Anda di halaman 1dari 4

etiologi

Penyebab pasti dari Bell’s Palsy tidak diketahui pasti (idiopatik). Diperkirakan, penyebab
Bell’s palsy adalah virus. Etiologi Bell’s palsy terbanyak diduga adalah infeksi
virus.Mekanisme pasti yang terjadi akibat infeksi ini yang menyebabkan penyakit belum
diketahui.Akan tetapi, baru beberapa tahun terakhir ini dapat dibuktikan etiologi ini secara
logis karena pada umumnya kasus Bell’s Palsy sekian lama dianggap idiopatik. Telah
diidentifikasi gen Herpes Simpleks Virus (HSV) dalam ganglion genikulatum penderita
Bell’s palsy.

Beberapa teori telah diduga sebagai penyebab dari Bell’s Palsy, antara lain:6,7
1. Teori Iskemik Vaskular
Teori ini menjelaskan bahwa telah terjadi gangguan sirkulasi darah ke saraf
fasialis.Kondisi Lingkungan dingin, sering terkena angin malam, terpapar kipas angin dan
AC, diperkirakan membuat pembuluh darah ke saraf fasialis tersebut menyempit atau
vasospasme.Penyempitan itu mengakibatkan iskemia atau berkurangnya suplai oksigen,
sehingga terjadi kelumpuhan.
2. Teori Infeksi Virus
Beberapa hasil penelitian menyatakan penyebab Bell’s palsy berupa virus herpes yang
membuat saraf menjadi bengkak akibat infeksi.Infeksi virus yang secara langsung merusak
fungsi saraf melalui mekanisme inflamsi, yang kemungkinan terjadi pada seluruh perjalanan
saraf dan bukan oleh kompresi pada kanal tulang.
Burgess et al mengidentifikasi genom virus herpes simpleks (HSV) di ganglion
genikulatum seorang pasien usia lanjut yang meninggal enam minggi setelah mengalami
Bell’s Palsy.
3. Teori Herediter
Teori ini menjelaskan bahwa Bell’s palsy bisa disebabkan karena keturunan, dimana
kelainannya berupa kanalis fasialis yang sempit dan system enzim.
Adanya peran genetic juga telah dikemukakan sebagai penyebab Bell’s Palsy,
terutama kasus Bell’s Palsy yang rekuren ipsilateral atau kontralateral. Kebanyakan kasus
yang dijumpai adalah autosomal dominant inheritance. Sejumlah penelitian telah berusaha
memberikan temuan objektif tentang dasar genetic dari Bell’s Palsy, dan kebanyakan terpusat
pada system Human Leucocyte Antigen (HLA), yang memiliki hubungan onjektif yang kuat
dengan berbagai penyakit autoimun.
4. Teori Imunologis
Sebuah hipotesa imunologis telah diperkenalkan oleh Mc.Govem dkk, berdasarkan
penelitian eksperimental pada hewan. Begitu juga Hughes dkk, menemukan transformasi
limfosit pada pasien Bell’s Palsy dan menduga bahwa beberapa penyebab Bells Palsy
merupakan hasil dari cell mediated immunity melawan antigen saraf perifer. Hasil ini
mendukung penelitian selanjutnya dengan steroid dan imunoterapi lainnya.
Menurut Yanagihara dkk yang dikutip dari Singhi kelumpuhan saraf fasialis
berdasarkan studi yang dilakukannya terhadap etiologi, derajat, sisi lesi dan progresivitas
inflamasi saraf fasialis, Bell’s palsy dibedakan dalam 3fase yaitu:2
1). Fase akut (0-3 minggu)
Inflamasi saraf fasialis berasal dari ganglion genikulatum, biasanya akibat infeksi
virus Herpes Simpleks (HSV).Inflamasi ini dapat meluas ke bagian proximal dan distal serta
dapat menyebabkan edema saraf.
2). Fase sub akut (4-9 minggu)
Inflamasi dan edema saraf fasialis mulai berkurang.
3). Fase kronik (> 10 minggu)
Edema pada saraf menghilang, tetapi pada beberapa individu dengan infeksi berat,
inflamasi pada saraf tetap ada sehingga dapat menyebabkan atrofi dan fibrosis saraf
Patofisiologi
Para ahli menyebutkan bahwa pada BP terjadi proses inflamasi akut pada nervus fasialis di
daerah tulang temporal, di sekitar foramen stilomastoideus.

Perjalanan nervus fasialis keluar dari tulang temporal melalui kanalis fasialis yang
mempunyai bentuk seperti corong yang menyempit pada pintu keluar sebagai foramen
mental. Dengan bentukan kanalis yang unik tersebut, adanya inflamasi, demyelinisasi atau
iskemik dapat menyebabkan gangguan dari konduksi. Impuls motorik yang dihantarkan oleh
nervus fasialis bias mendapat gangguan di lintasan supranuklear, nuclear dan infranuklear.

Nervus fasialis terjepit di dalam foramen stilomastoideus dan menimbulkan kelumpuhan


fasialis LMN.

palsy adalah reaktivasi virus herpes (HSV tipe 1 dan virus herpes zoster) yang menyerang
saraf kranialis. Terutama virus herpes zoster karena virus ini menyebar ke saraf melalui sel
satelit. Pada radang herpes zoster di ganglion genikulatum, nervus fasialis bisa ikut terlibat
sehingga menimbulkan kelumpuhan fasialis LMN.

Diagnosis

 Onset Bell’s palsy cepat (72jam).


 Diagnosa Bell’s palsy dilakukan ketika tidak ada etiologi medis lain yang bias
diidentifikasi sebagai penyebab kelemahan wajah.
 Bell’s palsy bilateral adalah langka.
 Kondisi lain penyebab paralisis fasial meliputi stroke, tumor otak, tumor parotis
atau fossa intratemporal, kanker yang melibatkan nervus fasialis, dan penyakit
sistemik serta infeksius seperti zoster, sarcoidosis, atau penyakit Lyme.
 Bell’s palsy biasanya sembuh sendiri (self-limited).
 Bell’s palsy bisa muncul pada pria dewasa, wanita dewasa dan anak-anak tetapi
lebih umum pada orang dengan usia 15-45 tahun dan dengan penyakit diabetes,
penyakit saluran pernafasan atas atau imun sistem yang lemah atau selama
kehamilan.

Beberapa pemeriksaan penunjang yang penting untuk menentukan letak lesi dan
derajat kerusakan n. fasialis sebagai berikut:1
1). Uji kepekaan saraf (nerve excitability test)
Pemeriksaan ini membandingkan kontraksi otot-otot wajah kiri & kanan setelah
diberi rangsang listrik. Perbedaan rangsang lebih 3,5 mA menunjukkan keadaan
patologik dan jika lebih 20 mA menunjukkan kerusakan n.fasialis ireversibel.
2). Uji konduksi saraf (nerve conduction test)
Pemeriksaan untuk menentukan derajat denervasi dengan cara mengukur
kecepatan hantaran listrik pada nervus fasialis kiri dan kanan.
3). Elektromiografi
Pemeriksaan yang menggambarkan masih berfungsi atau tidaknya otot-otot
wajah.
4). Uji fungsi pengecap 2/3 bagian depan lidah
Gilroy dan Meyer (1979) menganjurkan pemeriksaan fungsi pengecap dengan
carasederhana yaitu rasa manis (gula), rasa asam dan rasa pahit (pil kina).
Elektrogustometri membandingkan reaksi antara sisi yang sehat dan yang sakit
dengan stimulasi listrik pada 2/3 bagian depan lidah terhadap rasa kecap pahit
atau metalik. Gangguan rasa kecappada BP menunjukkan letak lesi n. fasialis
setinggi khorda timpani atau proksimalnya
5) Uji Schirmer
Pemeriksaan ini menggunakan kertas filter khususyang di letakkan di belakang
kelopak mata bagian bawah kiri dan kanan. Penilaian berdasarkan atas rembesan
air mata pada kertas filter; berkurang atau mengeringnya air mata menunjukkan
lesi n.fasialis setinggi ggl. genikulatum.
Penatalaksanaa

Tujuan penatalaksanaan Bell’s palsy adalah untuk mempercepat penyembuhan, mencegah kelum-
puhan parsial menjadi kelumpuhan komplit, meningkatkan angka penyembuhan komplit,
menurunkan insiden sinkinesis dan kontraktur serta mencegah kelainan pada mata. Pengobatan
seharusnya dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah pengaruh psikologi pasien terhadap
kelumpuhan saraf ini. Disamping itu kasus Bell’s palsy membutuhkan control rutin dalam jangka
waktu lama.

1). Istirahat terutama pada keadaan akut

2). Medikamentosa
Prednison : pemberian sebaiknya selekaslekasnya terutama pada kasus BP yang secara
elektrik menunjukkan denervasi. Tujuannya untuk mengurangi odem dan mempercepat
reinervasi. Dosis yang dianjurkan 3 mg/kg BB/hari sampai ada perbaikan, kemudian dosis
diturunkan bertahap selama 2 minggu.

3). Fisioterapi
Sering dikerjakan bersama-sama pemberian prednison, dapat dianjurkan pada stadium
akut.Tujuan fisioterapi untuk mempertahankan tonus otot yang lumpuh. Cara yang sering
digunakan yaitu : mengurut/ massage otot wajah selama 5 menit pagi sore atau dengan
faradisasi
4). Operasi
Tindakan operatif umumnya tidak dianjurkan pada anak- anak karena dapat menimbulkan
komplikasi lokal maupun intracranial. Tindakan operatif dilakukan apabila :
 Tidak terdapat penyembuhan spontan
 Tidak terdapat perbaikan denganpengobatan prednisone
 Pada pemeriksaan elektrik terdapatdenervasi total.
Beberapa tindakan operatif yang dapatdikerjakan pada BP antara lain dekompresi
n. fasialis yaitu membuka kanalis fasialis pars piramidalis mulai dari foramen
stilomastoideum nerve graft operasi plastic untuk kosmetik.

Anda mungkin juga menyukai