Anda di halaman 1dari 20

Apa itu direct shipping?

Direct shipping merupakan pelayanan point-to-point dengan


menghilangkan fasilitas antara. Misalnya adalah gudang dan
distribution center. DSD (Direct Store Delivery) ialah pabrik mengirim
barang langsung ke outlet retail. Karakteristik direct shipping meliputi
barang yang mudah rusak, barang dengan volume besar atau produk
spesial.
Model ini cocok untuk konsumen yang tidak mempermasalahkan
waktu/lama pengiriman karena jarak dari produsen ke konsumen yang
lebih jauh dari pada konsumen ke retailer. Selain itu juga cocok untuk
perusahaan yang ingin menghemat biaya fasilitasketika drop-shipping
karena produk terpusat pada storage produsen dan tidak ada biayadari
produsen ke retailer
Keunggulan Direct Shipping
• Inventori dalam supply chain lebih sedikit
• Penangangan (handling) dan kemungkinan kerusakan produk lebih
kecil
• Waktu dari produksi sampai ke toko lebih cepat
• Kategori DSD termasuk yang paling menguntungkan di toko
• Keakuratan lebih baik, invoice sesuai dengan bukti penerimaan,
produk yang tepat masuk ke toko
Kelemahan Direct Shipping
• Personel toko menjadi lebih sibuk. Kiriman, berkas-berkas dan
aktivitas lebih banyak
• Kemungkinan untuk menyebar resiko lebih kecil
• Tidak ada safety stock jika ada permasalahan dengan supplier
• Biaya transportasi bisa lebih tinggi
• Perusahaan manufaktur bisa mengeluarkan biaya yang lebih karena
harus mengambil/mengirim ke masing-masing toko
Karakteristik performan atau kinerja dari Desain Jaringan Disitribusi
dapat dilihat dari dua faktor utama, yaitu ; Faktor Biaya dan Faktor
Layanan
Faktor Biaya
Persediaan Barang
Keuntungan terbesar dari model drop-shipping adalah persedian
barang dapat dilakukan secara tersentral di produsen, sehingga dapat
mengumpulkan seluruh permintaan barang dari retailer yang ada.
Sehingga, rantai suplai dapat meningkatkan availabilitas produknya
dengan menekan biaya persediaan barang.
Faktor Biaya (1)
Transportasi
Walaupun biaya persediaan barang dapat ditekan, tetapi untuk biaya
transportasi, model drop ship ini akan membutuhkan biaya yang tinggi.
Salah satu faktornya adalah karena jarak fasilitas persediaan barang
dengan pelanggan cukup jauh. Selain itu, karena jumlah pemesanan
barang tidak dalam jumlah yang besar, maka biaya transportasi
outboundnya akan meningkat secara drastis.
Faktor Biaya (2)
Fasilitas
• Rantai suplai tidak akan terlalu terbebani biaya tetap yang timbul
akibat adanya fasilitas dikarenakan fasilitas yang ada dilakukan secara
terpusat. Misalnya, perusahaan dapat menghemat biaya tenaga kerja.
• Selain itu, dengan model drop-ship, dapat menghemat banyak biaya
penanganan (handling), karena perusahaan tidak mengirimkan
barangnya ke retailer, tetapi langsung ke pelanggan.
Faktor Biaya (3)
Informasi
• Mode ini sangat membutuhkan infrastruktur informasi yang sangat
baik antara retailer dan produsen (pabrik). Selain itu, pelanggan juga
sebaiknya dapat melhat kedalam proses pemesanan yang ada di
pabrik, walaupun proses pemesanannya dilakukan melalui retailer.
• Dengan pengguna dapat mengetahui informasi pemesanan di
produsen, selain pelanggan merasa lebih aman, pelanggan akan
mendapatkan pengalaman yang baik.
• Oleh karena itu, model drop ship ini membutuhkan investasi yang
besar untuk membangun sistem informasi rantai suplainya.
Faktor Layanan
Waktu Respon
Waktu respon, apabila menggunakan model ini, akan memakan waktu
yang agak lama, mengingat pemesanan dari pelanggan dikirimkan ke
retailer, yang kemudian dari retailer dikirimkan ke produsen. Selain itu,
karena fasilitas produsen terpusat, maka jarak antara produsen dengan
pelanggan biasanya jauh, sehingga membutuhkan waktu yang agal
lama dalam proses pengirimannya.
Faktor Layanan (1)
Keberagaman Produk
Pada model ini, produsen dapat mempunyai keberagaman produk yang
banyak, mengingat pemesanan barang dari pelanggan dapat dibuat
sesuai pesanan. Kustomisasi barang dapat dilakukan dengan baik.
Faktor Layanan (2)
Ketersediaan Produk
Perusahaan akan lebih mudah dalam menjaga ketersediaan barangnya
dalam pemenuhan permintaan pelanggan, mengingat seluruh
permintaan barang langsung melalui produsen.
Faktor Layanan (3)
Pengalaman Pengguna
Dengan menggunakan sistem informasi yang tepat, maka model ini
dapat memberikan pengalaman pengguna yang baik. Selain itu, produk
yang dikirimkan akan terjamin kualitasnya, karena langsung dikirimkan
dari produsen.
Faktor Layanan (4)
Time to Market
Pada model ini, ketersediaan produk di pasar dapat dilakukan pada saat
yang sama suatu produk dihasilkan oleh produsen.

Order Visibility
Order visibility sangat penting pada model jaringan distribusi ini, karena
2 entitas terlibat secara langsung dalam proses pemenuhan pesanan
pelanggan, yaitu retailer dan produsen. Kegagalan dalam proses ini
akan berdampak negatif terhadap kepuasan pelanggan.
Faktor Layanan (5)
Returnability
Melihat karakteristik performan yang ada, model ini cocoknya
digunakan untuk produk yang mempunyai keberagaman luas,
permintaan yang rendah, mempunyai nilai yang tinggi sehingga
pengguna bersedia menunggu agak lama untuk mendapatkan
barangnya.
Cost Factor
Service Factor
Ref
• https://www.scribd.com/doc/276604001/Distribution-Network-
Design
• http://3pl.co.id/strategi-distribusi-logistik/
• https://www.dictio.id/t/bagaimana-jaringan-distribusi-model-
manufacturer-storage-with-direct-shipping/7448/2
• Chopra, Sunil., Peter Meindl, “Supply chain management : strategy,
planning, and operation”, Sixth Edition, Pearson

Anda mungkin juga menyukai