Abstract
This research aims to assess whether campaign on dangers of smoking have been appropriate as good persuasive
message using Extended Parallel Process Model (EPPM)theory by Kim Witte. Persuasion message should
contain two aspects: to provide threat on dangers of smoking and at the same time to give a way out in the form
of a recommendation that a person could avoid dangers of smoking. The research method used is evaluation
research. It evaluated to two campaigns based on Public Service Announcement (PSA) of the Ministry of
Health of RI titled “Suara Hati Anak” and PSA of the Ministry of Health Malaysia titled “Smoking Destroys
Lives”. The result shows that PSA created by the Ministry of Health of RI doesn’t fully contain elements of
good persuasive message compared to PSA made by the Ministry of Health of Malaysia.
Keywords: dangers of smoking, fear appeal, Extended Parallel Process Model (EPPM), persuasion, Public
Service Announcement (PSA)
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menilai apakah kampanye bahaya rokok telah memenuhi syarat pesan
persuasi yang baik. Teori yang dipakai adalah Extended Parallel Process Model (EPPM) dari Kim Witte.
Pesan persuasi sebaiknya mengandung dua aspek, yaitu memberikan ancaman mengenai bahaya
rokok dan sekaligus memberi jalan keluar berupa rekomendasi bahwa seseorang bisa menghindari
bahaya rokok. Metode penelitian yang dipakai adalah riset evaluasi (evaluation research). Ada
dua pesan kampanye yang dievaluasi yakni Iklan Layanan Masyarakat (ILM) dari Kementerian
Kesehatan RI dengan judul, “Suara Hati Anak” dan ILM Kementerian Kesihatan Malaysia dengan
judul “Smoking Destroys Lives”. Hasil penelitian memperlihatkan, ILM yang dibuat oleh Kementerian
Kesehatan RI kurang memenuhi unsur persuasi yang baik dibandingkan dengan yang dibuat oleh
Kementerian Kesihatan Malaysia.
Kata kunci: bahaya rokok, pendekatan rasa takut, Extended Parallel Process Model (EPPM), persuasi,
Iklan Layanan Masyarakat (ILM)
340
341 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 2, Januari 2017, hlm 340-357
dari 58,9 persen menjadi 43,3 persen, buruk (sakit, kematian, kemiskinan dan
keadaan ini menunjukkan telah terjadi sebagainya). Persuader menggunakan
pergeseran perokok pemula ke kelompok perasaan ketakutan tersebut agar pesan
usia yang lebih muda. persuasi bisa diterima oleh khalayak.
Pemerintah dan kelompok masyarakat Pendekatan rasa takut adalah salah satu
telah melakukan berbagai upaya untuk metode klasik yang banyak dipakai dalam
membatasi konsumsi rokok. Pemerintah kampanye sosial, terutama kampanye
dan kelompok masyarakat juga membuat yang berkaitan dengan kesehatan, seperti
berbagai macam Iklan Layanan Masyarakat kampanye mengenai bahaya kanker, rokok,
(ILM) mengenai risiko dan bahaya rokok. diabetes, HIV/AIDS dan sebagainya.
Rokok digambarkan menjadi sumber Perloff (2010) mendefinisikan persuasi
dari berbagai penyakit. Upaya tersebut dengan pendekata rasa takut ini sebagai
bertumpu pada persuasi atau kampanye “A persuasive communication that tries to
yang berbasiskan pada pendekatan rasa scare people into changing their attitudes
takut (fear appeal). Bungkus rokok by conjuring up negative consequences
menampilkan gambar penyakit yang that will occur if they do not comply with
bisa diderita oleh perokok. Iklan-iklan the message”. Komunikasi persuasif yang
layanan masyarakat di media massa juga mencoba untuk menakut-nakuti orang agar
menekankan mengenai risiko penyakit mengubah sikap mereka dengan memberi
yang akan diderita oleh perokok. Iklan gambaran konsekuensi negatif yang akan
yang menampilkan berbagai risiko atau terjadi jika mereka tidak mematuhi pesan
penyakit akibat merokok diharapkan dapat tersebut.
menjadi keputusan masyarakat untuk Berbagai ahli mengajukan teori
berhenti merokok. Tulisan ini menjawab mengenai pengaruh persuasi dengan
pertanyaan apakah pesan persuasi dengan pendekatan rasa takut ini. Kim Witte
pendekatan rasa takut (fear appeal) telah memperkenalkan teori kontemporer
memenuhi syarat pesan persuasi yang baik mengenai pendekatan rasa takut sebagai
dan merupakan studi evaluasi untuk menilai Perpanjangan Proses Paralel atau Extended
apakah muatan persuasi telah tercakup Parallel Process Model (EPPM) pada
dalam kampanye mengenai bahaya rokok. tahun 1992. Teori ini banyak dipakai untuk
Pendekatan yang banyak dipakai dalam menguji berbagai kasus mengenai pesan
persuasi adalah pendekatan rasa takut (lihat persuasi dengan mendekatan rasa takut,
Larson, 2004; Simons, 1984). Pendekatan antara lain; Tay et al. (2001); Chikombero
rasa takut ini semacam “ancaman” halus, (2004); Millar dan Houska (2007); Lewis
bahwa seseorang akan bernasib buruk jika (2008); Love (2009); Duong et al. (2009);
tidak mengikuti pesan persuasi. Seseorang Duong dan Bradshaw (2013); De Vocht
secara manusiawi takut kalau dirinya atau et al. (2013). Teori EPPM banyak dipakai
keluarganya mengalami kehidupan yang untuk menjelaskan efektivitas pesan
Eriyanto dan Irwa Zarkasi. Kampanye Bahaya Rokok dan Pendekatan... 342
Bagian kedua dari teori EPPM adalah seseorang berusaha untuk menyelesaikan
pemrosesan pesan persuasi. Pemrosesan atau mengatasi bahaya. Kondisi kedua
berkaitan dengan penerimaan atau adalah proses kontrol rasa takut. Kondisi
persepsi atas ancaman dan efikasi. Apakah ini terjadi ketika seseorang berusaha untuk
individu (yang mengkonsumsi pesan menghindari ancaman atau risiko, misalnya
persuasi) mempersepsi ancaman tinggi dilakukan dengan penolakan pesan
ataukah rendah. Apakah individu itu juga persuasi. EPPM memiliki teori bahwa
mempunyai efikasi yang tinggi ataukah pesan persuasi akan efektif jika diolah
rendah. Terdapat empat kondisi secara menggunakan kontrol bahaya, dan bukan
teoritis: (a) persepsi ancaman dan efikasi kontrol rasa takut.
tinggi; (b) persepsi ancaman tinggi, efikasi Teori EPPM mengutarakan bahwa
rendah, (c) persepsi ancaman ancaman pesan persuasi yang berisi ancaman
rendah, efikasi tinggi, dan (d) persepsi dan menakutkan (fear appeal) tidak selalu
efikasi sama-sama rendah. punya dampak bagi khalayak. Pesan
Bagian ketiga dari teori EPPM persuasi ini akan efektif jikalau terjadi dua
berkaitan dengan prediksi dampak dari kondisi sekaligus. Pertama, seseorang sadar
pesan persuasi. Terdapat dua kondisi akan bahaya atau ancaman. Jika seseorang
ketika seseorang mengolah pesan persuasi. tidak merasa ada ancaman maka pesan
Kondisi pertama disebut sebagai proses persuasi tidak akan efektif. Pesan persuasi
kontrol bahaya. Kondisi ini terjadi ketika dalam iklan rokok akan efektif jikalau
khalayak sadar bahwa rokok menimbulkan dan pada saat bersamaan juga meyakini
ancaman yang besar atau serius. Kedua, bisa bertindak untuk mengatasi ancaman.
seseorang sadar bahwa dirinya bisa dan Kondisi ini adalah kondisi yang ideal dan
harus bertindak untuk mengatasi ancaman diprediksikan seseorang akan mengikuti
tersebut. Pesan persuasi akan berhasil pesan persuasi. Sebagai contoh, seseorang
jikalau seseorang yakin atau sadar bahwa yakin bahwa rokok sangat membahayakan
ia bisa bertindak melakukan sesuatu untuk dan dirinya bisa bertindak untuk mengatasi
mengatasi ancaman. Ketika seseorang bahaya merokok tersebut. Kondisi kedua,
merasa dirinya tidak mampu bertindak seseorang mempersepsi ancaman tinggi,
atau tidak ada alternatif tindakan untuk tetapi merasa tidak mampu melakukan
mengatasi ancaman, maka pesan persuasi tindakan untuk mengatasi ancaman. Kondisi
tidak akan efektif. Seseorang cenderung ini akan mengarah pada kontrol rasa takut.
untuk mengabaikan pesan persuasi atau Seseorang cenderung untuk tidak menerima
menolak pesan persuasi, misalnya dengan pesan persuasi, dan sebaliknya menolak
mengatakan pesan persuasi tidak benar atau pesan persuasi. Sebagai contoh, seseorang
ancaman itu tidak akan mengenai dirinya. sadar bahwa merokok membahayakan,
Secara sistematis ada empat kondisi tetapi ia sadar dirinya tidak mampu berbuat
kemungkinan dampak dari pesan untuk mengatasi bahaya itu (misalnya
persuasi dengan pendekatan ketakutan karena sudah kecanduan atau sudah
(lihat Tabel 1). Kondisi pertama, jika terbiasa merokok). Orang tersebut akan
seseorang mempersepsi ancaman tinggi cenderung menolak pesan persuasi, seperti
ANCAMAN III IV
RENDAH MENGARAH PADA TIDAK ADA RESPON
(Kepercayaan / KONTROL BAHAYA Prediksi: Tidak memperhatikan
persepsi ancaman Prediksi: Tidak akan pesan persuasi, memandang pesan
tidak berbahaya) termotivasi untuk tidak relevan, tidak masuk akal dan
bertindak jauh dalam sebagainya.
mengikuti pesan
persuasi.
Sumber : Diolah dari Witte (1993,1998)
345 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 2, Januari 2017, hlm 340-357
dengan mengatakan jika bahaya rokok itu Seseorang bahkan cenderung tidak akan
tidak akan mengenai dirinya tetapi akan memperhatian sama sekali pesan persuasi
berdampak pada orang lain. tersebut, misalnya masuk telinga kiri dan
Kondisi ketiga, seseorang mem keluar telinga kanan.
persepsi ancaman atau bahaya rendah, dan
Metode Penelitian
pada saat bersamaan merasa yakin bisa
Tulisan ini tidak mengkaji dampak
mengatasi ancaman tersebut. Misalnya,
pesan persuasi dengan menggunakan
seseorang tidak yakin bahwa rokok
pendekatan rasa takut (fear appeals)
membahayakan dan pada saat yang sama
terhadap sikap atau perilaku perokok.
ia yakin bisa mengatasi bahaya tersebut.
Tulisan ini hanya mengevaluasi apakah
Kondisi keempat, seseorang merasa
pesan persuasi yang dibuat oleh lembaga
tidak ada bahaya atau ancaman, dan pada
di Indonesia yang mempunyai perhatian
saat yang sama merasa tidak yakin bisa (concern) dengan bahaya rokok telah
mengatasi bahaya tersebut. Pesan persuasi memenuhi prinsip persuasi pesan yang baik.
diprediksikan tidak akan mempunyai efek Metode penelitian yang dipakai adalah riset
(non response) pada kondisi ini. Sebagai evaluasi (evaluation research). Neuman
contoh, ketika seseorang merasa bahwa (2014:28) menjelaskan riset evaluasi adalah
rokok tidak berbahaya, maka semua metode yang dipakai untuk menentukan
pesan persuasi yang menyatakan bahaya apakah sebuah program atau kebijakan
rokok tidak akan mempunyai dampak. telah berjalan sesuai dengan tujuan yang
telah ditentukan. Desain riset evaluasi yang Hasil Penelitian dan Pembahasan
dipakai adalah evaluasi sumatif (summative Kementerian Kesehatan membuat salah
evaluation), yakni evaluasi yang dilakukan satu persuasi mengenai bahaya merokok.
setelah sebuah program telah selesai dibuat Pesan persuasi tersebut ditampilkan dalam
(Neuman, 2014: 30). bentuk Iklan Layanan Masyarakat (ILM)
Penelitian ini membahas program Iklan pada Maret 2016 dengan judul “Suara Hati
Layanan Masyarakat (ILM) yang dibuat Anak”. ILM ini ditayangkan di sejumlah
oleh Kementerian Kesehatan RI dengan televisi nasional sepanjang bulan Juni
judul, “Suara Hati Anak”. Tulisan ini juga 2016. ILM ini diangkat dari kisah nyata
sebuah keluarga nelayan bernama Sam.
akan menganalisis ILM serupa yang dibuat
Kisah Sam itu ditemukan oleh aktivis
oleh Kementerian Kesihatan Malaysia.
antirokok Fuad Baradja. Sam menghidupi
Evaluasi untuk menilai apakah iklan
keempat orang anaknya, dua diantaranya
tersebut telah memenuhi prinsip persuasi
sudah putus sekolah. Penghasilan Sam
yang baik seperti yang diturunkan dari
rata-rata hanya Rp 50 ribu per hari, namun
Witte (1993, 1998). Pesan persuasi (dalam
ia bisa menghabiskan empat hingga lima
hal ini ILM bahaya rokok) dikategorikan bungkus rokok setiap harinya. Sam jatuh
memenuhi prinsip persuasi yang baik jika sakit dan putrinya terpaksa meninggalkan
memenuhi empat aspek, yakni signifikansi, sekolah untuk membantu ibunya mencari
suseptabilitas, efikasi responden dan efikasi nafkah. Keempat anak Sam pun akhirnya
diri (lihat Tabel 2). tidak sekolah (Iklan Antirokok, 2016).
digambarkan secara menakutkan. Ayah unsur efikasi respon. Aspek ini merujuk
(perokok) ditampilkan terbaring di kamar, kepada alternatif solusi yang ditawarkan
tanpa ada gambar yang menunjukkan secara atau direkomendasikan agar orang bisa
jelas sakit yang diderita, misalnya apakah terhindar dari bahaya. Aspek ini tidak
kanker paru-paru, jantung, penyumbatan terdapat dalam ILM ini. Iklan hanya
pembuluh darah dan sebagainya. Jika menampilkan pesan singkat agar orang
misalnya ayah (perokok) menderita sakit berhenti merokok, tanpa adanya cara atau
kanker paru-paru harusnya ditampilkan solusi yang ditawarkan agar bisa berhenti
lebih besar, misalnya sulit bernafas dan merokok. Efikasi respon ini sangat penting
sebagainya. dalam persuasi. Orang tidak akan bertindak
Kedua, pesan persuasi dengan atau berubah perilaku jika orang merasa
pendekatan rasa takut harus menampilkan tidak ada alternatif atau solusi. Bagi
susceptibility, sejauh mana kemungkinan perokok yang sudah puluhan tahunan
seseorang akan terkena dampak. Unsur merokok misalnya, kemungkinan akan
ini sangat penting karena pesan persuasi menganggap apa yang dialami oleh ayah
yang menakutkan tidak akan berguna (perokok) dalam ILM ini sebagai “nasib”
jikalau khalayak merasa bahwa ancaman yang harus diterima.
tersebut lebih mungkin terjadi pada orang Keempat, efikasi respon harus
lain bukan dirinya. Ilustrasi sederhana, dibarengi juga dengan efikasi diri. Aspek
sebuah pesan persuasi mengenai bahaya ini merujuk kepada keyakinan akan
kebocoran listrik tenaga nuklir. Bahaya kemampuan seseorang untuk bertindak
tersebut (misalnya digambarkan korban dalam menghindarkan diri dari ancaman
akan kurus kering dan meninggal), tidak atau bahaya. Rokok yang berbahaya
akan dirasakan kalau khalayak merasa dampaknya haruslah meyakinkan khalayak
bahwa bahaya itu tidak akan mengenai bahwa setiap orang pada dasarnya bisa
dirinya. ILM yang dibuat oleh Kementerian menghindarkan diri dari bahaya rokok.
Kesehatan RI di atas tidak memenuhi Aspek ini sama sekali tidak tergambar
prinsip ini. Iklan menggambarkan cerita dalam ILM. Ayah (perokok) digambarkan
mengenai kehidupan sebuah keluarga yang pasrah tanpa ada penggambaran bagaimana
ekonominya menjadi sulit akibat rokok. ia bisa berubah menjadi tidak merokok.
Tidak tergambar dalam ILM ini bahwa ILM yang dibuat oleh Kementerian
dampak ini punya potensi untuk dirasakan Kesehatan RI kurang memenuhi unsur
oleh setiap orang. Bahaya rokok (dalam hal persuasi yang baik dengan menggunakan
ini ekonomi) akan dirasakan oleh setiap pendekatan rasa takut (fear appeals).
orang bukan hanya keluarga nelayan miskin ILM tersebut tidak menampilkan bahaya
seperti dalam ILM. yang mengancam akibat rokok. Khalayak
Ketiga, pesan persuasi dengan pen yang menyaksikan iklan tersebut bisa
dekatan rasa takut juga harus memasukkan jadi tidak menduga bahwa sakitnya ayah
Eriyanto dan Irwa Zarkasi. Kampanye Bahaya Rokok dan Pendekatan... 350
karena rokok. Hal tersebut memang tidak Iklan ini menggambarkan bahaya
menggambarkan parahnya sakit yang rokok dari kacamata seorang perawat di
diderita oleh ayah. Iklan tersebut kurang sebuah rumah sakit. Iklan berdurasi tiga
memenuhi aspek susceptibility, signifikansi menit ini terbagi ke dalam lima scene. Scene
(besarnya ancaman) dan efikasi respon pertama menampilkan kondisi sebuah
efikasi diri. rumah sakit. Adegan awal menampilkan
Pesan persuasi bahaya rokok memiliki seorang remaja dan anak laki-laki yang
banyak contoh dengan menggunakan mempunyai keperluan berbeda di rumah
pendekatan rasa takut yang berhasil. sakit. Remaja laki-laki tersebut datang ke
Keberhasilan dilihat dari apakah pesan rumah sakit untuk menjemput ibunya yang
persuasi telah memenuhi prinsip dasar bekerja sebagai perawat. Anak laki-laki
sebagai pesan yang mengancam (fear). datang ke rumah sakit untuk menjenguk
Contoh pesan persuasi yang masuk ibunya yang dirawat di rumah sakit tersebut.
kategori berhasil menurut penulis adalah Adegan selanjutnya menampilkan berbagai
ILM bahaya merokok yang dibuat oleh kesibukan di rumah sakit, dari operasi
Kementerian Kesihatan Malaysia (Iklan sampai kondisi pasien. Scene ini mengantar
Anti Rokok Malaysia yang Menyentuh khalayak mengenal berbagai penyakit yang
Hati, dapat dilihat di https://www.youtube. ditangani di rumah sakit tersebut.
com/watch?v=VqIkg2vNQFA). Iklan ini Scene kedua menampilkan pasien
sengaja dipilih karena mirip dengan ILM penderita kanker paru. Seorang ayah
yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan diceritakan berkali-kali ia ingin melepas
RI, Iklan dengan judul “Smoking Destroys alat bantu oksigen di hidung, namun
Lives” ini juga berbicara mengenai dampak dicegah oleh anak perempuannya.
rokok bagi keluarga. Kedua ILM ini juga Anak merawat ayahnya dengan sabar.
sama-sama menggunakan pendekatan rasa Ayahnya mengucapkan agar anaknya
takut (fear appeals). bisa melupakan dirinya karena hidupnya
tidak lama lagi. Sang anak terus memberi darah, kehabisan napas, kelelahan tanpa
kekuatan pada ayahnya dengan memegang alasan, dan penurunan berat badan (http://
tangan. Perawat terlihat haru dengan www.alodokter.com/kanker-paru-paru).
adegan anak kecil yang harus mengurus Scene ketiga menampilkan pasien
penyakit keras ayahnya itu. Kanker paru- kanker mulut. Kanker mulut adalah kanker
paru adalah salah satu jenis kanker yang yang tumbuh dan berkembang di dalam
paling bisa dicegah. Terdapat 80-90 persen mulut, misalnya pada bibir, lidah, gusi,
kasus kanker paru-paru yang berhubungan dinding mulut, serta langit-langit mulut.
dengan kebiasaan merokok. Tidak ada Kanker ini dapat menyebar secara langsung
tanda atau gejala kanker paru-paru yang ke jaringan-jaringan di sekitar mulut atau
terlihat pada tahap awal, tapi kemudian melalui kelenjar getah bening (http://www.
gejala seperti batuk berkelanjutan, batuk alodokter.com/kanker-mulut). Scene ini
diawali dengan menampilkan gigi dan menderita penyakit ini sebagaian besar
mulut ibu dari jarak sangat dekat (big close harus rela tangan atau kakinya diamputasi.
up). Anak laki-laki yang menjenguk tidak Scene menampilkan gambar ketika suami
kuasa melihat wajah ibunya, mungkin diamputasi kakinya. Gambar selanjutnya
karena tidak tega atau takut dengan bentuk menampilkan isteri yang sabar menunggu
gigi dan mulut yang menyeramkan. suaminya yang belum siuman. Ketika
Ayahnya meminta anak laki-laki tersebut siuman, suami kaget ketika tahu kaki
untuk datang ke ibunya karena ibu ingin kanannya sudah tidak ada. Ia sedih karena
berbicara. Ibu tidak mampu berbicara tidak mempunyai kaki sempurna. Isteri
secara jelas, ia kemudian memberikan kartu berusaha membesarkan hati suami dengan
ucapan selamat ulang tahun. Perawat yang mengatakan masih beruntung dirinya bisa
melihat keluarga ini kemudian membantu selamat (tidak meninggal). Perawat melihat
menterjemahkan maksud ibu tersebut ke dengan haru bagaimana isteri berusaha
anaknya. Scene ini diakhiri dengan sebuah membesarkan hati suami.
gambar yang menampilkan kesedihan ibu. Scene kelima (terakhir) menggambarkan
Scene keempat memperlihatkan perawat dengan anak laki-lakinya. Scene
pasien penderita gangrene, penyakit diawali oleh anak laki-laki perawat yang
akibat terhambatnya sirkulasi darah. sedang menunggu ibunya selesai bekerja.
Darah yang tidak mengalir dengan lancar Ibu tak sengaja melihat dia memasukkan
dan bebas akan menyebabkan kematian bungkus rokok ke saku baju. Perawat
sel. Infeksi di area yang tidak ditangani tersebut menjadi sangat sedih. Seharian ia
akan menyebabkan jaringan sekitarnya melihat banyak orang yang menderita sakit
ikut mati. Merokok merupakan salah akibat merokok, dan sekarang ia mendapati
satu penyebab penyakit ini (http://www. anaknya sendiri juga merokok. Adegan
alodokter.com/gangrene). Mereka yang selanjutnya menampilkan perawat yang
353 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 2, Januari 2017, hlm 340-357
berjalan sendiri meninggalkan anak laki- ini menyajikan dengan skala yang besar
lakinya. Anak tersebut tertegun dan menjadi bahaya yang diderita perokok, mulai
sedih karena telah mengecewakan ibunya. dari kanker paru, kanker mulut hingga
Ia kemudian membuang bungkus rokok gangrene. Bahaya itu ditampilkan secara
ke tempat sampah, dan berlari mengejar jelas untuk menimbulkan efek ketakutan
ibunya. Iklan diakhiri dengan kalimat yang (fear). Penderita gangrene misalnya
menegaskan bahaya rokok yang dapat digambarkan kakinya diamputasi, penderita
menyebabkan penyakit kanker paru-paru, kanker mulut ditampilkan wajahnya
kanker mulut dan gangrene serta penyakit menyeramkan, hingga penderita paru-paru
lainnya. Gambar terakhir menampilkan yang menunggu kematian.
ajakan khalayak untuk berhenti merokok, Kedua, susceptibility (sejauh mana
sambil memberi nomor kontak (hotline) pesan persuasi menekankan kemungkinan
yang bisa dihubungi. bahaya tersebut bisa menjangkiti semua
ILM yang dibuat oleh Kementerian orang). ILM ini menampilkan bagaimana
Kesihatan Malaysia ini telah memenuhi bahaya rokok ini bisa menyerang siapa saja,
unsur sebagai persuasi yang baik yang muda-tua, laki-laki ataupun perempuan.
menggunakan pendekatan rasa takut Iklan ini mengatakan bahwa bahaya rokok
(fear appeals). Pertama, signifikansi atau ini tidak terbatas pada satu kelompok.
tingkat bahaya yang ditampilkan. ILM Ketiga, ILM ini juga memuat unsur
Eriyanto dan Irwa Zarkasi. Kampanye Bahaya Rokok dan Pendekatan... 354
efikasi respon. Aspek ini merujuk kepada tidak lantas membuat seseorang melakukan
sejauh mana pesan persuasi memberikan tindakan untuk menghindari bahaya, justru
solusi atau tawaran rekomendasi agar malah menghindari ketakutan.
khalayak bisa terhindar dari bahaya. Efikasi Witte (1993, 1998) membuat teori
respon dalam iklam ini ditampilkan secara EPPM untuk memprediksikan dampak
jelas dengan meminta khalayak berhenti dari pesan persuasi yang menggunakan
merokok. Iklan mencantumkan nomor pendekatan rasa takut (fear appeals).
hotline yang bisa dihubungi kalau perokok Menurut Witte ada tiga dampak. Pertama,
ingin berhenti. Iklan ini tidak hanya tidak ada respon. Kondisi ini terjadi ketika
menampilkan penyakit parah yang diderita pesan persuasi tidak tampak menakutkan
oleh orang yang merokok, tetapi juga bagi khalayak. Karena tidak menakutkan,
menyakinkan bahwa perilaku merokok bisa maka pesan itu tidak membuat orang
diubah. Orang bisa terhindar dari bahaya menjadi takut, tidak muncul rangsangan
yang ditampilkan dalam iklan jika tidak psikologis untuk merespon pesan. Misalnya
merokok atau berhenti merokok. sebuah iklan yang menampilkan dampak
Keempat, efikasi diri. ILM ini rokok hanya sebatas pada bau mulut atau
menyajikan keyakinan bahwa seseorang sakit tenggorokan. Gambaran mengenai
bisa berubah tidak merokok jika mempunyai bahaya ini tidak cukup kuat sehingga tidak
keinginan. Efikasi diri ini tergambar dengan cukup menyadarkan khalayak akan adanya
baik pada adegan anak laki-laki yang semula bahaya.
ingin merokok kemudian membatalkannya Kedua, kontrol bahaya (damage
karena tidak ingin membuat ibunya sedih. control). Kondisi ini terjadi ketika orang
Adegan ini menegaskan bahwa orang merasa takut dengan pesan, dan ketakutan
mempunyai kemampuan untuk melepaskan itu kemudian diiringi dengan tindakan
atau terhindari dari bahaya merokok. nyata agar tidak menjadi korban. Pesan
Simpulan persuasi mengenai bahaya rokok bisa
masuk kategori ini jika berhasil membuat
Pesan persuasi terkait kesehatan
(misalnya rokok) sering dibuat dengan orang takut dengan bahaya rokok, dan
menggunakan pendekatan rasa takut. karena tidak ingin terkena bahaya orang
Khalayak bisa dipersuasi untuk hidup sehat kemudian memilih tidak merokok atau
jika diberikan sebuah pesan menakutkan berhenti merokok. Witte (1993, 1998)
agar orang menjadi takut dan kemudian membuat proposisi, kontrol bahaya hanya
mengikuti pesan persuasi. Studi yang terjadi jikalau bahaya ditampilkan secara
dilakukan berbagai ahli (lihat misalnya menkautkan (severity) dan pada saat
studi Duong and Bradshaw, 2013) bersamaan juga ditampilkan soluasi untuk
memperlihatkan dampak dari pesan yang menghindar dari bahaya.
menakutkan tidaklah tunggal. Pesan persuasi Ketiga, kontrol ketakutan (fear
membuat orang takut, tetapi ketakutan ini control). Kondisi ini terjadi jikalau pesan
355 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 2, Januari 2017, hlm 340-357
persuasi membuat orang takut, tetapi itu menimpa orang lain bukan dirinya atau
ketakutan tersebut tidak diiringi dengan yakin bahwa sakit bisa menimpa siapa
keinginan untuk mengubah perilaku sesuai saja tidak sebatas pada perokok saja. Witte
dengan pesan persuasi, malah penghindaran (1993, 1998) menjelaskan kondisi ini terjadi
agar tidak takut. Misalnya, ketika seseorang ketika pesan persuasi menakutkan tetapi
ditampilkan gambar-gambar yang tidak diiringi dengan efikasi. Orang merasa
menakutkan mengenai dampak rokok, bisa takut dan tidak yakin bisa bertindak untuk
jadi seseorang menjadi takut. Orang yang menghindar dari bahaya tersebut, karena
diterpa iklan belum berhenti merokok, bisa ketidakmampuan tersebut orang kemudian
jadi malah menghindar dari ketakutan. memilih melakukan penghindaran
Misalnya dengan mengelak bahwa bahaya ketimbang perubahan perilaku.
Tabel 3. Evaluasi Perbandingan ILM “Suara Anak” dan “Smoking Destroys Lives” Ditinjau
dari Persuasi Menggunakan Pendekatan Rasa Takut (fear appeals)