NAMA : RISWANA.DM
NIM : 01503096
KELAS :C
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena telah memberikita
rahmat dan hidayahnya sehingga kita masih di beri umur yang panjang dan
kesehatan, Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad
SAW yang telah diutus untuk membawa risalah dan membebaskan umat Islam
daribelenggu kebodohan.
Karena atas izin nyalah sehingga kami dapat menyelesiakan tugas yang
diamanahkan kepada kami. makalah ini kami susun sebagai mana pengetahuan
yang kami miliki dan dari berbagai sumber dan mudah-mudahan makalah yang kami
buat ini kita dapat memetik ilmu dan mengembangkannya kepadayang lainnnya.
Kami menyadari bahwa masih ada beberapa kekurangan dari makalah kami,
untuk itulah kami memohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata Kami ucapkan
penyusun
RISWANA.DM
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................……………………………... ii
A. Latar belakang.................................................
B. Rumusan masalah
A. KESIMPULAN......................................................
B. SARAN..................................…………………………….
DAFTAR PUSTAKA.........................................……………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Rawat Inap Atau Opname adalah salah satu bentuk proses pengobatan atau
rehabilitasi oleh tenaga pelayanan kesehatan profesional pada pasien yang
menderita suatu penyakit tertentu, dengan cara di inapkan di ruang rawat inap
tertentu sesuai dengan jenis penyakit yang dialaminya.
Fasilitas Rawat inap disediakan dan dijalankan secara sistematis oleh tenaga medis
dan nonmedis, disediakan oleh pihak penyedia pelayanan kesehatan (klinik, rumah
sakit, puskesmas) Ruang Rawat inap adalah ruangan / fasilitas yang dijadikan
tempat merawat pasien.
Biasanya ruangan rawat inap berupa bangsal yang di huni oleh beberapa pasien
sekaligus, namun pada beberapa rumah sakit juga menyediakan fasilitas ruang
rawat inap khusus (VVIP) yang lebih nyaman, lebih lengkap, dan ada juga yang
mempunyai tempat perawatan yang mewah layaknya hotel berbintang, tentunya
dengan biaya yang lebih mahal, dibandingkan dengan fasilitas standar pelayanan
kelas biasa.
B.Rumusan masalah
c. Tujuan
II pelayanan kesehaan
a. Syarat pokok pelayanan yang baik
1. bersedia dan berkesinambungan
Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang di butuhkan oleh masyarakat tidak
silit di temukan serta keberadaan dalam masyarakat adalah pada setiap saat di
butuhkan
3.mudah dicapai
Artinya lokasi/tempat mudah di kunjungi oleh masyarakat, dengan demikian untuk
dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik. Maka pengaturan distribusi
pelayanan kesehatan menjadi sangat penting.
4mudah dijangkau
Artinya biaya pelayanan kesehatan sesuai dengan kempuan ekonomi masyarakat
5.bermutu
Artinya pada pelayanan yang di berikan harus dapat memuaskan para pemalai jasa
pelayanan serta tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta
standar yang di tetapkan
Kualitas Pelayanan
b. Kualitas pelayanan adalah tingkat keunnggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut dalam memenuhi keinginan
pelanggan (Wyckof dalam Tjiptono,1996).
Kualitas Pelayanan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang bermutu adalah
pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan
kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata rata penduduk, serta
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik yang telah ditetapkan
(Azwar,1996)
Perawat gigi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan perawat gigi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan baik didalam maupun
diluar negeri sesuai dengan peraturan perundang- undangan (Permenkes, 2010)
Jadi perawat merupakan seseoarang yang telah lulus pendidikan perawat dan
memiliki kemampuan serta kewenangan melakukan tindakan kerpawatan
berdasarkan bidang keilmuan yang dimiliki dan memberikan pelayanan kesehatan
secara holistic dan professional untuk individu sehat maupun sakit, perawat
berkewajiban memenuhi kebutuhan pasien meliputi bio-psiko-sosio dan spiritual.
John Griffith (1987) menyatakan bahwa kegiatan keperawatan di rumah sakit dapat
dibagi menjadi keperawatan klinik dan manajemen keperawatan. Kegiatan
keperawatan klinik antara lain terdidi dari:
1.Mutu asuhan keperawatan gigi dan mulut rawat inap yang baik
1. Pernyataan
Pasien rawat inap perlu mendapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut baik
promotif, preventif maupun pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa
sakit.
2. Rasional
Pasien umum rawat inap terhindar dari penyakit gigi dan mulut
3.Kriteria input
a. Adanya pasien rawat inap
b. pemeriksaan
c. Adanya sikat gigi dan pasta gigi
d. Adanya gelas plastik berisi air
e. Adanya bengkok besar
f. Adanya tissue
g. Adanya alat pengisap (water syringe)
h. Bagi pasien yang bergigi palsu (protesa) :
- Adanya dua gelas plastik
- Adanya sikat gigi dan pasta gigi
- Adanya bengkok berisi satu atau dua kain kasa
4. Kriteria proses
Membantu menggosok gigi dilakukan secara rutin :
- sebelum mandi pagi dan sore
- sebelum tidur pada malam hari
- setiap kali sesudah makan
Cara :
a. Melakukan komunikasi teurapetik.
b. Mencuci tangan.
c. Memiringkan pasien (ke kiri atau ke kanan) sehingga benar-benar dalam
posisi miring.
d. Membentangkan handuk di bawah dagu pasien.
e. Meletakkan bengkok di bawah dagu pasien untuk menampung air bekas
kumur-kumur.
f. Memberikan air untuk kumur-kumur kepada pasien
g. Memberikan sikat gigi yang telah dibubuhi pasta gigi secukupnya dan
telah dibasahi lebih dahulu kepada pasien.
h. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menyikat giginya sampai
bersih
i. Memasukkan sikat gigi ke dalam gelas yang telah kosong, setelah pasien
berkumur-kumur.
j. Merapikan pasien dengan mengembalikan pada posisi yang semula.
k. Merapikan peralatan menggosok gigi dan dikembalikan ke tempat semula.
l. Mencuci tangan.
Pasien yang tidak dapat menggosok gigi sendiri, cara menggosok gigi
sama dengan pasien yang dapatmenggosok gigi sendiri hanya
penggosokannya dilakukan oleh perawat.
Cara mengerjakan menggosok gigi pada pasien yang bergigi palsu :
a. Menampung gigi palsu dalam gelas bila pasien menanggalkan gigi palsu
dengan menggunakan kain kasa kemudian dimasukkan ke dalam gelas.
b. Membersihkan gigi palsu dengan sikat gigi yang telah diberi pasta gigi di
bawah air mengalir.
c. Memasukkan gigi palsu yang sudah bersih ke dalam gelas yang berisi air
matang.
d. Memberikan gigi palsu pada pasien untuk dipasang kembali bila
pasien dapat memasangnya sendiri ; jika pasien tidak dapat memasang
sendiri, maka perawat yang memasangkannya dengan menggunakan kain
kasa.
e. Membersihkan gelas.
f. Membawa bengkok ke tempat cucian untuk dibersihkan, memasukkan kain
kasa kotor ke dalam tempatnya, mencuci bengkok, dikeringkan kemudian
dikembalikan ke tempatnya.
5. Kriteria output :
Pasien terhindar dari :
- karies gigi
- karang gigi
- penyakit lain pada gigi
2. menejemen keperawatan gigi dan mulut di RS
Menejemen keperawatan gigi dan mulut di rumah sakit ≈ tempat di mana orang
sakit menerima pelayanan kedokteran serta tempat di mana pendidikan klinik untuk
mahasiswa kedok,perawat dan berbagai tenaga profesi (wolfer dab pena, 1987).
1) Pengkajian
3) Perencanaan
4) Implementasi
5) Evaluasi
PENGKAJIAN
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap kegiatan,
yang meliputi ; pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan penentuan
masalah. Adapula yang menambahkannya dengan kegiatan dokumentasi data
(meskipun setiap langkah dari proses keperawatan harus selalu didokumentasikan
juga). Pengumpulan dan pengorganisasian data harus menggambarkan dua hal,
yaitu : status kesehatan klien dan kekuatan – masalah kesehatan yang dialami oleh
klien.
Pengkajian keperawatan data dasar yang komprehensif adalah kumpulan data yang
berisikan status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan
keperawatannya terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultasi dari medis atau profesi
kesehatan lainnya.
1. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk klinik, selama klien dirawat
secara terus-menerus, serta pengkajian ulang untuk menambah / melengkapi data.
b) Jenis data
1. Data Objektif
2. Data Subjektif
1) Wawancara
1. Persiapan
yaitu dengan membaca kartu status klien, agar tidak ada prasangka buruk
kepada klien. Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak
boleh memaksa atau memberi kesempatan kepada klien kapan mereka
sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik yang akan digunakan dalam
wawancara harus disusun sedemikian rupa guna memperlancar wawancara.
2. Perkenalan
4. Terminasi
2) Pengamatan / observasi
3) Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang
diperiksa melalui pengamatan.
2. Palpasi
3. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran. Biasanya
menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan
adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
4. Perkusi
1. ANALISIS DATA
Fungsi analisis :
1. PRIORITAS MASALAH
1. Pengertian kepuasan
epuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah puas; merasa senang; perihal
(hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya). Kepuasan dapat
diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan
mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa.
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa kepuasan adalah perasaan senang, puas individu karena antara harapan dan
kenyataan dalam memakai dan pelayanan yang diberikan terpenuhi.
Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini pasien adalah hal
penting yang mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan aset
yang sangat berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan
pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka
akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman
buruknya. Untuk menciptakan kepuasan pasien suatu perusahaan atau rumah sakit
harus menciptakan dan mengelola suatu system untuk memperoleh pasien yang
lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pasiennya.
Konsumen yang mengalami kepuasan terhadap suatu produk atau jasa dapat
dikategorikan ke dalam konsumen masyarakat, konsumen instansi dan konsumen
individu. Dalam penelitian ini peneliti menitikberatkan pada kepuasan pasien. Pasien
adalah orang yang karena kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan
pengawasan dan perawatannya, menerima dan mengikuti pengobatan yang
ditetapkan oleh tenaga kesehatan (Prabowo, 1999). Sedangkan Aditama (2002)
berpendapat bahwa pasien adalah mereka yang di obati dirumah sakit.
erdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa kepuasan pasien adalah perasaan senang, puas individu karena terpenuhinya
harapan atau keinginan dalam menerima jasa pelayanan kesehatan.
Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk
atau jasa yang digunakan berkualitas. Persepsi konsumen terhadap kualitas poduk
atau jasa dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan kualitas poduk atau jasa yang
sesungguhnya dan komunikasi perusahaan terutama iklan dalam mempromosikan
rumah sakitnya.
b. Kualitas pelayanan
Memegang peranan penting dalam industri jasa. Pelanggan dalam hal ini pasien
akan merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan
yang diharapkan.
c. Faktor emosional
Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum terhadap konsumen
bila dalam hal ini pasien memilih rumah sakit yang sudah mempunyai pandangan
“rumah sakit mahal”, cenderung memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
d. Harga
Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam penentuan kualitas
guna mencapai kepuasan pasien. Meskipun demikian elemen ini mempengaruhi
pasien dari segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan
maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar. Sedangkan rumah sakit yang
berkualitas sama tetapi berharga murah, memberi nilai yang lebih tinggi pada
pasien.
e. Biaya
Mendapatkan produk atau jasa, pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya
tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa pelayanan,
cenderung puas terhadap jasa pelayanan tersebut.
Tjiptono (1997) kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa faktor antara lain, yaitu :
g. Estetika, merupakan daya tarik rumah sakit yang dapat ditangkap oleh panca
indera. Misalnya : keramahan perawat, peralatan rumah sakit yang lengkap dan
modern, desain arsitektur rumah sakit, dekorasi kamar, kenyamanan ruang tunggu,
taman yang indah dan sejuk, dan sebagainya.
h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), citra dan reputasi rumah sakit
serta tanggung jawab rumah sakit. Bagaimana kesan yang diterima pasien terhadap
rumah sakit tersebut terhadap prestasi dan keunggulan rumah sakit daripada rumah
sakit lainnya dan tangggung jawab rumah sakit selama proses penyembuhan baik
dari pasien masuk sampai pasien keluar rumah sakit dalam keadaan sehat.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Rawat Inap Atau Opname adalah salah satu bentuk proses pengobatan atau
rehabilitasi oleh tenaga pelayanan kesehatan profesional pada pasien yang
menderita suatu penyakit tertentu, dengan cara di inapkan di ruang rawat inap
tertentu sesuai dengan jenis penyakit yang dialaminya. Pelayanan rawat inap adalah
unit yang diperuntukan untuk pasien-pasien yang harus di observasi (rawat) karena
keadaannya yang tidak memungkinkan untuk mendapat perawatan dirumah. Karena
penyakitnya membutuhkan perawatan yang intensif dari petugas medis
(dokter,perawat,farmasi, lab dan sebagainya)
B.SARAN
http://nofiantifaozan.blogspot.co.id/2016/01/manajemen-pelayanan-rawat-inap-
rumah.html
http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/18/kualitas-pelayanan-dimensi-dan-cara-
mengukurnya
http://nerskholidrosyidimn.blogspot.co.id/2012/08/pengertian-perawat-dan-
keperawatan.html
https://evasusanagustin.wordpress.com/2013/10/30/keseharian-perawat-di-rumah-
sakit/
https://puskesmastelukpakedai.wordpress.com/2010/01/16/peran-fungsi-dan-
kompetensi-tenaga-kesehatan-gigi/
https://damaranisiwii.wordpress.com/2014/04/15/proses-asuhan-keperawatan-gigi/