Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“PENCATATAN DAN PELAPORAN LOGISTIK RUMAH SAKIT

&

DISTRIBUSI LOGISTIK RUMAH SAKIT”

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Logistik Rumah Sakit

Dosen Pengampu :

Maria Anita Yusiana, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Disusun oleh :

Arya Putra Pratama 01.4.20.00003

Ferensia Olviana Abimetan 01.4.20.00008

Reonal Steven Manesanulu 01.4.20.00015

PROGRAM STUDI SARJANA ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia
Nya sehingga kami dapat mengerjakan makalah kami yang berjudul
“PENCATATAN DAN PELAPORAN LOGISTIK RUMAH SAKIT &
DISTRIBUSI LOGISTIK RUMAH SAKIT”. Adapun tujuan dari makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Logistik Rumah Sakit.

Kami selaku penulis makalah Manajemen Logistik Rumah Sakit juga


mengucapkan terima kasih kepada Maria Anita Yusiana, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku
dosen pengajar mata kuliah Manajemen Logistik Rumah Sakit yang telah
membimbing kami sehingga kami dapat mengerjakan dan menyelesaikan makalah ini
tepat waktu.

Dengan ini kami juga berharap makalah yang kami tulis ini dapat bermanfaat
bagi pembaca untuk memahami lebih mendalam tentang logistik rumah sakit dan
kami juga memohon maaf bila makalah kami jauh dari kata sempurna.

Kediri, 11 September 2022

ii
Penulis,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1..................................................................................................................... Latar
Belakang.....................................................................................................1
1.2.....................................................................................................................
Rumusan Masalah.......................................................................................1
1.3..................................................................................................................... Tujuan
....................................................................................................................1
1.4..................................................................................................................... Manfaat
....................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3

2.1. Pencatatan dan Pelaporan Logistik Rs.......................................................3

2.1.1. Jenis Pencatatan..........................................................................6

2.1.2. Fungsi Pencatatan.......................................................................8

2.2. Distribusi Logistik RS...............................................................................14

2.2.1. Distribusi di Lingkungan RS......................................................14

2.2.2. Pendokumentasian Proses Distribusi..........................................17

BAB III PENUTUP.........................................................................................21

3.1. Kesimpulan................................................................................................21

iii
3.2. Saran..........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................22

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Logistik adalah suatu rangkaian upaya yang mencakup efektivitas


perencanaan, implementasi, sampai pengawasan atas suatu proses perpindahan
produk barang atau jasa, energi, atau sumber daya lain, dari mulai titik awal
hingga titik pengguna. Pelayanan logistik rumah sakit adalah penyediaan barang
dan bahan non medik dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat sesuai
kebutuhan, dengan harga yang efisien untuk kegiatan operasional rumah sakit.

Pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktivitas


dalam bentuk tulisan. Pencatatan dilakukan di atas kertas, disket, pita nama dan
pita film. Bentuk catatan dapat berupa tulisan, grafik, gambar dan suara.

Setiap kegiatan yang dilakukan, diakhiri dengan pembuatan laporan. Laporan


adalah catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu dan hasilnya
yang disampaikan ke pihak yang berwenang atau berkaitan dengan kegiatan
tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apa saja jenis pencatatan logistik rumah sakit ?
2) Apa saja fungsi pencatatan logistik rumah sakit ?
3) Bagaimana distribusi logistik di rumah sakit ?
4) Bagaimana pendokumentasian proses distribusi ?
1.3. Tujuan
1) Dapat mengetahui jenis pencatatan logistik rumah sakit
2) Dapat mengetahui fungsi pencatatan logistik rumah sakit
3) Dapat mengetahui distribusi logistik di rumah sakit
4) Dapat mengetahui pendokumentasian proses distribusi

5
1.4. Manfaat
1) Agar pembaca paham jenis pencatatan logistik rumah sakit
2) Agar pembaca paham fungsi pencatatan logistik rumah sakit
3) Agar pembaca paham distribusi logistik di rumah sakit
4) Agar pembaca paham pendokumentasian proses distribusi

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pencatatan dan Pelaporan Logistik Rumah Sakit

2.1.1. Jenis Pencatatan

Pencatatan adalah merupakan salah satu dari upaya pengendalian terhadap


suatu kegiatan. Pencatatan di lakukan hampir di semua lini kegiatan, mulai dari
bendahara keuangan yang selalu atau setiap terjadi transaksi selalu dicatat di dalam
sebuah Buku. Begitu pula ketika tiba pada akhir bulan untuk mengetahui saldo akhir
dari anggaran yang telah dibelanjakan, maka di buat suatu rekapitulasi maka dibuat
suatu rekapitulasi dalam bentuk laporan bulanan, sebagai salah satu bentuk
akuntabilitas. Tidak terkecuali dalam lingkup Logistik pun diwajibkan melakukan
suatu pencatatan bagi petugas pengelola maupun unit atau bagian yang menerima
distribusi Logistik. Pada aspek keuangan ada ditunjuk petugas sebagai bendahara.
Begitu pula pada kegiatan pengelolaan logistik ditunjuk seorang petugas sebagai
Bendahara Logistik atau Bendahara Barang. Tugasnya selain mengelola semua
logistik yang diterima dari Panitia Pengadaan, juga harus mencatat setiap pengeluaran
atau distribusi dari logistik kepada bagian atau unit-unit yang memerlukan.

Sebagaimana disinggung di muka, maka fungsi dari pencatatan ini adalah


untuk pengendalian terhadap berjalannya siklus logistik di Rumah Sakit. Dari
pencatatan yang tertib akan dengan mudah diketahui hal-hal yang berkaitan dengan
logistik yang dibutuhkan oleh Rumah Sakit. Begitu juga dengan pencatatan yang
tertib akan dapat diketahui jumlah kekayaan atau aset dalam bentuk barang bergerak
dan barang tidak bergerak, termasuk barang persediaan. Oleh karena itu diharuskan
bagi seseorang yang ditunjuk untuk mengelola logistik, untuk membuat pencatatan
yang telah diatur sesuai dengan ketentuan.

7
Pencatatan ini dilakukan secara berjenjang, yang dimulai dari Bendahara
Logistik yang mencatat seluruh aset Rumah Sakit yang dikuasai. Kemudian
pencatatan dilakukan oleh para penanggung jawab logistik selaku pemakai atau
pengguna. Biasanya pencatatan dilakukan di Instalasi-Instalasi atau bagian-bagian.
Disana tidak lagi ada Bendahara logistik, yang ada hanyalah penanggung jawab
logistik per ruangan atau per Instalasi. Disitupun dilakukan pencatatan kapan barang
diterima, dalam kondisi apa barang/logistik tersebut diterima, berapa jumlahnya. Jika
logistik tersebut berupa peralatan yang memerlukan uji coba terlebih dahulu, maka
penanggung jawab ruangan atau pengguna akan meminta kepada Panitia untuk
dilakukan uji coba dan uji fungsi. Setelah Logistik tersebut benar-benar dapat
digunakan sesuai dengan peruntukannya, jumlahnya, spesifikasinya dan lain
sebagainya (sesuai Kontrak), maka Petugas ruangan dapat membubuhkan tanda
tangan dalam Berita Acara. Penerimaan barang/Logistik.

Perbandingan pencatatan yang dilakukan oleh Bendahara Logistik dengan


petugas pengelola Logistik yang ada di Instalasi atau Bagian adalah :

No Bendahara Logistik Penanggung Jawab Logistik


1 Mencacat seluruh aset yang dimiliki Mencatat Logistik yang menjadi
Rumah Sakit tanggung jawabnya saja (di ruangan /
Instalasi ybs)
2 Melakukan pembukuan lengkap, mulai dari Hanya membuat catatan tentang buku
Buku Induk barang Inventaris, Buku penerimaan barang dan buku penggunaan
Barang Persediaan, Buku Mutasi Barang, barang (untuk Barang Habis Pakai)
Kartu Stok Barang Persediaan dll.
3 Membuat Kartu Inventaris Ruangan(KIR) Memberikan data guna pembuatan KIR
untuk seluruh ruangan yang ada di RS ybs dan menandatangani KIR sebagai
penanggung jawab barang di ruangan ybs
4 Melakukan inventarisasi barang secara Memberikan Laporan tertulis apabila
periodik (khusus barang inventaris kantor) ditemukan adanya barang yang hilang,
untuk mengetahui kondisi barang tsb rusak, cacat dan permintaan

8
perbaikan/pemeliharaan dlsb kepada
Bendahara Logistik dengan diketahui
Kepala Ruangan

Dari uraian dalam tabel tersebut sebenarnya hanya merupakan point-point saja
yang diuraikan. Sedangkan secara rinci tidak dilakukan pembahasan. Dalam
melakukan pencatatan logistik memang ada hal-hal yang harus dilakukan secara
ketentuan. Namun juga sebagai bagian pengendalian, maka bisa saja pimpinan
menerapkan cara lain dalam melakukan pencatatan Logistik. Asal saja tetap
menganut azaz efisiensi dan efektifitas terhadap kegunaan dari pencatatan tersebut.
Pencatatan yang terlewat detail dan rumit memicu petugas untuk cepat bosan
melakukannya dan pada akhirnya akan menunda pekerjaan tersebut. Sehingga
diupayakan pencatatan dilakukan secara efisien mungkin dengan tidak meninggalkan
yang wajib dan tidak membuat manufer yang tidak diperlukan. Satu saat pencatatan
tersebut akan dijadikan bahan acuan dalam melakukan suatu audit terhadap
pengadaan dan penggunaan logistik Rumah Sakit. Oleh karenanya dibuat suatu
catatan yang mendasarkan pada dokumen sumber yang ada. Jika pengadaan dan
distribusi diserahkan pada tanggal dan bulan tertentu, maka pencatatan juga harus
sesuai dengan tanggal dan bulan yang tertera dalam faktur, Berita Acara dan
dokumen pendukung lainnya. Data-data sumber ini harus disimpan sedemikian rupa
sehingga menjadi bahan bagi para petugas dalam membuat dan menghitung
kebutuhan akan logistik Rumah Sakit.

2.2.2. Jenis dan Fungsi Pelaporan

Kegiatan pelaporan ini sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan


pencatatan. Sebab dengan catatan yang baik, maka akan memudahkan seseorang
untuk membuat laporan tentang kondisi dari logistik Rumah Sakit. Petugas yang
melakukan pencatatan sekaligus juga melaksanakan pembuatan laporan.

9
Dalam pembuatan Laporan Barang, maka kegiatan ini ternyata tidak akan
terlepas dari pembuatan Laporan tentang arus dan pertanggung jawaban keuangan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 59/PMK.06/2005 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, telah diatur secara menyeluruh
dan rinci tentang cara dan prosedur pelaporan terhadap Akuntansi Pemerintah.

Setiap Kementerian/Lembaga wajib menyelenggarakan Sistem Akuntansi


Instansi (SAI), untuk menghasilkan laporan keuangan termasuk Bagian Pembiayaan
dan Perhitungan. Di mana SAI tersebut terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan
(SAK) dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN).

Jadi SABMN adalah merupakan sub sistem dari Sistem Akuntansi Instansi
(SAI). Di mana SABMN diselenggarakan dengan tujuan untuk menghasilkan
informasi yang diperlukan sebagai alat pertanggung jawaban atas pelaksanaan APBN
serta pengelolaan dan pengendalian Barang Milik Negara yang dikuasai oleh suatu
Unit Akuntansi Barang.

Dimaksud dengan Barang Milik Negara (BMN) adalah meliputi semua barang
yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang
sah. Perolehan lainnya tersebut antara lain berupa transfer masuk, hibah, pembatalan
penghapusan dan rampasan/sitaan. Yang tidak termasuk dalam pengertian BMN
adalah barang-barang yang dikuasai atau dimiliki oleh Pemda dan Lembaga
Keuangan Milik Pemerintah.

Ada beberapa prinsip dalam penyelenggaraan SABMN, yakni :

Tabel 25. Prinsip Penyelenggaraan SABMN

No Prinsip Uraian
1 Ketaatan Akuntansi BMN dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip
Akuntansi yang berlaku umum. Apabila prinsip
Akuntansi bertentangan dengan peraturan perundang-

10
undangan, maka yang diikuti adalah ketentuan
peraturan perundang-undangan
2 Konsistensi Akuntansi BMN dilaksanakan secara
berkesinambungan sesuai dengan peraturan yang
berlaku
3 Kemampubandingan Akuntansi BMN menggunakan klarifikasi standar,
sehingga menghasilkan laporan yang dapat
dibandingkan antar periode akuntansi.
4 Materialitas Akuntansi BMN dilaksanakan dengan tertib dan
teratur, sehingga seluruh informasi yang
mempengaruhi keputusan dapat diungkapkan
5 Obyektifitas Akuntansi BMN dilakukan sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya
6 Kelengkapan Akuntansi BMN mencakup seluruh transaksi BMN
yang terjadi

Untuk melaksanakan Sistem Akuntansi BMN tersebut, maka telah ditetapkan


struktur organisasi sebangai penanggung jawab maupun pengelola BMN. Secara
umum struktur organisasi Akuntansi BMN ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan No. 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan keuangan
Pemerintah Pusat adalah sebagai berikut :

Tabel 26. Organisasi Akuntansi BMN

No Tingkat Organisasi Uraian


1 Unit Akuntansi Pengguna Merupakan Unit Akuntansi BMN pada tingkat
barang (UAPB) Kementerian negara/Lembaga (Pengguna Barang),
Penanggung jawabnya adalah Menteri/Pimpinan
Lembaga. UAPB membawahi UAPPB-EI
2 Unit Akuntansi Pembantu Merupakan Unit Akuntansi BMN pada tingkat

11
Pengguna Barang (UAPB-EI) Eselon 1 (E I). Penanggung jawabnya adalah
pejabat Eselon I, dan membawahi UAKPB
3 Unit Akuntansi Pembantu Merupakan Unit Akuntansi BMN pada tingkat
Penguasa Barang Wilayah kantor wilayah atau unit kerja lain di wilayah yang
(UAPPB-W) ditetapkan sebagai UAPPB-W. Penanggung
jawabnya adalah kepala kantor wilayah atau
kepala unit kerja yang ditetapkan sebagai UAPPB-
W, dan membawahi UAKPB.
Untuk UAPPB-W dekonsentrasi penanggung
jawabnya adalah gubernur, sedangkan UAPPB-W
tugas pembantuan penanggung jawabnya adalah
gubernur, bupati atau walikota sesuai dengan
penugasan yang diberikan oleh pemerintah
melalui Kementerian Negara/Lembaga.
4 Unit Akuntansi Kuasa Merupakan Unit Akuntansi BMN pada tingkat
Pengguna Barang (UAKPB) satuan kerja (Kuasa Pengguna Barang) yang
memiliki kewenangan mengurus dan atau
menggunakan BMN serta menguasai dengan
ketentuan anggaran sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Penanggung jawab adalah Kepala
Kantor/Kepala Satuan Kerja. UAKPB
dekonsentrasi/ tugas pembantuan penanggung
jawabnya adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD)

Dari tabel tersebut di atas, apabila digambarkan bentuk dari struktur organisasi secara
visual, maka akan terlihat sebagai berikut :

12
Ket : UAPB = Tk Kementerian, UAPPB-E1 = Tk Eselon 1, UAPPB-W = Tk
Wilayah, UAKPB = Tk Satuan Kerja

Gambar 26. Bagan Organisasi akuntansi BMN di Rumah Sakit

Dari gambar tersebut di atas, maka posisi Rumah Sakit dalam mengelola
logistik, yang merupakan pula sebagai BMN, maka terletak pada Unit Akuntansi
Pengguna Barang (UAKPB).

Jenis laporan BMN yang menjadi kewajiban Rumah Sakit selaku UAKPB
adalah membuat Buku Inventaris, Buku Barang Bersejarah dan Buku Persediaan
(sebagai dokumen pencatatan). Sedangkan laporan yang harus dibuat adalah laporan
kondisi barang (LKB), kartu inventaris barang (KIB), daftar inventaris ruangan
(DIR), daftar inventaris lainnya (DIL) dan laporan BMN.

Jadi apabila sebuah Rumah Sakit akan melakukan kegiatan pembuatan


laporan BMN dan dikirimkan ke mana, maka akan terlihat seperti dalam tabel berikut

13
Tabel 25. Alur Pelaporan BMN Rumah Sakit

Dari tabel tsb di atas, dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut :

1. Untuk Rumah Sakit (Kemenkes) yang berkedudukan di pusat, maka Laporan


BMN disampaikan ke UAPPB-W (1) dan UAPPB-E1 (2). Untuk
penyampaian Laporan BMN akhir tahun dilengkapi dengan laporan kondisi
barang (LKB)
2. Untuk Rumah Sakit (Kemenkes) yang berkedudukan di Provinsi/kab/Kota,
yang juga disebut dengan UAKPB dekonsentrasi/tugas pembantuan, maka
laporan BMN disampaikan kepada UAPPN-W dekonsentrasi/tugas
pembantuan (3). Selain itu juga menyampaikan laporan BMN dan LKB ke
UAPPB-EI (4) pada kementerian negara/lembaga yang mengalokasikan dana
dekonsentrasi/tugas pembantuan
3. Selanjutnya laporan dari UAPPB-E1 diteruskan kepada UAPB (5) pada
tingkat kementerian negara/lembaga

14
Agar lebih jelas proses pengiriman laporan BMN baik yang berasal dari UAKPB,
UAPPBW, UAPPB-E1 sampai dengan UAPB, maka dapat dilihat dapat bagan di
bawah ini :

Gambar 27. Bagan Arus Laporan BMN

a. Pengelolaan barang
b. Pengelolaan akuntansi

2.2. Distribusi Logistik Rumah Sakit

2.2.1. Distribusi di Lingkungan Rumah Sakit

Pada kegiatan selanjutnya maka logistik yang telah diterima hasil dari
proses pengadaan dan telah dilakukan pembayaran, maka tentu logistik yang
bersangkutan dilakukan distribusi. Pengertian distribusi disini adalah
penyerahan logistik dari mulai penerimaan hasil pengadaan sampai dengan
digunakan oleh petugas yang ditunjuk. Tahapan distribusi dilingkungan
rumah sakit adalah sebagai berikut :

15
1. Semua jenis logistik yang dibeli atau diadakan oleh rumah sakit baik melalui
pihak ketiga (Rekanan) maupun pembelian sendiri harus melalui dan diterima
oleh panitia penerima barang.
2. Sebelum panitia penerima barang menerima logistik yang diserahkan, terlebih
dahulu diwajibkan kepada timnya untuk melakukan pemeriksaan atas logistik
yang diserahkan tersebut, dengan melakukan pengecekan secara cermat
terhadap :
a. Jenis barang, apakah sudah sesuai dengan kontrak, baik jenis, spesifikasi
dan jumlahnya.
b. Kelengkapan dokumen pendukung, apakah ada kartu garansi manual
book, dlsb
c. Kelengkapan dokumen pengiriman seperti faktur dll, agar sesuai dengan
kontrak (Nama rekanan, tanggal pengiriman, jenis dan jumlah dlsb)
d. Agar dilihat apakah pengiriman telah melampaui batas waktu sesuai
dengan batas waktu yang tertera dalam kontrak. Jika melampaui, maka
panitia penerima membubuhkan tanggalnya sesuai dengan tanggal pada
saat barang tersebut diterima. Jangan sekali-kali menyesuaikan tanggal
penerimaan barang dengan tanggal yang tertera dalam kontrak
e. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah melihat tugas dan wewenang
panitia penerima barang
3. Untuk jenis logistik yang memerlukan kalibrasi atau uji coba dan uji fungsi,
maka panitia penerima, meminta pihak ketiga untuk melakukan kalibrasi, uji
coba dan uji fungsi. Proses dan hasil dari semuanya dituangkan dalam
dokumen, yang dinamakan berita acara uji coba dan berita acara uji fungsi.
Khusus untuk peralatan/logistik yang dikalibrasi harus ada sertifikat kalibrasi
dari instalasi berwenang.
4. Apabila semua hal yang dipersyaratkan seperti tersebut diatas telah dilalui dan
dipenuhi, maka panitia penerima barang membuat berita acara penerimaan
barang. Dalam dokumen berita acara penerimaan barang tersebut ditanda

16
tangani oleh pihak ketiga (rekanan), panitia penerima dan diketahui pimpinan
atau orang yang ditunjuk untuk itu.
5. Tahapan selanjutnya panitia penerima barang menyerahkan seluruh logistik
yang telah diterimanya dari pihak ketiga (rekanan) dengan seluruh dokumen
pendukungnya kepada bendahara logistik, untuk dilakukan pencatatan.
Penyerahan ini dilakukan dengan berita acara penyerahan barang dari panitia
penerima kepada bendahara logistik.
6. Selanjutnya bendahara logistik setelah dilakukan pencatatan dengan mengacu
pada dokumen sumber (jenis barang, jumlah, tahun pengadaan, sumber biaya
dlsb), maka logistik tersebut dilakukan distribusi kepada masing-masing
bagian/instlasi/user sesuai dengan usulannya. Semua proses yang dilalui harus
ada jejak akuntansinya. Artinya harus disertai dengan dokumen serah terima,
yang biasa disebut dengan berita acara serah terima barang.
7. Logistik yang diterima oleh pengguna(user) yang berada di bagian atau
instalasi, harus dilakukan oleh penanggung jawab (ruangan) yang telah
ditunjuk oleh kepala ruangan/kepala instalasi. Tahapan selanjutnya adalah
sama dengan yang dilakukan panitia penerima. Melakukan pengecekan, uji
coba, uji fungsi, pelatihan kepada operator serta kelengkapan-kelengkapan
lainnya. Sehingga logistik tersebut benar-benar dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan peningkatan pelayanan kesehatan.

Apabila proses tersebut di atas divisualisasikan maka akan terlihat sebagai


berikut :

17
Gambar 28. Proses distribusi logistik dilingkungan rumah sakit

2.2.2. Pendokumentasian Proses Distribusi

Pada proses distribusi di luar lingkungan rumah sakit, secara substansi


tahapan yang dilakukan pada penerimaan logistik dilingkungan rumah sakit
tidak ada perbedaan secara prinsip.

Logistik yang telah di terima hasil dari proses pengadaan dan telah
dilakukan distribusi. Pengertian distribusi disini adalah penyerahan logistik
dari mulai penerimaan hasil pengadaan sampai dengan digunakan oleh
petugas yang ditunjuk. Logistik yang diadakan diperuntukkan bagi
kepentingan pelayanan kesehatan diluar lingkungan rumah sakit. Tahapan
distribusi dilingkungan rumah sakit adalah sebagai berikut :

Tabel 27. Tahapan Kegiatan serta Dokumen yang harus ada dalam
Distribusi Logistik

No Kegiatan Dokumen yang harus ada


1 Semua jenis logistik yang dibeli atau a. Copy Kontrak
diadakan oleh rumah sakit baik b. Faktur pembelian
melalui pihak ketiga (rekanan) c. Surat jalan pengiriman

18
maupun pembelian sendiri, harus barang
melalui dan diterima oleh panitia d. BA penerimaan barang
penerima barang/jasa
2 Sebelum panitia penerima barang a. Copy Kontrak
menerima logistik yang diserahkan, b. Faktur pembelian
terlebih dahulu diwajibkan kepada c. Surat jalan pengiriman
timnya untuk melakukan barang
pemeriksaan atas logistik yang d. BA penerimaan barang
diserahkan tersebut, dengan
melakukan pengecekan secara
cermat terhadap :
3 Untuk jenis logistik yang a. Sertifikasi Kalibrasi
memerlukan kalibrasi atau uji coba b. Berita Acara Uji Coba
dan uji fungsi, maka panitia c. Berita Acara Uji Fungsi
penerima barang meminta kepada
pihak ketiga untuk melakukan
kalibrasi, uji coba dan uji fungsi.
Apabila semua hal yang di
persyaratkan seperti tersebut diatas
telah dilalui dan dipenuhi, maka
panitia penerima barang membuat
berita acara penerima barang. Dalam
BA penerimaan barang tsb ditanda
tangani oleh pihak ketiga (rekanan),
panitia penerima barang dan
diketahui oleh kepala kantor atau
orang yang ditunjuk untuk itu sesuai
dengan peraturan yang berlaku
4 Tahapan selanjutnya panitia a. BA serah terima barang
penerima barang menyerahkan

19
seluruh logistik yang diterimanya b. Faktur pengiriman barang
dari pihak ketiga (rekanan) dengan c. Surat pengantar pengiriman
seluruh dokumen pendukungnya barang
kepada bendahara logistik, untuk d. BA pemeriksaan barang
dilakukan pencatatan dan pelaporan. e. Berita acara uji coba
Penyerahan ini dilakukan dengan f. Berita acara uji fungsi
berita acara penyerahan barang dari g. Sertifikat kalibrasi
panitia penerima barang kepada
bendahara logistik diketahui oleh
kepala kantor
5 Selanjutnya bendahara logistik a. Melakukan pencatatan dalam
setelah dilakukan pencatatan dan buku induk inventaris barang
pelaporan dengan mengacu pada b. Membuat laporan mutasi
dokumen sumber (jenis barang, barang tahunan (LMBT)
jumlah, tahun pengadaan, sumber barang
dana dll), maka logistik tsb c. Entry data untuk keperluan
dilakukan distribusi kepada masing- BMKN (kelengkapan laporan
masing Bagian/Instalasi/User sesuai keuangan)
dengan kebutuhan dan usulannya.
Semua proses yang dilalui harus ada
jejak akuntansinya. Artinya harus
disertai dengan dokumen serah
terima, yang biasa disebut dengan
berita acara serah terima barang.

Dari semua tahapan kegiatan serta dokumen apa saja yang harus ada, maka
pada prinsipnya setiap terjadi transaksi(bukan hanya uang saja), upayakan selalu
dapat terlihat adanya jejak-jejak akuntansinya. Yakni berupa dokumen pendukung
dalam rangka pengelolaan logistik rumah sakit.

20
Agar dapat terlihat lebih jelas, maka visualisasi dari semua tahapan tersebut
dapat terlihat dalam gambar berikut :

Ket :

a = Kontrak

b = Faktur

c = Surat jalan

d = BA penerimaan

e = BA uji coba

f = BA uji fungsi

g = Surat Kalibrasi

Gambar 29. Proses kegiatan distribusi logistik RS dan pendokumentasiannya

21
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari makalah yang kami tulis dapat di ambil kesimpulan bahwa


pencatatan sangat penting dilakukan karena dengan melakukan pencatatan
dapat mengendalikan semua kegiatan yang berlangsung. Jenis dari pencatatan
logistik yaitu pembukuan, Kartu Stok, Buku Induk Barang Inventaris dan lain-
lain.

Adapun cara pendistribusian di lingkungan rumah sakit semua jenis


logistik yang dibeli, pengecekan, uji coba, lalu dibuat berita acara penerimaan
barang, penyerahan logistik kepada pihak ketiga (rekanan) dan pencatatan
oleh bendahara logistik.

3.2. Saran

Dari makalah yang kami buat, kami berharap bahwa makalah ini dapat
berguna dan mampu membantu pembaca untuk memahami tentang pencatatan
logistik dan pendistribusiannya. Kami juga mengharap saran dari pembaca
agar makalah kami dapat lebih baik lagi dalam menyampaikan materi.

22
DAFTAR PUSTAKA

TA, Moch. Imron. 2019. ”Manajemen Logistik Rumah Sakit Edisi Kedua”. Jakarta:
CV. Sagung Seto.

23

Anda mungkin juga menyukai