Laporan PBL Kel.8 Hanggai Hamong
Laporan PBL Kel.8 Hanggai Hamong
PENYUSUN:
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PBL PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKT
Menyetujui
Dr. Dolfinus Yufu Bouway, S.KM., Helen Try Juni Asti, S.Kep., Ns.,
M.Kes (Epid) M.P.H
NIP. 197706072005011002 NIP. 198806102018032001
Dekan FKM
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat- Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan PBL ini. Penulisan laporan PBL
ini dilakukan dalam rangka memenuhi syarat Penilaian PBL pada Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Cenderawasih. Kami menyadari bahwa, tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari mulai penentuan prioritas
masalah sampai pada penyusunan laporan ini, sangatlah sulit bagi kami untuk
menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Oscar Oswald Wambrauw, SE.M M.Sc., Agr. Selaku Rektor
Universitas Cenderawasih atas dukungan dan bantuannya, sehingga PBL 1
ini dapat terlaksana dengan baik.
2. Bapak Dr. Semuel Piter Irab, SKM, MPH, selaku Dekan FKM-UNCEN
3. Bapak Dr. Dolfinus Yufu Bouway, S.KM., M. Kes selaku dosen
pembimbing lapangan dalam PBL 1 di Kampung Hanggai Hamong Distrik
Namblong Kabupaten Jayapura.
4. Ibu Helen Try Juni Asti, S.Kep., Ns., M.P.H selaku dosen pembimbing
lapangan dalam PBL 1 di Kampung Hanggai Hamong Distrik Namblong
Kabupaten Jayapura.
5. Bapak Yohan Hokoyoku, S.STP Kepala Distrik Namblong yang telah
banyak membantu dalam memperoleh data yang diperlukan.
6. Bapak Yanes Ohee, S.ST Kepala Puskesmas Distrik Namblong dan
seluruh jajarannya, yang telah membantu dan berpartisipasi dalam
pengambilan data selama kegiatan PBL 1.
7. Ibu Yuliana Hamong Kepala Kampung Hanggai Hamong yang telah
banyak membantu dalam memperoleh data yang diperlukan.
8. Bapak Lasarus Wadi Sekertaris Kampung Hanggai Hamong yang telah
banyak membantu dalam memperoleh data yang diperlukan serta
dukungan dan kerja sama yang baik sehingga kami dapat melaksanakan
kegiatan PBL 1.
9. Bapak Yohanis Hamong (Ketua Badan Musyawarah Kampung Hanggai
Hamong) dan Aparat Kampung Hanggai Hamong atas dukungan dan kerja
sama yang baik sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan PBL 1.
10. Masyarakat Kampung Hanggai Hamong yang telah menerima, membantu
dan berpartisipasi dalam kegiatan pengambilan data selama kegiatan PBL
1.
11. Rekan – rekan kelompok 8 yang selalu kompak dan saling membantu
dalam seluruh rangkaian PBL 1.
Kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Kami menyadari bahwa penulisan laporan PBL 1 ini
masih jauh dari kata sempurna oleh sebab itu, kami mengarapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca. Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga
laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, pembaca dan masyarakat
secara umum.
(Kelompok 8)
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 . LATAR BELAKANG........................................................................
2.1 TUJUAN ..............................................................................................
3.1 MANFAAT...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................ix
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Data Sekunder yang diperoleh
Lampiran Absensi dan Jurnal Harian Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
36.8 37.2
35.6
34
Masih jauh dari Target
30.8
27.7
24.4
21.6
14
Melihat data dua tahun terakhir, yaitu dari tahun 2021 (24,4%) ke tahun
2022 (21,6%) (Litbang Kemenkes, 2021; BKPK Kemenkes, 2022), prevalensi
stunting di Indonesia memang mengalami penurunan sekitar 2,8%, namun
meskipun demikian penurunan tersebut masih jauh dari target yang telah di
tetapkan yang menginginkan adanya penurunan prevalensi stunting pada
balita di Indonesia turun menjadi 14% pada tahun 2024. Prevalensi tersebut
tidak terlepas dari kontribusi pada beberapa provinsi yang ada di Indonesia,
salah satunya Provinsi Papua, yang memiliki tren kejadian stunting pada
balita yang mengalami kenaikan sekitar 5,1% dari tahun 2021 (29,5%)
(Litbang Kemenkes, 2021) ke tahun 2022 (34,6%) (BKPK Kemenkes, 2022).
Stunting pada balita jika tidak segera maka akan berdampak pada
kelangsungan hidup anak, baik dampak jangka pendek, berupa: peningkatan
kesakitan dan kematian, tidak optimalnya perkembangan kognitif, motoric
dan verbal anak, peningkatan biaya kesehatan sedangkan dampak jangka
pangjang dari stunting sendiri, berupa: postur tubuh yang lebih pendek dari
seharusnya pada saat dewasa, risiko terhadap obesitas dan penyakit lainnya,
penurunan fungsi reproduksi, tidak optimalnya performa dan kapasitas belajar
di masa sekolah serta ketidakoptimalan produktivitas dan kapasitas kerja
(Pusdatin Kemenkes, 2018).
Begitu beratnya dampak stunting pada pertumbuhan anak ketika sang
anak dewasa, hal ini tidak terlepas dari berbagai factor yang
mempengaruhinya, hal ini tergambar dalam Conceptual Framework in the
Determinant of Maternal and Child Nutrition, bahwa terdapat enabling
determinant, underlying determinant, dan immediate determinant (UNICEF,
2021). Untuk itu diperlukan berbagai upaya percepatan dalam penurunan
stunting melalui 3 pendekatan yang berupa: pendekatan berupa intervensi
gizi, pendekatan multisectoral, dan multipihak seperti peran perguruan tinggi.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Cenderawasih (FKM UNCEN)
terutama Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat (S1 Prodi Kesmas) di
tanah Papua diharapkan mampu menjawab tantangan tersebut dengan
mencetak lulusan yang kompeten melalui peningkatan kemampuan
mahasiswa berupa: kemampuan dalam menganalisis situasi, mengidentifikasi
masalah kesehatan serta memiliki kemampuan dalam menetapkan prioritas
masalah serta alternatif pemecahan masalahnya.
Tuntutan tersebut sesuai dengan konsep dasar pembagunan nasional
yang senantiasa ingin menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
produktif, kreatif dan senantiasa terwujud dalam suatu masyararakat yang
mandiri (civil society) dalam era Indonesia Baru. Hal ini sejalan dengan
eksistensi Universitas Cenderawasih yang mempunyai strategi dalam upaya
mencapai keunggulan dalam peningkatan mutu akademik dan mutu
kehidupan bangsa, yang tergambar dalam Visi Fakultas Kesehatan
Masyarakat berupa: menjadikan fakultas kesehatan masyarakat universitas
cenderawasih mampu bersaing dengan perguruan tinggi terkemuka di
Indonesia Timur dan unggul berkarakter budaya hidup sehat di
lingkungannya pada tahun 2023. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka S1
Kesmas menerapkan kurikulum yang berorientasi pada penyiapan lulusan
yang diharapkan mampu memenuhi tuntutan masyarakat.
Untuk menyiapkan dan membekali mahasiswa agar menjadi lulusan
seperti yang diharapkan maka salah satu mata kuliah wajib yang harus
ditempuh oleh mahasiswa semester V adalah Pengalaman Belajar Lapangan I
(PBL I) dengan Bobot 3 SKS.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah agar mahasiswa
mampu melakukan pengumpulan data, analisis situasi melalui
identifikasi, penentuan prioritas masalah, merumuskan intervensi
masalah kesehatan masyarakat serta mengevaluasi masalah
kesehatan masyarakat, khususnya akar penyebab masalah stunting
di kampung Hanggai Hamong Distrik Namblong kabupaten
Jayapura serta mampu melakukan upaya-upaya pemecahan
masalah kesehatan dengan menggunakan teori ataupun
pembelajaran yang telah diperoleh di kampus.
BAB II
METODE DAN DIAGNOSIS KOMUNITAS
2.3.2 Sampel
Sampel adalah suatu sub kelompok dari populasi yang
dipilih untuk digunakan dalam penelitian. Sampel pada
penelitian ini adalah Rumah Tangga pada Kampung Hanggai
Hamong dengan total sampel yang diambil sebanyak 29 sampel.
Teknik pengambilan data dalan penelitian ini menggunakan
Teknik accidental sampling. Teknik accidental sampling adalah
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
sesuai dengan kriteria WUS, bayi dan balita.
2.4 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
(kuisioner) dan data sekunder. Data primer dalam laporan ini adalah data
yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau suatu organisasi secara
langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang
bersangkutan yang dapat berupa interview, observasi sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dan disatukan oleh
studi – studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain.
2.6.3.Observasi Lapangan
Observasi lapangan atau pengamatan lapangan (field
observation) adalah kegiatan yang setiap saat dilakukan dengan
kelengkapan panca indra yang dimiliki. Observasi lapangan
yang diobservasi yaitu jenis bangunan rumah, bahan dinding
rumah, jenis lantai rumah, bahan atap rumah, kondisi langit-
langit rumah, fentilasi dalam rumah, terdapat jendela pada
rumah, dan jamban rumah, media cetak mengenai stunting di
sekolah.
Prioritas masalah yang diangkat dalam laporan ini yaitu Stunting. Masalah
mengenai stunting menjadi masalah bukan hanya skala nasional namun sudah
menjadi masalah skala global. Stunting menjadi hal yang penting karena
berhubungan langsung dengan generasi bangsa. Dampak stunting (Anak
kehilangan IQ 10-15 Point, prestasi akademik turun, kemiskinan makin buruk,
biaya penanganan Stunting Tinggi) (Dr. Hasmi . SKM, 2023). Dengan kondisi
angka stunting yang tinggai upaya pengendalian dilakukan melihat dari berbagai
aspek terutama pada faktor risiko penyebab stunting.
2.8 Akar masalah
BAB III
RENCANA PROGRAM
2. Pemberian penyuluhan Meningkatkan kesadaran WUS yang sudah Masyakat 1 kali Balai Kampung Kesehatan
tentang pentingnya menikah tetang pentingnya penggunaan KB serta Kampung Hanggai Hamong Reproduksi
konsumsi TTD dan konsumsi TTD saat kehamilan dan bagi remaja Hanggai Hamong
penggunaan KB
3. Pemberian penyuluhan Meningkatkan kesadaran ibu balita dan anak anak Masyarakat dan 2 kali Balai kampung dan Epidemiologi
perilaku cuci tangan yang dalam tingkat pendididkan paud mengenai cuci anak Sekolah Sekolah Paud
benar tangan yang benar untuk mencegah penyakit Paud Kampung Hanggai Hamong
infeksi diare Hanggai Hamong
4. Pemberian penyuluhan Meningkatkan pengetahuan dan kesadadaran Masyarakat 1 kali Balai kampung Kesehatan
tentang SPAL yang layak tentang sumber air minum yang layak konsumsi Kampung Hanggai Hamong LIngkungan
serta sumber sarana air serta SPAL rumah tangga yang layak Hanggai Hamong
minum yang layak
konsumsi
5. Penyuluhan tentang Meningkatkan pengetahuan masyarakat pentingnya Masyarakat 1 kali Balai kampung AKK
perlindungan social dan perlindungan social dan SDM penurunan stunting Kampung Hanggai Hamong
SDM penurunan stunting Hanggai Hamong
BAB IV
1) Jenis kelamin
Dari data identitas kepala keluarga yang kami ambil di lapangan,
ditemukan 25 orang (86,2%) kepala keluarga berjenis kelamin laki-laki
dan 4 orang (13,8%) berjenis kelamin perempuan
2) Umur
Pada segi usia bedasarkan Identitas Suami, ditemukan 69% suami
berusia <45 tahun dan 31% berusia >45 tahun.
3) Pekerjaan
Hasil survei kami dilapangan menunjukan, sekitar 55,2% suami adalah
pekerja petani, 6,9% berprofesi sebagai PNS 13,8% adalah pekerja
Swasta, dan 20,7% lainnya ada Ibu Rumah Tangga (IRT).
4) Pendidikan
Dari segi tingkat pendidikan kepala keluarga, kami mendapati
bahwa 58,6% dari responden mengaku Menamatkan pendidikan di tingkat
SMA, 10,3% hanya tamatan SD, 3,4% tamat SMP, 6,9% , tamatan
Diploma/Sarjana dan 17,2% lainnya tidak bersekolah.
5) Status perkawinan
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat 55,2%
sampel yang sudah status kawin/ nikah, 34,5% belum menikah, 10,3%
cerai hidup
6) Etnis/Suku
Berdasarkan data tabel di atas dapat diketahui bahwa 100% paling
banyak terdapat pada Etnis suku kepala keluarga yaitu suku papua.
4.1.2.3 Tabel Distribusi penduduk menurut identitas istri
NO Identitas Istri Jumlah (n) Presentasi
(%)
1 Umur Istri
< 45 Tahun 22 75,9
> 45 Tahun 7 24,1
3 Pekerjaan Istri
Petani 12 41,4
Swasta 1 3,4
PNS 2 6,9
IRT ( Ibu Rumah Tangga ) 14 48,3
4 Pendidikan Terakhir Istri
SD 6 20,7
SMP 1 3,4
SMA 18 62,1
AKADEMI/PT 3 10,3
Tidak Sekolah 1 3,4
5 Status Perkawinan Istri
Nikah 16 51,7
Belum Nikah 11 37,9
Cerai Hidup 2 10,9
Cerai Mati 0 0
6 Etnis/ Suku Istri
Papua 28 96,6
Non Papua 1 3,4
1. Umur
Pada segi usia bedasarkan Identitas Istri, ditemukan 75,9% istri berusia
<45 tahun dan 24,1% berusia >45 tahun.
2. Pekerjaan
Hasil survei kami dilapangan menunjukan, sekitar 41,4% istri adalah
pekerja petani, 6,9% berprofesi sebagai PNS, 3,4% adalah pekerja Swasta,
dan 48,3% lainnya ada Ibu Rumah Tangga (IRT).
3. Pendidikan
Dari segi tingkat pendidikan istri, kami mendapati bahwa 62,1%
dari responden mengaku Menamatkan pendidikan di tingkat SMA, 20,7%
hanya tamatan SD, 3,4% tamat SMP, 10,3% tamatan Diploma/Sarjana dan
3,4% lainnya tidak bersekolah.
4. Status perkawinan
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat 51,7%
sampel yang sudah status kawin/ nikah, 37,6% belum menikah, 10,3%
cerai hidup
5. Etnis/Suku
Berdasarkan data tabel di atas dapat diketahui bahwa 96,6% yang
paling banyak terdapat pada Etnis/suku istri papua.
NO NAMA PENYAKIT JUMLAH
1 ISPA 193 Kasus
4.2
2 MALARIA 125 Kasus
3 MIALGIA 62 Kasus
4 VULNUS 34 Kasus
5 GASTRITIS 24 Kasus
6 FEBRIS 19 Kasus
7 RADANG TENGGOROKAN 15 Kasus
8 ALERGI 13 Kasus
9 HIPERTENSI 12 Kasus
10 KARIES GIGI 9 Kasus
HASIL KEGIATAN
Total 29 100
Total 29 100
Tidak 6 20,7
Total 29 100
Total 29 100
Gas
Bahan bakar yang Minyak 15 51,7
digunakan untuk Kayu bakar 14 48,3
memasak
Total 29 100
Total 29 100
a. Apakah [RUMAH
TANGGA Ya 29 100
melakukan
pengolahan air
minum sebelum di
minum TIDAK
Total 29 100
Kendi
Ember/panci 4 13,8
tertutup
Ember/panci 1 3,4
terbuka
Total 29 100
Berwarna 1 3,4
Berasa 7 24,1
Berbusa
Berbau
Bersih 10 34,5
Total 29 100
Berapa jarak yang diperlukan
untuk memperoleh air
kebutuhan minum ?
a. Jarak : Dalam rumah 11 37,9
<= 100 meter 14 48,3
101 – 1.000 3 10,3
meter
>1.000 meter 1 3,4
Total 29 100
Berapa waktu tempuh yang
diperlukan untuk memperoleh
kebutuhn air minum
a. Waktu : < 6 menit 17 58,6
6-30 menit 9 31,0
31-60 menit 3 10,3
Total 29 100
(Sumber : Data Primer, 2023)
Ya 25 86,2
Memiliki persediaan air yang Tidak 4 13,8
Jika Ya, pilih jawaban mencukup
yang sesuai kondisi Ya 23 79,3
jamban. Apakah Tidak 6 20,7
jamban tersebut Memiliki pencahayaan yang
cukup Ya 24 82,8
Tidak 5 17,2
4.11 Tabel TTD (Khusus Wanita Usia 15-49 Tahun yang pernah Hamil)
Jumlah (n) Presentase (%)
3 Minggu 5 16,7
4 Minggu 12 40,0
8 Minggu 4 13,3
9 Minggu 1 3,3
Total 29 100
Total 29 100
Posyandu Balita
Apakah di wilayah kerja PKM Ya
terdapat posyandu balita
Berapa jumlah posyandu balita yang 1 Posyandu
aktif?
Jumlah kader posyandu yang ada 5 Kader
(Sumber: Data Primer, 2023)
Berdasarkan tabel diatas sesuai pengakuan dari kader bahwa Tidak ada
pantangan makanan bagi ibu hamil dan balita di kampung hanggai hamon
Total 29 100
Total 29 100
Apakah BPNT tersebut digunakan Tidak menerima 10 34,5
untuk membeli bahan pangan ?
Ya 15 51,7
Tidak 4 13,8
Total 29 100
Apakah ada anggota rumah tangga Ya 8 27,6
yang memiliki jaminan sosial
ketenagakerjaan ? Tidak 21 72,4
Total 29 100
Dalam satu tahun terakhir apakah Ya 5 17,2
rumah tangga menerima Program
Keluarga harapan (PKH) ? Tidak 24 82,8
Total 29 100
4.20 Tabel Jenis Tanaman Obat dan Pangan di Kebun atau Halaman
Warga
(Sumber: Data Primer, 2023)
Berdasarkan tabel diatas, melalui pengakuan dari responden dan juga
melalui pengamatan yang dilakukan, tanaman obat dan pangan yang ditanam di
sekitar rumah responden yaitu daun gatal,daun papaya,jagung,jahe,jeruk
nipis,keladi,kumis kucing,mangga,mayana,sambiloto,sayur gedi,sereh,sereh
merah,daun pandan,kucai,kunyit,lengkuas,sayuran dan Ubi.
Data Hasil Kuesioner Gizi
Total
Dari mana ibu mendapatkan informasi tentang stunting
Media Elektronik 3 10,3
Media Cetak - -
Sosial Media - -
Media Tradisional - -
Fasilitas Kesehatan 14 48,3
Lainnya Tidak Tahu 12 41,4
Total 29 100
Menurut ibu/saudara apa saja ciri-ciri/tanda-tanda anak
mengalami stunting
Anak lebih pendek dari anak seusianya 12
Berat badan anak tidak sesuai dengan anak usianya 5
Kemampuan motoritas anak lambat 0
Mudah sakit 3
Total
Sepengetahuan ibu/saudara, pencegahan apa yang
biasa dilakukan agar bayi/anak tidak berisiko stunting
Tidak tahu 13 44,8
Banyak istirahat 1 3,4
Berikan makanan tambahan yang bergizi 1 3,4
Berobat 5 17,2
Berobat dan ke rumah sakit 1 3,4
Berobat dan makan sehat 1 3.4
Butuh perhatian dari orang tua 1 3,4
Imunisasi harus lengkap 1 3,4
Komsumsi vitamin penambah darah, senam 1 3,4
Makan yang sehat bergizi 1 3,4
Makanan tambahan dari puskesmas 1 3,4
Memberi makanan tambahan sesuai usia 1 3,4
Perhatikan pola makan
Total 29 100
(Sumber : Data Primer, 2023)
Baik 4 13,8
Sedang 2 6,9
Defisit 3 10,3
Bukan kategori balita 20 69,0
Total 29 100
% AKG Karbohidrat Balita
Baik 5 17,2
Sedang 3 10,2
Defisit 1 3,4
Bukan kategori balita 20 69,0
Total 29 100
% AKG Protein Balita
Baik 5 17,2
Sedang 3 10,2
Defisit 1 3,4
Bukan kategori balita 20 69,0
Total 29 100
% AKG Lemak Balita
Baik 3 10,2
Sedang 1 3,4
kurang 1 3,4
Defisit 4 13,8
Bukan kategori balita 20 69,0
Total 29 100
(Sumber: Data Primer, 2023)
Berdasarkan tabel di atas kategori ITM ( Indeks Massa Tubuh ) Balita total
29 responden dan yang bukan kriteria balita adalah sebesar 20 (69,0%), kemudian
balita dengan gizi baik adalah sebesar 6 (20,7%) responden dan sisanya adalah
responden dengan balita gizi kurang adalah sebesar 3 (10,3%).
5.1 Kesimpulan
Dari hasil olah data penelitian di Kampung Hanggai Hamong mengenai
stunting dapat kami simpulkan bahwa penyebab stuntitng bisa timbul
dari baerbagai aspek. Yang pertama yaitu :
1 Dimana masih rendahnya pengetahuan ibu mengenai stunting
dan pentingya pola asupan gizi yang baik serta cakupan ASI
Ekslusif bayi 0-6 bulan.
2 Minimnya pengetahuan wanita usia subur (wus) yang sudah
menikah tentang penggunaan KB sehingga masih banyak WUS
di kampung Hanggai Hamong yang tidak menggunakan program
KB, serta pentingnya konsumsi TTD bagi remaja.
3 Kesadaran ibu mengenai cara mencuci tangan yang bersih
sebelum menyuapi anak dimana masih ada ibu yang hanya
mencuci tangan menggunakan air saja, hal ini dapat menyebak
penyakit infeksi diare terjadi pada anak.
4 Sanitasi lingkungan yang masih kurang layak yaitu SPAL dan
sumber air minum yang kondisi fisik air tidak layak untuk
dikonsumsi
5 Perlindungan sosial bagi masyarakat miskin dan rentan yang
belum merata akibatnya bisa terjadi kerawanan pangan yang
menimbulkan asupan gizi yang kurang baik bagi keluarga serta
tidak adanya upaya SDM penurunan stunting.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan pada pihak yang terkait yakni :
DAFTAR PUSTAKA
Candra, Y., Hadi, M.C., & Yulianty, A. E. (2014). Hubungan Antara Keadaan
Sanitasi Sarana Air Bersih Kejadian Diare Pada Balita Didesa Denbantas
Tabanan Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Lingkungan,
4(1),112–117.https:/poltekkes-denpasar.ac.id/files/Jurnal Kesehatan
Lingkungan/Tennie Candra1, M Choirul Hadi2, Anysiah Elly
Yulianty3/pdf
Drg. Oscar Primadi, MPH. 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Indonesia.
Hitman, R., Samsuddin, Hidayatullah, R., Jumaidil, A, A. N., Salmia, ... Maming,
K. (2021). Penyuluhan Pencegahan Stunting pada Anak (Stunting
Prevention Expansion in Children). Communnity Development
Journal, 2(3), 624–628. Retrieved from
https://journal.upy.ac.id/index.php/lppm/article/view/642
Hitman, R., Samsuddin, Hidayatullah, R., Jumaidil, A, A. N., Salmia, ... Maming,
K. (2021). Penyuluhan Pencegahan Stunting pada Anak (Stunting
Prevention Expansion in Children). Communnity Development
Journal, 2(3), 624–628. Retrieved from
https://journal.upy.ac.id/index.php/lppm/article/view/642
Hunmas BKPK. 2023. Angka Stunting Tahun 2022 Turun Menjadi 21,6 Persen.
Jakarta : Badankebijakan.kemkes.go.id.
Kemenkes RI. 2011. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta:
Kemenkes RI
Suryani,S.I.,& Sodik, M.A. (2018). Perilaku cuci tangan pakai sabun: Pusat Data
Dan Informasi Kesehatan. Kementerian Kesehatan Indonesia.
https://doi.org/10.31227/osf.io/g3fw2
https://www.bkkbn.go.id/berita-penggunaan-alat-kontrasepsi-yang-tepat-
untuk-cegah stunting
.
LAMPIRAN
Pengukuran TB
Breafing kelompok
Gambar 14. Pelepasan di Kantor Distrik Namblong
Ket : H : HADIR
A : ALPA