Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“SKRINING MATERNAL DAN JANIN”

Disusun Oleh :

Mukhairoh Ikhfa (19101023)

COVER

S1 Kebidanan

StieKes Hangtuah Pekanbaru

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah yang berjudul “Skrining Maternal dan Janin” dapat tersusun
sampai dengan selesai.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Pekanbaru , 8 Mei 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar belakang...............................................................................................1

B. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4

A. Maternal Emergency Screening (MES)........................................................4

1. Manfaat Maternal Emergency Screening (MES) Bagi Ibu Hamil..........5

2. Manfaat Maternal Emergency Screening (MES) Bagi Perawat..............5

3. Hambatan.................................................................................................6

B. Konsep dasar kehamilan...............................................................................7

1. Proses Kehamilan....................................................................................7

2. Perkembangan Janin................................................................................7

3. Kehamilan Resiko.................................................................................12

BAB IIIPENUTUP................................................................................................14

A. Kesimpulan.................................................................................................14

B. Saran............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan
proses fisiologis dan berkesinambungan. (Marmi, 2011). Dan tidak bisa di
pungkiri bahwa masa kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir
hingga penggunaan kontrasepsi, wanita akan mengalami berbagai masalah
kesehatan. Agar kehamilan, persalinan serta masa nifas seorang ibu berjalan
normal, ibu membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik.

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai janin lahir. Lama


kehamilan normal dihitung dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) yaitu
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan dibagi menjadi 3
trimester yaitu trimester pertama mulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester
kedua mulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga mulai dari
bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2009).

Kementrian Kesehatan Indonesia memperkirakan 20% kehamilan akan


mengalami komplikasi. Sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa, tetapi
sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila: 1) ibu segera
mencari pertolongan ke tenaga kesehatan; 2) tenaga kesehatan melakukan
prosedur penanganan yang sesuai, antara lain penggunaan partograf untuk
memantau perkembangan persalinan, dan pelaksanaan manajemen aktif kala
III (MAK III) untuk mencegah perdarahan pascasalin; 3) tenaga kesehatan
mampu melakukan identifikasi dini komplikasi; 4) apabila komplikasi terjadi,
tenaga kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan
tindakan stabilisasi pasien sebelum melakukan rujukan; 5) proses rujukan
efektif; 6)pelayanan di RS yang cepat dan tepat guna.
Faktor risiko ibu hamil dikelompokkan dalam 3 kelompok. Faktor
risiko kelompok I antara lain anak terkecil <2 tahun, grande multi, primi
muda, primi tua perkawinan ≥4 tahun, primi tua ≥35 tahun, anak terkecil
<2tahun, primi tua sekunder, grande multi, umur ≥35 tahun, tinggi badan ≤145
cm, Riwayat Obstetri Jelek (ROJ) (pernah keguguran, pernah persalinan
prematur, lahir mati), riwayat persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum,
ekstraksi forsep, operasi sesar), persalinan lalu dengan tindakan, riwayat sesar.
Kelompok II antara lain kehamilan dengan anemia, malaria, pre-eklampsi
ringan, tuberkulosa paru, payah jantung, diabetes melitus, HIV/AIDS,
toksoplasmosis, hamil kembar. Kelompok III antara lain pre-eklampsi
berat/eklampsi dan perdarahan antepartum.

Saat ini, sistem pakar mulai dikembangkan dalam bidang kesehatan


maupun non kesehatan tetapi masih belum banyak digunakan dan
dikembangkan dalam bidang keperawatan. Oleh karena itu, dalam kaitannya
terhadap deteksi dini resiko kegawatdaruratan pada kehamilan, Maternal
Emergency Screening (MES) menggunakan sistem pakar sebagai sistem
teknologi informasi untuk mengetahui berbagai faktor resiko apa saja yang
terjadi selama kehamilan dan membantu ibu hamil dalam pengambilan
keputusan agar melakukan pemeriksaan kesehatan maupun tindakan yang
tepat sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kematian pada ibu.
Berdasarkah hal tersebut, tujuan dari penulisan ini adalah untuk
mengekplorasi study literature suatu sistem pakar dalam bentuk rencana
pembuatan aplikasi Maternal Emergency Screening (MES) dalam bidang
keperawatan khususnya bidang keperawatan maternitas sebagai upaya deteksi
pada kegawatdaruratan kehamilan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan kebidanan berkesinambungan sejak kehamilan
trimester III, persalinan, nifas, BBL/neonatus, dan KB pada ibu M usia 31
tahun usia kehamilan 34 minggu lebih 4 hari hamil empat kali, melahirkan
dua kali, riwayat abortus satu kali dengan faktor risiko multigravida dan
riwayat abortus.
2. Tujuan Khusus

a. Melakukan Asuhan Kebidanan secara continuity of care pada


kehamilan TM III meliputi: Pengkajian, merumuskan Diagnosa,
merencanakan, melaksanakan asuhan kebidanan, dan melakukan
evaluasi serta mendokumentasikan asuhan kebidanan dengan
managemen kebidanan.

b. Melakukan asuhan kebidanan secara continuity of care pada ibu


bersalin meliputi: Pengkajian, merumuskan Diagnosa, merencanakan,
melaksanakan asuhan kebidanan, dan melakukan evaluasi serta
mendokumentasi asuhan kebidanan dengan managemen kebidanan.

c. Melakukan asuhan kebidanan secara continuity of care pada ibu nifas


meliputi: Pengkajian, merumuskan diagnosa, merencanakan,
melaksanakan asuhan kebidanan, dan melakukan evaluasi serta,
mendokumentasikan asuhan kebidanan dengan managemen kebidanan.

d. Melakukan asuhan kebidanan secara continuity of care pada Bayi Baru


Lahir meliputi: Pengkajian, merumuskan diagnosa, merencanakan,
melaksanakan asuhan kebidanan dan melakukan evaluasi serta
mendokumentasikan asuhan kebidanan dengan managemen kebidanan.

e. Melakukan asuhan kebidanan secara continuity of care pada ibu calon


akseptor Keluarga Berencana meliputi: Pengkajian, merumuskan
Diagnosa, merencanakan, melaksanakan asuhan kebidanan dan
melakukan evaluasi serta mendokumentasikan asuhan kebidanan
dengan managemen kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Maternal Emergency Screening (MES)


Kehamilan resiko tinggi merupakan kehamilan yang bersifat
membahayakan kehidupan ibu dan bayi baik aktual maupun potensial karena
adanya gangguan dan situasi tertentu (10). Deteksi dini diperlukan untuk
menemukan dan mengidentifikasi gangguan yang terjadi saat kehamilan
sehingga skrining dini dapat dilakukan pada awal kehamilan sampai
menjelang persalinan. Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan
kegawatdaruratan meliputi obesitas, merokok, penggunaan zat, dan nutrisi
yang buruk sehingga hal ini bisa mengakibatkan tingginya angka kematian
saat kelahiran, kelahiran prematur, BBLR, dan operasi caesar secara darurat
Pada kasus ibu dengan kelainan jantung harus diidentifikasi lebih awal karena
merupakan penyebab terjadinya kematian maternal. Dalam kasus lain yakni
hipertensi pada kehamilan menyebabkan kelahiran prematur akibat adanya
penurunan darah uteroplasenta yang menyebabkan terbatasanya pertumbuhan
fetus di intrauterin

Selain itu, ibu hamil yang mengalami peningkatan gejala kecemasan,


tanda depresi, khawatir, dan takut dapat mengakibatkan resiko tinggi
terjadinya keguguran, kehamilan prematur, BBLR, dan preeklamsi. Oleh
karena itu, penting melakukan skrining dan identifikasi melalui penilaian
emosional meliputi kecemasan dan depresi pada kehamilan yang dikaitkan
dengan gangguan lain meliputi diabetes mellitus tipe 2, preeklamsi, kehamilan
prematur, dan hiperemesis gravidarum yang direncanakan untuk dibuat
rancangan aplikasi akan memuat semua informasi yang berkaitan dengan
faktor resiko selama kehamilan untuk mendeteksi adanya kegawatdaruratan.
1. Manfaat Maternal Emergency Screening (MES) Bagi Ibu Hamil
Perkembangan teknologi informasi dibidang kesehatan khususnya
keperawatan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kesehatan.
Hal ini dapat memberikan kesempatan untuk belajar, terhubung, motivasi,
dan kekuatan individu dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan.
Secara umum, penggunaan mobile technology bagi ibu hamil dapat
mendukung dan memperbaiki akses terhadap informasi kesehatan,
modifikasi dalam layanan yang berkualitas, serta memungkinkan penyedia
layanan keperawatan yang diinginkan sehingga komunikasi kesehatan
yang terjadi menjadi lebih dinamis. Sistem kesehatan dan fasilitas
kesehatan dengan menggunakan teknologi informasi komunikasi
memberikan dampak perubahan perilaku bagi ibu hamil untuk
memberikan kebutuhan yang spesifik terkait dengan resiko kehamilan atau
kondisi medis yang sudah ada sebelumnya.

2. Manfaat Maternal Emergency Screening (MES) Bagi Perawat


Pusat kesehatan masyarakat dikelola oleh para profesional
keperawatan untuk memberikan layanan preventif dan tindakan
komprehensif, pendidikan kesehatan, konseling kesehatan, dan perawatan
berbasis fasilitas baik berupa layanan antenatal maupun postnatal. Adapun
tujuan lain dari penggunaan teknologi bagi perawat adalah untuk
meningkatkan kemampuan klinis dalam pengambilan keputusan dalam
tindak lanjut perawatan pasien. Hal ini memungkinkan adanya komunikasi
antar disiplin dalam berbagai profesi kesehatan untuk menentukan tipe
perawatan yang dapat dilakukan.

Penggunaan Maternal Emergency Screening (MES) yang akan


diuji cobakan dengan menggunakan sistem pakar bagi keperawatan
diharapkan dapat menjadi panduan tindak lanjut tindakan keperawatan
atau melakukan rujukan bagi ibu hamil yang memiliki resiko
kegawatdaruratan kehamilan sehingga memudahkan penentuan diagnosa
keperawatan secara cepat tanpa melakukan pengkajian yang lebih
komprehensif karena telah adanya data umum mengenai kondisi ibu hamil.
Hal ini memungkinkan faktor resiko yang ditemukan tersebut dapat
dilakukan intervensi segera. Ketika ibu hamil telah menemukan dan
mengidentifikasi faktor resiko dalam kegawatdaruratan kehamilan
menggunakan Maternal Emergency Screening (MES), maka perawat dapat
mud

3. Hambatan
Berbagai hambatan dalam kegawatdaruratan maternal dari segi ibu
hamil adalah keterlambatan dalam pengambilan keputusan, menunda
untuk mencapai fasilitas kesehatan, dan menunda perawatan yang akan
dilakukan. Hal ini dipengaruhi adanya status dalam keluarga, tingkat
keparahan suatu penyakit, budaya dan tradisi, jarak ke fasilitas kesehatan,
hambatan transportasi, ketidakpuasan dengan penyedia layanan kesehatan,
serta biaya yang akan dikeluarkan (Bhandari, 2014)

Secara umum yang menjadi hambatan dalam penggunaan Maternal


Emergency Screening (MES) ini adalah kesiapan pengguna dan sistem
yang akan dijalankan. Semua hal yang menjadi informasi sebagai faktor
resiko dalam kegawatdaruratan harus dibuat sedemikian rupa sehingga
masyarakat awam dapat memahami dengan mudah informasi yang
diberikan. Biaya yang diperlukan dalam pembuatan aplikasi serta
pengumpulan informasi menjadi hambatan tersendiri dalam
pengembangan sistem ini. Selain itu, penggunaan Maternal Emergency
Screening (MES) ini memerlukan penelitian lebih lanjut serta perlu adanya
uji coba bentuk aplikasi serta sosialisasi terhadap bagaimana
menggunakan sistem ini karena banyak ibu hamil dalam kalangan
sosioekonomi menengah ke bawah belum memahami sepenuhnya terkait
dengan perkembangan teknologi.ah melakukan penatalaksanaan yang
tepat.
B. Konsep dasar kehamilan

1. Proses Kehamilan
Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi
adalah bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan (gestasi)
berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari di hitung dari hari pertama
menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena
dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sel sperma
dengan telur) yang terjadi dua minggu setelahnya (Sulistyawati, 2010).

2. Perkembangan Janin
Perkembangan janin menurut Romauli (2011:60-63) yaitu:

a. Minggu ke 8–10

Gambar 1. Janin 8 minggu

1) Kepala mempunyai ukuran kira-kira sama dengan tubuh.


2) Leher lebih panjang sehingga dagu tidak menyentuh tubuh.
3) Pusat-pusat penulangan/osifikasi muncul pada tulang
rawan/kartilago.
4) Terbentuk kelopak mata, tetapi tetap menutup sampai minggu ke-
25 usus mengalami penonjolan/herniasi ke dalam funiculus
umbilicalis karena tidak tersedia cukup ruang di dalam perut.
5) Insersi funiculus umbilicalis, sangat rendah pada abdomen.
Apabila perut ibu diraba terlalu keras maka fetus akan bergerak
menjauh.
Pada akhir minggu ke-8,semua sitem tubuh dan organ telah
terbentuk,dan embrio sekarang di sebut sebagai janin atau fetus.
Selama 14 hari pertama setelah konsepsi,embrio dapat terpajan oleh
teratogen yang bersikulasi dalam cairan tubuh ibu. Teratogen adalah
setiap subtansi ,proses, atau agen apa pun yang menghasilkan
malformasi pada embrio atau janin. Teratogen dapat
menimbulkankerusakan strukktur minor berupa abnormalitas fungsi
organ ringan hingga beerat sperti retardasi mental atau kebutaan.

b. Minggu ke 12

Gambar 2. Janin 12 minggu

1) Panjang tubuh kira-kira 9 cm dan berat 14 gram.


2) Sirkulasi fetal telah berfungsi secara penuh.
3) Traktus renalis mulai berfungsi.
4) Terdapat refleks menghisap dan menelan
5) Genetalia eksterna telah tampak dan dapat ditetapkan jenis
kelaminnya.
c. Minggu ke 12–16

Gambar 3. Janin 16 minggu

1) Panjang badan kira-kira 16 cm pada akhir.


2) Minggu ke-16 dengan berat 100 gram.
3) Kulit sangat tembus pandang/transparan sehingga vasa darah dapat
terlihat
4) Deposit (timbunan) lemak subkutan terjadi menjelang minggu ke-
16.
5) Rambut mulai tumbuh pada kepala dan lanugo (bulu halus).
6) Tungkai lebih panjang daripada lengan
d. Minggu ke 16–20

Gambar 4. Janin 20 minggu

1) Kecepatan pertumbuhan mulain berkurang.


2) Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh panjang badan.
3) Gambaran wajah telah nyata, dengan telinga yang terletak pada
tempatnya yang normal.
4) Kelopak mata, alis mata dan kuku telah tumbuh dengan sempurna.
5) Tungkai mempunyai proporsi relatif yang baik terhadap tubuh.
6) Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar-x (walaupun sinar-x tidak
digunakan untuk keperluan diagnosis).
7) Kelenjar minyak telah aktif dan vernix caseosa (zat seperti salep)
akan melapisi tubuh fetus/janin.
8) Gerakan fetus dapat dirasakan oleh ibu setelah kehamilan minggu
ke-18.
9) Jantung fetus dapat didengar dengan stetoskop setelah minggu ke-
20.
10) Traktus renalis mulai berfungsi, dan sebanyak 7–17 ml urine
dikeluarkan setiap 24 jam.
e. Minggu ke 20–24

Gambar 5. Janin 24 minggu

1) Kulit sangat berkeriput karena terdapat terlalu sedikit lemak


subkutan.
2) Lanugo menjadi lebih gelap dan verniks caseosa meningkat.
3) Dari minggu ke-24 dan seterusnya, fetus akan menyepak dalam
merespon rangsangan (stimulus) misalnya bising yang keras dari
luar.
4) Bayi tampak tenang apabila ibu mendengarkan musik yang tenang
dari merdu.
5) Semua organ telah tumbuh.
6) Pemberian sakarin (gula) ke dalam cairan ketuban memperlihatkan
adanya kecepatan menelan dua kali lebih besar
f. Minggu ke 24–28

Gambar 6. Janin 28 minggu

1) Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang dengan baik.
2) Rambut menutupi kepala.
3) Lebih banyak deposit lemak subkutan yang menyebabkan kerutan
kulir berkurang.
4) Testis mengalami penurunan dari abdomen ke dalam skrotum pada
minggu ke-28.
5) Fetus lahir pada akhir masa ini mempunyai angka kematian atau
mortalitas yang tinggi karena gangguan pernapsan atau respirasi.
g. Minggu ke 28–32

Gambar 7. Janin 32 minggu

1) Lanugo mulai berkurang.


2) Tubuh mulai lenih membulat karena lemak disimpan disana.
3) Testis terus turun.
h. Minggu ke 32–36

Gambar 8. Janin 36 minggu


1) Lanugo sebagian besar besar telah terlepas/rontok tetapi kulit
masih tertutup oleh vernix caseosa.
2) Testis fetus laki-laki terdapat didalam skrotum pada minggu ke-36
3) Ovarium perempuan masih berada di sekitar cavitas pelvic.
4) Kuku jari tangan dan kaki mencapai ujung jari.
5) Umbilicus sekarang terletak lebih dipusat abdomen.
i. Minggu ke 36–40

Gambar 9. Janin 40minggu

1) Penulangan/osifikasi tulang tengkorak masih belum sempurna,


tetapi keadaan ini merupakan keuntungan dan memudahkan
lewatnya fetus melalui jalan lahir.
2) Gerakan pernapasan fetus dapat di identifikasi pada pemindaian
ultrasound. Sekarang terdapat cukup jaringan lemak subkutan, dan
fetus mendapat tambahan berat badan hampir 1 kg pada minggu
tersebut.

3. Kehamilan Resiko
Kehamilan risiko adalah keadaan buruk pada kehamilan yang dapat
mempengaruhi keadaan ibu maupun janin apabila dilakukan tata laksana
secara umum seperti yang dilakukan pada kasus normal. Ibu hamil
digolongkan dalam tiga golongan risiko berdasarkan karakteristik ibu.
Risiko golongan ibu hamil, meliputi:

a. Ibu hamil risiko rendah


Ibu hamil dengan kondisi kesehatan dalam keadaan baik dan
tidak memiliki faktor-faktor risiko berdasarkan klasifikasi risiko
sedang dan risiko tinggi, baik dirinya maupun janin yang
dikandungnya. Misalnya, ibu hamil primipara tanpa komplikasi, kepala
masuk PAP minggu ke-36.
b. Ibu hamil risiko sedang
Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor risiko
tingkat sedang, misalnya ibu yang usia kurang dari 20 tahun atau lebih
dari 35 tahun, tinggi badan kurang dari 145 cm dan lain- lain. Faktor
ini dianggap nantinya akan mempengaruhi kondisi ibu dan janin, serta
memungkinkan terjadinya penyulit pada waktu persalinan.
c. Ibu hamil risiko tinggi
Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor-faktor
risiko tinggi, antara lain adanya anemia pada ibu hamil. Faktor risiko
ini dianggap akan menimbulkan komplikasi dan mengancam
keselamatan ibu dan janin baik pada saat hamil maupun persalinan
nanti.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap ibu selalu menginginkan proses kehamilan tanpa masalah
sampai tahap kelahiran. Pemanfaatan rencana aplikasi Maternal Emergency
Screening (MES) diharapkan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas
bagi masyarakat awam khususnya ibu dalam menjalani proses kehamilan serta
mampu meminimalisir biaya yang digunakan hanya untuk konsultasi kondisi
kehamilan. Walaupun belum ada perkembangan teknologi terbaru di Indonesia
terkait dengan skrining dini kegawatdaruratan dalam kehamilan, tetapi
rancangan sistem ini direncanakan dapat memudahkan identifikasi awal
terhadap berbagai faktor resiko apa saja yang mungkin selama kehamilan.

B. Saran
Dalam perkembangan dan penerapannya, diperlukan adanya dukungan
dari semua pihak agar sistem teknologi informasi ini dapat dikembangkan
berdasarkan literatur terkini. Peran serta perawat untuk ikut mensosialisasikan
rancangan teknologi ini menjadi sangat penting dimana perawat bisa menjadi
profesi terdepan dalam menemukan serta mengidentifikasi secara dini faktor
resiko kegawatdaruratan pada ibu hamil dengan harapan dapat menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI).
DAFTAR PUSTAKA

Bhandari, G D. Emergency Obstetric Care : Strategy for Reducing Maternal


Mortality in Developing Countries. Njog. 2014;17(1):8–16.

http://dx.doi.org/10.1016/j.apjr.2016.07.009

Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Rodrigues PB, Zambaldi CF, Cantilino A, Sougey EB. Special features of high-
risk pregnancies as factors in development of mental distress: a review
Particularidades da gravidez de alto risco como fatores para o
desenvolvimento de sofrimento mental. Trends Psychiatry Psychother.
2016;38(3):136–40.

Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Rothstein JD, Jennings L, Moorthy A, Yang F, Gee L, Romano K, et al.


Qualitative Assessment of the Feasibility, Usability, and Acceptability of a
Mobile Client Data App for Community-Based

Sulistyawati, Ari. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Yogyakarta: Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai