Anda di halaman 1dari 12

Nama : Sri Wahyuningsih

NIM : 20185121056

Mata Kuliah : Ginekologi

Hari/Tanggal : Jumat/20-03-2020

“KELAINAN PADA SISTEM REPRODUKSI DAN


PENANGGULANGANNYA (VAGINA)”

A. Vagina
1. Septum Vagina
Septum vagina adalah sekat sagital vagina dan biasanya terdapat di
bagian atas. Kejadian septum vagina tidak jarang dijumpai dengan
kelainan uterus.

Penyebab septum vagina biasanyakarena adanya gangguan dalam


penyatuan atau kanalisasi kedua duktus Mulleri. Duktus mulleri adalah
cikal jaringan dalam organogenesis yang akan membentuk jaringan
vagina bagian atas (Prawirohardjo, 2011).
Pada umumnya kelainan ini tidak menimbulkan keluhan pada yang
bersangkutan, dan baru dapat diketahui atau ditemukan pada saat
pemeriksaan ginekologik. Pada sekat vagina, darah menstruasi juga
dapat keluar dengan normal.
Pada kasus septum vagina biasanya bidan akan mendapatkan keluhan
Dispareuni ( nyeri saat bersenggama). Pemeriksaan inspeksi dapat
dilakukan bidan untuk mengetahui apakah dispareuni ini disebabkan
oleh septum vagina.

2. Aplasia dan Atresia Vagina


a. Aplasia vagina
Aplasia vagina adalah kelainan tidak adanya vagina. Jika bidan
melakukan perabaan hanya ditemuukan jaringan tebal saja. Pada
lubang vagina hanya terdapat cekungan yang dangkal atau agak dalam
(Prawirohardjo,2011).
Kejadian aplasia vagina terjadi karena Duktus Mulleri mengadakan
penyatuan (fusi) namun dalam perkembangannya terganggu dan tidak
terjadi kanalisasi (pembentukan saluran).
Pada kasus ini biasanya rahim atau uterus juga mengalami
penyusutan (rudimenter) serta dapat disertai uterus yang lebih kecil
dari ukuran normal (hipoplasia)
Jika bidan mencurigai ada perempuan mengalami ini, sebaiknya
segera lakukan konsultasi dan rujukan. Terapi pada kasus ini biasanya
berbentuk pembuatan vagina baru.
b. Atresia vagina
Atresia vagina adalah terdapat gangguan dalam pembentukan
saluran vagina. Septum yang terbentuk ada pada posisi horizontal.
Septum dapat ditemukan pada bagian proksimal vagina. Dapat juga
ditemukan septum di bawah dan pada ssebelah atas himen/selaput
darah (Prawirohardjo,2011).
Jika penutupan terjadi secara menyeluruh biasanya akan
menyebabkan gangguan, jika penuutupan tidak menyeluruh maka
biasanya tidak menimbulkan kesulitan kecuali pada kala II persalinan.

Atresia Vagina

3. Kista vagina
Kista adalah pembengkakan pada jaringan tubuh yang didalamnya
berongga dan berisi cairan kental menyerupai bubur. Selaput yang
membentuk kantong tertutup tumbuh secara tidak normal di suatu
jaringan atau rongga badan.
Kista vagina terjadi dari siss epitel duktus melleri atau terbentuk oleh
sisa-sisa duktus gartner yang terletak dibagian anterolateral vagina.
Pengobatan jenis kista tersebut terdiri atas pengangkatan dengan
pengupasan simpainya (Prawirohardjo,2011).
B. Uterus dan Tuba Fallopi
Uterus mengalami beberapa tahapan perkembangan (Prawirohardjo,2009).
 Organogenesis : pembentukan ductus Mulleri (kiri dan kanan)
 Fusi lateral : penyatuan kedua duuctus Mulleri
 Resorpsi septum : penghilangan septum yang terbentuk pada tahap
sebelumnya. Sehingga terbentuk rongga/ cavum uteri

Kelainan-kelainan pada uterus dan kedua tuba adalah kelainan yang timbul
pada pertumbuhan duktus mulleri, berupa tidak terbentuknya satu atau kedua
duktus. Kelainan-kelainan tersebut sering disertai oleh kelainan traktus
urinarius, sedangkan ovarium sendiri biasanya normal.

Berikut adalah beberapa kelainan bawaan pada uterus :

1. Uterus yang Gagal dalam pembentukan (Prawirohardjo,2011).


a. Bila satu duktus Mulleri tidak terbentuk disebut Uterus unikornis.
b. Pada uterus unikornis vagina dan serviks normal sedangkan uterus
hanya mempunyai satu tanduk serta satu tuba
c. Biasanya hanya ada satu ovarium dan satu ginjal.
d. Bila keddua duktus Mulleri tidak terbentuk uterus dan vagina tidak
ada (kecuali 1/3 bagian bawah vagina dan kedua tuba tidak
terbentuk.

Uterus Unikornis
2. Uterus yang Mengalami Gangguan dalam Mengadakan Fusi
(Penyatuan) (Prawirohardjo,2011).
Kelainan yang sering dijumpai terdiri atas kelainan-kelainan berikut:
a. Uterus septus (uterus dengan sekat)
Penyebab uterus septus karena tidak adanya resorpsi (penyerapan
ulang) dari dinding tengah dua duktus paramesonephric (muller)
(Sarwono,2011).
Kita menyebut uterus septus jika kondisi kelainan adanya sekat ini
terjadi sepanjang fundus sampai serviks. Jika sekat hanya ada dekat
daerah fundus saja atau hanya dekat serviks saja maka kita sebut
sebagai Uterus Subseptus.
Dibawah ini adalah perbedaan uterus septus dan subseptus :

Uterus Septus Uterus Subseptus

b. Uterus Bikornis
Disebut sebaggai Uterus Bikornis jika hasil pemerikksaan USG
tampak dua uterus yang masing-masing memiliki kavum uteri, atau
tampak satu kavum uteri dibagi dalam dua bagian. Uterus bikornis
memiliki dua tipe : uterus bikornis bikollis dan uterus bikornis
unikollis (Prawirohardjo,2011).
1) Uterus bikornis bikollis (uterus didelpys) ini adalah uterus
dengan dua bagian terpisah yang jelas dan sering ditemukan
bersamaan dengan adanya dua vagina atau satu vagina dengan
sekat.

Uterus Bikornis Bikollis


2) Uterus bikornis unikolis adalah uterus yang memiliki satu
serviks, akan tetapi terdapat 2 tanduk masing-masing dengan 1
kavum uteri dan 1 tuba dan 1 ovarium.

Uterus Bikornis Unikolis

c. Uterus Arkuatus
Pada fundus uteri tampak cekungan yang ke dalam diteruskan
menjadi sub-septum. Merupakan kelainan yang ralatif lebih ringan
dari pada kelainan uterus septus dan uterus bikornis. Uterus
arkuatus sering dianggap sebagai variasi normal saja
(Prawirohardjo,2011).
Bagi seorang bidan tidak mungkin dapat menegakkan diagnosis
kelainan uterus dengan tepat karena membutuhkan pemeriksaan
ginekologi yang teliti dan pemeriksaan penunjang seperti
laparaskopi dan histerosal pingografi.

Saat seseorang bidan pada saat anamnesa menemukan kelainan


haid, gangguan kehamilan dan partus dapat menimbulkan
kecurigaan adanya kelainan organ uterus sehingga dapat segera
dilakukan konsultasi dan rujukan kepada dokter spesialis untuk
segera dilakukan apabila ada indikasi seperti abortus berulang,
infertilitas (ketidaksuburan) dan sebagainya.
C. Kelainan pada Ovarium.
Ovarium berasal sel induk yang bermigrasi dari “yolk sac” ke
mesenkim pada rongga perittoneal. Ovarium merupakan sepasang organ
pada sistem reproduktif wanita. Berlokasi di rongga panggul, disamping
uterus. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon wanita
(Prawirohardjo,2011).
Hormon adalah zat yang dibentuk oleh bagian tubuh tertentu (msl
kelenjar gondok) di jumlah kecil dan dibawa ke jaringan tubuh lainnya
serta mempunyai pengaruh khas (merangsang dan menggiatkan kerja alat-
alat tubuh.
Setiap bulan selama siklus menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari
salah satu ovarium (prosesnya disebut ovulasi). Ovarium adalah organ
(yang jika dirangsang oleh hormone FSH dan LH) dapat menghasilkan
hormon estrogen dan progesteron.
Hormon-hormon estrogen dan progesteron dapat mempengaruhi
perkembangan dari payudara wanita, bentuk tubuh, dan rambut tubuh.
Hormon-hormon ini juga mengatur siklus menstruasi dan kehamilan.
Kelainan bawaan pada ovarium sangat jarang terjadi. Jika ada kelainan
bawaan biasanya pada bentuk tidak adanya ovarium (satu atau dua) atau
ada ovarium tambahan yang bentuknya kecil.
D. Kelainan Sistem Traktus Urinarius (saluran kemih)
Perkembangan embriologi saluran kencing sangat dekat dengan saluran
reproduksi sehingga pada saluran genitalia interna seringkali bersamaan
terjadi dengan kalainan sistem traktus urinarius (Prawirohardjo,2011).
Dalam buku Prawirohardjo,2011, disebutkan macam-macam kelainan yang
dapat terjadi pada saluran kemih :
1. Kloaka Persistens : Akibat tidak terbentuknya septum urorektale (sekat
saluran kencing dengan rectal)
2. Ekstrofi Kandung Kemih : Vagina terdorong kedepan di daerah supra
publik (ke arah kandung kemih)

Bagi seorang bidan tidak mungkin dapat menegakkan diagnosis kelainan


ovarium dan traktus urinarius dengan tepat karena membutuhkan
pemeriksaan ginekologi yang teliti dan pemeriksaan penunjang.
“KELAINAN PADA SISTEM REPRODUKSI KARENA KEADAN TIDAK
NORMAL ATAU KARENA PENGARUH HORMONAL”

A. Kelainan karena kromosom yang abnormal


1. Sindrom Turner (Disgenesis Gonad) dimana tidak ditemukan sel-sel
kelamin primordial, dan tdk ada pertumbuhan korteks atau medulla pada
gonad.
2. Ciri-cirinya pendek (< 150 cm), amenorea primer dan nevus di kulit cukup
banyak. Kelamin sekunder tidak tumbuh, genitalia eksterna kurang tumbuh
tapi kecerdasan normal. Susunan kromosom : 44 otosom dan I kromosom
X (seks) → 45-XO
3. Superfemale ; terjadi 1 diantara 1000 kelahiran bayi wanita dan
disebabkan karena non-dysjunction. Ciri-cirinya perwakan seperti wanita
biasa, perkembangan seks normal, tidak infertil, hanya kecerdasannya
seringkali rendah. Kariotipenya 47-XXX
4. Sindroma Kleinefelter ; sindrom ini ditemukan pada penderita dengan
fenotipe pria. Pada masa pubertas tumbuh ginekomasti. Genitalia eksterna
tumbuh dengan baik, ereksi dan koitus umumnya dapat berjalan dengan
baik. Testis dalam keadaan atrofi, terdapat azoospermi. Keluhn
ginekomasti dapat diterapi dengan tindakan operasi.
5. Hermafrodistismus ; jarang dijumpai. Terdapat jaringan testis pada sisi
yang satu dan jaringan ovarium pada sisi yg lain. Sebagian besar dari
penderita menunjukkan kromatin seks dan gambaran kariotipe wanita.
Kariotipe antara lain 46-XX atau 46-XY
6. Sindroma Down (Trisomi 21) ; ditemukan 1 per 670 janin lahir hidup
akibat kromosom otosom yg abnormal. Kejadian makin meningkat dengan
makin tuanya ibu. Disebabkan karena adanya translokasi pada kromosom
21. Ciri-cirinya menunjukkan kecerdasan yang rendah, seringkali mulut
terbuka dengan lidah yang menonjol, oksiput dan muka gepeng.
7. Sindrom Edwards (Trisomi 18) : ciri-cirinya pertumbahan anak lambat,
kepalanya memanjangdgn kelainan pada kepala, sering ada kelainan
jantung dan dada dgn sternum pendek.
8. Sindrom Patau (Trisomi 13) : Ciri-cirinya BBLR, pertumbuhannya lambat,
palatoskisis dan labioskisis, mikrosefali dan polidaktili. Sering pula
ditemukan kelainan jantung.
B. Kelainan karena pengaruh hormonal
1. Maskulinisasi pada wanita dgn kromosom dan gonad wanita
Sering disebut sebagai sindrom adrogenital kongenital (congenital adrenal
hiperplasia). Disebabkan pengaruh virilisasi oleh androgen yang dibuat
sebagai hasil gangguan dari metabolisme pada glandula adrenal. Karena
gangguan itu androgen dibuat berlebihan pada janin.
Ciri-cirinya : pada bayi ditemukan lipatan labium mayus kanan dan kiri
menjadi satu dan klitoris membesar. Di dalam lipatan yg menyerupai
skrotum tidak ditemukan kelenjar kelamin. Uterus, tuba dan ovarium
tampak normal. Androgen tdk mempengaruhi tumbuhnya alat genitalia
janin wanita
2. Sindrom feminisasi Testikuler
Suatu kelainan pada seseorang dgn genotipe pria dan fenotipe wanita, dan
dengan genitalia eksterna seperti pada wanita.
Penyebabnya → gangguan metabolisme endokrin pada janin, dimana tidak
ada kepekaan jaringan alat-alat genital terhadap androgen yg dihasilkan
secara normal oleh testis janin.
Ciri-cirinya : mempunyai ciri-ciri khas wanita tetapi tidak mempunyai
genitalia interna wanita, dan terdapat testis yang tidak berkembang
ditemukan di rongga abdomen, kanalis inguinalis atau di labium mayus.
Testis tidak menunjukkan spermatogenesis. Sebagian besar berwajah
wanita, tinggi , pertumbuhan pannukulus adiposus normal dan
pertumbuhan mammae baik. Rambut pubis kurang atau tidak ada demikian
pula rambut ketiak, vagina pendek dan menutup. Kelenjar kelamin hanya
mengandung jaringan testis yang rudimenter dan kemungkinan akan
menimbulkan neoplasma oleh sebab itu harus diangkat jika sudah dewasa.
“ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN GINEKOLOGI”

A. Anamnesis
1) Riwayat penyakit umum
2) Riwayat obstetri
3) Riwayat ginekologik
4) Riwayat haid
5) Keluhan sekarang
6) Perdarahan
7) Flour albus
8) Rasa nyeri
9) Miksi
10) Defekasi
B. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan umum
2) Pemeriksaan payudara
3) Pemeriksaan perut
4) Inspeksi
5) Palpasi
6) PerkusiAuskultasi
C. Pemeriksaan ginekologik
1) Letak litotomi
2) Letak miring
3) Letak sims
SOAL

1. Seorang wanita GIP0A0 hamil inpartu kala I ingin melahirkan, ia datang


ke puskesmas bersama keluarga, saat dilakukan pemeriksaan ditemukan
kelainan dan terdapat sekat vagina.
Dari kasus diatas apakah diagnosis yang tepat.....
a. Septum vagina
b. Atresia vagina
c. Aplasia vagina
d. Kista vagina
e. Semua jawaban benar
2. Seorang bidan baru saja menolong persalinan Ny.A. setelah itu melakukan
pemeriksaan fisik pada By. Ny. A. Hasil pemeriksaan vagina saat
dipalpasi tidak terdapat lubang dan hanya teraba jaringan tebal.
Dari kasus diatas diagnosis apakah yang tepat.....
a. Septum vagina
b. Atresia vagina
c. Aplasia vagina
d. Kista vagina
e. Atresia ani
3. Seseorang wanita datang melakukan pemeriksaan kepada Dokter R, hasil
pemeriksaan ditemukan kelainan pada uterus berupa adanya sekat
sepanjang fundus sampai serviks.
Dari kasus diatas diagnosis yang tepat adalah.....
a. Septum vagina
b. Uterus septus
c. Uterus suseptus
d. Kista vagina
e. Atresia ani
4. Bidan A melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir di kliniknya,
ternyata ditemukan adanya lipatan labium mayus kanan dan kiri menjadi
satu dan klitoris membesar.
Dari kasus diatas masalah apakah yang dialami pada bayi tersebut.....
a. Sindrom Patau
b. Sindroma Down
c. Sindrom Edwards
d. Sindrom feminisasi Testikuler
e. Sindrom Adrogenital Kongenital
5. Bidan A melakukan pemeriksaan di tumbuh kembang anak, ada seorang
wanita membawa anaknya, dari hasil pemeriksaan anak tersebut seringkali
mulut terbuka dengan lidah yang menonjol, oksiput dan muka gepeng.
Dari kasus diatas, masalah apa yang dialami anak tersebut.....
a. Sindrom Patau
b. Sindroma Down (Trisomi 21)
c. Sindrom Edwards
d. Sindrom feminisasi Testikuler
e. Sindrom Adrogenital Kongenital

Anda mungkin juga menyukai