Anda di halaman 1dari 59

MAKALAH

ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis dan Estimasi Biaya
Dosen Pengampu : H. Wahyudin, ST., MT.

Disusun oleh:
Lutpi Kamaludin 1510631140082

Kelas : Teknik Industri C 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur mendalam penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena berkat limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya maka tugas ini dapat
diselesaikan dengan baik. Salam dan salawat semoga selalu tercurah pada baginda
Rasulullah Muhammad SAW.

Tugas ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis dan
Estimasi Biaya sarjana strata-1 (S-1) pada Jurusan Teknik Industri, Fakultas
Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang.

Penulis mengucapkan rasa terimasih yang sebesar-besarnya atas semua


bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama
penyusunan tugas laporan praktikum ini hingga selesai. Secara khusus rasa
terimakasih tersebut kami sampaikan kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan kami kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini dengan baik.
2. Kedua orang tua yang selalu mensuport kami secara materiil.
3. Bapak Dene Herwanto, ST., MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Industri,
Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang dan Dosen Proses
Manufaktur.
4. Bapak H. Wahyudin, ST., MT. Selaku Dosen Analisis dan Estimasi Biaya
yang telah memberikan tugas ini.
5. Rekan-rekan di Jurusan Teknik Industri, Universitas Singaperbangsa
Karawang yang juga telah banyak membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini belum sempurna, baik dari segi
materi meupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan dalam penyempurnaan tugas akhir ini.

ii
Terakhir penulis berharap, semoga tugas akhir ini dapat memberikan hal
yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi
penulis juga

Karawang, November 2016

Penulis

iii
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1


1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................ 3
1.4 Manfaat .............................................................................................. 3

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 4


2.1 Inventory Management ...................................................................... 4
2.1.1 Forcasting Demand ................................................................... 7
2.2 Deterministik ...................................................................................... 10
2.3 Probabilistik ....................................................................................... 14
2.4 MRP dan DRP .................................................................................... 15

BAB III SOAL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 18


3.1 Inventory Management ...................................................................... 18
3.2 Determinatik ....................................................................................... 27
3.2.1 Fixed Order Quantity & Fixed Order Interval ......................... 27
3.2.2 Back Order dan Discount .......................................................... 32
3.2.3 Model- Model Lotting ............................................................... 38
3.3 Probabilistik ....................................................................................... 41
3.4 MRP dan DRP .................................................................................... 44

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 53


4.1 Kesimpulan ....................................................................................... 53
4.2 Saran .................................................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 54

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pola Horizontal (H) .........................................................................8


Gambar 2.2 Pola Musiman (S) ............................................................................9
Gambar 2.3 Pola Siklis (C) .................................................................................9
Gambar 2.4 Pola Trend (T) .................................................................................9
Gambar 2.5 Total Biaya Persediaan ....................................................................12
Gambar 2.6 Titik Pemesanan Ulang dan Tenggang Waktu ................................13
Gambar 2.7 Variasi Permintaan Dan Lead Time Dalam Sistem Persediaan ......15
Gambar 2.8 Posisi MRP dalam Production Plannning & Control ......................16

v
BAB I
PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional


suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control ), karena
kebijakan persediaan secara fisik akan berkaitan dengan investasi dalam aktiva
lancar di satusisi dan pelayanan kepada pelanggan di sisi lain. Pengaturan
persediaan ini berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis (operation, marketing,
dan finance).

Berkaitan dengan persediaan ini terdapat konflik kepentingan diantara


fungsi bisnistersebut. Finance menghendaki tingkat persediaan yang rendah,
sedangkanMarketing dan operasi menginginkan tingkat persediaan yang tinggi
agarkebutuhan konsumen dan kebutuhan produksi dapat dipenuhi.Persediaan
dapat diartikan sebagai stok barang yang akan dijual ataudigunakan untuk periode
tertentu. Tanpa adanya persediaan, perusahaan akandihadapkan pada sebuah
risiko, tidak dapat memenuhi keinginan parakonsumennya. Persediaan dapat
muncul secara sengaja maupun tidak disengaja.Secara sengaja berarti adanya
perencanaan untuk mengadakan persediaan,sedangkan secara tidak sengaja
biasanya terjadi apabila persediaan ada akibat barang tidak terjual yang
disebabkan rendahnya permintaan.

Masalah persediaan termasuk masalah yang cukup krusial


dalamoperasional perusahaan. Sebab apabila terjadi kekurangan
persediaan,proses produksi sebuah perusahaan dapat terhenti. Sebaliknya apabila
terlalu banyak persediaan (over stock) dapat berakibat meningkatnya beban biaya
gunamenyimpan dan memelihara bahan selama penyimpanan di gudang padahal
barangtersebut masih mempunyai ”opportunity cost” (dana yang bisa
diinvestasikan padahal yang lebih menguntungkan). Sasaran sebuah perusahaan
sebenarnya bukanlahuntuk mengurangi atau meningkatkan persediaan(inventory)
, tetapi untuk memaksimalkan keuntungan. Berkaitan dengan kondisi di atas,
maka perlu ada pengaturan terhadap jumlah persediaan, baik bahan-

1
bahan maupun produk jadi, sehingga kebutuha 2 proses produksi (perusahaan)
maupun kebutuhan konsumen dapat dipenuhi.

Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah agar perusahaan selalu


mempunyai persediaan dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan
dalam spesifikasiatau mutu yang telah ditentukan sehingga kontinuitas usaha
dapat terjamin (tidakterganggu). Hal ini sejalan dengan prinsip manajemen
persediaan yaitu besarnya jumlah investasi (bahan baku) yang tepat dan waktu
pemesanan yang tepat. Manajemen persediaan dianggap vital untuk memberikan
informasi yang berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam
pencatatan persediaan,maka akan mengakibatkan kesalahan dalam menentukan
besarnya laba perusahaanyang diperoleh. Jika persediaan akhir dinilai terlalu
rendah dan mengakibatkanharga pokok barang yang dijual terlalu rendah, maka
pendapatan bersih akan mengalami penurunan. Begitu juga dengan lamanya
persediaan yang tersimpan digudang akan mempengaruhi besar/kecilnya biaya.
Segala kemungkinan dapatterjadi diantarnaya kerusakan yang mengakibatkan
kerugian dan hingga persediaanyang kadaluarsa sehingga tidak dapat dijual.

Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa manajemen persediaan


sangat penting artinya bagi perusahaan. Dalam hal ini penulis merasa tertarik
untuk lebihmengetahui dan memahami bagaimana teori-teori manajemen
persediaandiapliasikan secara benar dalam suatu perusahaan agar membawa
manfaat yang baik dalam pencapaian laba yang diinginkan. Oleh sebab itu penulis
akan mengkajilebih dalam mengenai manajemen persediaan melalui sebuah studi
pustaka yangdituangkan dalam makalah.

2.2 Identifikasi Masalah

Mengingat betapa pentingnya manajemen persediaan bagi suatu


perusahaan, manajer atau penengusaha dalam berbisnis. Maka, keberadaannya
selalu dibutuhkan oleh pelaku bisnis atau pengusaha untuk dipelajari dan
dianalisis guna mencari, merencanakan dan menerapkan strategi mana yang cocok
dalam mengelola persediaan sehingga mampu mengoptimalkan keuntungan dalam
perusahaan.

2
Dengan demikan kita perlu mengetahui, mempelajari dan memahami apa
itu manajemen persediaan?. Dalam mempelajari manajemen persediaan, kita tidak
akan terlepas oleh teori-teori yang berkaitan dengan persediaan dan lain
sebagainya.

Oleh karena itu, dalam penulisan makalah ini kelompok kami berusaha
untuk memudahkan pembahasan, supaya lebih mudah dalam penyampaiannya.
Maka, kami hanya memaparkan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Apa itu Manajemen Persediaan?


2. Apa saja jenis manajemen persediaan?
3. Studi kasus mengenai manajemen persediaan?
4. Bagaimana penyelesaian studi kasus mengenai manajemen persediaan
menggunakan aplikasi Win QSB?

Dengan pengidentifikasian beberapa masalah diatas kami juga


memberikan beberapa contoh yang nyata serta mudah dipahami.

2.3 Tujuan

Tujuan dibuatnya laporan praktikum ini diantaranya adalah :


1. Mengetahui pengertian dan fungsinya dari manajemen persediaan
2. Mengetahui jenis manajemen persediaan
3. Mengetahui cara menyelesaikan studi kasus mengenai manajemen persediaan
4. Mengetahui cara menyelesaikan studi kasus mengenai manajemen persediaan
menggunakan aplikasi Win QSB

2.4 Manfaat

Makalah ini dibuat dengan tujuan menjelaskan secara lebih rinci dan detail
mengenai manajemen persediaan, fungsi, serta model-model di dalam manajemen
persediaan. Dengan mengetahui hal tersebut, kita dapat mempraktek kan konsep
manajemen persediaan di dalam perusahaan.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

3.1 Inventory Management

Persediaan Merupakan bagian yang penting dalam operation management


karena membutuhkan modal atau dana yang cukup besar dana mempengaruhi
penyerahan barang-barang pada para pelanggan. Pengaturan inventory
berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis seperti operation, marketing dan
financial.
Yang dimaksud dengan inventory adalah : bahan baku, barang dalam
proses, bahan pembatu, barang jadi supplies. Tujuan inventory controll adalah
menyediakan persediaan dengan mutu dalam jumlah dan waktu yang sesuai
dengan permintaan. Jumlah yang disediakan tidak terlalu banyak agar investasi
tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu sedikit agar jika ada kekurangan, harga
inventory tidak terlalu mahal.
Permasalahan yang dihadapi dalam inventory controll adalah ;

1. Item mana saja yang harus disediakan atau disimpan di gudang. Suatu item
akan selalu disediakan sebagai suatu persediaan di Gudang atau dibeli. Yang
perlu diperhatikan juga apakah item yang ada akan terus disimpan atau sudah
waktunya ditukar atau diganti. Mungkinsaja banyak itemyang sudah rusak
atau ketinggalan jaman.
2. Berapa jumlah persediaan yang harus dibeli. Kita harus mengetahui terlebih
dahulu biaya-biaya yang berhubungan dengan inventory
3. Kapan waktunya suatu pembelian harus dilakukan. Suatu inventory controll
yang bagaimana yang harus digunakan.

Fungsi persediaan yaitu :


1. Fungsi decoupling  dilakukan oleh perusahaan yang mengadakan
pengelompokkan operasional secara terpisah. Memungkinkan operasi
internal dan eksternal mempunyai kebebasan

4
2. Fungsi economic lot size  penyimpanan persediaan bahan dalam jumlah
besar dengan mempertimbangkan adanya discount pembelian, kapasitas dan
kondisi gudang serta keperluan operasi.
3. Fungsi antisipasi  penyimpanan persediaan berfungsi sebagai penyelamat
jika terjadi kelambatan datangnya pesanan atau jika ada permintaan musiman.

Biaya yang ditimbulkan oleh persediaan, yaitu :

1. Biaya penyimpanan (holding cost atau carying cost)


 Bervariasi langsung dengan kuantitas persediaan, terdiri dari :
Biaya fasilitas penyimpanan
 Biaya modal
 Biaya keusangan
 Biaya asuransi persediaan
 Biaya pajak persediaan
 Biaya perhitungann fisik dan konsolidasi laporan
 Biaya kecurian, rusak dan perampokan
 Biaya asuransi
 Biaya penanganan persediaan
2. Biaya pemesanan (ordering cost atau procurement cost)
 Biaya ekspedisi
 Biaya upah
 Biaya telepon
 Biaya surat-menyurat
 Biaya pemeriksaan penerimaan
3. Biaya penyiapan atau pemasangan (set-up cost)
 Biaya mesin yang menganggur
 Biaya persiapan tenaga kerja langsung
 Biaya penjadwalan
 Biaya ekspedisi
4. Biaya kehabisan stok (Shortage cost)
 Biaya kehilangan penjualan
 Biaya kehilangan pelanggan

5
 Biaya pemesanan khusus
 Selisih harga
 Biaya terganggunya operasi
 Biaya tambahan pengeluaran kegiatan manajerial

Jenis-jenis Persediaan

 Persediaan bahan baku


 Persediaan barang dalam proses
 Persediaaan MRO (maintanance and repair operation)
 Persediaan barang jadi

Manajemen Persediaan

Manajer operasi dapat menetapkan suatu sistem untuk mengelola persediaan.


Terdapat 2 hal yang harus diselelsaikan oleh manajer operasi yaitu :

1. How inventory items can be classified


2. How accurate inventory record can be maintained

How inventory items can be classified  Analisis ABC

Analisis ABC membagi persediaan di tangan ke dalam tiga kelompok berdasarkan


volume tahunan dalam jumlah uang. Analisis ABC merupakan penerapan
persediaan dengan prinsip Pareto. Prinsip Pareto menyatakan bahwa
memfokuskan sumber daya pada bagian persediaan penting walaupun jumlahnya
sedikit dan bukan pada bagian persediaan yang banyak namun sepele.

Kelas A (70-80%)  Persediaan dengan nilai uang yang tinggi >< volume rendah

Kelas B (30%)  Persediaan dengan nilai uang sedang >< volume sedang

Kelas C (5%)  Persediaan dengan nilai rendah >< volume tinggi

6
3.1.1 Forcasting Demand

Forcasting Demand adalah proses memprediksi kejadian masa yang akan


dating.

Pendekatan Forcasting Demand :

1. Qualitative Methods : Digunakan jika situasi lingkungan sedang


bergejolak & sedikit data yang dimiliki seperti produk baru dan teknologi
baru. Qualitative methods melibatkan intuisi, pengalaman.
2. Quantitative Methods : Digunakan jika situasi lingkungan stabil &
terdapat banyak data historis seperti produk yang telah lama dipasarkan
dan teknologi yang ada sekarang. Quantitative methods melibatkan teknik
matematika.

Data peramalan produksi :

Perencanaan Produksi memerlukan data mengenai permintaan (demand) di


masa yang akan datang

Permintaan (demand), menunjukkan gambaran pasar:

TOTAL PASAR

Pangsa Pasar
Pangsa B
Pasar A

Permintaan
Perusahaan B saja

Potensi Pasar
keseluruhan

7
Faktor yang mempengaruhi demand :

 Variasi random  Iklan


 Rencana konsumen  Sales effort
 Daur hidup produk  Reputasi
 Pesaing  Desain produk
 Perilaku/sikap konsumen  Kebijaksanaan kredit
 Waktu  Kualitas
 Siklus bisnis

Pola Data Demand :

1. Pola horisontal (H) terjadi bilamana data berfluktuasi disekitar nilai rata-rata
yg konstan. Suatu produk yg penjualannya tdk meningkat atau menurun
selama waktu tertentu termasuk jenis ini. Pola khas dari data horizontal atau
stasioner seperti ini dapat dilihat dalam Gambar 2.1

Gambar 2.1 Pola Horizontal (H)

2. Pola musiman (S) terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor
musiman (misalnya kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari-hari pada
minggu tertentu). Penjualan dari produk seperti minuman ringan, es krim, dan
bahan bakar pemanas ruang semuanya menunjukkan jenis pola ini. Untuk
pola musiman kuartalan dapat dilihat Gambar 2.2

8
Gambar 2.2 Pola Musiman (S)

3. Pola siklis (C) terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi
jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis. Contoh:
Penjualan produk seperti mobil, baja, dan peralatan utama lainnya. Jenis pola
ini dapat dilihat pada Gambar 2.3

Gambar 2.3 Pola Siklis (C)


4. Pola trend (T) terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler
jangka panjang dalam data. Contoh: Penjualan banyak perusahaan, GNP dan
berbagai indikator bisnis atau ekonomi lainnya. Jenis pola ini dapat dilihat
pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Pola Trend (T)

9
Langkah-langkah Peramalan :

Definisikan tujuan peramalan.


Plot data (part family) masa lalu.
Pilih metode-metode yang paling memenuhi tujuan peramalan dan sesuai
dengan plot data.
Hitung parameter fungsi peramalan untuk masing-masing metode.
Hitung fitting error untuk semua metode yang dicoba.
Pilih metode yang terbaik, yaitu metode yang memberikan error paling
kecil.
Ramalkan permintaan untuk periode mendatang
Lakukan verifikasi peramalan.

2.2 Deterministik

Untuk menentukan kebijaksanaan persediaan yang optimum, dibutuhkan


informasi mengenai parameter-parameter berikut:

1. Perkiraan kebutuhan

2. Biaya-biaya persediaan

3. Lead time

Dalam model persediaan deterministik parameter-parameter yang


berpengaruh terhadap sistem persediaan dapat diketahui dengan pasti. Rata-rata
kebutuhan dan biaya-biaya persediaan diasumsi diketahui dengan pasti. Lamanya
lead time juga diasumsikan selalu tetap. Karena semua parameter bersifat
deterministik maka tidak dimungkinkan adanya kekurangan peersediaan. Dalam
dunia nyata, akan sangat jarang ditemukan situasi dimana seluruh parameter dapat
diketahui dengan pasti. Karena itu, akan lebih masuk akal jika digunakan model-
model probabilistik yang mempertimbangkan ketidakpastian pada parameter -
parameternya. Namun, model deterministik terkadang merupakan pendekatan
yang sangat baik, atau paling tidak merupakan langkah awal yang baik untuk
menggambarkan fenomena persediaan.

10
Salah satu model yang sangat popular didalam sistem deterministik
adalah model Wilson. Model Wilson ini merupakan dasar dari berbagai
pengembangan metode – metode persediaan. Berikut ini akan dijelaskan beberapa
metode untuk model persediaan deterministik.

a. Model Wilson (EOQ)

Dalam model EOQ (Economic Order Quantity) digunakan asumsiasumsi


berikut untuk menyederhanakan sistem persediaan yang ada:

- Permintaan (kebutuhan) diketahui dengan pasti dan konstan sepanjang waktu.

- Pemesanan kembali dilakukan ketika persediaan mencapai titik nol, dan akan
langsung diterima seketika, sesuai ukuran pemesanan yang dilakukan, sehingga
tidak akan terjadi kekurangan persediaan.

Model EOQ ini mencari ukuran pemesanan yang ekonomis dengan


meminimalkan total biaya. Ada dua macam biaya yang dipertimbangkan, yaitu:

1. Biaya penyimpanan
Biaya penyimpanan pertahun merupakan perkalian antara rata- rata
persediaan pertahun dengan biaya simpan perunit pertahun.
Jika rata-rata persediaan pertahun = , dimana Q adalah ukuran pemesanan,

dan biaya simpan perunit pertahun adalah h, maka: Total biaya penyimpanan
pertahun =

2. Biaya pemesanan dan pembelian


Biaya pembelian pertahun (annual purchase cost) merupakan total harga yang
dikeluarkan untuk membeli suatu barang, yaitu perkalian antara harga barang
perunit (C) dengan banyaknya barang yang di beli sepanjang tahun, yaitu
sebesar demand (D). Total biaya pembelian pertahun = DC .Sedangkan total
biaya pemesanan pertahun merupakan perkalian antara biaya per pemesanan
(A) dikalikan banyaknya pemesanan dalam satu tahun dimana D adalah

banyaknya kebutuhan selama satu tahun.


Total biaya pemesanan pertahun =

11
Sehingga;
Total Biaya Per Tahun (TC) = biaya pembelian per tahun + biaya pemesanan
per tahun + biaya penyimpanan per tahun

Hubungan secara umum antara biaya pembelian, biaya pemesanan, biaya


penyimpanan dan total biaya dari sistem persediaan dapat dilihat pada
Gambar 2.1

Gambar 2.5 Total Biaya Persediaan


Dari Gambar 2.1 terlihat bahwa total biaya minimum terjadi pada saat kurva
total biaya mencapai titik terendah, dimana terlihat pula bahwa pada saat itu
biaya penyimpanan sama dengan biaya pemesanan. Dengan perhitungan
kalkulus melalui pengambilan turunan pertama dari persamaan total biaya
akan diperoleh rumusan ukuran pemesanan yang optimum (Q* ), yaitu :

Dimana : D = tingkat permintaan, unit per tahun


A = biaya per pemesanan
h = biaya penyimpanan perunit pertahun
Q* = ukuran pesanan ekonomis

12
b. Model EOQ dengan titik pemesanan ulang (reorder point)
Pada model EOQ sebelumnya, informasi lead time belum
dipertimbangkan, sehingga diasumsikan bahwasanya pesanan akan langsung
diterima seketika, sesuai ukuran pemesanan yang dilakukan. Tentunya asumsi ini
tidak realistis karena sesungguhnya pesanan akan diterima setelah selang waktu
tertentu setelah dilakukannya pemesanan. Pada model EOQ dengan titik
pemesanan ulang (reorder point), asumsi tersebut ditiadakan. Pemesanan harus
dilakukan sebelum tingkat persediaan menjadi nol, yaitu ketika persediaan
mencapai titik pemesanan ulang (reorder point). Secara grafis situasi ini dapat
digambarkan seperti pada Gambar 2.2

Gambar 2.6 Titik Pemesanan Ulang dan Tenggang Waktu

Titik pemesanan ulang dihitung dengan mengalikan tenggang waktu (L)


dengan permintaan perhari. Jika kita mengasumsikan bahwa satu tahun terduru
dari 365 hari, maka permintaan perhari adalah . Jadi, rumus untuk titik

pemesanan ulang, R, adalah: .

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam model EOQ klasik adalah:

- Rata-rata kebutuhan diketahui dan konstan

- Lamanya leadtime diketahui dan konstan

- Pesanan tiba sekaligus pada satu waktu sesuai ukuran pesanan

- Tidak terjadi kekurangan persediaan

13
- Struktur biaya tetap; biaya pesan tetap untuk tiap kali pemesanan, biaya simpan
merupakan fungsi linier berdasarkan rata-rata inventori, dan tidak ada potongan
harga untuk pembelian dalam jumlah besar.

- Terdapat tempat penyimpanan, kapasitas dan biaya yang cukup untuk


mendatangkan sejumlah kuantitas pemesanan yang diinginkan

2.3 Probabilistik

Pada model-model persediaan deterministik, diasumsikan bahwasanya


semua parameter persediaan selalu konstan dan diketahui secara pasti. Pada
kenyataan, sering terjadi parameter-parameter yang ada merupakan nilai-nilai
yang tidak pasti, dan sifatnya hanya estimasi atau perkiraan saja.

Metode dasar untuk menentukan kebijakan inventori probabilistik yaitu :

1. Metode Q : menganut aturan jumlah ukuran lot pemesanan yang selalu tetap
untuk setiap pemesanan, dan saat melakukan pemesanan akan bervariasi.

2. Metode P : menganut aturan saat pemesanan yang reguler mengikuti suatu


selang periode yang tetap (harian,mingguan, bulanan, dsb.), sedangkan ukuran
lot pemesanan akan berubah- ubah.

Parameter-parameter seperi permintaan, lead time, biaya penyimpanan,


biaya pemesanan, biaya kekurangan persediaan dan harga, kenyataannya sering
bervariasi. Model-model deterministik tidak peka terhadap perubahan-perubahan
parameter tersebut. Untuk menghadapi variasi yang ada, terutama variasi
permintaan dan lead time, model probabilistik biasanya dicirikan dengan adanya
persediaan pengaman (safety stock). Variasi permintaan dan lead time dalam
sistem persediaan dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Pada Gambar 2.3, dapat dilihat grafik tingkat persediaan teoritik dan
persediaan nyata dari waktu ke waktu. Adanya perbedaan lead time dan
permintaan dari waktu kewaktu menyebabkan berbedanya tingkat persediaan

14
teoritik dan tingkat persediaan nyata. Sehingga, bila tidak ada persediaan
pengaman maka perusahaan akan mengalami kekurangan persediaan.

Gambar 2.7 Variasi Permintaan Dan Lead Time Dalam Sistem Persediaan

2.4 MRP dan DRP

a. MRP (Material Requirement Planning)


MRP adalah “Sistem pengolahan informasi yang menjabarkan Master
Production Schedule (MPS) kedalam jadwal kebutuhan komponen / material yang
menyusunnya” Tujuan MRP adalah penjadwalan item pada saat dibutuhkan,
tidak lebih awal dan tidak terlambat.

Hasil dari MRP :

- Material apa yang diperlukan

- Berapa jumlahnya

- Kapan waktunya

15
Peramalan

Perencanaan
Capacity Planning
Agregat

Rough Cut
Capacity
Jadwal Produksi Induk
Planning
(RCCP)
Capacity
Perencanaan Requirement
Material Planning
(CRP)

Order Jadwal Penjadwalan


Pembelian Produksi Ulang

Out-
sourcing
Pengendalian Aktivitas Produksi di
Lantai Pabrik

Gambar 2.8 Posisi MRP dalam Production Plannning & Control

b. DRP (Distribution Resource Planning)


Perencanaan pemenuhan kembali persediaan pada semua tingkatan/ level
jaringan distribusi. Perhitungan perencanaan distribusi dimulai pada tingkat
retailer yang merupakan tempat yang paling jauh dari pusat pengiriman atau
pabrik.

Tujuan DRP:

 Memungkinkan manajemen untuk mengantisipasi kebutuhan mendatang


dengan lebih baik.

 Supply atau pemasok material untuk memenuhi kebutuhan akan menjadi lebih
tepat.

 Penyediaan persediaan untuk kebutuhan pelayanan konsumen menjadi lebih


efektif.

16
 Dapat lebih cepat menyesuaikan dengan kondisi pasar yang bergejolak.

Tiga masukan utama dalam sistem DRP :

 Struktur Distribusi : berisi informasi tentang hubungan antara lokasi satu


dengan lokasi lainnya dalam jaringan distribusi.

 Demand : data permintaan pasar atas suatu produk, yang selanjutnya akan
menjadi bahan acuan untuk menentukan kebijakan manajemen atas
pengiriman barang ke konsumen.

 Status Persediaan : yang menyatakan keadaan persediaan sekarang dan yang


akan direncanakan juga informasi Lead Time, Lot Size, dan catatan penting
lainnya dari setiap lokasi jaringan distribusi

Keluaran dalam sistem DRP :

 Memberi input kepada pihak manufacturing berupa banyaknya produk yang


harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

 Memberikan indikasi untuk pembatalan pesanan, apabila output


manufacturing dengan permintaan tidak sesuai untuk merespon kebutuhan
sendiri.

 Memberikan indikasi untuk keadaan persediaan.

17
BAB III

SOAL DAN PEMBAHASAN

3.1 Inventory Management

A. Latihan 1 Forcasting Demand

Soal :
Diketahui permintaan untuk Produk “X” selama 12 bulan terakhir adalah
seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.

Bulan Permintaan
1 27
2 32
3 22
4 19
5 25
6 29
7 31
8 26
9 32
10 33
11 36
12 41

Lakukan forecasting untuk 12 bulan ke depan dengan menggunakan


berbagai metode peramalan yang tersedia di software Win Qsb, kemudian
tentukan hasil peramalan yang terbaik dengan kriteria error terkecil.

18
Solusi dengan Sofware Win Qsb :

1. Eksekusi Software Win Qsb, kemudian klik : Forecasting – File – New


Problem, maka akan tampil form Forecasting Problem Spesification,
kemudian isi form sebagai berikut – ok

2. Isi form di bawah ini sebagai berikut – ok :

19
3. Klik solve and Analyze – Perfom Forecasting dan pilih metoda
peramalan sebagai berikut – ok :

4. Hasil Peramalan dengan metoda Linear Regression adalah sbb :

20
5. Untuk melihat hasil Peramalan dalam bentuk grafik: klik Result –
Show Forecasting in Graph

B. Latihan 2 Forcasting Demand dengan Metode Linear Regresi

Soal :
Bagian MM PT SI ingin mengetahui besar hubungan linear pengaruh umur
Mesin Crane dan Tingkat Utilitas Pemakaian Mesin Crane terhadap
Jumlah Kerusakan Spare Part “J02” yang digunakan di Mesin Crane
tersebut. Data di tabel berikut memperlihatkan Jumlah Kerusakan, Umur
dan Utilitas untuk setiap Mesin Crane.

21
Jumlah
Mesin Umur Utilitas
Kerusakan
Crane (tahun) (%)
(unit)
1 72 8 90
2 78 7 100
3 47 5 85
4 32 4 90
5 92 9 100
6 27 2 100
7 42 4 100
8 67 6 85
9 81 8 90
10 29 3 50

Solusi dengan Sofware Win Qsb :


1. Eksekusi Software Win Qsb, kemudian klik : Forecasting – File – New
Problem, maka akan tampil form Forecasting Problem Spesification,
kemudian isi form sebagai berikut – ok :

2. Klik Edit – Factor (variable) name, isi form sebagai berikut :

22
3. Entri form di bawah ini sesuai data persoalan :

4. Klik solve and Analyze – Perfom Forecasting– ok :

5. Klik Result – Show Regresion Line – ok :

23
C. Latihan 3 Forcasting Demand

Soal :
Bagian MM PT SI mencatat jumlah kerusakan spare part “J01” selama 24
bulan terakhir (datanya disajikan pada tabel di samping kanan). Manajer
MM, ingin meramalkan jumlah kerusakan spare part “J01” untuk 12 bulan
ke depan.
Gunakan metode :
1. Moving Average dengan MA3!
2. Single Exponential Smoothing, dg. α= 0,1
3. Linear Regression with time !
4. Rekomendasikan hasil peramalan yang terbaik !

Jumlah Jumlah
Bulan Bulan
Kerusakan Kerusakan
1 14 13 23
2 17 14 22
3 13 15 17
4 11 16 22
5 16 17 23
6 18 18 21
7 19 19 24
8 17 20 25
9 21 21 21
10 22 22 24
11 20 23 26
12 21 24 27

Solusi dengan Sofware Win Qsb :


1. Eksekusi Software Win Qsb, kemudian klik : Forecasting – File – New
Problem, maka akan tampil form Forecasting Problem Spesification,
kemudian isi form sebagai berikut – ok :

24
2. Klik Edit – Factor (variable) name, isi form sebagai berikut :

25
3. Entri form di bawah ini sesuai data persoalan :

4. Klik solve and Analyze – Perfom Forecasting– ok :

26
5. Klik Result – Show Regresion Line – ok :

3.2 Deterministik

3.2.1 Fixed Order Quantity & Fixed Order Interval

A. Studi Kasus Fixed Order Quantity

Soal :
PT “SI” membeli 8002 unit spare part B01 setiap tahun dengan harga Rp
10.000,- per unit. Biaya pemesanan Rp 30.000,- setiap kali pesan, dan
biaya simpan Rp 3000 per unit per tahun. Berapa EOQ, total biaya,
frekuensi pembelian dalam satu tahun dan kapan melakukan pemesanan
kembali jika lead time 2 minggu (1 tahun = 50 minggu) ?

Solusi Persoalan EOQ:

Diketahui :
R = 8002 unit /tahun ; P = Rp 10.000,-/unit ;
C = Rp 30.000,-/pesan ; H = Rp 3000/unit/tahun
L = 2 minggu ; N = 50 minggu
Jawab :
TAC(Q*) = PR + HQ*
= 10.000(8002) + 3000(400) = Rp 81.220.000

27
FR  8002  20 kali pembelian per tahun
Q* 400
B = RL / N = 8002 (2) / 50 = 321 unit

B. Studi Kasus Fixed Order Interval

Soal :
PT “X” membeli sebanyak 8.002 unit produk setiap tahun dengan biaya
per unit Rp 10.000,-. Biaya pemesanan adalah Rp 30.000 setiap kali
pemesanan dan biaya simpan per unit per tahun adalah Rp 3.000,-. Berapa
interval pemesanan ekonomis (EOI), maksimum tingkat persediaan, dan
total biaya jika lead time 10 hari dengan waktu operasi 250 hari per tahun?

Solusi Persoalan EOI:

Diketahui :
R = 8002 unit /tahun ; P = Rp 10.000,-/unit ;
C = Rp 30.000,-/pesan ; H = Rp 3000/unit/tahun
L = 10 hari ; N = 250 hari
Interval Pemesan yang ekonomis (EOI) :

2C 2(30.000)
W*    0, 05 tahun  12,5 hari
HR 3000(8002)

Maksimum tingkat persediaan (E) :


R(W  L) 8002(12,5  10)
E   721 unit
N 250

Total Ongkos Persediaan EOI :

TC(W*) = PR + HRW*
= 10.000(8002) + 3000(8002)(0,05) = Rp 81.220.300,-

28
C. Studi Kasus Forcasting Economics Order Quantity (EOQ)

Soal :
PT SI memproduksi Condensor pembangkit listrik, dimana proses
produksinya membutuhkan kawat las. Data pemakaian kawat las selama
20 bulan terakhir di adalah sebagai berikut :
Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penjualan
37552 40542 25067 55349 47089 49579 59488 64056 61036 72730
(unit)
Bulan 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Penjualan
78899 76434 84363 88031 94555 97049 91067 104528 111270 124388
(unit)

Harga kawat las adalah Rp 125.000,- per unit, biaya pemesanan Rp


6.750.000,- setiap kali pesan, dan biaya simpan Rp 25.000 per unit per
tahun. Sedangkan lead time pemesanan 2 minggu (1 tahun = 50 minggu)
Pertanyaan :
1. Lakukan peramalan permintaan untuk 12 bulan yang akan datang,
dengan metode peramalan Linear Regression with time !
2. Hitung EOQ !
3. Total biaya persediaan pertahun !
4. Kapan melakukan pemesanan kembali (Reorder Point) !
5. Frekuensi pembelian dalam satu tahun !

Solusi dengan Sofware Win Qsb :


1. Eksekusi Software Win Qsb, kemudian klik : Forecasting – File – New
Problem, maka akan tampil form Forecasting Problem Spesification,
kemudian isi form sebagai berikut – ok :

29
2. Isi form di bawah ini sebagai berikut – ok :

37552
40542
25067
55349
47089
59486
49579
64056
61036
72730
78899
76434
84363
88031
94555
97049
91067
104528
111270
124388

3. Klik solve and Analyze – Perfom Forecasting dan pilih metoda


peramalan sebagai berikut – ok :

30
4. Hasil Peramalan dengan metoda Linear Regression adalah sbb. :

Total Ramalan Permintaan untuk 12 bulan (1 tahun) yang akan datang


= 1.598.432 unit (Jumlah Bulan ke 21 s.d 32)

5. Untuk melihat hasil Peramalan dalam bentuk grafik: klik Result –


Show Forecasting in Graph

31
3.2.2 Back Order & Discount

A. Studi Kasus Back Order

Soal :
Total permintaan per tahun 500 unit, harga per unit Rp 5.000, biaya
pemesanan Rp 15.000, biaya simpan rata-rata Rp 150.000 per unit per
tahun, dan biaya backorder diperkirakan Rp 6.250 per unit. Dalam satu
tahun diasumsikan 250 hari kerja, dan tenggang waktu pemesanan 5 hari.
Bagaimana menentukan kebijakan persediaan optimum?

Solusi dengan Sofware Win Qsb :

32
B. Studi Kasus Unit Discount

Soal :
PT “X” membeli 8000 unit produk per tahun. Suplier menawarkan harga
Rp 10,- per unit untuk pemesanan kecil dari 500 unit dan Rp 9,- untuk
pemesanan 500 unit atau lebih. Jika biaya pemesanan Rp 30,- setiap kali
pesan dan biaya simpan 30% per unit per tahun, bagaimana kebijakan
pembelian? (diskon Rp 10 x 30 %)= 3, disk 10 %

Solusi dengan Sofware Win Qsb :

1. Eksekusi Software Win Qsb, klik : Persediaan – File – New Problem,


maka akan tampil form Inventory Problem Specification : klik
Deterministic Demand Quantity Discount Analysis Problem,
kemudian isi problem type dan time unit dan klik OK :

33
2. Isi Modul Order or setup cost per order, sebagai berikut :

3. Klik Edit – Discount Break, maka akan tampil isian sebagai berikut :

34
4. Klik Solve and Analyze – Solve Problem, maka akan keluar tampilan
sebagai berikut :

5. Klik Results – Cost Analysis for Discount Decision, maka akan keluar
tampilan sbb. :

C. Studi Kasus Incremenal Discount

Soal :
Permintaan suatu komponen sebesar 4800 unit per tahun, biaya pemesanan
Rp 40.000 setiap kali pesan, dan persentase biaya simpan 25%. Berapa
jumlah pembelian optimum apabila skedul incremental diskon yang
ditawarkan seperti terlihat dalam tabel di bawah ini.

35
Jumlah Pemesanan Harga Per Unit (Rp.)
1-399 10.000
400-1.199 9.000
1200-4799 8.500
4800-Lebih 8.000

Solusi dengan Sofware Win Qsb :

1. Eksekusi Software Win QSB, kemudian klik : Persediaan – File – New


Problem, maka akan tampil form Inventory Problem Specification :
klik Deterministic Demand Quantity Discount Analysis Problem,
kemudian isi problem type dan time unit dan klik OK :

2. Isi Modul Number of discount breaks, sebagai berikut :

36
3. Klik Edit – Discount Characteristics – Discount Type : Incrementally
Discounted - Ok, maka akan tampil isian sebagai berikut :

4. Klik Edit – Discount Breaks, maka akan tampil isian sebagai berikut :

5. Klik Solve and Analysis – Solve Problem, maka akan keluar tampilan
sbb.

37
6. Klik Result - Cost Analysis for Discount Decision, maka akan keluar
tampilan sbb. :

3.3.3 Model-Model Lotting

Soal : Periode Kebutuhan


1 12
PT “X” membeli barang dengan biaya
2 5
pembelian per unit Rp 150.000,- biaya 3 32
pemesanan Rp 300.000,- setiap kali pesan, dan 4 102
5 9
persentase biaya simpan per periode 1,5 %. 6 17
Tentukan jumlah pemesanan dengan berbagai 7 82
8 52
metode lotting dari data kebutuhan per periode 9 17
seperti ditunjukkan tabel berikut : 10 2
Jumlah 330

38
Solusi dengan Sofware Win Qsb :

1. Eksekusi Software Win QSB, kemudian klik : Persediaan – File – New


Problem, maka akan tampil form Inventory Problem Specification :
klik Multiple-Period Dynamic Demand Lot Sizing Problem, kemudian
isi Problem title, Time unit, Number of Periods dan klik OK :

Lutpi Kamaludin

2. Isi Modul Inventory Problem (Lot Sizing), seperti berikut :

39
3. Klik Solve and Analyze – Solve Problem, maka akan muncul tampilan
sbb.

4. Klik Lot for Lot – Solve, maka akan muncul tampilan sbb. :

12000 12000
5000 5000
32000 32000
102000 102000
9000 9000
17000 17000
82000 82000
52000 52000
27000 27000
2000 2000

40
3.3 Probabilistik

A. Studi Kasus 1

Soal :
Kebutuhan barang setiap tahunnya berdistribusi normal dengan rata-rata
sebesar 10.002 unit dan deviasi standar 2.002 unit. Jika waktu ancang-
ancang untuk mendapatkan barang sebesar 3 bulan, maka berapa besar
Cadangan pengaman dan tingkat pelayanan jika dikehendaki kemungkinan
terjadinya kekurangan inventori tidak boleh lebih dari 5%.

Solusi :

Diketahui. :
D = 10.002 unit/tahun
S = 2.002 unit/tahun
L = 3 bulan = ¼ tahun
α = 0,05 Z0,05 = 1,65
F(Z0,05) = 0,1023 dan Ψ(Z0,05 ) = 0,0206

Jawab :
SS = Zα S √ L
= 1,65(2002) √ 1/4
= 1.652 unit
η = 1 – N/DL
N = SL[f(Zα)- Zα Ψ(Zα )]
N = (2000 √ ¼) [0,1023 – (1,65x0,0206)]
N = 68
η = 1 – 68/(1/4x10002)
= 97,28 %

B. Studi Kasus 2

Soal :
Persoalan sama dengan contoh 1, dengan waktu ancang-ancang (L) tetap
sebesar 3 bulan, namun memiliki standar deviasi waktu ancang-ancang
(sL) sebesar 2 minggu (1 tahun = 50 minggu). Tentukan cadangan
pengaman dan tingkat pelayanan jika dikehendaki α = 5%.
Catatan :

41
Jika L tidak konstan tapi berfluktuasi dengan standar deviasi sL,
Maka,
 
S L  L S 2  D 2 sL2 SS  Z L S 2  D 2 sL2

Solusi :
SL  1/ 4(2000)2  (10000)2 (2 / 50) 2

SL = 1.077 unit
SS = Zα SL
= 1,65 (1077)
= 1.777 unit
N = SL[f(Zα)- Zα Ψ(Zα)]
N = 1.077[0,1023 – (1,65x0,0206)]
= 74
η = 1 – N/DL
η = 1 – 74/(1/4x10000)
= 97,04 %

B. Studi Kasus 2

Soal :
Kebutuhan barang tiap tahunnya berdistribusi normal dengan rata-rata
10.002 unit dan deviasi standar 2.002 unit. Untuk mengadakan barang
tersebut dipesan dari seorang pemasok dengan ongkos pesan Rp.
1.000.000,-/pesan dengan harga beli Rp. 25.000,-/unit dan lead time 3
bulan. Jika ongkos simpan sebesar 20 % dari harga barang/unit/tahun,
kemungkinan terjadinya kekurangan inventori tidak lebih dari 5 % dan
ongkos kekurangan inventori Rp. 10.000,-/unit. Tentukan :

a. Kebijakan inventori yang optimal !

b. Berapa tingkat pelayanan yang diberikan ?

c. Berapa ongkos inventori selama 1 tahun ?

42
Solusi :

Diketahui :
D = 10.002 unit/tahun
S = 2.002 unit/tahun
L = 3 bulan = ¼ tahun
A = Rp. 1.000.000,-/pesan
P = Rp. 25.000,-/unit
h = 20 % x Rp. 25.000,- = Rp. 5.000,-/unit/tahun
Cu = Rp. 10.000,-/unit/tahun
α = 5 % ; Zα = 1,65 ; f(Zα ) = 0,1023 ; Ψ(Zα) = 0,0206

N dapat dihitung sebagai berikut :


N = SL[f(Zα)- Zα Ψ(Zα )]
N = (2002 √ ¼) [0,1023 – (1,65x0,0206)]
N = 68

a. Kebijakan inventori optimal :


1. Ukuran lot pemesanan ekonomis (Q*)

2 D( A  cu N )
Q* 
h
2(10.002)[1.000.000  10.000(68)]
Q* 
5.000

Q* = 2.592 unit
2. Cadangan Pengaman (SS)
SS = Zα SL
= 1,65 (2.002) √ ¼
= 1.652 unit
3. Saat Pemesanan Ulang (R)
R = DL + SS
= 10.002 (¼) + 1.652
= 4.153 unit

43
b. Tingkat Pelayanan (η) :
η = 1 – N/DL
= 1 – [68/(¼ x 10.002)]
= 97,28 %
c. Total Ongkos Inventori (OT) :
OT = DP + A D/Q + h(½ Q + SS) + cUDN/Q
= (10.002x25.000)+[(1.000.000x10.002)/2.600] +
[(0,25x25.000)(2.600/2+1.650)]+ [(10.000x10.000x68)/2.600]
= Rp. 274.900.000/tahun

3.4 MRP dan DRP

Studi Kasus :

PT Chitol (Master Distribution Center B = MDC B) merupakan produsen


kursi yang berlokasi di Bandung. Saat ini PT Chitol mempunyai 3 distributor
utama untuk mendistribusikan produknya ke seluruh Indonesia yaitu :

1) PT Panca Surya (Regional Distribution Center S = RDC S) yang berlokasi di


Palembang, merupakan distributor wilayah Sumatera dan Kalimantan

2) PT Panca Guna (Regional Distribution Center G = RDC G) yang berlokasi di


Surabaya, merupakan distributor wilayah Jawa dan Bali.

3) PT Panca Tera (Regional Distribution Center T = RDC T) yang berlokasi di


Makasar, merupakan distributor wilayah Indonesia Timur. PT Panca Tera
membawahi dua distributor lainnya yaitu : PT Duta Perkasa (Local Distribution
Center P = LDC P) yang berlokasi di Papua dan PT Duta Quo (Local Distribution
Center Q = LDC Q) yang berlokasi di NTT.

Bill of Distribution PT Chitol serta data forecast demand untuk kursi kuliah
(KK01) 6 minggu ke depan dan data terkait lainnya disajikan sebagai berikut :

44
MDC
B

RDC RDC RDC


T G S

LDC LDC
P Q

Tabel 1. Data Forecast Demand (minggu) kursi kuliah (KK01) untuk setiap RDC
dan LDC (Lot Size, Safety Stock, On Hand dan Forecast Demand : dalam puluhan
ribu unit)

Gudang Lot Size Lead Safety On Forecast Demand


Time Stock Hand 1 2 3 4 5 6
LDC P 40 2 10 50 20 20 20 30 40 50
LDC M 45 1 15 40 30 40 40 50 30 60
RDC T 70 0 10 5 70 80 80 90 100 100
RDC G 55 1 10 200 90 100 100 100 100 90
RDC S 50 1 25 200 85 85 85 90 90 90
MDC B 80 0 40 100 - - - - - -

Struktur Produk Kursi Kuliah KK01 Selain memproduksi Kursi Kuliah KK01, PT Chitol
juga memproduksi Kursi Kuliah KK02 dengan
KK01 Struktur Produknya disajikan pada gambar 3 berikut
LT=0
ini.
KK02
LT=0

A (2) B(1)
LT=0 LT=0 D (2) C(1)
LT=0 LT=0

Gambar 2. Struktur Produk KK01 A (2)


LT=0

Gambar 3. Struktur Produk KK02

45
MPS untuk KK02 disajikan pada tabel 2 berikut ini, sedangkan MPS KK01
diambil dari Planned Order Release MDC B dari hasil perhitungan DRP

Tabel 2 MPS untuk KK02


Minggu (dalam ribuan unit)
Item
1 2 3 4 5 6
KK02 50 70 83 110 97 105

Data terkait lainnya untuk KK01 dan KK02 disajikan pada tabel berikut :

Item
KK01 KK02 A B C D
Safety Stock (ribuan unit) 25 10 15 30 20 0
On Hand (ribuan unit) 75 40 20 50 30 40
Schedule Receipt pd. mg.
45 35 25 40 15 25
ke-4 (ribuan unit)
Lot size (ribuan unit) 1 15 10 20 30 15

Pertanyaan :

1. Hitunglah DRP KK01, kemudian hasilnya digunakan sebagai MPS KK01


!
2. Hitunglah MRP untuk KK01 dan KK02 !

Solusi dengan Software Win QBS:

DRP

1. Eksekusi Software Win Qsb, kemudian klik : Material Requirements


Planning – File – New Problem, maka akan tampil form MRP
Specification : kemudian isi form tersebut seperti tampilan berikut dan klik
OK :

46
2. Isi modul DRP – Item Master Sebagai berikut :

3. Klik : View-BOM, kemudian Isi modul MRP – BOM sebagai berikut

47
4. Klik : View-MPS, kemudian Isi modul MRP – MPS sebagai berikut :

5. Klik : View-Inventory, kemudian isi modul MRP – Inventory sbb :

6. Klik : Solve-Explode Material Requirements, dan hasilnya adalah sbb:

48
49
MRP

Planned Order Release MDC B dari hasil perhitungan DRP produk KK01,
dijadikan MPS untuk produk KK01 yang disajikan pada tabel berikut :

Minggu (dalam ribuan unit)


Item
0 1 2 3 4 5 6
KK01 80 80 400 320 400 320 160

Solusi :

1. Eksekusi Software Win Qsb, kemudian klik : Material Requirements


Planning – File – New Problem, maka akan tampil form MRP
Specification : kemudian isi form tersebut seperti tampilan berikut dan klik
OK :

2. Isi modul MRP – Item Master Sebagai berikut :

50
3. Klik : View-BOM, kemudian Isi modul MRP – BOM sebagai berikut:

4. Klik : View-MPS, kemudian Isi modul MRP – MPS sebagai berikut :

5. Klik : View-Inventory, kemudian isi modul MRP – Inventory sebagai


berikut :

6. Klik : Solve-Explode Material Requirements, dan hasilnya adalah sbb:

51
52
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Perusahaan dalam melakukan pelaporan mengenai persediaan sangat


penting bagi perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan
merupakan salah satu dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi
perusahaan yang secara terus meneru diperoleh, diproduksi dan dijual. Oleh
karena itu, system akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin
sehingga tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan.

Pelaporan persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk


memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan
dalam pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam
menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh.

4.2 Saran

Adapun saran yang bisa saya berikan antara lain :

1. Dalam membuat makalah sebaiknya menggunakan berbagai referensi


dari berbagai sumber untuk menambah informasi tentang inventory
management.
2. Dalam membuat makalah sebaiknya menggunakan bahasa yang baku
(EYD)

53
DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene F. Dan Joel F. Houston. 2001: Manajemen Keuangan. Erlangga.


Jakarta.

http://habibiarifin.blogspot.com/2010/05/manajemen-persediaan-inventory.html,
diakses pada tanggal 24 November 2016, pukul 16.00 WIB

http://eriskusnadi.wordpress.com/2009/10/03/analisis-abc/. diakses pada tanggal


24 November, pukul 16.30 WIB

Rangkuti Freddy. 1995: Manajemen Persediaan. Cetakan Pertama, raja Grafindo


Persada, Jakarta

Syamsuddin, M.A., Drs. Lukman. 2007: Manajemen Keuangan Perusahaan. Raja


Grafindo Persada. Jakarta.

www.wikipedia.com.

54

Anda mungkin juga menyukai