Anda di halaman 1dari 12

TUGAS INDIVIDU SISTEM SURVEILANS

NAMA: WULAN USWATUN KHASANA

NIM: 2020071014055

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

2023
KONSEP EVALUASI SISTEM SURVEILANS

1. TUJUAN EVALUASI SISTEM SURVEILANS


Evaluasi sistem surveilans kesehatan masyarakat sangat
penting untuk memastikan bahwa sistem tersebut efektif,
efisien, dan berkelanjutan. Ada beberapa elemen kunci yang
perlu dipertimbangkan saat mengevaluasi sistem surveilans
mencakup kualitas data, ketepatan waktu, kelengkapan,
keterwakilan, dan kegunaannya. Pada babN ini, akan
membahas masing-masing elemen ini secara lebih rinci dan
menjelaskan kemampuan elemen tersebut dapa digunakan
untuk mengevaluasi sistem surveilans kesehatan masyarakat.
Pelaksanaan evaluasi sistem surveilans harus memenuhi
standar yang ditetapkan guna memperoleh data yang valid
serta rujukan untuk pertimbangan lebih lanjut (Groseclose &
Buckeridge, 2017; Ng’etich et al., 2021)
Evaluasi adalah penilaian berkala terhadap relevansi,
efektivitas dan dampak kegiatan sesuai dengan tujuan sistem
surveilans dan respon (WHO, 2006). Sistem surveilans yang
baik memerlukan evaluasi secara berkala. Evaluasi tersebut
bertujuan untuk memastikan seberapa baik sistem surveilans
berjalan sesuai fungsi dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya (Center for Disease Control and Prevention (CDC),
2006) (M’ikanatha et al., 2013). Selain itu, evaluasi sistem
surveilans berguna untuk menunjukkan pentingnya masalah
kesehatan yang dipantau secara efektif dan efisien melalui
sistem surveilans (Amiruddin, 2013). Pemantauan dan evaluasi
adalah kunci untuk membangun dan memelihara sistem
surveilans dan respons yang efektif dan efisien (WHO, 2006).
Evaluasi sistem surveilans yang digunakan untuk mengetahui
pelaksanaan sistem surveilans akan memberikan gambaran
mengenai hal-hal apa yang dibutuhkan sistem surveilans agar
pelaksanaannya menjadi lebih baik, serta menghasilkan
rekomendasi untuk memperbaiki kualitas, efisiensi, dan juga
pemanfaatan (Robert R. German et al., 2001) Kegunaan sistem
surveilans dapat dievaluasi melalui umpan balik dari
profesional kesehatan masyarakat dan pemangku kepentingan
lainnya yang menggunakan informasi yang disediakan oleh
sistem tersebut.
2. JENIS EVALUASI SISTEM SURVEILANS
1. Surveilans Individu:
 Pemantauan individu terpapar penyakit serius.
 Contohnya, karantina membatasi gerak untuk kendalikan
penyebaran.
2. Surveilans Penyakit:
 Memantau distribusi dan insidensi penyakit.
 Program vertikal seperti surveilans tuberkulosis atau malaria,
sering kurang terpelihara.
3. Surveilans Sindromik:
 Fokus pada gejala dan tanda sebelum konfirmasi diagnosis.
 CDC melakukan surveilans sindromik di AS untuk flu-like
illnesses, efektif dalam situasi krisis.
4. Surveilans Berbasis Laboratorium:
 Deteksi dan monitor penyakit infeksi, contohnya
salmonellosis.
 Laboratorium sentral memungkinkan deteksi outbreak lebih
cepat.
5. Surveilans Terpadu:
 Integrasi kegiatan surveilans dalam satu wilayah sebagai
pelayanan publik bersama.
 Menggunakan struktur, proses, dan personalia yang sama,
memperhatikan kebutuhan khusus penyakit.
6. Surveilans Kesehatan Masyarakat Global:
 Perdagangan dan perjalanan internasional mempermudah
transmisi penyakit lintas negara.
 Pandemi menuntut jejaring global yang melibatkan praktisi
kesehatan, peneliti, dan pemerintah untuk mengatasi
kebutuhan surveilans global.
3. INDIKATOR SISTEM SURVEILANS
Menurut Kemenkes (2013) indikator adalah sesuatu
yang dapat memberikan petunjuk tentang suatu keadaan, baik
pada individu maupun masyarakat, khususnya yang berkaitan
dengan surveilans gizi. Seperti dikemukan oleh WHO (2013),
dikutip dari Zulfianto (2016) dalam Ilmu Gizi, Teoris dan
Aplikasi, saat pemilihan indikator Anda harus SMART, yang
berarti saat memilih indikator Anda harus Spesific, Measurable,
Achievable, Relevant dan Time bound. Artinya indikator
tersebut harus benar-benar dapat mengidentifikasi masalah
yang dimaksud, dapat diukur atau diamati, dapat dilaksanakan
termasuk pembiayaannya, relevan dengan masalah yang
diamati, dan dapat memberikan indikasi secara tepat waktu.
Kemenkes (2013) telah menetapkan beberapa syarat
suatu data atau variabel dapat dijadikan indikator. Syarat-
syaratnya adalah sebagai berikut:
1. Mudah diukur baik secara kuantitatif, maupun kualitatif.
2. Dapat menggambarkan masalah dengan jelas.
3. Akurat dan relevan dengan masalah yang ingin diukur.
4. Bersifat sensitif sehingga dapat memberikan indikasi
terjadinya perubahan setiap saat.
5. Tepat waktu sesuai dengan tujuan pengamatan.
Menurut Kemenkes (2014), indikator surveilans dapat
pula dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu input, proses,
output dan outcome. Berikut ini diberikan kutipan beberapa
contoh data sebagai indikator input, proses, output dan
outcome, khususnya terkait program gizi masyarakat.
1. Indikator input
Berikut ini adalah beberapa contoh dari indikator input
yang akan menjadi input untuk pengelolaan program:
a. Jumlah tenaga gizi di Puskesmas.
b. Jumlah dan jenis formulir pencatatan dan pelaporan.
c. Jumlah timbangan berat badan dan alat ukur tinggi
badan, pita lingkar lengan atas, Buku KIA/KMS yang
ada.
d. Jumlah dana yang tersedia untuk pelaksanaan program.
e. Jumlah distribusi dan persediaan vitamin A, tablet
tambah darah, MPASI balita dan ibu hamil, taburia.
2. Indikator proses
Berikut ini adalah beberapa contoh indikator proses untuk
pelaksanaan program:
a. Frekuensi kegiatan pelatihan.
b. Frekuensi kegiatan analisis data, pelaporan dan
diseminasi informasi.
c. Frekuensi kegiatan pemantauan garam beriodium.
d. Frekuensi kegiatan pemantauan pertumbuhan anak
balita di posyandu. e. Frekuensi kegiatan edukasi gizi.
e. Frekuensi kegiatan konseling ASI dan MP-ASI.
f. Frekuensi kegiatan distribusi vitamin A.
3. Indikator output
Berikut ini adalah beberapa indikator output dari
pelaksanaan kegiatan, yaitu adanya:
a. Cakupan distribusi kapsul vitamin A, cakupan distribusi
tablet tambah darah. b. Persentase D/S, K/S, N/D,
BGM/D, 2 T.
b. Cakupan pemberian MP-ASI.
c. Jumlah Puskesmas yang memiliki konselor ASI.
d. Jumlah kader posyandu yang telah dilatih.
4. Indikator outcome
Di bawah ini adalah beberapa indikator outcome yang
dalam jangka panjang dapat dilihat sebagai berikut:
a. Prevalensi gizi kurang.
b. Prevalensi balita pendek.
c. Prevalensi balita kurus.
d. Prevalensi anemia pada ibu hamil.
e. Prevalesi Kekurangan Vi
4. LANGKAH EVALUASI SITEM SURVEILANS

Langkah evaluasi sistem surveilans kesehatan masyarakat


sebagian besar berpedoman pada atribut sistem surveilans
sebagai dasar keseragaman, ketepatan dan objektivitas hasil
yang diperoleh di lapangan. Data hasil kegiatan surveilans
kesehatan dapat digunakan untuk tindakan kesehatan
masyarakat segera, perencanaan dan evaluasi program, dan
merumuskan hipotesis penelitian.
Pelaksanaan evaluasi sistem surveilans kesehatan
masyarakat dilakukan dengan enam tahapan yang
diuraikan sebagai berikut (CDC, 2013; Groseclose et
al., 2010)
1. Melibatkan Pemangku Kepentingan dalam Evaluasi
Pemangku kepentingan dapat memberikan
masukan untuk memastikan bahwa evaluasi sistem
surveilans kesehatan masyarakat menjawab pertanyaan
yang tepat dan menilai atribut terkait dan bahwa
temuannya dapat diterima dan berguna. Dalam konteks
itu, pemangku kepentingan didefinisikan sebagai orang
atau organisasi yang menggunakan data untuk
mempromosikan gaya hidup sehat dan pencegahan
serta pengendalian penyakit, cedera, atau paparan yang
merugikan masyarakat. Pemangku kepentingan yang
tertarik untuk menentukan pertanyaan yang akan
dijawab oleh evaluasi sistem surveilans dan selanjutnya
menggunakan temuan tersebut adalah praktisi
kesehatan masyarakat; penyedia layanan kesehatan;
penyedia dan pengguna data; perwakilan masyarakat
yang terkena dampak; pemerintah di tingkat lokal,
negara bagian, dan federal
2. Mendeskripsikan Sistem Surveilans yang akan
dievaluasi
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan untuk
menjelaskan pentingnya kesehatan masyarakat dari
peristiwa yang berhubungan dengan kesehatan di
bawah pengawasan; menjelaskan tujuan dan
pengoperasian sistem dan menjelaskan sumber daya
yang digunakan untuk mengoperasikan sistem. Untuk
membangun deskripsi sistem yang seimbang dan andal,
berbagai sumber informasi diperlukan. Deskripsi
sistem dapat diperbaiki dengan berkonsultasi dengan
berbagai orang yang terlibat dengan sistem dan dengan
memeriksa deskripsi sistem yang dilaporkan melalui
observasi langsung. Parameter untuk mengukur
pentingnya peristiwa yang berhubungan dengan
kesehatan masyarakat dan karena sistem pengawasan
kesehatan masyarakat untuk melaksanakan
pemantauan mencakup indeks frekuensi; dan ukuran
ringkasan status kesehatan populasi; perbedaan atau
ketidaksetaraan yang terkait dengan peristiwa yang
berhubungan dengan kesehatan; biaya yang terkait
dengan acara terkait kesehatan; komponen yang dapat
dicegah; perjalanan klinis potensial dengan tidak
adanya intervensi atau kepentingan umumndan
penyebaran data (misalnya, waktu kerja yang
dihabiskan per tahun operasi). (3) Sumber daya lain:
Tentukan biaya sumber daya lain, termasuk perjalanan,
pelatihan, perbekalan, komputer dan peralatan lainnya,
serta layanan terkait. Pendekatan untuk menilai sumber
daya ini hanya mencakup personal dan sumber daya
material yang diperlukan untuk operasi surveilans dan
tidak memasukkan definisi biaya yang lebih luas yang
mungkin dipertimbangkan dalam evaluasi yang lebih
komprehensif. Penilaian sumber daya operasional
sistem tidak boleh dilakukan secara terpisah dari
program yang bergantung pada sistem surveilans
kesehatan.
3. Memfokuskan Desain Evaluasi
Arah dan proses evaluasi harus difokuskan untuk
memastikan bahwa waktu dan sumber daya
digunakan seefisien mungkin. Memfokuskan desain
evaluasi untuk sistem surveilans kesehatan
masyarakat melibatkan penentuan tujuan khusus
dari evaluasi; mengidentifikasi pemangku
kepentingan yang akan menerima temuan dan
rekomendasi evaluasi; mempertimbangkan
pekerjaan yang akan dilakukan dengan informasi
yang dihasilkan dari evaluasi; menentukan
pertanyaan yang akan dijawab oleh evaluasi; dan
menentukan standar untuk menilai kinerja sistem.
Kinerja sistem surveilans kesehatan masyarakat
menetapkan capaian yang harus dicapai agar
dianggap berhasil dalam memenuhi tujuannya
4. Mengumpulkan Bukti Valid Mengenai Kinerja
Sistem Pengawasan
Bukti kinerja sistem harus dipandang kredibel. Ada
banyak sumber bukti potensial meng prosesenai
kinerja banyak sumber bukti potensial mengenai
kinerja sistem, termasuk konsultasi dengan dokter,
ahli epidemiologi, ahli statistik, ilmuwan perilaku,
praktisi kesehatan masyarakat, direktur
laboratorium, manajer program, penyedia data, dan
pengguna data. Kegiatan pengumpulan bukti
mempertimbangkan tingkat kegunaan dengan
menggambarkan tindakan yang akan diambil
sebagai hasil analisis dan interpretasi data dari
sistem surveilans kesehatan masyarakat.
Pengumpulan bukti dilakukan dengan
mengidentifikasi setiap komponen yang mencakup
kesederhanaan, fleksibilitas, kualitas data,
penerimaan, sensitivitas, nilai prediktif positif,
keterwakilan, ketepatan waktu, stabilitas. Sistem
pemantauan kesehatan masyarakat bermanfaat jika
membantu dalam pencegahan dan pengelolaan
kejadian kesehatan yang merugikan. Meninjau
tujuan sistem harus menjadi langkah pertama dalam
mengevaluasi kemanjuran sistem surveilans
kesehatan masyarakat, yang juga harus
mempertimbangkan pengaruh sistem pada
keputusan tentang program dan kebijakan
pengendalian penyakit. Sistem surveilans dianggap
membantu jika memenuhi setidaknya satu dari
banyaknya atribut.
5. Membenarkan dan Menyatakan Kesimpulan, dan
Membuat Rekomendasi
Kesimpulan dari evaluasi dapat dibenarkan melalui
analisis, sintesis, interpretasi, dan penilaian yang
tepat dari bukti yang dikumpulkan mengenai kinerja
sistem surveilans kesehatan masyarakat.
Keberadaan pemangku kepentingan harus mampu
memberikan interpretasi, validitas data temuan dan
pengumpulan data yang valid dalam proses evaluasi
kesehatan masyarakat yang dilakukan. Kesimpulan
yang dibentuk harus mempu memberikan jawaban
dari pertanyaan yang diajukan serta menjawab
permasalahan di masyarakat. Rekomendasi harus
membahas modifikasi dan/atau kelanjutan dari
sistem surveilans kesehatan masyarakat. Sebelum
merekomendasikan modifikasi pada sistem, evaluasi
harus mempertimbangkan saling ketergantungan
biaya sistem dan atribut yang dievaluasi.
Memperkuat satu atribut sistem dapat berdampak
buruk pada atribut lain dengan prioritas lebih tinggi.
Pemangku kepentingan dalam
evaluasi harus
mempertimbangkan kesehatan masyarakat yang
relevan dengan konsekuensi lain.
6. Memastikan Penggunaan Temuan Evaluasi dan
Berbagi Pengetahuan
Penggunaan temuan evaluasi sistem surveilans
kesehatan masyarakat sangat penting untuk
digunakan sebagai pedoman dan bahan
pembelajaran dan peningkatan pengetahuan
berkaitan dengan masalah. Pengetahuan dan
pembelajaran diperoleh saat desain evaluasi
surveilans difokuskan secara detail berdasarkan
masalah, pemangku kepentingan yang memberikan
komentar serta keputusan yang mungkin
memengaruhi pengumpulan bukti yang kredibel
terkait kinerja sistem. Selama pelaksanaan evaluasi
perlu mempertimbangkan temuan potensial yang
dapat mempengaruhi keputusan yang dibuat tentang
sistem surveilans. Ketika kesimpulan dari evaluasi
dan rekomendasi disusun maka diperlukan tindak
lanjut untuk mengingatkan pengguna yang dituju
terkait penggunaan yang direncanakan dan untuk
mencegah pengetahuan yang dipetik. Strategi untuk
mengkomunikasikan temuan dari evaluasi dan
rekomendasi harus disesuaikan dengan audiens yang
relevan, termasuk orang yang menyediakan data
yang digunakan untuk evaluasi. Dalam komunitas
kesehatan masyarakat untuk mengkomunikasikan.
Daftar pustaka

Dio Lavarino & Wiyli Yustanti. (2016). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における


健康関連指標に関する共分散構造分析 Title. Revista CENIC. Ciencias Biológicas,
152(3), 28.
Saputra, R., Alamsyah, A., & Devita, Y. (2021). Pemantauan Surveilans Program Malaria Dalam
Mempertahankan Sertifikasi Eliminasi Di Kabupaten Rokan Hulu. Al-Tamimi Kesmas:
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (Journal of Public Health Sciences), 9(2), 131–150.
https://doi.org/10.35328/kesmas.v9i2.1514

Anda mungkin juga menyukai