Anda di halaman 1dari 23

TUGAS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Disusun oleh:
MEGA PUSPITA AUDINA

125060701111019

ISCHA CYNTHIA M.S

125060707111047

IRMANDA SYAHRANI

125060701111044

ERNA SITI ROCHANAH

125060700111101

SHIERLY EVELYNA

125060700111087

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
MALANG
2015

DESIGNING THE DISTRIBUTION NETWORK IN A SUPPLY CHAIN


Distribusi merupakan aktivitas yang dilakukan untuk memindahkan produk dari
tingkatan supplier hingga tingkatan konsumen. Distribusi akan berlangsung pada setiap
tingkatan dalam supply chain. Aliran material dan komponen berpindah dari supplier ke
pembuat produk sedangkan produk jadi akan berpindah dari pabrik ke pengguna akhir.
Distribusi merupakan kunci dari semua keuntungan yang akan diterima perusahaan, karena
distribusi secara langsung akan berhubungan dengan biaya supply chain dan keinginan
konsumen
Pada level tertinggi, kinerja distribusi akan diukur dengan dua sudut pandang, yaitu
kebutuhan konsumen yang terpenuhi dan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Oleh karena itu, sebuah perusahaan seharusnya melakukan evaluasi akan imbas yang
ditimbulkan oleh pelayanan kepada konsumen dan melakukan perbandingan terhadap biaya
yang dibutuhkan jika menggunakan jaringan distribusi yang berbeda. Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap suatu jaringan distribusi yaitu:
1

Respon terhadap waktu, merupakan respon terhadap selisih waktu antara pemesanan
produk oleh konsumen dengan waktu ketika konsumen menerima pesanannya.

Varietas produk, merupakan perbedaan jumlah produk yang diinginkan konsumen pada
suatu jaringan distribusi.

Ketersediaan produk, merupakan kemungkinan adanya persediaan produk ketika


konsumen melakukan pemesanan.

Customer experience, merupakan suatu cara yang dapat dilakukan oleh konsumen pada
saat melakukan pemesanan dan dalam penerimaan produk.

Order visibility, merupakan kemampuan konsumen untuk melakukan pengecekan terhadap


pemesanannya dari penempatan hingga pengiriman.

Returnability, merupakan suatu tindakan yang dapat dilakukan konsumen untuk


mengembalikan produk yang dikirim jika produk tersebut tidak sesuai dengan
permintaannya.
Berdasarkan ada tidaknya perantara dan cara pendistribusian produk, jaringan distribusi

dapat dibedakan menjadi 6 (enam) desain jaringan. Keenam rancangan jaringan tersebut, dapat
dipaparkan sebagai berikut :

1. Manufacturer Storage With Direct Shipping

product flow
information flow
Pada jaringan distribusi ini, produk akan dikirim secara langsung dari pabrik ke pengguna
terakhir, dengan melewati retailer (yang merupakan pihak yang mengetahui permintaan
pengiriman). Jaringan ini disebut juga sebagai drop-shipping dengan produk yang dikirim
langsung dari pabrik hingga lokasi pengguna terakhir. Retailer jika berdiri sendiri dari
pabrik, tidak akan mempunyai persediaan, dikarenakan produk akan disimpan pada
inventori pabrik. Aliran informasi dimulai dari konsumen melalui retailer, namun produk
akan dikirim langsung dari pabrik ke konsumen. Keuntungan terbesar penggunaan jaringan
distribusi ini adalah adanya pemusatan penyimpanan pada gudang pabrik, namun terdapat
kelemahan dari sisi biaya transportasi. Jauhnya jarak yang ditempuh menuju pengguna
terakhir menyebabkan tingginya biaya distribusi.
Contohnya: eBags
Cost factor
Inventory

performance
Lower cost because of aggregation. Benefits of aggregation
are highest for low-demand, high-value items. Benefits are
very large if product customization can be postponed at the

Transportation

manufacturer.
Higher transportation costs because of increased distance and
disaggregate shipping.

Facilities and handling

Lower facility costs because of aggregation. Some saving on


handling costs if manufacturer can manage small shipments

Information

or ship from production line.


Significant investment in information infrastructure to

Service factor

integrate manufacturer and retailer.


Performance

Response time

High response time of between one to two weeks because of


increased distance and two stages for order processing.
Response time may vary by product, thus complicating
receiving.

Product variety

Easy to provide a very high level of variety.

Product availability

Easy to provide a high level of product availability because of


aggregation at manufacturer.

Customer experience

Good in terms of home delivery but can suffer it order from


several manufacturers is sent as partial shipments.

Order visibility

More difficult but also more important from a customer


service perspective.

Returnability

Expensive and difficult to implement.

2. Manufacturer Storage With Direct Shipping and In-Transit Merge

Jaringan distribusi ini mengkombinasikan pemesanan dari daerah yang berbeda, sehingga
pengiriman produk oleh retailer ataupun carrier hanya dilakukan satu kali saja.
Contohnya: Dell gabungan pada sebuah Dell PC dengan Sony flat screen dan retailer
furniture penggabungan meja kopi dan dipan dengan manufaktur yang berbeda.
Cost factor

Performance

Inventory

Similar to drop-shipping

Transportation

Somewhat lower transportation costs than drop-shipping

Facilities and handling

Handling cost higher than drop-shipping at carrier; receiving


costs lower to customer.

Information

Investment is somewhat higher than for drop-shipping.

Service factor

Performance

Response time

Similar to drop-shipping; may be marginally higher.

Product variety

Similar to drop-shipping.

Product availability

Similar to drop-shipping.

Customer experience

Better than drop-shipping because a single delivery has to be


received.

Order visibility

Similar to drop-shipping.

Returnability

Similar to drop-shipping.

3. Distributor Storage With Package Carrier Delivery


Factories

Warehouse storage by distributor/retailer

customer
Dalam jaringan ini, sebelum produk / inventori dikirim kepada konsumen / pengguna
akhir, produk / inventori akan disimpan terlebih dahulu di gudang distributor atau retailer.
Dibandingkan dengan penyimpanan di pabrik, penyimpanan pada gudang distributor akan
membutuhkan biaya penyimpanan yang tinggi karena gudang distibutor atau retailer akan
mengagregasi permintaan yang tidak pasti. Kelebihan lain dari sistem distribusi ini adalah
biaya transportasi yang rendah, karena armada transportasi dapat melakukan pengiriman
inbound ke gudang yang letaknya berdekatan dengan konsumen.
Contohnya: Amazon, Toshiba, IBM

Cost Factor

Performance

Inventory

Higher than manufacturer storage. Difference is not large for


faster moving items

Transportation

Lower than manufacturer storage. Reduction is higher for faster


moving items

Facilities

and

handling

Higher than manufacturer storage. Difference is large for slowmoving items

Information

Simple infrastructure

Service factor

Performance

Response time

Faster than manufacturer storage

Product variety

Lower than manufacturer storage

Product availability

Higher cost to provide the same level of product availability as


manufacturer storage

Customer
experience

Better than manufacturer storage with drop-shipping

Order visibility

Easier than manufacturer storage

Returnability

Easier than manufacturer storage

4. Distributor Storage With Last Mile Delivery


factories

Distributor/retailer warehouswe

customers
product flow
Pengiriman dengan metode last mile merujuk pada distributor atau retailer yang
mengirimkan produk kepada konsumen di samping penggunaan pihak pembawa lain
(carrier). Tidak seperti pada jaringan pengiriman dengan sistem paket, pengiriman dengan
jaringan ini akan membutuhkan kedekatan antara gudang ditributor dengan konsumen
untuk memudahkan pengiriman. Jaringan distribusi ini akan membutuhkan tingkat
inventori yang tinggi, hal ini dikarenakan rendahnya tingkat agregasi terhadap permintaan
konsumen. Berdasarkan sudut pandang inventori, gudang penyimpanan dengan jaringan
ini akan lebih cocok bagi produk dengan permindahan yang cepat dimana suatu agregasi
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dalam peningkatan inventori. Namun
penggunaan jaringan distribusi ini akan memerlukan biaya transportasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan jaringan distribusi dengan paket.
Contohnya: Milk delivery, pengantaran barang grosir
Cost factor
Inventory

Performance__________________________
Higher than distribuor storage with package carrier delivery.

Transportation

very high cost given minimal scale economies. Higher than

Facilities and handling

any other distribution option.


Facility cost higher than manufacturer storage or distributor
storage with package carrier delivery, but lower than a chain

Information

Service factor

of retail stores.
Similar to distributor storage with package carrier delivery.

Performance _________________________

Response time

Very quick. Same day to next day delivery.

Product variety

Somewhat less than distributor storage with package carrier


delivery but larger than retail stores.

Product availability

More expensive to provide availability than any other option


except retail stores.

Customer Experience

Very good, particulary for bulky items.

Order traceability

Less of an issue and easier to implement than manufacturer s


torage or distributor storage with package carrier delievery.

Returnability

Easier to implement than other option. Harder and more


expensive than retail network.

5. Manufacturer / Distributor Storage With Customer Pickup

Penyimpanan produk akan berada pada gudang pabrik dan distributor, tetapi konsumen
melakukan pemesanan online melalui telepon ataupun email dan kemudian memutuskan
tempat untuk mengambil pesanan tersebut. Pesanan konsumen akan dibawa dari gudang
menuju tempat yang akan digunakan konsumen untuk mengambil produk pesanannya.
Biaya inventori dalam jaringan ini dapat ditekan dibandingkan dengan biaya pengiriman
menggunakan package delivery, dikarenakan adanya agregasi permintaan konsumen.
Biaya transportasi yang ditimbulkan oleh metode ini lebih rendah jika dibandingkan
dengan package delivery. Hal ini dikarenakan jumlah produk yang akan dikirim ke lokasi
dapat diketahui secara pasti.
Contohnya: 7dream.com

Cost Factor

Performance

Inventory

Can match other options depending on the location of inventory

Transportation

Lower than the use of package carriers, especially if using an existing


delivery network

Facilities
handling

and

Facility cost will be very higher if new facilities need to be built. The
increase in handling cost at the pickup site is significant.

Information

Significance investment in infrastructure required

Service factor

Performance

Response time

Similar to carrier delivery with manufacturer or distributor storage. Same


day delivery possible for items stored locally at pickup site

Product variety

Similar to other manufacturer or distributor storage options

Product

Similar to other manufacturer or distributor storage options

availability

Customer
experience

Lower than other options. In high density area loss of convenience may be
small

Order visibility

Difficult but essential

Returnability

Somewhat easier given that pickup location can handle returns

6. Retail Storage With Customer Pickup

Pada jaringan ini inventori berada pada retailer. Konsumen akan datang kepada retailer
untuk mendapatkan produk yang diinginkan atau melakukan pemesanan melalui telepon /
emali dan kemudian mengambil produk. pesanannya pada toko retailer. Penyimpanan pada

inventori lokal akan meningkatkan biaya inventori dikarenakan rendahnya agregasi


permintaan konsumen. Namun dengan metode jaringan ini, biaya transportasi yang
dibutuhkan akan lebih rendah jika dibandingkan dengan jaringan distribusi yang lain. Hal
ini dikarenakan pengiriman produk tersebut dapat menggunakan sarana transportasi yang
lebih murah.
Contoh: toko retailer seperti Wal-Mart, JCPenney.

Cost Factor

Performance

Inventory

Higher than all other options

Transportation

Lower than all other options

Facilities
handling

and

Higher than all other options The increase in handling cost at the pickup
site is significant for online and phone orders.

Information

Some investment in infrastructure required for online and phone orders.

Service factor

Performance

Response time

Same day pickup possible for items stored locally at pickup site

Product variety

Lower than all other options

Product

More expensive to provide than all other options.

availability

Customer
experience
Order visibility

Related to whether shopping is viewed as a positive or negative


experience by customer.
Trivial in-store orders. Difficult, but essential, for online and phone
orders.

Returnability

Easier than other options given that pickup location can handle returns

Pihak intermediet seperti distributor dapat memberikan nilai tambah pada sebuah supply
chain antara tahap pemasok dengan tahap konsumen jika terdapat sedikit pemain/kompetitor
pada tahap konsumen, dimana masing-masing tahap memerlukan sejumlah produk yang selalu
tersedia. Nilai tambah akan meningkat bila distributor membawa produk-produk dari banyak
manufaktur. Perkembangan dalam kinerja rantai pasok dapat terjadi melalui beberapa alasan
berikut:

Pengurangan pada biaya transportasi pengirim karena pengangkutan truck-load dari


manufaktur menuju distributor

Pengurangan pada biaya transportasi penjemput karena distributor mengkombinasikan


produk dari beberapa manufakutur menuju pengiriman yang sejenis

Pengurangan pada biaya inventory karena distributor mengagregatkan keamanan stock


inventory

Aliran pesanan yang lebih stabil dari distributor ke manufaktur (dibandingkan oreder tak
menentu dari tiap retailer)

Distributor dapat memberikan waktu respon yang lebih baik dibanding manufaktur
karena membawa inventory lebih dekat ke titik penjualan

Distributor dapat menawarkan produk pada pusat perbelanjaan dengan produk-produk


dari bermacam-macam manufaktur.

PERANCANGAN PRODUK
Ada 8 fase dalam kegiatan perancangan produk . secara umum fase-fase tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Idea Generation
2. Business/ Technical assessment
3. Product Concept
4. Product engineering &design
5. Prototype design
6. Test and pilot production
7. Manufacturing ramp up
8. Launch
Cara yang bisa dilakukan perusahaan euntuk memperpendek time to market, diantaranya :
1.

2.
3.
4.

1.

Keterlibatan banyak pihak mulai dari wakil-wakil bagian (Fungsional) di dalam


perusahaan maupun pihak luar seperti supplier dan pelanggan
Manajemen proyek yang bagus
Tim perancangan produk yang solid, dinamis dan enerjik
Serta, teknologi yang mendukung

Idea generation
Tahap ini dimulai dengan pengumpulan ide-ide baru yang sebanyak-banyaknya. Sebuah
ide dapat muncul dari berbagai cara, antara lain dengan melihat permasalahan yang terjadi,
evaluasi produk yang sudah ada, wawancara pelanggan secara langung, penelitian

exploratory, observasi, analisa, dan menggunakan informasi yang dipublikasikan secara


umum mengenai subyek yang terkait. Pengembangan baru dimulai dengan penelitian
terhadap berbagai gagasan produk baru. Pemunculan gagasan baru harus sesuai dengan
jenis usaha perusahaan dan konsumen sebagai salah satu sumber yang paling logis untuk
mencari gagasan-gagasan produk baru.
Ada beberapa teknik yang bias membantu tiap tiap individu dan kelompok organisasi
menghasilkan ide-ide yang lebih baik.:

1. Daftar atribut/atribut listing


Suatu kelompok mempertimbangkan cara untuk meningkatkan kinerja atau daya Tarik
produk.
2.

Forced Relathionship
Dalam teknik ini , beberapa objek dipertimbangkan keterkaitanya satu sama lain.

3.

Analisis farmologi
Metode ini membutuhkan identifikasi dimensi dimensi structural masalah dan menguji
hubungan-hubungan diantaranya membuat daftar setipa kombinasi yang mungkin dan
mengembangkanya menjdai solusi baru.

4. Reserve assumption analysis


Dengan membuat daftar asumsi asumsi normal tentang entitas dan kemudian putar
balikan.
Pada produk Air Minum dalam Kemasan AQUA mempunyai sejarah mengapa sampai
terciptanya ide untuk memproduksi air minum dalam kemasan. Aqua Group didirikan oleh
Almarhum Tirto Utomo, warga asli Wonosobo pada tahun 1973. Tirto Utomo atau Kwa Sien
Biauw (lahir di Wonosobo, 9 Maret 1930 meninggal 16 Maret 1994 pada umur 64 tahun)
adalah pengusahaIndonesia. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini dikenal sebagai
pendiri Aqua Golden Mississipi pada tahun 1973. Pada 16 Maret 1994, ia meninggal dunia dan
dimakamkan di pemakaman warga Tionghoa di dekat Hotel Kresna, Wonosobo.Padahal

sebelumnya Tirto Utomo juga bekerja di Pertamina. Tetapi untuk fokus pada bisnisnya, ia
melepaskan pekerjaannya di Pertamina.
Ide mendirikan perusahaan AMDK timbul ketika Tirto bekerja sebagai pegawai pertamina pada
awal tahun 1970-an. Ketika itu Tirto bertugas menjamu delegasi sebuah perusahaan Amerika
Serikat. Namun jamuan itu terganggu ketika istri ketua delegasi mengalami diare yang
disebabkan karena mengonsumsi air yang tidak bersih. Tirto kemudian mengetahui bahwa tamutamunya yang berasal dari negara Barat tidak terbiasa meminum air minum yang direbus, tetapi
air yang telah disterilkan.
Awalnya orang sinis dengan ide Tirto Utomo untuk menjual air minum kemasan botol
yang harga per botol awalnya sama dengan harga 1 liter bensin Premium. Namun Tirto Utomo
yakin, pada masa yang akan datang Indonesia akan kekurangan air bersih yang siap untuk
diminum, sehingga idenya ini terus dia lanjutkan dan tidak memikirkan komentar sinis orang.
Pada awalnya market Aqua adalah orang-orang asing yang ada di Indonesia, karena mereka
yakin air kemasan lebih steril dan aman daripada air tanah dan air PDAM. Dengan mendirikan
pabrik air minuman dengan mesin yang canggih di Bekasi, sehingga orang asing lebih percaya
dengan minuman air kemasan ini.
Tirto dan saudara-saudaranya mulai mempelajari cara memproses air minum dalam
kemasan. Ia meminta adiknya, Slamet Utomo untuk magang di Polaris, sebuah perusahaan
AMDK yang ketika itu telah beroperasi 16 tahun di Thailand. Tidak mengherankan bila pada
awalnya produk Aqua menyerupai Polaris mulai dari bentuk botol kaca, merek mesin
pengolahan air, sampai mesin pencuci botol serta pengisi air.
Berdasarkan sejarah diatas jadi ide baru muncul dari permasalahan yang terjadi. Kemudian
Tirto mulai mengembangkan cara pembuatan aqua. Pertama dengan mempelajari cara
memproses air minum dalam kemasan di perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK)
Polaris yng beroperasi di Thailand.
2. Business / Technical Assesment
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) muncul sebagai industri minuman utama hampir di
seluruh dunia. Awalnya air kemasan merupakan salah satu jenis minuman komersil di bagian
barat Eropa dimana konsumsi air kemasan telah menjadi kebiasaan masyarakat disana dan
sekarang air kemasan bisa ditemui bahkan di tempat terpencil pun di dunia ini. Beberapa negara
di Asia telah menjadi pasar utama dari air kemasan. Di banyak negara pasar air kemasan masih
dikuasai oleh merek-merek lokal, tetapi konsolidasi yang cepat terjadi dimana pasar kemudian
hanya dikuasai oleh 4 korporasi besar Nestle, Danone, Coca Cola dan Pepsi

Co
1
untries 997
US
1
4,36
2
Me
1
xico
0,48
4
Chi
2
na
,750
Bra
zil
Ital

,313

8
,401

6
,947

7
,462

,680

1
0,66
1

9
,950

8
,430

1
1,59
8

0,35
0
8

7
,820

1
1,89
4

0,75
8

,690

,552

1
7,68
3

0,62
8

,628

,480

2
5,89
3

6,49
5

,887

,166

,221
8

6
,565

2
004

4,19
9

4,76
7

,605

,817

,925
8

6
,053

2
003

2,89
3

3,24
4

,993

,658

2
002

0,53
5

2,42
4

,610

,216

2
001

8,56
3

1,57
9

,722

,207

,540

2
000

7,34
8

0,88
3

Fra
nce

1
5,63
5

Ger

1
999

,742

,558

many

998

3
,932

1
0,31
3

8
,907

8
,550

Ind
2
2
3
4
5
6
6
7
onesia
,262 ,736 ,436 ,300 ,122 ,146 ,945 ,362
Spa
3
3
4
4
4
4
5
5
in
,543 ,716 ,077 ,208 ,344 ,513 ,098 ,506
Th
3
3
4
4
4
4
4
4
ailand
,567 ,842 ,064 ,286 ,539 ,837 ,934 ,962
Namun di Indonesia yang sumber daya alamnya sangat melimpah memiliki kesulitan dan
pengembangan Air Minum dalam Kemasan (AMDK) ini. Banyak tanggapan negatif dari
masyarakat tentan pengkomersilan air mineral ini. Namun sang pemilik tetap yakin bahwa
produk akan laku di pasaran pada masaya yang akan datang. Menurut perhitungan Tirto Utomo,
apabila 10 % saja orang asing yang ada minum air mineral, maka dengan mudah akan mencapai
tingkat konsumsi sebesar sekitar 5 juta liter per tahun.
3. Product Concept

Ide yang lolos dari tahap sebelumnya kemudian dibuat konsep produknya. Konsep
pengembangan produk ini perlu dilakukan karena hakikatnya konsumen tidak membeli product
ideas melainkan product concept. Dan berbagai product concept yang ada kemudian dilakukan
pengujian lalu dipilih konsep yang paling tetap.Falsafah bahwa konsumen akan menyukai
produk bermutu terbaik dan sifat paling inovatif membuat organisasi harus mencurahkan energi
untuk terus menerus melakukan perbaikan produk. Pada konsep ini, perusahaan atau produsen
lebih mengedepankan kualitas serta keunggulan produk yang mereka pasarkan, karena mereka
percaya bahwa konsumen akan merasa terpuaskan dengan mengkonsumsi produk mereka
dengan mutu yang tinggi.
Dalam produk Aqua konsep yang ditawarkan adalah membuat air bersih yang siap
diminum dan menaruhnya ke dalam kemasan botol. Pada awalnya botol yang digunakan adalah
botol kaca namun seiring dengan berkembangnya waktu, inovasi-inovasi terus dilakukan
menyesuaikan dengan berkembangnya kebutuhan masyarakat akan kemasan aqua yang menarik.
Hingga saat ini aqua diproduksi dengan kemasan plastik berbagai ukuran.

4. Product engineering &design


Desain produk dapat didefinisikan sebagai generasi ide, pengembangan konsep, pengujian
dan pelaksanaan manufaktur (objek fisik) atau jasa. Desainer produk konsep dan mengevaluasi
ide-ide, membuat mereka nyata melalui produk dalam pendekatan yang lebih sistematis. Peran
seorang desainer produk meliputi berbagai karakteristik manajer pemasaran, manajer produk,
industri dan desain insinyur perancang.
Istilah ini kadang-kadang membingungkan dengan desain industri, yang mendefinisikan
bidang spektrum yang lebih luas kegiatan desain, layanan seperti desain, desain sistem, desain
interaksi serta peran design. Produk perancang menggabungkan seni, ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk menciptakan barang-barang tiga dimensi. Peran yang berubah ini telah
difasilitasi oleh perangkat digital yang memungkinkan para desainer untuk berkomunikasi,
memvisualisasikan dan menganalisa ide-ide dalam suatu cara yang akan diambil tenaga kerja
lebih besar di masa lalu.
Desainer produk dilengkapi dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk membawa
produk dari konsepsi ke pasar. Mereka harus memiliki kemampuan untuk mengelola proyek
desain, dan subkontrak daerah untuk sektor lain dalam industri desain. Estetika dianggap penting
dalam Desain Produk tapi desainer juga menangani aspek-aspek penting termasuk teknologi,
ergonomi, kegunaan, stres bahan analisis dan rekayasa.

Produk awal yang didesain adalah air mineral dengan kemasan botol kaca. Sedangkan
sumber air menggunakan air tanah dalam dari sumur bor (artesian well water) maka dengan cara
melakukan pengeboran sedalam 120 meter dari permukaan tanah.
5.

Prototype design

Setelah product concept melewati proses Product engineering &design dan dari segi
bisnis dikatakan layak, maka selanjutnya kita masuk kedalam tahap perekayasaan untuk
dikembangkan secara fisik dibagian produksi. Di bagian ini akan dibuat contoh produk (product
prototype) dan diharapkan dapat memenuhi 3 (tiga) persyaratan sebagai berikut :
a.

Prototype harus dilihat oleh konsumen sebagai suatu perwujudan atribut- atribut

pokok product concept yang telah dinyatakan sebelumnya.


b.

Prototype harus digunakan dengan aman pada pemakaian kondisi normal.

c.

Prototype harus dibuat atau diproduksi sesuai dengan biaya yang telah

dianggarkan.
Terdapat tahapan dalam merancang Prototype. Berikut adalah mekanisme Pengembangan
dengan Prototyping :

Penjelasan :
1. Identifikasi Kebutuhan Sistem (Requirement Identification System) Pemakai (user) dan
pengembang bertemu menjelaskan tentang kebutuhan sistem yang akan dibangun. 2.
Membangun Prototype (Building Prototype) Pengembang mulai membangun bagian yang
paling mendasar dari sistem

3. Menguji Prototype Pemakai (user) menguji prototype dan memberikan kritik dan saran
4. Memperbaiki Prototype (Repairing Prototype) Pengembang melakukan modifikasi sesuai
masukan dari pemakai (user).
5. Mengembangkan Prototype Pengembang menyelesaikan sistem sesuai dengan masukan
akhir dari pemakai (user).
6.

Test and pilot production

Pilot product/ram-up, terdiri volume production prove out, memulai produksi, dan
peningkatan produksi untuk memenuhi taget komersial.
Pada tahap ini perusahaan membuat produknya dalam jumlah yang terbatas dan
memasarkan produk tersebut pada pasar yang terbatas pula. Sasaran pokok pada pengujian pasar
adalah untuk mempelajari mengetahui bagaimana reaksi konsumen dan penyalur terhadap
produk yang dihasilkan oleh perusahaan, apakah konsumen dapat terpuaskan kebutuhan dan
keinginannya, sehingga konsumen melakukan ulang terhadap produk tersebut. Keuntungan yang
diharapkan dengan melakukan testing ini yakni perusahaan dapat memperoleh masukan dalam
memasarkan produknya dan menelusuri masalah- masalah yang mungkin timbul sebelum
perusahaan terlanjur mengeluarkan biaya yang besar saat melakukan produksi secara penuh.
Pada

produk aqua, juga mengeluarkan produk percobaan untuk mengetahui reaksi

konsumen nya dan kemudain ketika produk tersebut sudah diterima masyarakat selanjutnya akan
diproduksi secara massal.
7. Manufacturing ramp up
Pada tahap ini produk dibuat menggunakan sistem produksi yang sebenarnya.
Tujuannya adalah untuk melatih pekerja dan untuk bekerja dalam berbagai masalah yang terjadi
pada proses produksi. Produk yang dihasilkan dari tahap ini kadang-kadang disuplai ke
beberapa

konsumen tertentu

dan

secara

hati-hati

dilakukan

pengevaluasian

untuk

mengidentifikasi terjadinya cacat.


Setelah semua pengujian dan perbaikan dilakukan untuk mendapatkan suatu produk
hasil pengembangan yang tahan terhadap gangguan, selanjutnya adalah tahap terakhir
yaitu proses produksi secara nyata sampai nantinya produk tersebut di launching dan
didistribusikan ke pasar.
Tujuan dari melakukan production ramp-up adalah:

Tujuan lebih luas dari pekerjaan ini adalah untuk menciptakan kerangka kerja produksi dari

produk rekayasa yang telah dimodelkan.


Pada gilirannya pendekatan pemodelan dapat digunakan untuk
menilai dampak perubahan pada konfigurasi sistem produksi dan kebijakan.
Variabel yang signifikan akan mempengaruhi ramp-up produk rekayasa, contohnya tata letak
ruangan, ketersediaan perkakas, keterampilan operator dan tingkat belajar.
Ramp-up Concepts and Methods:
1.
2.
3.
4.
5.

Scope (Ruang Lingkup)


Learning and forgetting
Learning Curves (Kurva belajar)
Capacity (Kapasitas)
Costs (Biaya)

1. Scope (Ruang Lingkup)

Setelah iterasi pertama dari proses produksi, kemungkinan ada kesalahan dalam
perencanaan atau bahkan dalam desain produk dan memicu modifikasi dalam sistem

produksi.
Akibatnya, lebih banyak usaha yang dilakukan dalam desain dan perencanaan ramp-up,
maka akan semakin efisien dalam hal waktu dan biaya.

2. Learning and Forgetting

Masa ramp-up dapat dilihat sebagai sebuah kesempatan kunci bagi perusahaan untuk

meningkatkan kinerja.
Metode baru yang diberlakukan untuk pertama kalinya dan memulai produksi riil,

membawa tantangan dan inersia awal sebelum mencapai keluaran yang dapat diterima.
Ramp-up dapat didefinisikan sebagai proses belajar.
Pruett dan Thomas menganalisa dampak pembelajaran, secara tradisional diterapkan
pada proses produksi, dalam inovasi produk. Itu semua mencakup perubahan produk
yang ada dan pengenalan produk baru dan mengadopsi analisis statistik untuk
mengembangkan model hubungan untuk mempelajari pengaruh dari produk dan variabel
inovasi pada pembelajaran perusahaan.

3. Learning Curves (Kurva belajar)

Kurva belajar (LC) adalah deskripsi matematis dari perbaikan dalam kinerja kerja
4. Capacity (Kapasitas)

Kurva belajar (LC) dapat membawa keuntungan besar bagi perusahaan jika digunakan

selama awal perencanaan.


Semakin lama waktu siklus pembelajaran berpengaruh, maka produk dan jasa yang
dihasilkan akan relevan dengan produk rekayasa.

5. Costs (Biaya)

Untuk memahami efek ekonomi dari Learning Cost, sangat penting untuk

mengidentifikasi biaya yang dipengaruhi oleh beberapa aspek.


Oleh karena itu perlu untuk memperjelas perbedaan aspek tersebut, yaitu antara Biaya

Berulang (RC) dan Non-Berulang Biaya (NRCs).


RC adalah pengeluaran berulang yang terjadi dalam bangunan dan pengujian setiap unit
produk. RC dapat sangat dipengaruhi oleh efek LC. Contoh biaya tersebut adalah tenaga

kerja lembur dan tenaga kerja pengerjaan ulang.


NRCs semua biaya bertemu di awal siklus hidup produk dan tidak diperlukan untuk unit
masa depan dalam interval produksi tertentu. Pengeluaran tersebut terjadi sekali dan
tidak mungkin terjadi lagi dalam kondisi normal. Contohnya termasuk desain,
praproduksi analisis teknik, perkakas, mesin dan biaya infrastruktur.

Botol kemasan dipesan ke pabrik pembuat botol dari beling. Pemesanan tersebut
membutuhkan jeda waktu cukup lama karena memerlukan cetakan (mould) yang harus dipesan
dari luar negeri. Oleh karena AQUA tidak memiliki gambar botol yang berukuran persis aslinya
maka dibuatlah replika botol dari kayu agar pabrik botol dapat memiliki bayangan mengenai
bentuk botol yang diinginkan. Setelah itu mesin-mesin di pasang di dalam pabrik dengan
instalasi sendiri. Hal ini dikarenakan perusahaan kekurangan dana.
Karena mesin pencucian botol datang pada gelombang terakhir maka diputuskan untuk
memproduksi air minum dengan cara manual. Artinya, pencucian botol dan pengisiannya
dilakukan secara manual dulu untuk mengejar waktu supaya bisa segera launching produk baru
air mineral.
8. Launch

Setelah dilakukan beberapa kali produksi percobaan dan dianggap tidak ada masalah lagi
maka pada bulan Oktober 1974 produksi komersial dimulai dan produk AQUA resmi
diluncurkan ke pasar.
Peluncuran diutamakan ke komunitas asing atau ekspatriat, melalui toko toko pengecer
yang banyak melayani orang asing. Pada waktu itu terdapat banyak komunitas Jepang yang
tinggal di Jakarta dan beberapa toko khusus melayani pelanggan masyarakat Jepang. Di tokotoko tersebut penjualan AQUA cukup lumayan. Tetapi secara keseluruhan, penjualan Aqua
masih kecil sekali dibandingkan dengan kapasitas produksi yang dimiliki yakni 6 juta liter per
tahun.
Promosi dari rumah ke rumah pun dilakukan dengan gencar. Untuk keperluan itu, AQUA
merekrut empat orang tenaga penjual terdiri dari tiga pria dan satu wanita, untuk mengunjungi
rumah-rumah maupun kantor-kantor perusahaan asing.
Tanggapan orang asing sangat berbeda dengan tanggapan orang Indonesia. Bila datang ke
orang asing mereka umumnya sudah mengetahui mengenai air minum yang dikemas dalam
botol yang di negara mereka dikenal sebagai bottled water atau mineral water.
Sedangkan, di kalangan umum orang Indonesia konsep tersebut belum banyak yang
mengenal. Kalau pun ada mereka berasal dari kelas atas yang sering bepergian keluar negeri.
Kebanyakan konsumen yang dihubungi pada waktu itu terheran-heran atau bahkan
menertawakan gagasan menjual air minum dalam kemasan.
Pada tahun 1998, AQUA (yang berada di bawah naungan PT Tirta Investama) melakukan
langkah strategis untuk bergabung dengan Group DANONE, yang merupakan salah satu
kelompok perusahaan air minum dalam kemasan terbesar di dunia dan ahli dalam nutrisi.
Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk, market share, dan penerapan
teknologi pengemasan air terkini. Di bawah bendera DANONE-AQUA, kini AQUA memiliki
lebih dari 1.000.000 titik distribusi yang dapat diakses oleh pelanggannya di seluruh Indonesia.
Aqua untuk saat ini juga merupakan market leader dalam medan persaingan produk air
mineral di Indonesia. Posisinya yang kuat disebabkan oleh faktor Aqua sebagai produk air
mineral yang pertama kali hadir di Indonesia serta strategi promosi dan pemasaran yang gencar.
Metode promosi yang digunakan adalah melalui iklan di media elektronik dan cetak,
mensponsori berbagai acara serta instalasi iklan billboard secara luas.

Anda mungkin juga menyukai