Anda di halaman 1dari 14

SATUAN PENYULUHAN

LUKA BAKAR

OLEH:

KELOMPOK 1:

FITRIANI (222431230)

HOMAIRANNISA ( 222431213)

RAHMA.N ( 222431216)

TRI JUNIAR (222431224)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

LUKA BAKAR

Topik : Luka Bakar

Pokok bahasan : Penyakit luka bakar

Sub pokok bahasan : Pengertian luka bakar

Cara mencegah : menggunakan alat pelindung dan sarung tangan saat menggunakan
bahan kimia

Sasaran target : Masyarakat / mahasiswa

Metode :Ceramah, diskusi / tanya jawab

Media atau alat : laptop / infocus

Waktu atau tempat : Rabu. 14.00 Wita/ Kampus Akper

Waktu : Rabu 14.00 Wita

Tempat : Kampus akper

A. Latar Belakang
Luka bakar adalah suatu kerusakan integritas pada kulit atau kerusakan jaringan tubuh
yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, radiasi dan arus listrik. Berat dan
ringannya luka bakar tergantung pada jumlah area permukaan tubuh, derajat
kedalaman dan lokasi luka bakar yang terjadi (Suriadi, 2004). Luka bakar merupakan
trauma yang berdampak paling berat terhadap fisik maupun psikologis, dan
mengakibatkan penderitaan sepanjang hidup seseorang, dengan angka mortalitas dan
morbiditas yang tinggi (Moenajat, 2003).
Luka bakar yang terjadi akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga
dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Cidera luka bakar terutama pada luka
bakar terutama pada luka bakar yang dalam dan luas masih merupakan penyebab
utama kematian dan disfungsi berat jangka panjang. Luka bakar adalah penyebab
utama keempat trauma dan penyebab paling umum kecacatan dan kematian diseluruh
dunia (Ardabili, dkk, 2016). Di Indonesia, belum ada angka pasti mengenai kejadian
luka bakar, ini disebabkan karena tidak semua rumah sakit di Indonesia memiliki unit
pelayanan luka bakar.

B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Setelah di berikan penyuluhan di harapkan masyarakat pasien memahami tentang luka
bakar yang bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui anatomi kulit
b. Untuk mengetahui definisi luka bakar
c. Untuk mengetahui etiologi luka bakar
d. Untuk mengetahui factor predisposisi luka bakar
e. Untuk mengetahui patofisologi luka bakar
f. Untuk mengetahui klasifikasi luka bakar
g. Untuk mengetahui penatalaksanaan
C. Kegiatan Penyuluhan

NO KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA MEDIA WAKU

1 Pembukaan a. Memberi salam a. Menjawab 5 menit


b. Memperkenalkan diri salam
(moderator, penyuluhan b. Mendengark
dan fasilitator) an
c. Meminta masyarakat c. Memperken
memperkenalkan diri alkan diri
d. Menjelaskan TIU dan Mendengark
TIK an

2 Kegiatan inti a. Memberi salam a. Menjawab salam Infokus 20 menit


b. Menanyakan pengertian b. Menjawab
Laptop
luka bakar pertanyaan
c. Memberikan penghargaan c. Mendengarkan leaflet
d. Menjelaskan definisi luka d. Mendengarkan
bakar kepada masyarakat

3 Penutup a. Bertanya kepada a. Menjawab 5 menit


masyarakat tentang pertanyaan
materi yg telah di b. Mendengarkan
sampaikan (pengertian c. Mendengarkan
luka dan cara d. Menjawab salam
penyembuhan)
b. Membuat kesimpulan
dari materi yg telah di
sampaikan
c. Mengakhiri penyuluhan
d. Memberi salam
D. Halaman Pengesahan

Mengetahui : Penyuluhan
Dosen Pembimbing Mahasiswa yang bedrsangkutan

Bangu. AMK, S. Pd, M. A. Hed Homairannisa


NIDN: 3420066501 NIM: 222431213

E. Lampiran Materi Luka Bakar


A. Anatomi Kulit
Kulit adalah organ terbesar tubuh, beratnya kurang lebih 4,5 kg dan menutupi areal
seluas 18 kaki persegi (1.67 m²)pada laki-laki dengan berat badan 75 kg. Lapisan
Kulit terdiri dari;
a. Epidermis adalah lapisan teratas, atau terluar yang tersusun dari jaringan epitel
skuamosa bertingkat yang mengalami kreatinisasi jarigan ini tidak memiliki
pembuluh darah: dan sel-selnya sangat rapat. Bagian epidermis paling tebal dapat
ditemukan pada telapak tangan dan telapak kaki yang mengalami staktifikasi menjadi
lima lapisan berikut :
1. Stratum Basalis(Germinativum) adalah lapisan tunggal sel-sel yang melekat pada
jarigan ikat dari lapisan kulit dibawahnya, dermis. Pebelahan sel yang cepat
berlangsung pada alpisan ini, dan sel baru didorong masuk kelapisan berikutnya.
2. Stratum Spinosum adalah laisan sel spina atau tanduk, disebut demikian karena sel-sel
terseut disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina. Spina adalah bagian
penghubung intraseluler yang disebut desmosome.
3. Stratum Granulosum terdiri dari tiga atau lima lapisan atau barisan sel dengan
granula-granula kreatohialin yang merupakan precursor pembentuk kreatinin.
a. Keratin adalah protein keras dan resilien, anti air serta melindungi permukaan
kulit yang terbuka.
b. Keratin pada lapisan epidermis merupakan keratin lunak yang berkadar sulfur
rendah, berlawan dengan keratin yang ada pada kuku dan rambut.
c. Saat keratohialien dan keratin berakumulasi, maka nukleous sel berdisintegrasi,
menyebabkan kamtian sel.
4. Stratum Lusidum adalah lapisan jernih dan tembus cahaya dari sel-sel gepeng tidak
bernukleous yang mati atau hamper mati dengan ketebalan 4-7 lapisan sel.
5. Stratum kerneum adalah lapisan epidermis teratas, terdiri dari 25-30 lapisan sisik
tidak hidup yang sangat terkeratinisasi dan semakin gepeng saat mendekati
permukaan kulit.
b. Dermis adalah lapisan jaringan ikat bagian bawah. Lapisan ini mengikat epidermis
dengan struktur yang ada dibawahnya. Membrane ini tersusun dari dua lapisan Ikat
1. Lapisan papilar adalah jaringan ikat areolar renggang dengan fibroblast, sel mast
dan makrofak. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah, yang memberi
nutrisi pada epidermis diatasny.
a. Papilla dermal serupa jari, yang mengandung reseptor sensorik taktil dan
pembuluh darah, menonjol kedalam lapisan epidermis.
b. Pada telapak tangan dan telapak kaki, papilla yang ada sangat banyak dan
tinggi jumlahnya sekitar 65.000/inci persegi (10.400/cm²)
c. Pola tonjolan pada guratan pada telapak tangan dan telapak kaki pada setiap
orang sangat unik dan mencerminkan pengaturan paila dermal. Kegunaan
guratan tangan adalah untuk mempermudah penggenggaman melalui
peningkatan friksi.
2. Lapisan reticular terletak lebih dalam dari lapisan papilar. Lapisan ini terdiri
dari lapisan ikat irregular yang rapat, kolagen dan serat elastic.
c. Lapisan subkutan/hypodermis (fasiasuperfisial) mengikat ulit secara longgar dengan
organ-organ yang terdapat dibawahnya. Lapisan ini mengandung jumlah sel lemak
yang beragam,bergantung ada area tubuh dan nutrisi individu serta berisi banyak
pembuluh darah dan ujung saraf.

a) Fungsi integument
1. Perlindungan. Kulit melindungi tubuh dari mikroorganisme penarikan atau kehilangan
cairan, dan dari zat iritan kimia maupun mekanik. Pigmen melanin yang terdapat
dalam kulit memberikan perlindungan selanjutnya terhadap sinar ultraviolet matahari.
2. Pengaturan suhu tubuh. Pembuluh darah dan kelenjar keringat dalam kulit berfungsi
untuk mempertahankan dan mengatur suhu tubuh.
3. Ekresi. Zat berlemak, air dan ion-ion, seperti Na' diekresikan melalui kelenjar-
kelenjar pada kulit.
4. Metabolism.dengan bantua radiasi sinar matahari atau sinar ultraviolet, proses sistesis
vitamin D yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang dimulai dari
sebuah molekul precursor (dehidrokolesterol -7) yang ditemukan dikulit.
5. Komunikasi.
a. Stimulus dari lingkungan diterima oleh kulit melalui sejumlah reseptor khusus
yang mendeteksi sensasi yang berkaitan dengan suhu sentuhan tekanan dan nyeri.
b. Kulit merupakan media ekspresi wajah dan reflek vascular yang penting dalam
komunikasi

b) Kelanjar pada kulit


a. Kelenjar keringat (sudorifrus) terbagi mejadi dua jenis berdasarkan struktur dan
Lokasinya
1. Kelenjar keringat ekrim adalah kelenjar tubular simple dan berpilin serta tidak
berhubungn dengan folikel rambu. Kelenjar ini penyebaranya meluas keseluruh
tubuh, terutama pada telapak tangan telapak kaki dan dahi. Sekresi dari kelenjar
ini (keringat) mengandung air dan membantu pendinginan evaforatif tbuh untuk
mempertahankan suhu tubuh.
2. Kelenjar keringat Kelenjar keringat apokrim adalah kelenjar keringat
terspesialisasi yang besar dan bercabang dengan penyebaran terbatas. Kelenjar ini
ditemukan pada aksila, areola payudara dan vegia anogenital.
3. Kelenjar sebasea megeluarkan sebumyang biasanya dialirkan ke folikel rambut.
Peran kulit dalam termoregulasi. Panas tubuh dihasilkan dari aktifitas metabolic dan
pergerakan otot, panas seperti ini harus dikeluarkan, atau suhu tubuh akan naik diatas
normal : pada lingkungan bersuhu dingin, panas harus dipertahankan, atau suhu tubuh
akan turun dibawah batas normal.
B. Definisi Luka Bakar
Luka bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh disebabkan oleh panas pada
suhu tinggi yang menimbulkan reaksi pada seluruh tubuh sistem metabolisme. Luka
bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia, dan
petir yang mengenai mukosa, dan jaringan yang lebih dalam.

C. Etiologi
Luka bakar dikategorikan menurut mekanisme injurinya meliputi:
1. Luka bakar thermal: luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar
atau kontak dengan api, cairan panas atau objek- objek panas lainnya.
2. Luka bakar kimia: luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya
jaringan kulit dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak
dan banyak nya jaringan yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat
kimia ini. Lika bakar kimia ini dapat terjadi misalnya karena kontak dengan zat-
zat pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan
bidang industri, pertanian, dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia
diketahui dapat menyebabkan luka bakar kimia.
3. Luka bakar elektrik: luka bakar elektrik (listrik) disebabkan oleh panas yang
digerakkan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya
luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang
elektrik itu sampai mengenai tubuh.
4. Luka bakar radiasi: luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber
radioaktif. Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion
pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapautik pada dunia
kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga
merupakan salah satu tipe luka bakar.

D. Faktor Predisposisi
Adapun faktor predisposisi pada kejadian luka bakar diantara nya:
1. Kecelakaan kerja
2. Pemakaian kosmetik berbahan kimia berbahaya
3. Kelalaian saat kerja
4. Akibat berjemur

E. Patofisiologi
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh.
Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi, Luka bakar dapat
dikelompokkan menjadi luka bakar thermal, radiasi atau kimia. Destruksi jaringan
terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi sel. Kulit dan mukosa saluran
nafas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam, termasuk organ
visera, dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama
dengan agens penyebab. Nekrosis dan kegagalan organ dapat terjadi.

F. Klasifikasi Luka Bakar


Fase luka bakar, yaitu:

1. Fase Akut
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan
mengamali ancaman gangguan airway (jalan nafas), btething (mekanisme
bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi
segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi
saluran pernafasan akibat cidera inhalsi dalam 48 -72 jam pasca trauma. Cidera
inhalasi adalah penyebab kematian utama penderita pada fase akut. Pada fase akut
sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cidera thermal
yang berdampak sistemik.

2. Fase Sub Akut


Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalli yang terjadi adalah kerusakan atua
kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Luka yang terjadi
menyebabkan :
a. Proses inflamasi dan infeksi
b. Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka tidak berbaju epitel luas
dan atau pada struktur atau organ-organ fungsional
c. Keadaan hipermetabolisme

3. Fase lanjut
Fase lanjut akab berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan
pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah
penyulit berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas dan
kontraktur.

Untuk membantu mempermudah peilaian dalam memberikan terapi dan perawatan,


luka bakar diklasifikasikan berdasarkan penyebab, kedalaman luka dan keseriusan
luka, yaitu:
1. Berdasarkan Penyebab
a. Luka bakar karena api
b. Luka bakar karena panas
c. Luka bakar karena bahan kimia
d. Luka bakar karena listrik
e. Luka bakar karena radiasi
f. Luka bakar karena suhu rendah (frost bite)
2. Berdasarkan Kedalaman Luka Bakar
a. Luka bakar derajat I
a) Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis
b) Tampak merah dan kering seperti luka bakar matahari
c) Tidak dijumpai bullae
d) Nyeri karena ujung-ujung syaraf sensorik teriritasi
e) Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari
b. Luka bakar derajat II
a) Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi
inflamasi disertai proses eksudasi.
b) Dijumpai bullae
c) Nyeri karena ujung-ujung syaraf teriritasi
d) Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi
diatas kulit normal.
Luka bakar derajat II ini di bedakan menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Derajat II dangkal ( superficial )
a) Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis
b) Organ;organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, sebase
masih utuh.
c) Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari
2. Derajat II dalam ( deep)
a) Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis
b) Organ;organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,kelenjar
sebase sebagian besar masih utuh.
c) Penyembuhan terjadi kebih lama, tergantung epitel yang tersisa.
Biasanya penyembuhan terjadi dari sebulan.
c. Luka bakar derajat III
a) Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermisdan lapisan yang lebih
dalam
b) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea mengalami kerusakan.
c) Tidak dijumpai bullae
d) Kulit yang terbakar berwarna putih hingga merah, coklat atau hitam
e) Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal
sebagai esker.
f) Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung
syaraf sensorik mengalami kerusakan/kematian.
g) Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi
spontan dari dasar luka
c) Luas Luka Bakar
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan
nama rule of nine atau rule of wallace yaitu:
a) Kepala = 18%
b) Masing-masing lengan kanan dan kiri=9%
c) Badan bagian depan = 18%
d) Badan bagian belakang = 18%
e) Masing-masing kaki=18%
f) Genetalia=1%
Total 100%

G. Penatalaksanaan
Pertolongan petama meliputi :
a. es dan air dingin untuk mengurangi rasa tidak nyaman
b. segera mencari pertolongan medis jika luka bakar ketebalan penuh atau daerah
yang terbakar cukup besar atau yang terkena meliputi wajah, tangan,kaki, atau
alat genetalia.
c. Beritahu fasilitas medis bahwa pasien yang luka bakar sedang dalam
perjalanan.
d. Beritahukan jika mungkin luasnya luka bakar dan penyebabnya.

Saat berada di fasilitas medis, perawat akan mencakup:


a. Pengkajian kerusakan akibat luka bakar
b. Pemberian analgesic untuk nyeri
c. Penatalaksaan cairan dan elektronik
d. Teknik bersih menggunakan topi, scot, masker, dan sarung tangan.
e. Selesaikan teknik isolasi reversi pada beberapa kasus
f. Pantau pasien akan adanya distress pernafasan, syok dan anemia.
g. Bersihkan daerah luka bakar dan angkat semua debris
h. Oleskan antibiotika topical
i. Beri duungan emosional

Ada dua metode pendekatan yang digunakan untuk perawatan luka bakar
1. Metode terbuka
Luka bakar dibiarkan terbuka
Teknik steril, yang disebut juga teknik isolasi reverse, diignakan untuk
merawat pasien
2. Metode tertutup
Luka bakar ditutup dengan salep khusus, dibungkus dengan lapisan kasa.
Pada bagian ini harus diperiksa sirkulasi sebelah distal balutan dan
pertahankan garis tubuh yang tepat
Teknik-teknik baru seperti mempertahankan pasien di rendaman dalam
larutan silicon juga digunakan. Setiapetode memiliki keuntungan dan
kerugian.

Terdapat 4 tujuan pengobatan, apapun metode yang dipilih:


1. Mengganti kehilangan cairan dan elektrolit untuk mencegah syock.
Perhitungan kebutuhan cairan pada penderita luka bakar, yaitu: Cara
Baxter : cara yang sederhana dan banyak dipakai. Jumlah cairan hari
pertama dihitung dengan rumus % luka bakar x BB (kg) x 4cc.
Separuh dari jumlah cairan ini diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya
diberikan dalam 16 jam selanjutnya. Hari pertama diberikan larutan
RL. karena terjadi hipotermi Untuk hari kedua diberikan setengah dari
jumlah hari pertama.
2. Mengurangi rasa nyeri dan cemas
3. Mencegah kontraktur, deformitas dan infeksi. Kontraktur adalah
memendeknya otot yang membatasi gerakan dan menyebabkan
deformitas. Operasi plastic mungkin juga diperlukan.
4. Memberi dukungan emosional dan motivasi.
REFERENSI

https://id.scribd.com/document/383124098/Makalah-Luka-Bakar
https://id.wikipedia.org/wiki/Luka_bakar
https://www.mitrakeluarga.com/artikel/pertolongan-pertama-pada-luka-bakar
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1206/penanganan-awal-luka-bakar
https://health.kompas.com/read/23I05155451268/penanganan-awal-luka-bakar?page=all
https://alodokter.com/wajib-tahu-pertolongan-pertama-pada-luka-bakar-untuk-selamatkan-
nyawa

Anda mungkin juga menyukai