Pembimbing :
Nama :
2019-2020
LEMBAR PENGESAHAN
Hari /Tanggal :
Telah disetujui
Oleh,
Mengetahui,
Kepala ruanga
XXXXXX
XXXXXX
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikenao stress yang lebih
besar dari yang dapat diabsorbsinya. (Brunner & Suddart, 2000)
Fraktur cruris adalah suatu keadaan dikontinuitas jaringan struktural pada tulang tibia
dan fibula (Silvia Anderson Price, 1995)
B. Klasifikasi
Ada 2 tipe dari fraktur ceruris yaitu:
1. Fraktur intra capsuler : yaitu terjadi dalam tulang sendi panggul dan captula
a. Melalui kapital fraktur
b. Hanya dibawah kepala femur
c. Melalui leher dari femur
2. Fraktur ekstra kapsuler
a. Terjadi diluar sendi dan kapsul melalui trokanter cruris yang lebih besar atau yang lebih
kecil pada daerah intertrokanter
b. Terjadi di bagian distal menuju leher cruris tetapi tidak lebih dari 2 inci di bawah
trokanter terkecil.
Selain 2 tipe di atas ada lebih dari 150 klasifikasi fhlraktur diantaranya 5 yang utama adalah:
1. Incomplete
Fraktur yang hanya melibatkan bagian potongan menyilang tulang satu sisi patah yang lain
biasanya hanya bengkok (green stick)
2. Complete
Garis fraktur melibatkan seluruh potongan menyilang dari tulang dan frgmen tulang
biasanya berupa tempat
3. Tertutup (simple)
Fraktur tidak meluas melewati kulit
Terbuka (complete)
Fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit dimana potensial untuk terjadi infeksi
Patologis
Fraktur terjadi pada penyakit tulang (seperti kanker, osteoforosis) dengan tak ada trauma
hanya minimal.
C. Etiologi
1. Trauma
2. Gerakan pintir mendadak
3. Kontraksi otot ekstem
4. Keadaan patologis : osteoporosis, neoplasma
D. Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk
menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap
tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya
kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam
korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena
kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera
berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi
terjadinya respon inflamasi yang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit,
dan infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan
tulang nantinya .Faktor-faktor yang mempengaruhi fraktur
1. Faktor Ekstrinsik
Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap besar,
waktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur.
2. Faktor Intrinsik
Beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan untuk
timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas, kelelahan, dan
kepadatan atau kekerasan tulang.
PATHWAY
Bergab dg
Penekanan
trombosit
pemb. darah
Penurunan Penyumbatan
perfusi jaringan pembuluh darah
Perfusi perifer
tidak efektif
E. Manifestasi Klinis
1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya samapi fragmen tulang diimobilisasi,
hematoma, dan edema
2. Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah
3. Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas
dan dibawah tempat fraktur
4. Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya
5. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit
F. Komplikasi
1. Malunion : tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.
2. Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan kecepatan yang
lebih lambat dari keadaan normal.
3. Non union : tulang yang tidak menyambung kembali
G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya
2. Pemeriksaan jumlah darah lengkap
3. Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai
4. Kreatinin : trauma oto,t meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal
H. Penatalaksanaan medis
I. IDENTITAS
a. Biodata pasien
Nama Pasien : An. K Tgl. MRS : 13 juli 2020
Agama : islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : pelajar
Alamat : jombang
4. Riwayat kesehatan keluarga : Keluarga pasien tidak ada yang menderita asma, DM, dan
hipertensi
IV. Susunan keluarga (genogram) :
Keterangan:
: Laki-laki.
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
V. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat
kelemahan reflek batuk
2. Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit
dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
3. Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi
jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin,
sianosis pada tahap lanjut
b. Pola minum
o Dirumah
Frekuensi : 7-8 gelas/hari
Jenis : air putih
Jumlah : ±2500 cc/ hari
Pantangan : tidak ada
Minuman disukai : tidak ada
o Dirumah sakit
Frekuensi : 7-8 gelas/hari
Jenis : air putih
Jumlah : ±2500 cc/ hari
3. Pola Eliminasi
a. Buang air besar
o Dirumah
Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : lunak
Warna : kuning
o Dirumah sakit
Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : lunak
Warna : ( √ ) kuning
Masalah di RS : ( ) konstipasi ( ) diare ( ) inkontinen ( ) bercampur darah ( )
lainnya.
Colostomi : (√ ) tidak ( ) ya
b. Buang air kecil
o Dirumah
Frekuensi : 5-6 x/hari
Konsistensi : cair
Warna : kuning jernih
o Dirumah sakit
Frekuensi : 5-6 x/hari
Konsistensi : cair
Warna :kuning jernih
4. Pola aktivitas-latihan
a. Kemampuan perawatan diri
aktivitas SMRS MRS
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
mandi √ √
Berpakaian/ berdan √ √
dan
Eliminasi/ toileting √ √
Mobilitas ditempat √ √
tidur
Berpindah √ √
Berjalan √ √
Naik tangga √ √
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
0 = mandiri
1 = alat bantu
Alat bantu : ( ) tidak ( ) kruk ( ) tongkat (√ ) pispot disamping tempat tidur ( ) kursi
roda
b. Kebersihan diri
Dirumah :
o Mandi : 2x/hr
o Gosok gigi : 2x/hr
o Keramas : 4x/mgg
o Potong kuku : 1x/mgg
Rumah sakit :
o Mandi : 1x/hr
o Gosok gigi : 1x/hr
o Keramas : -x/mgg
o Potong kuku : 1x/mgg
c. Aktivitas sehari-hari
Sebelum masuk rumah sakit, pasien dapat melakukan berbagai kegiatan, seperti
sekolah dan bermain dengan teman. Setelah masuk rumah sakit, pasien tampak
baring di tempat tidur, berbicara dengan keluarga dan perawat, sambil sesekali
bermain handphone dan membaca koran.
d. Rekreasi
Sebelum masuk rumah sakit pasien sering bermain musik dan pergi bersama
keluarga dan teman-temannya.
e. Olahraga : ( √ ) tidak ( ) ya
Sebelum masuk rumah sakit, pasien aktif bermain basket. Setelah masuk rumah
sakit pasien tidak bisa bermain basket.
5. Pola istirahat-tidur
o Dirumah
Waktu tidur : siang 13.00 – 15.00
Malam 21.00 – 05.00
Jumlah jam tidur : 10 jam
o Dirumah sakit
Waktu tidur : siang 11.00 – 14.30
Malam 21.00 – 05.00
Jumlah tidur 10,5 jam
Masalah di RS : ( √ ) tidak ada ( ) terbangun dini ( ) mimpi buruk ( ) insomnia ( )
lainnya ( )
6. Pola kognitif-persepsi (sensori)
Berbicara : ( √ ) normal ( ) gagap ( ) bicara tak jelas
Tingkat ansietas :( )
Vertigo : ( √ ) tidak ( ) ya
Nyeri : ( ) tidak ( √ ) ya
Q : cekit-cekit
S :4
Hubungan dengan orang lain : pasien dapat membina hubungan yang baik dengan
orang lain
9. Pola seksual-reproduksi
Tidak terjadi
10. Pola penanganan masalah stres
o Masalah utama selama MRS (penyakit, biaya, perawatan diri)
Pasien mengatakan perawatan terhadap dirinya selama masuk rumah sakit dirawat
dengan baik dan pasien tidak khawatir terhadap biaya pengobatan.
o Kehilangan perubahan yang terjadi sebelumnya
Pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya dan harus beristirahat
penuh di rumah sakit.
o Kemampuan adaptasi
Pasien mampu beradaptasi dengan baik dalam lingkungan rumah sakit dan
sekitarnya.
11. Pola keyakinan, nilai-nilai
Agama : islam
TB : 150cm
o Ke-2
BUN 9 mg/Dl (N: 10-24 mg/dL)
2. Photo
Lokasi fraktur pada tibia fibula 1/3 proximal + tibia 1/3 tengah + ancle bagian dextra
px tampak meringis
gelisah Nyeri akut
Edema tulang
Penyembuhan luka
lambat Tek. Ssm tlg > tinggi
ttv dr
TD : 120/70mmHg
N : 90x/mnt Reaksi stres klien
S : 37°C
RR : 20x/mnt Melepaskan
Memobilisasi asam
lemak
Bergab dg trombosit
Penyumbatan
pembuluh darah
ttv
Perdarahan
TD : 120/70mmHg
N : 90x/mnt
Kehilangan volume
S : 37°C
cairan
RR : 20x/mnt
Hipovolemia
5. Ds : Trauma tidak langsung Gangguan
Px mengeluh sulit mobilitas
menggerakkan ekstremitas. fisik
Nyeri saat bergerak Fraktur
Do :
Kekuatan otot menurun Diskontinuitas tulang
Rentang gerak
Gerakan terbatas Perubahan jaringan
Fisik lemah sekitar
ttv
TD : 120/70mmHg Pergeseran fragmen
N : 90x/mnt tulang kapiler
S : 37°C
RR : 20x/mnt Deformitas
Gangguan mobilitas
fisik
Edukasi dapat
ASUHAN KEPERAWATAN
NIM : 0117060
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : pelajar
Alamat : jombang
Pasien perah mengalami demam, batuk, namun tidak samapi dirawat di Rumah Sakit.
4. Riwayat kesehatan keluarga : Keluarga pasien tidak ada yang menderita asma, DM, dan
hipertensi
XVI. Susunan keluarga (genogram) :
Keterangan:
: Laki-laki.
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
Pola minum
o Dirumah
Frekuensi : 7-8 gelas/hari
Jenis : air putih
Jumlah : ±2500 cc/ hari
Pantangan : tidak ada
Minuman disukai : tidak ada
o Dirumah sakit
Frekuensi : 7-8 gelas/hari
Jenis : air putih
Jumlah : ±2500 cc/ hari
3. Pola Eliminasi
Buang air besar
o Dirumah
Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : lunak
Warna : kuning
o Dirumah sakit
Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : lunak
Warna : ( √ ) kuning
Masalah di RS : ( ) konstipasi ( ) diare ( ) inkontinen ( ) bercampur darah ( )
lainnya.
Colostomi : (√ ) tidak ( ) ya
Buang air kecil
o Dirumah
Frekuensi : 5-6 x/hari
Konsistensi : cair
Warna : kuning jernih
o Dirumah sakit
Frekuensi : 5-6 x/hari
Konsistensi : cair
Warna :kuning jernih
Eliminasi/ toileting √ √
Mobilitas ditempat √ √
tidur
Berpindah √ √
Berjalan √ √
Naik tangga √ √
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
0 = mandiri
1 = alat bantu
Alat bantu : ( ) tidak ( ) kruk ( ) tongkat (√ ) pispot disamping tempat tidur ( ) kursi
roda.
Kebersihan diri
Dirumah :
o Mandi : 2x/hr
o Gosok gigi : 2x/hr
o Keramas : 4x/mgg
o Potong kuku : 1x/mgg
Rumah sakit :
o Mandi : 1x/hr
o Gosok gigi : 1x/hr
o Keramas : -x/mgg
o Potong kuku : 1x/mgg
Aktivitas sehari-hari
Sebelum masuk rumah sakit, pasien dapat melakukan berbagai kegiatan,
seperti sekolah dan bermain dengan teman. Setelah masuk rumah sakit,
pasien tampak baring di tempat tidur, berbicara dengan keluarga dan
perawat, sambil sesekali bermain handphone dan membaca koran.
Rekreasi
Sebelum masuk rumah sakit pasien sering bermain musik dan pergi
bersama keluarga dan teman-temannya.
Olahraga : ( √ ) tidak ( ) ya
Sebelum masuk rumah sakit, pasien aktif bermain basket. Setelah masuk
rumah sakit pasien tidak bisa bermain basket.
5. Pola istirahat-tidur
o Dirumah
Waktu tidur : siang 13.00 – 15.00
Malam 21.00 – 05.00
Jumlah jam tidur : 10 jam
o Dirumah sakit
Waktu tidur : siang 11.00 – 14.30
Malam 21.00 – 05.00
Jumlah tidur 10,5 jam
Masalah di RS : ( √ ) tidak ada ( ) terbangun dini ( ) mimpi buruk ( )
insomnia ( ) lainnya ( )
Tingkat ansietas :( )
Vertigo : ( √ ) tidak ( ) ya
Nyeri : ( ) tidak ( √ ) ya
S :4
T : nyeri menetap
9. Pola seksual-reproduksi
Tidak terjadi
10. Pola penanganan masalah stres
o Masalah utama selama MRS (penyakit, biaya, perawatan diri)
Pasien mengatakan perawatan terhadap dirinya selama masuk rumah sakit
dirawat dengan baik dan pasien tidak khawatir terhadap biaya pengobatan.
o Kehilangan perubahan yang terjadi sebelumnya
Pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya dan harus
beristirahat penuh di rumah sakit.
o Kemampuan adaptasi
Pasien mampu beradaptasi dengan baik dalam lingkungan rumah sakit dan
sekitarnya.
11. Pola keyakinan, nilai-nilai
Agama : islam
TB : 150cm
o Ke-2
BUN 9 mg/Dl (N: 10-24 mg/dL)
Creatinin 0,7 103/Ul (N: 0,5-1,5/uL)
2. Photo
Lokasi fraktur pada tibia fibula 1/3 proximal + tibia 1/3 tengah + ancle
bagian dextra
gelisah
frekuensi nadi meningkat Tindakan pembedahan
sulit tidur
Post op
TD meningkat
Pola nafas berubah
Agen pencedera fisik
ttv
(prosedur operasi)
TD : 90/70mmHg
N : 80x/mnt
Nyeri akut
S : 37°C
RR : 21x/mnt
P : nyeri akibat gejala
penyakit saat ini.
Q : nyeri cekit-cekit
R : pada bagian kaki kanan
(1/3 tulang fibula dan
tibia) tepatnya di anterior
crest
S : skala 4
T : nyeri menetap pada
saat digerakkan dan rawat
luka
2. Ds : Trauma tidak langsung Gangguan
Px mengatakan terdapat edema integritas
pada daerah kaki, terdapat Fraktur kulit/
kerusakan integritas kulit pada jaringan
daerah sekitar fraktur. Diskontinuitas tulang
Do :
Panjang luka ± 10cm, Laserasi kulit
kedalaman ± 8cm
Kerusakan jaringan/ gangguan integritas
lapisan kulit kulit/ jaringan
Nyeri
Perdarahan
ttv
TD : 90/70mmHg
N : 80x/mnt
S : 37°C
RR : 21x/mnt
3. Ds : Trauma tidak langsung Gangguan
Px mengeluh sulit menggerakkan mobilitas
ekstremitas. Nyeri saat bergerak fisik
Do : Fraktur
Kekuatan otot menurun
Rentang gerak Diskontinuitas tulang
Gerakan terbatas
Fisik lemah Perubahan jaringan
sekitar
ttv
TD : 90/70mmHg
Pergeseran fragmen
N : 90x/mnt
tulang kapiler
S : 37°C
RR : 20x/mnt
Deformitas
Gangguan mobilitas
fisik
P:
intervensi dilanjutkan
anjurkan px tetap
memakai pakaian
yang longgar
pertahankan
mobilisasi px
pantau status nutrisi
px
lakukan perawatan
luka dengan steril
3 Gangguan Memonitor vital sign sebelum/ 14 juli 2020
mobilitas fisik sesudah latihan dan lihat respon S : Px masih mengeluh sulit
b.d deformitas pasien menggerakkan ekstremitas.
Nyeri saat bergerak
membantu px menggunakan
tongkat saat berjalan O : px terlihat kesulitan
menggerakkan ekstremitas.
mengajarkan px bagaimana Nyeri saat bergerak
merubah posisi dan berikan k/u lemah
bantuan jika perlu skala nyeri 3
td : 90/80mmHg
mengubah posisi dengan sering rr : 20x/mnt
dengan jumlah personel cukup. n : 60x/mnt
Demonstrasikan atau bantu s : 36,6°C
teknik pemindahan dan P : nyeri akibat gejala
penggunaan bantuan mobilitas. penyakit saat ini.
Q : nyeri cekit-cekit
Berikan lingkungan yang aman, R : pada bagian kaki
mis menaikkan kursi atau kloset, kanan (1/3 tulang
menggunakan pegangan tangga fibula dan tibia)
pada bak/pancuran dan toilet, tepatnya di anterior
penggunaan alat bantu crest
mobilitas/kursi roda penyelamat. S : skala 4
T : nyeri menetap
pada saat digerakkan
dan rawat luka
P:
intervensi dilanjutakn
monitor vital sign
bantu px saat
memerlukan bantuan
ajarkan dan bantu px
merubah posisi
DAFTAR PUSTAKA
1. Andy Santosa Augustinus, (1994). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Jakarta :
Akademi Perawatan Sint Carolus.
2. Berman, M. E. (2010). Nursing care plans, guidelines for individualizing client care
acrossthe lift span . philadelphia. f A. Davis company
3. Brunner and Suddarth (2000). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
4. Dougherty, L. & lister S. (2015). Manual of clinical nursing procedures. Uk : the
royal marsden NHS foundation trust.
5. Donna. D. Ignatavicius, Marylinn V.B. (1991). Medical Surgical Nursing. A Nursing
Proses Approach. Philadelphia: W.B. Saunders Company.
6. John Luckman, RN. M.A. Karen C. Sorensen, R.N. M.N (1997). Medical Surgical
Nursing: A Psychophysiological Approach. Philadelphia, N.B.: Saunders Company.
7. Marilynn E. Doengoes, Mary F. Moorhouse (1994). Rencana Asuhan Keperawatan,
Edisi 3: Penerbit Buku Kedokteran: EGC.
8. Price, Sylvia A. (1994). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 4.
Jakarta: EGC.
9. Tucker,Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3. Jakarta.
EGC
10. Donges Marilynn, E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta. EGC
11. Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart. Edisi 8.
Vol 3. Jakarta. EGC
12. Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 .
Edisi 4. Jakarta. EGC