Anda di halaman 1dari 14

TUGAS : MANAJEMEN KEPERAWATAN

STANDAR PENGORGANISASIAN DI RUMAH SAKIT

OLEH :
M7 NON REGULER- KELOMPOK 2
1. IKA SUKMAWATI

(P201301323)

2. MISLINA FITRIYANI

(P201301324)

3. SARINA

(P201301300)

4. KARTINI ERAWATI

(P201301329)

5. ROSITA SISKA INDARWATI

(P201301330)

6. UMMI KALSUM

(P201301328)

7. RATNA PURNAMA DEWI

(P201301331)

8. BUDI WALUYO

(P201301327)

9. EVIN ARDJAT

(P201301326)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MANDALA WALUYA KENDARI
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayahNyalah
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berjudul Standar
Pengorganisasian Di Rumah Sakit. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pengorganisasian di rumah sakit.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Manajemen
Keperawatan yang telah membimbing kami serta teman-teman yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki kekurangan baik dalam segi refrensi dan
penulisan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
untuk melengkapi makalah kami. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas
kepada pembaca dan bermanfaat bagi kita semua.

Kendari, 19 Juni 2014

Kelompok 2

DAFTAR ISl

Halaman
KATA PENGANTAR .. 2
DAFTAR ISI . 3
BAB I : PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.

B.Rumusan Masalah .....

C.Tujuan . .

BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Rumah Sakit.

B. Jenis & Tipe Rumah Sakit....

C. Standar Pengorganisasian Di RS..

BAB III : PENUTUP


A.Kesimpulan ...

15

B.Saran

15

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan suatu intitusi yang fungsi utamanya memberikan
pelayanan kepada pasien secara diagnostik dan terapeutik untuk berbagai penyakit dan
masalah kesehatan baik yang bersifat bedah maupun non bedah (American Hospital
Association, 1978).

Upaya kesehatan dilakukan dengan melakukan

pendekatan

pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),


penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
serasi, terpadu dan berkesinambungan.
Rumah sakit memiliki berbagai bentuk pelayanan, salah satunya pelayanan rawat
inap. Rawat inap merupakan pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi,
diagnosa, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap di ruang rawat
inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta, serta puskesmas
perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap.
Dalam menjalankan kegiatan di ruang rawat inap membutuhkan berbagai fasilitas, tenaga
medis dan non medis.
Rumah sakit sebagai salah satu sarana atau bantuan kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peranan yang sangat strategis dalam
mempercepat peningkatan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut
untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan
dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah
pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa layanan yang sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan
standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan.
Selama ini rumah sakit dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikan banyak
keuntungan bagi masyarakat sekitar dan masyarakat pada umumnya. Keberadaan rumah
sakit ini dianggap mampu menyediakan kebutuhan masyarakat untuk konsumsi maupun
penyedia lapangan pekerjaan.

Rumah sakit di dalam lingkungan masyarakat memiliki sebuah legitimasi untuk


bisa melaksanakan kegiatannya, namun lama kelamaan karena posisi rumah sakit
menjadi amat vital dalam kehidupan masyarakat maka dampak yang ditimbulkan juga
akan menjadi sangat besar. Dampak yang muncul dalam setiap kegiatan operasional
rumah sakit ini dipastikan akan membawa akibat kepada lingkungan di sekitar organisasi
tersebut.
Dalam pengorganisasian suatu sistem, seperti rumah sakit tidak akan terlepas dari
keinginan melakukan kontrol terhadap apa yang dilakukan rumah sakit secara sistematis
sehingga tidak menimbulkan dampak negatif misalnya polusi udara, limbah produksi,
kesenjangan sosial, dan lain sebagainya

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan Rumah sakit ?
2. Apa saja tipe & Jenis Rumah sakit yang ada ?
3. Bagaimana Standar Pengorganisasian Di Rumah Sakit ?
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui apa yang di maksud dengan Rumah Sakit.
2. Untuk mengetahui tipe & jenis Rumah sakit.
3. Untuk Mengetahui bagaimana standar pengorganisasian Di Rumah Sakit.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN RUMAH SAKIT


Menurut

Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

1204/MENKES/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit


dinyatakan bahwa rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya
orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta
memungkinkan

terjadinya

pencemaran

lingkungan

dan

gangguan

kesehatan

(Depkes,RI2000).
Berdasarkan Permenkes RI Nomor 986/Menkes/Per/11/1992 pelayanan rumah
sakit umum pemerintah Departemen Kesehatan dan Pemerintah Daerah diklasifikasikan
menjadi kelas/tipe A,B,C,D dan E (Azwar,1996).
Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang
menyediakan rawat inap dan rawat jalan yaitu berupa pelayanan jangka pendek dan
layanan jangka panjang yang terdiri dari : Observasi, Dianostik ,terapuitik dan
rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit,cidera dan melahirkan .
Manajemen Rumah sakit yang berorientasi pada efisiensi dan efektivitas serta
peningkatan mutu pelayanan dapat dilaksanakan melalui pendekatan organisasi
fungsionil berbentuk matriks yang didukung dengan segala perangkat organisasi yang
diperlukan .ditetapkan dengan peraturan Menkes nomor : 1045/Menkes/Per/1X/2006(
Pedoman Organisasi Rumah Sakit dilingkungan Departemen Kesehatan .Dengan harapan
rumah sakit diharapkan dapat memberikan pelayanan yang : efektif, Efisiensi dan
bermutu.

B. JENIS DAN TIPE RUMAH SAKIT


Menurut Pasal 5,6,7 dan 8 , Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Nomor : 1045/MENKES/PER/XI/2006. Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Di
Lingkungn Departemen Kesehatan.
Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, rumah sakit dikategorikan dalam:
1. Rumah Sakit Umum selanjutnya disebut RSU;
2. Rumah Sakit Khusus selanjutnya disebut RSK.

Rumah sakit diklasifikasikan berdasarkan tugas, fungsi, kemampuan pelayanan


kesehatan dan kapasitas sumber daya organisasi dalam beberapa kelas.
(1) RSU diklasifikasikan sebagai berikut:
a. RSU Kelas A;
b. RSU Kelas B Pendidikan;
c. RSU Kelas B Non-Pendidikan;
d. RSU Kelas C;
e. RSU Kelas D.
Berdasarkan fungsinya RSU Kelas A dan RSU Kelas B Pendidikan
menyelenggarakan dan/atau digunakan untuk pelayanan, pendidikan dan penelitian
secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran dan pendidikan
kedokteran berkelanjutan.
(2) RSK(Rumah Sakit Khusus) diklasifikasikan sebagai berikut:
a. RSK Kelas A
b. RSK Kelas B;
c. RSK Kelas C.
Bersadasarkan fungsinya RSK Kelas A

menyelenggarakan dan/atau

digunakan untuk pelayanan, pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang
pendidikan profesi kedokteran dan pendidikan kedokteran berkelanjutan.

Penetapan klasifikasi RSU dan RSK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7


dan Pasal 8 didasarkan pada kriteria klasifikasi rumah sakit yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan setelah mendapat persetujuan Menteri yang bertanggung jawab di
bidang pendayagunaan aparatur negara.

C. STANDAR PENGORGANISASIAN DI RUMAH SAKIT

Susunan Organisasi Di Rumah sakit Umum


(1) Rumah Sakit Umum kelas A
a) RSU Kelas A dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur Utama.
b) Direktur Utama membawahi paling banyak 4 (empat) Direktorat.
c) Masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Bidang atau
3 (tiga) Bagian.
d) Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi.
e) Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subbagian.
(2) Rumah Sakit Umum Kelas B Pendidikan
a) RSU Kelas B Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur
Utama.
b) Direktur Utama membawahi paling banyak 3 (tiga) Direktorat.
c) Masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Bidang atau 3
(tiga) Bagian.
d) Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi.
e) Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subbagian
(3) Rumah Sakit Umum Kelas B Non Pendidikan
a) RSU Kelas B Non Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur
Utama.
b) Direktur Utama membawahi paling banyak 2 (dua) Direktorat.
c) Masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Bidang atau 3
(tiga) Bagian.
d) Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi.
e) Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subbagian.

(4) Rumah Sakit Umum Kelas C


a) RSU Kelas C dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur.
b) Direktur membawahi paling banyak 2 (dua) Bidang dan 1 (satu) Bagian.
c) Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi
d) Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subbagian.
(5) Rumah Sakit Umum Kelas D
a) RSU Kelas D dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur.
b) Direktur membawahi 2 (dua) Seksi dan 3 (tiga) Subbagian.
c) Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi
d) Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subbagian.

Susunan Organisasi Di Rumah Sakit Khusus


(1) Rumah Sakit Khusus Kelas A
a) RSK Kelas A dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur Utama.
b) Direktur Utama membawahi paling banyak 4 (empat) Direktorat
c) Masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 Bidang atau 3 (tiga)
Bagian
d) Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi
e) Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subbagian.
(2) Rumah Sakit khusus Kelas B
a) RSK Kelas B dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur Utama.
b) Direktur Utama membawahi paling banyak 2 (dua) Direktorat
c) Masing-masing Direktorat terdiri dari 2 (dua) Bidang atau 2 (dua) Bagian
d) Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Seksi
e) Masing-masing Bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subbagian
(3) Rumah Sakit Khusus Kelas C
a) RSK Kelas C dipimpin oleh seorang Kepala disebut Direktur.
b) Direktur membawahi 2 (dua) Seksi dan 3 (tiga) Subbagian.

Unit-Unit Non Struktural


(1) Satuan Pengawas Intern
a) Satuan Pengawas Intern adalah Satuan Kerja Fungsional yang bertugas
melaksanakan intern rumah sakit.
b) Satuan Pengawas Intern berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
pimpinan sakit.
c) Satuan Pengawas Intern dibentuk dan ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit.
(2) Komite
a) Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi
dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada pimpinan rumah
sakit
alam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit.
b) Pembentukan komite ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit sesuai kebutuhan
rumah, sekurang-kurangnya terdiri dari Komite Medik serta Komite Etik dan
Hukum.
c) Komite berada di bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan rumah
sakit.
d) Komite dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat dan diberhentikan oleh
pimpinan
rumah sakit.
e) Pembentukan dan perubahan jumlah dan jenis komite ditetapkan oleh
pimpinan
rumah setelah mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Bina Pelayanan
Medik.
(3) Instalasi
a) Instalasi adalah unit pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas dan
menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pendidikan dan penelitian rumah
sakit.
b) Pembentukan instalasi ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit sesuai kebutuhan
rumah sakit.

10

c) Instalasi dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh
pimpinan rumah sakit.
d) Kepala instalasi dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga-tenaga
fungsional dan atau non medis.
e) Pembentukan dan perubahan jumlah dan jenis instalasi dilaporkan secara
tertulis kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik.

Kelompok Jabatan Fungsional


Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.
a) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang
terbagi
atas berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya.
b) Masing-masing tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada
di
di lingkungan unit kerja rumah sakit sesuai dengan kompetensinya.
c) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
d) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Staf Medik Fungsional


a) Staf

medik

fungsional

adalah

kelompok

dokter

yang

bekerja

di

bidang medis dalam jabatan fungsional.


b) Staf

medik

pengobatan,
pemulihan

fungsional

mempunyai

pencegahan
kesehatan,

tugas

melaksanakan

akibat

penyakit,

penyuluhan,

pendidikan,

diagnosa,

peningkatan
pelatihan,

dan

penelitian

dan pengembangan.
c) Dalam melaksanakan tugasnya, staf medik fungsional menggunakan
pendekatan tim dengan tenaga profesi terkait.

11

D. STRUKTUR PENGORGANISASIAN DI RUMAH SAKIT ABUNAWAS

12

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang
menyediakan rawat inap dan rawat jalan yaitu berupa pelayanan jangka pendek
dan layanan jangka panjang yang terdiri dari : Observasi, Dianostik ,terapuitik
dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit, cidera dan melahirkan.
Berdasarkan jenis

pelayanan yang diberikan, rumah sakit dikategorikan

dalam :
-

Rumah Sakit Umum selanjutnya disebut RSU; yang terdiri dari 5 tipe
yaitu : Rumah sakit Kelas A ( tipe A ).Rumah Sakit Kelas B : Pendidikan
dan Non Pendidikan ( tipe B),Rumah Sakit Kelas C ( tipe C), Rumah
Sakit Kelas D ( tipe D )

Rumah Sakit Khusus selanjutnya disebut RSK.yang terdiri dari : RSK


Kelas A; RSK Kelas B; RSK Kelas C

B. SARAN
Disarankan bagi tempat pelayanan kesehatan

agar mengikuti aturan

starndar pengorganisasian di Rumah Sakit sesuai dengan tipe tipe dari Rumah
sakit tersebut .

13

DAFTAR PUSTAKA
Buku internasional Prinsciples For Health care Standars (A. Framework of
requirementfor standars 3 th)

peraturan Menkes nomor : 1045/Menkes/Per/1X/2006

14

Anda mungkin juga menyukai