Disusun oleh:
MEGA PUSPITA AUDINA
125060701111019
125060707111047
IRMANDA SYAHRANI
125060701111044
125060700111101
SHIERLY EVELYNA
125060700111087
Respon terhadap waktu, merupakan respon terhadap selisih waktu antara pemesanan
produk oleh konsumen dengan waktu ketika konsumen menerima pesanannya.
Varietas produk, merupakan perbedaan jumlah produk yang diinginkan konsumen pada
suatu jaringan distribusi.
Customer experience, merupakan suatu cara yang dapat dilakukan oleh konsumen pada
saat melakukan pemesanan dan dalam penerimaan produk.
dapat dibedakan menjadi 6 (enam) desain jaringan. Keenam rancangan jaringan tersebut, dapat
dipaparkan sebagai berikut :
product flow
information flow
Pada jaringan distribusi ini, produk akan dikirim secara langsung dari pabrik ke pengguna
terakhir, dengan melewati retailer (yang merupakan pihak yang mengetahui permintaan
pengiriman). Jaringan ini disebut juga sebagai drop-shipping dengan produk yang dikirim
langsung dari pabrik hingga lokasi pengguna terakhir. Retailer jika berdiri sendiri dari
pabrik, tidak akan mempunyai persediaan, dikarenakan produk akan disimpan pada
inventori pabrik. Aliran informasi dimulai dari konsumen melalui retailer, namun produk
akan dikirim langsung dari pabrik ke konsumen. Keuntungan terbesar penggunaan jaringan
distribusi ini adalah adanya pemusatan penyimpanan pada gudang pabrik, namun terdapat
kelemahan dari sisi biaya transportasi. Jauhnya jarak yang ditempuh menuju pengguna
terakhir menyebabkan tingginya biaya distribusi.
Contohnya: eBags
Cost factor
Inventory
performance
Lower cost because of aggregation. Benefits of aggregation
are highest for low-demand, high-value items. Benefits are
very large if product customization can be postponed at the
Transportation
manufacturer.
Higher transportation costs because of increased distance and
disaggregate shipping.
Information
Service factor
Response time
Product variety
Product availability
Customer experience
Order visibility
Returnability
Jaringan distribusi ini mengkombinasikan pemesanan dari daerah yang berbeda, sehingga
pengiriman produk oleh retailer ataupun carrier hanya dilakukan satu kali saja.
Contohnya: Dell gabungan pada sebuah Dell PC dengan Sony flat screen dan retailer
furniture penggabungan meja kopi dan dipan dengan manufaktur yang berbeda.
Cost factor
Performance
Inventory
Similar to drop-shipping
Transportation
Information
Service factor
Performance
Response time
Product variety
Similar to drop-shipping.
Product availability
Similar to drop-shipping.
Customer experience
Order visibility
Similar to drop-shipping.
Returnability
Similar to drop-shipping.
customer
Dalam jaringan ini, sebelum produk / inventori dikirim kepada konsumen / pengguna
akhir, produk / inventori akan disimpan terlebih dahulu di gudang distributor atau retailer.
Dibandingkan dengan penyimpanan di pabrik, penyimpanan pada gudang distributor akan
membutuhkan biaya penyimpanan yang tinggi karena gudang distibutor atau retailer akan
mengagregasi permintaan yang tidak pasti. Kelebihan lain dari sistem distribusi ini adalah
biaya transportasi yang rendah, karena armada transportasi dapat melakukan pengiriman
inbound ke gudang yang letaknya berdekatan dengan konsumen.
Contohnya: Amazon, Toshiba, IBM
Cost Factor
Performance
Inventory
Transportation
Facilities
and
handling
Information
Simple infrastructure
Service factor
Performance
Response time
Product variety
Product availability
Customer
experience
Order visibility
Returnability
Distributor/retailer warehouswe
customers
product flow
Pengiriman dengan metode last mile merujuk pada distributor atau retailer yang
mengirimkan produk kepada konsumen di samping penggunaan pihak pembawa lain
(carrier). Tidak seperti pada jaringan pengiriman dengan sistem paket, pengiriman dengan
jaringan ini akan membutuhkan kedekatan antara gudang ditributor dengan konsumen
untuk memudahkan pengiriman. Jaringan distribusi ini akan membutuhkan tingkat
inventori yang tinggi, hal ini dikarenakan rendahnya tingkat agregasi terhadap permintaan
konsumen. Berdasarkan sudut pandang inventori, gudang penyimpanan dengan jaringan
ini akan lebih cocok bagi produk dengan permindahan yang cepat dimana suatu agregasi
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dalam peningkatan inventori. Namun
penggunaan jaringan distribusi ini akan memerlukan biaya transportasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan jaringan distribusi dengan paket.
Contohnya: Milk delivery, pengantaran barang grosir
Cost factor
Inventory
Performance__________________________
Higher than distribuor storage with package carrier delivery.
Transportation
Information
Service factor
of retail stores.
Similar to distributor storage with package carrier delivery.
Performance _________________________
Response time
Product variety
Product availability
Customer Experience
Order traceability
Returnability
Penyimpanan produk akan berada pada gudang pabrik dan distributor, tetapi konsumen
melakukan pemesanan online melalui telepon ataupun email dan kemudian memutuskan
tempat untuk mengambil pesanan tersebut. Pesanan konsumen akan dibawa dari gudang
menuju tempat yang akan digunakan konsumen untuk mengambil produk pesanannya.
Biaya inventori dalam jaringan ini dapat ditekan dibandingkan dengan biaya pengiriman
menggunakan package delivery, dikarenakan adanya agregasi permintaan konsumen.
Biaya transportasi yang ditimbulkan oleh metode ini lebih rendah jika dibandingkan
dengan package delivery. Hal ini dikarenakan jumlah produk yang akan dikirim ke lokasi
dapat diketahui secara pasti.
Contohnya: 7dream.com
Cost Factor
Performance
Inventory
Transportation
Facilities
handling
and
Facility cost will be very higher if new facilities need to be built. The
increase in handling cost at the pickup site is significant.
Information
Service factor
Performance
Response time
Product variety
Product
availability
Customer
experience
Lower than other options. In high density area loss of convenience may be
small
Order visibility
Returnability
Pada jaringan ini inventori berada pada retailer. Konsumen akan datang kepada retailer
untuk mendapatkan produk yang diinginkan atau melakukan pemesanan melalui telepon /
emali dan kemudian mengambil produk. pesanannya pada toko retailer. Penyimpanan pada
Cost Factor
Performance
Inventory
Transportation
Facilities
handling
and
Higher than all other options The increase in handling cost at the pickup
site is significant for online and phone orders.
Information
Service factor
Performance
Response time
Same day pickup possible for items stored locally at pickup site
Product variety
Product
availability
Customer
experience
Order visibility
Returnability
Easier than other options given that pickup location can handle returns
Pihak intermediet seperti distributor dapat memberikan nilai tambah pada sebuah supply
chain antara tahap pemasok dengan tahap konsumen jika terdapat sedikit pemain/kompetitor
pada tahap konsumen, dimana masing-masing tahap memerlukan sejumlah produk yang selalu
tersedia. Nilai tambah akan meningkat bila distributor membawa produk-produk dari banyak
manufaktur. Perkembangan dalam kinerja rantai pasok dapat terjadi melalui beberapa alasan
berikut:
Aliran pesanan yang lebih stabil dari distributor ke manufaktur (dibandingkan oreder tak
menentu dari tiap retailer)
Distributor dapat memberikan waktu respon yang lebih baik dibanding manufaktur
karena membawa inventory lebih dekat ke titik penjualan
PERANCANGAN PRODUK
Ada 8 fase dalam kegiatan perancangan produk . secara umum fase-fase tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Idea Generation
2. Business/ Technical assessment
3. Product Concept
4. Product engineering &design
5. Prototype design
6. Test and pilot production
7. Manufacturing ramp up
8. Launch
Cara yang bisa dilakukan perusahaan euntuk memperpendek time to market, diantaranya :
1.
2.
3.
4.
1.
Idea generation
Tahap ini dimulai dengan pengumpulan ide-ide baru yang sebanyak-banyaknya. Sebuah
ide dapat muncul dari berbagai cara, antara lain dengan melihat permasalahan yang terjadi,
evaluasi produk yang sudah ada, wawancara pelanggan secara langung, penelitian
Forced Relathionship
Dalam teknik ini , beberapa objek dipertimbangkan keterkaitanya satu sama lain.
3.
Analisis farmologi
Metode ini membutuhkan identifikasi dimensi dimensi structural masalah dan menguji
hubungan-hubungan diantaranya membuat daftar setipa kombinasi yang mungkin dan
mengembangkanya menjdai solusi baru.
sebelumnya Tirto Utomo juga bekerja di Pertamina. Tetapi untuk fokus pada bisnisnya, ia
melepaskan pekerjaannya di Pertamina.
Ide mendirikan perusahaan AMDK timbul ketika Tirto bekerja sebagai pegawai pertamina pada
awal tahun 1970-an. Ketika itu Tirto bertugas menjamu delegasi sebuah perusahaan Amerika
Serikat. Namun jamuan itu terganggu ketika istri ketua delegasi mengalami diare yang
disebabkan karena mengonsumsi air yang tidak bersih. Tirto kemudian mengetahui bahwa tamutamunya yang berasal dari negara Barat tidak terbiasa meminum air minum yang direbus, tetapi
air yang telah disterilkan.
Awalnya orang sinis dengan ide Tirto Utomo untuk menjual air minum kemasan botol
yang harga per botol awalnya sama dengan harga 1 liter bensin Premium. Namun Tirto Utomo
yakin, pada masa yang akan datang Indonesia akan kekurangan air bersih yang siap untuk
diminum, sehingga idenya ini terus dia lanjutkan dan tidak memikirkan komentar sinis orang.
Pada awalnya market Aqua adalah orang-orang asing yang ada di Indonesia, karena mereka
yakin air kemasan lebih steril dan aman daripada air tanah dan air PDAM. Dengan mendirikan
pabrik air minuman dengan mesin yang canggih di Bekasi, sehingga orang asing lebih percaya
dengan minuman air kemasan ini.
Tirto dan saudara-saudaranya mulai mempelajari cara memproses air minum dalam
kemasan. Ia meminta adiknya, Slamet Utomo untuk magang di Polaris, sebuah perusahaan
AMDK yang ketika itu telah beroperasi 16 tahun di Thailand. Tidak mengherankan bila pada
awalnya produk Aqua menyerupai Polaris mulai dari bentuk botol kaca, merek mesin
pengolahan air, sampai mesin pencuci botol serta pengisi air.
Berdasarkan sejarah diatas jadi ide baru muncul dari permasalahan yang terjadi. Kemudian
Tirto mulai mengembangkan cara pembuatan aqua. Pertama dengan mempelajari cara
memproses air minum dalam kemasan di perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK)
Polaris yng beroperasi di Thailand.
2. Business / Technical Assesment
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) muncul sebagai industri minuman utama hampir di
seluruh dunia. Awalnya air kemasan merupakan salah satu jenis minuman komersil di bagian
barat Eropa dimana konsumsi air kemasan telah menjadi kebiasaan masyarakat disana dan
sekarang air kemasan bisa ditemui bahkan di tempat terpencil pun di dunia ini. Beberapa negara
di Asia telah menjadi pasar utama dari air kemasan. Di banyak negara pasar air kemasan masih
dikuasai oleh merek-merek lokal, tetapi konsolidasi yang cepat terjadi dimana pasar kemudian
hanya dikuasai oleh 4 korporasi besar Nestle, Danone, Coca Cola dan Pepsi
Co
1
untries 997
US
1
4,36
2
Me
1
xico
0,48
4
Chi
2
na
,750
Bra
zil
Ital
,313
8
,401
6
,947
7
,462
,680
1
0,66
1
9
,950
8
,430
1
1,59
8
0,35
0
8
7
,820
1
1,89
4
0,75
8
,690
,552
1
7,68
3
0,62
8
,628
,480
2
5,89
3
6,49
5
,887
,166
,221
8
6
,565
2
004
4,19
9
4,76
7
,605
,817
,925
8
6
,053
2
003
2,89
3
3,24
4
,993
,658
2
002
0,53
5
2,42
4
,610
,216
2
001
8,56
3
1,57
9
,722
,207
,540
2
000
7,34
8
0,88
3
Fra
nce
1
5,63
5
Ger
1
999
,742
,558
many
998
3
,932
1
0,31
3
8
,907
8
,550
Ind
2
2
3
4
5
6
6
7
onesia
,262 ,736 ,436 ,300 ,122 ,146 ,945 ,362
Spa
3
3
4
4
4
4
5
5
in
,543 ,716 ,077 ,208 ,344 ,513 ,098 ,506
Th
3
3
4
4
4
4
4
4
ailand
,567 ,842 ,064 ,286 ,539 ,837 ,934 ,962
Namun di Indonesia yang sumber daya alamnya sangat melimpah memiliki kesulitan dan
pengembangan Air Minum dalam Kemasan (AMDK) ini. Banyak tanggapan negatif dari
masyarakat tentan pengkomersilan air mineral ini. Namun sang pemilik tetap yakin bahwa
produk akan laku di pasaran pada masaya yang akan datang. Menurut perhitungan Tirto Utomo,
apabila 10 % saja orang asing yang ada minum air mineral, maka dengan mudah akan mencapai
tingkat konsumsi sebesar sekitar 5 juta liter per tahun.
3. Product Concept
Ide yang lolos dari tahap sebelumnya kemudian dibuat konsep produknya. Konsep
pengembangan produk ini perlu dilakukan karena hakikatnya konsumen tidak membeli product
ideas melainkan product concept. Dan berbagai product concept yang ada kemudian dilakukan
pengujian lalu dipilih konsep yang paling tetap.Falsafah bahwa konsumen akan menyukai
produk bermutu terbaik dan sifat paling inovatif membuat organisasi harus mencurahkan energi
untuk terus menerus melakukan perbaikan produk. Pada konsep ini, perusahaan atau produsen
lebih mengedepankan kualitas serta keunggulan produk yang mereka pasarkan, karena mereka
percaya bahwa konsumen akan merasa terpuaskan dengan mengkonsumsi produk mereka
dengan mutu yang tinggi.
Dalam produk Aqua konsep yang ditawarkan adalah membuat air bersih yang siap
diminum dan menaruhnya ke dalam kemasan botol. Pada awalnya botol yang digunakan adalah
botol kaca namun seiring dengan berkembangnya waktu, inovasi-inovasi terus dilakukan
menyesuaikan dengan berkembangnya kebutuhan masyarakat akan kemasan aqua yang menarik.
Hingga saat ini aqua diproduksi dengan kemasan plastik berbagai ukuran.
Produk awal yang didesain adalah air mineral dengan kemasan botol kaca. Sedangkan
sumber air menggunakan air tanah dalam dari sumur bor (artesian well water) maka dengan cara
melakukan pengeboran sedalam 120 meter dari permukaan tanah.
5.
Prototype design
Setelah product concept melewati proses Product engineering &design dan dari segi
bisnis dikatakan layak, maka selanjutnya kita masuk kedalam tahap perekayasaan untuk
dikembangkan secara fisik dibagian produksi. Di bagian ini akan dibuat contoh produk (product
prototype) dan diharapkan dapat memenuhi 3 (tiga) persyaratan sebagai berikut :
a.
Prototype harus dilihat oleh konsumen sebagai suatu perwujudan atribut- atribut
c.
Prototype harus dibuat atau diproduksi sesuai dengan biaya yang telah
dianggarkan.
Terdapat tahapan dalam merancang Prototype. Berikut adalah mekanisme Pengembangan
dengan Prototyping :
Penjelasan :
1. Identifikasi Kebutuhan Sistem (Requirement Identification System) Pemakai (user) dan
pengembang bertemu menjelaskan tentang kebutuhan sistem yang akan dibangun. 2.
Membangun Prototype (Building Prototype) Pengembang mulai membangun bagian yang
paling mendasar dari sistem
3. Menguji Prototype Pemakai (user) menguji prototype dan memberikan kritik dan saran
4. Memperbaiki Prototype (Repairing Prototype) Pengembang melakukan modifikasi sesuai
masukan dari pemakai (user).
5. Mengembangkan Prototype Pengembang menyelesaikan sistem sesuai dengan masukan
akhir dari pemakai (user).
6.
Pilot product/ram-up, terdiri volume production prove out, memulai produksi, dan
peningkatan produksi untuk memenuhi taget komersial.
Pada tahap ini perusahaan membuat produknya dalam jumlah yang terbatas dan
memasarkan produk tersebut pada pasar yang terbatas pula. Sasaran pokok pada pengujian pasar
adalah untuk mempelajari mengetahui bagaimana reaksi konsumen dan penyalur terhadap
produk yang dihasilkan oleh perusahaan, apakah konsumen dapat terpuaskan kebutuhan dan
keinginannya, sehingga konsumen melakukan ulang terhadap produk tersebut. Keuntungan yang
diharapkan dengan melakukan testing ini yakni perusahaan dapat memperoleh masukan dalam
memasarkan produknya dan menelusuri masalah- masalah yang mungkin timbul sebelum
perusahaan terlanjur mengeluarkan biaya yang besar saat melakukan produksi secara penuh.
Pada
konsumen nya dan kemudain ketika produk tersebut sudah diterima masyarakat selanjutnya akan
diproduksi secara massal.
7. Manufacturing ramp up
Pada tahap ini produk dibuat menggunakan sistem produksi yang sebenarnya.
Tujuannya adalah untuk melatih pekerja dan untuk bekerja dalam berbagai masalah yang terjadi
pada proses produksi. Produk yang dihasilkan dari tahap ini kadang-kadang disuplai ke
beberapa
konsumen tertentu
dan
secara
hati-hati
dilakukan
pengevaluasian
untuk
Tujuan lebih luas dari pekerjaan ini adalah untuk menciptakan kerangka kerja produksi dari
Setelah iterasi pertama dari proses produksi, kemungkinan ada kesalahan dalam
perencanaan atau bahkan dalam desain produk dan memicu modifikasi dalam sistem
produksi.
Akibatnya, lebih banyak usaha yang dilakukan dalam desain dan perencanaan ramp-up,
maka akan semakin efisien dalam hal waktu dan biaya.
Masa ramp-up dapat dilihat sebagai sebuah kesempatan kunci bagi perusahaan untuk
meningkatkan kinerja.
Metode baru yang diberlakukan untuk pertama kalinya dan memulai produksi riil,
membawa tantangan dan inersia awal sebelum mencapai keluaran yang dapat diterima.
Ramp-up dapat didefinisikan sebagai proses belajar.
Pruett dan Thomas menganalisa dampak pembelajaran, secara tradisional diterapkan
pada proses produksi, dalam inovasi produk. Itu semua mencakup perubahan produk
yang ada dan pengenalan produk baru dan mengadopsi analisis statistik untuk
mengembangkan model hubungan untuk mempelajari pengaruh dari produk dan variabel
inovasi pada pembelajaran perusahaan.
Kurva belajar (LC) adalah deskripsi matematis dari perbaikan dalam kinerja kerja
4. Capacity (Kapasitas)
Kurva belajar (LC) dapat membawa keuntungan besar bagi perusahaan jika digunakan
5. Costs (Biaya)
Untuk memahami efek ekonomi dari Learning Cost, sangat penting untuk
Botol kemasan dipesan ke pabrik pembuat botol dari beling. Pemesanan tersebut
membutuhkan jeda waktu cukup lama karena memerlukan cetakan (mould) yang harus dipesan
dari luar negeri. Oleh karena AQUA tidak memiliki gambar botol yang berukuran persis aslinya
maka dibuatlah replika botol dari kayu agar pabrik botol dapat memiliki bayangan mengenai
bentuk botol yang diinginkan. Setelah itu mesin-mesin di pasang di dalam pabrik dengan
instalasi sendiri. Hal ini dikarenakan perusahaan kekurangan dana.
Karena mesin pencucian botol datang pada gelombang terakhir maka diputuskan untuk
memproduksi air minum dengan cara manual. Artinya, pencucian botol dan pengisiannya
dilakukan secara manual dulu untuk mengejar waktu supaya bisa segera launching produk baru
air mineral.
8. Launch
Setelah dilakukan beberapa kali produksi percobaan dan dianggap tidak ada masalah lagi
maka pada bulan Oktober 1974 produksi komersial dimulai dan produk AQUA resmi
diluncurkan ke pasar.
Peluncuran diutamakan ke komunitas asing atau ekspatriat, melalui toko toko pengecer
yang banyak melayani orang asing. Pada waktu itu terdapat banyak komunitas Jepang yang
tinggal di Jakarta dan beberapa toko khusus melayani pelanggan masyarakat Jepang. Di tokotoko tersebut penjualan AQUA cukup lumayan. Tetapi secara keseluruhan, penjualan Aqua
masih kecil sekali dibandingkan dengan kapasitas produksi yang dimiliki yakni 6 juta liter per
tahun.
Promosi dari rumah ke rumah pun dilakukan dengan gencar. Untuk keperluan itu, AQUA
merekrut empat orang tenaga penjual terdiri dari tiga pria dan satu wanita, untuk mengunjungi
rumah-rumah maupun kantor-kantor perusahaan asing.
Tanggapan orang asing sangat berbeda dengan tanggapan orang Indonesia. Bila datang ke
orang asing mereka umumnya sudah mengetahui mengenai air minum yang dikemas dalam
botol yang di negara mereka dikenal sebagai bottled water atau mineral water.
Sedangkan, di kalangan umum orang Indonesia konsep tersebut belum banyak yang
mengenal. Kalau pun ada mereka berasal dari kelas atas yang sering bepergian keluar negeri.
Kebanyakan konsumen yang dihubungi pada waktu itu terheran-heran atau bahkan
menertawakan gagasan menjual air minum dalam kemasan.
Pada tahun 1998, AQUA (yang berada di bawah naungan PT Tirta Investama) melakukan
langkah strategis untuk bergabung dengan Group DANONE, yang merupakan salah satu
kelompok perusahaan air minum dalam kemasan terbesar di dunia dan ahli dalam nutrisi.
Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk, market share, dan penerapan
teknologi pengemasan air terkini. Di bawah bendera DANONE-AQUA, kini AQUA memiliki
lebih dari 1.000.000 titik distribusi yang dapat diakses oleh pelanggannya di seluruh Indonesia.
Aqua untuk saat ini juga merupakan market leader dalam medan persaingan produk air
mineral di Indonesia. Posisinya yang kuat disebabkan oleh faktor Aqua sebagai produk air
mineral yang pertama kali hadir di Indonesia serta strategi promosi dan pemasaran yang gencar.
Metode promosi yang digunakan adalah melalui iklan di media elektronik dan cetak,
mensponsori berbagai acara serta instalasi iklan billboard secara luas.