DISUSUN OLEH:
DESI MAHARANI
2119005
Menyetujui,
Pembimbing Klinik, Pembimbing Institusi,
Mengetahui,
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan hasil
kegiatan Praktik Klinik Kebidanan II (PKK II) dengan judul Manajemen Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Bersalin, Nifas, Bbl, Bayi Balita Sehat dan Deteksi Dini
Komplikasi Di PMB Nurhasanah,S.Tr.Keb tepat pada waktunya.
Adapun penyusunan laporan pendahuluan dan kasus ini bertujuan untuk
memenuhi syarat telah menyelesaikan Praktik Klinik Kebidanan II. Saya
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Rini Deska, S.ST., M.KM Selaku Ketua Program Studi Diploma III
Kebidanan STIKes Panca Bhakti Bandar Lampung
5. Para Dosen dan staf STIKes Panca Bhakti Prodi DIII Kebidanan.
Saya menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Atas segala kekurangannya, penyusun mohon maaf dan penyusun berharap
semoga laporan ini bermanfaat dan dapat digunakan dengan sebaik – baiknya.
Desi Maharani
DAFAR ISI
COVER.................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................3
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan.............................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PERSALINAN NORMAL....................................................................5
2.2 NIFAS....................................................................................................16
2.3 BBL........................................................................................................27
2.4 BAYI BALITA SEHAT........................................................................35
2.5 DETEKSI DINI KOMPLIKASI............................................................44
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Persalinan...............................................................................................54
3.2 Nifas.......................................................................................................68
3.3 Bayi Baru Lahir......................................................................................74
3.4 Bayi Balita Sehat....................................................................................81
3.5 Deteksi Dini Komplikasi........................................................................84
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................................91
4.2 Saran.......................................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tingginya komplikasi obstetri seperti perdarahan pasca persalinan,
eklampsia, sepsis dan komplikasi keguguran menyebabkan tingginya kasus
kesakitan dan kematian ibu di negara berkembang. Persalinan yang terjadi di
Indonesia masih di tingkat pelayanan primer dimana tingkat keterampilan dan
pengetahuan petugas kesehatan di fasilitas pelayanan tersebut masih belum
memadai. Deteksi dini dan pencegahan komplikasi dapat menurunkan angka
kematian dan kesakitan ibu serta bayi baru lahir. Jika semua tenaga penolong
persalinan dilatih agar mampu mencegah atau deteksi dini komplikasi yang
mungkin terjadi menerapkan asuhan persalinan secara tepat guna dan waktu, baik
sebelum atau saat masalah terjadi dan segera melakukan rujukan maka para ibu
dan bayi baru lahir akan terhindar dari ancaman kesakitan dan kematian.
Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu bagian dari upaya
peningkatan derajat kesehatan dalam Sustainable Development Goal (SDGs)
indonesia tahun 2030. Indikator akan tercapainya target tersebut jika angka
kematian ibu (AKI), Angka Kematian Neonatal (AKN) dan angka kematian bayi
(AKB) menurun serta aseptor Keluarga Berencana (KB) meningkat. Keadaan ibu
yang fisiologi saat hamil diharapkan berkelanjutan sampai masa nifas berakhir.
Kondisi tersebut akan tercapai apabila pelayanan kesehatan bagi ibu memadai dan
berkualitas (Kemenkes RI,2015).
Asuhan kehamilan penting dilakukan untuk menjamin setiap proses
alamiah tetap berjalan dengan normal sesuai kehamilan. Kehamilan dapat
berkembang menjadi masalah atau kompilkasi setiap saat. Salah satu penyebab
kematian pada ibu hamil adalah anemia pada kehamilan. Menurut World Health
Organization (WHO), diagnosis anemia dalam kehamilan ditegakkan bila kadar
Hemoglobin (Hb) < 11 g/dl (7,45 mmol/L) dan hematokrit < 0,33 (Hollingworth,
2012).
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2019 kasus kematian
ibu disebabkan oleh beberapa komplikasi yang di alami oleh ibu selama masa
kehamilan dan saat melahirkan diantaranya yaitu dengan eklamsi 34%,
perdarahan 16%, infeksi 4%, partus lama 6%, aborsi 4% Hipertensi 37%. (Dinkes
Provinsi Lampung, 2019). Terjadinya kematian ibu salah satunya bisa disebabkan
oleh persalinan patologi, seperti Ketuban Pecah Dini (KPD). Ketuban Pecah Dini
adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan atau dimulainya
tanda inpartu. Penyebab Ketuban Pecah Dini yaitu ketuban berlebih, infeksi
ginjal, kandung kemih, rahim, vagina atau mulut rahim, efek dari kontraksi palsu,
tekanan akibat mengandung bayi besar dan mengandung bayi kembar
(KEMENKES, 2013).
Salah satu untuk memecahkan masalah kesehatan Ibu diberikan Asuhan
Kebidanan yang Komprehensif, terhadap Ibu hamil, bersalin, nifas dan Keluarga
Berencana (KB) yang dilakukan oleh seorang bidan yaitu dengan melakukan
pendekatan upaya kesehatan berkelanjutan yang dilakukan pada ibu sejak sebelum
masa kehamilan sampai bersalin dengan melakukan program OSOS (One Student
One Client) yaitu metode pendampingan setiap ibu hamil oleh 1 mahasiswa bidan,
secara berkelanjutan (Continuity Of Care). (Prawirohardjo, 2016).
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama sebagai ujung tombak
pembangunan kesehatan dalam upaya percepatan penurunan AKI dan AKB.
Bidan harus mampu memberikan asuhan yang dibutuhkan wanita selama masa
hamil, persalinan dan masa pasca persalinan, asuhan pada bayi baru lahir dan
anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal
pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan
pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Bidan
mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya
untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya termasuk
pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluas ke
daerah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana dan asuhan anak. Keterlibatan
bidan dalam asuhan normal dan fisiologis sangat menentukan demi penyelamatan
jiwa ibu dan bayi oleh karena wewenang dan tanggung jawab profesionalnya
sangat berbeda dengan tenaga kesehatan lain (Kepmenkes RI, 2010). Asuhan
kebidanan kepada seorang perempuan selama fase kritis (hamil, bersalin, dan
nifas) sangat menentukan kualitas kesehatan perempuan (ICM, 2005).
Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan
yang dilakukan oleh bidan sesuai wewenang dan ruang lingkup praktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan (Rahmawati, 2012).Asuhan kebidanan
komprehensif adalah asuhan kebidanan yang dilakukan mulai Antenatal
Care(ANC), Intranatal Care (INC), Postnatal Care (PNC), dan Bayi Baru Lahir
(BBL) pada pasien secara keseluruhan. Tujuan asuhan kebidanan untuk
mengurangi angka kejadian kematian ibu dan bayi. Upaya peningkatan kesehatan
ibu dan bayi masih menghadapi berbagai tantangan (Saifudin, 2014).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan manajemen
asuhan kebidanan mulai dari masa persalinan, masa nifas, bayi baru lahir dan
deteksi dini komplikasi di Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung.
.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan memberikan
asuhan kebidanan pada pada ibu bersalin, nifas bbl dan deteksi dini
komplikasi
1.2.2 Tujuan Khusus
2. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengkajian subjektif
terhadap asuhan kebidanan pada ibu bersalin, nifas bbl, bayi balita
sehat dan deteksi dini komplikasi
3. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengkajian objektif
terhadap asuhan kebidanan pada pada ibu bersalin, nifas bbl, bayi
balita sehat dan deteksi dini komplikasi
4. Mahasiswa diharapkan mampu mendiagnosis pada ibu bersalin, nifas
bbl, bayi balita sehat dan deteksi dini komplikasi
5. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan penatalaksanaan asuhan
kebidanan pada pada ibu bersalin, nifas bbl, bayi balita sehat dan
deteksi dini komplikasi
1.3 Waktu dan Tempat pelaksanaan
Kegiatan PKK II ini dilaksanakan di Semester V tahun ajaran 2022/2023
selama 40 hari mulai dari 11 September – 20 Oktober 2023 Di BPM
Nurhasanah,S.Tr.Keb.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Persalinan
2.1.1 Definisi Persalinan
Persalinan adalah periode dari awitan kontraksi uterus yang regular
sampai ekspulsi plasenta secara normal (Cunningham, et all. 2013).
Persalinan dapat didefenisikan secara medis sebagai kontraksi uterus yang
teratur dan semakin kuat, menciptakan penipisan dan dilatasi serviks di
sepanjang waktu, yang menimbulkan dorongan kuat untuk melahirkan janin
melalui jalan lahir melawan resistansi jaringan lunak, otot, dan struktur
tulang panggul (Kennedy, et all. 2014).
Persalinan adalah rangkaian peristiwa keluarnya bayi yang sudah cukup
berada dalam rahim ibunya dengan disusul oleh keluarnnya plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu (Fitriana dkk, 2018).
2.1.2 Teori Persalinan
Beberapa teori yang dikemukakan terjadinya persalinan, diantaranya
adalah :
1. Penurunan kadar Progesteron
Villi koriales mengalami perubahan-perubahan, sehingga kadar
estrogen dan progesteron menurun (Saifuddin, dkk. 2014)
2. Teori oksitosin
Menjelang persalinan, terjadi peningkatan reseptor oksitosin dalam otot
rahim, sehingga mudah terangsang saat disuntikkan oksitosin dan
menimbulkan kontraksi.
3. Peregangan otot-otot
Dengan majunya kehamilan,maka makin tereganglah otot-otot rahim
sehingga timbullah kontraksi untuk mengeluarkan janin.
4. Pengaruh janin
Hipofise dan kadar suprarenal janin rupanya memegang peranan
penting oleh karena itu pada anchepalus kelahiran sering lebih lama.
5. Teori Prostaglandin
Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke-15 hingga aterm
terutama saat persalinan yang menyebabkan kontraksi miometrium.
i. Energi spurt
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28
jam sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya merasa
kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati satu hari
sebelum persalian dengan energi yang penuh. Peningkatan energi ibu ini
tampak dari aktivitas yang dilakukan seperti membersihkan rumah,
mengepel, mencuci perabot rumah dan pekerjaan rumah yang lain
sehingga ibu akan kehabisan tenaga menjelang kelahiran bayi, persalinan
menjadi panjang dan sulit (Fitriana dkk, 2018).
j. Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda, seperti diare,
obstipasi, mual, dan muntah karena efek penurunan hormon terhadap
sistem pencernaan (Fitriana dkk, 2018).
2.1.4 Faktor Terjadinya Persalinan
Ada beberapa faktor yang menyertai terjadinya persalinan yaitu:
1. Power
a) His (kontraksi otot rahim).
b) Kontraksi otot dinding perut.
c) Kelelahan ibu yang sedang mengejan.
d) Inertia Uteri (His yang sifatnya lemah).
2. Passenger
Janin dan Plasenta
3. Passage
Jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang.
4. Psikis
a) Melibatkan psikologi ibu, emosi dan persiapan intelektual.
b) Kebiasaan adat.
5. Penolong
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin ( Sujiyatini
dkk,2016).
C. Kekuatan (Power)
1. Kekuatan primer (kontraksi involunteer)
Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal dan di hantarkan
ke uterus bawah dalam bentuk gelombang. Kekuatan primer ini
mengakibatkan serviks menipis (effacement) dan berdilatasi sehingga
janin turun.
2. Kekuatan sekunder (kontraksi volunter)
Otot-otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi dan mendorong keluar
isi ke jalan lahir sehingga menimbulkan tekanan intra abdomen.
D. Posisi ibu (Positioning)
Perubahan posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk menghilangkan
rasa letih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi.
E. Respons psikologi (Psychology response)
Respons psikologi ibu dapat dipengauhi oleh :
1. Dukungan ayah bayi/suami selama proses persalinan,
2. Dukungan kakek-nenek, saudara dekat selama proses persalinan,
3. Saudara kandung bayi selama persalinan (Sondakh, 2013).
2.1.7 Kebutuhan dasar ibu bersalin
1. Peran orang terdekat
Suami atau orang terdekat dapat memainkan peran penting bagi wanita yang
sedang melahirkan. Bantuan yang dapat diberikan seperti menghitung
kontraksi ibu, menggosok punggungnya, mencuci mukanya, memberikan
dorongan padanya untuk istirahat diantara kontraksi, dan mengingatkan
kepadanya tentang teknik bernapas (Soandakh, 2013).
2. Makanan dan cairan
Sebagai peraturan khusus, makanan padat tidak boleh diberikan selama
persalinan aktif, karena makanan padat lebih lama tinggal dalam lambung,
dari pada cairan dan pencernaan menjadi sangat lambat saat persalinan.
Cairan sangat penting untuk mencegah dehidrasi. Banyak dokter
menganjurkan untuk banyak minum air putih selama persalinan. Bila pasien
mengalami mual, maka larutan ringer laktat 5% secara intravena dianjurkan
untuk di berikan (Sondakh, 2013).
3. Eliminasi
Kandung kemih harus dikosongkan secara berkala selama proses persalinan
minimal setia 2 jam. Bila ibu tidak mampu berkemih dan kandung
kemihnya menjadi sistensi, turunnya kepala janin ke pelvis dapat terganggu.
Kandung kemih dapat di palpasi tepat dibawah pubis. Hal ini dapat
menyakitkan dan meningkatkan rasa tidak nyaman, tetapi karena adanya
kontraksi, pasien tidak mengenali sumber dari rasa nyeri (Sondakh, 2013).
4. Positoning dan aktivitas
Beberapa orang mempunyai keyakinan bahwa bila ibu jongkok atau
berjalan, serviks akan berdilatasi dengan pendataran yang lebih cepat.
Terdapat bukti bahwa bila ibu dapat benar-benar merelaksasikan otot-otot
abdomennya, persalinan dapat berlanjut dengan lebih mudah (Sondakh,
2013).
2.1.8 Mekanisme Persalinan Normal
Pada persalinan normal terdapat beberapa mekanisme yang di alami oleh
ibu bersalin . Mekanisme tersebut adalah sebagai berikut :
a. Masuknya kepala janin dalam PAP
Masuknya kepala ke dalam PAP terutama pada primigravida terjadi pada
bulan-bulan terakhir kehamilan. Namun, pada multipara biasanya terjadi
pada permulaan persalinan. Proses tersebut biasanya dengan sutura
sagitalis melintang menyesuaikan dengan letak punggung.
b. Majunya kepala janin
Pada primi grivida majunya kepala terjadi setelah keplaa masuk ke dalam
rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada multi gravida
majunya kepla dan masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi
bersamaan. Majunya kepala bersamaan dengan gerakan-gerakan lain,
yaitu fleksi, putaran paksi dalam, dan ekstensi. Majunya kepala janin ini
disebabkan tekanan cairan intrauterin, tekanan langsung oleh fundus uteri
oleh bokong, kekuatan mengejan, melurusnya badan bayi oleh perubahan
bentuk rahim.
c. Fleksi
Fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang
paling kecil yaitu dengan diameter suboccipito bregmatikus, fleksi
disebabkan karena janin didorong maju dan sebaliknya mendapat
tahanan dari pinggin PAP.
d. Putaran paksi dalam
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian
rupa, sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan
dan kebawah simpisis pada presentasi belakang pada bagian kepala
terendah, biasanya daerah ubun-ubun kecil dan bagian ini akan
memutar ke depan kebawah simpisis. Putaran paksi dalam mutlak
diperlukan untuk kelahiran kepala, karena putaran paksi merupakan
suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan
lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul .
e. Ekstansi
Setelah putaran paksi dalam selesai dan kelapa sampai didasar
panggul terjadilah ekstansi atau defleksi dari kepala. Hal ini
disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah kedepan diatas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi
untuk dapat melewati pintu bawah panggul.
f. Putaran paksi keluar
Putaran paksi luar adalah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam
terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung janin.
2.1.9 Asuhan Persalinan Normal
Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman
selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi
terutama perdarahan pascapersalinan, hiportemia, dan asfiksia bayi baru
lahir (Prawirohardjo, 2016).
Tujuan asuhan persalinan normal adalah mengupayakan
kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu
dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta
intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat
terjaga pada tingkat yang optimal (Prawirohardjo, 2016).
Terdapat lima aspek dasar yang penting dan saling terkait dalam asuhan
persalinan yang bersih dan aman. Aspek-aspek tersebut melekat pada setiap
persalinan, baik normal maupun patologis, yaitu :
1. Membuat keputusan klinik
Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah
yang akan digunakan untuk merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi
baru lahir. Hal ini merupakan suatu proses sistematik dalam
mengumpulkan dan menganalisis informasi, membuat diagnosa kerja,
membuat rencana tindakan yang sesuai dengan diagnosis,
melaksanakan rencana tindakan dan akhirnya mengevaluasi hasil
asuhan atau tindakan yang telah diberikan kepada ibu dan bayi baru
lahir. Empat langkah proses pengambilan keputusan klinik :
a. Pengumpulan Data (subjektif dan objektif),
b. Diagnosis,
c. Penatalaksanaan asuhan dan perawatan (membuat dan melaksanakan
rencana),
d. Evaluasi.
2. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi.
3. Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai
budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasar
asuhan sayang ibu adalah dengan mengikut sertakan suami dan keluarga
dalam proses persalinan dan kelahiran bayi.
4. Pencegahan infeksi.
5. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi
ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan
lainnya dengan jalan menghindarkan trasmisi penyakit yang disebabkan
oleh bakteri, virus, dan jamur. Juga upaya-upaya untuk menurunkan resiko
terjangkit atau terinfeksi mikroorganisme yang menimbulkan penyakit-
penyakit berbahaya yang hingga kini belum ditemukan cara
pengobatannya, seperti hepatitis dan HIV/AIDS.
6. Pencatatan ( dokumentasi )
Catat semua asuhan yang telah diberikan kepada ibu dan bayinya. Jika
asuhan tidak dicatat dapat dianggap bahwa tidak pernah dilakukan asuhan
yang dimaksud. Untuk Pencatatan penting dilakukan karena hal-hal
berikut :
a. Dapat digunakan untuk membuat keputusan klinik dan mengevaluasi
apakah asuhan atau perawatan sudah sesuai dan efektif untuk
mengidentifikasi kesenjangan pada asuhan yang diberikan dan untuk
membuat perubahan dan perencanaan asuhan atau perawatan.
b. Dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan dalam proses
pembuatan keputusan klinik.
c. Merupakan catatan permanen tentang asuhan, perawatan, dan obat
yang diberikan.
d. Dapat dibagikan antara penolong persalinan, hal ini penting bila
dilakukan rujukan.
e. Dapat mempermudah kelangsungan asuhan dari satu kunjungan
kekunjungan berikutnya.
f. Dapat digunakan untuk penelitian dan study kasus.
g. Diperlukan untuk memberi masukan data statistik sebagai catatan
nasional dan daerah, termasuk catatan kematian dan kesakitan ibu
bayi baru lahir.
7. Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas
kesehatan rujukan atau yang memiliki sarana lebih lengkap mampu
menyelamatkan jiwa ibu dan bayi baru lahir (Prawirohardjo, 2016).
2.2 NIFAS
2.2.1 Definisi Masa Nifas
Masa nifas atau puerperium berasal dari bahasa latin yaitu dari "puer" yang
artinya bayi dan "parous" yang berarti melahirkan. Definisi masa nifas adalah
masa dimana tubuh ibu melakukan adaptasi pascapersalinan, meliputi perubahan
kondisi tubuh ibu hamil kembali ke kondisi sebelum hamil. Masa ini dimulai
setelah plasenta lahir, dan sebagai penanda berakhirnya masa nifas adalah ketika
alat alat kandungan sudah kembali seperti keadaan sebelum hamil. Sebagai acuan,
rentang masa nifas berdasarkan penanda tersebut adalah 6 minggu atau 42 hari
(Astuti, 2015).
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Prawirohardjo, 2016).
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil (Asih, 2016).
2.2.2 Tahapan Masa Nifas
Masa nifas seperti yang dijelaskan diatas merupakan serangkaian proses
persalinan yang dilalui oleh seorang wanita, beberapa tahapan yang harus
dipahami oleh seorang bidan antara lain :
1) Puerperium dini yaitu pemulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan - jalan.
2) Puerperium intermedial yaitu pemulihan menyeluruh alat-alat genital yang
lamanya 6 minggu.
3) Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki komplikasi
(Maritalia,2015).
2.2.3 Perubahan Fisik pada masa nifas
Periode pascapartum ialah perubahan masa nifas berdasarkan urutan
peristiwa yang terjadi pasca persalinan dan resiko penyulit yang mungkin terjadi.
Perubahan fisik masa nifas di bagi dalam 2 fase, yaitu masa nifas dini dan masa
nifas lanjut. Masa nifas dini berlangsung hingga 24 jam pertama pasca persalinan
dan masa nifas lanjut berlangsung sesudah 24 jam hingga 24 hari pascasalin
(Asih, 2016).
c. Sistem pernapasan
Sistem pernapsan biasanya sudah kembali normal pada masa nifas dini.
Jika ditemukan kondisi yang tidak normal seperti keluhan sesak napas cepat
diatas 20 kali/menit, maka perlu dilakukan kolaborasi dengan dokter untuk
memastikan penyebabnya.
d. Perubahan pada uterus dan vagina
setelah plasenta lahir banyak pembuluh darah yang terbuka pada bekas
menempelnya plasenta yang lepas dan pembuluh darah berangsur-angsur
menutup sehingga terjadinya kontraksi uterus, pada saat ini uterus secara
berangsur–angsur menjadi kecil (involusi). Involusi adalah proses kembalinya
ukuran uterus pada kondisi sebelum hamil karena masing-masing sel mengecil
kembali. Perubahan uterus selama hamil hingga selesai nifas. Perubahan-
perubahan pada uterus ini berhubungan erat dengan efek oksitosin (Walyani,
purwoastuti, 2020).
Tabel 2.1
Proses involusi uteri
No Waktu involusi Tinggi fundus Berat uterus Diameter Palpasi
uteri uterus serviks
1. Bayi Lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm Lunak
(Sondakh, 2013)
Keterangan :
1. Nilai 1-3 Asfiksia Berat,
2. Nilai 4-6 Asfiksia Sedang,
3. Nilai 7 -10 Asfiksia Ringan (normal).
Nilai 7-10 pada menit pertama menunjukan bahwa bayi berada dalam
kondisi baik. Nilai 4-6 menunjukkan adanya depresi sedang dan
membutuhkan beberapa jenis tindakan resusitasi. Bayi dengan nilai 0-3
menunjukkan depresi serius dan membutuhkan resusitasi segera dan
mungkin memerlukan ventilasi (Sondakh, 2013).
0 bulan HB 0
(Depkes, 2018
Tabel 2.15
Manfaat Imunisasi
(Depkes, 2018)
1.2 BAYI BALITA
2.4.1 Pengertian
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi
pada tiap makhluk. Pada manusia terutama anak-anak, proses tumbuh
kembang ini terjadi dengan sangat cepat, terutama pada periode tertentu.
7. Kelainan imunologi
Eritroblastosis fetals timbul atas dasar perbedaan golongan
darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody
terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta
masuk ke dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan
hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia
dan kern ikterus yang menyebabkan kerusakan jaringan otak.
8. Anoksia embrio
Anoksia embrio disebabkan oleh jaringan fungsi plasenta
menyebabkan pertumbuhan terganggu
9. Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan
mental pada ibu hamil dan lain-lain.
b. Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia
dapat menyebabkan kerusakan otak.
c. Faktor pasca salin
(a) Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang
adekuat.
(b) Penyakit kronis/kelainan congenital
Tuberculosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan
retardasi pertumbuhan jasmani.
(c) Lingkungan fisis dan kimia
Lingkungan adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi
sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) sanitasi
lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari,
paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, merkuri, rokok,
dll).
(d) Psikologis
Hubungan anak dengan orang di sekitarnya, seorang anak yang
tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu
merasa tertekan akan mengalami hambatan di dalam
pertumbuhan dan perkembangannya.
(e) Endokrin
Gangguan hormone, misalnya pada penyakit hipotiroid akan
menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
(f) Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan,
kesehatan lingkungan yang jelek, dan ketidaktahuan, akan
menghambat pertumbuhan anak.
(g) Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat
mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Perkembangan memerlukan rangsang/stimulasi khususnya
dalam keluarga, misalnya penyediaan alat main, sosialisasi
anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap anak.
(h) Obat – obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat
perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan
terhambatnya produksi hormone pertumbuhan.
2.4.4 Periode Perkembangan
Perkembangan anak secara umum terdiri dari :
a. Periode prenatal
Terjadi pertumbuhan yang cepat dan sangat penting karena terjadi
pembentukan organ dan system organ anak. Selain itu hubungan antara
kondisi itu memberi dampak pada pertumbuhannya.
b. Periode bayi
Periode ini terdiri dari neonatus (0-28 hari) dan bayi (28-12 bulan).
Pada periode ini pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terutama
pada aspek kognitif, motorik dan social.
2. Klasifikasi
Menurut (Prawirohardjo, 2013) dalam bukunya menjelaskan
Ketuban Pecah Dini (KPD) dalam kehamilan dibagi menjadi 2
golongan yaitu :
a. KPD preterm yaitu ketuban pecah sebelum usia kehamilan 37
minggu
2.5.2 Etiologi
Adapun penyebab terjadinya ketuban pecah dini merurut (Manuaba,
2007)
yaitu sebagai berikut:
a. Multipara dan Grandemultipara
b. Hidramnion
c. Kelainan letak: sungsang atau lintang
d. Cephalo Pelvic Disproportion (CPD)
e. Kehamilan ganda
f. Pendular abdomen (perut gantung)
2.5.4 Patofisiologi
Pecahnya selaput ketuban disebabkan oleh hilangnya elastisitas pada
daerah tepi robekan selaput ketuban. Hilangnya elastisitas selaput
ketuban ini sangat erat kaitannya dengan jaringan kolagen, yang dapat
terjadi karena penipisan oleh infeksi atau rendahnya kadar kolagen.
Kolagen pada selaput terdapat pada amnion di daerah lapisan
kompakta, fibroblas serta pada korion di daerah lapisan retikuler atau
trofoblas (Mamede dkk, 2012).
Penelitian oleh Malak dan Bell pada tahun 1994 menemukan adanya
sebuah area yang disebut dengan “high morphological change” pada
selaput ketuban di daerah sekitar serviks. Daerah ini merupakan 2 –
10% dari keseluruhan permukaan selaput ketuban. Bell dan kawan-
kawan kemudian lebih lanjut menemukan bahwa area ini ditandai
dengan adanya penigkatan MMP-9, peningkatan apoptosis trofoblas,
perbedaan ketebalan membran, dan peningkatan myofibroblas
(Rangaswany dkk, 2012).
2.5.5 Komplikasi
Komplikasi yang terberat dari KPD adalah kematian ibu dan janin,
namun beberapa komplikasi yang dapat terjadi baik pada ibu maupun
janin adalah sebagai berikut :
Ketuban pecah dini menyebabkan langsung antara dunia luar dan
ruangan dalam rahim, sehingga menyebabkan terjadi infeksi secara
ascenden. Salah satu fungsi selaput ketuban adalah melindungi atau
menjadi pembatas dunia luar dengan ruangan dalam rahim untuk
mengurangi kemungkinan infeksi. Semakin lama periode laten,
semakin besar kemungkinan terjadi infeksi dalam rahim, prematuritas,
dan peningkatan kematian dan kesakitan maternal dan perinatal.
Pengaruh ketuban pecah dini terhadap ibu dan janin menurut Fadlun
(2012) adalah sebagai berikut:
a. Ibu
1) Infeksi maternal yaitu koriamnionitis ditandai dengan demam
>38°C, takikardi, leukositosis, nyeri pada uterus, cairan vagina
berbau busuk atau bernanah, dan DJJ meningkat.
2) Persalinan prematur, jika terjadi pada usia kehamilan preterm.
3) Prolaps tali pusat hingga gawat janin dan kematian janin akibat
hipoksia. Hal ini sering terjadi pada presentasi bokong atau letak
lintang.
4) Oligohidramnion hingga partus kering (dry labor) karena air
ketuban habis tanpa diikuti tanda persalinan, dan
5) Endometritis serta terjadi sepsis dengan cepat yang dapat
menyebabkan syok septik sampai kematian ibu.
b. Anak
1) Prematuritas yang mengakibatkan terjadinya respiratory distress
syndrome, hipotermia, gangguan makan neonatus, retinopathy of
prematurity, perdarahan intraventikular, necrotizing enterocolitis,
gangguan otak (dan resiko cerebal palsy), hiperbilirubinemia,
anemia, dan sepsis neonatorum.
2) Penurunan tali pusat atau prolaps tali pusat,
3) Hipoksia dan asfiksia sekunder,
4) Sindrom deformitas janin yang terjadi akibat oligohidramnion.
Mengakibatkan diantaranya hypoplasia paru, deformitas
ekstermitas, dan pertumbuhan janin terhambat, dan
5) Morbiditas dan mortalitas perinatal.
b. Sosial Ekonomi
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan
kuantitas kesehatan di suatu keluarga. Pendapatan biasanya berupa uang
yang mempengaruhi seseorang dalam mempengaruhi kehidupannya.
Pendapatan yang meningkat merupakan kondisi yang menunjang bagi
terlaksananya status kesehatan seseorang. Rendahnya pendapatan
merupakan rintangan yang menyebabkan seseorang tidak mampu
memenuhi fasilitas kesehatan sesuai kebutuhan (BPS, 2005).
c. Paritas
Paritas merupakan banyaknya anak yang dilahirkan oleh ibu dari
anak pertama sampai dengan anak terakhir. Adapun pembagian paritas
yaitu primipara, multipara, dan grande multipara. Primipara adalah
seorang wanita yang baru pertama kali melahirkan dimana janin
mencapai usia kehamilan 28 minggu atau lebih. Multipara adalah
seorang wanita yang telah mengalalmi kehamilan dengan usia
kehamilan 28 minggu dan telah melahirkan buah kehamilan 2 kali atau
lebih. Sedangkan grande multipara merupakan seorang wanita yang
telah mengalami hamil dengan usia kehamilan minimal 28 minggu dan
telah melahirkan buah kehamilannya lebih dari 5 kali (Wikjosastro,
2007).
Wanita yang telah melahirkan beberapa kali dan pernah mengalami
KPD pada kehamilan sebelumnya serta jarak kelahiran yang terlampau
dekat diyakini lebih berisiko akan mengalami KPD pada kehamilan
berikutnya (Helen, 2008). Kehamilan yang terlalu sering, multipara atau
grademultipara mempengaruhi proses embriogenesis, selaput ketuban
lebih tipis sehingga mudah pecah sebelum waktunya. Pernyataan teori
dari menyatakan semakin banyak paritas, semakin mudah terjadinya
infeksi amnion karena rusaknya struktur serviks pada persalinan
sebelumnya. KPD lebih sering terjadi pada multipara, karena penurunan
fungsi reproduksi, berkurangnya jaringan ikat, vaskularisasi dan servik
yang sudah membuka satu cm akibat persalinan yang lalu (Nugroho,
2010).
c. Anemia
Anemia pada kehamilan merupakan adalah anemia karena
kekurangan zat besi. Jika persendian zat besi minimal, maka setiap
kehamilan akan mengurangi persendian zat besi tubuh dan
akhirnya menimbulkan anemia. Pada kehamilan relatif terjadi
anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodelusi atau
pengencangan dengan penigkatan volume 30% sampai 40% yang
puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Pada ibu hamil
yang mengalami anemia biasanya ditemukan ciri-ciri lemas, pucat,
cepat lelah, mata berkunang-kunang. Pemeriksaan darah dilakukan
minimal 2 kali selama kehamilan yang pada trimester pertama dan
trimester ke tiga. Dampak anemia pada janin antara lain abortus,
terjadi kematian intrauterin, prematuritas, berat badan lahir rendah,
cacat bawaan dan mudah infeksi. Pada ibu, saat kehamilan dapat
mengakibatkan abortus, persalinan prematuritas, ancaman
dekompensasikordis dan ketuban pecah dini (Manuaba, 2009).
e. Perilaku Merokok
Kebiasaan merokok atau lingkungan dengan rokok yang
intensitas tinggi dapat berpengaruh pada kondisi ibu hamil. Rokok
menggandung lebih dari 2.500 zat kimia yang teridentifikasi
termasuk karbonmonoksida, amonia, aseton, sianida hidrogen, dan
lain-lain. Merokok pada masa kehamilan dapat menyebabkan
gangguan-gangguan seperti kehamilan ektopik, ketuban pecah dini,
dan resiko lahir mati yang lebih tinggi (Sinclair, 2003).
f. Riwayat KPD
Pengalaman yang pernah dialami oleh ibu bersalin dengan kejadian
ketuban pecah dini dapat berpengaruh besar terhadap ibu jika
menghadapi kondisi kehamilan. Riwayat KPD sebelumnya beresiko 2-4
kali mengalami ketuban pecah dini kembali. Patogenesis terjadinya
KPD secara singkat ialah akibat penurunan kandungan kolagen dalam
membran sehingga memicu terjadinya ketuban pecah dini dan ketuban
pecah preterm. Wanita yang pernah mengalami KPD pada kehamilan
menjelang persalinan maka pada kehamilan berikutnya akan lebih
beresiko dari pada wanita yang tidak pernah mengalami KPD
sebelumnya karena komposisi membran yang semakin menurun pada
kehamilan berikutnya.
3.1 Persalinan
PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Jumat, 15 September 2023
Pukul : 07.00 Wib
Oleh : Nehradilsha Kirana Dara Pramudiva
KALA I
S : DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama ibu :Ny. S Nama Suami : Tn. M
Umur : 24 Tahun Umur : 33 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Teluk Semangka, Lk I RT 004, Kota Karang
2. Anamnese
Pada tanggal : 15 September 2022
Pukul : 07.00 Wib
Oleh : Nehradilsha Kirana Dara Pramudiva
a. Keluhan Utama : Ibu mengatakan mulai merasa sakit pada perut bagian
depan yang menjalar dari daerah pinggang, sifat rasa sakit datang dan
menghilang semakin lama semakin sakit.
b. Riwayat Hamil Sekarang
1) Riwayat Menstruasi
a) HPHT : 09 Desember 2022
b) Taksiran Partus : 16 September 2023
c) UK : 39 minggu 5 hari
d) Lamanya : 7 Hari
Banyaknya : 3x ganti pembalut
Siklus : 30 hari
e) Konsistensi : Cair
f) Teratur/tidak : Teratur
2) Pola Nutrisi
Sebelum Hamil
Ibu mengatakan makan 3 kali sehari porsi sedang, seperti nasi, lauk
pauk, sayur, minum air putih sebanyak 8-9 gelas/hari.
Selama Hamil
Ibu mengatakan makan 2 kali sehari seperti, nasi, lauk-pauk,sayur
dan air minum air putih sebanyak 8 gelas/hari
3) Pola Eliminasi
BAB : 2x/hari
BAK : 5x/hari
4) Pola Aktifitas sehari-hari :
a) Istirahat dan tidur
siang : 2-3 jam
malam : 9 jam
b) Pekerjaan: Ibu mengatakan dapat mengerjakan pekerjaan rumah
dengan di bantu suami
c. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit apapun
Ibu mengatakan dikeluarganya tidak ada riwayat penyakit apapun
d. Riwayar social
Ibu mengatakan kehamilan ini sangat diinginkan
Ibu mengatakan jenis kelamin yang diinginkan adalah perempuan
Ibu mengatakan status perkawinan yang sah
Ibu mengatakan susunan keluarga yang tinggal serumah adalah suami dan
istri
Ibu mengatakan pemegang keputusan dalam keluarga adalah suami
Ibu mengatakan tidak menganut kepercayaan yang berhubungan dengan
kehamilan.
O : DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compesmetris
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD : 120/80mmHg
R : 20x/mnt
N : 78 x/mnt
S : 36˚C
2. Pemeriksaan Fisik
a) Dada : Payudara simetris kanan dan kiri, putting susu menonjol,
tidak terdapat benjolan, tidak ada nyeri tekan, aerola
mengalami hiperpegmentasi, sudah ada pengeluran
colostrum.
b) Abdomen : Tidak terdapat luka bekas operasi, tidak terdapat benjolan,
pembesaran sesuai usia kehamilan, terdapat linea nigra.
Leopold I : TFU 3 jari di bawah PX, difundus uteri teraba
agak bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)
Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba keras, memanjang, ada
tahanan seperti papan (punggung). Pada bagian kanan perut
ibu teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas)
Leopold III : Bagian terbawah perut ibu teraba keras, bulat dan tidak
melenting sukar digerakkan sudah masuk PAP (kepala)
Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk PAP (divergen).
DJJ : DJJ (+), frekuensi 144 x/menit terdengar pada punctum
maximum kuadran kiri bawah perut ibu
Mc.Donald : 33 cm
His : 4 kali dalam 10 menit, Lamanya 40 detik
TBJ berdasarkan rumus Johnson Tausack
:(TFU-11)x 155
:(33-11)x155
: 3410
c) Ekstremitas
atas : tidak odema, tidak pucat.
bawah : tidak odema, tidak pucat, tidak ada varises.
d) Anogenital
Inspeksi
Pada perineum tidak terdapat bekas luka jaitan, vulva dan vagina tidak
terdapat varises, pengeluaran pervaginam lendir bercampur darah, anus
tidak ada hemoroid.
Periksa dalam jam 07.15 WIB
Atas indikasi untuk mengetahui inpartu atau belum dan mengetahui tanda-
tanda persalinan
Perineum : Tidak ada luka parut
Vulva : Tidak ada varises
Dinding vagina : Tidak Sistokel dan Rectokel
Portio : Tebal Lunak
Pendataran : > 60%
Pembukaan serviks : 6 cm
Presentasi : Kepala
Ketuban : Positif(+)
Penunjuk : UUK
Posisi : Depan
Penurunan : Hodge II
Molase : Tidak ada
His : Frekuensi 4x dalam 10 menit lamanya
50 detik
3. Data Penunjang
USG : Dilakukan
Loboratorium darah :
Kadar HB : 11 gr%
Golongan Darah :B
Kadar lekosit : tidak di periksa
Laboratorium urine
Protein urine : Negatif
Glukosa urine : Negatif
A :ASSASMENT
Ny.S usia 24 th G2P1A0 usia hamil 39 minggu 6 hari kala 1 fase aktif janin
tunggal hidup intra uterine presentasi kepala.
P :PLANNING
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan pada ibu dan tentang keadaannya
saat ini. TTV
TD : 120/80 mmHg
S : 36,7° C
N : 78x/m
RR : 20 x/m
pembukaan : 6 cm
Evaluasi : Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan.
2. Menjelaskan kepada ibu mengenai keluhannya yaitu merasa kenceng-
kenceng, terasa sakit di bagian bawah perutnya dan menjalar hingga ke
pinggang, dan keluarnya lendir bercampur darah adalah tanda-tanda
mulainya persalinan. Ibu dianjurkan untuk tetap tenang dan mengatur nafas
bila ada kontraksi yaitu dengan cara menarik nafas melalui hidung dan
dikeluarkan melalui mulut secara perlahan-lahan. Hal ini bermanfaat sebagai
teknik relaksasi ibu untuk mengurangi rasa nyeri. Evaluasi : Ibu mengerti
mengenai penjelasan keluhannya dan mulai merasa tenang lalu mengatur
nafas bila ada kontraksi
3. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman dan aman , seperti
posisi duduk atau setengah duduk, jongkok, dan miring kekiri.
Evaluasi: Ibu memilih posisi miring kekiri
4. Mengobservasi kemajuan persalinan dalam lembar partograf seperti HIS, DJJ,
nadi setiap 30 menit, TD setiap 4 jam , Suhu setiap 2 jam, dan PD setiap 1
jam atas indikasi kontraksi atau bila ada indikasi agar kemajuan persalinan
dapat terpantau serta keadaan ibu dan janin dapat terkontrol dengan baik
sehingga dapat mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
5. Mengajarkan ibu untuk cara mengedan yang benar ketika pembukaan sudah
lengkap yaitu tangan merangkul paha sampai kesiku, kepala diangkat, mata
membuka dan melihat keperut, gigi dikatupkan, mengedan seperti BAB keras
dan tidak bersuara. Agar tenaga ibu lebih maksimal
Evaluasi: Ibu sudah mengerti dan akan melakukannya
6. Menganjurkan suami atau keluarga untuk mendampingi dan memberikan
dukungan kepada ibu agar ibu semangat dan merasa nyaman dalam proses
persalinan
Evaluasi: Suami dan keluarga sudah mendampingi
7. Menganjurkan pada ibu untuk tetap minum di sela-sela kontraksi untuk
mempertahankan tenaga ibu dan asupan untuk persiapan persalinan.
Evaluasi: Ibu mengerti dan sudah minum teh hangat
8. Menganjurkan padaa ibu untuk tetap BAK dan tidak menahannya agar
kandung kemih tidak penuh, karena jika penuh akan mengganggu penurunan
kepala janin ke jalan lahir.
Evaluasi: Ibu sudah mengerti dan mau melakukannya
9. Menyiapkan alat-alat persalinan
a) Persiapan penolong: celemek, masker, kacamata, alas kaki, handscoon
b) Persiapan alat
1. Partus set : kateter nelaton, setengah koher, 2 klem tali pusat,gunting
tali pusat, gunting episiotomi, kassa steril, penjepit tali pusat,
handscoon 2 pasang yang berada dalam wadah steril berpenutup.
2. Heating set: pinset, nald puder, benang heating
3. Bak instrument kecil : spuit 3cc berisi 1 amp oxytocin
4. Waskom berisi larutan klorin 0,5%,air sabun dan air bersih
5. Perlengkapan resusitasi dan perlengkapan bayi
6. Wadah plasenta
c) Perlengkapan lain
1. Perlengkapan bayi: Baju bayi, bedong , popok, handuk, topi, dan kain
untuk menyelimuti bayi.
2. Kantung plastic untuk wadah plasenta
3. Pakaian bersih ibu
4. Waslap dan kain
5. Pembalut ibu
6. underpet
Perlengkapan telah disiapkan
KALA II
S: DATA SUBJEKTIF
A. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetris
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD : 120/80 mmHg
R : 20x/menit
N : 78x/menit
S : 36˚C
B. Pemeriksaan Fisik
a) Anogenital
Inspeksi
1. Adanya tanda gejala kala II yaitu:
a. Vulva membuka
b. Perineum menonjol
c. Tekanan Pada anus
d. Dorongan meneran
2. Periksa dalam pukul 09.00 WIB
a. Periksa dalam
Atas indikasi untuk memastikan pembukaan lengkap
Dinding vagina : tidak ada sistokel dan rectokel
Portio : Tidak teraba lagi
Presentasi : Kepala
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : pecah spontan jernih
Penunjuk : UUK
Posisi : UUK Depan
Penyusupan : Tidak Ada Molase
Penurunan : Hodge III
His : 5x dalam 10 menit 50 detik
b. Auskultasi
DJJ : Teratur (+) frekuensi 145x/menit
A: ASSASMENT
Ny. S usia 24 th G2P1A0 usia kehamilan 39 minggu 6 hari persalinan kala II janin
tunggal hidup intra uterine presentasi kepala.
P: PLANNING
KALA III
S : DATA SUBJEKTIF
O : DATA OBJEKTIF
2. Kesadaran : Compesmetris
4. TFU : Sepusat
Perubahan bentuk tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang, dan ada
A :ASSASMENT
P: PLANNING
KALA IV
S : DATA SUBJEKTIF
O : DATA OBJEKTIF
a. Kesadaran : Baik
b. Keadaan umum : Compesmetris
c. TTV
TD : 110/90 mmHg
RR : 20 x/menit
N : 78x/menit
S : 36,8oC0
d. Kontraksi : Baik
e. TFU : 2 jari dibawah pusat
f. Kandung kemih : : Kosong
g. Perineum : Tidak ada robekan
h. Pengeluaran : Lochea rubra
A :ASSASMENT
P :PLANNING
SUBJEKTIF (S)
A. Anamnese
OBJEKTIF (O)
ASSASMENT (A)
Ny. S P2A0 pospartum 6 jam normal
PENATALAKSANAAN (P)
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada ibu agar ibu
mengetahui kondisi kesehatannya saat ini
TD : 110/90 mmHg
R : 78 x/menit
N : 20 x/menit
T : 360C
Ibu tampak tenang dan senang setelah mengetahui kondisinya dalam keadaan
sehat
2. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa mulas pada perutnya merupakan faktor
fisiologis karna ada proses involusi atau kembalinya rahim keukuran semula.
Ibu tampak sudah mengerti alasan mulas yang dirasakan ibu adalah faktor
fisiologis dan ibu tampak sudah tak cemas lagi
3. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup agar tenaga ibu dapat pulih kembali
pasca persalinan.
Ibu mengatakan sudah mengerti dan ibu sudah mau istirahat setelah menyusui
bayinya.
4. Menganjurkan ibu untuk memakan makanan yang bergizi seimbang seperti
sayuran – sayuran hijau, buah – buahan, ikan, tempe, daging,air putih, telur,
dan susu untuk membantu mengembalikan kesehatan dan memperbanyak
ASI.
Ibu sudah makan makanan yang bergizi dan melakukannya setiap hari
5. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan genitalianya untuk mencegah
infeksi dan melakukan perawatan luka perineum
Ibu sudah mengerti dan akan menjaga kebersihan alat genitalia
6. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini, untuk memulihkan organ – organ
reproduksinya dengan cara berbaring, setelah duduk, atau berbaring dan
miring kiri kanan, lalu mencoba berjalan- jalan disekitar kamar
Ibu sudah bisa berjalan perlahan ke kamar mandi di temani suami
7. Mengobservasi pengeluaran petvaginam
Terdapat perdarahan yang normal : Lochea rubra
8. Menganjurkan ibu minum tablet Fe 1 kali sehari selama masa nifas dan
vitamin A dengan dosis 200.000 2 kali setelah melahirkan. Pemberian
pertama setelah melahirkan dan pemberian kedua selang waktu minimal 24
jam, tidak lebih dari 6 minggu setelah melahirkan.
Ibu mengatakan akan meminum tablet Fe selama masa nifas dan vitamin
9. Memberitahu ibu cara perawatan payudara Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam melaksanakan perawatan payudara pascapersalinan, yaitu:
a. Putting susu dikompres dengan kapas minyak selama 3 – 4 menit,
kemudian dibersihkan dengan kapas minyak tadi.
b. Pengenyalan, yaitu putting susu dipegang dengan ibu jari dan jari
telunjuk, diputar ke dalam sebanyak 5 – 10 kali dan diputar ke luar
sebanyak 5 – 10 kali.
c. Pengurutan payudara, yang terdiri dari pengurutan pertama, kedua,
ketiga, dan keempat.
1) Pengurutan pertama
a) Licinkan telapak tangan dengan menggunakan sedikit minyak
atau baby oil.
b) Letakkan kedua tangan diantara kedua payudara menghadap ke
bawah. Mulai dari tengah telapak tangan melingkari payudara
dari bagian tengah ke arah atas, ke samping kana-kiri selanjutnya
menuju ke arah bawah, lalu ke arah atas dan angkat. Kemudian,
lepaskan tangan dengan cepat ke arah depan sehingga tangan
menyangga payudara.
c) Lakukan sebanyak 20 kali selama 5 menit
2) Pengurutan kedua
a) Gunakan kembali baby oil untuk melicinkan telapak tangan.
b) Topang payudara kiri oleh telapak tangan kiri dan jari-jari tangan
kanan saling dirapatkan, lalu buat gerakkan memutar dengan dua
atau tiga jari tangan kanan sambil menekan mulai dari pangkal
payudara dan berakhir pada putting susu.
c) Lakukan hal yang sama pada payudara kanan dengan gerakan
yang sama.
3) Pengurutan ketiga
a) Licinkan telapak tangan dengan baby oil.
b) Topang payudara kiri dengan telapak tangan kiri.
c) Kepalkan jari-jari tangan kanan seperti menggenggam, kemudian
dengan buku-buku jari (tulang kepalan), tangan kanan mengurut
payudara kiri dari pangkal ke arah putting susu. Untuk payudara
kanan, lakukan gerakan yang sama.
d) Lakukan sebanyak 20 kali selama 5 menit.
4) Pengurutan keempat
a) Berikan rangsangan payudara dengan menggunakan air hangat
dan dingin.
b) Kompres payudara dengan air hangat terlebih dahulu, kemudian
lanjutkan dengan air dingin. Lakukan secara bergantian selama 5
menit.
5) Menyelesaikan breast care
a) Bersihkan dan keringkan payudara. Kenakan bra yang menyangga
payudara.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti bagaimana cara perawatan payudara dan akan
melakukan perawatan payudara.
10. Menjekaskan pada ibu tanda-tanda bahaya nifas
a. Infeksi Nifas
b. Infeksi Saluran Kemih
c. Metritis
d. Bendungan Payudara
e. Infeksi Payudara
f. Abses Payudara
g. Abses Pelvis
h. Peritonitis
i. Infeksi Luka Perineum dan Luka Abdominal
j. Perdarahan Pervagina
Ibu telah mengerti tentang tanda-tanda bahaya masa nifas dan ibu
mengatakan akan segera ketenaga kesehatan apabila terjadi tanda-tanda
bahaya seperti diatas
11. Menganjurkan ibu melakukan kunjungan ulang seminggu lagi atau apabila
ada keluhan. Dengan melakukan kunjungan ulang dapat memantau kesehatan
ibu dan bayinya.
Evaluasi :Ibu mengatakan akan melakukan kunjungan ulang satu minggu lagi
atau apabila ada keluhan
3.3 Bayi Baru Lahir
KUNJUNGAN KE-1
Tanggal : 15 Septembr 2023
Pukul : 15.00WIB
Oleh : Nehradilsha Kirana Dara Pramudiva
IDENTITAS BAYI
Nama : By. Ny. S
Tanggal lahir : 15 September 2023
Pukul : 09.15 WIB
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke : 2 ( Dua )
Tubuh merah,
Appearance Pucat/seluruh Seluruh tubuh
ekstremitas 2 2
(Warna kulit) tubuh biru kemerahan
biru
Pulse (Denyut
Tidak ada <100 >100 2 2
jantung)
Grimace (Tonus Ekstremitas
Tidak ada Gerakan aktif 2 2
otot) sedikit fleksi
Aktivity Langsung
Tidak ada Sedikit gerak 2 2
(Aktivitas) menangis
Respiration Lemah/tidak
Tidak ada Menangis 2 2
(Pernafasan) teratur
Jumlah skor 10 10
3. TTV
Suhu : 36,7oC
Pernafasan : 48 x / menit
4. Antropometri
5. Berat Badan : 4000 gram
Panjang Badan : 50 cm
Lingkar Dada : 33 cm
LILA : 10 cm
Lingkar Kepala : 33 cm
6. Keadaan fisik
a. Kepala
Ubun-ubun besar : Datar
Ubun-ubun kecil : Datar
Molase : Tidak ada
Caput succedenum : Tidak ada
Cepal hematoma : Tidak ada
Sutura : Ada
b. Mata
Bentuk : Simetris kanan dan kiri, tidak strabismus
Sklera : An ikterik (putih)
Konjungtiva : Merah muda
Bulu mata : Ada
Kotoran mata : Tidak ada
Pupil : Normal
c. Hidung
Bentuk : Simetris, normal
Lubang hidung : Ada 2 dan dipisahkan oleh septum nasal
Pernafasan cuping hidung : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada
d. Mulut
Simetris : Ya,kanan dan kiri
Palatum : Normal, tidak ada palatoscizis
Bibir : Normal,tidak ada labioscizis
e. Telinga
Bentuk : Simetris, normal
Lubang telinga : Ada, bersih
f. Leher
Pergerakan : Kepala bebas bergerak ke kanan dan kiri
g. Dada
Bentuk : Datar
Pergerakan dan rongga dada : Simetris, kanan dan kiri, teratur
Bunyi jantung : Normal berbunyi lup dup
Paru – paru : Normal tidak ada wheezing, ronchi
h. Abdomen
Bentuk : Simetris
Tali pusat : Masih basah
i. Punggung, pinggang, dan bokong
Fleksibilitas pinggang,dan bokong : Baik, dapat bergerak bebas
Tonjolantulangpunggung : Tidak ada
Lipatan bokong : Ada
Anus : ( +) Ada
j. Genitalia
Jenis kelamin : Perempuan
BAK pertama kali : Pukul 13.30 WIB
BAB pertama kali :-
k. Ekstremitas
1) Tangan
Pergerakan : Aktif
Jari tangan : Lengkap kanan dan kiri
2) Kaki
Pergerakan : Aktif
Jari tangan : Lengkap kanan dan kiri
Reflex moro dan menggenggam baik.
Refleks babinsky dan refleks normal baik
3) Warna Kulit : kemerahan, ada rambut lanugo.
7. Pola nutrisi
Makanan : ASI
Pemberian : Sesuai kebutuhan bayi
8. Pemeriksaan reflek
Refleks rooting : Ada, (mencari puting susu dengan rangsangan
taktil pada pipi dan daerah mulut)
Refleks sucking : Ada, (isap dan menelah) sudah terbentuk dengan
baik
Refleks morro : Ada, (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah
terbentuk dengan baik
Refleks grasping : Ada, (menggenggam) sudah baik
ASSASEMENT (A)
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 6 jam.
PLANNING (P)
A. DATA SUBJEKTIF
1. IDENTITAS
IDENTITAS BAYI
Nama : By.Ny.S
Tanggal lahir : 16 Sebtember 2023
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke : 2 (dua)
IDENTITAS AYAH DAN IBU
d. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita
Ibu mengatakan memiliki dan sedang mengalami penyakit Preeklamsia
2) Perilaku kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang,
dan tidak pernah meminum minuman beralkohol.
e. Riwayat Sosial
c) Ibu mengatakan kehamilan ini diinginkan.
d) Ibu mengatakan tidak mempermasalahkan jenis kelamin janinnya
e) Ibu mengatakan status perkawinannya sah
f) Ibu mengatakan susunan keluarga yang tinggal serumah adalah suami,
istri, dan anak.
g) Ibu mengatakan pemegang keputusan dalam keluarga adalah suami
h) Ibu mengatakan tidak menganut kepercayaan (mitos) yang berhubungan
dengan kehamilannya.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umun
d. Keadaan Umum : Baik
e. Kesadaran : Composmentis
f. Postur tubuh : Lordosis
g. Sikap tubuh : Tegak
h. Ekspresi wajah : Tenang
i. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80mmHg
Suhu : 36,50C
Nadi : 80x/menit
Pernafasan : 22x/menit
Mc.Donald : 30 cm
TFU – 11 x (155)
= 20 – 11x 155
= 2.945 gram
DJJ : teratur
Frekuensi : 145 x/ menit, kiri bawah perut ibu.
o. Ekstremitas
Ekstremitas Atas : Warna kulit merata dan tidak pucat, simetri
kanan dan kiri, kuku pendek dan bersih,tidak
kuning, jari-jari tangan sindaktili ataupun
polidaktili (lengkap) tangan tidak ada odema
dan tidak ada tremor.
Ekstremitas : Warna kulit merata dan tidak pucat, simetris
Bawah kanan dan kiri, kuku pendek dan bersih, jari-
jari tangan sindaktili ataupun polidaktili
(lengkap) kaki tidak ada varises dan tidak ada
odema pada bagian pretibla, pergelangan kaki
dan punggung kaki, reflek patella positif.
i. Pemeriksaan penunjang
Hb : 11 gr/dl
Protein urine : Negatif
Glukosa urine : Negatif
C. ASSESMENT
G1P0A0 usia kehamilan 38 minggu 1 hari belum inpartu, dengan
Preeklamsia antepartum janin tunggal hidup presentasi kepala.
D. PLANNING
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan keadaan ibu dan janin.
TTV : tekanan darah: 120/80 mmHg, suhu :36,50C, pernafasan :
22x/menit, Nadi : 80x/menit, DJJ : 145 x/menit, Hb:11,1gr/dl, protein
urine: negatif , glukosa urine: negative, letak janin: presentasi kepala.
Pembukaan 1 cm
- Ibu mengetahui keadaanya saat ini dan ibu merasa senang.
2. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa hasil pemeriksaan saat ini ibu
dalam keadaan Ketuban ibu sudah pecah atau Ketuban Pecah Dini (KPD)
namun keaadan janin masih dalam batas normal
-Ibu dan keluarga sudah mengetahui keadaan ibu dan janin
4.1 Kesimpulan
Setelah penyusunan mengikuti praktek klinik kebidanan di BPM
Nurhasanah,S.Tr.Keb Penyusunan dapat memberikan kesimpulan bahwa
Manajemen Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin, Nifas, BBL, Bayi Balita Sehat dan
Deteksi dini komplikasi yang telah dilakukan dengan standar kebidanan yang ada.
Penyusun dapat melakukan pengkajian terhadap klien, masalah-masalah yang ada
pada klien dapat memberikan solusi yang terbaik terhadap klien. Penyusun juga
dapat mempelajari dan menerapkam ilmu yang diajarkan dikampus saat
melakukan Praktik Klinik Kebidanan. Serta keikut sertaan masyarakat dalam
menjaga dan memeriksa kesehatan sudah cukup baik dan mereka sudah sadar
akan pentingnya menjaga kesehatan mereka khususnya terhadap persalinan, bayi
baru lahir, nifas dan deteksi dini komplikasi.
4.2 Saran
Guna mencapai keberhasilan dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien,
saran dari penulis yaitu bagi mahasiswi agar lebih meningkatkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan khususnya
pada asuhan kebidanan persalinan normal ,bayi baru lahir normal,nifas normal
DAFTAR PUSTAKA
Asih, Risneni. 2016. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui . Jakarta : CV. Trans Info
Media.
Depkes, R.I. 2018.Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Jakarta: depkes RI dan JICA.
Faiqoh, E. 2014. Hubungan karakteristik ibu, anc dan kepatuhan perawatan ibu hamil
dengan terjadinya preeklampsia. Jurnal Berkala Epidemiologi
Kemenkes RI, 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kemenkes dan JICA
Kennedy, B. B., Ruth, D. J., dan Martin E. J. 2014. Manajemen Intrapartum, Edisi
Sukarni, I. 2017. Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus Resiko Tinggi.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Walyani dan Purwoastuti. 2020. Asuhan Kebidanan Masa Nifas & Menyusui.
Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS.
LEMBAR KONSULTASI