Anda di halaman 1dari 28

PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT RAWAT INAP

NAMA : RISWANA.DM

NIM : 01503096

KELAS :C

STIKES AMANAH MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena telah memberikita
rahmat dan hidayahnya sehingga kita masih di beri umur yang panjang dan
kesehatan, Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad
SAW yang telah diutus untuk membawa risalah dan membebaskan umat Islam
daribelenggu kebodohan.

Karena atas izin nyalah sehingga kami dapat menyelesiakan tugas yang
diamanahkan kepada kami. makalah ini kami susun sebagai mana pengetahuan
yang kami miliki dan dari berbagai sumber dan mudah-mudahan makalah yang kami
buat ini kita dapat memetik ilmu dan mengembangkannya kepadayang lainnnya.

Kami menyadari bahwa masih ada beberapa kekurangan dari makalah kami,
untuk itulah kami memohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata Kami ucapkan

Makassar, September 2017

penyusun

RISWANA.DM
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................……………………………... ii

Daftar Isi..............................................……………………………... iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………….....................

A. Latar belakang.................................................
B. Rumusan masalah

BABII PEMBAHASAN ....................................…………………………

I. Pelayanan rawat inap........................................


II. Pelayanan kesehatan.........................................
III. Pelayanan keperawatan gigi dan mulut...............
IV. Peran dan fungsi perawat gigi............................
V. Asuhan keperawatan gigi dan mulut...................
VI. Kepuasan pasien rawat inap...............................

BAB III PENUTUP .....................................................

A. KESIMPULAN......................................................
B. SARAN..................................…………………………….

DAFTAR PUSTAKA.........................................……………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Rawat Inap Atau Opname adalah salah satu bentuk proses pengobatan atau
rehabilitasi oleh tenaga pelayanan kesehatan profesional pada pasien yang
menderita suatu penyakit tertentu, dengan cara di inapkan di ruang rawat inap
tertentu sesuai dengan jenis penyakit yang dialaminya.
Fasilitas Rawat inap disediakan dan dijalankan secara sistematis oleh tenaga medis
dan nonmedis, disediakan oleh pihak penyedia pelayanan kesehatan (klinik, rumah
sakit, puskesmas) Ruang Rawat inap adalah ruangan / fasilitas yang dijadikan
tempat merawat pasien.

Biasanya ruangan rawat inap berupa bangsal yang di huni oleh beberapa pasien
sekaligus, namun pada beberapa rumah sakit juga menyediakan fasilitas ruang
rawat inap khusus (VVIP) yang lebih nyaman, lebih lengkap, dan ada juga yang
mempunyai tempat perawatan yang mewah layaknya hotel berbintang, tentunya
dengan biaya yang lebih mahal, dibandingkan dengan fasilitas standar pelayanan
kelas biasa.

B.Rumusan masalah

1.apa yang dimaksud Pelayanan rawat inap ?

2. bagaimana Pelayanan kesehatan ?

3.bagaimana Pelayanan keperawatan gigi dan mulut ?

4. apa Peran dan fungsi perawat gigi ?

5. bagaimana Asuhan keperawatan gigi dan mulut ?

6. bagaimana Kepuasan pasien rawat inap ?

c. Tujuan

1. untuk mengetahui Pelayanan rawat inap


2. unuk mengetahui bagaimana Pelayanan kesehatan

3.untuk mengetahui bagaimana Pelayanan keperawatan gigi dan mulut

4.untuk mengetahui apa Peran dan fungsi perawat gigi

5.untuk mengetahui bagaimana Asuhan keperawatan gigi dan mulut

6.untuk mengetahui bagaimana Kepuasan pasien rawat inap

7. untuk menyelesaikan tugas matakuliah asuhan keperawatan rawat inap


BAB II
PEMBAHASAN

I. pelayanan rawat inap


a.Definisi Pelayanan Rawat Inap
Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh
tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di
suatu ruangan di rumah sakit . Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien
dirawat. Ruangan ini dulunya sering hanya berupa bangsalyang dihuni oleh banyak
orang sekaligus. Saat ini, ruang rawat inap di banyak rumah sakit sudah sangat
mirip dengan kamar-kamar hotel. Pasien yang berobat jalan di Unit Rawat Jalan,
akan mendapatkan surat rawat dari dokter yang merawatnya, bila pasien tersebut
memerlukan perawatan di dalam rumah sakit, atau menginap di rumah sakit.
Rawat inap merupakan suatu bentuk perawatan, dimana pasien dirawat dan
tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu tertentu. Selama pasien dirawat, rumah
sakit harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien (Posma 2001 yang
dikutip dari Anggraini (2008).
Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang
menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi,
rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya (Depkes RI 1997 yang dikutip
dari Suryanti (2002).
Pelayanan rawat inap adalah unit yang diperuntukan untuk pasien-pasien yang
harus di observasi (rawat) karena keadaannya yang tidak memungkinkan untuk
mendapat perawatan dirumah. Karena penyakitnya membutuhkan perawatan yang
intensif dari petugas medis (dokter,perawat,farmasi, lab dan sebagainya)

b.macam macam tempat rawat inap


Ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan
pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam. Untuk tiap-tiap rumah sakit
akan mempunyai ruang perawatan dengan nama sendiri-sendiri sesuai dengan
tingkat pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh pihak rumah sakit kepada
pasiennya.
a. rumah sakit
Rumah Sakit Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial
dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna
(komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit
(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan
bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian
Pusat Kesehatan Masyarakat
disingkat Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima
dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat
guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.
b. Klinik
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar
dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga
kesehatan (perawat dan atau bidan) dan dipimpin oleh seorang tenaga medis
(dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis).
c. Puskesdes
Puskesdes adalah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang
dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan atau menyediakan pelayanan
kesehatan dasar masyarakat desa Fungsi poskesdes
1. Sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan
2. Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai resiko dan masalah
kesehatan
3. Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar, guna lebih mendekatkan
kepada masyarakat serta meningkatkan jangkauan dan cakupan pelayanan
kesehatan

II pelayanan kesehaan
a. Syarat pokok pelayanan yang baik
1. bersedia dan berkesinambungan
Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang di butuhkan oleh masyarakat tidak
silit di temukan serta keberadaan dalam masyarakat adalah pada setiap saat di
butuhkan

2. Dapat diterima dan wajar


Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan
kepercayaan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan adat
istiadat, kebudayaan keyakinan dan kepercayaan masyarakat serta bersipat tidak
wajar bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik

3.mudah dicapai
Artinya lokasi/tempat mudah di kunjungi oleh masyarakat, dengan demikian untuk
dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik. Maka pengaturan distribusi
pelayanan kesehatan menjadi sangat penting.

4mudah dijangkau
Artinya biaya pelayanan kesehatan sesuai dengan kempuan ekonomi masyarakat

5.bermutu
Artinya pada pelayanan yang di berikan harus dapat memuaskan para pemalai jasa
pelayanan serta tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta
standar yang di tetapkan

b. Dimensi ukuran kualitas jasa dan pelayanan


a. Kualitas Jasa Menurut Wyckof (dalam Lovelock, 1988), kualitas jasa adalah
tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan
tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dengan kata lain ada dua faktor
utama yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu expected service dan perceived
service (Parasuraman, et al., 1985). Apabila jasa yang diterima atau dirasakan
(perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa
dipersepsikan baik dan memuaskan.
Menurut Berry, Parasuraman danZeithaml(1990) kualitas jasa memiliki sepuluh
dimensi dasar.
1.Tangibles
2.Reliability
3.Responsiveness
4.Competence
5.Courtesy
6.Credibility
7.Security
8.Access
9.Communication
10.Understanding the customer

Kualitas Pelayanan
b. Kualitas pelayanan adalah tingkat keunnggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut dalam memenuhi keinginan
pelanggan (Wyckof dalam Tjiptono,1996).
Kualitas Pelayanan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang bermutu adalah
pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan
kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata rata penduduk, serta
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik yang telah ditetapkan
(Azwar,1996)

III. pelayanan keperawatan gigi dan mulut

a. Pengertian perawat dan keperawatan

Perawat gigi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan perawat gigi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan baik didalam maupun
diluar negeri sesuai dengan peraturan perundang- undangan (Permenkes, 2010)

Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang


merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat
keperawatan, yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan
bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit, yang
mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia (Lokakarya keperawatan nasional,
1983)

Perawat adalah seorang yang memiliki kemampuan dan kewenangan


melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh
melalui pendidikan keperawatan (UU kesehatan No 23 tahun 1992)

Jadi perawat merupakan seseoarang yang telah lulus pendidikan perawat dan
memiliki kemampuan serta kewenangan melakukan tindakan kerpawatan
berdasarkan bidang keilmuan yang dimiliki dan memberikan pelayanan kesehatan
secara holistic dan professional untuk individu sehat maupun sakit, perawat
berkewajiban memenuhi kebutuhan pasien meliputi bio-psiko-sosio dan spiritual.

b. Kegiatan keperawatan di rumah sakit/ keperawatan klinik

John Griffith (1987) menyatakan bahwa kegiatan keperawatan di rumah sakit dapat
dibagi menjadi keperawatan klinik dan manajemen keperawatan. Kegiatan
keperawatan klinik antara lain terdidi dari:

 Pelayanan keperawatan personal (personal nursing care), yang antara lain


berupa pelayanan keperawatan umum dan atau spesifik untuk sistem tubuh
tertentu, pemberian motivasi dan dukungan emosi pada pasien, pemberian obat,
dan lain-lain.
 Berkomunikasi dengan dokter dan petugas penunjang medik, mengingat perawat
selalu berkomunikasi dengan pasien setiap waktu sehingga merupakan petugas
yang seyogianya paling tahu tentang pasien. Berbagai hal tentang keadaan
pasien ini perlu dikomunikasikan dengan dokter atau petugas lain.
 Menjalin hubungan dengan keluarga pasien. Komunikasi yang baik dengan
keluarga/kerabat pasien akan membantu proses penyembuhan pasien itu sendiri.
Keluarga perlu mendapat kejelasan sampai batas tertentu tentang keadaan si
pasien, dan berpartisipasi aktif dalam proses penyembuhannya.
 Menjaga lingkungan bangsal tempat perawatan. Dalam hal ini perlu diingatkan
bahwa dulu Florence Nightingale dan teman-temannya secara langsung
mengepel dan menyikat lantai bangsal perawatan tempat mereka bekerja. Kini
situasinya mungkin telah berubah, tetapi perawat tetap bertanggung jawab
terhadap lingkungan perawatan pasien, baik lingkungan fisik, mikrobiologik,
keamanan, dan lain-lain.
 Melakukan penyuluhan kesehatan dan upaya pencegahan penyakit. Program ini
dapat dilakukan pada pasien dengan materi spesifik sesuai penyakit yang
dideritanya. Tetapi, dapat juga diberikan pada pengunjung rumah sakit secara
umumnya, bahkan masyarakat di luar dinding rumah sakit sekalipun.

IV.Peran dan fungsi keperawatan gigi

a.Peran Tenaga Kesehatan Gigi:

1. Pelaksana manajemen klinik gigi


2. Pelaksana pengendalian infeksi pada praktek kedokteran gigi
3. Pelaksana asisten dokter gigi pada pelayanan kesehatan gigi di kursi gigi
4. Pelatih dan penyuluh kesehatan gigi dan mulut
5. Pelaksana pencegahan terjadinya penyakit pada jaringan keras/ penyangga gigi
6. Pelaksana pemelihara kebersihan gigi dan mulut pada orang dengan keterbatasan
7. Pelaksana rujukan keperawatan kedokteran gigi
8. Perancang kewirausahaan dalam bidang pelayanan kesehatan gigi
9. Pelaksana promotif preventif pada pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi
10. Pengelola pelayanan Asuhan kesehatan Gigi dan Mulut pada kelompok rentan
karies
b.Fungsi Tenaga Kesehatan:

1.Melaksanakan manajemen operasional klinik gigi


2. Melaksanakan penerimaan pasien (Perjanjian, rekam medis dan rujukan)
3. Melaksanakan pengelolaan kebutuhan obat dan bahan praktek kedokteran
gigi
4. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan baik manual maupun dengan
komputerisasi (pasien, logistic, keuangan)
5. Melaksanakan pengendalian infeksi pada praktek kedokteran gigi (Hygiene
pribadi, Hygiene Klinik, sterilisasi, pembuangan limbah dll)
6. Melaksanakan asistensi perawatan di kursi gigi (prioritas peralatan, bahan,
obat obatan, pengaturan lampu, penggunaan peralatan, posisi)
7. Melaksanakan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut.
8. Melaksanakan pembuatan media komunikasi
9. Melaksanakan pelatihan kader
10. Melaksanakan pencegahan terjadinya penyakit pada jaringan/ penyangga
gigi
11. Melaksanakan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut pada orang
dengan keterbatasan.
12. Melaksanakan rujukan pelayanan kesehatan gigi
13. Merancang konsep kewirausahaan dalam bidang pelayanan kesehatan
gigi.
14. Melaksanakan upaya promotif preventif pada pelayanan kesehatan gigi
dan mulut khususnya di UKGS
15. Melaksanakan Perawatan kuratif terbatas pada pelayanan asuhan
kesehatan gigi
16. Melaksanakan pengelolaan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
pada keluarga
17. Melaksanakan pembuatan Karya Tulis Ilmiah

v.ASUHAN KEPERAWATAN GILUT

1.Mutu asuhan keperawatan gigi dan mulut rawat inap yang baik
1. Pernyataan
Pasien rawat inap perlu mendapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut baik
promotif, preventif maupun pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa
sakit.
2. Rasional
Pasien umum rawat inap terhindar dari penyakit gigi dan mulut
3.Kriteria input
a. Adanya pasien rawat inap
b. pemeriksaan
c. Adanya sikat gigi dan pasta gigi
d. Adanya gelas plastik berisi air
e. Adanya bengkok besar
f. Adanya tissue
g. Adanya alat pengisap (water syringe)
h. Bagi pasien yang bergigi palsu (protesa) :
- Adanya dua gelas plastik
- Adanya sikat gigi dan pasta gigi
- Adanya bengkok berisi satu atau dua kain kasa
4. Kriteria proses
Membantu menggosok gigi dilakukan secara rutin :
- sebelum mandi pagi dan sore
- sebelum tidur pada malam hari
- setiap kali sesudah makan
Cara :
a. Melakukan komunikasi teurapetik.
b. Mencuci tangan.
c. Memiringkan pasien (ke kiri atau ke kanan) sehingga benar-benar dalam
posisi miring.
d. Membentangkan handuk di bawah dagu pasien.
e. Meletakkan bengkok di bawah dagu pasien untuk menampung air bekas
kumur-kumur.
f. Memberikan air untuk kumur-kumur kepada pasien
g. Memberikan sikat gigi yang telah dibubuhi pasta gigi secukupnya dan
telah dibasahi lebih dahulu kepada pasien.
h. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menyikat giginya sampai
bersih
i. Memasukkan sikat gigi ke dalam gelas yang telah kosong, setelah pasien
berkumur-kumur.
j. Merapikan pasien dengan mengembalikan pada posisi yang semula.
k. Merapikan peralatan menggosok gigi dan dikembalikan ke tempat semula.
l. Mencuci tangan.
Pasien yang tidak dapat menggosok gigi sendiri, cara menggosok gigi
sama dengan pasien yang dapatmenggosok gigi sendiri hanya
penggosokannya dilakukan oleh perawat.
Cara mengerjakan menggosok gigi pada pasien yang bergigi palsu :
a. Menampung gigi palsu dalam gelas bila pasien menanggalkan gigi palsu
dengan menggunakan kain kasa kemudian dimasukkan ke dalam gelas.
b. Membersihkan gigi palsu dengan sikat gigi yang telah diberi pasta gigi di
bawah air mengalir.
c. Memasukkan gigi palsu yang sudah bersih ke dalam gelas yang berisi air
matang.
d. Memberikan gigi palsu pada pasien untuk dipasang kembali bila
pasien dapat memasangnya sendiri ; jika pasien tidak dapat memasang
sendiri, maka perawat yang memasangkannya dengan menggunakan kain
kasa.
e. Membersihkan gelas.
f. Membawa bengkok ke tempat cucian untuk dibersihkan, memasukkan kain
kasa kotor ke dalam tempatnya, mencuci bengkok, dikeringkan kemudian
dikembalikan ke tempatnya.
5. Kriteria output :
Pasien terhindar dari :
- karies gigi
- karang gigi
- penyakit lain pada gigi
2. menejemen keperawatan gigi dan mulut di RS

Menejemen keperawatan gigi dan mulut di rumah sakit ≈ tempat di mana orang
sakit menerima pelayanan kedokteran serta tempat di mana pendidikan klinik untuk
mahasiswa kedok,perawat dan berbagai tenaga profesi (wolfer dab pena, 1987).

RS ≈ pusat di mana pelayanan kesehatan masyarakat,pendidikan serta


penelitian kedok.diselenggarakan (association of hospital care, 1947).

Bangunan,peralatanperlengkapan,dan obat-obatan RS.

 Setiap rumah sakit harus mempunyai ruangan untuk penyelenggaraan rawat


jalan,rawat inap, gawat darurat,penunjang medic dan non medic.
 Standarisasi bangunan rumah sakit ditetapkan oleh MenKes.
 Setiap rumah sakit harus mempunyai peralatan medic dan non medic sesuai
dengan kemampuan pelayanan medic yang ada.
 Standarisasi perawatan medic dan non medic ditetapkan , MenKes.
 Setiap rumah sakit dilengkapi dengan listrik,penyediaan air bersih, system
pembuatan air limbah atau air kotor, alat komunikasi dan alat pemadam
kebakaran,serta peralatan RS.
 Setiap RS harus menyediakan berbagai jenis dan bahan obat-obatan
sekurang-kurangnya sama dengan yang ditentukan dalam daftar obat
esensial nasional (DOEN).

Seperti halnya manajemen perusahaan, di bidang kesehatan juga


dikenal berbagai jenis manajemen sesuai dengan ruang lingkup kegiatan dan
sumber daya yang dikelolanya. Ada bidang yang mengurus personalia
(manajemen personalia), keuangan (manajemen keuangan), logistic obat dan
peralatan (manajemen logistic), pelayanan kesehatan (manajemen pelayanan
kesehatan, dan sistem informasi manajemen dan sebagainya).

Untuk masing-masing bidang tersebut juga dikembangkan manajemen


yang spesifik sesuai dengan ruang lingkup dan tugas pokoknya. Penerapan
manajemen pada unit pelaksanaan teknis merupakan upaya untuk
memanfaatkan dan mengatur sumber daya yang dimiliki oleh unit pelayanan
kesehatan tersebut yang diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi secara
efektif, efisien dan rasional.

Dalam manajemen pelayanan kesehatan tersangkut tiga kelompok


manusia, yaitu: manusia penyelenggara pelayanan kesehatan (health
provider). Kelompok penerima jasa pelayanan kesehatan (para konsumen).
Kelompok yang secara tidak langsung terlibat misalnya para administrator
baik dikalangan perusahaan maupun pemerintah, yaitu masyarakat secara
keseluruhan atau keluarga-keluarga penderita yang jutru tidak jarang sangat
menentukan dalam manajemen pelayanan kesehatan.

3.Proses asuhan keperawatan gigi dan mulut

Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi di katakana suatu proses karena menggunakan


pendekatan sistematik dalam pelayanan perawatan gigi. Didalam pelaksanaannya
terdapat beberapa aspek atau perilaku kunci yaitu sebagai berikut

1) Pengkajian

2) Diagnosa keperawatan gigi

3) Perencanaan

4) Implementasi

5) Evaluasi

Proses keperawatan gigi yang ditujukan untuk pemberian pelayanan klinis


keperawatan gigi menunjukan bahwa seorang perawat gigi bertanggung jawab
untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah dalam ruang lingkup praktek
pelayanan asuhan keperawatan gigi.

PENGKAJIAN

Tahap pengkajian merupakan fondasi dari proses keperawatan gigi. Pengkajian


adalah seni mengumpulkan dan menganalisis data-data subyektif maupun obyektif
dari klien dan mengarahkan penilaian kepada kebutuhan manusia dari klien dan hal-
hal yang dapat menghalangi pemenuhan kebutuhan tersebut yang berhubungan
dengan pelayanan asuhan keperawatan gigi.

Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap kegiatan,
yang meliputi ; pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan penentuan
masalah. Adapula yang menambahkannya dengan kegiatan dokumentasi data
(meskipun setiap langkah dari proses keperawatan harus selalu didokumentasikan
juga). Pengumpulan dan pengorganisasian data harus menggambarkan dua hal,
yaitu : status kesehatan klien dan kekuatan – masalah kesehatan yang dialami oleh
klien.

Pengkajian keperawatan data dasar yang komprehensif adalah kumpulan data yang
berisikan status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan
keperawatannya terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultasi dari medis atau profesi
kesehatan lainnya.

Ada beberapa proses pengkajian suatu masalah yaitu :

1. PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan


secara sistematis untuk menentuan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan
keperawatan dan kesehatan klien.

Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan gigi.


Dari informasi yang terumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang
dihadapi klien. Selanjutnya data dasar tersebut digunaan untuk menentuan
diagnosis keperawatan gigi, merencanakan asuhan keperawatan gigi, serta tindaan
keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.

Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk klinik, selama klien dirawat
secara terus-menerus, serta pengkajian ulang untuk menambah / melengkapi data.

a) Tujuan pengumpulan data:


1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan gigi klien
2. Untuk menentukan masalah keperawatan gigi klien
3. Untuk menilai keadaan kesehatan gigi klien
4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langah-langkah
beriutnya.

Karakteristik data harus Lengkap, Akurat dan nyata, Relevan

b) Jenis data

1. Data Objektif

Merupakan data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan


dengan menggunakan standart yang diakui (berlaku), seperti : keadaan
rongga mulut, kebersihan gigi, warna kulit, tanda-tanda vital, tingkat
kesadaran, dll. Data-data tersebut diperoleh melalui `senses` : Sight, smell,
hearing, touch dan taste.

2. Data Subjektif

Merupakan data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan oleh


klien, misalnya rasa nyeri ketika makan, pusing, mual, ketakutan, kecemasan,
ketidaktahuan, dll.

c) Cara pengumpulan data

Pengumpulan data bias didapat melalui beberapa teknik diantaranya :

1) Wawancara

Tahapannya wawancara / komunikasi :

1. Persiapan
yaitu dengan membaca kartu status klien, agar tidak ada prasangka buruk
kepada klien. Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak
boleh memaksa atau memberi kesempatan kepada klien kapan mereka
sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik yang akan digunakan dalam
wawancara harus disusun sedemikian rupa guna memperlancar wawancara.

2. Perkenalan

Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah dengan


memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu yang
diperlukan dan faktor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan. Perawat perlu
memberikan informasi kepada klien mengenai data yang terkumpul dan akan
disimpan dimana, bagaimana menyimpannya dan siapa saja yang boleh
mengetahuinya.

3. Isi / tahap kerja

Selama tahap kerja dalam wawancara, perawat memfokuskan arah


pembicaraan pada masalah khusus yang ingin diketahui. Hal-hal yang perlu
diperhatikan

Fokus wawancara adalah klien :

 Mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu.


 Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien
 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
 Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya
 Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaannya
 Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.

4. Terminasi

Perawat gigi mempersiapkan untuk penutupan wawancara. Untuk itu klien


harus mengetahui kapan wawancara dan tujuan dari wawancara pada awal
perkenalan, sehingga diharapkan pada akhir wawancara perawat dan klien
mampu menilai keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan bersama. Jika
diperlukan, perawat perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan
berikutnya.

2) Pengamatan / observasi

Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh


data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi dilakukan
dengan menggunakan penglihatan dan alat indra lainnya, melalui rabaan, sentuhan
dan pendengaran. Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang
masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.

3) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan


masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya adalah

1. Inspeksi

Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang
diperiksa melalui pengamatan.

2. Palpasi

Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap bagian-


bagian tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya adanya tumor, oedema,
krepitasi (patah/retak tulang), dll.

3. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran. Biasanya
menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan
adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.

4. Perkusi

Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh


menggunakan tangan atau alat bantu seperti reflek hammer untuk
mengetahui reflek seseorang (dibicarakan khusus). Juga dilakukan
pemeriksaan lain yang berkaitan dengan kesehatan fisik klien. Misalnya :
kembung, batas-batas jantung, batas hepar-paru (mengetahui
pengembangan paru), dll.

1. ANALISIS DATA

Analisis data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya


berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan
pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan. Dalam melakukan
analisis data, diperlukan kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan
data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat
kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien.

Fungsi analisis :

1. Dapat menginterpretasi data keperawatan dan kesehatan gigi, sehingga data


yang diperoleh memiliki makna dan arti dalam menentukan masalah dan
kebutuhan klien
2. Sebagai proses pengambilan keputusan dalam menentukan alternatif
pemecahan masalah yang dituangkan dalam rencana asuhan keperawatan
gigi, sebelum melakukan tindakan keperawatan gigi.

1. PRIORITAS MASALAH

Apabila masalah talah diidentifikasi, maka disusun daftar masalah yang


ditemukan, kemudian diprioritaskan. Hal ini dilakukan karena tidak mungkin semua
masalah diatasi bersama-sama sekaligus. Jadi diputuskan masalah mana yang yang
dapat diatasi terlebih dahulu.

Dalam memprioritaskan kebutuhan klien, hirarki Maslow menjadi rujukan


perawat dalam menentukan pemenuhan kebutuhan klien. Kebutuhan fisiologi
menjadi kebutuhan utama manusia, kemudian diikuti oleh kebutuhan-kebutuhan
psikososial seperti : aman-nyaman, pengetahuan, cinta-memiliki, harga diri dan
aktualisasi diri.

4.ciri ciri asuhan keperawatan gigi dan mulu yang berkualitas

1. Memenuhi standar profesi yang diterapkan


2. Sumber daya untuk pelayan askep dimanfaatkan secara wajar efisien dan
efektif
3. Aman bagi pasien dan tenaga kesehatan sebagai pemberi pelayan jasa
4. Memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan
5. Aspek sosial, budaya ,ekonomi agama eika dan tata nilai diperhatikan dan
dihormati

IV kepuasan pasien rawat inap

1. Pengertian kepuasan

epuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah puas; merasa senang; perihal
(hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya). Kepuasan dapat
diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan
mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa.

Menurut Oliver (dalam Supranto, 2001) mendefinisikan kepuasan sebagai tingkat


perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya
dengan harapannya. Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara
kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka
pelanggan akan sangat kecewa. Bila kinerja sesuai harapan, maka pelanggan akan
sangat puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan pelanggan akan sangat puas
harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari
kerabatnya serta janji dan informasi dari berbagai media. Pelanggan yang puas akan
setia lebih lama, kurang sensitive terhadap harga dan memberi komentar yang baik
tentang perusahaan tersebut.

Menurut Kotler (1988) kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah


membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan
harapannya. Jadi kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi
antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang
diberikan. Upaya untuk mewujudkan kepuasan pelanggan total bukanlah hal yang
mudah, Mudie dan Cottom menyatakan bahwa kepuasan pelanggan total tidak
mungkin tercapai, sekalipun hanya untuk sementara waktu (Tjiptono, 1997).

Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa kepuasan adalah perasaan senang, puas individu karena antara harapan dan
kenyataan dalam memakai dan pelayanan yang diberikan terpenuhi.

2. Pengertian kepuasan pasien

Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini pasien adalah hal
penting yang mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan aset
yang sangat berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan
pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka
akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman
buruknya. Untuk menciptakan kepuasan pasien suatu perusahaan atau rumah sakit
harus menciptakan dan mengelola suatu system untuk memperoleh pasien yang
lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pasiennya.

Namun upaya untuk perbaikan atau kesempurnaan kepuasan dapat dilakukan


dengan berbagai strategi oleh perusahaan untuk dapat merebut pelanggan. Junaidi
(2002) berpendapat bahwa kepuasan konsumen atas suatu produk dengan kinerja
yang dirasakan konsumen atas poduk tersebut. Jika kinerja produk lebih tinggi dari
harapan konsumen maka konsumen akan mengalami kepuasan.
Hal yang hampir serupa dikemukakan oleh Indarjati (2001) yang menyebutkan
adanya tiga macam kondisi kepuasan yang bisa dirasakan oleh konsumen berkaitan
dengan perbandingan antara harapan dan kenyataan, yaitu jika harapan atau
kebutuhan sama dengan layanan yang diberikan maka konsumen akan merasa puas.
Jika layanan yang diberikan pada konsumen kurang atau tidak sesuai dengan
kebutuhan atau harapan konsumen maka konsumen menjadi tidak puas. Kepuasan
konsumen merupakan perbandingan antara harapan yang dimiliki oleh konsumen
dengan kenyataan yang diterima oleh konsumen dengan kenyataan yang diterima
oleh konsumen dengan kenyataan yang diterima oleh konsumen pada saat
mengkonsumsi produk atau jasa.

Konsumen yang mengalami kepuasan terhadap suatu produk atau jasa dapat
dikategorikan ke dalam konsumen masyarakat, konsumen instansi dan konsumen
individu. Dalam penelitian ini peneliti menitikberatkan pada kepuasan pasien. Pasien
adalah orang yang karena kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan
pengawasan dan perawatannya, menerima dan mengikuti pengobatan yang
ditetapkan oleh tenaga kesehatan (Prabowo, 1999). Sedangkan Aditama (2002)
berpendapat bahwa pasien adalah mereka yang di obati dirumah sakit.

erdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa kepuasan pasien adalah perasaan senang, puas individu karena terpenuhinya
harapan atau keinginan dalam menerima jasa pelayanan kesehatan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien

Menurut pendapat Budiastuti (2002) mengemukakan bahwa pasien dalam


mengevaluasi kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada
beberapa faktor, antara lain :

a. Kualitas produk atau jasa

Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk
atau jasa yang digunakan berkualitas. Persepsi konsumen terhadap kualitas poduk
atau jasa dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan kualitas poduk atau jasa yang
sesungguhnya dan komunikasi perusahaan terutama iklan dalam mempromosikan
rumah sakitnya.

b. Kualitas pelayanan

Memegang peranan penting dalam industri jasa. Pelanggan dalam hal ini pasien
akan merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan
yang diharapkan.

c. Faktor emosional

Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum terhadap konsumen
bila dalam hal ini pasien memilih rumah sakit yang sudah mempunyai pandangan
“rumah sakit mahal”, cenderung memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

d. Harga

Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam penentuan kualitas
guna mencapai kepuasan pasien. Meskipun demikian elemen ini mempengaruhi
pasien dari segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan
maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar. Sedangkan rumah sakit yang
berkualitas sama tetapi berharga murah, memberi nilai yang lebih tinggi pada
pasien.

e. Biaya

Mendapatkan produk atau jasa, pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya
tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa pelayanan,
cenderung puas terhadap jasa pelayanan tersebut.

Tjiptono (1997) kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa faktor antara lain, yaitu :

a. Kinerja (performance), berpendapat pasien terhadap karakteristik operasi dari


pelayanan inti yang telah diterima sangat berpengaruh pada kepuasan yang
dirasakan. Wujud dari kinerja ini misalnya : kecepatan, kemudahan, dan
kenyamanan bagaimana perawat dalam memberikan jasa pengobatan terutama
keperawatan pada waktu penyembuhan yang relatif cepat, kemudahan dalam
memenuhi kebutuhan pasien dan kenyamanan yang diberikan yaitu dengan
memperhatikan kebersihan, keramahan dan kelengkapan peralatan rumah sakit.

b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), merupakan karakteristik


sekunder atau karakteristik pelengkap yang dimiliki oleh jasa pelayanan, misalnya :
kelengkapan interior dan eksterior seperti televisi, AC, sound system, dan
sebagainya.

c. Keandalan (reliability), sejauhmana kemungkinan kecil akan mengalami


ketidakpuasan atau ketidaksesuaian dengan harapan atas pelayanan yang diberikan.
Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki oleh perawat didalam memberikan
jasa keperawatannya yaitu dengan kemampuan dan pengalaman yang baik terhadap
memberikan pelayanan keperawatan dirumah sakit.

d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification), yaitu sejauh mana


karakteristik pelayanan memenuhi standart-standart yang telah ditetapkan
sebelumnya. Misalnya : standar keamanan dan emisi terpenuhi seperti peralatan
pengobatan.

e. Daya tahan (durability), berkaitan dengan beberapa lama produk tersebut


digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis dalam
penggunaan peralatan rumah sakit, misalnya : peralatan bedah, alat transportasi,
dan sebagainya.

f. Service ability, meliputi kecepatan, kompetensi, serta penanganan keluhan yang


memuaskan. Pelayanan yang diberikan oleh perawat dengan memberikan
penanganan yang cepat dan kompetensi yang tinggi terhadap keluhan pasien
sewaktu-waktu.

g. Estetika, merupakan daya tarik rumah sakit yang dapat ditangkap oleh panca
indera. Misalnya : keramahan perawat, peralatan rumah sakit yang lengkap dan
modern, desain arsitektur rumah sakit, dekorasi kamar, kenyamanan ruang tunggu,
taman yang indah dan sejuk, dan sebagainya.
h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), citra dan reputasi rumah sakit
serta tanggung jawab rumah sakit. Bagaimana kesan yang diterima pasien terhadap
rumah sakit tersebut terhadap prestasi dan keunggulan rumah sakit daripada rumah
sakit lainnya dan tangggung jawab rumah sakit selama proses penyembuhan baik
dari pasien masuk sampai pasien keluar rumah sakit dalam keadaan sehat.

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Rawat Inap Atau Opname adalah salah satu bentuk proses pengobatan atau
rehabilitasi oleh tenaga pelayanan kesehatan profesional pada pasien yang
menderita suatu penyakit tertentu, dengan cara di inapkan di ruang rawat inap
tertentu sesuai dengan jenis penyakit yang dialaminya. Pelayanan rawat inap adalah
unit yang diperuntukan untuk pasien-pasien yang harus di observasi (rawat) karena
keadaannya yang tidak memungkinkan untuk mendapat perawatan dirumah. Karena
penyakitnya membutuhkan perawatan yang intensif dari petugas medis
(dokter,perawat,farmasi, lab dan sebagainya)

Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi di katakana suatu proses karena menggunakan


pendekatan sistematik dalam pelayanan perawatan gigi

B.SARAN

Semoga materi ini dapat menambah wawasan kita mengenai rawat


inap.khususnya manfaatnya dalam peningkatan pelayanan rawat inap. Mudah
mudahan dibuatx makalah ini para pembaca dapat mngambil manfaatnya
DAFTAR PUSTAKA

http://nofiantifaozan.blogspot.co.id/2016/01/manajemen-pelayanan-rawat-inap-
rumah.html

http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/18/kualitas-pelayanan-dimensi-dan-cara-
mengukurnya

http://nerskholidrosyidimn.blogspot.co.id/2012/08/pengertian-perawat-dan-
keperawatan.html

https://evasusanagustin.wordpress.com/2013/10/30/keseharian-perawat-di-rumah-
sakit/

https://puskesmastelukpakedai.wordpress.com/2010/01/16/peran-fungsi-dan-
kompetensi-tenaga-kesehatan-gigi/

https://damaranisiwii.wordpress.com/2014/04/15/proses-asuhan-keperawatan-gigi/

Anda mungkin juga menyukai