Anda di halaman 1dari 17

PARTOGRAF

DI SUSUN OLEH : SELFIANA (A.18.10.056)

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

T.A 2019/2020
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka

kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “PARTOGRAF”tepat pada

waktunya.Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-

kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,mengingat akan kemampuan

yang kami miliki.Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis

harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini

bermanfaat bagi pembaca,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang

bersifat membangun penulis harapkan demi mencapai kesempurnaan makalah

berikutnya. Sekian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu,semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita,Amin.

Bulukumba,Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar………………...…………………………………………………….....i

Daftar isi……………………...…………………………………………...…………..ii

BAB I Pendahuluan…………………………..…………………………………….....4

A. Latar belakang…………………………………………………………………… ..4

B. Rumusan masalah………………………………………………………………….5

C. Tujuan……………………………………………………………………...………5

BAB 2 Pembahasan…………………………………………………………..……….6

A. Pengertian partograf…………………………………………………..………..7
B. Sejarah partograf …………………………….………………………...………7
C. Tujuan partograf………………………………………………………..………8
D. Fungsi partograf……………………………………………………….……….9
E. Prinsip penggunaan partograf…………………………………………………10
F. Komponen partograf…………………………………………………...……..10

BAB III Penutup……………………………………………………………………..16

A. Kesimpulan………………………………………………………………......16
B. Saran………………………………………………...…………………...…..16

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tinggi rendahnya kematian ibu dan perinatal menjadi ukuran

kemampuan pelayanan obstetri suatu negara. Di Indonesia, pada tahun 2008

penyebab langsung kematian maternal terkait kehamilan dan persalinan terutama

yaitu perdarahan 28%. Sebab lain yaitu eklamsi 24%, infeksi 11%, partus lama

5%, dan abortus 5%. Indonesia dengan Angka Kematian Ibu (AKI) 390/100.000

persalinan hidup, menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan obstetri belum

menyeluruh masyarakat dengan layanan yang bermutu dan menyeluruh

(Manuaba, 2007).

Manuaba (2007) menjelaskan bahwa World Health Organization (WHO)

menciptakan sistem “Partograf” untuk menurunkan AKI. Sistem ini dapat

memantau keadaan ibu maupun janin dikandungannya selama dalam persalinan.

Jadi, dengan metoda yang baik dapat diketahui lebih awal adanya persalinan

yang abnormal dan dapat dicegah terjadinya persalinan lama.

Menggunakan partograf diharapkan dapat menurunkan AKI karena

sebagian besar ditujukan untuk persalinan dengan risiko rendah untuk

menghindari prolong dan negleted labour, menghindari persalinan berlangsung

lebih dari 24 jam dan menegakkan keadaan patologis sedini mungkin.


4
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Partograf ?

2. Bagaimana sejarah perkembangan partograf?

3. Apa tujuan dari penggunan partograf?

4. Apa fungsi dari partograf?

5. Bagaimana prinsip penggunaan partograf?

6. Bagaimana komponen-komponen partograf?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Partograf

2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan partograf

3. Untuk mengetahui apa tujuan dari penggunan partograf

4. Untuk menggetahui fungsi dari partograf

5. Untuk memahami prinsip penggunaan partograf

6. Untuk memahami komponen-komponen partograf

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Partograf

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

dan informasi untuk membuat keputusan klinik (Depkes RI:57, 2008). Partograf

digunakan sebagai sistem peringatan awal untuk menentukan kapan ibu harus

dirujuk. Partograf telah terbukti efektif dalam mencegah persalinan lama,

menurunkan tindakan operasi seccio caesaria yang pada gilirannya meningkatkan

kesejahteraan ibu dan janin (Hanretty, 2003).

B. Sejarah Perkembangan Partograf

Sejak Friedman memperkenalkan kurva servikogram pada tahun 1954, banyak

peneliti yang menggunakannya sebagai dasar dalam pemantauan persalinan

(Hidayat dan Sujiyatini, 2010). Pada tahun 1959 Rosa dan Ghilaini menggunakan

grafik kemajuan persalinan sederhana dengan memodifikasi cara pengukuran

pembukaan serviks. Pada tahun 1967 Friedman mulai mengembangkan grafik

analisa statistik dari berbagai tipe persalinan (WHO, 1993). Pada tahun 1972

Phillpot membuat perubahan dalam merancang grafik catatan persalinan yang

lebih detail yaitu dengan memasukkan keadaan ibu dan janin pada selembar

kertas. Dengan membuat dua garis skrining yaitu garis waspada (alert line) dan

garis tindakan (action line) yang sejajar dan terpisah empat jam setelah garis
6
waspada (Varney, dkk, 2006). Partograf WHO merupakan sintesa dan implikasi

dari berbagai model partograf dengan menelaah semua jenis partograf yang ada di

dunia. Dalam perkembangan selanjutnya yaitu pada tahun 2000, partograf WHO

dimodifikasi untuk lebih sederhana dan lebih mudah digunakan. Dimana pada

partograf yang telah dimodifikasi ini, fase laten dihilangkan dan penggambaran

partograf dimulai dari fase aktif yaitu pada saat pembukaan serviks 4 cm (Hidayat

dan Sujiyatini, 2010).

C. Tujuan Penggunaan Partograf

Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:

1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan

serviks melalui pemeriksaan dalam.

2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan

demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus

lama.

3. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi,

grafik kemajuan persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan,

pemeriksaan laboraturium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau

tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatat secara rinci pada status atau

rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2008).

7
D. Fungsi Partograf

Jika digunakan secara tepat dan konsisten, partograf akan membantu penolong

persalinan untuk:

A. Mencatat kemajuan persalinan.

B. Mencatat kondisi ibu dan janin.

C. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.

D. Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit

persalinan.

E. Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang

sesuai dan tepat waktu (Hidayat dan Sujiyatini, 2010).

E. Prinsip Penggunaan Partograf

Partograf harus digunakan:

1. Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan merupakan elemen

penting dari asuhan persalinan. Partograf harus digunakan untuk semua

persalinan baik yang normal maupun patologis.

2. Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik

bidan swasta, rumah sakit, dan lain sebagainya).

8
3. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan

persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayi (spesialis obstetri, bidan,

dokter umum dan mahasiswa kedokteran) (Depkes RI, 2008).

F. Komponen-komponen pada Partograf

Komponen-komponen yang terdapat pada partograf yaitu:

1. Pencatatan pada Lembar Depan Partograf

Halaman depan partograf mengintruksikan observasi dimulai pada fase

aktif persalinan yang menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil

pemeriksaan selama fase aktif persalinan, yaitu:

a) Informasi tentang Ibu

b) Kondisi Janin

1) Denyut Jantung Janin (DJJ)

2) Warna dan Adanya Air Ketuban

3) Penyusupan (molase) Tulang Kepala Janin

c) Kemajuan Persalinan

1) Pembukaan Serviks

9
Penilaian pembukaan serviks dilakukan melalui pemeriksaan dalam

yang dilakukan setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika terdapat

tanda-tanda penyulit).

2) Penurunan Bagian Terbawah Janin

Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, cantumkan hasil

pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang menunjukkan

seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul

3) Garis Waspada dan Garis Bertindak

Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir

pada pembukaan lengkap. Pencatatan selama fase aktif persalinan

harus dimulai pada garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah

ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per

jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya fase

aktif yang memanjang, serviks kaku, inersia uteri hipertonik, dan lain

sebagainya).

d) Jam dan Waktu

1) Waktu Mulainya Fase Aktif Persalinan

2) Waktu Aktual Saat Pemeriksaan atau Penilaian

10
e) Kontraksi Uterus

Nyatakan lamanya kontraksi dengan:

1) beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang

lamanya kurang dari 20 detik.

2) beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang

lamanya 20 sampai 40 detik.

3) isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya

lebih dari 40 detik (WHO, 1993).

f) Obat-obatan dan Cairan yang Diberikan

1) Oksitosin

Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30

menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan

intravena dan dalam satuan tetesan per menit.

2) Obat-obatan Lain dan Cairan IV

Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/ atau cairan

intravena dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya (Depkes

RI, 2008).

11
g) Kondisi Ibu

Pada bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan partograf

terdapat kotak atau ruang untuk mencatat hasil kondisi kesehatan dan

kenyamanan ibu selama persalinan yaitu:

1) Nadi, Tekanan Darah dan Suhu Tubuh

Nilai dan catat nadi setiap tiga puluh menit selama fase aktif persalinan

(lebih sering jika diduga adanya penyulit). Beri tanda ( ●) pada kolom

waktu yang sesuai.

Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif

persalinan (lebih sering jika diduga adanya penyulit). Beri tanda panah

( ↕) pada partograf pada kolom waktu yang sesuai.

Nilai dan catat temperatur tubuh ibu setiap dua jam (lebih sering jika

terjadi peningkatan suhu mendadak atau diduga adanya infeksi) pada

kolom waktu yang sesuai.

2) Volume Urin, Protein atau Aseton

Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap dua jam

(setiap kali ibu berkemih). Jika memungkinkan setiap kali berkemih

lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam urin (Depkes RI, 2008).

12
2. Pencatatan pada Lembar Belakang Partograf

Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal

yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran bayi, serta tindakan-

tindakan yang dilakukan sejak kala satu hingga kala empat dan bayi baru lahir.

Berbeda dengan pengisian halaman depan (harus segera didisi setiap akhir

pemeriksaan), pengisian data di lembar belakang partograf baru dilengkapi

setelah seluruh proses persalinan selesai. Informasi yang dicatat di halaman

belakang partograf akan meliputi unsur-unsur berikut ini:

a) Data Dasar atau Informasi Umum

Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat

persalinan, catatan dan alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada

saat merujuk.

1) Kala Satu

Kala satu terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat

melewati garis waspada, masalah-masalah lain yang timbul,

penatalaksanaan dan hasil penatalaksanaan tersebut.

2) Kala Dua

Kala dua terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, distosia bahu,

masalah lain, penatalaksanaan masalah dan hasilnya.

13
3) Kala Tiga

Data untuk kala tiga terdiri dari lamanya kala tiga, pemberian oksitosin,

penegangan tali pusat terkendali, retensio plasenta yang >30 menit,

laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah lain, penatalaksanaan

dan hasilnya.

4) Kala Empat

Kala empat berisi data tentang tekanan darah ibu, nadi, temperatur,

tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan.

Pemantauan pada kala empat ini sangat penting terutama untuk

mendeteksi dini risiko atau komplikasi perdarahan pascapersalinan. Bila

timbul masalah selama kala empat, tuliskan jenis dan cara menangani

masalah tersebut secara singkat dan lengkap pada kolom yang tersedia.

Pemantauan kala empat dilakukan setiap lima belas menit dalam satu jam

pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam berikutnya. Isikan hasil

pemeriksaan pada kolom atau ruang yang sesuai pada tabel pemantauan.

Bagian yangdigelapkan (dihitamkan) tidak perlu diisi. Catatkan semua

temuan selama kala empat persalinan pada tabel bagian bawah halaman

dua partograf

14
5) Bayi Baru Lahir

Informasi yang perlu diperoleh dari bagian bayi baru lahir adalah berat

dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian bayi baru lahir, pemberian

ASI, masalah lain dan hasilnya (Depkes RI, 2008).

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Partograf merupakan lembaran from dengan berbagai grafik dan kode

yangmenggambarkan berbagai parameter untuk menilai kemajuan perslinan.

Gambaran partograf di nyatakan dengan garis tiap parameter (ventrikal) terhadapa

garis perjalanan waktu (horizontal)

B. Saran

Kami sebagi penulis dapat berharap kepada para pembaca ,setelah membaca

makalah ini para pembaca apalai para mahasiswa keperawatan dapat mengetahui

bagaimana itu partograf.Kami memohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, s.,2002.Buku panduan praktis kesehatan maternal dan

neonatal,YayasanBina Pustaka, Jakarta

Fakultas Kedokteran UNPAD, 1983,Obstetri Fisiolofi, Eleman, Bandung

Manuaba, Ida Bagus G., 1998,Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana Untuk Pendidikan Bidan.EGC, Jakarta

Pusdiknakes-WHO-JHPIEOGO, 2003,Asuhan Intra Partum, Pusdiknakes Jakarta

http://maphiablack.blogspot.com/2011/02/asuhan-kebidanan-pada-persalinan-

normal.html

http://ayurai.wordpress.com/2009/06/26/partografpersalinan

http://www.akubidan.com/index.php?p=elearning&mod=yes&aksi=lihat&id=68http:/

/ilmukeperawatan.wordpress.com/2008/04/09/partograf/

nezz.blogspot.com/2012/02/partograf.htmlhttp://ayuxvhyethree.blogspot.com/2011/0

8/partograf.

htmlhttp://usteabid.blogspot.com/2011/09/partograf.html

17

Anda mungkin juga menyukai