Anda di halaman 1dari 21

PEMBERIAN OBAT SECARA INSTILASI/TOPIKAL

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Perkuliahan KDM II

Kelas : B, Semester : II
Oleh Kelompok 7 :

1. Elma Amelia Noviana Zuraida


2. Musabbihatil Amni
3. Reza Purnawan
4. Riamah
5. Rizqicha Amaliana Sukmawantie

JURUSAN SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN PENDIDIKAN


PROFESI NERS

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN MATARAM

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu
halangan dan rintangan yang cukup berarti. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan pembaca agar mengerti bagaimana melakukan pemberian obat secara instilasi/topikal.

Tidak lupa penyusun mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya terhadap
pembuatan makalah ini.

Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan penyusun berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Penyusun menyadari walaupun telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun


makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
segala tegur sapa sangat penulis harapkan demi perbaikan tugas ini. Semoga dengan adanya
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Pancor, 12 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

halaman
COVER.......................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................................1
D. Manfaat Penulisan...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................3
A. Pengertian........................................................................................................................................3
B. Indikasi............................................................................................................................................3
C. Kontraindikasi.................................................................................................................................3
D. Fisiologi...........................................................................................................................................4
E. Cara Pelaksanaan.............................................................................................................................4
1. Pemberian obat secara topikal pada kulit.....................................................................................4
2. Pemberian obat secara topikal pada mata.....................................................................................6
3. Pemberian obat secara topikal pada hidung.................................................................................8
4. Pemberian obat secara topikal pada telinga................................................................................11
5. Pemberian obat secara topikal pada vagina................................................................................13
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................15
A. Kesimpulan....................................................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................16

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah
pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan
atau bagian badan manusia.
Pemberian obat secara topikal adalah pemberian obat secara lokal dengan
cara mengoleskan obat pada permukaan kulit atau membran area mata, hidung,
lubang telinga, vagina dan rectum. Obat yang biasa digunakan untuk pemberian obat
topikal pada kulit adalah obat yang berbentuk krim, lotion, atau salep. Hal ini dilakukan
dengan tujuan melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan gejala gangguan
kulit yang terjadi.
Selain dikemas dalam bentuk krim, lotion, atau salep ada juga dalam bentuk lain,
antara lain bedak, pasta, bedak kocok, pasta pendingin, gel, jelly, foam aerosol, dan cat
yang memiliki cara pemakaian dan keistimewaan yang berbeda.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemberian obat secara intilasi/topikal?
2. Apa pemberian obat secara intilasi/topikal?
3. Bagaimana fisiologi dari pemberian obat secara instilasi/topikal?
4. Bagaimana cara pelaksanaan pemberian obat secara instilasi/topikal?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pemberian obat secara intilasi/topikal.
2. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi pemberian obat secara intilasi/topikal.
3. Untuk mengetahui fisiologi pemberian obat secara intilasi/topikal.

1
4. Untuk mengetahui cara pelaksanaan pemberian obat secara intilasi/topikal.

D. Manfaat Penulisan
Agar pembaca dapat mengetahui pengertian, indikasi, kontraindikasi, fisiologi,
serta cara pelaksanaan dari pemberian obat secara instilasi/topikal.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Topikal adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, seperti tetes mata,
salep mata, tetes telinga, dan lainnya. Sedangkan untuk cara pemberian pada kulit yaitu
dengan cara mengoleskan pada kulit yang bertujuan untuk mempertahankan hidrasi,
melindungi permukaan kulit, dan mengurangi infeksi kulit atau mengatasi infeksi pada
kulit. Pemberiannya memiliki banyak jenis seperti aerosol, lotion, krim, ataupun lainnya.
Tidak hanya pada mata, telinga, ataupun kulit namun pemberian obat secara topikal ini
juga dapat dilakukan pada hidung, vagina, dan juga rectum.
Pemberian obat secara instilasi/tropikal ini dapat mengakibatkan reaksi toksik
apabila diabsorbsi kedalam sistem peredaran darah. Namun obat ini dapat bermanfaat
apabila digunakan pada kulit atau membrane mukosa. Agens topical digunakan untuk
mengobati berbagai gangguan dalam area yang terlokalisasi. Beberapa bentuk obat ini
dipersiapkan untuk diabsorbsi kulit guna memberikan dampak secara sistemik. Bila
tempat pemakaian mudah dijangkau seperti kulit, suatu obat mudah diletakkan
diatasnya. Namun bila tempatnya merupakan rongga, seperti hidung, atau bagian tertutup
seperti mata, maka diperlukan alat untuk pemakian mekanis untuk memasukkan obat.

B. Indikasi
1. Pada pasien dengan mata merah akibat iritasi ringan.
2. Pada pasien radang atau alergi mata.
3. Infeksi saluran napas.
4. Otitis media (radang rongga gendang telinga).
5. Infeksi kulit.

3
C. Kontraindikasi
1. Pada penderita glaukoma atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak
(kecuali dalam pegawasan dan nasehat dokter).
2. Hipersensitivitas.
3. Diare, gangguan fungsi hati & ginjal.
4. Pada pasien ulkus.
5. Individu yang atopi (hipersensitifitas atau alergi berdasarkan kecenderungan yang
ditemurunkan).

D. Fisiologi

Pemberian secara topikal digunakan bila suatu efek lokal obat diinginkan untuk
pengobatan. Misalnya, klortrimazol diberikan dalam bentuk krem secara langsung pada
kulit dalam pengobatan dermatofitosis dan atropin atropin diteteskan langsung ke dalam
mata untuk mendilatasi pupil dan memudahkan pengukuran kelainan refraksi.

E. Cara Pelaksanaan

1. Pemberian obat secara instilasi pada kulit


a) Persiapan Alat
 Obat dalam tempatnya (lotion, krim, gel, aerosol, sprei).

   Pinset anatomis

 Kain kasa

4
 Balutan

 Perlak

 Air sabun, air hangat

 Handscoon

b) Persiapan pasien
 Menjaga privasi pasien
 Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan
 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin

5
c) Prosedur kerja
 Cuci tangan
 Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan tindakan
 Gunakan sarung tangan
 Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (apabila
terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset anatomis
 Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti
mengoleskan atau mengompres
 Jika diperlukan, tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah
diobati
 Cuci tangan

2. Pemberian obat secara instilasi pada mata


a) Persiapan alat
 Botol obat dengan penetes steril1(bergantung pada jenis sediaan obat).

 Bola kapas kering steril (stuppers).

 Bola kapas basah steril (salin normal).

 Sarung tangan steril.

6
 Baskom cuci dengan air hangat

 Penutup mata (jika perlu).

b) Persiapan pasien
 Jelaskan tentang perosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan
kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan
klien.
 Atur posisi klien sehingga merasa aman dan nyaman.
c) Prosedur kerja
 Periksa order dokter untuk memastikan nama obat, dosis, waktu
pemberian, dan rute.
 Cuci tangan.
 Identifikasi klien dengan tepat.
 Atur klien pada posisi terlentang atau duduk dengan hiperekstensi leher.
 Pakai sarung tangan steril.
 Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopak mata dari dalam ke luar.
 Minta klien untuk melihat ke langit-langit.
 Meneteskan obat tetes mata:

7
 Dengan tangan dominan Anda di dahi klien, pegang penetes mata
yang terisi obat ± 1 – 2 cm (0,5 ˗ 0,75 inci) di atas sakus konjungtiva
dan jari tangan nondominan menarik kelopak mata ke bawah.
 Teteskan sejumlah obat yang diresepkan ke dalam sakus konjungtiva.
 Jika klien berkedip atau menutup mata atau jika tetesan jatuh ke
pinggiran luar kelopak mata, ulangi prosedur.
 Setelah meneteskan obat tetes, minta klien untuk menutup mata
dengan perlahan.
 Berikan tekanan yang lembut pada duktus nasolakrimal klien selama
30 – 60 detik.
 Plester dengan aman tanpa memberikan penekanan pada mata.
 Rapikan alat.
 Lepaskan sarung tangan.
 Cuci tangan.
 Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, waktu pemberian, dan mata (kiri,
kanan, atau keduanya) yang diobati.

3. Pemberian obat secara instilasi pada hidung


a) Persiapan alat
 Obat yang disiapkan dengan alat tetes yang bersih

 Senter pena

 Sarung tangan bersih

8
 Tissue

 Bantal kecil (jika perlu)

 Handuk kecil (jika perlu)

 Bengkok

b) Persiapan pasien
 Mengucapkan salam terapeutik
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan
yang akan dilaksanakan
 Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien atau keluarganya

9
 Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak
mengancam
 Klien atau keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
 Privacy klien selama komunikasi dihargai
 Memperlihatkan kesabaran, penuh empati, sopan, dan perhatian serta
respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
 Membuat kontrak ( waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan )

c) Prosedur kerja
 Cuci tangan
 Inspeksi kondisi hidung dan sinus dengan senter pena. Palpasi sinus untuk
mengetahui ada tidaknya nyeri sinus
 Jelaskan prosedur pada pasien termasuk posisi dan sensasi yang timbul
seperti rasa panas atau kesemutan pada mukosa atau sensasi tersedak saat
obat menetes ke tenggorokan
 Atur peralatan dan obat pada tepi ranjang
 Pakai sarung tangan jika pasien mengeluarkan sekret nasal
 Instruksikan pasien untuk membersihkan atau menghembuskan hidungnya
secara perlahan kecuali bila ada kontraindikasi (tekanan intrakranial
meningkat atau perdarahan hidung)
 Berikan tetes hidung
 Bantu pasien untuk telentang
 Posisikan kepala dengan benar
 Untuk mendapatkan akses ke faring posterior, dongakkan kepala pasien
ke belakang
 Untuk mendapatkan akses ke sinus etmoid atau sfenoid, dongakkan
kepala ke belakang di atas ujung ranjang atau letakkan bantal kecil di
bawah bahu pasien dan dongakkan kepala ke belakang
 Topang kepala pasien dengan tangan yang tidak dominan
 Instruksikan pasien untuk bernafas lewat mulut

10
 Pegang pipet 1 cm di atas lubang hidung dan teteskan sesuai jumlah
yang diinstruksikan ke arah garis tengah tulang etmoid
 Biarkan pasien tetap telentang selama 5 menit
 Biarkan tissue wajah untuk mengelap cairan yang keluar dari hidung,
tetapi peringatkan pasien untuk tidak mengembuskan hidungnya selama
beberapa menit
 Bantu pasien kembali ke posisi nyaman setelah obat diserap
 Buang perlengkapan yang kotor pada tempat yang seharusnya dan cuci
tangan.

4. Pemberian obat secara instilasi pada telinga


a) Persiapan alat
 Sarung tangan bersih

 Cotton bud

 Botol obat dengan pipet

 Bola-bola kapas

11
 Bengkok

b) Persiapan pasien
 Jelaskan tentang perosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan
kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan
klien.
 Atur posisi klien sehingga merasa aman dan nyaman.

c) Prosedur kerja
 Cuci tangan

 Bantu pasien untuk berada dalam posisi berbaring miring dengan telinga
yang akan diterapi berada di atas.
 Bersihkn meatus kanalis teliga dengan menggunakan cotton bud
 Hangatkan wadah ditangan atau dengan meletakkan sebentar di dalam air
hangat
 Isi sebagian pipet dengan obat
 Luruskan kanalis auditorius. Untuk bayi dan anak-anak dibawah 3 tahun,
tarik pinna kebawah dan belakang. Untuk pasien dewasa atau anak-anak
diatas 3 tahun.
 Teteskan obat sesuai jumlah yang tepat disepanjang kanal telinga dengan
memegang pipet satu sentimeter diatas kanal telinga.

12
 Tekan tragus telinga secara lembut tetapi pasti beberapa kali.
 Instruksikan pasien untu tetap berada dalam posisi miring selama 5 menit
 Masukkan potongan kecil kapas secara longgar kemeatus kanalis
auditorius selama 15-20 menit
 Periksa kenyamanan, respon pasien dan periksa secret/ drainase yang
keluar dari dalam telinga.
 Simpan kembali obat dan peralatan lainnya.
 Cuci tangan
 Catat pemberian obat, nama obat, jumlah tetesan yang diberikan dan
respon pasien.

5. Pemberian obat secara instilasi pada vagina


a) Persiapan alat
 Obat yang berbentuk krim

 Handscoon

 Pelumas

 Kertas tissue

13
 Kapas pembersih

 Perlak

b) Persiapan pasien
 Menjaga privasi pasien
 Jelaskan tentang perosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan
kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan
klien.
 Atur posisi klien sehingga merasa aman dan nyaman.

c) Prosedur kerja
 Cuci tangan
 Menggunakan handscoon
 Buka pembungkus obat dan letakkan diatas pembungkusnya yang
terbuka. Bila menggunakan aplikator, isi aplikator menggunakan krim
atau sesuai kebutuhan
 Lakukan pembersihan parincal untuk menghilangkan mikroorganisme
 Masukkan obat dapat dibantu dengan pelumas jika terlalu susah
 Setelah selesai keringkan area perincal
 Bereskan peralatan
 Buka handscoon dan cuci tangan
 Catat tindakan

14
15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penggolongan obat menurut cara pemberiannya ada beberapa macam diantaranya
secara topical. Obat-obatan topical adalah jenis obat yang dimaksudkan
untuk memberikan reaksi atau pengaruh langsung pada tempat tertentu atau secara lokal.
Obat jenis ini tidak digunakan untu  oral ataupun injeksi karena dapat mengakibatkan
reaksi toksik apabila diabsorbsi ke dalam sistim peredaran darah. Pada umumnya obat
topikal adalah obat yang digunakan pada kulit ataumembrane mukosa untuk memberikan
pengaruh local pada bagian tubuh. Dalam penggunaannya, pemberian obat secara topikal
dapat dilakukan melalui kulit, instilasi mata, hidung, telinga, melalui vagina ataupun
rectum.

B. Saran
Kami sebagai penyusun makalah, menyadari bahwa makalah ini banyak
kesalahan dan jauh dari sempurna.
Tentunya, kami akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber
yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan
makalah diatas, serta dapat diterima untuk memenuhi tugas Kebutuhan Dasar Manusia II.

16
DAFTAR PUSTAKA

Exaa, Salsabila. 2019. Pemberian Obat Oral dan Topikal. Universitas Hasanudin :
Airlangga.

Kusuma, Ike Rimbani, dkk. 2014. PEMBERIAN OBAT SECARA TOPIKAL. Politeknik
Kesehatan Semarang : Anonym.

Natanel, Andry. 2018. OBAT TOPIKAL. Universitas Briwijaya : AcademyEdu.

Pandhu, Fajar Bawono. 2019. PEMBERIAN OBAT TOPIKAL. Universitas


Muhammadiyah Ponorogo : AcademyEdu.

Rebecca. 2018. KEBUTUHAN DASAR MANUSIA :PEMBERIAN OBAT SECARA


TOPIKAL. Universitas Udayana : AcademyEdu.

17

Anda mungkin juga menyukai