Anda di halaman 1dari 90

LAPORAN KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS DAN BBL PKK II A

DARING DI PUSKESMAS PANGKALAN KABUPATEN KARAWANG


TAHUN 2020

Laporan ini diajukan untuk memenuhi persyaratan penyelesaian


Praktik Klinik Kebidanan (PKK)

Dosen pembimbing : Lilis Suryani, S.ST.,MKM


Nama mahasiswa:
1. Arti Wahdania (181063010042)
2. Sifa Nuriah (1810630100051)

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PERSALINAN, NIFAS

DAN BAYI BARU LAHIR DI PUSKESMAS PANGKALAN

KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2020

Penulis : Arti Wahdania 1810630100042

Sifa Nuriah 1810630100051

Karawang, 23 Agustus 2020

Mengesahkan,

Penanggung Jawab PKK IIA Pembimbing Akademik

(Sri Marasi A, S.ST.,MAN) (Lilis Suryani, SST., M.KM)

Mengetahui,

Koordinator Prodi DIII Kebidanan

Universitas Singaperbangsa Karawang

(Irma Yanti, SsiT., M.Kes)

i
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayahnyalah kami
bisa menyelesaikan laporan asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan laporan asuhan kebidanan ini untuk
memenuhi salah satu persyaratan penyelesaian Praktek Klinik Kebidanan (PKK) II A secara
daring.

Pada kesempatan kali ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak
yang terkait yang telah memberi dukungan dan juga bimbingannya kepada kami. Ucapan
terimakasih kami tujukan kepada :

1. Dr. H. Undang Ruslan Wahyudin, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Singaperbangsa Karawang
2. Ibu Irma Yanti, SsiT.,M.KES selaku koordinator program studi D3 Kebidanan
Universitas Singaperbangsa Karawang
3. Ibu Lilis Suryani, SST., MKM selaku pembimbing akademik yang telah memberikan
bimbingan, dukungan ,motivasi, arahan serta sarannya kepada penulis
4. Ibu esih sukaesih, SST selaku bidan korrdinator Puskesmas Pangkalan yang telah
memberikan waktu luang nya, dukungan, arahan, motivasi serta sarannya kepada
penulis
5. Semua pasien dan keluarga yang telah terbuka dan bersedia untuk menerima asuhan
kebidanan yang dilakukan oleh penulis
6. Kepada rekan – rekan mahasiswa program studei D3 Kebidanan Universitas
Singaperbangsa Karawang Angkatan 14 seta semua pihak yang tidak mungkin penulis
sebutkan satu persatu yang turut mendukung dalam penyusunan laporan PKK II A

Susunan laporan asuhan kebidanan ini sudah di buat dengan sebaik-baiknya. Namun
tentu masih banyak kekurangannya. Oleh karen aitu jika ada kritik atau saran apapun yang
sifatnya membangun bagi penulis dengan senang hati akan penulis terima.

Karawang, 23 agustus 2020

penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... i


Bab I Pendahuluan .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................................... 12
1.3 Manfaat ................................................................................................................... 13
BAB II Pembahasaan .......................................................................................................... 14
2.1 Teori Kehamilan .................................................................................................... 14
2.2 Teori Persalinan ..................................................................................................... 21
2.3 Teori Nifas ............................................................................................................. 23
2.4 Teori Bayi Baru Lahir ............................................................................................ 28
BAB III Pekembangan Kasus ............................................................................................. 39
3.1 Kehamilan ............................................................................................................... 39
3.2 Persalinan ................................................................................................................ 51
3.3 Nifas ........................................................................................................................ 66
3.4 Bayi Baru Lahir....................................................................................................... 71
BAB IV Pembahasan Kasus ............................................................................................... 74
4.1 Kehamilan ............................................................................................................... 74
4.2 Persalinan ................................................................................................................ 75
4.3 Nifas ........................................................................................................................ 75
4.4 Bayi Baru Lahir....................................................................................................... 76
Bab V Penutup .................................................................................................................... 77
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 77
5.2 Saran ....................................................................................................................... 77
Daftar Pustaka
Lampiran

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Distribusi Kematian Ibu Per Puskesmas Tahun 2016 ......................................... 5

Tabel 2.2 Distribuis Penyebab Kematian Ibu Di Kabupaten Karawang Tahun 2016 ........ 6

Tabel 2.3 Distribusi Kematian Neonatal Per Puskesmas Di Kabupaten Karawang Tahun 2016
............................................................................................................................................. 6

Tabel 3.1 Pijat Payudara ..................................................................................................... 18

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa kehamilan dimulai dari konsepsi lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir. Filosofi asuhan kehamilan ini dijelaskan
beberapa keyakinan. Yang pertama kehamilan merupakan proses yang
alamiah. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama
kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan patologis, asuhan
yang diberikanpun merupakan asuhan yang meminimalkan intervensi.
Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan
menghindari tindakan – tindakan yang bersifat medis yang tidak
terbukti manfaatnya. Yang kedua asuhna kehamilan mengutamakan
kesinambungan `pelayanan sangat penting bagi wanira untuk
mendapatkan pelayanan dari seorang profesional yang sama atau tean
kecil tenaga profesional. Yang ketiga pelayanan yang terpusat bagi
wanita serta keluarga wanita menjadi pusat asuhan kebidanan dalam
arti bahwa suhan yang diberikan harus berdasarkan kebutuhan ibu,
bukan kebutuhan dan kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan
hendaknya tidak melibatkan ibu saja melainkan juga keluarganya sebab
keluarga merupakan bagian yang tek terpisahkan dari ibu hamil. Yang
ke empat asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk
berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan/pengalaman yang
berhubungan dengan kehamilannya. Tenaga profesional kesehatan
tidak mungkin teru smenerus mendampingi dan merawat ibu hamil,
karenanya ibu hamil perlu mendapatkan informasi dan pengalaman
agar daoat merawat diri sendiri secara benar.
Tujuan dari asuhan kehamilan (ANC) untuk menurunkan /
mencegah kesakitan serta kematian maternal dan perinatal. Tujuan
khususnya yaitu untuk memonitor kemajuan kehamilan guna
memastikan kesehatan ibu dan perkembangan bayi yang normal,
mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan

1
penatalaksanaan yang diperlukan dan membina hubungan saling
percaya antara ibu dan keluarga secara fisik, emosional, serta logis
untuk menghadapi kelahiran dan kemungkinan adanya
komplikasi.(Gutom, Lusiana dkk. 2020)
Kelahiran merupakan keajaiban Tuhan yang terjadi setiap hari. Bagi
tenaga kesehatan profesional khususnya Bidan. Kelahiran merupakan
pelajaran yang tak pernah selesai dipelajari, karena memiliki
karakteristik yang bervariasi dan terus berubah. Kehamilan merupakan
sebuah misteri kehidupan, kita hanya dapat memprediksi. Kelahira
merupakan suatu kegemburaan bagi anggota keluarga. Pemilihan
fasilitas dan tenaga profesional dilakukan oleh ibu dan keluarga dengan
harapan ibu dan anak lahir sehat dan selamat. Pelayanan di fasilitasi
kesehatan petugas melakukan intervensi terhadap semua kasus juga
pada kondisi normal, sehingga pada banyak kasus konsep persalinan
normal terganggu. Berdasarkan pengalaman dan evidencs base.
Intervensi yang tidak perlu ternyata membahayakan perempuan dan
bayinya. Untuk itu bidan sebagai provider diharapkan dapat kembali
kepada konsep fisiologis persalinan normal.
Konsep persalinan normal dapat mengurangi rujukan. Dengan
berkembangnya ilmu dan teknologi semakin banyak metode yang dapat
digunakan guna mempertahankan konsep normal. Implementasi filosifi
menjadi tanggung jawab setiap provider dalam memberi asuhan
terhadap perempuan sejak hamil, melahirkan dan sesudah melahirkan.
Membuat perempuan merasa nyaman selama persalinan.
Memfasilitasi perempuan melahirkan dengan posisi sesuai dengan
keinginannya. Meyakini kepala janin dapat menyesuaikan diri dengan
pelvic. Membuat keputusan klinis yang tepat bila terjadi kelainan
umum dan tidak berbahaya. Meyakini kehadiran keluarga dan tenam
membawa manfaat pada proses persalinan. Mendampingi perempuan
dalam persalinan membutuhkan kesabaran dan kerja keras. (Artikel IBI,
2015)

2
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat – alat kandungan seperti keadaan sebelum hamil,
berlangsung selama kira – kira 6 minggu atau 40 hari. Tujuannya untuk
menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis,
melaksanakan skrining komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi, mendukung
dan memperkuat keyakinan diri ibu dan memungkinkan ia
melaksanankan peran ibu dalam situasi keluarga dan budaya khusus,
memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, oemberian imunisasi kepada
bayinya dan perawatan bayi sehat, memberikan pelayanan keluarga
berencana, mempercepat involusi alat kandungan, melancarkan fungsi
gastrointestisial atau perkemihan, melancarkan pengeluaran lochea,
meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat
fungsi hati dan pengeluaran sisa metabolisme.
Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas yaitu untuk
mengindentifikasi dan merespon ebutuhan dan komplikasi pada saat 6
– 8 jam pertama setelah persalinan, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu
setelah persalinan, 6 minggu setelah persalinan, mengindentifikasi
memberi dukungan terus – terusan selama masa nifas yang baik dan
sesuai dengan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan
psikologis selama masa nifas, sebagai promoter hubungan yang erat
antara ibu dan bayi secara fisik dan psikologis, mengondisikan ibu
untuk menyusui bayinya dengan cara menciptakan rasa nyaman,
membuat kebijakan perencanaan program kesehatan yang berkaitan
dengan kesehatna ibu dan anak serta mampu melakukan kegiatan
administrasi, mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan, melakukan
menejemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya
untuk mempercapat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas, memberikan
asuhan kebidanan secara profesional. (pitriani, risa dkk. 2014)

3
Asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir (BBL) adalah asuhan yang
diberikan pada bayi setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru
lahir akan menunjukan usaha pernafasan spontan dengan sedikit
bantuan atau gangguan. Bayi baru lahir merupakan hasil konsepsi yang
baru keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan lahir normal atau
dengan cara pembedahan. Pada umumnya kelahiran bayi biasanya
diikuti oleh beberapa perubahan yang terjadi setelah kelahiran seperti
perubahan ernafasan, perubahan jantung dan sirkulasi, perubahan
sistem digestivus, perubahan sistem perkemihan dan berat badan.
(serimbing, juliana. 2019).
Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah
transisi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterune berjalan dengan
labcar dan tidak ada kelainan. Pemeriksaan medis komprehensif
dilakukan dalam 24 jam pertama kehidupan. Pemeriksaan rutin pada
bayi baru lahir harus dilakukan, tujuannya untuk mendeteksi kelainan
atau anomati kongenital yang muncul pada setiap kelahiran dalam 10 –
20 per 1000 kelahiran, pengelolaan lebih lanjut dari setiap kelainan
yang terdeteksi pada saat antenatal, mempertimbangkan masalah
potensial terkait riwayat kehamilan ibu dan kelainan yang diturunkan
dan memberikan promosi kesehatan, terutama pencegahan terhadap
sudden infant death syndrome (SIDS).
Tujuan utama perawatan bayis egera sesudah lahir adalah untuk
membersihkan jalan nafas, memotong dan merawat tali pusat,
mempertahankan suhu tubuh bayi, identifikasi dan pencegahan infeksi.
Asuhan bayi baru lahir meliputi pencegahan infeksi ; penilaian awal
untuk memutuskan resusitasi pada bayi ; pemotongan dan perawatan
tali pusat ; Inisiasi Menyusu Dini (IMD) ; pencegahan kehilangan panas
melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit bayi dan ibu serta
menyelimuti kepala dan tubuh bayi ; pemberian salep mata / tetes mata
; pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K 1 dosis
tunggal dipaha kiri ; pemberian imunisasi Hepatitis B (HB0) dosis

4
tunggal dipaha kanan ; pemeriksaan Bayi Baru Lahir (BBL) ;
pemberian ASI eksklusif. (yulianti, nila dkk. 2019).
Saat presiden Joko Widodo membuka perhelatan Rapat Kerja
Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2019 di gedung ICE BSD, Serpong
pada rabu 13 februari 2019 lalu, mengingat kepada seluruh jajaran
kemenkes bahwa berbagai masalah kesehatan di Indonesia adalah
tanggung jawab bersama. Terkait soal itu, Direktur Jenderal kesehatan
masyarakat dr kirana Pritasari MQIH mengingat kembali kepada para
rakesnas tentang pesan yang disampaikan Presinden tersebut. Situasi
saat ini, kata Dirjen angka kematian ibu berkisar 305 per 100.000
menurut survei angka sensui (supas) tahun 2015. Dari total 14.640 total
kematian ibu yang dilaporkan hanya 4.999, berarti ada 9.641 yang tidak
dilaporkan ke pusat. Dari data tersebut, ada 83.447 kematian ibu didesa
maupun kelurahan, sementara di puskesmas ada 9.825 kematian ibu dan
2.868 kematian ibu di rumah sakit. Lebih jauh ia paparkan dari laporan
yang diterima pusat bisa dijabarkan tempat kematian ibu yang terjadi
adalah dirumah sakit 77%, dirumah 15,6%, diperjalanan ke fasilitas
pelayanan kesehatan 4.1%, di fasilitas kesehatan lainnya 2,5% dan
kematian ibu ditempat lainnya sebanyak 0,8%
Sementara itu data yang dipaparkannya terbaca angka kematian
neonatal (AKN) 15 per 1000 KH menurut SDKI tahun 2017. Kematian
neonatal didesa/kelurahan 0 -1 per tahun sebanyak 83.447, di
puskesmas kematian neonata 7 – 8 pertahun sebanyak .825 dan angka
kematian neonatal dirumah sakit 18 pertahun sebanyak 2.868.
Pada kesempatan ini pula dipaparkan tantng penyebab kematian ibu.
Akibat gangguan hipertensi sebnayak 33,07%, perdarahan obstetrik
27,03%, komplikasi non obstetrik 15,7%, komplikasi obtetrik lainnya
12,04% infeksi pada kehamilan 6,06% dan penyebab lainnya 4,81,5.
Sementara penyebab kematian neonatal tertinggi disebebkan oleh
komplikasi kejadian intrapartum tercatat 283%, akibat gangguan
respiratori dan kardiovaskular 21,3%, BBLR dan prematur 19%,

5
kelahiran kongenital 14,8%, akibat tetanus neonatorum 1,2%, infeksi
7,3% dan akibat lainnya 8,2%.( kementrian kesehatan indonesia, 2019)
Proporsi kematian bayi tahun 2017 sebesar 3,4/1000 kelahiran hidup
menurun 0,53 poin dibanding tahun 2016 sebesar 3,93/1000 kelahiran
hidup. Dari kematian bayi sebesar 3,4/1000 kelahiran hidup, terdapat
angka kematian neonatal (bayi berumur 0 – 28 hari) sebesar 3,1/1000
kelahiran hidup atau 84,63% kematian bayi berasar dari bayi usia 0 –
28 hari, dengan demikian disarankan dalam penanganan AKB lebih
difokuskan pada bayi baru lahir. Angka kematian bayi sebesar 3,4/1000
kelahiran hidup sudah melampaui target MDGs yang pada tahun 2015
harus sudah mencapai 17/1000 kelahiran hidup.
Angka kematian ibu (AKI) berdasarkan profil kesehatan kabupaten
karawang/kota tahun 2017 jaumlah kematian ibu yang terlaporkan
sebanyak 696 orang (76,03/100000 KH), jumlah ini mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2016, kematian ibu sebanyak 799.
Jumlah kematian ibu dnegan proporsi kematian pada ibu ahmil 183
orang (19,9/100000) pada ibu bersalin 224 orang (24,47/100000 KH)
dan pada ibu nifas 209 orang (31,57/100000 KH).
Berdasarkan kabupaten/kota proporsi kematian ibu antara
23,4/100000 KH – 131,4/100000 KH tertinggi di kabupaten akarwang
dan terrendah di Kota Bekasi. Terdapat 10 kapupaten/kota proporsi
kematian ibu dibawah rata – rata jawa barat yaitu Kota Bekasi, Kota
Bogor, Kabupaten Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota
Bandung, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Ciamis
dan Kota Cirebon.
Kematian ibu sebnayak 696 orang terjadi pada ibu hamil 183 orang
(26,29%). Ibu bersalin 224 orang (32,18% adan ibu nifas sebanyak 289
orang (41,52%). Kematian ibu berdasarkan pada kelompok umur <20
tahun sebnayak 49 orang (7,04%), kelompok umur 20 – 34 tahun
sebanyak 456 orang (65,5%) dan >35 tahun sebanyak 1919 orang
(27,44%). (Profil Kesehatan Provinsi Jawabarat Tahun 2017)

6
Gambar dibawah ini menunjukkan persebaran kasus kematian ibu
yang tersebar di 35 puskesmas. Sebaran kematian tidak terganggu oleh
akses kesehatan dalam hal ini jarak puskesmas ke fasilitas kesehatan
karena hampir dapat ditempuh oleh kendaraan baik roda dua dan empat.
Kematian ibu terbanyak diwilayah kerja puskesmas Cilamaya yaitu

mencai 6 kasus.

Berdasarkan pada grafik dibawah ini, bahwa 4 faktor utama


penyebab kematian ibu tahun 2016 yakni masih didominasi HDK,
perdarahan, infeksi DC dan penyebab lain lain. Dengan penyebab
terbanyak adalah HDK sebanyak 24 kasus (39,35%), perdarahan 12
kasus (19,67%), infeksi 2 kasus (3,28%), DC 13 kasus (21,31%) dan
lain – lain 10 kasus (16,39%). Kematian ibu terbanyak masih terjadi
pada nifas yaitu 34 kasus (55,74%), saat bersalin 12 kasus (19,67%)
dan saat hamil sebanyak 15 kasus (24,59%). Distribusi saat kematiaan
dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

7
Pada tahun 2016, kematian neonatal (0 – 28 hari) dikabupaten
karawang sebanyak 169 kasus. 140 kasus kematian terjadi saat neonatal
dini (0 – 7 hari) dan 29 kasus kematian terjadi saat neonatal lanjut (8 –
28 hari). Kematian neonatal terbanyakk yaitu diwilayah Puskesmas
Cikampek, Cibuaya dan Telagasari sebanyak 11 kasus. grafik dibawah
ini menggambarkan tingkat persebaran kematian neonatal terdapat di
41 Puskesmas Kabupaten Karawang.

Sebaran penyebab kematian neonatal yaitu BBLR 86 kasus


(50,89%), asfiksia 53 kasus (31,36%), infeksi 3 kasus (1,78%), kelainan
kongenital 14 kasus (8,28%), TN 1 kasus (0,59%) dan lain – lain 12
kasus (7,10%). Secara garis besar BBLR dan asfiksia masih merupakan
penyeab utama kematian bayi. Kematian pada BBLR kurang bulan
lebih banyak dari dari cukup bulan. Hal ini disebabkan pada bayi BBLR

8
kurang bulan organ – organ pernafasannya belum terbentuk dengan
sempurna sehingga komplikasi yang ditimbulkan juga lebih bervariasi
mislanya asfiksia, infeksi, RDS dan lainnya sehingga memerlukan
perawatan intensif di Rumah Sakit, sedangkan pada BBLR yang cukup
bulan dan lebih bulan organ – organ pernafasannya sudah terbentuk
dengan sempurna sehingga perawatannya menjadi lebih mudah bila
tidak terjadi komplikasi lainnya
Peran dan harapan dalam upaya penurun angka kematian ibu dan
neonatal dari Dinas Kesehatan Provinsi / Kabupaten / Kota yaitu
pembuatan regulasi dan diseminasi NSPK ; perencanaan, penempatan /
distribusi SDM kesehatan ; penguatan sistem jejaring rujukan, rujukan
balik dan rujukan lintas batas ; pelaksanaan AMP surveilans dan respon
; sepervisi fasilitatif fasyankes pemerintah dan swasta ; optimalisasi
pemanfaatan sumber pembiayaan.
Dari Fasilitas Layanan Kesehatan adalah penjaminan ketersediaan
SDM, sarana, obat, alkes, alokon dan vaksin ; memastikan pelayanan
PONEK dan PONED 24/7 ; akreditasi dan quality improvement yang
berkesinambungan ; peningkatan kompetensi melalui mentoring,
refreshing dan pleatihan ; kepatuhan terhadap SOP. (kementrian
kesehatan indonesia, 2019)
Program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS)
memberi bantuan teknis di 24 Rumah Sakit dan 62 Puskesmas PONED
di lima Kabupaten percontohan bagi Gerakan Penyelamatan Ibu dan
Bayi Baru Lahir, yaitu Kabupaten Bandung, Cirebon, Bogor, Karawang
dan Indramayu. Telah banyak kemajuan dari hasil pendampingan
selama lima tahun tersebut.
Lima Kabupaten dampingan Program EMAS berhasil meningkatkan
kualitas rujukan menjadi 93 persen dari 30 persen di tahun 2012.
Kinerja klinis di rumah sakit meningkat menjadi 76 persen dari
sebelumnya 27 persen, Kinerja klinis di Puskesmas mencapai 86 persen
dari 16 persen di tahun pertama pendampingan.

9
Sejak 2012, telah tercatat 119.305 persalinan dilakukan di fasilitas
kesehatan dampingan Program EMAS. EMAS juga menyasar
perbaikan kualitas rujukan melalui penggunaan Sistem Informasi
Rujukan Kegawatdaruratan EMAS (SijariEMAS). Sistem ini
diluncurkan pertama kali di Kabupaten Bandung dan Kabupaten
Cirebon di tahun 2012, kemudian menyusul di aplikasikan di Bogor,
Karawang, dan Indramayu.
Hasilnya tercatat sebanyak 6.625 petugas kesehatan yang telah
berjejaring dengan Sijari EMAS dan sebanyak 74.905 pasien gawat
darurat ibu dan bayi baru lahir telah dirujuk dengan penggunaan Call
Center Sijari EMAS. Dampaknya, jika sebelum didampingi EMAS,
fasilitas kesehatan sangat jarang memberikan MgSO4 bagi pasien pre-
eklampsia berat (PEB), 96 persen dari 1560 pasien diberi MgSO4 di
Puskesmas sebelum dirujuk, dan 92 persen dari 5955 kasus
PEB/eclampsia mendapatkan pemberian MgSO4 di Rumah Sakit.
Ratio kematian ibu di fasilitas kesehatan dampingan EMAS di lima
Kabupaten EMAS di 2 tahun terakhir pendampingan (2014) mengalami
penurunan, dari 57 persen di tahun 2014 menjadi 50 persen di 2016.
Sedangkan AKBBL menurun dari 16 per seribu kelahiran hidup di
2014, setahun kemudian menjadi 15.8.
Selain dukungan penuh dari instansi terkait, keberadaan Forum
Masyarakat Peduli Kesehatan Ibu, Anak dan Bayi Baru Lahir (FM-
KIBBLA) di tingkat kecamatan dan Motivator Kesehatan Ibu dan Anak
(MKIA) di desa, turut berperan besar dalam capaian ini. 9.268 ibu hamil
resiko tinggi telah didampingi 485 MKIA yang berada di lima
Kabupaten dampingan program EMAS.
Sebanyak 107 organisasi kemasyarakatan tergabung dalam Forum
Masyarakat Madani (FMM) di lima kabupaten dampingan Program
EMAS. Untuk mendukung keberhasilan Gerakan Penyelamatan Ibu
dan Bayi Baru Lahir di Provinsi Jawa Barat, telah terdapat 99 Mentor
Klinis dan 84 Mentor Rujukan dari Puskesmas, Rumah Sakit dan FMM
di daerah dampingan EMAS. Para mentor ini bertugas untuk membantu

10
Puskesmas dan Rumah Sakit lainnya di 22 Kabupaten/Kota di provinsi
Jawa Barat. Agar mampu meningkatkan standar layanan klinis dan
rujukan, demi penurunan AKI dan AKB di Provinsi Jawa Barat
(tribun.news 2016)
Upaya yang dilakukan dalam bidang kesehatan untuk menurunkan
AKI dan AKB yaitu mempunyai 24 Standar Pelayanan Kebidanan yaitu
Standar Pelayanan Umum (2 standar), Standar Pelayanan Antenatal (6
standar), Standar Pertolongna Persalinan (4 standar), Standar Pelayanan
Nifas (3 standar), Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-
neonatal (9 standar) yang terdiri dari Standar 1 : Persiapan Untuk
Kehidupan Keluarga Sehat , Standar 2 : Pencatatan Dan Pelaporan,
Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil, Standar 4 : Pemeriksaan Dan
Pemantauan Antenatal, Standar Pelayanan 5 : Palpasi Abdominal,
Standar 6 : Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan, Standar 7 :
Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan, Standar 8 : Persiapan
Persalinan, Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I, Standar 10: Persalinan
Kala II Yang Aman, Standar 11: Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala
III, Standar 12 : Penanganan Kala IV, Dengan Gawat Janin Melalui
Episiotomy, Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir, Standar 14:
Penanganan Pada 2 Jam Pertama Setelah Persalinan, Standar 15:
Pelayanan Bagi Ibu Dan Bayi Pada Masa Nifas, Standar 16:
Penanganan Perdarahan Dalam Kehamilan Pada Trimester III, Standar
17: Penanganan Kegawatan Dan Eklamsi , Standar 18: Penanganan
Kegawatdaruratanan Pada Partus Lama , Standar 19: Persalinan
Dengan Menggunakan Vacum Ekstrator, Standar 20: Penangan
Retensio Plasenta, Standar 21: Penanganan Perdarahan Post Partum
Primer, Standar 22: Penanganan Perdarahanpost Partum Sekunder,
Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis, Standar 24: Penanganan
Asfiksia Neonaturum. (Aminy, 2012).

Berdasarkan paparan permasalahan di atas, maka penulis tertarik


untuk mengambil kasus kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
pada pasien di PKM Pangkalan karena pasien bersedia menerima dan

11
terbuka dalam mendapatkan asuhan kebidanan kehamilan, persalinan,
nifas dan bayi baru lahir dengan judul “laporan kehamilan, persalinan,
nifas dan bbl pkk ii a daring di puskesmas pangkalan kabupaten
karawang tahun 2020” dengan harapan bahwa menejemen asuhan
kebidanan yang penulis lakukan ini dapat berpartisipasi untuk
menurunkan AKI dan AKB.

1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Penulis dapat menerapkan dan melaksanakan asuhan
kebidanan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada
pasien di Puskesmas Pangkalan Kabupaten Karawang Tahun 2020
dengan melakukan pendekatan pada klien sesuai standar pelayanan
kebidanan dan didokumentasikan secara SOAP.
2. Tujuan khusus
a. Penulis mengumpulkan data subjektif dan objektif pada pasien
di Puskesmas Pangkalan Kabupaten Karawang Tahun 2020
b. Menegakkan diagnosa secara tepat dalam asuhan kebidanan
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pasien di
Puskesmas Pangkalan Kabupaten Karawang Tahun 2020
c. Melakukan antisipasi masalah dalam asuhan kebidanan
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pasien di
Puskesmas Pangkalan Kabupaten Karawang Tahun 2020
d. Menentukan tindakan segera jika dibutuhkan dalam asuhan
kebidanan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
pasien di Puskesmas Pangkalan Kabupaten Karawang Tahun
2020
e. Melakukan perencanaan dalam asuhan kebidanan kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir pasien di Puskesmas
Pangkalan Kabupaten Karawang Tahun 2020

12
f. Melakukan pelaksanaan tindakan dalam asuhan kebidanan
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pasien di
Puskesmas Pangkalan Kabupaten Karawang Tahun 2020
g. Mengevaluasi tindakan yang diberikan dalam asuhan kebidanan
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pasien di
Puskesmas Pangkalan Kabupaten Karawang Tahun 2020
h. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir pasien di Puskesmas
Pangkalan Kabupaten Karawang Tahun 2020
1.3 Manfaat
Memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan keterampilan dalam
asuhan kebidanan, dijadikan pedoman dalam penerapan asuhan
kebidanan, sebagai sumber informasi tentang asuhan kebidanan
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Sebagai bahan bacaan
untuk bahan penelitian.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan
a. Pengertian kehamilan
Kehamilan adalah keadaan saat seorang wanita membawa embrio atau
fetus didalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi
(misalnya dalam kasus kembar, triple / kembar tiga. (wikipedia)
b. Tanda – tanda kehamilan
Tanda pasti hamil yaitu, terdengar detak jantung janin (DJJ), ada
gerakan janin, pemeriksaan melalui USG dan Ronten. Sedangkan tanda
tidak pasti dalam kehamilan, yaitu tidak datang bulan (Haid), mual
muntah terutama morning sicknes, tidka tahan bau bau, perasaan
mengidam, kepala sakit / pusing, terdapat pengeluaran air liur
berlebihan. (Khaioroh, miftahul dkk. 2019)
c. Pelayanan 10 T pada kehamilan
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badam
b. Tekanan darah
c. Tentukan status gizi (LILA)
d. Tinggi fundus uteri
e. Tentukan presentasi janin (DJJ)
f. TT (Tetanus Toxoid)
g. Tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan
h. Tes laboratorium (rutin dan khusus)
i. Tata laksana kasus
j. Temu wicara (P4K dan KB pasca persalinan)
(Gutom, Lusiana dkk. 2020)
d. Tanda Bahaya Kehamilan
a. Muntah terus tak mau makan
b. Deman tinggi
c. Bengkak, tangan dan wajah atau sakit kepala disertasi kejang
d. Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya
e. Perdarahan pada hamil muda dan hamil tua

14
f. Air ketuban keluar sebelum waktunya
g. Demam, menggigil dan berkeringat. Bila ibu berada didaerah
endemis malaria, menunjukan adanya gejala penyakit malaria
h. Terasa sakit pada saat kencing atau keluar keputihan atau gatal –
gatal didaerah kemaluan
i. Batuk lama (lebih dari 2 minggu)
j. Jantung berdebar – debar atau nyeri dada
k. Diare berulang
l. Sulit tidur dan cemas berlebihan
(buku KIA)

e. IMT
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah merupakan proksi heuristik
untuk lemak tubuh manusia berdasarkan berat badan seseorang dan
tinggi. IMT tidak benar – benar mengukur presentasi lemak tubuh. Itu
ditemukan antar tahun 1830 dan 1850 oleh polymath asal Belgia
Adolphe Quetelet selama pengembangan “fisika sosial”. (wikipedia).
Rumus IMT = BB
(TB(m))2
Klasifikasi IMT Kenaikan BB selama hamil
Underweight <18,5 13 – 18 kg
Normal 18,5 – 22,9 11 – 16 kg
Overweight 23 – 24,9 11 – 16 kg
Obesitas 1 25 – 29,9 7 – 11 kg
Obesitas 2 >30 < 9 kg

f. Obesitas Dalam Kehamilan


Obesitas atau kegemukan adalah suatu kondisi medis berupa
kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian ruma sehingga
menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan. Seolah dianggap
menderita kegemukan (obeseitas) bila Indeks Massa Tubuh (IMT), yitu
ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam

15
kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, lebih dari 30
kg/m2.(wikipedia)
Obesitas atau kegemukan dalam kehamilan dapat mengakibatkan
komplikasi dalam kehamilan seperti persalinan yang sulit atau lama,
diabetes gestasional, perdarahan pasca persalinan, gangguan jantung
dan ginjal, apnea tidur, melahirkan denagn operasi sesar,
penggumpalan darah, preeklamsia, keguguran atau bayi lahir dalam
keadaan tidak bernyawa. Berdampak juga pada janin yaitu seperti
kecacatan / kelainan bawaan pada bayi, lahir dengan berat badan
berlebih, kelahiran prematur.
Upaya yang dilakukan yaitu mengatur pola nutrisi dengan cara,
a. Selalu sarapan
b. Susun daftar makanan
c. Pilih makanan berserat rendah kandung lemak dan gula
d. Usahakan untuk mengolah makanan
e. Jadikanlah buah sebgai cemilan
f. Perbanyak minum air putih minimal 8 gelas sehari
g. Jangan percaya mitos orang hamil perlu makanan 2 kali lipat dari
biasanya
h. Makanlah makanan dengan nutrisi tertinggi
i. Kurangi asupan hidrat arang
j. Konsumsi cukup mineral dan vitamin

Bisa juga ditambahkan dengan pengaturan pola aktifitas seperti


sering berjalan santai, melakukan senma ibu hamil, yoga ibu hamil dan
yang lainnya. (Sudargo, toto dkk. 2018)

g. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan
darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih, karena normalnya
tekanam darah berada pada nilai 120/80 mmHg. Ada beberapa faktor
yang dapat meningkatkan resiko seseorang mengalami hipertensi,
seperti lanjut usia, memiliki keluarga yang menderita hipertensi atau
gen, dan jarang berolahraga.

16
Hipertensi adalah masalah medis yang umum ditemui selama
kehamilan, penyakit Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) adalah salah
satu penyebab kesakitan dan kematian ibu mau pun janin. Kira-kira 15-
25% wanita yang didiagnosis awal dengan hipertensi dalam kehamilan
akan mengalami Pre-Eklamsia Berat (PEB). Penyakit hipertensi tidak
menular tidak akan berkembang atau membahayakan, dan dapat hilang
setelah kelahiran apabila mendapatkan penanganan yang baik, namun
jika dibiarkan hipertensi saat hamil bisa membahayakan. Pre- Eklamsia
terbagi menjadi 2 yaitu, Pre-Eklamsia ringan dan berat. Untuk kriteria
diagnostik Pre-Eklamsia ringan adalah desakan darah ≥ 140/90 mmHg-
< 160/110 mmHg dan proteinuria nya +1 atau 300 mg/ 24 jam jumlah
urine, sedangkan untuk Pre-Eklamsia berat kriteria diagnostiknya
160/110 mmHg disertai proteinuria +2.
1. Klasifikasi Hipertensi Dalam Kehamilan
a. Hipertensi kronik. Didapatkan sebelum kehamilan, usia
kehamilan < 20 minggu, dan tidak menghilang setelah 12
minggu pasca persalinan
b. Preeklamsia-eklamsia. Hipertensi dan proteinuria yang
didapat setelah usia kehamilan 20 minggu.
c. Hipertensi kronik dengan preeklamsia. Hipertensi kronik
ditambah proteinuria.
d. Hipertensi gestational. Timbulnya hipertensi pada
kehamilan yang tidak disertai proteinuria hingga 12 minggu
pasca persalinan.
2. Gejala Hipertensi Dalam Kehamilan
Berikut adalah tanda-tanda hipertensi dalam kehamilan.
Konsultasikan pada dokter kandungan Anda apabila Anda mengalami
gejala-gejala berikut.
a. Ditemukannya kelebihan protein dalam urin (proteinuria) atau
tanda-tanda tambahan masalah ginjal.
b. Sakit kepala yang parah.

17
c. Perubahan penglihatan, penglihatan menjadi kabur atau
sensitivitas cahaya.
d. Nyeri pada perut bagian atas, biasanya di bawah tulang rusuk
Anda di sisi kanan.
e. Mual atau muntah.
f. Urin dari buang air kecil menurun.
g. Penurunan kadar trombosit dalam darah.
h. Gangguan pada fungsi hati.
i. Sesak napas, hal ini disebabkan oleh cairan di paru-paru.
j. Kenaikan tiba-tiba pada berat badan dan pembengkakan
(edema), khususnya di wajah dan tangan, sering menyertai
preeklampsia. Tapi hal-hal ini juga terjadi di banyak kehamilan
normal, sehingga kadang tidak dianggap sebagai tanda-tanda
preeklampsia.

Jika Pre-Eklamsia tidak secepatnya di tangani makan akan


semakin parah, dan ibu akan mengalami eklamsia. Eklamsia adalah
preeklamsia yang disertai dengan kejang tonik-klonik disusul
dengan koma. Sebagian kecil wanita dengan eklamsia memiliki
tekanan darah yang normal/pre-eklamsia ringan.

3. Asal Mula Hipertensi Dalam Kehamilan – Pre eklampsia


a. Terjadi perubahan pada end organ (spasme vaskuler,
perdarahan dan nekrosis)
b. Perfusi plasenta berkurang hingga janin mengalami
kekurangan nutrisi dan hipoksia hingga terjadi PJT
(Pertumbuhan Janin Terhambat)
c. Peningkatan curah jantung
d. Peningkatan volume cairan ekstraseluler
e. Hemokonsentrasi
f. Filtrasi glomeruli berkurang oligouria –anuria
g. Terganggunya faktor pembekuan Disseminated
Intravascular Coagulopathy (DIC)

18
h. Gangguan keseimbangan elektrolit
4. Komplikasi Hipertensi Dalam Kehamilan
a. Edema serebri hingga Kejang (eklamsia)
b. Perdarahan serebral hingga Koma lama
c. Sindroma HELLP hingga DIC
d. Abruptio placentae hingga Syok hemoragik
e. Edema pulmonum hingga Gagal napas
f. Oligouria, anuria – Kegagalan ginjal akut
g. Edema kapsula glisoni, ruptur hepar – Perdarahan Intra
Abdominal
h. Ketidakseimbangan elektrolit
i. Edema sampai perdarahan retina
j. Gangguan penglihatan sampai kebutaan
h. Perdarahan
Perdarahan pervaginam seringkali dialami oleh wanita hamil, salah
satu perdarahan pervaginam di masa hamil muda yang sering dialami
oleh wanita hamil adalah abortus. Menurut Muchtar (2012), abortus adalah
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dan
sebagai batasannya yaitu kehamilan <20 minggu dan berat janin kurang dari
500 g. Abortus dibagi menjadi beberapa jenis, seperti abortus imminens,
abortus insipiens, abortus inclompleate, abortus compleate, missed abortion,
Abortus provokatus.
1. Tanda dan gejala abortus
Menurut manuaba ( 2010 ) tanda dan gejala abortus adalah :
a. Adanya keterlambatan datang bulan
b. Terjadinya perdarahan
c. Disertai sakit perut
d. Dapat diikuti oleh pengeluaran hasil konsepsi
e. Pemeriksaan hasil tes masih dapat posistif atau sudah negatif
2. Komplikasi atau penyulit abortus
Komplikasi atau penyulit abortus diantaranya :

19
a. Perdarahan : Peradarahan dapat terjadi sedikit dalam waktu
yang panjang atau lama yang mendadak banyak sehingga
menyebabkan syok ( Manuaba, 2010 )
b. Penyulit saat melakukan curretase : Dapat terjadi perforase
dengan gejala kuret terasa tembus, penderita kesakitan,
penderita syok, dan dapat terjadi perdarahan dalam perut dan
infeksi dalam abdomen ( Manuaba, 2010 )
c. Syok : Terjadi karena perdarahan ( Syok Hemoragik ) dan
karena infeksi berat ( Syok Endoseptik ) (Prawiohardjo,
2010 )
d. Degenerasi Ganas : Keguguran dapat terjadi korio karsinoma
sekitar 15-20%. Gejala korio karsinoma adalah terdapat
perdarahan berlangsung lama, terjadi pemebesaran atau
perlunakan rahim, terhadap metatase ke vagina atau lainnya
( Manuaba. 2010 ).
3. Cara Menjaga Kehamilan agar tetap sehat

Agar kesehatan ibu dan bayi tetap optimal hingga persalinan


tiba, anda harus benar-benar menjaga kehamilan dengan sebaik
mungkin. Hal ini bisa dilakukan dengan cara seperti ini :

a. Rajin konsul ke dokter : Pastikan anda rutin melakukan


pemeriksaan kehamilan sesuai dengam jadwal yang sudah
ditentukan oleh dokter knadungan. Anda akan mendapatkan
pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah dan USG untuk
mengecek kondisi kehamilan anda
b. Perhatikan asupan makanan : Selama hamil, penting bagi
anda untuk memperhatikan asupan makanan yang anda
konsumsi sehari-hari selama hamil. Pastikan asupan yang
anda konsumsi mengandung zat gizi lengkap, sumber
protein, dan berserat tinggi. Sebisa mungkin hindari
menuruti ngidam makanan yang mengandung gula dan
lemak yang tinggi, karena hal tersebut dapat meningkatkan
resiko prediabetes atau bahakan diabetes gestasional

20
c. Istirahat yang cukup : Ibu hamil memang dianjurkan untuk
melakukan berbagai aktivitas normal seperti biasanya,
namun jangan lupa perhatikan kondisi tubuh anda. Hindari
melakukan aktivitas yang berat. Pastikan tubuh anda
mendapatkan istirahat dan tidur yang cukup.
d. Melakukan Vaksinasi : Ada 5 vaksin wajib yang dilakukan
oleh ibu hamil, dan idealnya dilakukan semua. Vaksin
tersebut di antaranya hepatitis B, MMR, varisela,
tetanus/diphtheria/pertussis (Tdap), dan vaksin kanker
serviks. Anda bisa melakukan vaksin tersebut di Puskesmas,
Klinik, maupun Rumah Sakit

2.2 Persalinan
a. Pengertian persalinan
Persalinan normal adalah proses persalinan yang melalui kejadian
secara alami dengan adanya kontraksi rahim ibu dan dilalui dengan
pembukaan untuk mengeluarkan bayi. Dari pengertian diatas persalinan
adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi servik, lahirnya bayi dan
plasenta dari rahim ibu. Persalinan normal disebut juga alami karena
terjadi secara alami. Jadi secara umum persalinan normal adalah proses
persalinan yang melalui kejadian secara alami dengan adanya kontraksi
rahim ibu dan dilalui dengan pembukaan untuk mengeluarkan bayi. Jika
persalinan normal tidak termungkinkan karena masalah posisi bayi
harus dilakukan bedah besar. Pada saat persalinan normal bayi
dilahirkan melalui vagina. (wikipedia)
b. Jenis – jenis persalinan
1. persalinan spontan, jika persalinan berlangsung dengan
kekuatan ibunya sendiri dan melalui jalan lahir.
2. Persalinan buatan, persalinan yang berlangsung dengan
bantuan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps /
dilakukan operasi sectio saesarea

21
3. Persalinan anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk
persalinan ditimbilkan dari luar dengan jalan rangsangan misalnya
pemberian pitocin dan prostaglandin (oktarina, mika. 2016)
c. Proses persalinan
1. Didahului dengan mulas teratur semakin kuat dan sering
2. Pada kehamilan pertama, bayi biasanya lahir setelah 12 jam
sejak mules teratur. Pada kehamilan ke dua dan kehamilan
berikutnya, biasanya bayi lahir setelah 8 jam sejak mules teratur.
Ibu masih boleh berjalan, makan dan minum. Selama proses
melahirkan sebaiknya ibu didampingi suami dan keluarga
3. Jika terasa sakit, tarik nafas panjang lewat hidung, lalu
keluarkan lewat mulut
4. Jika terasa ingin buang aing besar segera beritahu bidan /
dokter. Bidan atau dokter akan mengarahkan / memimpin ibu
mengejan sesuai dengan dorongan rasa ingin mengejan yang timbul
5. Setelah bayi lahir dan sehat segera lakukan inisiasi menyusu
dini (IMD)
6. IMD adalah segera meletakkan bayi di dada ibu (ada kontak
kulit ibu dan kulit bayi sekurang – kurangnya 1 jam untuk
memberikan kesempatan kepada bayi menyusu sesegera mungkin)
IMD merangsang keluarnya ASI, memberi kekeba;an pada bayi
serta meningkatkan kekuatan batin antara ibu dan bayinya. IMD
mencegah perdarahan pada ibu
7. Ibu dapat segera dipasang IUD dalam waktu 10 menit setelah
plasenta lahir bila ibu dan suami sepakat untuk mengikuti KB
dengan metode AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim). (buku
KIA)
d. tanda bahaya persalinan
1. perdarahan lewat jalan lahir
2. tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
3. ibu mengalami kejang
4. ibu tidak kuat mengejan

22
5. air ketuban keruh dan berbau
6. ibu gelisah atau mengalami kesakitan
(buku KIA)
e. tahapan persalinan
a. Kala 1/kala pembukaan adalaj periode persalinan yang
dimulai dari his persalinan yang pertama sampai
pembukaan servik menjadi lengkap. Berdasarkan kemajuan
pembukaan maka kala 1 dibagi menjadi :
1 Fase laten, yaitu pembukaan yang sangat lambat ialah dari
0 – 3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam.
2 Fase aktif, yaitu pembukaan yang lebih cepat membutuhkan
waktu 6 jam yang terbagi lagi menjadi :
1) Fase acselerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3
cm – 4 cm yangdicapai dalam 2 jam
2) Fase dilatasi maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai
9 cm yang dicapai dalam 2 jam
3) Fase decelerasi (kurangnya kecepatan), dari
pembukaan 9 cm – 10 cm dalam 2 jam
b. Kala II/kala pengeluaran adalah periode persalinan yang
dimulai dari pembukaan (10 cm) sampai lahirnya bayi.
Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam
pada multigravida. Pada kala ini his lebih cepat dna kuat,
kurang lebih 2 – 3 menit sekali. Dalam kondisi normal kepala
janin sudah masuk dalam rongga panggul.
c. Kala III/kala uri adalah periode persalinan yang dimulai
dari lahrnya bayi sampai lahirnya plasenta. Berlangsung
tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba
keras dan fundus uteru agak diatas pusat. Beberapa menit
kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan
plasenta dari dindingnya.
d. Kala IV merupakan masa 1 – 2 jam setelah plasenta lahir.

23
Dalam klinik, atas pertimbangan – pertimbangan praktis
masih diakui adanya kala IV perslinan meskipun masa
setelah plasenta lahir adalah masa dimulainya masa nifas,
mengingat pad masa ini sering timbung perdarahan.
Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adalah :
1 Tingkat kesehatan ibu bersalin
2 Pemeriksaan TTV : TD, nadi, suhu, respirasi
3 Kontraksi uterus
4 Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih
normal jika jumlah tidak melebihi 500 cc
5 Isi kandung kemih
(Oktarina, mika. 2016)
f. induksi persalinan
a. Obat obatan
1. Prostaglandin
Pemberian obat (zat) prostaglandin dalam bentuk tablet yang
bisa diminum atau dimasukuan kedalam rongga vagina anda.
Prostaglandin ini akan merangsang timbulnya kontraksi
rahim yang diharapkan akan memulainya pembukaan leher
rahim sebagai awal terjadinya proses persalinan.
2. Oksitosin
Zat yang bisa menimbulkan kontraksi rahim yang diberikan
secara infus. Dibandingkan dengan prostaglandin, oksitosin
mempunyai kelebihan. Selain dapat digunakan untuk
memulainya terjadinya persalinan, oksitosin juga bisa
digunakan untuk mempercepat proses persalinan yang sudah
berlangsung.
b. Cara mekanik
Cara menginduksi persalinan tanpa menggunakan obar-obatan
diatas tadi. Cara ini dengan menggunakan balon kateter. Balon
kateter adalah selang kecil diujungnya bisa digelembungkan.
Mekanisme kerjanya yaitu selang dipasang dileher rahim kemudian

24
digelembungkan ujungnya sehingga akan mendesak pintu leher
rahim. Perlahan-lahan pintu rahim akan terbuka dan akan
menginisiasi terjadinya proses persalinan selanjutnya.
c. Cara alami
Rangsangan pada puting susu diakhir masa kehamilan juga dapat
menginisiasi proses persalinan. Puting susu yang dirangsang akan
mengeluarkan hormon oksitosin secara aami. Selain itu berhubungan
seks diakhir masa kehamilan juga akan merangsang pembentukan
zat prostaglandin alami. Sebenarnya dalam kandungan sperma juga
terdapat zat protaglandin alami. Zat inilah yang selanjutnya akan
berperan mematangkan leher rahim secara alami. Namun perlu
diketahui, cara alami secara medis tidak digunakan mengingat
prosesnya lama dan keberhasilannya kecil. Cara alami hanya
digunakan bagi anda yang ingin mencoba menginduksi dirumah.
(Rahmatullah, irfan. 2016)
g. bayi dengan berat badan lahir rendah
Definisi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
adalah bila berat badannya kurang dari 2,500 gr. Sebelum tahun
1961, berdasarkan beart badan saja dianggap bayi prematur atau
bersadarkan umur kehamilan yaitu kurang dari 37 minggu. Ternyata
tidak semua bayi dengan berat badan lahir rendah bermasalah
sebagai prematur tetapi terdapat beberapa kriteria sebagai berikut
1 Berat badan lahir rendah sesuai dengan umur kehamilannya
menurut perhitungan hari pertama haid terakhir
2 Bayi dengan ukuran kecil masa kehamilan (KMK) artinya bayi
yang berat badannya kurang dari persentil ke 10 dari berat
sesungguhnya yang seharunya dicapai menurut umur
kehamilannya
3 Atau berat badan lahir rendah ini disebebkan oleh kombinasi
keduanya artinya umur kehamilannya belum waktunya untuk
lahir atau tumbuh kembang intrauteri mengalami gangguan
sehingga terjadi kecil untuk masa kehamilannya

25
Bayi dengan berat badan lahir rendah merupakan masalah yang
perlu mendapatkan perhatian karena:

a. Mungkin terdapat penyakit maternal dan fetal sebagai faktor


yang diduga sehingga masih mengurangi kejadian BBLR
b. Bahwa bayi dengan BBLR mempunyai risiko mortalitas dan
morbilitas yang tinggi
c. Dampak psikologis dan neurologis setelah hidup dan akan
menjadi masalah baru dalam lingkungan keluarganya
d. Masi ada peluang untuk memberikan terapi sehingga upaya
menurunkannya dapat dilakukan
e. Bahwa diagnosis dugaan akan terjadi kelahiran dengan BBLR
cukup sulit bahkan perlu menggunakan alat canggih

(manuaba, 2007)

2.3 Nifas
a. Pengertian nifas
Nifas adalah darah yang keluar dari rahim yang disebabkan
melahirkan atau setelah melahirkan. Darah nifas keluar selama 40 hari
setelah melahirkan selama masa nifas seorang perempuan dilarang
untuk shalat, puasa dan berhubungan intim dengan suaminya.
Masa nifas paling sedikit adalah beberapa saat setelah proses
bersalin. Sedangkan masa nifas yang paling lama adalah 40 hari, jika
masa nifas lebih dari 40 hari dan bertepatan dengan datangnya haid
pada saat sebelum hamil, maka hari yang lebih dari 40 hari tersebut
adalah masa haid. Namun, jika darah yang keluar tersebut bukan pada
waktu haid, maka darah tersebut adalah istihadhah (penyakit). Hukum
wanita yang sedang nifas sama dengan hukum wanita yang sedang haid.
(wikipedia.id)
b. Fase Adaptasi Masa Nifas
1. Fase ketergantungan (taking in)

26
Merupakan fase pada waktu segera setelah persalinan dimana pada
masa ini ibu cenderung pasif. Berlangsung 24 – 48 jam setelah
kelahiran bayi. Ibu membutuhkan banyak bantuan untuk melakukan
hal yang mudah dan juga dalam pengambilan keputusan. Hal ini
berkaitan dengan ketidaknyamanan yang dirasakan ibu setelah
proses melahirkan misalnya nyeri pada bekas luka jahitan.
Perhatian ibu terbagi antara menjalankan peran barunya sebagai ibu
dengan pengalaman yang baru saja dialami yaitu proses persalinan.
Pada saat ini ibu ingin membicarakan mengenai kehamilan terutama
persalinan yang baru saja dialami. Ibu masih membutuhkan waktu
istirahat untuk memulihkan tenaga. Ibu berfokus pada kesembuhan
fisiknya. Hal yang paling dibutuhkan saat ini adalah kenyamanan.
Pada fase ini ibu membutuhkan kehadiran orang lain seperti suami
atau orang tua untuk memberikan dukungan jika pada saat ini
kebutuhan ibu tidak terpenuhi maka akan menjadipemicu maternity
blues.
2. Fase transisi antara ketergnatungan dan kemandirian (taking hold)
Peralihan dari fase ketergantungan menuju fase mandiri disebut
taking hold. Setelah masa pasif ibu mulai mengambil inisiatif untuk
bertindak. Ibu nifas cenderung ingin melakukan sendiri kegiatan
yang mempu dilakukan dan telah mampu mengambil keputusan
sendiri. Ini disebut fase taking hold pada 3 hingga 10 hari nifas.
Sering disebut masa perpindahan dari periode ketergantungan
menjadi mandiri. Masa ini bisa lebih cepat pada masing – masing
ibu bersalin. Ibu mulai menerima perannya sebagai ibu dari bayi
yang baru dilahirkannya. Pada saat ini ibu mulai tertarik untuk
merawat bayi seiring meningkatnya tenaga ibu. Selama masa taking
hold ibu mengalami peningkatan rasa keingintahuan dan tertarik
dengan saran serta aktif mencari informasi yang dibutuhkan. Ibu
merasa lebih nyaman dan lebih berfokus pada bayi dibanding
dirinya sendiri. Ibu lebih mandiri untuk memulai perawatan diri dan
berfokus pafa fungsi tubuh. Ibu dapat menerima tanggung jawab

27
dalam perawatan bayi. Fase ini sangat ideal untuk memberikan
edukasi.
3. Fase mandiri (letting go)
Merupakan fase ketiga dimana ibu nifas sudah menemukan peran
sendiri. Ibu mulai menerima peran baru sebagai ibu. Seorang ibu
mulai menysuun rencana untuk melewati hari – hari baru dengan
bayinya dan keluarganya. Fase letting go berlangsung pada minggu
ke dua hingga ke empat nifas dan bisa lebih cepat tergantung
kemampuan ibu beradaptasi. Proses ini butuh kerja keras dan
berkelanjutan sesuai perkembangan bayi. Ibu yang dapat melewati
proses ini dengan baik juga akan dapat melakukan perannya dengan
baik. Fase ini merupakan periode kemandirian delam menjalankan
peran baru. Ibu mulai dapat menjalankan peran baru sebagai ibu
dengan penuh sejalan dengan kemampuan merawat bayi dengan
penuh percaya diri. Ibu juga sudah mulai menjalankan aktivitas
kesehariannya. (fidora, irma dkk. 2019)
c. Kunjungan Masa Nifas
1. 6 – 2 hari setelah persalinan, tujuan:
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uter
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk
bila perdarahan berlanjut
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri
d. Pemberian ASI awal
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
2. 3 hari sampai 7 hari setelah persalinan
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau

28
b. Menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi dan
perdarahan abdormal
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup, makanan, cairan dan
istirahat
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda – tanda penyulit
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada
bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi
sehari – hari
3. 8 hari sampai 28 hari setelah persalinan
Memastikan rahim sudah kembali normal dengan mengukur
dan meraba bagian rahim
4. 29 hari sampai 42 hari setelah persalinan
Menanyakan pada ibu tentang penyulit – penyulit yang ia atau
bayi alami dan memberikan konseling untuk KB secara dini.
(rini, susilo dkk. 2016)
d. Pengeluaran Lochea
Lochea adalah ekresi cairan rahim selama masa nifas dam
mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme
berkembang lebih cepat daripada kondisi asam yang ada pada vagina
normal. Lochea mempunya bau yang amis meskipun tidak terlalu
menyengat dan volumenya berbeda – beda pada setiap wanita.
Secret mikorskopik lochea terdiri dari eritrosit , pengeluaran
decicuas, sel epites dab bakteri. Lochea mengami perubahan karena
proses involusi. Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan waktu
dan warnanya diantaranya :
1. Lochea rubra/merah (kruenta), muncul pada hari pertama
sampai hari ketiga pospartum. Sesuai dengan namanya,
warnanya biasanya merah dan mengandung darah dari
robekan/luka pada plasenta dan serabut dari decidia dan
chorion. Terdiri dari sel disidua, verniks caseosa, rambut
lanugo, sisa mekonium dan sisa darah

29
2. Lochea sanguinolenta, berwarna merah kuning berisi darah
dan lendir karena pengaruh plasma darah, pengeluarannya
pada hari ke 4 – 7 hari postpartum
3. Lochea serosa, muncul pada hari 8 – 14 postpartum. Warnanya
biasanya kekuningan atau kecoklatan. Lochea ini terdiri dari
lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari
leukosif dan robekan laserasi plasenta
4. Lochea alba, muncul lebih dari 14 postpartum. Warnanya lebih
pucat, putih kekungingan dan lebih banyak mengandung
leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati
Bila pengeluaran lochea tidka lancar maka disebut locheastasis/ jika
loceha tetap berwarna merah setelah 2 minggu ada kemungkinan
tertinggalnya sisa plasenta atau karena involusi yang kurang
sempurna yang sering disebabkan retroflsxio uteri. Lochea
mempunyai suatu karakteristik bau yang tidak sama dnegan secret
mestruasi. Bau yang paling kuat pada lochea serosa dan harus
dibedakan juga dengan bau yang menandakan infeksi. (rini, susilo
dkk. 2016)
e. Tanda Bahaya Nifas
1. Perdarahan lewat jalan lahir
2. Keluar cairan berbau dari jalan lahir
3. Bengkak diwajah, tangan dan kaki atau sakit kepala dan kejang
– kejang
4. Deman lebih dari 2 hari
5. Peyudara bengkak, merah diserta rasa sakit
6. Ibu terlihat sedih, murung dan mensngis tanpa sebab (depresi)
(buku KIA)
f. Manfaat ASI Bagi Ibu
1. Proses menyusu dapat merangsang terjadinya kontraksi uterus
(rahim), sehingga dapat mencegah terjadinya perdarahan pada
masa nifas.

30
2. Dengan menyusui bayi secara optimal maka akan membuat
proses laktasi berjalan dengan lancar, sehingga ibu dapat
terhindar dari penyakit seperti bendungan ASI, mastitis,
payudara bengkak, bahkan kanker payudara
3. Proses menyusui dapat membuat iu nifas segera pulih kembali,
selain itu dapat membantu menurunkan berat badan sehingga
kembali normal.
4. Menyusui dengan eksklusif dan dilanjutkan hingga usia anak 2
tahun adalah kewajiban dari seorang ibu. Jika ibu nifas
menjalankan ini berarti ibu nifas telah memenuhi hak anak dan
telah menjadi seorang ibu yang bertanggung jawab.
5. Menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan
serta menajdi alat kontrasepsi (KB) alami. Disebut Metode
Amenorea Laktasi (MAL). Syarat MAL ada tiga yaitu tidak
haid, menyusui secara eksklusif dan umur bayi krang dari 6
bulan.
6. Dengan menyusui bayi secara eksklusif akan menghemat
pengeluaran rumah tangga (lebih ekonomis) selama 6 bulan.
(pratiwi, wulan dkk. 2017)
g. Cara Menyusui Bayi
1 Susui bayi sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8 kali
sehari
2 Bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui
3 Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindahkan ke
payudara sisi yang lain
4 Bila bayi sudah kenyang, tapi payudara masih terasa
penuh/kencang, perlu dikosongkan dengan diperah untuk
disimpan. Hal ini agar payudara tetap memproduksi ASI
cukup. (buku KIA)
h. Teknik Menyusui Yang Benar
1. Pastikan posisi ibu ada dalam posisi yang nyaman.
2. Kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus.

31
3. Wajah bayi menghadap payudara, hidung berhadapan dengan
puting.
4. Ibu harus memeluk badan bayi dekat dengan badannya. Jika
bayi baru lahir, ibu harus menyangga seluruh badan bayi.
5. Sebagain besar areola (bagian hitam disekitar puting) masuk ke
dalam mulut bayi.
6. Mulut terbuka lebar.
7. Bibir bawah melengkung ke luar.
8. Dagu menyentuh payudara ibu.
(buku KIA)
i. Penyimpanan ASI Perah (ASIP)
1 Dalam ruangan (ASIP Segar) dengan suhu 190C lama
penyimpanan 6 – 8 ruang ber AC dab 4 jam ruang non AC
2 Dalam ruangan (ASIP Beku 4 jam yang sudah dicairkan)
3 Kulkas < 40C lama penyimpanan 2 – 3 hari
4 Freezer pada lemari es 1 pintudengan suhu -180C s.d 00C lama
penyimpanan 2 minggu
5 Freezer pada lemari es 2 pintu -200C s.d -180C lama
penyimpanan 3 – bulan
(buku KIA)
j. Senam Nifas
Senam nifas dalah latihan jasmani yang dilakukan oleh ibu – ibu
setelah melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih dimana
fungsinya adalah untuk mengembalikan kondisi kesehatan, untuk
mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi,
memulihkan dan memperbaiki regangan pada otot – otot bagian
punggung, dasar panggul dan perut.
Tujuan senam nifas adalah
a) Membantu mencegah pembentukan bekuan (thrombosis)
pada pembuluh tungkai dan membantu keemajuan ibu dari
ketergantuangan peran sakit menjadi sehat dan tidak
bergantung.

32
b) Mengencangkan otot perut, kemaluan, otot –otot sekitar
kemaluan maupun otot –otot dasar panggul.
c) Membperbaiki regangan otot perut.
d) Untuk relaksasi dasar panggul.
e) Memperbaiki tonus otot pinggul.
f) Memperbaiki regangan otot tungkai.
g) Memperbaiki sirkulasi darah
h) Memperbaiki sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan.

Kontra indikasi yaitu senam nifas pada dasarnya tidak dilakukan


oleh ibu yang menderita anemia atau yang mempunyai riawayat
penyakit jantung dan paru – paru. (jurnal dr suparyanto, 2012).

k. Pijat Payudara
Manfaat pijat payudara :
1 Menenagkan pikiran ibu
2 Membuat tubuh relaks
3 Menormalkan aliran darah
4 Mencegah sumbatan saluran ASI
5 Menolong payudara yang engorged
6 Meningkatkan suplai ASI
7 Pada ibu yang relaktasi. (Rini, Susilo. 2017)

33
2.4 Bayi Baru Lahir
a. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir norml adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minguu sampai 42 minggu dengan berat badan lahir 2500 gram
sampai 4000 gram, menangis spontas kurang dari 30 detik setelah
lahir dengan nilai APGAR antara 7 – 10. Bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dengan erat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. (wagiyo,
Ns dkk. 2016)
b. Tanda Bayi Baru Lahir Sehat
1. Bayi baru lahir langsung menangis.
2. Tubuh bayi kemerahan.
3. Bayi bergerak aktif.
4. Berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
5. Bayi menyusu dari payudara ibu dnegan kuat.
c. Pelayanan Essensial Pada Bayi Baru Lahir Sehat Oleh
Dokter/Bidan/Perawat
1. Jaga bayi tetap hangat.
2. Bersihkan jalan nafas (bila perlu).
3. Keringkan dan jaga bayi tetap hangat.
4. Potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira – kira
2 menit setelah lahir.
5. Segera lakukan inisasi menyusu dini.
6. Beri salep mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua mata.
7. Beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuskular dipaha kiri
anterolateral setelah IMD.
8. Beri imunisasi hepatitis B0 0,5 ml, intramuskular dipaha kanan
anterolateral diberikan kira –kira 1 – 2 jam setelah pemberian
vitamin K1.
9. Pemberian identitas.
10. Anamnesis dan pemeriksaan fisik.
11. Pemulangan bayi lahir normal, konseling dan kunjungan ulang.

34
d. Perawatan Bayi Baru Lahir
1. Pemberian ASI : Segera lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD),
ASI yang keluar pertama berwarna kekuningan (kolostrum)
mengandung zat kekebalan tubuh langsung berikan kepada bayi
jangan dibuang, berikan ASI saja sampai usia 6 bulan (ASI
Ekskluasif).
Manfaat pemberian ASI yaitu meningkatkan kekebalan alamiah
pada bayi, mencegah perdarahan pada ibu nifas, menjalin kasih
sayang ibu dan bayi, mencegah kanker payudara, sehat praktis
dan tidak butuh biaya.
2. Cara menjaga bayi tetap hangat :
a. Mandikan bayi setelah 6 jam, dimandikan dengan air hangat.
b. Bayi harus tetap berpakaian dan diselimuti setiap saat,
memakai pakaian kering dan lembut.
c. Ganti popok dan baju jika basah.
d. Jangan tidurkan bayi ditempat dingin atau banyak angin.
e. Jaga bayi tetap hangat dengan menggunakan topi, kaos kaki,
kaos tangan dan pakaian yang hangat pada saat tidak dalam
dekapan.
f. Jika berat lahir kurang dari 2500 gram, lakukan perawatan
metode kangguru (dekap bayi didada ibu/bapa/anggota
keluarga lain kulit bayi menempel kulit ibu/bapa/anggota
keluarga lain).
g. Bidan/perawat/dokter menjelaskan cara perawatan metode
kangguru.
3. Perawatan tali pusat
a. Selalu cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
sebelum dan sesudah memegang bayi.
b. Jangan memberikan apapun pada tali pusat.
c. Rawat tali pusat terbuka dan kering.
d. Bila tali pusat kotor atau basah, cuci dengan air bersih dan
sabun mandi dan keringkan dengan kain bersih.

35
4. Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir
Jika dietmukan satu atau lebih tanda bahya dibawah ini, bayi
segera dibawa ke fasilitas kesehatan :
a. Tidak mau menyusu.
b. Kejang – kejang.
c. Lemah.
d. Sesak nafas (lebih besar atau sama dengan 60 kali/menit),
tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam.
e. Bayi merinting atau menangis terus menerus.
f. Tali pusat kemerahan sampai dinding perut, berbau atau
bernanah.
g. Demam/panas tinggi.
h. Mata bayi bernanah.
i. Diare/buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari.
j. Kulit dan mata bayi kuning.
k. Tinja bayi saat buang air besar berwarna pucat.
(buku KIA)
e. Imunisasi Heptitis B (HB0)
Imunisasi hepatitis B pertama (HB0) diberikan 1 - 2 jam setelah
pemberian vitamin K1 secara intramuskular. Imunisasi hepatitis B
bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi,
terutama jalur penularan ibu ke bayi. Penularan hepatitis pada bayi
baru lahir dapat terjadi secara vertikal (penularan ibu ke bayinya
pada waktu persalinan) dan horizontal (penularan dari orang lain).
Dengan demikian untuk mencegah terjadinya infeksi vertikal, bayi
harus diimunisasi hepatitis B sedini mungkin. Penderita hepatitis B
ada yang sembuh dan ada yang tetap membawa virus hepatitis B
didalam tubunya sebagai carrier (pembawa) hepatitis. Risiko
penderita hepatitis B untuk menjadi carrier tergantung umur pada
waktu terinfeksi. Jika terinfeksi pada bayi baru lahir, maka risiko
menjadi carrier 90%. Sedangkan yang terinfeksi pada umur dewasa

36
risiko menjadi carrier 5 – 10%. Imunisasi hepatitis B (HB0) harus
diberikan pada bayi umur 0 – 7 hari karena :
a. Sebagian ibu hamil merupakan carries hepatitis B.
b. Hampir separuh bayi dapat tertular hepatitis B pada saat lahir
dari ibu pembawa virus.
c. Penularan pada saat lahir hampir seluruhnya berlanjut menjadi
hepatitis menahun, yang kemudian dapat berlanjut menjadi
sirosis hati dan kanker hati primer.
d. Imunisasi hepatitis B sedini mungkin akan melindungi sekitar
75% bayi dari penularan hepatitis B. ( Noordiati, 2018)
f. Menfaat ASI Bagi Bayi
1. ASI hari pertama yang berbentuk cairan kekuning – kuningan
(kolostrum) mengandung zat kekebalan yang melindungi bayi
dari penyakit infeksi. Kolostrum juga membantu pengeluaran
kotoran pertama bayi (mekonium). Kolostrum mengandung vita
A tinggi, karbohidrat, protein dan rendah lemak yang sesuai
dengan kebutuhan gizi bayi dihari – hari pertama kehidupannya.
2. ASI mengandung zat gizi lengkap yang komposisinya dapat
berubah dari waktu ke waktu, sesuai dengan pertumbuhan dan
usia bayi. Sehingga menjadikan ASI adalah makanan kaya gizi
berkualitas tinggi yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan
perkembangan optimal bayi.
3. ASI mengandung taurin untuk proses pematangan sel otak, juga
mengandung DHA dan AA. Zat – zat penting ini membuat anak
ASI mempunyai kecerdasan yang lebih tinggi daripada anak yang
tidak mendapat ASI.
4. ASI mengandung zat imunologi yang melindungi bayi dari
infeksi. Bayi ASI beresiko lebih rendah menderita penyakit
gangguan pencernaan, alergi, asma, diabetes, obesitas, kanker
diusia kanak – kanak, penyakit gangguan saluran pernafasan,
infeksi kandung kemih dan sindrom kematian bayi mendadak.

37
5. Proses menyusui membuat ikatan kasih sayang antara bayi dan
ibu semakin terjalin indah. Bayi yang terpenuhi kebutuhan
sentuhan dan emosionalnya (merasa dicintai) akan tumbuh
menjadi anak sehat, percaya diri dan bersinar. (pratiwi, wulan
dkk. 2017)

38
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
3.1 Hamil Ny P G2 P1 A0 Di Puskesmas Pangkalan Kab
Karawang Tahun 2020
1 Trimester I (1 – 12 minggu) tanggal 24 januari 2020
Data subjektif (s) : berdasarkan data sekunder buku KIA
kunjungan pertama tanggal 24 januari 2020 di PKM dengan
identitas Ny Pury Lestari umur 29 tahun, agama islam, pendidikan
terakhir D3 kebidanan, ibu bekerja sebgai Bidan Desa Ciptasari.
Nama suami Tn Novian, umur 36 tahun, agam islam, pendiidkan
terakhir D3 Management, suami bekerja sebagai karyawan swasta.
Alamat rumah kp karajan RT 01/01 Desa ciptasari Kec Pangkalan
Kab Karawang. Haid terakhir tanggal 28 september 2019, taksiran
persalinan 5 september 2020. Mengaku hamil ke dua, bersalin satu
kali, tidak pernah keguguran. Jarak dengan persalinan terakhir 4
tahun. Sebelum hamil menggunakan kontrasepsi alami. Tidak ada
riwayat penyakit sistemik yang pernah atau sedang diderita ibu
maupun keluarga. Mempunyai riwayat tekanna darah tinggi pada
saat persalinan pertama. Keluhan yang dirasakan sekarang mual
dan pusing.
Data objektif (o) : TD 120/70 MmHg, BB 89 kg, TB 160 cm,
LILA 29 cm, teraba balothemn, detak jantung janin belum
terdengar. Golongan darah A, HBSAG negatif.
Analisa (a) : Ny p usia 29 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan 8
minggu fisiologis, keadaan ibu dan janin baik untuk saat ini.
Penatalaksanaan (p) : memberikan tablet Fe, kalk,
menganjurkannya untuk diminum malam hari sebelum tidur,
menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup,menganjurkan ibu
untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan sekali.

39
2 Trimester II (13 – 28 minggu)
a. 28 februari 2020
Data subjektif (s) : kunjungan ke 2 berdasarkan data dari
buku KIA, ibu mengeluh mual dan pusing.
Data objektif (o) : TD 120/70, BB 90, teraba balthemn, detak
jantung janin belum terdengar, tidak ada bengkak pada kaki,
HIV negatif, Sipilis negatif, dilakukan penyuntikan Tetanus
Toxoid (TT) pada ibu
Analisis (a) : Ny p usia 29 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan
13 minggu fisiologis, keadaan ibu dan janin baik untuk saat ini.
Penatalaksanaan (p) : menganjurkan ibu itu istrirahat yang
cukup, memberikan kalk pada ibu, mengingtakan ibu untuk
meminum suplemen kehamilan yang sudah diberikan,
memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan 1 bulan lagi atau
jika ada keluhan.
b. 28 maret 2020
Data subjektif (s) : kunjungan ke tiga berdasarkan buku KIA,
ibu tidak ada keluhan.
Data objektif (o) : TD 120/80 MmHg, BB 92 kg, teraba
balthemn, DJJ belum terdengar, kaki tidak bengkak, HB 12,1,
dilakukan penyuntikan TT 2
Analisa (a) : Ny p usia 29 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan
17 minggu fisiologis, keadaan ibu dan janin baik untuk saat ini.
Penatalaksanaan (p) : memberikan ibu kalk, menganjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup, memberitahu ibu untuk
melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi atau jika ada keluhan.
c. 30 april 2020
Data subjektif (s) : kunjungan ke empat berdasarkan buku KIA,
ibu tidak ada keluhan
Data objektif (o) : TD 120/80 MmHg, BB 94 kg, teraba
balthemn, DJJ 137 X/menit, tidak ada bengkak dikaki

40
Analisa (a) : Ny p usia 29 tahun G2 P1 A0 dengan usia
kehamilan 22 minggu jantin tunggal hiudp intrauteri fisiologis,
keadaan ibu dna janin baik untk saat ini
Penatalaksanaan (p) : memberikan ibu Fe, menganjurkan ibu
untuk makan yang cukup, istirahta yang cukup, memberitahu
ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi atau jika
ada keluhan.

3 Trimester III (29 – 42 minggu)


a. 11 juli 2020
Data subjektif (s) : kunjungan ke 4 berdasarkan buku KIA,
ibu mengatakna tidak ada keluhan
Data objektif (o) : TD 110 /80 MmHg, BB 100 kg, TFU
28cm, sudah masuk PAP, DJJ 142 X/menit, kaki tidak
bengkak, HB 13
Analisa (a) : Ny p usia 29 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan
32 minggu, janin hidup tunggal intrauteri fisiologis, keadaan
jnain baik untuk saat ini.
Penatalaksanaan (p) : memberikan ibu Fe dan kalk,
menganjurkan ibu istirahat yang cukup, memberitahu ibu
untuk melakukan kunjungan 2 minggu lagi atau jika ada
keluhan.

41
No register : 05/ XII / 2020
Hari/tanggal : Senin, 13 Juli 2020
Tempat/ruangan : Rumah/ Secara Daring

A. Data Subjetif

Biodata ibu
Nama : Ny P
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan : D3 Kebidanan
Pekerjaan : Bidan desa
Goldar :A
Alamat rumah : kp Krajan, RT01/RW01 Desa Cipta Sari. Kec Pangkalan
No telepon/hp : 085714552429
Alamat kantor : Puskesmas Pangkalan

Biodata suami
Nama : Tn N
Umur : 36 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : D3 Management
Pekerjaan : Karyawan swasta
Goldar :O
Alamat rumah : kp Krajan, RT01/RW01 Desa Cipta Sari. Kec Pangkalan
No telepon/hp : 085714552429
Alamat kantor : PT Mayora

1. Ibu mengatakan ini kunjungan yang ke 5


Dengan alasan ingin memeriksa kehamilan
Mengaku hamil ke 2 usia kehamilan 32 mg.

2. Keluhan utama (khusus dan umum)


Ketidaknyaman yang dirasakan tidak ada untuk saat ini
Tanda bahaya yang dirasakan tidak ada untuk saat ini

3. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan pertama kali menikah pada usia 24 ini merupakan
perkawinan ke 1 kali dengan suami sekarang sudah 6 tahun memiliki buku
nikah statusnya syah

42
4. Riwayat menstruasi
Menarche pada usia 13 siklus menstruasi 28 hari
Teratur setiap bulan, lama mentruasi 7 hari.
Banyaknya darah menstruasi 3 kali ganti softek
Konsistensi encer Mengalami dimesnor ada
Sebelum atau sesudah menstruasi mengalami flour albous, ya sesudah haid
HPHT 28-11-2019
HPT 28 – 11 – 2019
+7 -3 +1
35 8 2020
-30 +1 +0
5 9 2020

5. Riwayat kehamilan saat ini


A. Riwayat ANC
Ibu mengatakan melakukan ANC pertama kali pada usia kehamilan 2
bulan di bidan
Trimester I : 3 kali di bidan dan dokter
Trimester II : 2 kali di bidan
Trimester III : 1 kali di bidan
B. Pergerakan janin pertama kali dirasakan pada usia kehamilan 20
minggu dengan pergerakan 10 kali dalam 24 jam, keluhan yang
dirasakan tidak ada
C. Tanda bahaya atau penyulit
Sakit kepala yang menetap : pernah pada sat awal kehamilan
Pandangan kabur : tidak ada
Bengkak di jari/wajah : tidak ada
Nyeri ulu hati : tidak ada
Janin tidak bergerak dalam beberapa hari : tidak
Keluar air-air yang tidak terasa/tidak bisa ditahan : tidak
Sakit peruk yang hebat : tidak
Keluar darah dari vagina : pernah pada saat usia kehamilan 12 minggu
karna kelelahan
D. Pola nutrisi
Frekuensi makan dalam sehari : 4 kali
Porsi : sedang
Jenis makanan : beraneka ragam, nasi, sayur, daging
ayam
Keluhan : tidak ada untuk saat ini
Frekuensi minum dalam sehari : 8 kali
Banyaknya dalam gelas : 8 gelas
Jenis : air putih
Keluhan : tidak ada
E. Pola eliminasi

43
Frekuensi BAB dalam sehari : 2 kali
Setiap : pagi dan malam
Teratur, bau khas, konsistensi padat
Keluhan : tidak ada
Frekuensi BAK dalam sehari : siang 5 kali. malam 3 kali
Warna : kuning jernih
Konsistensi cair, bau khas
Keluhan : tidak ada
F. Pola aktivitas
Kegiatan sehari-hari / pekerjaan rumah : 06.00 – 07.00
Lamanya : 1 jam
Jenis aktivitas yang sering dilakukan : menyapu, mengepel
Keluhan : tidak
G. Pola istirahat dan tidur
Siang 1 jam dari jam 12.00 sampai jam 13.00
Keluhan tidak ada
Malam 9 jam dari jam 21.00 sampai jam 05.00
Keluhan tidak ada
H. Seksualitas
Sudah jarang melakukan salah satu faktornya dikarenakan suami kerja
di jakarta dan pulang terkadang hanya sabtu dan minggu
Terakhir melakukan : 3 minggu yg lalu
Keluhan : tidak ada
I. Personal hygiene
Mandi 2 kali sehari, menggunakan sabun mandi, gosok gigi 3 kali
sehari, menggunakan pasta gigi, keramas 3-4 kali seminggu,
menggunakan shampoo, membersihkan alat kelamin 10 kali sehari pada
saat BAB dan BAK, dengan air mengalir, cara memberihkannya dari
depan kebelakang.
J. Imunisasi
DPT : ya
TT SD : ya
TT WUS : ya
TT CATIN : ya
TT Kehamilan yang lalu :ya
TT Kehamilan yang sekarang : ya, sudah 2 kali pada usia kehamilan
13 minggu dan 17 minggu

6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Jumlah kehamilan :2
Jumlah anak yang hidup :1
Jumlah keguguran :0
Jumlah kelahiran prematur : 0

44
Persalinan dengan tindakan : ( ada )induksi
Riwayat perdarahan antepartum, persalinan / pasca persalinan : tidak
Kehamilan dengan tekanan darah tinggi : ada
Berat bayi :3,100 kg
Masalah lain : tidak

7. Riwayat kontrasepsi
Jenis kontrasepsi :Kombinasi KB alami yaitu kalender, koitus
interuptus dan mall
Lamanya :3 tahun
Ganti cara tanggal : tidak ada
Alasan : tidak ada
Berhenti menggunakan kontrasepsi tanggal : 4 september 2018
Alasan : ingin hamil

8. Riwayat kesehatan
A. Penyakit sistemik yang pernah / sedang diderita ibu
Hipertensi : tidak ada
Anemia : tidak ada
PMS : tidak ada
Jantung : tidak ada
Asma : tidak ada
Hepatitis : tidak ada
Malaria : tidak ada
TBC : tidak ada
Keganasan : tidak ada
B. Penyakit sistemik yang pernah / sedang diderita keluarga
Dm : tidak ada
Asma : tidak ada
C. Riwayat keturunan hamil kembar dari keluarga : ada dari suami

9. Kebiasaan – kebiasaan sebelum dan selama hamil


Ibu merokok : tidak
Mengkonsumsi obat-obatan terlarang : tidak
Minum alkohol : tidak
Mengkonsumsi jamu : tidak
Minum obat wanung : tidak
Minum obat / suplemen kehamilan : iya, tablet fe, kalk, kolamil genio
Jenisnya : tablet dan kapsul
Didapat dari : bidan dan dokter
Keluarga satu rumah ada yang meroko : ayah dan adik kandung
Pantangan makanan / minuman : tidak ada

10. Keadaan psikososial dan spiritual


Perasaan ibu saat ini tentang kehamilannya : bahagia

45
Kehamilan ini diinginkan, alasannya :diinginkan, karna
ingin menambah keturanan
Kekhawatiran khusus : takut terjadi perdarahan lagi karena kelelahan
Pengetahuan tentang kehamilan dan keadaan sekarang : ibu mengetahui
keadaannya dan janinnya baik untuk
saat ini
Baju hamil menggunakan , alasannya : iya, karena nyaman
Baju yang digunakan : longgar seperti gamis
Alas kaki hak tinggi : tidak, hanya menggunakan alas kaki teplek
Penerimaan terhadap kehamilan sekarang : sangat menerima dengan
senang hati
Tanggapan suami dan keluarga terhadap kehamilan sekarang : sangat
menerima
Ibu tinggal bersama : orang tua
Pengambilan keputusan pertama suami bila tidak ada ayah kandung
Rencana persalinan diponed di tolong bidan
Pendonor darah ibu kandung golongan darah A
Transportasi yang sudah di siapkan : mobil pribadi, mobil ambulance
puskesmas,
Asuransi kesehatan : ada ( BPJS kesehatan )
Mempunyai binatang peliharan : kucing

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan fisik
A. Keadaan umum baik, Kesadaran composmentis, ekspresi senang
keadaan emosional stabil
B. TB : 160 cm
C. BB sebelum hamil : 89 kg
D. BB saat ini :100 kg
E. IMT : : BB = 89 = 89 = 89 = 34,7
(overweight)
(TB(m))2 160(m)2 (1,6)2 2,56

F. Lila : 29 cm
G. TTV : TD 110/80 mmHg N 80x/ menit
S 37,4℃ R 28 x/ menit

H. Pemeriksaan sistemik head to toe


Kepala : Bersih, benjolan dan luka tidak ada, rambut tidak rontok
Muka : Cloasma gravidarium tidak ada, oedema tidak ada
Mata : Bersih, conjungtiva berwarna merah muda, sklera putih
Hidung : Bersih, secret tidak ada, polip tidak ada
Mulut : Bersih, bibir lembab, merah muda, tidak pecah-pecah, lidah
berwarnamerah tidak luka, tidak ada putih-putih, gigi

46
lengkap, tidak ada caries, tidak ada bolong, tidak ada gigi
palsu, .
Telinga : Bersih, tidak ada secret
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembengkakan kelenjar getah bening, tidak ada peningkatan
vena jugularis.
Payudara : Bersih, simetris, araeola mamae hiperpigmentasi, puting
susu menonjol, kolostrum sudah keluar, tidak ada
kemerahan, retrakasi tidak ada, dimpling
tidak ada, pembengkakan tidak ada, benjolan tidak ada.
Abdomen:
Inspeksi : Bersih, tidak ada luka bekas operasi, bentuk abdomen
membesar sesuai usiakehamilan, arah memanjang, striae
gravidarum ada, linea alba ada
Leopold I : teraba satu bagian bulat dan kenyal pada bagian teratas
fundus (bokong )
Leopold II : teraba satu bagian keras memanjang seperti papan pada
perut ibu sebelah kanan ( punggung ), dans ebelah kiri perut
ibu teraba bagian-bagian kecil janin atau
ekstremitas
Leopold III : teraba satu bagian bundar, melengking ( kepala )
Leopold IV : janin sudah memasuki panggul ibu ( sejajar )
Perabaan perlimaan : 3/4
TBJ = ( TFU- n) × 155
( 28 cm- 12 ) × 155 = 2,480 Kg
TFU : 28 cm
DJJ : 146×/menit
Ekstremitas : bersih, kuku tidak panjang, tidak ada edema, untuk
ekstremitas atascavilaria refil (+), sedangkan untuk
ekstremitas bawah reflek patella (+), variestidak ada,
gerakan otot kuat
Genetalia luar : Bersih, tanda chadwik tidak ada, bekas luka atau
luka tidak ada
Anus : tidak ada hemoroid

2. Punggung dan pinggang


Tidak ada keluhan
CVAT : - ( negatif)

3. Pemeriksaan panggul luar


Distansia spinarum : tidak dikaji
Distansia kristarum : tidak dikaji
Konjugata eksterna : tidak dikaji
Lingkar panggul : tidak dikaji

47
4. Pemeriksaan penunjang
Protein urine : negatif
Reduksi urine : negatif
HB : 12
VDRL/RPL : tidak dikaji
Syipilis : negatif
Golongan darah :A
HIV : negatif
Rubella : tidak dikaji
Tinja untuk telur cacing dan parasit : tidak dikaji
USG : dilakukan
Rongten : tidak dikaji

C. Assesment
1. Diagnosa
Ny. P usia 29 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan 32 minggu janin hidup
tunggan intrauteri, presentase kepala fisiologi. Keadaan ibu dan janin baik
untuk saat ini.
2. Masalah
Overweight yang kemungkinan menyebabkan preeklampsi
3. Kebutuhan
KIE pola nutrisi dan pola aktivitas
4. Diagnosa potensial
Tidak ada untuk saat ini
5. Masalah potensial
Tidak ada untuk saat ini
6. Kebutuhan tindakan segera
Mandiri : Tidak ada untuk saat ini
Kolaborasi : Tidak ada untuk saat ini
Rujukan : Tidak ada untuk saat ini

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan
ibu dan janin baik untuk saat ini.
Evaluasi : Ibu mengerti dengan keadaan nya dan janinnya
2. Menyarankan ibu untuk jangan terlalu lelah
Evaluasi : ibu mengerti dan menuruti akan saran yang diberikan oleh bu
bidan
3. Menganjurkan ibu untuk berolahraga seperti jalan santai, yoga, senam
hamil, dan makan buah-buahan serta sayur-sayuran.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran bidan yang telah
disampaikan.

48
4. Memberitahu ibu ketidanyamanan yang mungkin terjadi apa usia kehamilan
32 minggu atau trimester 3 ini adalah seperti
a. sering BAK dikarenakan kepala janin yang semakin turun kebawah
dan menekan kandung kemih yang menampung air kencing
sehingga tidak bisa menampung banyak air kencing.
b. sulit BAB / konstipasi dikarenakan kepala janin yang semakin turun
ke bawah juga menekan rectum / usus bagian bawah. Sehingga
terjadinya konstipasi. Sebaiknnya ibu sering memakan buah-buahan
dan sayur-sayuran untuk mencegah konstipasi
c. kesemutan / baal pada jari ini disebabkan karena perut ibu yang
semakin membesar sehingga ibu biasanya mengambil posisi baru
yang terlalu di kebelakangkan, hal ini bisa menyebabkan kesemutan
karena adanya penekanan aliran menuju ke bagian lengan.
Sebaiknnya ibu sering melakukan mobilisasi atau pergerakan /
merubah posisi sehingga ibu tidak terus menerus pada posisi tersebut
dan terhindar dari kesemutan/ baal pada jari.
Evaluasi : ibu mengerti yang disampaikan oleh bidan
5. Memberitahu taksiran persalinan pada ibu yaitu pada tanggal 05 september
2020
Evaluasi : ibu mengetahui tanggal taksiran persalinannya
6. Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya pada kehamilan seperti pusing
atau sakit kepala yang menetap, mual yang berkepanjangan, demam tinggi
dan perdarahan.
Evaluasi :Ibu paham dan menegrti akan tanda bahaya pada kehamilan
7. Memberitahu ibu mengenai tanda-tanda bahaya persalinan seperti TFU
lembek, perdarahan yang banyak, pusing, mual, muntah.
Evaluasi : Ibu mengerti dan paham akan tanda-tanda bahaya persalinan
8. Memberitahu ibu mengenai tanda-tanda persalinan, di antaranya kontraksi,
pecah ketuban serta keluar lendir bercampur darah.
Evaluasi : ibu mengerti tanda-tanda persalinan
9. Memberitahu ibu untuk segera menyiapkan segala persiapan menghadapi
persalinan seperti baju bayi, bedongan, popok dll
Evaluasi : Ibu mengerti dan siap untuk menyiapkan segala persiapan guna
menghadapi persalinan
10. Mengingatkan ibu untuk rutin meminum tablet fe dan suplemen kehamilan
yang diberikan bidan, karena manfaatnya yang baik untuk ibu hamil dan
dapat memberikan asupan nutrisi pada janin.
Evaluasi : Ibu paham dan menuruti saran bu bidan yang telah disampaikan
11. Memberitahu dan menjelaskan kepada ibu bahwa sebaiknya ibu
menggunakan alat kontrasepsi setelah persalinan atau meyiapkan
perencanaan penggunaan KB
Evaluasi : Ibu mengerti dan mau menggunakan alat kontrasepsi setelah
persalinan

49
12. Mengingatkan kepada ibu untuk rajin membaca buku KIA karena
didalamnya sudah banyak informasi mengenai persiapan persalinan, tanda-
tanda persalinan, tahapan persalinan dan yang lainnya
Evaluasi : ibu mengerti dan akan membaca buku KIA
13. Memberitahu ibu untuk meakukan pemeriksaan kehamilan 1 minggu sekali
untuk memastikan keadaan ibu, janin dan posisi janin bisa untuk persalinan
normal. Atau jika ada keluhan ibu bisa segera periksa ke tenaga kesehatan
terdekat.
Evaluasi : ibu mengerti dan memahami untuk memerriksakan kehamilannya
1 minggu sekali dan jika terjadi keluhan segera ke tenaga kesehatan
terdekat.
14. Memberitahu ibu bahwa status IMT ibu overweight atau termasuk obesitas.
Kemungkinan yang terjadi akan mengalami preeklamsi, oleh karena itu.
Obu dianjurkan untuk seing berolahraga santai seperti yoga, berjalan santai,
olahraga ibu hamil, lebih seringkan makan buah-buahan dan sayur-sayuran
ketimbang kerbohidrat dan lemak.
Evaluasi : ibu mengerti dan akan melakukan apa yang di beritahu oleh bidan
15. Memberitahu kepada ibu dan suami untuk memikirkan dari sekarang akan
menggunakan metode KB seperti apa setelah melahirkan nanti. Bisa KB
hormonal ataupun alami seperti yang sudah ibu gunakan sebelumnya.
Evaluasi : ibu mengerti yang akan mendiskusikannya dengan suami
16. Menyarankan kepada ibu untuk menggunakan KB alami karena berat badan
ibu yang termasuk pada obesitas. KB alami seperti yang sudah ibu gunakan
yaitu coitus interuptus, kalender, mall, atau ibu bisa menggunakan alat
seperti kondom dan IUD. Kelebihan KB alami ini dengan alat atau tanpa
alat ini yaitu tidak mempengaruhi ASI, tidak meningkatkan berat badan,
lebih praktis, dan 99% jika pemakaiannya benar dapat mencegah kehamilan.
Evaluasi : ibu mengerti dan memhami saran yang diberikan bidan
17. Memberitahu ibu untuk tidak terlalu dekat dengan kucing peliharaan, karena
kotoran kucing mengandung toxo yang akan berakibat pada janin.
Evaluasi : ibu mengerti dan memahami hal itu.

50
3.2 Persalinan Ny N G1 P0 A0 di PONED Pangkalan Kab
Karawang Tahun 2020

Format Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin


Ny N G1 P0 A0
Kala 1 Fase laten pembukaan 1 cm
No register : 03 / VII / 2020
Jam periksa : 13.00
Hari / tanggal : rabu, 8 juli 2020
Ruangan : bersalin, poned pangkalan
A. Data Subjektif
1. Identitas
Ibu
Nama : Ny K
Umur : 31 tahun
Agama : islam
Pendidikan : S1 bahasa inggis, STIKIP Siliwangi Bandung
Pekerjaan : Guru
Suku/bangsa : sunda / indonesia
Alamat :kp krajan desa ciptasari kecamatan pangkalan kabupaten
karawang
Golongan darah :A
No telepon/ hp : 089649565262

Suami
Nama : Tn I
Umur : 38 tahun
Agama : islam
Pendidikan : S1 bahasa inggris
Pekerjaan : Guru
Suku/bangsa : Betawi / indonesia
Alamat : kp krajan desa ciptasari kecamatan pangkalan kabupaten
karawang
Golongan darah :A
No telepon/ hp :089649565262

2. Anamnesa
a. Ibu mengatakan ini kunjungan ke 7 dengan alasan merasakan mules
b. Keluhan yang dirasakan
Mules : iya pada jam 06.00 WIB
Keluar lendir bercampur darah : tidak

51
Ketuban : tidak
Gerakan janin : Aktif
c. Ketidaknyamanan persalinan : sakit pinggang
d. Riwayat pernikahan
Usia pertama kali menikah : 30
Berapa kali menikah : 1 kali
Lama : 1 tahun
Status : syah
e. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Sifat darah : encer dan bergumpal
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Warna : merah kehitaman
Bau : khas
Dismenore : ada
Banyaknya : 3 hari pertama 3 kali ganti pembalut
Flour albous : sebelum menstruasi
HPHT : 3 oktober 2019
HPL : 03 10 2019 = 10 07 2020
+7 -3 +1
f. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Persalinan Nifas
Hamil
Ke Tgl Usia Jenis Komplikasi Jenis Bb/Pb
Penolong Laktasi komplikasi
Lahir Kehamilan Persalinan Kelamin Lahir
Ibu Bayi

g. Riwayat kontrasepsi lalu

Mulai Memakai
Jenis Berhenti/Ganti Cara
No
Kontrasepsi
Tanggal Oleh Tempat Keluhan Tanggal Tempat Oleh Alasan

52
h. Riwayat kehamilan saat ini
Kehamilan ke :1
Imunisasi TT : 2 kali pada usiak kehamilan 11 minggu 5 hari dan
21 minggu 5 hari
Keluhan selama hamil
1. Trimester I : mual, dan sensitif terhadap bau bau an
2. Trimester II : mual tapi agak berkurang, sering pipis
3. Trimester III : sering BAK
4. Gerakan janin pertama kali pada usia kehamilan : usia
kehmailan 5 bulan
5. Gerakan janin : aktif
6. Frekuensi gerakan janin : lebih dari 10 kali
7. Minum Fe : iya
8. Dosis : 1 kali sehari
i. Riwayat kesehatan
Penyakit sistemik
1. Jantung : tidak
2. Diabetes militus : tidak
3. Hipertensi : tidak
4. TBC : tidak
5. Hepatitis : tidak
Penyakit obstentri dan ginekologi
1. Amenore : tidak
2. Keputihan : tidak
3. Kista rahim : tidak
Penyakit keturunan
1. Diabetes militus : tidak
2. Asma : tidak
3. Hepatitis : ada
4. Hipertensi : tidak
Riwayat keturunan kembar : tidak
j. Pola kebiasaan
Merokok : tidak
Dirumah ada yang meroko : adik kandung bapak
Sakit minum obat warung : tidak sering
Minum jamu : tidak
Konsumsi obat-obatan terlarang : tidak
k. Riwayat pola kebiasaan sehari-hari
Pola nutrisi
1. Terakhir kali makan pukul 11.00 WIB jenis nasi dan lauk
habis, keluhan tidak ada
2. Terakhir kali minum pukul selalu jenis air putih banyaknya +2
botol aqua ukuran sedang, tidak ada keluhan
Pola eliminasi

53
1. Terkahir kali BAB 2 hari yang lalu warna coklat kehitaman
konsitensi padat, kleuhan ibu merasa sulit pada saat BAB
2. Terakhir kali BAK 12.30 WIB warna kuning jernih banyak
20ml, keluhan Tidak ada
Pola istirahat
1. Terakhir kali tidur pukul : 21.00 WIB
2. Keluhan : sedikit merasakan mules
Pola aktivitas
1. Aktivitas terakhir kali : berjalan santai
2. Pukul : 12.00 WIB
3. Keluhan : terkadang merasa mules
Pola hygiene
1. Mandi terkahir kali pukul : 05.00WIB
2. Keramas terakhir kali : rabu pada saat mandi
3. Gosok gigi terakhir kali : rabu pada saat mandi
4. Membersihkan genetalia : setiap mandi, BAK dan BAB
5. Mengganti celana dalam : 2 kali sehari
6. Pakaian dalam yang digunakan berbahan : katun
Aktivitas seksual
1. Terakhir kali berhubungan : pada saat usia kehamilan 5
bulan, karena pada saat usia kehmilan masuk trimester 3 suami
lebih protektif takut terjadi hal yang tidak diinginkan pada ibu
dan janin
2. Keluhan : tidak ada
Kepercayaan atau adat istiadat selama persalinan : pada bagian vagina
diberi jahe yang sudah di tumbuk dan lapisi kain kasa
Pola sosial spiritual
1. Perasaan ibu : ingin segera bertemu dengan bayi
2. Kekhawatiran : pembukaan nya lama dan tidak bertambah
harus operasi sesar
3. Kehamilan yang diinginkan : iya
4. Pengetahuan tentang persalinan : ibu mengetahui jika sudah
merasa sakit pinggang harus ditahan jangan mengedan
dikarenakan bia menyebabkan bengkak dijalan lahir. Dan
setelah pembukaan 4 maka pertambahan pembukaan akan
semakin cepat
5. Tanggapan suami terhadap persalinan sekarang : sangat
menerima
6. Tinggal bersama : suami dan keluarga
7. Pengambil keputusan : suami jika tidak ada ayah kandung
8. Rencana pendamping persalinan : suami
9. Penolong persalinan : bidan
10. Pendonor darah : suami dan ibu kandung
11. Biaya persalinan : mandiri, tidak memiliki asuransi
kesehatan

54
12. Kendaraan yang sudah disiapkan : ambulan dari puskesmas

B. Data Objektif
1. Keadaan umum baik kesadaran komposmentis ekspresi merasakan mules
2. TTV : TD 90/80 MmHg N 81 X/m S 36,70C R 22 X/m
3. BB sebelum hamil : 61 kg
4. BB saat ini : 72 kg
5. Lila : tidak dikaji
6. TB :151
7. IMT : 61 = 61 = 61 = 26,7
2 2
151(m) (1,51) 2,2801

8. Pemeriksaam fisik head to toe


Kepala dan rambut : bersih, tidak ada luka, benjolan dan tidak rontok
Wajah : cloasma gravidarum ada, tidak edema, tidak
benjolan tidak nyeri tekan
Mata : simteris, bersih, conjungtiva merah muda, sklera
putih
Hidung : bersih, tidak ada secrek dan polip
Mulut : bersih, tidak pucat, lembap, lidah bersih, tidak ada
pembengkakan pada gusi
Telinga : bersih, tidak ada secret dan polip
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, vena
jugularis dan kelenjar getah bening
Payudara : bersih, puting susu menonjol, tidak ada lecet,
retraksi dan dimpling
Abdomen : bersih, tidak ada luka bekas operasi, abdomen
membesar sesuai usia kehamilan, gerakan janin ada,
striae dan linea ada
a. Vesika urinaria : kosong
b. His : (tidak dikaji)
c. TFU : 26 cm
d. Leopold I : difundus teraba bundar, kenyal, tidak
melenting (bokong janin)
e. Leopold II : perut sebelah kanan ibu teraba keras,
panjang seperti papan (puka), sebelah kiri
ibu teraba ekstremitas atau bagian kecil janin
f. Leopold III : teraba keras, bulan dan melenting (kepala
janin), sudah masuk PAP
g. Leopold IV : divergen
h. Perlimaan : 4/5
i. TBJ : 26 -12 (155) = 14 (155) = 2170 gram
j. DJJ : 153 X/m
Ekstremitas atas : bersih, kuku pendek, cavilaria revil positif

55
Ekstremitas bawah : bersih, kuku pendek, tidak edema, refleks patella +
/+
Pemeriksaan genetalia :
a. Luar : tidak dikaji
b. Dalam : tidak ada rugae dan septum, portio tebal,
pembukaan 1 cm, ketuban utuh, presentasi kepala, tidak ada
molase, hodge I
Pemeriksaan penunjang :
a. protein urine : negatif (-)
b. reduksi urine : negatif (-)
c. HB : 11,6
d. USG : dilakukan
e. CTG : tidak
f. Rongten : tidak

C. Assesment
Diagnosa : Ny N usia 31 tahun G1 P0 A0 usia kehamilan 39
minggu impartu kala 1 fase laten, janin tunggal hidup intrauteri presentasi
kepala fisiologis. Keadaan ibu dan janin baik untuk saat ini
Diagnosa potensial : tidak ada untuk saat ini
Masalah : tidak ada untuk saat ini
Kebutuhan tindakan segera :
a. Mandiri : KIE
b. Kolaborasi : tidak ada untuk saat ini
c. Rujukan : tidak ada untuk saat ini

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu dan janin baik untuk
saat ini
Evaluasi : ibu dan keluarga mengetahui keadaan ibu dan janin baik untuk
saat ini
2. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa baru pembukaan 1. Ibu dianjurkan
untuk tetap tenang, bila merasakan kontrasi atau mulas jangan dulu
mengedan karena belum waktunya untuk mengedan. Jika ibu mengedan
sebelum waktunya dikhawatirkan akan terjadi bengkak pada vagina ibu
sehingga sulit untuk melahirkan normal
Evaluasi : ibu dan keluargamengerti untuk tidak mengedam jika belum
waktunya
3. Memberitahu ibu teknik relaksasi dengan cara mengatur nafas jika terasa
mules, mobilisasi seperti berbaring miring ke kiri atau bersandar di dada
suami, pijatan diarea punggung dibantu oleh suami atau keluarga yang lain
dan yang lainnya
Evaluasi : ibu mengerti dan akan mengatur nafasnya

56
4. Ibu di perbolehkan untuk kembali pulang karena baru pembukaan 1 cm dan
ini kehamilan pertama. Jika ibu merasakan mulesnya semakin sering dan
bertambah atau sampai keluar air – air yang tidak tertahan segera kembali
ke poned.
Evaluasi : ibu dan keluarga mengerti
5. Dirumah ibu di anjurkan untuk tetap makan dan minum. Dianjurkan juga
untuk berjalan jalan santai dirumah agar pembukaan bertambah
Evaluasi : ibu mengerti

Format Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin


Ny N G1 P0 A0
Kala 1 Fase laten pembukaan 3 cm
No register : 03 / VII / 2020
Jam periksa : 13.30
Hari / tanggal : jum’at , 10 juli 2020
Ruangan : bersalin, poned pangkalan
A. Data Subjektif
1. Anamnesa
a. Ibu mengatakan ini kunjungan ke 6 dengan alasan merasakan mules
dan rembes
b. Keluhan yang dirasakan
Mules : iya pada jam 05.30 WIB
Keluar lendir bercampur darah : tidak
Ketuban : sedikit rembes pada jam 11.00 WIB
Gerakan janin : Aktif
c. Ketidaknyamanan persalinan : sakit pinggang
d. Pola nutrisi
1. Terakhir kali makan pukul 10.00 WIB, jenis nasi dan lauk
keluhan tidak ada, tapi ibu mengatakan tidak begitu nafsu karen
amerasakan mules
2. Terakhir kali minum pukul selalu jenis air putih banyaknya +2
botol aqua ukuran sedang, tidak ada keluhan

B. Data Objektif
1. Keadaan umum baik kesadaran komposmentis ekspresi merasakan
mules

57
2. TTV : TD 90/70 MmHg
3. His : 2 kali dalam 10 menit, 25 detik
4. DJJ : 135 X/m
5. Pemeriksaan dalam : portio tebal lunak, pembukaan 3 cm,
ketuban positif, presentasi kepala, ubun – ubun kecil kanan di jam 8
hodge II
C. Assesment
Diagnosa : Ny N usia 31 tahun G1 P0 A0 usia kehamilan 39 minggu
impartu kala 1 fase laten, janin tunggal hidup intrauteri
presentasi kepala fisiologis. Keadaan ibu dan janin baik
untuk saat ini
Diagnosa potensial : tidak ada untuk saat ini
Masalah : tidak ada untuk saat ini
Kebutuhan tindakan segera :
a. Mandiri : KIE
b. Kolaborasi : tidak ada untuk saat ini
c. Rujukan : tidak ada untuk saat ini

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu dan janin baik untuk
saat ini
Evaluasi : ibu dan keluarga mengetahui keadaan ibu dan janin baik
untuk saat ini
2. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa baru pembukaan 3 cm. Ibu
dianjurkan untuk tetap tenang, bila merasakan kontrasi atau mulas
jangan dulu mengedan karena belum waktunya untuk mengedan. Jika
ibu mengedan sebelum waktunya dikhawatirkan akan terjadi bengkak
pada vagina ibu sehingga sulit untuk melahirkan normal
Evaluasi : ibu dan keluargamengerti untuk tidak mengedam jika belum
waktunya
3. Memberitahu ibu teknik relaksasi dalam persalinan salah satunya
dnegan cara mengatur nafas jika terasa mules, berbaring miring ke
kiri/kanan, dipijat di area punggung oleh suami/keluarga yang lain.
Evaluasi : ibu mengerti dan akan mengatur nafasnya
4. Melakukan pemantauan kemajuan persalinan kondisi ibu dan janin
seperti kontrasi, DJJ, pembukaan, ketuban setiap 4 jam sekali
Evaluasi : dilakukan
5. Menganjurkan ibu untuk berbaring miring ke kiri agar pembukaan cepat
bertambah
Evaluasi : ibu mengerti dan mau berbaring miring ke kiri
6. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap makan dan minum atau nyemil
makanan ringan walaupun sedikit supaya ada tenaga pada saat proses
bersalin nanti
Evaluasi : ibu mengerti dan mau makan walaupun sedikit – sedikit

58
7. Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK agar tidak
menghalangi jalan lahir
Evaluasi : ibu mengerti dan tidak akan menahan BAK dan BAB
8. Memberitahu keluarga untuk mendampingi dan memberi dukungan
kepada ibu bahwa ibu bisa melewati proses pesalinan ini
Evaluasi : keluarga siap mendampingi dan memberi dukungan kepada
ibu
9. Memberikan terapi inful RL 500 ml 20 tetes per menit
Evaluasi : dilakukan
10. Memberitahu ibu jika sudah merasa ingin BAB harap segera
memberitahu bidan
Evaluasi : ibu mengerti

Format Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin


Ny N G1 P0 A0
Kala 1 Fase aktif pembukaan 5 cm
No register : 03 / VII / 2020
Jam periksa : 23.00
Hari / tanggal : jum’at , 10 juli 2020
Ruangan : bersalin, poned pangkalan
A. Data Subjektif
Anamnesa
1. Ibu mengatakan merasakan mules dan keluar lendir
2. Ketidaknyamanan persalinan : sakit pinggang
3. Pola nutrisi
Terakhir kali makan pukul 19.00 WIB, jenis cemilan seperti snack
keluhan tidak ada, tapi ibu mengatakan tidak begitu nafsu karena
merasakan mules
Terakhir kali minum pukul selalu jenis air putih banyaknya +2 botol aqua
ukuran sedang, tidak ada keluhan
B. Data Objektif
1. Keadaan umum baik kesadaran komposmentis ekspresi merasakan mules
2. TTV : TD 90/60 MmHg
3. His : 2 kali dalam 10 menit, 30 detik
4. DJJ : 135 X/m
5. Pemeriksaan dalam : portio tebal lunak, pembukaan 5 cm, ketuban
positif presentasi kepala, ubun – ubun kecil di kanan jam 9, hodge II
C. Assesment
Diagnosa : Ny N usia 31 tahun G1 P0 A0 usia kehamilan 39 minggu

59
impartu kala 1 fase aktif, janin tunggal hidup intrauteri
presentasi kepala fisiologis. Keadaan ibu dan janin baik
untuk saat ini
Diagnosa potensial : tidak ada untuk saat ini
Masalah : tidak ada untuk saat ini
Kebutuhan tindakan segera :
a. Mandiri : KIE
b. Kolaborasi : tidak ada untuk saat ini
c. Rujukan : tidak ada untuk saat ini

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu dan janin baik untuk
saat ini
Evaluasi : ibu dan keluarga mengetahui keadaan ibu dan janin baik untuk
saat ini
2. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa baru pembukaan 5 cm. Ibu
dianjurkan untuk tetap tenang, bila merasakan kontrasi atau mulas jangan
dulu mengedan karena belum waktunya untuk mengedan. Jika ibu
mengedan sebelum waktunya dikhawatirkan akan terjadi bengkak pada
vagina ibu sehingga sulit untuk melahirkan normal
Evaluasi : ibu dan keluargamengerti untuk tidak mengedam jika belum
waktunya
3. Memberitahu ibu teknik relaksasi dengan cara untuk mengatur nafas jika
terasa mules, dengan cara mengatur kondisi untuk mengurangi rasa nyeri
pada saat persalinan
Evaluasi : ibu mengerti dan akan mengatur nafasnya
4. Melakukan pemantauan menggunakan patograf
Evaluasi : dilakukan
5. Menganjurkan ibu untuk berbaring miring ke kiri agar pembukaan cepat
bertambah
Evaluasi : ibu mengerti dan mau berbaring mirik ke kiri
6. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap makan atau nyemil dan minum
walaupun sedikit supaya ada tenaga pada saat proses bersalin nanti
Evaluasi : ibu mengerti dan mau makan walaupun sedikit – sedikit
7. Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK agar tidak
menghalangi jalan lahir
Evaluasi : ibu mengerti dan tidak akan menahan BAK dan BAB
8. Memberitahu keluarga untuk mendampingi dan memberi dukungan kepada
ibu bahwa ibu bisa melewati proses pesalinan ini
Evaluasi : keluarga siap mendampingi dan memberi dukungan kepada ibu
9. Memberitahu ibu jika sudah merasa ingin BAB harap segera memberitahu
bidan
Evaluasi : ibu mengerti
10. Melakukan persiapan alat partus set dan baju bayi
Evaluasi : dilakukan

60
Format Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Ny. N G1 P0 A0
Kala II
No. Register : 03 / VII / 2002
Jam periksa : 03.00
Hari/Tanggal : Sabtu, 11 juli 2020
Ruangan : bersalin poned pangkalan
A. Data Subjektif
1. Keluhan : ibu mengatakan mules semakin sering dan
keluar lendir darah
B. Data Objektif
1. Kesadaran Umum : baik
2. Keadaan Umum : terlihat kesakitan
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah : 100/60 MmHg
4. Abdomen
a. HIS : 4 kali dalam 10 menit, 40 detik
b. DJJ : 135 X/m
5. Pemeriksaan Genetalia
a. Dalam : portio sudah tidak teraba pembukaan 10 cm
ketuban positif presentasi kepala, ubun – ubun kecil dikanan
depan jam 10, hodge III
C. Assesment
1. Diagnosa Kebidanan : Ny n usia 31 tahun G1 P0 A0 usia
kehamilan 39 minggu janin tunggal hidup intrauteri prsentasi
kepala fisiologis. Keadaan ibu dan janin baik untuk saat ini
2. Masalah : ketuban masih positif
3. Kebutuhan : dilakukan amniotomi
D. Planning
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahsa keadaan ibu dan janin baik untuk
saat ini
Evaluasi : ibu dan keluarga mengetahui keadaan ibu dan janin baik
untuk saat ini
2. Memberitahu ibu bahwa sudah pembukaan 9 cm akan tetapi ketuban
masih belum pecah maka akan dilakukan tindakan amniotomi atau
pemecahan ketuban buatan agar jalan lahir terbuka dan bayi bisa segera
lahir.
Evaluasi : ibu mengetahui pembukaan sudah 9 cm dan ibu mengerti serta
bersedia menyetujui tindakan yang akan dilakukan oleh bidan
3. Melakukan persiapan pasien dengan memasang underpad dan kain 1/3
dibawah bokong ibu

61
Evaluasi : dilakukan
4. Mendekatkan alat partus set yang sudah disiapkan
Evaluasi : dilakukan
5. Melakukan tindakan amniotomi / pemecahan ketuban buatan
menggunakan setengah kocher dengan cara memasukan terlebih dahulu
jari tengah dan telunjuk tangan kanan kemudian kochernya menelusuri
melalui tangan setelah teraba dan dirasa aman kochenya dibalikkan dan
jika sudah dikeluarkan dengan cara seperti tadi.
Evaluasi : dilakukan, hasilnya ketuban jernih dan berbau khas
6. Memberitahu ibu bahwa sudah diperbolehkan untuk mengedan jika ada
kontraksi / mules, ketika mengedan kedua tangan ibu memegang betis
kaki dan kepala ibu melihat keperut. Lebih baik tidak mengeluarkan
suara pada saat mengedan dan tidak memejamkan mata cukup
menyatukan gigi atas dan bawah saja
Evaluasi : ibu mengerti dan bisa melakukannya
7. Melakukan pertolongan persalinan dengan melindungi perineum
menggunakan tangan kanan dilapisi kain yang dilipat 1/3 dibawah
bokong ibu. Tangan kiri untuk menahan kepala agar mempertahankan
posisi depleksi dan membantu lahirnya kepala. Tetap menganjurkan ibu
untuk mengatur nafas.
Evaluasi : dilakukan
8. Melakukan pemeriksaan kemungkinan adanya lilitan tali pusat
Evaluasi : dilakukan
9. Setalh kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung spontan.
Pegang kepala secara biparietal. Anjurkan ibu untuk mengedan pada
saat kontraksi / mules. secara perlahan gerakan kepala kebawah untuk
menge;uarkan bahu atas dan gerakan kepala keatas untuk mengeluarkan
bahu bawah kemudian lakukan sangga susur.
Evaluasi : dilakukan
10. Bayi lahir
Evaluasi : Bayi lahir spontan pukul 03.50 WIB, menangis spontan, kulit
kemerahan, gerakan aktif, jenis kelamin perempuan, anus (+), cacat (-),
APGAR 9/10, BB 2,400 gr, PB 47 cm, LK 32 cm

Format Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin


Ny N P1 A0 H1
Kala III
No register : 03 / VII/ 2020
Jam periksa : 04.00
Hari / tanggal : sabtu, 11 juli 2020

62
Ruangan : bersalin poned pangkalan
A. Data Subjektif
Keluhan : ibu masih merasakan mules
Ketidaknyamanan : mules pada bagian perut bawah
Kontraksi : baik
Psikososial dan spiritual :
a. Perasaan ibu setelah persalinan : ibu merasakan lega dan bersyukur
bayinya sudah lahir dengan selamat
b. Tanggapan suami / keluarga : bersyukur proses bersalin berjalan
dengan lancar
c. Adat istiadat dari keluarga : ada, yaitu menaruh parutan jahe pada
kemaluan setelah dijahit

B. Data Objektif
a. Keadaan umum baik kesadaran composmentis ekspresi menahan perasaan
mules
b. Abdomen : TFU setinggi pusat dan tidak ada janin kedua
c. Kontraksi : baik
d. Pemeriksaan genetalia : terlihat pengeluaran darah
e. Tanda pengeluaran plasenta : ada pengeluaran darah dan pada saat PTT
tali pusat
memanjang
C. Assesment
Diagnosa : Ny n usia 31 tahun P1 A0 H1 parturien kala III fisiologis
Diagnosa potensial : tidak ada untuk saat ini
Masalah : tidak ada untuk saat ini
Kebutuhan tindakan segera :
a. Mandiri : KIE
b. Kolaborasi : tidak ada untuk saat ini
c. Rujukan : tidak ada untuk saat ini
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu baik untuk saat ini
Evalusi : ibu mengetahui keadaan ibu baik untuk saat ini
2. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan penyuntikan oksitosin 10 IU
pada bagian paha bawah sebelan kanan
Evaluasi : ibu mengetahui dan bersedia disuntikan oksitosin 10 IU pada
bagian paha bawah sebelah kana
3. Melakukan penyuntikan oksitosin 10 IU pada bagian paha bawah sebelah
kanan secara IM
Evaluasi : dilakukan
4. Melakukan pemotongan tali pusat
Evalusi : dilakukan
5. Melakukan pengikatan pada tali pusat
Evaluasi : dilakukan

63
6. Melakukan IMD selama 1 jam
Evaluasi : dilakukan
7. Melakukan penegangan tali pusat terkendali dnegan tangan kiri
dorsokrania
Evaluasi : dilakukan
8. Melakukan pengeluaran plasenta secara terpilin
Evaluasi : dilakukan
9. Melakukan pemijatan pada perut bagian bawah ibu supaya kontraksi tetap
bagus
Evaluasi : dilakukan
10. palcenta lahir spontan, kotiledon lengkap, selaput ketuban utuh, panjang
tali pusat 52 cm

Format Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin


Ny. N P1 A0 H1
Kala IV
No. Register : 03 / VII / 2020
Jam periksa : 04.20
Hari/Tanggal : Sabtu, 11 juli 2020
Ruangan : bersalin poned pangkalan
A. Data Subjektif
1 Keluhan : ibu mengatakan merasa nilu pada bagian
kemaulannya dan mules pada bagian perut bawah
2 Ketidaknyamanan : pada bagian perut bawah dan kemaluan
3 Tanda bahaya : tidak ada
4 Adat istiadat / psikososial dan spiritual : meletakkan larutan jahe yang
dilapisi kain kasa pada vagina
B. Data Objektif
1. Kesadaran Umum : composmentis
2. Keadaan Umum : baik
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah: 100/80 MmHg
b. Nadi : 80 X/m
c. Respirasi : 22 X/m
d. Suhu : 36,80C
4. Abdomen
a. Vesika Urinaria: kosong
b. TFU : 2 jari bawah pusat
c. Kontraksi Uterus: baik

64
5. Genetalia : adanya pengeluaran darah, adanya robekan jalan
lahir grade 2 dari mukosa vagina, kulit perineum dan otot perineum

C. Assesment
Diagnosa Kebidanan : Ny N usia 31 tahun P1 A0 H1 parturien kala IV
fisiologis
Masalah : adanya robekan jalan lahir grade 2 pada mukosa
vagina, kulit perineum sampai otot perineum
Kebutuhan : KIE dan dilakukan penjahitan
D. Planning
1. Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu baik untuk saat ini
Evaluasi : ibu mengetahui keadaannya baik untuk saat ini
2. Memberitahu ibu bahwa diperbolehkan minum dan makan
Evaluasi : ibu mengerti
3. Melakukan pengecekan kontrasi uterus
Evaluasi : kontraksi uterus baik
4. Memberitahu ibu hawa akan dilakukan penjahitan pada perineum
karena terdapat robekan jalan lahir di mukosa vagina, kulit perineum
sampai ke otot perineum
Evaluasi : ibu mengetahui bahwa terdapat robekan jalan lahir dan
bersedia untuk dilakukan penjahitan
5. Melakukan penjahitan perineum di mukosa vagina, kulit perineum
sampai otot penineum
Evaluasi : dilakukan
6. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga untuk memijat pada bagian
perut bawah ibuagar kontrasi uterus tetap baik. Cara menilai kontrasi
uterus dengan meraba perut bagian bawah ibu, jika teraba keras maka
kontrasi baik tapi jika teraba lembek maka harus segerga memberitahu
bidan.
Evaluas : keluarga bisa melakukan masase pada perut bawah ibu dan
bisa menilai kontraksi uterus
7. Memberitahu ibu bahwa akan dipantau selama 2 jam setiap 15 menit
sekali untuk memastikan ibu dalam keadaan baik. Pemautauan berupa
tekanna darah, nadi, tinggi fundus / rahim, kontraksi, kanudng kemih
dan peneluaran darah
Evalusi : ibu mengerti
8. Membersihkan badan ibu dan membantu ibu memakai baju ganti
Evaluasi : dilakukan
9. Melakukan dekontaminasi alat selama 10 menit
Evaluasi : dilakukan
10. Memberitahu ibu bahwa setelah 2 jam ibu bisa miring kanan atau kiri,
kemuda ibu bisa belajar duduk terlebih dahulu setelah itu bisa berdiri
dan berjalan untuk ke kamar mandi
Evaluasi : ibu mengerti dan memahami

65
3.3 Nifas KF I 10 jam tanggal 07 agustus 2020 di BPM Bidan W

Format Perkembangan Kasus


Asuhan Kebidanan Pada Ibu Masa Nifas
Ny W P2 A0 H2
Biodata
Ibu
Nama : Ny W
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda / Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Golongan Darah :-
Alamat Rumah : Perum Surya Land Cibitung Kec Cikarang Utara Kab
Bekasi
No.Telepon :085811588896

Suami
Nama : Tn H
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda / Indonesia
Pendidikan : Perguruan Tinggi
Pekerjaan : Karayawan Swasta
Golongan Darah :-
Alamat Rumah : Perum Surya Land Cibitung Kec Cikarang Utara Kab
Bekasi
No.Telepon :085811588896

Data Subjektif
1. Kunjungan dan Alasan : ingin melakukan pemeriksaan nifas
2. Keluhan Utama (Keluhan Yang Dirasakan Ibu) dan pertanyaan-pertanyaan
yang ingin ibu ketahui : ASI ibu belum keluar
3. Keluhan Umum : tidak ada untuk saat ini
4. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 Kali, Kawin Pertama Usia 20 tahun, dengan suami sekarang 7 tahun,
status syah
5. Riwayat menstruasi
Menarche usia 15 tahun, siklus 28 hari, teratur. Lama 7 hari. sifat darah encer
dan ada gumpalan. Bau khas, ada flour albus pada saat sebelum menstruasi.
Tidak ada dismenorroe. Banyaknya selama haid ibu 2 kali ganti pembalut
setiap harinya.
HPHT : ibu mengatakan lupa HPHT pada saat pemeriksaan pertama
kehamilan teraba ballothemen, pada pemeriksaan kedua dilakukan USG, hasil
USG diperkirakan 6 minggu 2 hari

66
HPL : pada tanggal 30 bulan juli dilakukan USG dan terdapat taksiran
persalinan yaitu tanggl 01 agustrus 2020

6. Rwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu


Persalinan Nifas
Ham BB /
tgl jenis komplikasi jenis lakta
il Ke penolong PB komplikasi
lahir umur persalinan kelamin si
lahir
kehamilna ibu bayi
3200
Tid Tid gram/
27/0 38 pervagin ak ak Perem 49 tida
1 2/14 minggu am Bidan ada ada puan cm k Tidak ada
3000
Tid Tid gram/
07/0 +41 pervagina ak ak Laki - 50 tida
2 8/20 minggu m Bidan ada ada laki cm k Tidak ada

7. Riwayat Kontrasepsi yang digunakan : ibu menggunakan KB suntik 3 bulan


sekali
8. Riwayat Kesehatan
1. Penyakit Sistemik yang pernah/sedang derita (kronis maupun akut)
: tidak ada
2. Penyakit yang pernah atau sedang diderita keluarga
: tidak ada
3. Penyakit keturunan
: tidak ada
4. Penyakit keturunan kembar
: tidak ada
9. Riwayat kehamilan dan persalinan terakhir
1. Masa kehamilan 31 minggu
2. Tempat bersalin di BPM bidan W dan penolongnnya bidan
3. Jenis persalinan pervaginam
4. Komplikasi tidak ada
5. Placenta lengkap, lahir spontan (berat +450 gr
Tali pusat panjangnya 45 cm)
6. Perineum : ada robekan jalan lahir pada mukosa vagina, kulit
perineum sampai otot perineum
7. Perdarahan
a. Kala I : + 30cc
b. Kala II : + 80cc
c. Kala III : + 180cc
d. Kala IV : + 130cc
8. Lama persalinan
a. Kala I : 8 jam
b. Kala II : 30 menit

67
c. Kala III : 10 menit
d. Kala IV : 2 jam
9. Keadaan BBL
a. Lahir tanggal 7 agustus 2020 jam 06.35 WIB
b. Masa gestasi 41 minggu
c. BB lahir 3000 gram dan PB lahir 50 cm
d. Nilai APGAR : 8/10
e. Sig Tu Na : bayi menangis keras, kulit kemerahan, gerakan
aktif
f. Cacat bawaan, bentuk cacat : tidak ada
g. Dilakukan rawat gabung : iya
10. Riwayat postpartum
1. Ambulasi
a. 2 jam : miring kanan dan kiri
b. 4 jam : sudah bisa duduk
c. 6 jam : sudah bisa berdiri dan pergi ke kamar mandi ditemani
keluarga
2. Pola makan dan minum
Makan terakhir 15 menit yang lalu dengan nasi, sayur dan daging 1
porsi sedang (habis), minum terakhir 5 menit yang lalu, 1 gelas (habis)
jenisnya air putih, tidak ada keluhan.
3. Pola istirahat dan tidur
Tidur terakhir 2 jam yang lalu, tidak ada keluhan
4. Aktivitas ( jenis dan aktivitas sehari-hari, dan saat ini serta yang paling
sering dilakukan jongkok,berdiri,duduk bersandar atau tiduran) :
Ibu mengatakan sudah bisa berjalan ke kamar mandi sendiri
5. Hubungan seksual (sebelumnya bagaimana dan saat ini berhubungan
kenyamanan fisik dan psikologis) : belum melakukan
6. Personal hygiene
Ibu sudah mandi, sudah gosok gigi, membersihkan kemaluan setelah
BAK caranya dari depan kebelakang.
7. Pola eliminasi
Ibu belum BAB, BAK 5 menit yang lalu, warna kuning jernih,
konsistensi encer, bau khas, tidak ada keluhan
8. Pengalaman menyusui : karena ASI ibu tidak keluar maka ibu
belum merasakan pengalaman menyusui bayi
9. Pengalaman melahirkan : ibu mengatakan sudah melahirkan 2 kali dan
tidak merasa trauma
10. Pendapat ibu tentang bayinya: bayinya sering menangis untuk meminta
menyusui
11. Lokasi ketidak nyamanan : tidak ada untuk saat ini
12. Keadaan psikososial spiritual :
Ibu tidak memiliki kebiasaan merokok, tidak minum alcohol, tidak
mengkonsumsi jamu-jamuan dan tidak meminum obat-obatan
sembarangan. Kelahiran ini di inginkan, suami dan keluarga merasa
senang, tidak ada kekhawatiran khusus, ibu mengetahui tentang masa nifas
dan cara merawat bayi dari pengalaman anak pertama dan anak kedua,ibu
tidak memiliki hewan peliharaan, ibu tinggal bersama suami dan anaknya.

68
Data Objektif
1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Status emosional : stabil
d. Tanda vital :
TD : 110/70 MmHg
N : 78 x/menit
R : 22 x/menit
S : 36,50C
e. BB / TB : 52 kg / 150 cm
f. Lila : 25 cm
g. Kepala (rambut) : kulit kepala bersih, rambut bersih tidak rontok,
tidak ada benjolan, tidak ada kelainan
h. Wajah : tidak ada edema dan pucak
i. Mata : sklera putih, conjungtiva tidak pucat
j. Hidung : bersih, tidak secret, tidak polip
k. Mulut : bibir merah muda, lembap, lidah bersih, tidak
caries, gusi tidak berdarah, tidak stomatitis
l. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembengkakan kelenjar getah bening, tidak ada
peningkatan vena jugularis
m. Payudara : bersih, simteris, puting susu menonjol,pengeluaran
kolostrum sedikit, tidak ada keluhan pada payudara
n. Abdomen : dinding perut supel, tidak ada bekas luka, kandung
kemih kosong, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi
baik, diastasis recti 3/2, tidak ada nyeri tekan pada
pelvic
o. Ekstremitas : otot kuat, pergerakan normal, kuku pendek, tidak
edema, cavilaria revil kembali dalam 2 detik
(ekstremitas atas), tidak aa varices, homad sign
negatif, refleks patella +/+ (ekstremitas bawah)
p. Genetalia luar : ada pengeluaran darah berwarna merah, tidak
oedema, tidak ada varices, pengeluaran lochea rubra
, pengeluaran darah ±20 cc
q. Anus : tidak ada haemoroid

2. Pemeriksaan penunjang
a. Protein : tidak dikaji
b. Glukosa : tidak dikaji
c. HB : tidak dikaji

Assesment
1. Diagnosa : Ny W usia 27 tahun P2 A0 H2 post partum 10 jam
fisiologis
2. Masalah : kolostrum keluar sedikit

69
3. Masalah potensial : payudara ibu mengalmai bengkak, terhambatnya
produksi ASI, ibu demam karena ada bendungan pada ASI
4. Kebutuhan tindakan segera : KIE perawatan payudara dan makanan yang
bisa menambah produksi ASI

Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu baik untuk saat ini
Evaluasi : ibu mengetahui keadaannya baik untuk saat ini
2. Memberitahu ibu untuk mempertahankan pola nutrisi yaitu dengan lebih
banyak mengkonsumsi sayur – sayuran yang berwarna hijau terutama sayur
katuk karena dapat membantu produksi ASI kemudian mengkonsumsi
buah – buahan juga di perbanyak, pola istirahat yaitu ibu ketika bayi tertidur
dan ibu merasa lelah ibu juga ikut tidur saja sempatkan tidur siang karena
tidur malam juga terganggu akrena bayi sering terbangun, serta pola
aktivitas yaitu ibu jangan juga terlalu banyak duduk saja atau tiduran saja
ibu bisa menyapu, mengepel masak seperti biasa.
Evaluasi : ibu mengerti dan akan menjaga pola nutrisi, pola istirahat dan
tidur serta pola aktivitasnya
3. Memberitahu ibu bahwa ibu sedang ada dimasa nifas 10 jam dan
pengeluaran darah divagina yang normalnya adalah berwarna merah
sampai nifas hari ke 3. Untuk nifas hari ke 4 sampe hari ke 7 itu biasanya
pengeluaran darah berwarna merah kekuningan.
Evaluasi : ibu mengerti dan mengetahui
4. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene atau
kebersihannya
Evaluasi : ibu mengerti dan akan menjaga pola kebersihannya
5. Memberitahu ibu tanda – tanda bahaya masa nifas yaitu Perdarahan lewat
jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak diwajah, tangan
dan kaki atau sakit kepala dan kejang – kejang, deman lebih dari 2 hari,
peyudara bengkak, merah diserta rasa sakit, ibu terlihat sedih, murung dan
mensngis tanpa sebab (depresi). Jika ibu merasakan hal yang dirasakan tadi
harus segera datang ke tenaga kesehatan terdekat.
Evaluasi : ibu mengerti dan mengetahui tanda – tanda bahaya pada ibu nifas
6. Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya minimal 2 jam sekali, jika bayi
tertidur diperbolehkan untuk dibangunkan saja. Jangan sampai bayi merasa
kehausan.
Evaluasi : ibu mengerti dan akan memberikan susu kepada bayi minimal 2
jam sekali
7. Menganjurkan ibu untuk berusaha menyusui bayi menggunakna ASI
Eksklusif selama 6 bulan. ASI mengandung banyak sekali manfaat untuk
bayi salah satunya mengandung antibodi untuk bayi. Ibu bisa melakukan
pijat payudara agar ASI bisa keluar dengan lancar.
Evaluasi : ibu mengerti dan akan mau berusaha untuk memberikan ASI
kepada bayinya
8. Memberitahu ibu resiko memberikan susu formula kepada bayi. Bayi yang
diberikan susu formula rentang terkena penyakit seperti infeksi saluran
pencernaan, infeksi saluran pernafasan, meningkatkan resiko alergi,
meningkatkan resiko serangan asma, menurunkan perkembangan

70
kecerdasan kognitif, meningkatkam resiko kegemukan / obesitas,
meningkatkan resiko kanker pada anak, meningkatkan resiko infeksi yang
berasal dari suus formula yang tercemar, meningkatkan kurang gizi karena
pemberian susu formula yang encer, meningkatkan resiko kematian, serta
jika membersihkan botol susunya tidak benar dan tidak menggantinya
padahal sudah terlihat kotor itu sangat beresiko terhadap bayi. Untuk itu
ibu diharpkan terus merangsang produksi ASI dengan cara makan makanna
yang bisa meningkatkan produksi ASI, dengan hisapan bayi, perawatan
payudara, ibu jangan panik harus tenang karena memang pada dasarnya
hari pertama sampai hari ke 3 ASI yang keluar itu adalah kolostrum dan
kolostrum itu produksinya sedikit walaupun sedikit tapi kandungannya
cukup untuk bayi. Di hari ke 4 yang keluar adalah ASI matur nah biasanya
produksinya akan lebih banyak, untuk itu ibu tidak perlu khawatir dan ibu
harus tetap mencoba menyusui bayi meggunakan ASI.
Evaluasi : ibu mengerti resiko memberikan susu formula kepada bayi
9. Menganurkan ibu ketika membersihkan vagina yang ada bekas luka jaitnya
menggunakan air hangat atau air dingin cukup air biasa saja dari kamar
mandi. Cara membersihkannya cukup dari depan kebelakang saja.
Evaluasi : ibu mengerti dan mengetahui cara mebersihkan vagina yang
benar
10. Menganjurkan ibu untuk melakukan senam nifas. Sekarang ibu di masa
nifas 10 jam atau 1 hari senam nifas yang dilakukan yaitu tidur terlentang
dan menarik nafas saja. Tujuannya agar mempercepat pemulihan dan
melancarkan sirkulasi darah.
Evaluasi : ibu mengerti
11. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada hari ke 4 nifas
atau jika ibu ada keluhan ibu bisa datang ke tenaga kesehatan terdekat
Evaluasi : ibu mengerti

3.4 Bayi Baru Lahir


KN I usia 10 jam tanggal 07 agustus 2020 di BPM Bidan W

Format Perkembangan Kasus


Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Biodata
Bayi
Nama : Bayi Ny W
Tanggal, jam lahir : 7 agustus 2020, jam 06.35 WIB
Jenis kelamin : Laki – laki
Anak ke :2

Data Subjektif :
Ibu pasien mengatakan saat ini bayinya tidak ada keluhan. Riwayat kelahiran
bayi lahir pada tanggal 7 agustus 2020 pada jam 06.35 WIB, jenis kelamin laki-laki,
apgar score 8/10, dengan berat badan lahir 3000 gram, panjang badan 50 cm, bayi

71
sudah diberikan vit K dan salep mata di usia 1 jam, diberikan HB0 diusia 6 jam.
Bayi diberikan susu formula karen ASI ibu tidak keluar. Bayi sudah BAB dan BAK.

Data Objektif
Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : baik
2. Tanda vital
Denyut jantung : 140 x/menit
Pernafasan : 36 x/menit
Suhu : 36,80C
3. Antropometri
BB : 3000 gram
LK : 34 cm
LD : 33 cm
LP : 32 cm
PB : 50 cm
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : rambut tipis berwarna hitam dan tidak ada caput
sucsadenum
b. Muka : bayi tidak pucat, tidak ada oedema
c. Mata : ata simetris, konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterik,
reflek glabella (+)
d. Hidung : bersih, tidak ada pengeluaran cairan abnormal, tidak ada
polip, lubang simetris
e. Mulut : bersih, tampak lembab refelks rooting (+), refleks sucking
(+)
f. Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, refleks moro+,
refleks tonicneek +, klavikula tidak terdapat fraktur
g. Abdomen : tidak kembung, tali pusat sudah lepas pada hari ketujuh,
tidak ada pembengkakan hepar, tidak ada perdarahan pada tali pusat
h. Genetalia : bersih, tidak ada pengeluaran cairan abnormal, memiliki
dua skrotum diantara anus dan penis
i. Anus : terdapat lubang
j. Ekstremitas : ekstremitas atas simetris, jari lengkap, refleks grapsh (+),
ekstremitas bawah bersih, simetris, reflek baby sky (+), refleks walking
(+)

Assesment
1. Diagnosa kebidanan : Bayi Ny. W neonatus cukup bulan sesuai masa
kehamilan usia 10 jam keadaan bayi baik untuk saat ini
2. Masalah : bayi menyusu formula
3. Diagnosa potensial : tidak ada untuk saat ini
4. Masalah potensial : bayi gampang terkena infeksi
5. Kebutuhan tindakna segera
a. Mandiri : KIE manfaat ASI bagi bayi
b. Kolaborasi : tidak ada untuk saat ini
c. Rujukan : tidak ada untuk saat ini

72
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu bahwa keadaan bayinya baik untuk saat ini
Evaluasi : ibu mengerti dan mengetahui keadaan bayinya baik untuk saat
ini
2. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi dengan cara
selalu memakaikan topi kepada bayi, sarung tangan dan sarung kaki. Bayi
boleh di bedong akan tetapi tidak usah terlalu kencang karena akan
menghalangi jalan nafas bayi.
Evaluasi : ibu mengerti dan akan menjaga bayi agar tetap hangat
3. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap menjaga personal hygiene atau
kebersihan terutama pada bagian genetalia atau kemaluan bayi. Jika tidak
dijaga bisa menyebabkan kemerahan pada selangkangan. Usahakan area
genetalia tetap kering.
Evaluasi : ibu mengerti dan siap menjaga personal hygiene atau kebersiahn
pada bayinya
4. Memberitahu ibu perawatan tali pusat yang benar adalah hanya dengan
mengganti kain kassa saja tidak perlu di tambahkan betadine atau alkohol.
Ibu tidak perlu takut untuk mengganti kassa tali pusat yang penting pada
saat akan mengganti keadaan tangan harus dalam keadaan bersih.
Evaluasi : ibu mengerti dan mengetahui cara perawatan tali pusat.
5. Memberitahu ibu manfaat ASI bagi bayi yaitu sebagai antibodi bagi bayi
menjaga kekebalan tubuh bayi agar terhindar dari infeksi atau tidak
gampang sakit, ASI mengandung gizi lengkap yang dibutuhkan bayi, ASI
sangat praktis dan terjangkau. Untuk itu ibu berusaha agar ASI bisa keluar
bisa dengan cara di pijat laktasi atau terus dirangsang oleh hisapan bayi
agar ASI bisa keluar dengan lancar.
Evaluasi : ibu mengetahui manfaat ASI bagi bayi.
6. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada bayi seperti Tidak mau
menyusu, kejang – kejang, lemah, sesak nafas (lebih besar atau sama
dengan 60 kali/menit), tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, bayi
merinting atau menangis terus menerus, tali pusat kemerahan sampai
dinding perut, berbau atau bernanah, demam/panas tinggi, mata bayi
bernanah, diare/buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari, kulit dan mata
bayi kuning, tinja bayi saat buang air besar berwarna pucat. Jika ibu
merasakan hal yang dirasakan tadi harus segera datang ke tenaga kesehatan
terdekat.
Evaluasi : ibu mengerti dan dapat mengulang tanda bahaya pada bayi.
7. Memberitahu ibu untuk menjemur bayinya di bawah sinar matahari pagi
selama 15 menit untuk mencegah penyakit kuning.
Evaluasi: ibu mengerti dan akan melakukan anjuran dari bidan.
8. Mengingatkan kepada ibu untuk mengikuti posyandu agar tumbuh
kembang bayi, nutrisi, dan imunisasinya terpantau. tetap menggunakan
protokol kesehatan yangs udah ditetapkan
Evaluasi : ibu mengerti dan akan mengikuti anjuran bidan
9. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada hari ke
3 atau ke 4 berbarengan dengan kunjungan nifas atau bila ada keluhan ibu
langsung ke tenaga kesehtaan terdekat
Evaluasi : ibu mengerti

73
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

4.1 Kehamilan
Pada kasus yang penulis lakukan, dapat ditemukan
beberapa kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ada saat
melakukan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny p di puskemas
pangkalan

1. Menurut teori WHO ibu hamil yang memiliki IMT >30 harus
idealnya menaikan berat badannya <9 kg selama kehamilan.
Pada kenyataannya berat badan Ny p naik sebesar 11 kg di usia
kehamilan 32 minggu. Ini terdapat kesenjangan antara teori
dengan kenyataan karena kenaikan BB Ny p tidak sesuai
dengan teori tersebut. Ini kemungkinan karena kurang edukasi
mengenai pola pengaturan nutrisi. Hal ini terdapat
kesenjangan kasus antara teori dengan kenyataan.
2. Kesenjangan teori dengan kehidupan nyata yang Ny. P alami
adalah hipertensi. Pada teori tekanan darah yang normal adalah
120/80 mmHg, namun Ny. P mengalami tekanan darah yang
tinggi yaitu 150/100 mmHg tanpa disertai protein urine.
Hipertensi yang di alami oleh Ny. P pada kehamilan lalu
adalah HDK (Hipertensi Dalam Kehamilan), karna Ny. P
mengalami hipertensi hanya pada saat hamil. Hal ini terdapat
kesenjangan kasus antara teori dengan kenyataan.
3. Menurut Muchtar (2012), abortus adalah pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dan
sebagai batasannya yaitu kehamilan <20 minggu dan berat
janin kurang dari 500 g. Perdarahan yang dialami oleh Ny. P
pada kehamilan saat ini di usia 12 minggu megacu pada
abortus imminens, yang dimana menurut M, Kumara (2012)
abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari
uterus pada kehamilan sebelum 20 minngu, dimana hasil
konsepsi masih dalam uterus dan tanpa di latasi serviks, dan
pada kejadian ini kehmilan masih mungkin berlanjut dan dapat
dipertahankan. Perdarahan yang Ny. P alami tidak banyak,
hanya sedikit darah yang keluar seperti gumpalan-gumpalan
saja. Hal ini terdapat kesenjangan kasus antara teori dengan
kenyataan.

74
4.2 Persalinan
Pada kasus yang penulis lakukan, dapat ditemukan
beberapa kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ada saat
melakukan asuhan kebidanan persalinan pada Ny n di poned
pangkalan

1. Menurut teori Irfan Rahmatullahtahun 2016 induksi alami


dengan cara merangsang putih susu dan melakukan
hubungan seksual dapat menginisiasi proses persalinan.
Selain itu berhubungan seks diakhir masa kehamilan juga
akan merangsang pembentukan zat prostaglandin alami.
Sebenarnya dalam kandungan sperma juga terdapat zat
protaglandin alami. Ini terdapat kesenjangan antara teori
dengan kenyataan karena Ny n sudah tidak pernah
melakukan hubungan suami istri terkahir melakukan pada
usia kehamilan 5 bulan. Hal ini terdapat kesenjangan kasus
antara teori dengan kenyataan.
2. Menurut teori manuaba tahun 2007 berat badan bayi
normal adalah 2,500 gram sesuai usia perhitungan hari
pertama haid terakhir. Ini terdapat kesenjangan bayi Ny n
kurang dari 2,500 gram padahal usia kehamilan bayi lebih
dari 37 minggu. Hal ini terdapat kesenjangan kasus antara
teori dengan kenyataan.
3. Menurut daftar tilik 60 langkah APN jika terjadi laserasi
jalan lahir dilakukan penjahitan perineum. Ini terdapat
kesenjanan antara teori dan kenyataan bahwa vagina Ny n
diberikan larutan jahe yang dilapisi kain kasa sedangkan
dilangkah APN tidak ada langkah memberikan larutan jahe
dilapisi kain kasa ke vagina setelah dilakukan penjahitan
perineum. Hal ini terdapat kesenjangan kasus antara teori
dengan kenyataan.

4.3 Nifas
Pada kasus yang penulis lakukan, dapat ditemukan beberapa
kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ada saat
melakukan asuhan kebidanan nifas pada Ny W di BPM Bidan W
Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi tahun 2020 :

1. Menurut teori jurnal dr suparyanto tahun 2012 senam nifas


adalah latihan jasmani yang dilakukan oleh ibu – ibu setelah
melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih dimana fungsinya
adalah untuk mengembalikan kondisi kesehatan, untuk
mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi,

75
memulihkan dan memperbaiki regangan pada otot – otot bagian
punggung, dasar panggul dan perut. Pada kenyataanya penulis
tidak mengajarkan kepada pasien senam nifas hanya memberi
tahu melalui website dan video di youtube. Hal ini terdapat
kesenjangan kasus antara teori dengan kenyataan.
2. Menurut teori buku KIA manfaat ASI sangat baik bagi ibu yaitu
bisa mempercepat pemulihan organ – organ bagi ibu nifas. Tapi
pada kenyataanya Ny W memberikan susu formula kepada
bayinya karena ASI Ny W tidak keluar. Hal ini terdapat
kesenjangan kasus antara teori dengan kenyataan.
3. Menurut teori rini, susilo tahun 2017 melakukan pijak laktasi
manfaatnya selain membuat tubuh relaksa bisa juga mencegah
sumbatan pada ASI dan meningkatkan suplai ASI. Tapi pada
kenyataanya penulis hanya menyarankan kepada Ny W untuk
melakukan pijak laktasi tapi tidak mempraktekannya. Hal ini
terdapat kesenjangan kasus antara teori dengan kenyataan.

4.4 Bayi Baru Lahir


Pada kasus yang penulis lakukan, dapat ditemukan beberapa
kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ada saat
melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada Ny W di BPM
Bidan W Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi tahun 2020
:
1. Menurut teori noordiati tahun 2018 imunisasi hepatitis B
pertama (HB0) diberikan 1 - 2 jam setelah pemberian vitamin
K1 secara intramuskular. Imunisasi hepatitis B bermanfaat
untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi, terutama
jalur penularan ibu ke bayi. Pada kenyataannya bayi dilakukan
imunisasi pada saat bayi akan pulang atau di 6 jam bayi lahir
dengan alasan imunisasi imunisasi dapat diberikan 0 – 7 hari.
Hal ini terdapat kesenjangan kasus antara teori dengan
kenyataan.
2. Menurut teori buku KIA manfaat ASI bagi bayi itu yaitu bisa
sebgai antibodi bagi bayi supaya bayi tidak gampang terkena
infeksi dan juga ASI mengandung zat – zat yang sangat
lengkap dibutuhkan oleh bayi. Akan tetapi pada kenyataanya
bayi Ny W dibeikan susu formula dikarenakan ASI Ny W
tidak keluar. Hal ini terdapat kesenjangan kasus antara teori
dengan kenyataan.

76
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan nifas dan bayi baru lahir
pada Ny W usia 27 tahun P2 A0 H2 di BPM Bidan W Kecamatan
Cikarang Utara Kabupaten Bekasi penulis dapat mengambil
kesimpulan :
a. Pengkajian data subjektif oleh penulis didapatkan dengan cara
melalui wawancara pasien Pengkajian data objektif pasien
didapatkan melalui video pemeriksaan kehamilan, persalinan, nifas
dan bayi baru lahir pasien di Puskesmas Pangkalan Kabupaten
Karawnag Tahun 2020.
b. Terdapat masalah potensial pada asuhan kebidanan kehamilan yaitu
ibu mengalami obesitas, pada persalinan pada kala IV terdapat
robekan jalan lahir grade II dari mukosa vagina, kulit perineum
sampai otot perineum, pada nifas yaitu kolostrum keluar sedikit dan
bayi baru lahir terdapat masalah potensial yaitu diberikan susu
formula.
c. Terdapat masalah potensial yang kemungkinan terjadi pada
kehamilan yaitu ibu akan kemungkinan mengalami tenakan darah
tinggi sehingga bisa penyebabkan preekelamsia, pada persalinan
jika ibu tidak lakukan penjahitan keungkinan ibu akan mengalami
perdarahan, pada nifas yaitu payudara ibu bisa mengalami
pembengkakan, terhambatkan produksi ASI, benudngan ASI, ibu
bisa mengamai demam dan masalah potensila pada bayi yaitu bayi
akan gampang terkena infeksi atau penyakit
d. Kebutuhan tindakan segera yang diambil pada kehamilan yaitu
konselin mengenai pola nutrisi, pola aktivitas, pada persalinan
dilakukan penjahitan pada mukosa vagina, kulit perineum sampai
otot perineum, dan untuk nifas adalah melakukan konseling
mengenai makanan yang dapat melancarkan produksi ASI,
perawatan payudara agar ASI bisa keluar dengan lancar.
e. Perencanaan asuhan kebidanan kehamilan, persalinan nifas dan bayi
baru lahir di tulis secara menyeluruh berdasarkan kondisi yang
dialami pasien
f. Dari perencanaan yang tersusun sebagian besar telah terlaksana akan
tetapi ada kesenjangan antara teori dengan praktek di lapangan.
g. Semua asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru
lahir pasien telah di dokumentasikan secara lengkap.
5.2 Saran
Diharapkan pasien mengetahui tentang manfaat pemeriksaan
kehamilan, persalinan, kunjungan nifas dan perawatan bayi baru

77
lahir. Sebaiknya pasien meningkatkan pengetahuan melalui
bertanya kepada tenaga kesehatan atau bidan tentang perawatan
bayi dan nifas yang benar. Dan diharapkan pasien bersedia dan mau
memeriksakan kesehatannya ke tenaga kesehatan secara teratur

78
DAFTAR PUSTAKA
Gutom, Lusiana dkk. 2020. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Sidoardjo : Zifatama Jawara
Sudargo, toto dkk. 2018. 1000 hari pertama kehidupan. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press
Dorothea, Maya. 2018. Masalah dan Tatalaksana Obesitas Dalam Kehamilan
Weku, Wantania, Sondakh. 2016. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) awal kehamilan
dengan Iuaran maternal neonatal
Sativa, Gadis. 2010. Pengaruh Indeks Massa Tubuh pada wanita saat perdalinan terhadap
keluaran maternal dan perinatal.
Khaioroh, miftahul dkk. 2019. Asuhan kebidanan kehamilan. Surabaya : CV Jakad
Publishing Surabaya
dr kevin adrian. 2019. Bahaya obesitas pada ibu hamil
artikel kemenkes.go.id. 2018 : pentingnya pemeriksaan kehamilan (ANC) difasilitas
kesehatan
Artikel IBI, 2015. konsep persalinan normal
Oktarina, mika. 2016. Buku ajar asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir. Yogyakart
a: CV Budi Utama
Manuaba, 2007. Pengantar kuliah obstentri. Jakarta : Buku Kedokteran ECG
Rahmatullah, irfan. 2016. 9 bulan dbuat penuh cinta dubuai penuh harap
Pitriani, Risa dkk. 2014. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal (AskebIII).
Yogyakarta : Deepublish CV Budi Utama
Fidora, Irma. 2019. Ibu Hamil dan Nifas Dalam Ancaman Depresi. Purwokerto : CV Pena
Persada
Rini, Susilo. 2017. Panduan Asuhan Nifas dan Evidence Based Practice. Yogyakarta :
Deepublish CV Budi Utama
Artikel kementrian kesehatan indonesia, 2019
tribun.news 2016
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2017
Serimbing, Julina. 2019. Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah. Yogyakarta :
CV Budi Utama.

Yulianti, Nila dkk. 2019. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Makasar :
Cendekia Publisher.

79
Jurnal dr suparyanto, M.kes. 2012. Senam Ibu Nifas

Pratiwi, wulan dkk. 2017. Diary Pintar Bunda Menyusui Dan Mpasi. Jakarta : Gramedia

Kemenkes 2020

Wagiyo, Ns dkk. 2016. Asuhan keperawatan antenatal, intranatal dan bayi baru lahir
fisiologis dan patologis. Yogyakarta : CV Andi Offset.
Wikipedia.id

80
LAMPIRAN

81
Revisi
KASUS PEMBIMBING LAHAN PEMBIMBING AKADEMIK
ANC 1. Memberitahu KB yang 1. Siklus haid tidak ada ditulis
aman untuk ibu hamil 2. IMT dihitung dari BB sebelum Hamil
dengan berat badan 3. Mnecari teori IMT dan kenaikan berat
lebih / obesitas badan ideal selama ibu hamil sesuai
2. Penkes nutrisi dan berat badan sebelum hamil
aktivitas yang baik 4. Ibu ada riwayat perdarahan ada usia
untuk ibu hamil kehamilan muda, seharusnya lebih
dengan berat badan mengkaji kenapa bis aterjadi, faktor
lebih menyebabnya dan bagaimana untuk
mengjindarinya
5. Lebih mengkaji riwayat persalinan yang
lalu karena ada riwayat tekanan darah
tinggi, dengan harapan di persalinan
yang akan datang bisa terhindar dari
tekanan darah tinggi
6. Membuat laporan yang lengkap dan ada
BAB latar belakang, teori, perkebangan
kasus, pembahasan kasus, penutup
7. Kenapa pasien sudah jarang melakukan
hubungan suami istri, seharusnya
menurut teori melakukan hubungan
suami istri pada saat kehamilan
memasuki trimester III itu di anjurkan
lebih sering karena membnatu
membuka jalan lahir
8. Ibu mengalami obesitas, untuk itu lebih
ditekankan pada penkes nutrisi yaitu jia
ibu meu nyemil lebih baik nyemil buah
–buahan daripada nyemil makanan
ringan dan pola aktivitas seperti lebih
sering jalan santai, senam ibu hamil,
yoga untuk ibu hamil.
9. Mencari di nomenklatur kebidanan
obesitas termasuk kedalam diagnosa
kebidanan atau masalah
INC 1. Menambahkan teori 1. Membahas laporan, belum dicantumkan
terkait tindakan nomer halaman, latar belakang belum
amniotomi lengkap, membuat latar belakang seperti
sebenenarnya efektif piramida terbalik mulai dari AKI dan
dilakukan atau tidak. AKB di dunia, di Indonesia, di Jawa
2. Menambahkan teori Barat dan kemudain di kota atau di
mengenai vagina kabupaten serta di puskesmas itu
setelah di jahit sendiri. Setelahnya dicantumkan upaya
diberikan larutan jahe yang dilakukan pemerintah untuk
yang dilapisi kain menurunkan AKI dan AKB. Upaya
kassa apakah itu baik yang dilakukan tenaga kesehatan untuk
atau tidak menurunkan AKI dan AKB.

82
3. Sering sering melihat Cantukankan alasan atau ketertarikan
proses persalinan penulis terhadap kasus.
normal di youtube 2. Pada penulisan laporan harus
karena video yang diperhatikan tnada baca seperti titik,
diberikan tidak sampai koma, huruf besar, spasi dan yang
selesai karena lainnya
keterbatasan dan 3. Pada bab tinjauan teori harus di
privasi pasien cantumkan apa yang akan menjadi
kesenjangan kasus antara teori dan
kenyatan
4. Pada bab perkembangan kasus ini ibu
datang dengan keluhan merasakan
mules dan hasil pemeriksaan dalam
pembukaan 1 cm, akan tetapi tidak
mengkaji His / Kontraksinya.
Dikhawatirkan ibu hanya mengalami
His palsu saja
5. IMT dihitung dari BB sebelum hamil
6. Teknik pemeriksaan dalam lebih di
perhatikan
7. Pada penkes menganjurkan dan lebih
bagus membantu ibu teknik relaksasi
pada saat ada kontraksi boleh di bantu
keluarga pasien
8. Menganjurkan ibu untuk makan walau
sedikit tapi memang pada kondisi
seperti itu terkadang tidak nafsu untuk
makan tapi tetap harus ada asupan
nutrisi boleh nyemil makanan ringan
dan minuman teh manis atau yang
lainnya supaya ada tenaga pada saat
proses mengedan nanti
9. Pada pembukaan 10 seharusnya portio
sudah tidak teraba
10. Pada bab pembahasan kasus harus
dicantumkan menurut teori siapa dan
dijelaskan terlebih dahuu teori yang
benar baru setelah itu kenyataan pada
kasus
11. Pada kesimpulan seharusnya sama
dengan tujuan. Jadi menjawab dari
tujuan dibuatnya makalah ini sesuai
dengan 7 langkah varnei
PNC 1. Tanggal dan jam pemeriksaan tidak
sesuai dengan data
2. Tidak perlu dicantumkan nama pasien
cukup inisial saja
3. Harus lebih teliti mengkaji keluhan jika
ibu tetap menjawab tidak ada lebih baik
diberikan seperti kuesioner, karena

83
dikasus ini ada masalah pada kolostrum
yang keluar sedikit
4. Pasien lupa HPHT, menghitung usia
kehamilan tidak harus menggunakan
HPHT bisa berdasarkan TFU atau jika
ibunya melakukan USG bisa dari hasil
USG
5. Karena ini asuhan nifas masa persalinan
anak terakhir di masukan ke dalam data
riwayat kehamilan, nifas yang lalu
6. Jika HPHT lupa maka cantumkan
“kurang lebih” pada usia kehamilan
7. Perdarahan kala 1 berasal dari penipisan
serviks, kala 2 berasal dari robekan jalan
lahir, kala 3 berasal dari pelepasan
placenta, dan kala 4 berdasarkan
implantasi bekas placenta. Biasanya
perdarahan kala 3 lebih banyak dari
perdarahan kala 1, 2 dan 4
8. Nifas usia 10 jam sudah bisa berdiri dan
berjalan ke kamar mandi sendiir akan
tetapi tetap harus di dampingi suami
atau keluarga dikhawatirkan ibu
mengalami pusing tiba – tiba
9. Pemeriksaan diastasis recti untuk
mengetahui kondisi otot perut. Karena
otot perut itu meregang pada saat hamil.
10. Masalah pada ibu pada kasus ini
kolostrum keluar sedikit. Wajar sekali
karena memang produksi kolostrum itu
sedikit. Walaupun sedikit kolostrum
memiliki kandungan yang cukup untuk
bayi. Bayi jangan terburu- buru
diberikan susu formula karen amemang
bayi masih menyimpan cadangan
makanan sampai hari ke 3. Diantara hari
– hari tersebut tetap dilakukan
rangsangan seperti hisapan bayi,
perawatan payudara.
11. Penkes nutrisi seperti makan sayur yang
berwarna hijau contoh sayur katuk, buah
– buahan dan yang lainnya
12. Masalah potensial yang akan terjadi
payudara ibu bengkak, ASI terhambat,
kebutuhna nutrisi bayi tidka terpenuhi
13. Penkes KB sebaiknya dilakukan pafa
kunjungan nifas ke 3
14. Memberitahu kunjungan ulang kepada
pasien

84
BBL 1. Bayi sudah diberi susu formula,
seharusnya tidak usah terburu – buru
karena bayi sampai hari ke 3 masih
menyimpan cadangan makanan,
walaupun kolostrum keluar sedikit tetap
saja susui bayi karen ahisapan bayi akan
merangsang produksi ASI. Wajar
kolostrum hari 1 keluar sedikit karen
amemang kolostrum produksinya
sedikit walaupun sedikit tapi
kandungannya nutrisinya cukup untuk
bayi.
2. Bidan menganjurkan memberikan susu
formula apabila ada indikasi seperti
payudara bernanah sehingga tidak
memungkinkan menyusui ASI kepada
bayi atau yang lainnya
3. Jelaskan kepada ibu resiko bayi
diberikan susu formula
4. Pada bab kesenjangan diberikan
kesimpulan

85

Anda mungkin juga menyukai