Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

S DENGAN
DIAGNOSA MEDIS G3P2A0 DI UPT PUSKESMAS
PAHANDUT PALANGKA RAYA

Di Susun Oleh:
DESIRA NATALIA 2021-01-14201-023

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun oleh


Nama : Desira Natalia
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : Laporan Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan diagnosa medis G3P2A0
di UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya

Dibuat sebagai syarat dalam menempuh Tugas Praktik Praklinik Keperawatan II (PPK II)
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya

Laporan Studi Kasus Ini Disetujui Oleh

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Kristinawati, S.Kep.,Ners Irmawaty,


S.Kep.,Ners
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang berjudul “
Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Diagnosa Medis G3P2A0 di UPT
Puskesmas Pahandut Palangka Raya”.
Laporan pendahuluan ini disusun oleh guna melengkapi tugas praktik praklinik
keperawatan 2 (PPK 2). Laporan pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes selaku ketua Stikes Eka Harap Palangka Raya
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners,M.Kep selaku ketua program studi sarjana keperawatan
Stikes Eka Harap Palangka Raya
3. Ibu Meida Sinta Araini,S.Kep.,Ners selaku Koordinator PPK 2
4. Ibu Kristinawati, S.Kep.,Ners selaku pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan arahan, masukan, dan bimbingan dalam penyelesaian laporan pendahuluan
dan asuhan keperawatan ini
5. Ibu Irmawaty, S.Kep.,Ners selaku pembimbing lahan yang telah banyak memberikan
arahan, masukan dan bimbingan dalam penyelesaian laporan pendahuluan dan asuhan
keperawatan ini.

Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, penysun mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini dapat mencapai
sasaran yang diharapakan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 3 Oktober 2023


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................I
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................II
KATA PENGANTAR.......................................................................................................III
DAFTAR ISI......................................................................................................................IV
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................7
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................7
1.4 Manfaat.........................................................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Definisi.......................................................................................................................8
2.1.2 Etiologi.......................................................................................................................8
2.1.3 Patofisiologi...............................................................................................................9
2.1.4 Manifestasi Klinis......................................................................................................10
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang.............................................................................................13
2.1.6 Penatalaksanaan Medis..............................................................................................13
2.2 Asuhan Keperawatan Teori
2.2.1 Pengkajian Keperawatan............................................................................................14
2.2.2 Diagnosa Keperawatan..............................................................................................15
2.2.3 Intervensi Keperawatan.............................................................................................15
2.2.4 Implementasi Keperawatan........................................................................................15
2.2.5 Evaluasi Keperawatan................................................................................................15
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian Keperawatan...............................................................................................16
3.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................................................24
3.3 Intervensi Keperawatan................................................................................................25
3.4 Implementasi Keperawatan...........................................................................................27
3.5 Evaluasi Keperawatan...................................................................................................28
BAB IV PEMBAHASAN DAN PENUTUP
4.1 Kesimpulan...................................................................................................................29
4.2 Saran.............................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah
37 - 42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin, disusul dengan pengeluaran plasenta
dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir, serta berlangsung dengan bantuan atau
tanpa bantuan (Ardriaansz, 2017).
Persalinan terdiri dari empat kala yaitu, kala I dimulai sejak pembukaan serviks hingga
pembukaan lengkap (10 cm), kala II dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir, kala III
dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari
30 menit dan kala IV dari lahirnya plasenta sampai dua jam pertama postpartum (Sutanto &
Fitriana, 2018).
Kala II persalinan dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai dengan pengeluaran
bayi. Setelah serviks membuka lengkap janin akan segera keluar. Pada kala pengeluaran, his
terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira – kira 2 -3 menit lamanya 60-90 detik. Kepala
janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot – otot dasar
panggul yang menimbulkan rasa mengedan. Terjadi tekanan pada rectum, ibu merasa ingin
buang air besar, dan tanda anus terbuka (Ilmiah, 2015).
Setiap persalinan beresiko mengalami komplikasi persalinan yang berdampak pada
terjadinya kematian ibu. Namun, jika dibiarkan nyeri dapat mempengaruhi kondisi ibu berupa
mempengaruhi kontraksi uterus melalui sekresi kadar katekolamia yang menaikkan aktivitas
sistem saraf simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung, pernapasan dan akibatnya
memengaruhi lama persalinan, kecemasan dan kelelahan atau kekuatan ibu akan habis saat
persalinan (Rahmawati et al., 2013).
Menurut WHO dari seluruh persalinan didapatkan lebih dari 80% proses persalinan
berjalan normal dan sekitar 15-20 % terjadi komplikasi persalinan. Pada tahun 2015 angka
ibu bersalin di Indonesia mencapai 5.007.191 kasus (Susetyoaji, 2017). Berdasarkan
Riskesdes tahun 2018, angka ibu bersalin di Indonesia mencapai 79% dengan proporsi 15%
di Rumah Sakit pemerintah dan 18% swasta (Kementerian Kesehatan, 2018). Berdasarkan
profil kesehatan kota Denpasar sasaran ibu bersalin di kota Denpasar sebanyak 16.304 orang.
Sebanyak 16.617 orang melaksanakan persalinan di fasilitas kesehatan (101,9%) (Dinas
Kesehatan Kota Denpasar, 2018).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil pembahasan diatas “bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan pada
Ny. S dengan diagnosa medis G3P2A0 di UPT Puskemas Pahandut, mulai dari
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi sampai dengan evaluasi keperawatan’’.

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk lebih memahami apa itu Persalinan
1.3.2 Tujuan Khusus
Diharapkan agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang
diperoleh selama menempuh pendidikan diprogram studi S1 keperawatan Stikes Eka
Harap Palangka Raya.

1.4 Manfaat Penulisan


Diharapkan agar mahasisawa dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dengan
menerapkan proses keperawatan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh
selama menempuh pendidikan di Program Studi S1 Keperawatan Stikes Eka Harap
Palangka Raya.
1.4.1 Bagi Klien Dan Keluarga
Diharapkan dapat mengedukasi keluarga untuk dapat selalu menjaga kesehatannya dan
sebagai sumber informasi pada keluarga.
1.4.2 Institusi
Menjadi sumber referensi bagi institusi pendidikan maupun Puskesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Teori
2.1.1. Definisi

Persalinan adalah proses pengeluaran kelahiran hasil konsepsi yang dapat hidup diluar
uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan yang cukup bulan (37-42
minggu) dengan ditandai adanya kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya penipisan,
dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir dengan presentase belakang
kepala tanpa alat atau bantuan (lahir spontan) serta tidak ada komplikasi pada ibu dan janin
(Indah & Firdayanti, 2019).
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan
premature atau postmatur), mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai setelah 4
jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya (bukan partus presipitatus atau partus lama),
mempunyai janin (tunggal) dengan presentasi vertex (puncak kepala) dan oksiput pada
bagian anterior pelvis terlaksana tanpa bantuanartificial (seperti forsep), tidak mencakup
komplikasi (seperti perdarahan hebat), dan mencakup pelahiran plasenta yang normal (Sari
dan Kurnia, 2015).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup bulan,
letak memanjang atau sejajar sumbu badan, presentasi belakang serta dengan tenaga ibu
sendiri. (Saifuddin, 2014).

2.1.2 Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi (Hafifah, 2011).
a. Teori Penurunan
Hormone 1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesteronedan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot - otot polos
rahimdan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his
bilaprogesterone turun.
b. Teori Placenta Menjadi Tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.

c. Teori Distensi Rahim


Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot- ototrahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d. Teori Iritasi Mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus franterrhauss). Bilaganglion ini
digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
e. Induksi Partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus franken hauser, amniotomi pemecahan
ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosi nmenurut tetesan perinfus.

2.1.3 Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat menyebabkan
nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan progesteron,
peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala bayi. Dengan adanya
kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan
pembukaan servik. Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain
enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin,
rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga
terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan
terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan
berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil, dinding
menebal yang menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap. Dari berbagai implantasi
plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai tempat
invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan terjadi risiko tinggi Infeksi. Dengan
pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan progesteron akan mengalami penurunan,
sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi laktasi dimulai.
PATHWAY

Fisiologi Proses Persalinan terjadinya proses persalinan menurut (Armi & Oktarani, 2014)
ada beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya his yaitu:

a. Hormon estrogen meningkatkan sensivitas otot rahim, sehingga memudahkan


penerimaan rangsangan dari luar misal rangsangan oksitosin, prostaglandin, dan
rangsangan mekanis.

b. Progesteron menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan rangsangan


dari luar seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin, rangsangan mekanis, dan
menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.

2.1.4 Manifestasi Klinis


Tanda-tanda seorang ibu memasuki masa persalinan menurut (Harini & Fitri, 2018)
adalah:
a. His persalinan
Timbulnya his persalinan adalah terasanya nyeri melingkar dari punggung memancar
ke perut depan semakin lama semakin pendek intervalnya dan semakin kuat
intensitasnya

b. Body show (lendir disertai darah dari jalan lahir)


Pembukaan dari canalis cervikalis keluar disertai dengan lendir darah yang sedikit ini
disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim
hingga beberapa kapiler darah terputus.

c. Premature rupture of membrane


Keluarnya cairan banyak dari jalan lahir yang disebabkan ketuban pecah atau selaput
janin robek ketuban pecah pada saat pembukaan lengkap atau keluarnya cairan
merupakan tanda yang lambat tetapi ketuban pecah pada pembukaan kecil tetapi
dengan demikian diharapkan persalinan akan lahir dalam 24 jam setelah air ketuban
keluar.

Tanda-tanda persalinan :
Apabila ibu hamil mengalami tanda-tanda seperti dibawah ini, mengindikasikan bahwa
proses persalinan akan segera berlangsung. Ada dua macam tanda persalinan:
 Tanda persalinan asli (mue labor)
 Tanda persalinan palsu (false labor)

1. Tanda persalinan asli (true labor)


a) Kontraksi
 Tejadi secara teratur, makin lama makin kuat kencang, semakin lama, dan dalam
waktu yang semakin berdekatan
 Intensitas kontraksi meningkat bila sambil berjalan
 Dirasakan dipunggung bagian bawah dan menyebar kebagian bawah abdomen
b) Serviks
 Memperlihatkan perubahan yang cepat (lunak, dilatasi yang ditandai dengan
adanya perdarahan)
 Perubahan keposisi anterior, sulit ditentukan tanpa pemeriksaan vagina.
c) Janin
 Bagian presentasi biasanya sudah berada dirongga pelvis (sering disebut
"lightening/dropping"). Keadaan ini meningkatkan kemudahan bernafas, dan
pada saat yang bersamaan kandung kemih akan tertekan akibat dorongan bagian
presentasi janin kearah rongga pelvis).

2. Tanda persalinan palsu (false labor)


a) Kontraksi
 Terjadi secara tidak teratur atau teratur tetapi hanya sebentar
 Kontraksi berhenti jika berjalan atau jika berubah posisi
 Dirasakan di daerah punggung atau abdomen diatas navel
b) Serviks
 Mungkin lunak tetapi tidak ada dilatasi atau tanda-tanda adanya perdarahan
 Seringkali di posisi posterior, tidak dapat dipastikan tanpa pemeriksan vagina
c) Janin
 Bagian presentasi biasanya belum masuk rongga pelvis.

Tanda persalinan sudah dekat :


1. Terjadi lightening. Menjelang minggu ke-36 pada primigravida terjadi penurunan
fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan:
 Kontraksi Braxton Hicks
 Ketegangan dinding perut
 Gaya berat janin dimana kepala ke arah bawah
2. Masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul dirasakan ibu hamil
 Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
 Dibagian bawah terasa sesak
 Terjadi kesulitan saat berjalan
 Sering miksi (beser kencing)
3. Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks ditemukan sebagai
keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu terjadi karena perubahan
keseimbangan estrogen, progesteron, dan memberikan kesempatan rangsangan
oksitosin. Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesteron makin
berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi lebih sering sebagai
his palsu. Sifat his permulaan (palsu) adalah rasa nyeri ringan di bagian bawah,
datangnya tidak teratur, tidak ada perubahan pada serviks, durasinya pendek, tidak
bertambah bila beraktifitas

Tanda Persalinan Lainnya:


1. Terjadinya his persalinan, his persalinan mempunyai sifat:
 Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
 Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
 Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
 Makin beraktifitas (Jalan) kekuatan makin bertambah.
2. Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda), dengan his persalinan terjadi
perubahan pada serviks yang menimbulkan
 Pendataran dan pembukaan
 Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis lepas
 Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.
3. Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan.
Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya
ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

2.1.5 Pemeriksaan Penunjang


Menurut Sulistyawati (2011), yang terdiri dari pemeriksaan penunjang antara lain:
a. Tes Urine Kehamilan (Tes HCG). Dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui ada
amenore (satu minggu setelah koitus). Upayakan urine yang digunakan adalah urine
pagi hari.
b. Pemeriksaan USG. Dilaksanakan sebagai salah satu diagnosis pasti kehamilan.
Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan kantong kehamilan.
c. Pemeriksaan Rontgen. Merupakan salah satu alat untuk melakukan penegakkan
diagnosis pasti kehamilan. Terlihat gambaran kerangka janin, yaitu tengkorak dan
tulang belakang.
2.1.6 Penatalaksanaan Medis
Upaya mengejan ibu menambah resiko pada bayi karena mengurangi jumlah oksigen
ke plasenta, maka dari itu sebaiknya dianjurkan mengedan secara spontan, mengedan, dan
menahan nafas yang terlalu lama tidak dianjurkan. Perhatikan DJJ (Denyut Jamtung Janin)
bradikardi yang lama mungkin terjadi akibat lilitan tali pusat. Lakukan ekstraksi vakum atau
forcep bila syarat memenuhi penatalaksanaan partus lama menurut (Nadia & Endarti, 2016)
antara lain:
a. Persiapan kelahiran bayi dan perawatan prenatal yang baik akan mengurangi insidensi
partus lama.
b. Persalinan tidak boleh diinduksi atau dipaksakan kalau serviks belum matang. Servik
yang matang adalah servik yang panjangnya kurang dari 1,27 cm (0,5 inci), sudah
mengalami pendataran, terbuka sehingga bisa dimasuki sedikitnya satu jari dan lunak
serta bisa dilebarkan.

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan


2.2.1 Pengkajian
Menurut Bararah dan Jahur (2013) pengkajian meliputi :
a. Identifikasi Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, golongan darah, no registrasi, tanggal masuk rumah
sakit, diagnosa, umur alamat, agama, bahasa, status, dan pekerjaan.
b. Identifikasi Penanggung Jawab
Nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien, no telepon dan
pendidikan.
c. Riwayat Kesehatan
 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat kesehatan dahulu
 Riwayat kesehatan keluarga
d. Riwayat Spiritual dan Psikososial
 Pola konsep diri ideal
 Pola koping
 Pola kognitif
 Pola interaksi
 Aktivitas sehari-hari
 Nutrisi dan metabolisme
 Istirahat dan tidur
e. Pemeriksaan fisik
Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


Beberapa diagnosa keperawatan yang bisa timbul dari tindakan persalinan
meliputi:
1. Nyeri Akut (SDKI D.0077 Hal. 172)

2.2.3 Intervensi Keperawatan


Intervensi keperawatan adalah segala pengobatan yang di kerjakan oleh perawat
yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran
(outcome) yang diharapkan.

2.2.4 Implentasi Keperawatan


Implementasi adalah tahap pelaksanaan terhadap rencana tindakan keperawatan
yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien. Implementasi dilaksanakan
sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, disamping itu juga di butuhkan
keterampilan, intrapersonal, intelektual, teknik yang dilakukan, dengan cermat dan
episien pada situasi yang tepat dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan
psikologis setelah selesai implementasi dilakukan dokumentasi yang meliputi
intervensi yang telah dilakukan dan bagaimana respon pasien (bararah dan jahur
2013).

2.2.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi keperawatan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi
ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan
dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan. (bararah dan jahur 2013) tindakan
keperawatan yang dilakukan untuk meningkatkan tingkat pengetahuan tentang
persalinan
BAB III
FORMAT PENGKAJIAN POST PARTUM

A. Pengumpulan data
a. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. S
Tempat/Tgl lahir : Jawa 10 Oktober 1980
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
Pendidikan terkahir : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Gol. Darah : O
Alamat : Jl. G.Obos
Diagnosa Medis : G3P2A0
Tanggal Pengkajian : Selasa, 3 Oktober 2023

b. IDENTITAS SUAMI
Nama : Tn. D
Umur : 54 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Buruh bangunan
Gol. Darah : O
Alamat : Jl. G.Obos

B. Status Kesehatan
a. Keluhan utama : Pasien mengatakan nyeri
P : Nyeri timbul karna bekas luka jahit
Q : Nyeri yang dirasakan seperti luka bakar
R : Nyeri di bagian rahim
S : Skala nyeri adalah sedang (5)
T : Nyeri datang sewaktu-waktu

Riwayat Kesehatan sekarang :


Pada hari Senin, tanggal 3 Oktober 2023 pukul 03.00 WIB. Pasien datang ke Puskesmas
Pahandut karena mengalami kontraksi dengan pembukaan kala II lalu lalu pada pukul
05.21 wib bayi lahir spontan langsung menangis. Setelah itu pada pembukaan kala III
plasenta keluar lengkap. Semasa persalinan pasien diberikan oxytocin 10 ml. Setelah itu
pada saat dilakukan pengkajian pukul 07.00 wib, pasien mengatakan nyeri pada bagian
rahim karna bekas jahitan. Hasil pemeriksaan TTV, TD: 124/75mmhg, N: 80 x/menit,
S: 36,7°C, R: 20 x/menit.

b. Riwayat Kesehatan yang lalu :


Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dan tidak ada riwayat operasi
sebelumnya

c. Riwayat Kesehatan keluarga


Keluarga pasien mengatakan bahwa keluarga sebelumnya tidak memiliki riwayat
penyakit keturunan

Genogram 3 generasi :

d. Riwayat obstetric dan ginekologi


1. Riwayat Ginekologi
a. Riwayat Menstruasi :
- Menarche : 16 Tahun Lamanya haid : 3 Hari
- Siklus : 21 – 35 Hari Banyaknya : 40 CC
- Sifat darah (warna, bau/gumpalan, dysmenorhoe) : merah segar, amis
tidak bergumpal, tidak nyeri
- HPHT : 28 – 01 - 2023
- Taksiran persalinan : 5 – 10 – 2023

b. Riwayat Perkawinan : (suami dan isteri)


- Lamanya pernikahan : 23 Tahun
- Pernikahan yang ke : Pertama

c. Riwayat Keluarga Berencana :


- Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil: KB Suntik
- Waktu dan lamanya penggunaan :
- Apakah ada masalah dengan cara tersebut : Tidak ada
- Jenis, kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan sekarang : KB
Suntik
- Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga : 3 Anak

2. Riwayat Obstetri
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G3P2A0

Tgl Umur Jenis Tempat/ Jenis Masalah Keadaa


No BB
partus hamil partus Penolong kelamin Hamil Lahir Nifas Bayi n Anak
1 09 38 Norm Rumah/ Peremp 2,2 Tida Tidak Tidak Tidak Sehat
Mei min al bidan uan kg k ada ada ada
2001 ggu ada
2 23 37 Norm Rumah/ Laki- 2,8 Tida Tidak Tidak Tidak Sehat
Septe min al bidan laki kg k ada ada ada
mber ggu ada
2010
3 3 35 Norm Puskesm Laki- 2,9 Tida Tidak Tidak Tidak Sehat
Oktob min al as laki kg k ada ada ada
er ggu ada
2023

b. Riwayat Kehamilan sekarang :


- Keluhan waktu hamil : -
- Imunisasi : -
- Penambahan BB selama hamil : -
- Pemerikasaan Kehamilan : -
- Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan : -
c. Riwayat Persalinan sekarang :
- P3A0
- Tanggal melahirkan : 3-10-2023 Jam : 05.00 wib
- Jenis Persalinan : persalinan normal Lamanya persalinan : 4 jam
- Penyulit Persalinan : tidak ada
- Pendarahan :
- Jenis kelamin bayi: laki-laki, BB: 2,9kg, APGAR Score: 7

3. Pemerikasaan Fisik
3.1. Ibu
i. Keadaan umum
BB sebelum hamil : 80kg - Suhu : 36,7 0C
- Klien tampak lelah - Nadi : 86 x/menit
- Klien tampak meringis - Tekanan Darah : 124/75 x/menit
- BB : 95 Kg
- Tinggi badan : 158 Cm
- Kesadaran : Composmentis
- Turgor Kulit : Elastis
ii. Kepala - Warna rambut : Hitam
- Keadaan : Bersih, tidak ada benjolan
dan lesi
c. Muka - Oedema : Tidak ada
- Cloasma gravidarum : Tidak ada

d. Mulut - Mukosa mulut & bibir : Kering


- Keadaan gigi : Bersih
- Fungsi pengecapan : Baik, tidak ada
gangguan
- Keadaan mulut : Bersih
- Fungsi menelan : Baik
e. Mata - Konjunctiva: merah
- Sklera : Putih
- Fungsi Pengelihatan: Normal
f. Hidung - Pendarahan/Peradangan : Tidak ada
- Keadaan/kebersihan : Bersih
g. Telinga - Keadaan : Bersih, tidak ada benjolan
- Fungsi pendengaran : Normal
h. leher - Pembesaran kel. Tyroid : Tidak ada
- Distensi Vena Jugularis: Tidak ada
- Pemebesaran KGB : Tidak ada
i. Daerah dada - Suara napas : Vesikuler
- Jantung dan paru-paru - Bunyi jantung : Normal, lup-dup
- Retraksi dada : Tidak ada
- Payudara - Perubahan : Tidak ada
- Bentuk buah dada : Bulat
- Hyperigmentasi areola : Tidak ada
- Keadaan puting susu : Warna
kecoklatan, tidak terdapat lecet
- Cairan yang keluar : Tidak ada
- Keadaan/Kebersihan : Bersih
- Nyeri/Tegang : Tegang
- Skala nyeri : 5
j. Abdomen - Tinggi FU : 2 Jari diatas pusat
- Kontraksi Uterus : Tidak ada
- Konsistensi Uterus : Baik
- Posisi Uterus : 2 jari diatas pusat
- Diastasis RA : Tidak dikaji
- Bising usus : 12 x/menit
k. Genetalia Eksterna
Keluhan : Tidak ada - Oedema : Tidak ada
- Varises : Tidak ada
- Pembesaran Kel Bartolin : Tidak
- Pengeluaran/cairan : Ada
Warna : Merah
Jumlah : Sedikit
Bau : Amis
- Blas : 300 ml
l. Anus - Haemorrhoid : Tidak ada
m. Ekstermitas Atas & Bawah
- Refleks patela : Baik
- Varises : Tidak ada
- Oedema : ada
- Simetris : Ya
- Kram : tidak ada
4. Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
- Frekuensi makan : 3x sehari
- Jenis makanan : Nasi, sayuran, dan buah-buahan
- Makanan yang disukai : Berkuah
- Makanan yang tidak disukai : Tidak ada
- Makanan pantang / alergi : Tidak ada
- Nafsu makan : Baik
- Porsi makan : Banyak
- Minum (jumlah dan jenis) : Air putih 1500 cc
b. Pola Eliminasi
1. Buang Air Besar (BAB)
- Frekuensi : 1x sehari
- Warna : Keclokatan
- Bau : Tak sedap
- Konsistensi : Lembek
- Masalah / Keluhan : Tidak ada keluhan
2. Buang Air Kecil (BAK)
- Frekuensi : 5-6 x sehari
- Warna : Putih kekuningan
- Bau : Amoniak
- Masalah / Keluhan : Tidak ada keluhan
c. Pola tidur dan istirahat
- Waktu tidur : Siang dan malam
- Lama tidur/hari : Siang 2 jam, Malam 5 jam
- Kebiasaan pengantar tidur : Tidak ada
- Kebiasaan saat tidur : Tidak ada
- Kesulitan dalam tidur : nyeri
d. Pola aktivitas dan latihan
- Kegiatan dalam pekerjaan : Memasak
- Olah raga : Pasien mengatakan lama tidak berolahraga
- Mobilisasi dini : Pasien mengatakan sering bergerak
- Kegiatan di waktu luang : Tidak ada
e. Personel Hygiene
- Kulit : Warna sawo matang
- Rambut : Hitam, bersih tidak ada ketombe
- Mulut dan Gigi : Bersih
- Pakaian : Bersih dan rapi
- Kuku : Pendek dan hitam
f. Ketergatungan fisik
- Merokok : Tidak
- Minuman keras : Tidak
- Obat-obatan : Tidak
- Lain-lain : Tidak ada
5. Aspek Psikososial dan Spiritual
a. Pola pikir dan persepsi
- Apakah ibu telah mengetahu cara memberi ASI dan memberi makanan
tambahan pada bayi : Iya
- Apakah ibu merencanakan pemberiaan ASI pada bayinya : Iya, pasien
merencanakan memberi ASI pada anaknya
- Jenis kelamin yang diharapkan : Laki-laki
- Siapa yang membantu merawat bayi dirumah : Suami
- Apakah ibu telah mengetahui nutrisi ibu menteteki : Pasien mengatakan
sudah mengetahui
- Apakah hamil ini diharapkan : Ya, pasien mengatakan sangat diharapkan
- Apakah ibu merencanakan untuk mengimunisasikan bayinya : iya
- Apakah ibu telah mengetahui cara memandikan dan merawat tali pusat
: Pasien mengatakan sudah mengetahui cara merawat tali pusat dan
memandikan bayi
b. Persepsi diri
- Hal yang amat dipikirkan saat ini : Pasien mengatakan agar bayi sehat
selalu
- Harapan setelah menjalani perawatan : Pasien berharap cepat pulang
c. Konsep diri
- Body image : Pasien mengatakan menerima apapun kondisi tubuhnya
- Peran : Pasien mengatakan ia seorang istri dan ibu dari anaknya
- Ideal diri : Pasien mengatakan ingin dirinya dan keluarga selalu bahagia
- Identitas diri : Pasien mengatakan ia seorang ibu rumah tangga dan sebagai
pendidik bagi anaknya
- Harga diri : Pasien merasa percaya diri
d. Hubungan/Komunikasi
- Bicara : jelas/relevan/mampu mengekpresikan/mampu mengerti orang
lain :
- Bahasa utama : Indonesia Bahasa daerah : Jawa
- Yang tinggal serumah : Suami
- Adat istiadat yang dianut : Jawa
- Yang memegang peranan penting dalam keluarga : Suami dan istri
- Motivasi dari suami : Suami selalu menemani dan menyemangati istrinya
selama proses kehamilan hingga persalinan
- Apakah suami perokok : Tidak
- Kesulitan dalam keluarga : Tidak ada

e. Kebiasaan Seksual
- Gangguan hubungan seksual : Tidak ada
- Pemahaman terhadap fungsi seksual post partum : Pasien mengatakan
cukup memahami
f. Sistem nilai - kepercayaan
- Siapa dan apa sumber kekuatan : Tuhan dan dukungan keluarga
- Apakah Tuhan, agama, Kepercayaan penting untuk anda : Pasien
mengatakan Tuahn, agama, dan kepercayaan sangat penting dalam
hidupnya.
- Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam frekuensi)
sebutkan : Ibadah
- Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan selama di Rumah Sakit,
sebutkan : Berdoa

6. Pemerikasaan Penunjang
a. Darah
- HB :- Golongan darah/Rh : O
- Gula darah :- Leukosit : -
b. Urine
- Protein :- Sedimen : -
- Reduksi : -
c. Pemeriksaan tambahan
- Rontgent : -
I. PENGOBATAN

No Nama Dosis Indikasi


Obat pemberian
1 Oxytocin 0,5 ml Oksitosin adalah preparat hormon oksitosin
yang digunakan untuk memicu atau
menguatkan kontraksi rahim jika kontraksi
lemah atau tidak terjadi dengan sendirinya.
Obat ini juga digunakan untuk meredakan
perdarahan setelah proses persalinan.

Palangka Raya, 3 Oktober 2023


Mahasiswa

Desira Natalia
ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN MASALAH


DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS : Pasien mengatakan rasa Agen pencedera fisik Nyeri Akut
nyeri (SDKI D.0077)

DO:
1. Klien tampak meringis Prosedur operasi
2. Klien tampak gelisah
3. Klian tampak bersikap
protektif
4. TTV: Nyeri
TD: 124/75 mmhg
N: 80 x/menit
S: 36,7 °C
R: 20 x/menit

DS : Ibu klien mengatakan Kurang terpapar Informasi Defisit Pengetahuan


tidak tahu tentang (D.0111)
informasi tentang tanda
persalinan palsu (false Defisit Pengetahuan
labor)
DO : Ibu klien tampak
bingung

PRIORITAS MASALAH
Dx 1: Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan pasien tampak
meringis, bersikap protektif, dan gelisah.

PQRST :
P : Nyeri timbul karna bekas luka jahit
Q : Nyeri yang dirasakan seperti luka bakar
R : Nyeri di bagian rahim
S : Skala nyeri adalah sedang (5)
T : Nyeri datang sewaktu-waktu

Tanda – Tanda Vital :


TD: 124/75 mmhg
N: 80 x/menit
S: 36,7 °C
R: 20 x/menit

Dx 2:
Defisit Pengetahuan Berhubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan ibu
klien tidak mengetahui mengenai tanda persalinan palsu (false labor)
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S


Ruang Rawat : UPT Puskesmas Pahandut

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


Nyeri Akut (SDKI D.0077) Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.08238)
keperawatan selama 3x7 jam Observasi :
diharapkan nyeri akut teratasi - Identifikasi lokasi,
dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi,
1. Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas, intensitas
2. Meringis menurun nyeri.
3. Sikap protektif menurun - Identifikasi skala nyeri
4. Gelisah menurun - Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
Terapeutik :
- Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan
pemberian analgetik/obat
anti nyeri
Defisit Pengetahuan (D.0111) Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan I.12383
keperawatan selama 3x7 jam Observasi:
- Identifikasi kesiapan dan
pertemuan diharapkan defisit
kemampuan menerima
pengetahuan teratasi dengan informasi
KRITERIA HASIL: - Identifikasi faktor-faktor
yang dapat meningkatkan
1) Memahami kalimat
dan menurunkan motivasi
meningkat perilaku hidup bersih dan
2) Proses pikir logis sehat
meningkat Terapeutik:
3) Pertanyaan tentang masalah - Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
yang dihadapi menurun
- Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk
bertanya

Edukasi:
- Jekaskan faktor risiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tanda tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Senin, 3 Nyeri Akut : S : Pasien mengatakan rasa nyeri
Oktober 2023
- Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, berkurang
Jam 10.00
WIB frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
- Mengidentifikasi skala nyeri O:
- Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan 1. Pasien tampak kuat berjalan
memperingan nyeri 2. Pasien tidak tampak meringis
- Memberikan teknik nonfarmakologi untuk 3. Pasien tidak tampak gelisah
mengurangi rasa nyeri 4. Pasien masih bersikap protektif
- Memfasilitasi istirahat dan tidur 5. TTV :
- Menjelaskan strategi meredakan nyeri TD: 122/70mmhg
- Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri N: 80 x/menit
- Kolaborasi dengan pemberian analgetik/obat anti S: 36,7°C
nyeri R: 20 x/menit

A : Masalah keperawatan nyeri


akut teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. Senin, 3 Defisit Pengetahuan: S: Ibu Klien mengatakan sudah dapat
Oktober 2023
1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan memahami dan mengetahui pentingnya
Jam 10.00
WIB menerima informasi imunisasi HPV
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan motivasi O: Ibu klien tampak merespon dengan baik dan
perilaku hidup bersih dan sehat dapat menjelaskan kembali mengenai tanda
3. Menyediakan materi dan media pendidikan persalinan palsu (false labor)
kesehatan
4. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai A: masalah keperawatan defisit pengetahuan
kesepakatan teratasi
5. Memerikan kesempatan untuk bertanya
6. Menjelaskan faktor risiko yang dapat P: Intervensi dihentikan
mempengaruhi kesehatan
7. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada pembahasan dapat disimpulkan
bahwa penulis telah mendapatkan gambaran asuhan keperawatan pada pasien dengan
Diagnosa Medis G3P2A0 dengan kesimpulan sebagai berikut :

A. Pada saat melakukan pengkajian


1. Pada pasien Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan
pasien mengatakan nyeri, tampak meringis, bersikap protektif, dan gelisah. PQRST
: P : Nyeri timbul karna bekas luka jahit, Q : Nyeri yang dirasakan seperti luka
bakar, R : Nyeri di bagian Rahim, S : Skala nyeri adalah sedang (5), T : Nyeri
datang sewaktu-waktu, Tanda – Tanda Vital : TD: 124/75 mmhg, N: 80 x/menit, S:
36,7 °C, R: 20 x/menit.
2. Pada pasien Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
ditandai dengan ibu klien tidak mengetahui mengenai tanda persalinan palsu (false
labor)

B. Intervensi keperawatan yang dilakukan yaitu ;


1. Nyeri Akut (SDKI D.0077 Hal. 172)
2. Defisit Pengetahuan (D.0111)
Pada implementasi keperawatan semuanya dapat dilaksanakan sesuai yang tercantum
dengan intervensi

C. Berdasarkan yang telah dilakukan maka didapatkan untuk diagnosa keperawatan yang
muncul masalah teratasi dan intervensi dihentikan.

4.2 Saran
1. bagi mahasiswa
Asuhan keperawatan ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi yang bermakna
bagi mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan pada Ny. S dengan Diagnosa
Medis G3P2A0 Di UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.

2. bagi pasien dan keluarga


Asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk membantu pasien dan keluarga untuk
memahami apa itu Diagnosa Medis G3P2A0 dan bagaimana nantinya untuk melakukan
perawatan mandiri untuk pasien.

3. bagi institusi
Institusi mampu mengembangkan dan memperbaiki pembuatan asuhan keperawatan
pada pasien dengan Diagnosa Medis G3P2A0 dan mampu mengembangkan ilmu kepada
banyak orang terutama mahasiswa pada institusi tersebut agar institusi semakin
berkembang dan menjadi lebih baik.

4. bagi IPTEK
IPTEK mampu mengembangkan lebih dalam lagi mengenai pengetahuan di bidang
Kesehatan khususnya pada asuhan keperawatan pada pasien dengan Diagnosa Medis
G3P2A0.
DAFTAR PUSTAKA

APN (2014) Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.


Aprilia, Y. (2010) Hipnostetri : Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil dan Melahirkan.
Jakarta: Gagas Media.
BKKBN (2016) Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: BKKBN.
Bobak (2010) Buku Ajar Keperawatan Maternitas. 4th edn. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Dahlan, S. (2016) Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Darmiyanti, N. M. and Anggarani, A. P. A. P. (2013) ‘Berat Bayi Lahir Terhadap
Kejadian Tingkat Ruptur Perineum Pada Ibu bersalin Normal Primigravida’, Jurnal Genta
Kebidanan, 4 nomor 2:52–55.
Departemen Kesehatan Indonesia (2017) Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2016. Depkes Indonesia.
Dharma, K. K. (2015) Metodologi Penelitian Keperawatan Panduan Melaksanakan dan
Menerapkan Hasil Penelitian.
Jakarta: Trans Info Media. Dinas Kesehatan Provinsi Bali (2016) Profil Kesehatan Bali
Tahun 2015.
Dinkes Provinsi Bali. Denpasar ______ (2017) Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun
2016. Dinkes Provinsi Bali.
Denpasar. Elisa, Siti N.E. & Sri Y. (2016) ‘Hubungan Paritas dengan Terjadinya Robekan
Perineum Spontan pada Persalinan Normal’, Midwife Journal 2 nomor 02. Hastono, S.
(2007) Analisa Data Kesehatan.
Jakarta: Universitas Indonesia. Hidayat, A. A. (2007) Metode Penelitian dan Teknik
Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika. Hutomo, C. S. (2014) ‘Hubungan Antara Paritas dengan
Kejadian Ruptur Perineum Spontan di RSUD Kota Surakarta’, Midwife Journal, 4 nomor
2. 60 Ilmiah, W. S. (2015) Buku Ajar Asuhan Persalinan Normal.
Yogyakarta: Nuha Medika. Irianto, K. (2014) Panduan Lengkap Biologi Reproduksi
Manusia (Human Reproductive Biology) untuk Paramedis dan Nonmedis.
Bandung: Alfabeta. Leveno, K. J. et al. (2009) Obstetri Williams Panduan Ringkas.
Jakarta: EGC. Liu, D. T. Y. (2010) Manual Persalinan (Labour Ward Manual). 3rd edn.
Jakarta: EGC.
Manuaba, I. B. G. (2010) Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)

Di Susun Oleh :
Desira Natalia
2021-01-14201-023
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
A. Topik
Pendidikan kesehatan tentang “ Cara Melakukan Inisiasi Menyusui Dini ”.
B. Sasaran
Pasien dan keluarga pasien
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang IMD diharapkan pasien dapat lebih
memahami tentang IMD
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penyuluhan sebagai berikut :
1. Klien dapat memahami pengertian IMD
2. Klien dapat memahami tujuan IMD
3. Klien dapat memahami manfaat IMD
4. Klien dapat memahami syarat melakukan IMD
5. Klien dapat memahami tahapan IMD
D. Materi
Terlampir
E. Metode
Ceramah, Tanya jawab, Diskusi
F. Media
Leaflet
G. Waktu Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2023
2. Pukul : 14.00 – Selesai WIB
3. Alokasi Waktu

No Kegiatan Waktu Metode


1. Pembukaan (Mengucapkan salam) 1 Menit Ceramah

2. Menyampaikan Materi Penyuluhan 14 Menit Ceramah

3 Evaluasi (Tanya Jawab) 5 Menit Ceramah

H. Tugas Pengorganisasian Moderator : Desira Natalia


1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan
3. Menjelaskan kontrak waktu

Leader : Desira Natalia

1. Menyampaikan materi penyuluhan

2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan

Dokumentator : Desira Natalia

1. Mendokumentasikan setiap kegiatan


I. TEMPAT
Setting Tempat :

Keterangan:
: Moderator, Leader

: Klien

J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
1. Peserta dan hadir di tempat
2. Penyelenggaraan di ruang bersalin UPT Puskesmas Pahandut
Palangka Raya
3. Pengorganisasian penyelenggaraan di lakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses
1. Peserta antusiasi terhadap materi penyuluhan tentang “Persalinan”.
2. Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan
3. Peserta menjawab pertanyaan secara benar tentang materi penyuluhan

3. Evaluasi Hasil
1. Peserta sudah mengerti dan memahami tentang “Definisi Persalinan”.
2. Peserta sudah mengerti dan memahami tentang “Jenis Jenis
Persalinan”.
3. Peserta sudah mengerti dan memahami tentang “Persalinan”
MATERI

1. Pengertian
Inisiasi menyusui dini adalah proses membiarkan bayi menyusui sendiri setelah kelahiran
bayi. Bayi diletakkan di dada ibunya da bayi itu sendiri dengan segala upayanya mencari
putting untuk segera menyusui selama 1 jam (Yuliarti, 2010).

2. Tujuan IMD
a. Kontak kulit dengan kulit membuat ibu dan bayi lebih tenang.
b. Saat IMD bayi menelan bakteri baik dari kulit ibu yang akan membentuk koloni di kulit
dan usus bayi sebagai perlundungan diri.
c. Kontak kulit dengan kulit antara ibu dan bayi akan meningkatkan masih sayang ibu dan
bayi.
d. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan.
e. Mengurangi terjadinya anemia (Depkes RI, 2014)

3. Manfaat IMD
a. Ketika bayi diletakkan di dada ibunya, ia berada tepat di atas rahim ibu. Hal itu
membantu menekan plasenta dan mengecilkan rahim ibu. Dengan begitu. perarahan ibu
aka berhenti karena ada kontraksi rahim. Melakukan IMD akan mengurangi angka
perdarahan.
b. Rasa kasih sayang akan meningkat karena adanya kontak langsung keduanya (kulit
dengan kulit).
c. Menstimulasi hormone oksitoksin yang dapat membuat rahim kembali ke ukuran
semula. Merangsang hormone lain dapt meningkatkan ambang nyeri, membuat
perasaan rileks, bahagia, merangsang pengeluaran ASI, serta lebih mencintai bayi.
d. Bagi bayi, IMD bisa meredakan ketegangan dan stress yang kemungkinan terjadi
selama proses kelahiran, memberi rasa nyaman, dan aman.
e. IMD bisa menyelamatkan nyawa bayi. Faktanya, empat juta bayi meninggal dalam usia
28 hari dalam satu tahun. Jika bayi segera disusui dalam waktu satu jam pertama akan
mengurangi angka risiko kematian bayi.
f. Kehangatan dada bayi dapa menghangatkan bayi sehingga apabila bayi diletakkan di
dada ibunya segera setelah melahirkan dapat menurunkan resiko hipoterma dan
menurunkan angka kematian akibat kedinginan.
g. Kolostrum, cairan yang kaya akan antibody dan penting untuk pertumbuhan usus dan
ketahanan terhadap infeksi yang sangat dibutuhkan bayi demi kelangsungan hidup
(Yuliarti, 2010).

4. Syarat melakukan IMD


Tidak semua ibu dapat melakukan inisiasi menyusui dini. Bayi dan ibu yang dapat
melakukan inisiai menyusui dini harus memenuhi syarat/kriteria sebagai berikut:
a. Lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong.
b. Bila lahir dengan tindakan, maka inisiasi menyuui dini dilakukan setelah bayi cukup
sehat, refleks menghisap baik.
c. Bayi yang lahir dengan sectio cesarea dengan anestesia umum, inisiasi menyusui dini
dilakukkan segera setelah kondisi ibu dan bayi stabil.
d. Bayi tidak asfiksia setelah lima menit pertama (nilai apgar minimal 7).
e. Umur 37 minggu atau lebih.
f. Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih.
g. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum.
h. Bayi dan ibu schat (Wulan, 2011)

5. IMD setelah bedah Caesar


IMD tetap bisa dilakukan meskipun menjalani persalinan melalui proses bedah Caesar.
Memang tidak seperti pada persalinan normal IMD tidak bisa diletakkan di atas perut ibu.
Namun, ibu bisa diberikan anastesi spinal atau epidural agar tetap dalam keadaan sadar.
Kontak dapat dilakukan di ruangan opera sesegera mungkin dengn cara bayi diletakkan di
dada dan dilanjutkan setelah berada di kamar perawatan (Depkes RI, 2014)

6. Tahapan IMD
Langkah Inisiasi Menyusu Dini dalam Asuhan Bayi Baru Lahir
Langkah 1: Lahirkan, lakukan penilaian pada bayi, keringkan:
a. Saat bayi lahir, catat waktu kelahiran
b. Sambil meletakkan bayi di perut bawah ibu lakukan penilaian apakah bayi perlu
resusitasi atau tidak
c. Jika bayi stabil tidak memerlukan resusitasi, keringkan tubuh bayi mulai dari muka,
kepala dan bagian tubuh lainnya dengan lembut tanpa menghilangkan vemiks. Vemiks
akan membantu menyamankan dan menghangatkan bayi. Setelah dikeringkan, selimuti
bayi dengan kain kering untuk menunggu 2 menit sebelum tali pusat di klem.
d. Hindari mengeringkan punggung tangan bayi. Bau cairan amnion pada tangan bayi
membantu bayi mencari puting ibunya yang berbau sama.
e. Periksa uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal)
kemudian suntikkan oksitosin 10 UI intra muskular pada ibu.

Langkah 2: Lakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi selama paling sedikit satu jam:
a. Setelah tali pusat dipotong dan diikat, letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan
bahu bayi sehingga bayi menempel di dada ibu. Kepala bayi harus berada di antara
payudara ibu tapi lebih rendah dari puting.
b. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
c. Lakukan kontak kulit bayi ke kulit ibu di dada ibu paling sedikit satu jam. Mintalah ibu
untuk memeluk dan membelai bayinya. Jika perlu letakkan bantal di bawah kepala ibu
untuk mempermudah kontak visual antara ibu dan bayi. Hindari membersihkan payudara
ibu.
d. Selama kontak kulit bayi ke kulit ibu tersebut, lakukan Manajemen Aktif Kala 3
persalinan.

Langkah 3: Biarkan bayi mencari dan menemukan puting ibu dan mulai menyusui:
a. Biarkan bayi mencari, menemukan puting dan mulai menyusu
b. Anjurkan ibu dan orang lainnya untuk tidak menginterupsi menyusu misalnya
memindahkan bayi dari satu payudara ke payudara lainnya. Menyusu pertama biasanya
berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara. Sebagian
besar bayi akan berhasil menemukan puting ibu dalam waktu 30-60 menit tapi tetap
biarkan kontak kulit bayi dan ibu setidaknya 1 jam walaupun bayi sudah menemukan
puting kurang dari 1 jam.
c. Menunda semua asuhan bayi baru lahir normal lainnya hingga bayi selesai menyusu
setidaknya I jam atau lebih bila bayi baru menemukan puting setelah I jam.
d. Bila bayi harus dipindah dari kamar bersalin sebelum 1 jam atau sebelum bayi menyusu,
usahakan ibu dan bayi dipindah bersama dengan mempertahankan kontak kulit ibu dan
bayi.
e. Jika bayi belum menemukan puting ibu - IMD dalam waktu 1 jam, posisikan bayi lebih
dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama 30-60 menit
berikutnya.
f. Jika bayi masih belum melakukan IMD dalam waktu 2 jam, pindahkan ibu ke ruang
pemulihan dengan bayi tetap di dada ibu. Lanjutkan asuhan perawatan neonatal esensial
lainnya (menimbang, pemberian vitamin K1, salep mata) dan kemudian kembalikan bayi
kepada ibu untuk menyusu.
g. Kenakan pakaian pada bayi atau tetap diselimuti untuk menjaga kehangatannya. Tetap
tutupi kepala bayi dengan topi selama beberapa hari pertama. Bila suatu saat kaki bayi
terasa dingin saat disentuh buka pakaiannya kemudian telungkupkan kembali di dada ibu
dan selimuti keduanya sampai bayi hangat kembali.
h. Tempatkan ibu dan bayi di ruangan yang sama. Bayi harus selalu dalam jangkauan ibu
24 jam dalam sehari sehingga bayi bias menyusui sesering keinginannya (Depkes RI,
2010).
LAMPIRAN

LEAFLET IMD

Anda mungkin juga menyukai