Anda di halaman 1dari 55

Universitas Kristen Krida Wacana

Evaluasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah


Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Rengasdengklok Kabupaten
Karawang Periode Januari 2019 sampai dengan Oktober 2019
...................

Oleh :
Sumarni

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta, November 2019

i
Universitas Kristen Krida Wacana

Evaluasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga
di Wilayah Kerja Puskesmas Rengasdengklok Kabupaten Karawang
........................Periode Januari 2019 sampai dengan Oktober 2019....................

Oleh :
Sumarni
112017143

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta, November 2019

i
Evaluasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah
Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Rengasdengklok Kabupaten
Karawang Periode Januari 2019 sampai dengan Oktober 2019

Lembar Persetujuan

Disetujui, Jakarta November 2019

Pembimbing

dr.Diana L Tumilisar

Penguji I Penguji II

ii
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah evaluasi program ini.
Evaluasi program ini dilaksanakan dalam rangka menjalankan Kepaniteraan
Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Krida Wacana, yang berlokasi di Puskesmas Rengasdengklok Kabupaten
Karawang. Evaluasi program ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga di wilayah
kerja Puskesmas Rengasdengklok. Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya atas segala bimbingan yang telah diberikan dalam
penyelesaian penelitian ini kepada:

1. Dr. dr. A. Aris Susanto, MS, Sp.Ok.


2. dr. Julianti Sutanto, Mkes
3. dr. E. Irwandy Tirtawidjaja.
4. dr. Djap Hadi Susanto, Mkes.
5. dr. Melda Suryana, M.Epid.
6. dr. Diana L. Tumilisar, MKes
7. dr. Ernawaty Tamba, MKM.
8. Kepala Puskesmas Rengasdengklok
9. Seluruh responden serta semua pihak yang ikut memberikan dukungan dan
bantuan sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini,


oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga di
masa mendatang dapat ditingkatkan lebih baik lagi.

Jakarta, November 2019

iii
Evaluasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga
di Wilayah Kerja Puskesmas Rengasdengklok Kabupaten Karawang Periode
Januari 2019 sampai dengan Oktober 2019
Sumarni
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email: Sumarnialan@gmail.com

Abstrak

Program PHBS menjadi salah satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan salah
satu strategi untuk mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan
kesehatan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan
kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat, termasuk swasta dan dunia usaha
agar berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Tujuan: Untuk
mengetahui gambaran tentang evaluasi program promosi kesehatan PHBS pada tatanan
rumah tangga ditinjau dari input, proses, dan dampak di wilayah kerja Puskesmas
Rengasdengklok kabupaten Karawang pada periode waktu Oktober sampai dengan
September. Dari hasil evaluasi didapatkan 7 masalah pada keluaran dan diambil dua
prioritas masalah yaitu cakupan tidak merokok di dalam rumah sebesar 36,8% dan
cakupan memberantas jentik dirumah sekali seminggu sebesar 39,9% Hasil : Terdapat
masalah pada komponen input, tenaga promosi kesehatan yang ada di puskesmas tidak
mendapatkan pelatihan yang maksimal dan kurang aktifnya kader. Pada proses,
perencanaan dilaksanakan secara terpadu, pengorganisasian dan pelaksanaan promkes
belum terlaksana maksimal, dan pemantauan hanya berdasarkan hasil survei PHBS
rumah tangga. Komponen output diketahui penerapan PHBS Tatanan Rumah Tangga
masih rendah dibawah target. Penerapan manajemen PHBS Tatanan Rumah Tangga
belum sesuai yang diharapkan. Disarankan kepada Puskesmas Rengasdengklok agar lebih
mensosialisasikan PHBS Tatanan Rumah Tangga, perlu peningkatan kualitas tenaga
pelaksana, menjalin kerjasama dengan pihak lintas program dan sektoral, maupun para
tokoh masyarakat serta peningkatan manajemen penerapan PHBS tatanan rumah tangga.

Kata kunci: Evaluasi program, PHBS, tatanan rumah tangga

iv
Daftar Isi

Lembar Cover ……………………………………………………………………

Lembar Judul ……………………………………………………………….…….i

Lembar Pengesahan……………………………………………………………….ii

Ucapan Terima Kasih…………………………………………………………….iii

Abstrak………………..…………………………….................................……..iv

DaftarIsi ………………………………………………..…………...………..…..v

Bab I. Pendahuluan ………………………………………………………...….…1

1.1 Latar Belakang …….......................……….…………...................….....1

1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................…2

1.3 Tujuan ……………………………………………..………………....….3

1.4 Manfaat ..............................................................................................…4

1.5 Sasaran …….………..……………………………………………..….…5

Bab II. Materi dan Metode ………………………………………….…….…...…6

2.1. Materi ........................................................……………………..........6

2.2. Metode ………………………………………..................…….............6

Bab III. Kerangka Teoritis…………………………………………….……….....7

3.1 Kerangka Teoritis ………………………………………………….....…7

3.2 Tolak Ukur Keberhasilan ……………………….…………………........8

Bab IV. Penyajian Data.………........................................................…................9

4.1 Sumber Data ………………………………………………….……........9

v
4.2 Data Umum ……………………………………………………….….....9

4.3 Data Khusus …………………………………………………………….11

BabV. Pembahasan ………………………………………………………....…...23

5.1Masalah menurut Keluaran ……………………….……………….....…23

5.2Masalah menurut Masukan ……………………………………….…..…24

5.3 Masalah menurut Proses ………………………………………….….…25

5.4Masalah menurut variabel Lingkungan..........................................….....26

BabVI. Perumusan Masalah…………………………………………………...…27

Bab VII. Prioritas Masalah…………………………………………………….…30

BabVIII. Penyelesaian Masalah…………………………………………...…..…32

BabIX. Penutup.......................………………………………………..………….36

9.1 Kesimpulan ………………………………………………...…….…….36

9.2 Saran ………………………………………………………....……….. 37

Daftar Pustaka……………………………………………………………………39

Lampiran…………………………………………………………………………40

vi
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-negara


berkembang terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang
disebabkan oleh kurangya air minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang
buruk. Selain itu, terdapat bukti bahwa pelayanan sanitasi yang memadai,
persediaan air yang aman, sistem pembuangan sampah serta pendidikan hygiene
dapat menekan angka kematian akibat diare sampai 65%, serta penyakit-penyakit
lainnya sebanyak 26%. Menurut undang-undang kesehatan nomor 36 tahun 2009
bab 1 pasal 1, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis. Pemberdayaan masayarakat harus dimulai dari rumah
tangga, karena rumah tangga yang menerapkan PHBS dalam kehidupannya
merupakan asset dan modal pembangunan kesehatan di masa depan yang perlu
dijaga, dilindungi dan ditingkatkan kesehatannya.1
Rumah tangga yang menerapkan PHBS berarti mampu menjaga,
meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari
gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup
sehat.2,3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat.4
Evaluasi keberhasilan pembinaan PHBS dilakukan dengan melihat 10
indikator PHBS di tatanan rumah tangga. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) 2018, indikator PHBS terdiri dari persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan,
menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan me
nggunakan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah semi
nggu sekali, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivtas fisik setiap
hari dan tidak merokok di dalam rumah.5
Ditinjau dari profil kesehatan Indonesia 2014, pencapaian rumah tangga
yang melakukan PHBS tahun 2014 di Indonesia mencapai 56,58%, dengan
pencapaian di provinsi Jawa Barat mencapai 51,40%.6 Sedangkan untuk Jawa
Barat tahun 2016 ditinjau dari Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2016 ,
jumlah Rumah Tangga di Jawa Barat sebanyak 12.634.514 rumah tangga, dan
dipantau sikap prilaku yang melakukan PHBS sebanyak 8.253.302 keluarga
(65,3%), dari pemantauan ini ditemukan 4.334.650 keluarga berperilaku PHBS
(52,5%). Cakupan rumah tangga yang melakukan PHBS menunjukan adanya
penurunun, pada tahun 2015 persentase PHBS mencapai 53,7% dan pada tahun
2016 mencapai 52,5% turun 2,8%.7 Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Barat tahun 2016, PHBS di Kabupaten Karawang pada periode tahun 2016
mencakup sebanyak 49,9%.7
Berdasarkan data PHBS di wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok
pada periode tahun 2018 adalah sebesar 65,3%. Dengan keikutsertaan masyarakat
dalam menerapkan PHBS dalam tatanan rumah tangga maka diharapkan
masyarakat menjadi sehat dan tidak mudah sakit serta dapat bekerja secara
optimal.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1 Dari profil kesehatan provinsi Jawa Barat tahun 2016 diketahui bahwa
rumah tangga yang telah mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) di Jawa Barat baru mencapai 52,5%.
1.2.2 Dari profil kesehatan provinsi Jawa Barat tahun 2016 diketahui bahwa
rumah tangga yang mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) di kabupaten Karawang baru mencapai 49,9%.
1.2.3 Dari catatan tahun 2018 Puskesmas Rengasdengklok menunjukkan
cakupan rumah tangga yang mempraktekkan PHBS di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Rengasdengklok adalah 65,3%.
1.2.4 Belum Diketahuinya tingkat keberhasilan program, besar masalah,
penyebab dan belum diketahuinya saran untuk penyelesaian program
selanjutnya

2
1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum:
Diketahui masalah, penyebab masalah, dan penyelesaian masalah pada
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah
tangga di wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2019
sampai dengan Oktoberber 2019 dengan menggunakan pendekatan
sistem.

1.3.2 Tujuan Khusus:


1.3.2.1 Diketahuinya cakupan rumah tangga yang melakukan PHBS di
tatanan rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok
periode Januari 2019 sampai dengan Oktober 2019
1.3.2.2 Diketahuinya cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2019
sampai dengan Oktober 2019
1.3.2.3 Diketahuinya cakupan memberi bayi ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2019 sampai dengan
Oktober 2019
1.3.2.4 Diketahuinya cakupan menimbang balita setiap bulan di wilayah
kerja Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2019 sampai
dengan Oktober 2019
1.3.2.5 Diketahuinya cakupan menggunakan air bersih di wilayah kerja
Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2019 sampai dengan
Oktober 2019
1.3.2.6 Diketahuinya cakupan perilaku mencuci tangan dengan air bersih
yang mengalir dan menggunakan sabun di wilayah kerja Puskesmas
Rengasdengklok periode Januari 2019 sampai dengan Oktober 2019
1.3.2.7 Diketahuinya cakupan menggunakan jamban sehat di wilayah kerja
Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2019 sampai dengan
Oktober 2019
1.3.2.8 Diketahuinya cakupan memberantas jentik nyamuk di rumah sekali
seminggu di wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok periode
Januari 2019 sampai dengan Oktober 2019

3
1.3.2.9 Diketahuinya cakupan makan sayur dan buah setiap hari di wilayah
kerja Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2019 sampai
dengan Oktober 2019
1.3.2.10 Diketahuinya cakupan melakukan aktivitas fisik setiap hari di
wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2019
sampai dengan Oktober 2019
1.3.2.11 Diketahuinya cakupan perilaku tidak merokok di dalam rumah di
wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok Januari 2019 sampai
dengan Oktober 2019
1.3.2.12 Diketahuinya Pelatihan kader PHBS Rumah tangga di wilayah kerja
Puskesmas Rengasdengklok Januari 2019 sampai dengan Oktober
2019

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Evaluator:
1.4.1.1 Menerapkan ilmu pengetahuan tentang PHBS yang telah diperoleh
sebelumnya saat perkuliahan.

1.4.1.2 Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur suatu program


khususnya program promosi kesehatan PHBS.

1.4.1.3 Mengetahui kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

1.4.1.4 Mengembangkan pengetahuan tentang cara mengevaluasi.

1.4.1.5 Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.

1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi:

1.4.2.1 Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di


bidang kesehatan.

4
1.4.2.2 Mewujudkan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
(Ukrida) sebagai universitas yang menghasilkan dokter yang berkualitas.

1.4.3 Bagi Puskesmas yang dievaluasi:

1.4.3.1 Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam Program Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga di ruang lingkup kerja
Puskesmas Rengasdengklok

1.4.3.2 Membantu kemandirian puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan


program promosi kesehatan sehingga dapat memenuhi target cakupan
program.

1.4.3.3 Memperoleh masukan dari saran-saran yang diberikan, sebagai umpan


balik agar keberhasilan program dimasa mendatang dapat tercapai secara
optimal.

1.4.4 Bagi Masyarakat:

1.4.4.1 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas


Rengasdengklok

1.4.4.2 Pencapaian keberhasilan program diharapkan dapat menurunkan


prevalensi berbagai penyakit masyarakat yang berhubungan dengan
pengetahuan, sikap dan perilaku tentang pola perilaku hidup bersih dan
sehat di tatanan rumah tangga.

1.5 Sasaran
Seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat periode
Januari 2019 sampai dengan Oktober 2019

5
Bab II
Materi dan Metode

2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini diperoleh dari catatan perilaku
hidup bersih dan sehat di tatanan rumah tangga periode Januari 2019 sampai
dengan Oktober 2019 di wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok, kabupaten
Karawang, antara lain:
1. Sosialisasi tentang PHBS Rumah Tangga
2. Pelatihan kader dalam pendataan PHBS Rumah Tangga
3. Pendataan PHBS Rumah Tangga
4. Pengolahan dan pemetaan PHBS Rumah Tangga
5. Perencanaan peningkatan PHBS Rumah Tangga
6. Pelatihan kader dalam menyuluh mengenai PHBS Rumah Tangga
7. Penyuluhan tentang PHBS Rumah Tangga

2.2. Metode

Evaluasi program ini dilaksanakan dengan pengumpulan data, pengolahan


data, dan analisis data sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan
pelaksanaan program yang terjadi, baik pada awal, ditengah, maupun akhir
program dengan cara membandingkan cakupan program Promosi Kesehatan yaitu
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas
Rengasdengklok periode Januari 2019 sampai dengan Oktober 2019 terhadap
tolak ukur PHBS yang telah ditetapkan dan menemukan penyebab masalah
dengan menggunakan pendekatan sistem.

6
Bab III
Kerangka Teoritis

3.1. Kerangka Teoritis


5
LINGKUNGAN

1 2 3 6
MASUKAN PROSES KELUARAN DAMPAK

4
UMPAN BALIK

Bagan 1. Gambar Teori Sistem


Gambar di atas menerangkan sistem adalah gabungan dari elemen-elemen
yang saling dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai
satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
Bagian atau elemen tersebut dapat dikelompokkan dalam lima unsur, yaitu:
1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari
tenaga (man), dana (money), sarana (material), metode (method), mesin atau
alat yang digunakan (machine), jangka alokasi waktu (minute), lokasi
masyarakat (market), dan informasi (information).
2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam
sistem dan berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
direncanakan. Terdiri dari unsur perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating), dan pemantauan (controlling).
3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola
oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari
lingkungan fisik dan non fisik.
5. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang
merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem

7
tersebut, berupa pencatatan dan pelaporan yang lengkap, monitoring, dan rapat
bulanan.
6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu
sistem.

3.2. Tolok Ukur Keberhasilan


Tolak ukur merupakan nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan dan
digunakan sebagai target yang harus dicapai pada tiap-tiap variabel sistem, yang
meliputi masukan, proses, keluaran, lingkungan, dan umpan balik pada program
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga. Digunakan sebagai
pembanding atau target yang harus dicapai dalam program perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) rumah tangga.
Tolak ukur ini diambil dari pedoman pembinaan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) yang dikeluarkan Renstra RPJMN 2014-2019, RPJMD
provinsi Jawa bart 2013-2018, RPJMD Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021
dan Rencana Strategis Perangkat Daerah, penyelenggaraan Promosi Kesehatan
dengan indikator kinerja persentase rumah tangga sehat atau rumah tangga yang
melakukan PHBS dan target pencapaian 58,33%.

8
Bab IV
Penyajian Data

4.1. Sumber Data


Sumber data dalam evaluasi ini diambil dari data yang berasal dari:

1. Data geografis dari wilayah kerja UPTD Puskesmas Rengasdengklok


tahun 2019
2. Data demografi dari wilayah kerja UPTD Puskesmas Rengasdengklok
tahun 2019
3. Profil Puskesmas UPTD Puskesmas Rengasdengklok tahun 2019
4. Rekapitulasi Hasil Pendataan PHBS di Tatanan Rumah Tangga Puskesmas
Rengasdengklok tahun 2019.

4.2. Data Umum

4.2.1 Data Geografis


4.2.1.1 Lokasi Puskesmas
Lokasi Gedung Puskesmas Rengasdengklok terletak di Puskesmas
Kecamatan Rengasdengklok terletak di wilayah Kecamatan
Rengasdengklok, tepatnya di Desa Rengasdengklok Selatan yaitu di
Jalan Tugu Proklamasi RT 002/RW012, Rengasdengklok, Karawang,
Jawa Barat.
4.2.1.2 Luas wilayah kerja

Puskesmas Rengasdengklok memiliki luas wilayah 1.575 Ha;


terdiri dari tanah darat dengan luas 315 ha, dan tanah sawah dengan luas
1.260 ha. yang terdiri dari 6 desa

1. Desa Dewisari jarak dari puskesmas 3 km, dapat dicapai semua jenis
kendaraan.

2. Desa Kertasari jarak dari puskesmas 2 km, dapat dicapai semua jenis
kendaran.

9
3. Desa Rengasdengklok utara jarak dari puskesmas 1 km, dapat dicapai semua
jenis kendaraan.

4. Desa Rengasdengklok selatan jarak dari puskesmas 150 m,lokasi puskesmas


berada di wilayah desa Rengasdengklok selatan dapat di capai semua jenis
kendaraan

5. Desa Amansari jarak dari puskesmasn 4 km.dapat dicapai semua jenis


kendaraan

6. Desa Dukuh karya jarak dari puskesmas 4 km, dapat oleh semua kendaraan
4.2.1.3 Batas wilayah kerja
Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Kecamatan:
a. Sebelah Utara :Wilayah Puskesmas Jayakerta &
Medangasem
b. Sebelah Selatan :Wilayah Puskesmas Kalangsari
c. Sebelah Barat :Wilayah Puskesmas Kalangsari
d. Sebelah Timur :Wilayah Puskesmas Kutamukti &
Kutawaluya

4.2.2 Data Demografi


Jumlah penduduk Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang pada
tahun 2019 adalah 83.688 jiwa. Kecamatan Rengasdengklok terdiri dari 6 desa.
Klasifikasi penduduk berdasarkan mata pencaharian di wilayah kerja Puskesmas
Rengasdengklok adalah pedagang (72,43%), petani (13,27%), pegawai negeri
(05,09%), dan lain-lain (09,17%).
Fasilitas Kesehatan yang ada pada wilayah kerja Puskesmas
Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, tahun 2019: 1 unit Puskesmas induk, 1
unit RS swasta, 10 unit praktek dokter swasta, 32 buah praktek bidan swasta, 4
buah klinik 24 jam, 57 pos Posyandu, 6 pos Posbindu. Tenaga kesehatan yang ada
di Puskesmas Rengasdengklok adalah:

10
1. Dokter umum :4 orang
2. Dokter gigi :1 orang
3. SKM :3 orang
4. Perawat (S1) :2 orang
5. Perawat (D3) : 14 orang
6. Bidan (D4) :3 orang
7. Bidan (D3) : 25 orang
8. Kesling :1 orang
9. Nutrisionis :1 orang
10. Asisten apoteker :1 orang
11. Sopir Ambulance :1 orang
12. Kader posyandu : 285 orang
13. Tenaga Non ASN : 39 orang
14. Cleaning service :6 orang

4.3 Data Khusus


4.3.1. Masukan
4.3.1.1 Tenaga
Terdapat satu orang pimpinan puskesmas. Terdapat satu orang
petugas PHBS sebagai koordinator progam dan pelaksana progam
dengan kader yang membantu pelaksaan progam
4.3.1.2 Dana
Terdapat pembiayaan dari pemerintah berupa Biaya Operasional
Kesehatan (BOK). Dana digunakan untuk membiayai kegiatan –
kegiatan progam perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Tatanan
Rumah Tangga
4.3.1.3 Sarana dan Prasarana
4.3.1.3.1 Kendaraan Promosi Kesehatan
Tidak terdapat kendaraan roda dua maupun roda empat
4.3.1.3.2 Ruang Promosi Kesehatan

11
Pada ruang ini terdapat masing – masing 1 buah komputer,
printer, kursi kerja, lemari arsip, lemari alat, meja tulis, dan
tempat sampah tertutup.
4.3.1.3.3 Pencatatan dan Pelaporan
Terdapat buku register pelayanan.

Berikut ini adalah tabel yang berisi barang – barang yang dapat
digunakan untuk melakukan promosi kesehatan.
Tabel 1. Data Set Promosi Kesehatan
No Jenis Peralatan Jumlah
1 Alat Peraga Cara Menyusui yang Benar 0
(Boneka dan fantom payudara)
2 Alat Permainan Edukatif (APE) 1
3 Biblioterapi 0
4 Boneka Bayi 1
5 Buletin Board / Papan Informasi 1
6 Cetakan Jamban 0
7 Cetakan Sumur Gali (Cicin) 0
8 Fantom Gigi Anak 0
9 Fantom Gigi Dewasa 0
10 Fantom Mata Ukuran Asli 0
11 Fantom Mata Ukuran Besar (Fiberglass) 0
12 Fantom Panggul Wanita 0
13 Flip Chart dan Stand Ada
14 Food Model Ada
15 Gambar Anatomi Gigi 1
16 Gambar Anatomi Mata 0
17 Gambar Anatomi Mata 60 x 90 0
18 Gambar Panggul Laki-Laki 0
19 Kamera Foto / Handy Cam 1
20 Laptop 1
21 Layar ukuran 1 x 1,5 M / Screen Ada
22 Leaflet Ada
23 Megaphone / Public Address System 0
24 Papan Tulis Putih 0
25 Poster Ada
26 Proyektor / LCD Proyektor 1
27 Radio Kaset/ Tape Recorder 0

12
4.3.1.4 Metode
Program PHBS dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk
sosialisasi PHBS, pelatihan kader, pengumpulan data, pengolahan data,
penyajian data, perencanaan PHBS, pelaksanaan, dan penyajian data.
Tim penggerak PKK (pemberdayaan kesejahteraan keluarga)
kecamatan bersama petugas kesehatan puskesmas, puskesmas pembantu,
bidan/perawat desa, dan petugas lainnya melakukan sosialisasi PHBS
kepada:
1. Kelompok PKK yaitu kader dasawisma, PKK-RT, PKK-RW, PKK
dusun/lingkungan, PKK desa/kelurahan.
2. Ketua RT, ketua RW, ketua dusun, ketua lingkungan, kader, tokoh
masyarakat, karang taruna dan sebagainya yang berada di
desa/kelurahan.
Kegiatan pengumpulan data PHBS dilakukan satu tahun sekali pada
bulan Juli bersamaan dengan pendataan keluarga oleh kader
PKK/Dasawisma dengan dibimbing oleh petugas kesehatan dan petugas
lapangan keluarga berencana (PLKB). Kegiatan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Identifikasi petugas pengumpul data, disarankan menggunakan
kelompok dasawisma/kader posyandu/kader kesehatan lainnya.
Sebaiknya menghubungi Pos Keluarga Berencana (KB) untuk
memperoleh data kader yang selama ini sudah melaksanakan
pendataan keluarga dari BKKBN (Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional)
2. Mengetahui jumlah rumah tangga dan kepala keluarga yang ada
di desa/kelurahan.
3. Menyiapkan formulir/kartu PHBS, stiker PHBS di rumah
tangga, sesuai jumlah rumah tangga yang ada. Stiker langsung
ditempel pada saat dilakukan pendataan.
4. Pelatihan teknik pengumpulan data (wawancara dan observasi)
termasuk penjelasan definisi operasional dari setiap indikator
bagi petugas pengumpul data.

13
5. Pembagian tugas pengumpulan data. Upayakan setiap
pengumpul data mengumpulkan data antara 10-20 rumah
tangga.
6. Kader dasawisma mengumpulkan data rumah tangga yang
melakukan PHBS berdasarkan 10 indikator PHBS di masing –
masing rumah tangga yang ada di desa/keluarahan. Kader
dasawisma melakukan pengamatan di sekitar lingkungan rumah
pada saat pengumpulan data untuk mendukung kebenaran
jawaban dari masing-masing rumah tangga.
7. Kader dasawisma menggali informasi lebih dalam tentang
kebiasaan, kepercayaan, sikap, norma, budaya, hambatan, dan
potensi yang ada untuk melaksanakan PHBS di rumah tangga
mealui diskusi/ngobrol bebas dan santai dengan anggota
keluarga.
Pada pengolahan data dilakukan repikatulasi hasil pengumpulan data,
kemudian setiap rumah tangga akan diklasifikasikan sebagai Rumah
Tangga Sehat atau tidak, lalu dihitung berapa jumlah rumah tangga sehat.
Dari data yang dikumpulkan diketahui presentase dari tiap – tiap indikator
PHBS.
Di setiap tingkat wilayah (RT-RW-Dusun/Kampung-Desa/kelurahan)
dibuat pemetaan PHBS, yang menggambarkan persentase Rumah Tangga
Sehat, serta persentase setiap jenis indikator PHBS.
Untuk meningkatkan PHBS, promosi diberikan kepada:
1. Setiap keluarga melalui konseling/kunjungan rumah/
penyuluhan individual yang dilakukan oleh kader-kader
PKK/dasa wisma/Posyandu dan petugas sesuai rencana.
2. Kelompok-kelompok yang ada di masyarakat seperti Majelis
Taqlim, karang taruna, dan kelompok lainnya melalui
penyuluhan kelompok minimal sebulan satu kali oleh forum
masyarakat desa/kelurahan beserta jejaringnya.

Data kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh petugas lapangan


dimasukkan ke dalam format pencatatan (register dan formulir lain yang

14
diperlukan) seterusnya membuat penyajian/visualisasi data dalam bentuk
peta, grafik atau tabel yang diperbaharui secara periodik (bulanan, triwulan
dan tahunan).
Puskesmas yang melaksanakan kegiatan ini melaporkannya kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai format yang telah ada

4.3.2. Proses
4.3.2.1. Perencanaan
Pada perencanaan dilakukan langkah – langkah berikut ini untuk
mempersiapkan kegiatan sebagai berikut:
4.3.2.1.1. Perencanaan peningkatan PHBS rumah tangga dilakukan rutin tiap
bulan Oktober.
4.3.2.1.2. Melakukan sosialisasi pada kader PKK dan pemuka masyarakat
minimal 2 kali setahun pada saat refreshing kader (bulan Februari dan
bulan Oktober).
4.3.2.1.3. Melakukan pelatihan kader dalam pendataan PHBS rumah tangga
minimal 2 kali setahun pada saat refreshing kader (bulan Februari dan
bulan Oktober).
4.3.2.1.4. Melakukan pelatihan kader dalam penyuluhan tentang PHBS rumah
tangga minimal 2 kali setahun pada saat refreshing kader (bulan
Februari dan bulan Oktober).
4.3.2.1.5. Melakukan pendataan jumlah rumah tangga dan kepala keluarga yang
ada di wilayah kerja dilakukan pada minggu pertama bulan April.
4.3.2.1.6. Melakukan pengumpulan data 10 indikator PHBS oleh kader terlatih
pada bulan Juli.
4.3.2.1.7. Melakukan pengolahan data PHBS rumah tangga oleh petugas
puskesmas dan koordinator Promosi Kesehatan Puskesmas pada bulan
Juli.
4.3.2.1.8. Pemetaan (penyajian data) dilakukan terperinci di setiap tingkatan
wilayah (RT-RW-Dusun/Kampung-Desa/Kelurahan).
4.3.2.1.9. Melakukan penyuluhan tentang PHBS rumah tangga termasuk
penyuluhan perorangan dalam bentuk konseling/kunjungan rumah

15
setiap hari setelah kunjungan di BPU atau KIA serta penyuluhan
kelompok minimal sebulan 1 kali.
4.3.2.1.10. Melaksanakan kegiatan inovatif dalam pembinaan PHBS rumah
tangga untuk tiap indikator PHBS

4.3.2.2 Pengorganisasian

Terdapat struktur tertulis dan pembagian tugas yang teratur dalam melaksanakan
tugasnya. Pengorganisasian dalam program PHBS dibagi berdasarkan jabatan:

a. Kepala Puskesmas Rengasdengklok :

- Sebagai penanggung jawab program.


- Monitoring pelaksanaan PHBS tingkat kecamatan.
- Melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan kegiatan PHBS di wilayah
kerja.
b. Koordinator PHBS :
- Koordinator program.
- Menerima pelaporan hasil kegiatan PHBS dari wilayah setempat.
- Melakukan pencatatan hasil pelaksanaan program dan melaporkan hasil
pencatatan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan dalam waktu tiap
bulan.
- Melatih para kader di tiap desa untuk program pelaksanaan PHBS.
c. Kader:
- Memantau, memotivasi dan memberikan penyuluhan pelaksanaan PHBS
di masing-masing wilayah kerja.
- Melakukan pencatatan hasil keberhasilan program dan melaporkan hasil
pencatatan kepada koordinator program.

16
KEPALA UPTD PUSKESMAS
dr Hj. CUCU SITI MINPALAH, MKes

Koordinator Upaya Kes. Masyarakat (UKM)

Hj. Iwan Syarif Hidayat. AmKep

Upaya Kes. Masyarakat (UKM) Essensial


Lila Ulwaningtias, SKM

Bagan 2. Gambar Struktur organisasi Program Promosi Kesehatan Puskesmas


Rengasdengklok

4.3.2.3 Pelaksanaan
Sosialisasi pada kader PKK dan pemuka masyarakat 2 kali setahun pada
saat refreshing kader. Kemudian dilakukan pendataan jumlah rumah
tangga dan kepala keluarga yang ada di wilayah kerja. Kader terlatih
mengumpulkan data 10 indikator PHBS, Petugas Puskesmas dan
koordinator Promosi Kesehatan Puskesmas mengolah data PHBS rumah
tanggan atas perencanaan peningkatan PHBS rumah tangga.

4.3.2.4. Pengawasan

Pencatatan dan pelaporan ini dilakukan berjenjang dari tingkat desa


hingga kabupaten. Pencatatan perilaku hidup bersih dan sehat pada setiap
rumah tangga yang ada dicatat di formulir PHBS rumah tangga oleh kader
kesehatan. Kader kesehatan kemudian akan melaporkan hasil rekapitulasi
dari desanya kepada koordinator program PHBS Puskesmas. Oleh
koordinator program PHBS puskesmas, data dari setiap desa akan

17
dikumpulkan dan dilakukan rekapitulasi untuk kemudian dilaporkan ke
kepala Puskesmas dan Dinas Kabupaten Karawang.

4.3.3. Keluaran
=Indikator Komposit/ Gabungan :
Cakupan kumulatif PHBS Rumah Tangga Sehat
Jumlah rumahtangga yang dikategorikan sehat
x 100 %
Jumlah seluruh rumahtangga yang ada
10121
x 100 % = 48,73%
20769

Cakupan 48,73 %; Target 10 bulan 58.33%


Kesimpulan = Cakupan rumah tangga sehat di wilayah kerja Puskesmas
Rengasdengklok belum mencapai target, dengan besar masalah (20,769-48,73%):
20,769 x 58.33% = 42.95%

Cakupan Pelatihan Kader dalam Pendataan dan Penyuluhan PHBS Rumah


Tangga
Jumlah pelatian yang terlaksana x 100 %
Jumlah seluruh pelatihan yang ada
10 x 100 % =83,33 %
12

Cakupan berdasarkan 10 Indikator PHBS*:


1. Cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Jumlah ibu yang bersalin dalam 10 bulan 947 orang. Jumlah persalinan
dengan ditolong oleh tenaga kesehatan dalam 10 bulan 943 orang
Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan:

Jumlah persalinan ditolong tenaga kesehatan x 100 %


Jumlah seluruh persalinan yang ada
943
* x 100% = 99,6%
947

18
2. Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif
Jumlah bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI saja = 484 bayi
Jumlah seluruh bayi usia 0-6 bulan = 1.107 bayi
Cakupan pemberian ASI eksklusif

Jumlah bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI saja x 100 %
Jumlah seluruh bayi usia 0-6 bulan yang ada
484
x 100 % = 43,7%
1107
3. Cakupan penimbangan balita setiap bulan
Jumlah balita yang ditimbang setiap bulannya 5.450 balita
Jumlah seluruh balita yang ada 6.230 balita
Cakupan penimbangan balita

Jumlah balita yang ditimbang setiap bulannya x 100 %


Jumlah seluruh balita yang ada
5450
x 100 % = 87,5%
6230

4. Cakupan penggunaan air bersih

Jumlah rumah tangga yang menggunakan air bersih 17.601 rumah tangga
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada 20.769 rumah tangga
Cakupan penggunaan air bersih

Jumlah rumah tangga yang mengunakan air bersih x 100 %


Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
17601 *
x 100 % = 84,74%
20769

5. Cakupan perilaku mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan
sabun
Jumlah rumah tangga yang mencuci tangan dengan air bersih dan menggu
nakan sabun 16.374 rumah tangga
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada: 20.769 rumah tangga
Cakupan rumah tangga yang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

19
Jumlah rumah tangga yang mencuci tangan dengan air bersih yang mengal
ir dan menggunakan sabun x 100
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
16374 *
x 100 % = 78,8%
20769
6. Cakupan perilaku menggunakan jamban sehat
Jumlah rumah tangga yang menggunakan jamban sehat: 10.471 rumah
tangga
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada: 20.769 rumah tangga
Cakupan perilaku menggunakan jamban sehat

Jumlah rumah tangga yang menggunakan jamban sehat x 100 %


Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
10471
x 100 % = 50,41%
20769
7. Cakupan perilaku memberantas jentik di rumah sekali seminggu
Jumlah rumah tangga yang memberantas jentik 9.084 rumah tangga
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada 20.769 rumah tangga
Cakupan perilaku memberantas jentik di rumah

Jumlah rumah tangga yang memberantas jentik di rumah x 100 %


Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
9084
x 100 % = 43,73%
20769

8. Cakupan perilaku makan buah dan sayur setiap hari


Jumlah rumah tangga yang makan buah dan sayur setiap hari 16.272
rumah tangga
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada 20.769 rumah tangga
Cakupan perilaku makan buah dan sayur setiap hari:

Jumlah rumah tangga yang makan buah dan sayur setiap hari x 100 %
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
16272
x 100 % = 78,34%
20769

20
9. Cakupan perilaku melakukan aktivitas fisik setiap hari
Jumlah rumah tangga yang melakukan aktivitas fisik setiap hari 15.828
rumah tangga
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada 20.769 rumah tangga

Cakupan perilaku melakukan aktivitas fisik setiap hari:


Jumlah rumah tangga yang melakukan aktivitas fisik setiap hari x 100 %
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
15828
*x 100 % = 76,20%
20769

10. Cakupan perilaku tidak merokok dalam rumah:


Jumlah rumah tangga yang tidak merokok dalam rumah: 8.390 rumah
tangga
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada: 20.769 rumah tangga
Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan
Jumlah rumah tangga yang tidak merokok dalam rumah x 100 %
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
8390
x 100 % = 40,39%
20769

4.3.4 Lingkungan
4.3.4.1 Ling kungan Fisik
Kepadatan penduduk
Jumlah penduduk Rengasdengklok
=
Luas wilayah Rengasdengklok
= 83.688 jiwa*/ 1.575 Ha*
= 53,1 jiwa/km2= 53 jiwa/km2

Kesimpulannya, wilayah Rengasdengklok termasuk wilayah yang


padat. Terdapat beberapa lokasi yang memiliki daerah akses sulit karena
jalan kecil dan saat musim penghujan jalanan sulit dilalui karena belum
diaspal Sarana transportasi umum yang tersedia berupa angkot dan ojeg.

21
Terdapat fasilitas kesehatan lain seperti klinik dan praktek dokter swasta.
Untuk pengadaan air bersih terdapat PDAM, SGL, pompa listrik,
penampungan air hujan. Kebersihan lingkungan, terjaga hanya pada
daerah yang dekat dengan jalan besar.

4.3.4.2 Lingkungan non fisik


Peran serta dan perilaku masyarakat untuk hidup bersih sehat kurang.
Rata-rata penduduk di wilayah Rengasdengklok berstatus Pendidikan
rendah.

4.3.5 Umpan Balik


Adanya pencatatan dan pelaporan secara lengkap setiap tahun mengenai
program PHBS di rumah tangga dari hasil rapat kerja tiap bulan yaitu keseluruhan
program perilaku hidup bersih dan sehat yang dilaksanakan belum mencapai
target sesuai dengan tolak ukur yang ditetapkan. Adanya rapat kerja bulanan
bersama Kepala Puskesmas dan lintas program untuk mengevaluasi program yang
telah dijalankan.

4.3.6. Dampak
Dampak langsung adalah target rumah tangga terbina yang melaksanakan
PHBS tercapai. Dampak tidak langsung adalah terjadi peningkatan derajat
kesehatan, anak tumbuh sehat dan cerdas serta masyarakat yang lebih produktif.

22
Bab V

Pembahasan Masalah
Berikut di bawah ini adalah penyajian tabel pembahasan masalah. Masalah
dibagi atas masalah menurut keluaran, masalah menurut masukan, masalah
menurut proses, dan juga masalah menurut variabel lingkungan. Masalah menurut
keluaran, masukan, proses, dan juga lingkungan didapatkan hari hasil perhitungan
antara pencapaian dan tolak ukur.

5.1 Masalah menurut keluaran


Tabel 2. Masalah menurut variabel keluaran

No Variabel Tolok Pencapaian Masalah


Ukur(%) (%) (%)
1. Cakupan rumah tangga sehat 58,33% 48.73% 42,95%
2. Cakupan persalinan ditolong oleh 58,33% 99,6% (-)
tenaga kesehatan
3. Cakupan pemberian ASI eksklusif 58,33% 43,7 % (+)32,82%
4. Cakupan penimbangan balita 58,33% 87,5% (-)
setiap bulan
5. Cakupan penggunaan air bersih 58,33 % 84,74% (-)
6. Cakupan perilaku mencuci tangan 58,33% 78,8% (-)
dengan air yang mengalir dan
menggunakan sabun
7. Cakupan penggunaan jamban sehat 58,33 % 50,4% (+)28,92%
8. Cakupan pemberantasan jentik di 58,33% 43,73% (+)32,81%
rumah sekali seminggu
9. Cakupan perilaku makan buah dan 58,33% 78,34% (-)
sayur setiap hari
10. Cakupan perilaku melakukan 58,33% 76,20% (-)
aktivitas fisik setiap hari
11. Cakupan tidak merokok dalam 58,33% 40,39% (+)34,76%
rumah

23
5.2 Masalah menurut masukan
Tabel 3. Masalah menurut variabel masukan

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah


1. Tenaga Tersedia kader yang telah dilatih dan Tersedia, namun kader (+)
(Man) aktif membina tentang PHBS di kurang aktif melakukan
rumah tangga. penyuluhan dan sosialisasi
ke masyarakat.
(-)
Tersedia petugas PHBS Tersedia dan terlatih

2. Dana Tersedianya pembiayaan kegiatan Tersedia dana yang cukup (-)


(Money) PHBS dari desa/kelurahan, kecamatan dari dana BOK
dan kabupaten/kota baik bersumber
dari pemerintah, swasta, dunia usaha
maupun dari swadaya masyarakat.

3. Sarana Tersedia media pendukung untuk Tersedia namun belum (+)


(Material) pembinaan PHBS di rumah tangga lengkap

4 Metode Adanya kebijakan penyelenggaraan Tersedia (-)


(Methode) PHBS di rumah tangga mulai dari
Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan
dan Desa/Kelurahan
Tersedia (-)
Adanya dukungan kebijakan untuk 10
indikator PHBS di rumah tangga

24
5.3 Masalah menurut Proses
Tabel 4. Masalah menurut variabel proses

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah


1. Peren- Perencanaan kegiatan setiap 1 tahun Dilaksanakan (-)
canaan sekali

2. Peng- Dibentuk struktur organisasi, Kepala Dilaksanakan (-)


organisasian Puskesmas sebagai penanggung
jawab program, melimpahkan
kekuasaan kepada Koordinator
program (programmer), kemudian
melakukan koordinasi dengan
pelaksana program

3. Pelaksana- Adanya pelatihan PHBS di rumah Dilaksanakan (-)


an tangga untuk kader
Adanya gerakan pemberdayaan Dilaksanakan (-)

masyarakat dalam penerapan PHBS


Tidak dilaksanakan (+)
Adanya kegiatan inovatif dalam
secara optimal
peningkatan PHBS di rumah tangga
Tidak dilaksanakan (+)
Adanya penyuluhan perorangan
secara optimal
dalam bentuk konseling/kunjungan
(+)
rumah
Tidak dilaksanakan
Adanya penyuluhan kelompok
secara optimal
minimal 1 kali/bulan

4. Pengawas- Pencatatan setiap tahun dan Dilaksanakan (-)


an pelaporan secara berkala

5.4. Masalah Menurut Variabel Lingkungan

25
Tabel 5. Tabel masalah menurut variabel lingkungan

No Variabel Masalah
1. Fisik - Lokasi Jarak tempuh tidak terlalu jauh, akses
tidak sulit, terdapat sarana transportasi (-)

Pada saat musim hujan beberapa tempat


sulit dijangkau karena jalanan becek
sehingga tidak dapat diakses dan banyak
- Iklim barang bekas yang menampung air dan (+)
tidak dibuang

2 Non Masyarakat menggunakan sumber air (-)


Fisik bersih

Tingkat pengetahuan tentang PHBS (+)


rumah tangga yang masih rendah
Perilaku merokok di masyarakat (+)
diakibatkan mencontoh perilaku dari
kepala keluarga atau terpengaruh oleh
lingkungan sekitar

Bab VI

26
Perumusan Masalah

6.1. Masalah sebenarnya (menurut keluaran)


Dari hasil laporan rekapitulasi program PHBS di Puskesmas Rengasdengklok
priode Januari 2019 sampai dengan Oktober 2019 terdapat beberapa masalah,
yaitu:
a. Cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 99,6%
dengan tidak ada masalah
b. Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif sebesar 43,7 % dengan besar
masalah 32,82%
c. Cakupan penimbangan balita setiap bulan sebesar 87,5% dengan tidak ada
masalah
d. Cakupan penggunaan air bersih sebesar 84,74% dengan tidak ada masalah
e. Cakupan perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebesar
78,8 % dengan tidak ada masalah
f. Cakupan penggunaan jamban sehat sebesar 50,41% dengan besar masalah
28,92%
g. Cakupan pemberantasan jentik di rumah sebesar 43,73% dengan besar
masalah 32,81 %
h. Cakupan perilaku makan sayur dan buah setiap hari sebesar 78,34%
dengan tidak ada masalah
i. Cakupan melakukan aktivitas fisik setiap hari sebesar 76,20% dengan
tidak ada masalah
j. Cakupan tidak merokok dalam rumah sebesar 40,39% dengan besar
masalah 34,76%

6.2. Masalah dari unsur lain (penyebab)


Dari hasil evaluasi program PHBS di Puskesmas Rengasdengklok periode
Januari sampai dengan Oktober 2019 didapatkan beberapa penyebab masalah,
yaitu:

6.2.1. Masukan

27
- Tersedia kader yang dilatih, namun kader kurang aktif dan kurang
kesadaran untuk melakukan penyuluhan dan sosialisasi ke masyarakat.
- Dengan kondisi kekurangan SDM, operasi kerja ditentukan oleh jumlah
dan kompetensi dari masing-masing SDM yang ada sehingga belum cukup
untuk melaksanakan fungsi dalam melaksanakan program secara
maksimal.
- Sarana media yang tersedia belum lengkap misalnya leaflet, poster,
sticker yang dapat digunakan untuk promosi kesehatan

6.2.2. Proses
- Struktur organisasi sudah jelas, namun uraian untuk tugas atau fungsi pada
masing-masing petugas puskesmas yang terlibat dalam tim program PHBS
tidak dibuat secara tertulis dan terstruktur.
- Kegiatan penyuluhan perorangan belum optimal karena sewaktu
penyuluhan dilakukan biasanya tidak menggunakan media yang ada
seperti leaflet, poster, sticker sehingga penyuluhan dilakukan tidak
maksimal
- Kegiatan penyuluhan kelompok belum optimal karena sewaktu
penyuluhan dilakukan tidak memanfaatkan sarana yang ada misalnya LCD
proyektor sehingga penyampaian penyuluhan tidak maksimal.

- Kurangnya kegiatan inovatif dalam peningkatan PHBS di rumah tangga

6.2.3. Lingkungan

6.2.3.1 Lingkungan fisik

- Pada saat musim hujan beberapa tempat sulit dijangkau karena jalanan
becek sehingga tidak dapat diakses dan banyak barang bekas yang
menampung air dan tidak dibuang

6.2.3.2 Lingkungan non fisik

28
- Masyarakat lebih memilih jamban diatas kali sebagai tempat BAB/BAK
daripada memilih BAB/BAK di WC pribadi maupun umum karena budaya
dari masyarakat sendiri
- Tingkat pengetahuan tentang PHBS rumah tangga yang masih rendah
- Perilaku merokok di masyarakat diakibatkan mencontoh perilaku dari
kepala keluarga atau terpengaruh oleh lingkungan sekitar

29
Bab VII
Prioritas Masalah
7.1 Masalah menurut keluaran:
a. Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif sebesar 43,7 % dengan besar
masalah 32,82%
b. Cakupan penggunaan jamban sehat sebesar 50,41% dengan besar masalah
28,92%
c. Cakupan pemberantasan jentik di rumah sebesar 43,73% dengan besar
masalah 32,81 %
d. Cakupan tidak merokok dalam rumah sebesar 40,39% dengan besar
masalah 34,76%

Tabel 6. Parameter derajat masalah

No Parameter 1 2 3 4 5

1 Besarnya masalah 3 3 2 4 5
2 Akibat yang ditimbulkan 3 2 2 5 4
3 Keuntungan sosial karena 3 2 2 4 5
selesainya masalah
4 Teknologi yang tersedia dan 2 3 2 4 5
dapat dipakai
5 Sumber daya yang tersedia 3 2 2 5 4
untuk menyelesaikan
masalah
Jumlah 14 12 10 22 23

Keterangan derajat masalah:


5 : sangat penting
4 : penting
3 : cukup penting
2 : kurang penting

1 : tidak penting

30
Yang menjadi prioritas masalah:
1. Cakupan tidak merokok dalam rumah sebesar 40,39% dengan besar
masalah 34,76%

2. Cakupan pemberantasan jentik di rumah sebesar 43,73 % dengan besar


masalah 32,81 %

31
Bab VIII

Penyelesaian Masalah
Masalah I
Cakupan tidak merokok dalam rumah sebesar 40,39% dengan besar masalah
34,76%

8.1.1 Penyebab
8.1.1.1 Masukan

1. Tersedia kader yang telah dilatih, namun kader tidak aktif dan
kurang kesadaran untuk melakukan penyuluhan dan sosialisasi
terhadap masyarakat dan kurangnya SDM dalam pelaksaan progam
2. Tersedia media pendukung namun kurang lengkap seperti leaflet,
poster, sticker yang bisa digunakan untuk media promosi kesehatan

8.1.1.1 Proses
1. Struktur organisasi sudah jelas, namun uraian untuk tugas atau fungsi
pada masing-masing petugas puskesmas yang terlibat dalam tim
program PHBS tidak dibuat secara tertulis dan terstruktur
2. Kegiatan penyuluhan perorangan dan kelompok yang dilakukan
belum optimal
3. Kurangnya kegiatan inovatif dalam peningkatan PHBS di rumah
tangga
8.1.1.2 Lingkungan

1. Masyarakat masih aktif merokok di mana perilaku tersebut


diakibatkan mencontoh perilaku dari kepala keluarga atau
terpengaruh oleh lingkungan sekitar
2. Dukungan sosial terutama dari keluarga terdekat yang masih kurang.
Keluarga terdekat dapat memberikan dukungan bagi anggota
keluarga untuk berhenti merokok.

32
3. Tingkat pengetahuan tentang PHBS rumah tangga yang masih
rendah yang kemudian akan mempengaruhi sikap dan perilaku
masyarakat tentang penerapan PHBS di rumah tangga.
8.2.1 Penyelesaian
1. Meningkatkan kinerja dan kesadaran dari para kader untuk
melakukan penyuluhan dan sosialisasi terhadap masyarakat
khususnya kepala rumah tangga pada setiap pertemuan refreshing
kader.
2. Melakukan pelatihan kader yang lebih baik dengan menambah ilmu
pengetahuan yang baru tentang rokok dan dampak yang dapat
ditimbulkan serta cara sosialisasi di masyarakat pada setiap
pertemuan refreshing kader.
3. Melalui kader yang ada untuk mencari anggota baru yang memang
mau berkomitmen untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan progam
dan diterima oleh koordinator progam. Dengan adanya penambahan
jumlah kader dapat mempermudah dalam pelaksanaan progam (atas
permintaan kader dari desa yang mengalami kesulitan).
4. Berusaha mengoptimalkan koordinasi di lintas sektoral atau
program.
5. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi mengenai bahaya rokok
terhadap perokok aktif dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh
perokok aktif terhadap perokok pasif baik melalui penyuluhan
perorangan dan kelompok dengan memanfaatkan media promosi
kesehatan yang ada
6. Melakukan bina suasana dengan tokoh masyarakat yang menjadi
panutan bagi masyarakat
7. Mencegah perilaku merokok sejak dini mulai dari remaja melalui
penyuluhan dan sosialisasi di sekolah – sekolah
8. Mengikutsertakan masyarakat atau kader yang berhasil berhenti
merokok untuk ikut serta dalam sosialisasi bahaya merokok dengan
harapan dapat memotivasi dan memberikan saran bagi masyarakat
yang masih merokok

33
9. Mengikut sertakan orang-orang yang mengalami penyakit kronis
akibat dari perokok aktif maupun pasif untuk memberikan
penyuluhan serta berbagi cerita yang dialami dengan harapan
membuka mata dan hati para masyarakat yang masih merokok di
dalam rumah
10. Pembuatan media promosi seperti leaflet, poster, dan sticker yang
mudah dimengerti dan dapat diaplikasikan oleh masyarakat
11. Menyediakan tempat merokok dan memasang kaleng asbak di luar
rumah bagi mereka yang anggota keluarganya masih belum bisa
berhenti merokok atau pembuatan pojok rokok di tempat – tempat
umum di desa
8.2. Masalah II
Cakupan pemberantasan jentik di rumah sebesar 43,73% dengan besar
masalah 32,81 %

8.2.1 Penyebab
8.2.1.1 Masukan

1. Tersedia kader yang telah dilatih, namun kader tidak aktif dan kurang
kesadaran untuk melakukan penyuluhan dan sosialisasi terhadap
masyarakat. Kurangnya SDM dalam pelaksaan progam dan belum
terbentuk kader khusus yang memegang progam PHBS
2. Tersedia media pendukung namun kurang lengkap seperti poster yang
bisa digunakan untuk media promosi kesehatan

8.2.1.1 Proses
1. Struktur organisasi sudah jelas, namun koordinasi di lintas sektoral
belum optimal.
2. Kegiatan penyuluhan perorangan dan kelompok yang dilakukan
belum optimal
3. Kurangnya kegiatan inovatif dalam peningkatan PHBS di rumah
tangga
8.2.1.2 Lingkungan

34
1. Pada musim hujan banyak barang bekas yang terisi oleh air hujan dan
tidak dibuang.
2. Tingkat pengetahuan tentang PHBS rumah tangga yang masih rendah
yang kemudian akan mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat
tentang penerapan PHBS di rumah tangga.

8.2.2 Penyelesaian:
1. Meningkatkan kinerja dan kesadaran dari para kader untuk melakukan
penyuluhan dan sosialiasi terhadap masyarakat
2. Melalui kader yang ada untuk mencari anggota baru yang memang mau
berkomitmen untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan progam dan diterima
oleh koordinator progam. Penambahan ini dimaksudkan untuk membantu
memantau lingkungan karena sering sekali fokus pemantauan hanya di
rumah dan pemantauan di lingkungan sering terlewatkan.
3. Menambah ilmu pengetahuan yang terbaru tentang penyakit demam berdarah
dengue dan pemberantasan sarang nyamuk serta terus meningkatkan
kesadaran kader untuk tetap berkomitmen melaksanakan progma melalui
pertemuan yang ada.
4. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi mengenai pentingnya melakukan
pemberantasan jentik nyamuk dan dampak yang dapat ditimbulkan kepada
masyarakat melalui penyuluhan kelompok atau perorangan dengan
memanfaatkan media promosi kesehatan yang ada
5. Melakukan bina suasana dengan tokoh masyarakat yang manjadi panutan
bagi masyarakat
6. Mengadakan kerja bakti untuk menciptakan lingkungan yang tidak menjadi
sumber tempat nyamuk berkembang biak khususnya pada musim hujan
seperti mengubur barang – barang bekas
7. Tetap disiplin dalam pelaksanaan jadwal progam dan pelaporan data yang
sudah ditetapkan.
8. Pembuatan media promosi sepeti poster yang berisi tentang kegiatan 3M plus
yang mudah dimengerti dan dapat diaplikasikan oleh masyarakat

35
9. Mengadakan PSN setiap hari jumat bersama jumantik dan dibantu oleh
warga untuk memantau apakah ada jentik di penampungan air disetiap rumah

Bab IX
Penutup

9.1. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program PHBS rumah tangga yang dilakukan dengan
cara pendekatan sistem di wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok periode
Januari sampai dengan Oktober 2019 dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Pada Indikator Cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar
99,6%, Cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 43,7 % ( besar masalah
32,82%), Cakupan penimbangan balita setiap bulan sebesar (87,5%),
Cakupan penggunaan air bersih sebesar (84,74%), Cakupan perilaku
mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun sebesar
(78,8%), cakupan penggunaan jamban sehat sebesar 50,41% ( besar
masalah 28,92%), Cakupan perilaku makan buah dan sayur setiap hari
sebesar (78,34%), Cakupan perilaku melakukan aktivitas fisik setiap hari
sebesar 76,20% (besar masalah 13,87%).
- Pada indikator tidak merokok di dalam rumah ditemukannya masalah pada
masukan kader tidak aktif dan kurang kesadaran untuk melakukan
penyuluhan dan sosialisasi terhadap masyarakat dan kurang lengkap
seperti leaflet, poster, sticker yang bisa digunakan untuk media promosi
kesehatan maka dari itu dibuatnya poster agar warga mendapat
pengetahuan. Terdapat masalah pada proses dimana kurangnya kegiatan
inovatif dalam peningkatan PHBS di rumah tangga maka diadakan
program memasang kaleng asbak di luar rumah bagi mereka ang anggota
keluarganya belum bisa berhenti merokok. Kegiatan penyuluhan
perorangan dan kelompok yang dilakukan belum optimal sehingga
dilakukannya penyuluhan oleh orang yang mengalami penyakit kronis
akibat dari perokok aktif maupun pasif diharapkan meningkatkan
kesadaran dari warga.

36
- Pada indikator memberantas jentik di rumah sekali seminggu
ditemukannya masalah pada masukan kurang lengkap seperti poster yang
bisa digunakan untuk media promosi kesehatan maka dibuatnya poster
untuk menambah pengetahuan. Pada proses ditemukannya masalah
kegiatan penyuluhan perorangan dan kelompok yang dilakukan belum
optimal, kurangnya kegiatan inovatif dalam peningkatan PHBS di rumah
tangga sehingga diadakannya setiap jumat PSN oleh jumantik dan di bantu
oleh warga secara bergiliran.
- Pada Cakupan penyuluhan kader dalam pendataan dan penyuluhan sebesar
83,33 %
9.2. Saran
Ditujukan kepada Kepala Puskesmas Rengasdengklok, Kabupaten Karawang,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Peningkatan mutu kompetensi SDM melalui pendidikan dan pelatihan
yang diadakan serta meningkatkan motivasi para pelaksana progam
2. Uraian tugas pada masing-masing petugas puskesmas yang terlibat dalam
tim program PHBS sebaiknya dibuat secara tertulis dan terstruktur agar
setiap pelaksana berperan sesuai dengan tugasnya masing – masing dan
lebih terorganisir dalam pelaksanaan progam.
3. Meningkatkan motivasi terhadap kader kesehatan dengan pemberian
penghargaan untuk kader yang aktif dalam melaksanakan progam.
Meningkatkan konsistensi dan komitmen dari para kader untuk
menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dengan cara
meningkatkan pengetahuan mereka dalam berperilaku sehat sejalan
dengan dalam program PHBS, sehingga mampu menumbuhkan kesadaran
dan kemampuan masyarakat sekitar dalam berperilaku positif terhadap
kesehatan di kehidupan sehari - hari melalui pendekatan atau upaya yang
belum pernah ditempuh oleh Pemerintah Kecamatan Rengasdengklok.
4. Menjalin kerjasama dengan pihak lintas program dan sektoral, LSM,
maupun para pembuat opini masyarakat dalam upaya memotong mata
rantai kebiasaan tidak sehat yang diturunkan oleh orang tua ke anak
mereka, maupun dengan dinas-dinas lain yang memiliki keterkaitan

37
dengan program PHBS agar upaya pemberdayaan masyarakat dapat
berjalan dengan sinkron dan lebih terpadu.
5. Menggiatkan penyuluhan dengan audio visual tentang PHBS rumah
tangga untuk meningkatkan derajat pengetahuan masyarakat terhadap
PHBS rumah tangga.
6. Melakukan pengkajian PHBS di tatanan rumah tangga dengan tujuan
untuk mempelajari, menganalisis dan merumuskan permasalahan yang
sebenarnya supaya pelaksanaan program PHBS yang selanjutnya lebih
efektif dalam meningkatkan jumlah rumah tangga mempraktikkan PHBS.

38
Daftar Pustaka

1. Undang – undang republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang


kesehatan.Diunduh dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/UU%20Nomor
%2036%20Tahun2%20009%20tentang%20Kesehatan.pdf diakses 8 November
2019 ; hal 2.
2. Kemenkes RI, tim PKK pusat RI. Panduan pembinaan dan penilaian perilaku
hidup bersih dan sehat di rumah tangga melalui tim penggerak PKK. Jakarta:
Kemenkes RI; 2011.
3. Pemerintah provinsi jawa barat, Dinas Kesehatan. Petunjuk teknis perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga. Jawa Barat: Dinas
Kesehatan Jawa Barat; 2010.
4. Kementrian kesehatan. Pedoman pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat..
Jakarta: Kementerian kesehatan RI; 2011.
5. Riset kesehatan dasar (RISKESDAS) 2018. Perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS). Laporan nasional 2018. Badan penelitian dan pengembangan
kesehatan, departemen kesehatan, republik indonesia. Hal : 147-50
6. Kementrian kesehatan RI. Profil kesehatan indonesia 2014. Kesehatan
lingkungan. Jakarta: Kementrian kesehatan RI. 2015.h.171-2
7. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2016.Perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS). Bandung: Dinas Kesehatan Jawa Barat. 2016. Hal:143-4.

39
Lampiran
Lampiran 1
Tabel variabel dan tolak ukur keberhasilan
No Variabel Tolok Ukur
I Masukan
Kebijakan penyelenggaraan PHBS di Rumah Adanya kebijakan penyelenggaraan PHBS di
Tangga mulai dari provinsi, kabupaten/kota, Rumah Tangga mulai dari provinsi,
kecamatan dan kelurahan/desa kabupaten/kota, kecamatan dan kelurahan/desa
Adanya dukungan kebijakan untuk 10 indikator
Dukungan kebijakan untuk 10 indikator PHBS di PHBS di rumah tangga
rumah tangga Adanya pembiyaan kegiatan PHBS di Rumah
Pembiyaan kegiatan PHBS di Rumah Tangga dari Tangga dari desa/kelurahan, kecamatan dan
desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten/kota baik kabupaten/kota baik bersumber dari
bersumber dari pemerintah,swasta, dunia usaha pemerintah,swasta, dunia usaha maupun dari
maupun dari swadaya masyarakat swadaya masyarakat
Kader yang telah dilatih PHBS di Rumah Tangga Adanya kader yang telah dilatih PHBS di Rumah
Kader aktif yang membina PHBS di Rumah Tangga Tangga
Media pendukung untuk pembinaan PHBS di Adanya kader aktif yang membina PHBS di
Rumah Tangga Rumah Tangga
Adanya media pendukung untuk pembinaan PHBS
di Rumah Tangga
II Proses
Pelatihan PHBS di Rumah Tangga untuk kader Dilaksanakan setiap bulan
Penyuluhan PHBS di Rumah Tangga: Penyuluhan
perorangan Setiap hari saat kunjungan maupun saat kegiatan
di BPU dan KIA
Penyuluhan kelompok Dilaksanakan setiap bulan
Kegiatan inovatif dalam pembinaan PHBS rumah Ada, untuk 10 indikator PHBS
tangga
Pencatatan angka kejadian pada warga ber-PHBS Pencatatan rutin setiap bulannya
Pencatatan dan pelaporan program PHBS rumah
tangga Pencatatan setiap hari kerja, pencatatan hasil
kegiatan setelah kegiatan selesai dilaksanakan.

40
III Keluaran
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 58,33%
Memberi bayi ASI eksklusif 58,33%

Menimbang bayi dan balita 58,33%


58,33%
Menggunakan air bersih
58,33%
Mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun 58,33%
58,33%
Menggunakan jamban sehat
58,33%
Memberantas jentik di rumah.
58,33%
Makan sayur dan buah setiap hari
58,33%
Melakukan aktivitas fisik setiap hari
58,33%
Tidak merokok di dalam rumah 58,33%

Lampiran 2
Definisi operasional tiap indikator PHBS
Indikator Definisi operasional

1. Persalinan ditolong oleh Ibu bersalin yang mendapat pertolongan oleh


tenaga kesehatan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan (dokter kandungan dan kebidanan,
dokter umum dan bidan)

2. Memberi ASI eksklusif Bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI saja
sejak lahir sampai usia 6 bulan

3. Menimbang balita setiap Balita (umur 12-60 bulan) ditimbang setiap


bulan bulan dan tercatat dalam Kartu Menuju Sehat
(KMS) atau buku KIA

4. Menggunakan air bersih Rumah tangga yang menggunakan air besih


untuk kebutuhan sehari-hari berasal dari: air
kemasan, air ledeng, air pompa, sumur
terlindung, mata air terlindung dan
penampungan air hujan dan memenuhi syarat air
bersih yaitu tidak berasa, tidak berbau dan tidak

41
berwarna. Sumber air pompa, sumur dan mata
air terlindung berjarak minimal 10 meter dari
sumber pencemar seperti tempat penampungan
kotoran atau limbah

5. Mencuci tangan dengan Penduduk 5 tahun ke atas mencuci tangan


air bersih yang mengalir sebelum makan dan sesudah buang air besar,
dan menggunakan sabun sebelum memegang bayi, setelah menceboki
anak dan sebelum menyiapkan makanan
menggunakan air bersih mengalir dan
menggunakan sabun

6. Menggunakan jamban Anggota rumah tangga yang menggunakan


sehat jamban leher angsa dengan tangki septik atau
lubang penampung kotoran sebagai pembuangan
akhir dan terpelihara kebersihannya. Untuk
daerah yang sulit air dapat menggunakan jamban
cemplung , jamban plengsengan.

7. Memberantas jentik di Rumah tangga melakukan pemberantasan sarang


rumah sekali seminggu nyamuk di dalam dan atau di luar rumah
seminggu sekali dengan cara 3M plus/
abatisasi/ikanisasi atau cara lain yang dianjurkan

8. Makan sayur dan buah Anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas
setiap hari yang mengkonsumsi minimal 2 porsi sayur dan
3 porsi buah atau sebaliknya tiap hari

9. Melakukan aktivitas fisik Penduduk/ anggota keluarga umur 10 tahun ke


setiap hari atas yang melakukan aktivitas fisik minimal 30
menit setiap hari

10. Tidak merokok di dalam Penduduk/ anggota rumah tangga umur 10 tahun
rumah ke atas tidak merokok di dalam rumah ketika

42
bersama anggota keluarga lainnya

Lampiran 3

Tabel Rekapitulasi Hasil Pendataan PHBS Tatanan Rumah Tangga UPTD


Puskesmas Rengasdengklok Januari 2019 - Oktober 2019

Lampiran 4

Gambar 2. Peta 6 Desa Kecamatan Rengasdengklok

43
Sumber: www.karawanginfo.com

44
Lampiran 5

Leaflet PHBS

44
Lampiran 6

Poster PHBS

52
Lampiran 7

Foto – foto kegiatan

Penyuluhan kelompok

Penyuluhan perorangan
Kondisi Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai