikan tambahan materi
kesehatan lapangan (Keslap) dan kesehatan militer (Kesmil), beberapa orang dari tujuh orang
peserta pelatihan yang terpilih, diperintahkan untuk melanjutkan pendidiikan ke Pusat
Pendidikan Perwira Angkatan Darat di Bandung yang kemudian menghasilkan dua orang tenaga
instruktur kesehatan sabagai inti, yaitu: Letda Soetomo dan Capa Samudji. Kepada kedua
personel tersebut kemudian Pimpinan DKT–AD memberikan tugas sebagaii pimpinan
sekolah.Mula – mula sekolah diselenggarakan dengan nama “ Sekolah Bintara Ulangan
Kesehatan Lapangan “, dimana dalam rangka pelaksanaan kegiatan pendidikan, mendapat
bantuan tenaga dari Misi Militer Belanda.
2.2 ORGANISASI

Dalam rangka reorganisasi ABRI, termasuk reorganisasi Angkatan Darat khusus nya organisasi
Kesehatan Angkatan Darat yang baru dengan sebutan Pusat Kesehatan Angkatan Darat di bawah
Kobangdiklat,sedangkan Pusdikkes Administrasi organik berada dibawah Pusat Kesehatan Angkatan
Darat. Dan selanjut nya berdasarkan keputusan KASAD No 123/1971 Tanggal 12 Maret 1971,
Pusdikkes berubah menjadi Pusat Pendidikan Kesehatan Lapangan yang secara administratif dan
taktis berada dibawah Puskesad. Berdasarkan keputusan Presiden no 69 tahun 1971,Pusdikkeslap
berubah menjadi Pusdikkes TNI AD dan berada dibawah Pusat Kesehatan Kobangdiklat TNI AD
selanjutnya pada tanggal 30 November 1978, Pusdikkes Kobangdiklat TNI AD bergabung dengan
Jankesad, Pusdikkes TNI AD secara taktis administratif tetap berada dibawah Kobangdiklat TNI AD
dengan sebutan Pusdikkes Kobangdiklat. Berdasarkan surat telegram Kasad no 552/1985 tanggal 9
September 1985 dan Surat Perintah Danjen Kobangdiklat TNI AD No Sprin / 1730 / IX / 1985
Pusdikkes TNI AD secara taktis administratif kembali berada dibawah Ditkesad dengan sebutan
Pusdikkes Ditkesad. Selanjut nya berdasarkan surat perintah kasad No Sprin / 53 / I / 1999 tanggal
13 Januari 1999 tentang pelaksanaan pengorganikan 7(tujuh) Pusdikcab TNI kedalam kodiklat TNI
AD.

Pelaksanaan tugas berdasarkan surat keputusan Kasad No: Kap/47/X/2005 tanggal 27


September 2005,tentang struktur organisasi Pusdikkes Kodiklat TNI AD.

Untuk melakukan tugas pokoknya,PUSDIKKES Kodiklat TNI AD menyelenggarakan fungsi :

a. Fungsi oprasi pendidikan

Meliputi segala usaha,pekerjaan dan kegiatan dibidang perencanaan dan pengawasan yang
berkaitan dengan proses belajar mengajar

b. Fungsi pengkajian dan pengembangan pendidikan

meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan dibidang perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
yang berkaitan dengan pengkajian sejarah dan pengembangan operasi pendidikan.

c. Fungsi Organik Militer


Meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan dibidang pengamanan, pesonel, logistik, perencanaan
pelaksanaan dan pengawasan yang berkaitan dengan pengkajian dan pengembangan operasi
pendidikan.

d. Fungsi Organik Pembinaan

Meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan dibidang latihan dalam rangka mendukung tugas
pokok PUSDIKKES.

2.3 VISI DAN MISI RUMAH SAKIT PUSDIKKES

1. Visi

menjadi narasumber kesehatan lapangan dijajaran TNI angkatan darat/ TNI AD serta menjadi
wadah pembentukan prajurit kesehatan TNI AD yang profesional dan disiplin

2. Misi

a. menumbuhkan jiwa korsa, perjuangan, kebanggaan, dan kesadaran sebagai prajurit


kesehatan

b. memberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan
lapangan penugasan

c. menjadi prajurit kesehatan yang mampu bertugas disegala situsi dan kondisi

d. menyelenggarakan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengembangan yang bermutu


3.1 Sejarah Umum RSKD DUREN SAWIT

Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit (RSKDDS) adalah rumah sakit khusus milik
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
pelayanan rumah sakit, bagi penderita gangguan kesehatan jiwa dan penyalahgunaan narkotika,
psikotropika dan zat adiktif lainnya. Awalnya pembangunan rumah sakit ini ditujukan bagi
penderita gangguan jiwa berat dalam rangka menunjang kebutuhan Panti Laras dan Rumah
Sakit Jiwa Pusat. Akan tetapi dengan maraknya penyalahgunaan langsung Narkoba dan
meningkatnya permintaan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang komprehensif,
Pemerintah DKI Jakarta menetapkan kembali prioritasnya, mengubah visi dan misi rumah sakit
serta meninjau ulang penggunaan ruang-ruang yang ada termasuk fungsi-fungsi pelayanannya,
menjadi rumah sakit dengan kekhususan pelayanan kesehatan jiwa dan narkoba dengan
pelayanan penunjang spesialistik lain yang lengkap.
Pada tanggal 19 juni 2002 RSKDDS diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso
dan sejak itu resmi beroperasi, sesuai dengan SK Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 105
tahun 2001. RSKDDS ditetapkan sebagai rumah sakit kelas A. Tahun 2003 setelah SK
Gubernur Propinsi DKI Jakarta No.17 tertanggal 17 Maret 2003, status RSKDDS ditetapkan
menjadi uji coba Unit Swadana Daerah yang diberi wewenang untuk dapat menggunakan
penerimaan fungsional secara langsung dengan penetapan kembali prioritas serta meninjau
ulang penggunaan ruang-ruang yang ada termasuk fungsi-fungsi pelayanannya. Tahun 2009
Pemprov DKI Jakarta mengeluarkan Pergub No.121 tahun 2009 mengenai organisasi dan tata
kerja Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit, diantaranya membahas mengenai posisi
RSKD Duren Sawit sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Sesuai Visi dan Misinya
RSKDDS adalah rumah sakit yang mempunyai kekhususan pelayanan penanggulangan
masalah kesehatan jiwa dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif.
3.2 Visi :
Menjadi Rumah Sakit Khusus Rujukan Regional terbaik di Indonesia yang
melayani kesehatan jiwa dan narkoba secara terpadu, professional, dan efektif.
Dengan Standar Pelayanan Prima dan Paripurna.

3.3 Misi :
1. Menerapkan tata kelola Rumah Sakit yang terintegrasi dengan pelayanan yang
berkualitas, professional, efektif, holistic, dan komprehensif sebagai Rumah
Sakit Khusus Jiwa kelas A terbaik di Indonesia
2. Menjadi pusat unggulan kesehatan jiwa terutama kesehatan jiwa anak dan
remaja, geriatri, serta rehabilitasi psikososial.
3. Memfasilitasi pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan jiwa dan narkoba.
4. Meningkatkan kompetensi kesehatan jiwa melalui pendidikan berkelanjutan
bagi tenaga kesehatan dan laimnya.
5. Melaksanakan pengembangan keilmuan dan riset berdasarkan bukti dan fakta.
6. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui sarana prasarana yang sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi.
7. Menjalin kerja sama dengan institusi atau lembaga terkait didalam dan luar
negeri untuk meningkatkan kinerja dan produktifitas pelayanan.

3.4 Struktur Organisasi RSKD DUREN SAWIT

STRUKTUR ORGANISASI RSKD DUREN SAWIT


DIREKTUR
SPI
WADIR
WADIR PELAYANAN
UMUM DAN KEUANGAN KOMITE FARMASI
DAN TERAPI

KABAG UMUM DAN KABAG KEUANGAN KABAG KABID KABID PELAYANAN


KABID PELAYANAN
PEMASARAN DAN PERENCANAAN SDM PELAYANAN MEDIK KEPERAWATAN
PENUNJANG MEDIS

1. INST RANAP 1. INST LABORATORIUM 1. ASS.


1. SATPEL 2. INST RAJAL 2. INST RADIOLOGI MANAGER I
1. SATPEL UMUM ANGGARAN & 1. SATPEL 3. INST KESWAMAS 3. INST FARMASI 2. ASS.
2. SATPEL PERENCANAAN KEPEGAWAI 4. INST REHABILITASI 4. INST GIZI MANAGER II
PEMASARAN & 2. SATPEL AKUNTANSI AN MENTAL 5. INST REHABILITASI
HUMAS 3. SATPEL 2. SATPEL 5. INST GAWAT MEDIK
3. SATPEL PERBENDAHARAAN & DIKLAT DARURAT 6. INST REKAM MEDIK
URUSAN DALAM VERIFIKASI 3. SATPEL 7. INST PENUNJANG
4. SATPEL EDP HUKUM MEDIK LAINNYA

KOMITE ETIK
DAN HUKUM KOMITE MEDIK JABATAN
FUNGSIONAL KOMITE KOMITE
TERTENTU KOMITE PENCEGAHAN KOMITE TENAGA
MUTU DAN KEPERAWATAN KES.
PENGENDALIA LAINNYA
N INFEKSI
SUB KOMITE SUB KOMITE SUB KOMITE
KREDENSIAL PENINGKATAN ETIKA,
MUTU PROFESI DISIPLIN
MEDIS DAN
PROFESI

BAB III. TINJAUAN PUSTAKA


. Landasan Teori
Hepatitis adalah suatu keadaan peradangan jaringan hati, yangdisebabkan oleh infeksi
atau non infeksi. Salah satu gejala yang dapat terlihat pada pasien hepatitis adalah
kulit dan sklera mata menjadi berwarna kuning
(ikterus). Ikterus adalah suatu keadaan dimana plasma,kulit dan selaput lendir menjadi kuning
yang diakibatkan pewarnaan yang berlebihan oleh bilirubin ( Noer HMS, 1996). Metode tes
screening HbsAg yang paling banyak digunakan adalah ELISA karena ELISA
dianggapmemiliki tingkat sensitivity dan spesifikasi yang tinggi ( Handojo, 2004).
Penyebab hepatitis adalah penyakit sistemik yang terutama berhubungan dengan hati.
Kebanyakan penyebab kasus hepatitis akut adalah oleh virus Hepatitis A, Hepatitis B (HBV)
atau Virus Hepatitis C. Antigen kompleks ditemukan pada permukaan HBV yang dikenal
dengan HbsAg. Model terdahulu disebut Australian atau Au antigen.
Adanya HbsAg pada serum atau plasma sebagai indikasi pada infeksi hepatitis B yang
aktif, juga infeksi akut atau kronik. Pada tipikal infeksi hepatitis B, HbsAg akan dideteksi 2
sampai 4 minggu sebelum kadar ALT menjadi abnormal dan 3 sampai 5 minggu sebelum gejala
atau penyakit kuning berkembang. HbsAg mempunyai 4 subtipe prinsip: adw, ayw , adr dan
ayr. Karena faktor heterogenitas antigenik ada 10 serotipe mayor pada virus hepatitis.
HBsAg merupakan suatu tahap secara kualitatif yang menggunakan serum atau plasma
dimana bertujuan untuk mendeteksi adanya HBsAg dalam serum atau plasma membrane yang
dilapisi dengan anti HBsAgantibody pada daerah garis test selama proses pemeriksaan, sampel
serum atau plasma bereksi dengan partikel yang ditutupi dengan anti HBsAg antibodi,
campuran tersebut akan meresap sepanjang membrane kromatografi dengan anti HBsAg, anti
pada membrane dan menghasilkan suatu hasil posotif pada daerah test, jika tidak menghasilkan
garis yang berwarna pada daerah test menunjukan hasil yang negatif.

BAB IV. BAHAN DAN METODE


 Judul Percobaan = Pemeriksaan HBsAg Rapid test
 Tujuan = Untuk mengetahui adanya infeksi virus hepatitis pada serum probandus
 Metode = Imunokromatografi
 Prinsip Kerja = Imunokromatografi dengan prinsip serum yang diteteskan pada
bantalan sampel bereaksi dengan partikel yeng telah dilapisi dengan anti HBs
(antibodi). Campuran ini selanjutnya akan bergerak sepanjang strip membran untuk
berikatan dengan antibody spesifik. Pada daerah tes, sehingga akan menghasilkan
garis warna.
 Alat dan Bahan = Tabung reaksi,Serum,Strip HbsAg atau Strip ACON
 Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Siapkan serum dalam tabung reaksi
3. Keluarkan strip HBsAg dari kemasannya
4. Teteskan 2 tetes menggunakan pipet yang sudah tersedia danbiarkan selama 15
menit
5. Amati hasil test yang terjadi

BAB V. HASIL PEMBAHASAN


. Hasil pengamatan

Kelompok Hasil
7 Terdapat 2 garis
pada alat

Interpretasi hasil :
 Negatif : Satu garis merah muncul di daerah kontrol ( C ) . Tidak muncul garis merah atau
merah muda di wilayah uji ( T ).
 Positif : Muncul dua garis merah yang berbeda. Satu baris harus dalam daerah kontrol ( C )
dan garis lain harus dalam daerah tes ( T ).

Pembahasan

Reagen tes strip mengandung partikel anti-HBsAg dan anti-HBsAg yang dilapiskan pada
membran. HBsAg One Step Hepatitis B Surface Antigen Test Strip (Serum/Plasma) adalah tes
kualitatif imunoligi secara aliran lateral untuk mendeteksi HbsAg pada serum/plasma.
Membran dilapisi dengan antibodi HBsAg poliklonal di garis tes. Selama tes berlangsung
spesimen serum atau plasma berekasi dengan partikel yang dilapisi dengan anti-HBsAg
antibodi monoklonal. Campuran tersebut akan bergerak sepanjang membran secara kapilaritas
dan bereaksi dengan anti-HBsAg antibody poliklonal pada membran dan menghasilkan garis
berwarna. Munculnya garis berwarna pada garis tes mengindikasikan hasil positif dan jika tidak
ada garis berwarna pada garis tes menandakan hasil negatif. Sebagai prosedur kontrol, garis
berwarna harus selalu muncul pada garis kontrol yang menandakan volume sampel cukup dan
telah mengisi membran.
Pada sampel kelompok 7, sampel diduga positif karena ditandai dengan muncul dua garis
merah yang berbeda. Satu baris harus dalam daerah kontrol ( C ) dan garis lain harus dalam
daerah tes ( T ). Bila sampel negatif, strip hanya satu garis merah muncul di daerah kontrol (
C ) dan tidak muncul garis merah atau merah muda di wilayah uji ( T ). Strip dinyatakan invalid
ketika garis kontrol ( C ) tidak muncul atau hanya muncul garis merah pada daerah uji ( T ).
Kesalahan ini bisa disebabkan oleh volume spesimen yang belum memadai atau teknik
prosedural yang salah. Tinjau prosedur dan ulangi tes dengan strip tes baru .

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Menurut world heath organization (WHO) dalam Depkes RI (2010) memperkirakan
lebih dari dua miliar penduduk dunia terinfeksi hepatitis B dengan angka kematian 250 ribu
orang per tahun dan 170 juta penduduk dunia mengidap hepatitis C dengan tingkat kematian
350 ribu orang per tahun. Indonesia, merupakan negara dengan prevalensi hepatitis B dengan
tingkat endemisitas tinggi, yaitu lebih dari 8 persen dimana 1,5 juta orang Indonesia
berpotensi mengidap kanker hati (liver cancer).
Hepatitis B (penyakit kuning) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang
merusak hati. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan pengerasan hati (Cirrhosis
Hepatis), kanker hati (Hepato Cellular Carsinoma) dan menimbulkan kematian. Infeksi pada
anak biasanya tidak menimbulkan gejala.
Cara pencegahan:
® Imunisasi
Usaha untuk memberikan kekebalan aktif pada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu
dengan cara pemberian vaksin yaitu kuman penyebab penyakit yang telah dilemahkan.
® Hindari aktivitas sex dengan berganti-ganti pasangan.
® Hindari mendapat donor darah yang tidak resmi.
® Hindari menggunakan jarum suntik bekas.

Saran
Dari uraian diatas, penulis menyarankan kepada masyarakat untuk selalu menjaga
kesehatan kebersihan sanitasi lingkungan serta memberikan imunisasi Vaksin Hepatitis B
Rekombinan dan Vaksin DPT-HB.tepat sesuai rekomendasi jadwal yang diberikan agar
pemberantasan penyakit yang ditularkan lewat parenteral (darah) khususnya penyakit
Hepatitis B bisa tercapai.

DAFTAR PUSTAKA
Sievert, William, Melvyn G. Korman, Terry Bolin. (2010). Segala Sesuatu tentang Hepatitis.
Jakarta: Arcar.

Sulaiman, Andri Sanityoso, dkk. (2010). Pendekatan Terkini Hepatitis B dan C dalam
Praktik Klinis Sehari-hari. Jakarta: Sagung Seto.

Syahrurachman, Agus, dkk. (1993). Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara.

Www.google.com

Www.wikipedia.com

http://perlengkapan-wanita.blogspot.com/2013/09/apa-yang-dimaksud-dengan-hbsag-reaktif.html

http://penyakithepatitisb.com/diagnosis-dan-pencegahan-infeksi-penyakit-hepatitis-b/

http://indomedtech.blogspot.com/2013/12/pemeriksaan-hbsag.html

http://www.academia.edu/8231634/MAKALAH_IMHEM_TES_SEROLOGI_KEL_5_2B2

Anda mungkin juga menyukai