Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

METODE KONSEP PEMBERIAN PELAYANAN KEPERAWATAN


PROFESIONAL PADA LANSIA

Disusun oleh :

Atik Mardhiyyah / 0117039

Dosen pembimbing :

Dr.yulianto, S.kep.,Ns., Mkes

PROGARAM STUDI ILMU KEPERWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Mojokerto, 8 September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover...................................................................................................1
Lembar Pernyataan..............................................................................ii
Kata Pengantar ...................................................................................iii
Daftar Isi..............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................4

B.Rumusan Masalah.......................................................................................5

C.Tujuan.........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian MPKP.......................................................................................6
B.Tujuan MPKP.............................................................................................6
C.Komponen MPKP.......................................................................................6
D.Pilar MPKP.................................................................................................8
E.Metode MPKP............................................................................................9
F.Kegiatan Dalam MPKP...............................................................................15

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perawat adalah orang yang mengasuh, merawat dan melindungi,


yang merawat orang sakit, luka dan usia lanjut (di kutip oleh Ellis, Harley,
1980). Peran perawat adalah menjaga pasien mempertahankan kondisi
terbaiknya terhadap masalah kesehatan yang menimpa dirinya (Florence
Nigthingale dalam bukunya What it is and What it is not). Keperawatan
adalah fungsi unik dari perawat membantu individu sakit atau sehat dalam
melaksanakan segala aktivitasnya untuk mencapai kesehatan atau untuk
meninggal dunia dengan tenang yang dapat dapat ia lakukan sendiri tanpa
bantuan apabila cukup kekuatan, harapan dan pengetahuan (Virginia
Handerson, 1958).

Perawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang


merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang di dasarkan ilmu
dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spritual yang
komprehensif serta di tujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat
baik sakit maupun sehat yg mencakup seluruh siklus kehdpan manusia
(Lokakarya keperawatan Nasional 1986). Praktik keperawatan berarti
membantu individu atau kelompok dalam mempertahankan atau
meningkatkan kesehatan yang optimal sepanjang proses kehidupan dengan
mengkaji status, menentukan diaagnosa, merencanakan dan
mengimplementasi strategi keperawatan untuk mencapai tujuan, serta
mengevaluasi respon terhadap perawatan dan pengobatan (National
Council of State Board of Nursing/NCSBN).

Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan


menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan
yang optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan model praktik
keperawatan profesional (MPKP). Saat ini, praktik pelayanan keperawatan
di banyak rumah sakit di Indonesia belum mencerminkan praktik

4
pelayanan profesional. Metoda pemberian asuhan keperawatan yang
dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan
kebutuhan klien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas.
Dengan pengembangan MPKP, diharapkan nilai profesional dapat
diaplikasikan secara nyata, sehingga meningkatkan mutu asuhan dan
pelayanan keperawatan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang di maksud metode pelayanan keperawatan profesional ?

2. Apa saja tujuan metode pelayanan keperawatan profesional ?

3. Apa saja komponen metode pelayanan keperawatan profesional ?

4. Apa saja pilar metode pelayanan keperawatan profesional ?

5. Apa saja metode pelayanan keperawatan profesional ?

6. Apa saja kegiatan dalam metode pelayanankeperawatan profesional ?

C. TUJUAN

1. Memahami apa yang di maksud metode pelayanan keperawatan


profesional

2. Memahami apa saja tujuan metode pelayanan keperawatan profesional

3. Memahami apa saja komponen metode pelayanan keperawatan


profesional

4. Memahami apa saja pilar metode pelayanan keperawatan profesional

5. Memahami apa saja metode pelayanan keperawatan profesional

6. Mengerti apa saja kegiatan dalam metode pelayanankeperawatan


profesional

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Praktek Keperawatan Peofesional (MPKP)

Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu


sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi
perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk
lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. (Ratna sitorus & Yulia,
2006).

Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu


sistem yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian
asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian
asuhan tersebut.

B. Tujuan MPKP

a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.

b. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan


pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.

c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.

d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan


keputusan.

e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan


keperawatan bagi setiap tim keperawatan.

C. Komponen MPKP

a. Nilai – nilai professional

Pada model ini PP dan PA membangun kontrak dengan


klien/keluarga, menjadi partner dalam memberikan asuhan

6
keperawatan. Pada pelaksanaan dan evaluasi renpra. PP mempunyai
otonomi dan akuntabilitas untuk mempertanggungjawabkan asuhan
yang diberikan termasuk tindakan yang dilakukan oleh PA. hal ini
berarti PP mempunyai tanggung jawab membina performa PA agar
melakukan tindakan berdasarkan nilai-nilai professional

b. Hubungan antar professional

Hubungan antar profesional dilakukan oleh PP. PP yang paling


mengetahui perkembangan kondisi klien sejak awal masuk. Sehingga
mampu memberi informasi tentang kondisi klien kepada profesional
lain khususnya dokter. Pemberian informasi yang akurat akan
membantu dalam penetapan rencana tindakan medik.

c. Metode pemberian asuhan keperawatan

Metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah


modifikasi keperawatan primer sehingga keputusan tentang renpra
ditetapkan oleh PP, PP akan mengevaluasi perkembangan klien setiap
hari dan membuat modifikasi pada renpra sesuai kebutuhan klien.

d. Pendekatan manajemen

Pada model ini diberlakukan manajemen SDM, yaitu ada garis


koordinasi yang jelas antara PP dan PA. performa PA dalam satu tim
menjadi tanggung jawab PP. Dengan demikian, PP adalah seorang
manajer asuhan keperawatan. Sebagai seorang manajer, PP harus
dibekali dengan kemampuan manajemen dan kepemimpinan sehingga
PP dapat menjadi manajer yang efektif dan pemimpin yang efektif.

e. Sistem kompensasi dan panghargaan.

PP dan timnya berhak atas kompensasi serta penghargaan


untuk asuhan keperawatan yang dilakukan sebagai asuhan yang
profesional. Kompensasi dan penghargaan yang diberikan kepada

7
perawat bukan bagian dari asuhan medis atau kompensasi dan
penghargaan berdasarkan prosedur..

D. Pilar MPKP

a. Pilar I : Pendekatan manajemen keperawatan

Dalam model praktik keperawatan mensyaratkaan pendekatan manajemen


sebagai pilar praktik perawatan professional yang pertama. Pada pilar I
yaitu pendekatan manajemen terdiri dari :

- Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang


MPKP meliputi (perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan
rencana jangka pendek, harian,bulanan,dan tahunan)

- Pengorganisasian dengan menyusun stuktur organisasi, jadwal dinas


dan daftar alokasi pasien.

- Pengarahan Dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervise,


menciptakan iklim motifasi, manajemen waktu, komunikasi efektif
yang mencangkup pre dan post conference, dan manajemen konflik

- Pengawasan

- Pengendalian.

b. Pilar II: Sistem penghargaan

Manajemen sumber daya manusia diruang model praktik keperawatan


professional berfokus pada proses rekruitmen,seleksi kerja, orientasi,
penilaian kinerja staf perawat.proses ini selalu dilakukan sebelum
membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawatan baru.

c. Pilar III: Hubungan professional

Hubungan professional dalam pemberian pelayanan keperawatan (tim


kesehatan) dalam penerima palayanan keperawatan (klien dan keluarga).
Pada pelaksanaan nya hubungan professional secara internal artinya

8
hubungan yang terjadi antara pembentuk pelayanan kesehatan misalnya
antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan dan lain –
lain. Sedangkan hubungan professional secara eksternal adalah hubungan
antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.

d. Pilar IV : manajemen asuhan keperawatan

Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan


keperawatan dengan mengunakan manajemen asuhan keperawatan di
MPKP tertentu. Manajemen asuhan keperawatan yang diterapkan di
MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses
keperawatan.

E. Metode MPKP

a. Metode Tim

Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh


sekelompok perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang
berijazah dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam
bidangnya. Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh
pemimpin kelompok, selain itu pemimpin kelompok bertanggung
jawab dalam mengarahkan anggota tim.sebelum tugas dan
menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta
membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila
mengalami kesulitan. Selanjutnya pemimpin tim yang melaporkan
kepada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan atau asuhan
keperawatan klien.

Metode ini menggunkan tim yang terdiri dari anggota yang


berbeda-beda dalam memberikan askep terhadap sekelompok
pasien. Ketenagaan dari tim ini terdiri dari :

- Ketua tim

9
- Pelakaana perawatan

- Pembantu perawatan

Adapun tujuan dari perawatan tim adalah : memberikan


asuhan yang lebih baik dengan menggunakan tenaga yang
tersedia. Kelebihan metode tim :

- Saling memberi pengalaman antar sesama tim.

- Pasien dilayani secara komfrehesif

- Terciptanya kaderisasi kepemimpinan

- Tercipta kerja sama yang baik .

- Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan


interpersonal

- Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-


beda dengan aman dan efektif.

Kekurangan metode tim:

- Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang


bukan menjadi tanggung jawabnya.

- Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk


rapat tim ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat
mengakibatkan kimunikasi dan koordinasi antar anggota
tim terganggu sehingga kelanncaran tugas terhambat.

- Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman


selalu tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang
mampu atau ketua tim.

- Akuntabilitas dalam tim kabur.

b. Metode Primary Team

10
Yaitu pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat
dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan askep selama
pasien dirawat.

Tugas perawat primer adalah :

- Menerima pasien

- Mengkaji kebutuhan

- Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan dan evaluasi.

- Mengkoordinasi pelayanan

- Menerima dan menyesuaikan rencana

- Menyiapkan penyuluhan pulang

Konsep dasar :

- Ada tanggung jawab dan tanggung gugat

- Ada otonomi

- Ada keterlibatan pasien dan keluarganya

Ketenagaan :

- Setiap perawat primer adalah perawat bed. side.

- Beban kasus pasien maksimal 6 pasien untuk 1 perawat

- Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal.

- Perawat profesional sebagai primer dan perawat non


profesional sebagai asisten.

Kepala bangsal :

- Sebagai konsultan dan pengendali mtu perawat primer

11
- Orientasi dan merencanaka karyawan baru.

- Menyusun jadwal dinas

- Memberi penugasan pada perawat asisten.

Kelebihan dari metode perawat primer:

- Mendorong kemandirian perawat.

- Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat

- Berkomunikasi langsung dengan Dokter

- Perawatan adalah perawatan komprehensif

- Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan


atau diterapkan.

- Memberikan kepuasan kerja bagi perawat

- Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima


asuhan keperawatan.

Kelemahan dari metode perawat primer:

- Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat

- Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.

- Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.

c. Metode Fungsional

Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam


pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat
perang dunia kedua. Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah
dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1
– 2 jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien di bangsal.

12
Model ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan,
perawat melaksanakan tugas ( tindakan) tertentu berdasarkan
jadwal kegiatan yang ada (Nursalam, 2002).

Kerugian metode fungsional:

- Pasien mendapat banyak perawat.

- Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan

- Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.

- Pelayanan terputus-putus

- Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai

Kelebihan dari metode fungsional :

- Sederhana

- Efisien.

- Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.

- Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah


selesai tugas.

- Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang


kurang berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.

- Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau


peserta didik yang praktek untuk ketrampilan tertentu.

d. Metode Kasus

Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh


kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat
yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa
pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu

13
perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat
atau untuk keperawatan khusus seperti isolasi, intensive care.
Metode ini berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi
keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan
observasi pada pasien tertentu (Nursalam, 2002).

Kekurangan metode kasus :

- Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat


yang terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan
secara menyeluruh

- Membutuhkan banyak tenaga.

- Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak


sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan.

- Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama


perawat penaggung jawab klien bertugas.

Kelebihan metode kasus:

- Kebutuhan pasien terpenuhi.

- Pasien merasa puas.

- Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.

- Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.

e. Metode Modul / Distrik

Yaitu metode gabungan antara Metode penugasan tim


dengan Metode perawatan primer. Metode ini menugaskan
sekelompok perawat merawat pasien dari datang sampai pulang.

Keuntungan dan Kerugian :

Sama dengan gabungan antara metode tim dan metode


perawat primer.
14
F. Kegiatan Dalam MPKP

a. Timbang terima

Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan


dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan kedaan
klien, bertujuan :

- Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien

- Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti


oleh dinas berikutnya

- Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.

Prosedur timbang terima

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi :

1. Persiapan

- kedua kelompok dalam keadaan siap

- kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan

2. Pelaksanaan

Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima


kepada masing-masing penanggung jawab:

- timbang terima dilaksanakan setiap penggantian


shift/operan

- dari nurse station perawat berdiskusi untuk


melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara
komprehensif yang berkaitan tentang masalah
keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan

15
belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang
perlu dilimpahkan.

- hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian


yang lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk
kemudian diserahterimakan kepada perawat yang
berikutnya

Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :

- identitas klien dan diagnosa medik

- masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul

- tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan

- intervensi kolaborasi dan dependensi

- rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam


kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan
laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan
untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak
dilaksanakan secara rutin.

b. Preconference

Komunikasi kepala primer dan perawat pelaksana setelah


selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang
dipimpin oleh ka primer atau penanggung jawab primer. Jika yang
dinas pada primer tersebut hanya 1 orang, maka pre conference
ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana
harian) dan tambahan rencana dari kepala primer dan penanggung
jawab primer. (modul mpkp,2006)

Waktu : setelah operan

Tempat : meja masing-masing perawat primer

16
PJ : kepala primer atau penanggung jawab primer

Kegiatan :

1. Kepala primer atau penanggung jawab primer membuka acara

2. Kepala primer atau penanggung jawab primer menanyakan rencana


harian masing- masing perawat pelaksana

3. Kepala primer atau penanggung jawab primer memberikan


masukan dan tindakan lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan
saat itu

4. Kepala primer atau penanggung jawab primer memberikan


reinforcement

5. Kepala primer atau penanggung jawab primer menutup acara

c. Post conference

Komunikasi kepala primer dan perawat pelaksana tentang hasil


kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikutnya.
Isinya adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawatan dan hal penting
untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh kepala
primer atau penanggung jawab primer. (modul mpkp, 2006)

Waktu : sebelum operan ke dinas berikutnya

Tempat : meja masing-masing primer

PJ : kepala primer atau penanggung jawab primer

Kegiatan :

1. Kepala primer atau penanggung jawab primer membuka acara

2. Kepala primer atau penanggung jawab primer menanyakan


kendala dalam asuhan yang telah diberikan

17
3. Kepala primer atau penanggung jawab primer menyakan tindakan
lanjut asuhan klien yang harus dioperkan kepada perawat shift
berikut nya

4. Kepala primer atau penanggung jawab primer menutup acara

d. Ronde keperawatan

Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah


keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping klien
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan
akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh penanggung
jawab jaga dengan melibatkan seluruh anggota tim.

Karakteristik :

- klien dilibatkan secara langsung

- klien merupakan fokus kegiatan

- perawat asosiet, perawat primer dan konsuler melakukan


diskusi bersama

- kosuler memfasilitasi kreatifitas

- konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat


asosiet, perawat primer untuk meningkatkan kemampuan
dalam mengatasi masalah.

Tujuan :

- menumbuhkan cara berfikir secara kritis

- menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan


yang berasal dari masalah klien

- meningkatkan vadilitas data klien

- menilai kemampuan justifikasi

18
- meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja

- meningkatkan kemampuan untuk emodifikasi rencana


perawatan.

e. Case studi

Menurut bog dan dan bikien (1982) studi kasus merupakan


pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau
satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu .
Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu
pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara
intensif dan rinci. Sementarayin (1987) memberikan batasan yang
lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya. Ary, jacobs,
dan razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya
peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalarn. Para
peneliti berusaha menernukan sernua variabel yang penting.

Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan


studi kasus meliputi:

1. sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan


dokumen;

2. sasaran- sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu


totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing
dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan yang ada di
antara variabel-variabelnya.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah suatu sistem yang


memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut. Memiliki
tujuan meliputi Menjaga konsistensi asuhan keperawatan, Mengurangi
konflik, tumpang tindih dan kekososongan pelaksanaan asuhan keperawatan
oleh tim keperawatan, Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan
keperawatan, Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan
keputusan, Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan
keperawatan bagi setiap tim keperawatan

20
DAFTAR PUSTAKA

Komang Menik Sri Krisniawati, 2017, METODE ASUHAN KEPERAWATAN


PROFESIONAL UNIVRSITAS UDAYANA. Diakses 8 September 2020 jam
15.00 WIB

21

Anda mungkin juga menyukai