Anda di halaman 1dari 16

Asuhan keperawatan

(home care)
Klien Ortopedi Injuries
Pendahuluan Ortopedi injuries

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan


ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Fraktur atau patah tulang
adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan
yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. (Lukman dan
Ningsih, Nurna, 2009 ; 25). Fraktur adalah pemisahan atau
patahnya tulang. (Doenges. 2000 ; 761). Fraktur adalah
terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya.
Etiologi
Fraktur disebabkan oleh trauma di mana terdapat tekanan yang berlebihan pada
tulang yang biasanya di akibatkan secara langsung dan tidak langsung dan sering
berhubungan dengan olahraga, pekerjaan atau luka yang di sebabkan oleh
kendaraan bermotor (Reeves, 2001:248)
Menurut Oswari E(1993) adapun penyebab fraktur antara lain:
• Kekerasan langsung
• Kekerasan tidak langsung
• Kekerasan akibat tarikan otot
Menurut Long (1996:356) adapun penyebab fraktur antara lain:
• Trauma Langsung
Yaitu fraktur terjadi di tempat dimana bagian tersebut mendapat ruda paksa
misalnya benturan atau pukulan pada anterbrachi yang mengakibatkan fraktur
• Trauma Tak Langsung
Yaitu suatu trauma yang menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari
tempat kejadian kekerasan.
• Fraktur Patologik
Yaitu Stuktur yang terjadi pada tulang yang abnormal(kongenital,peradangan,
neuplastik dan metabolik).
Klasifikasi/Jenis Fraktur

Berdasarkan sifat fraktur :


• Fraktur tertutup
Apabila fagmen tulang yang patah tidak tampak dari luar. Fraktur yang
tidak menyebabkan robeknya kulit, jadi fragmen frakturnya tidak
menembus jaringan kulit.
• Fraktur terbuka
Apabila fragmen tulang yang patah tampak dari luar. Fraktur yang
disertai kerusakan kulit pada tempat fraktur (Fragmen frakturnya
menembus kulit), dimana bakteri dari luar bisa menimbulkan infeksi
pada tempat fraktur (terkontaminasi oleh benda asing).
• Grade I :Luka bersih, panjang.
• Grade II :Luka lebih besar / luas tanpa kerusakan jaringan lunak
yang ekstensif.
• Grade III : Sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan
jaringan lunak yang ekstensif, merupakan yang paling berat.
Tandan dan gejala Fraktur

• Nyeri, terus menerus dan bertambah berat sampai


fragme tulang di imobilisasi
• Setelah fraktur, bagian-bagian tak dapat digunakan dan
cenderung bergerak secara alamiah (gerakan luar biasa)
• Pada fraktur panjang terjadi pemendeka tulang karena
kontraksi otot yang melekat diatas da bawah tempat
fraktur.
• Saat diperiksa dengan tangan teraba derik tulang yang
disebut krepitus akibat gesekan antara fragmen satu
dengan lainnya (uji kreptus dapat berakibat kerusakan
jaringan lunak yang lebih berat)
• Pembegkaan dan perubahan warna lokal pada kulit
karena trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur
• Tidak semua tanda dan gejala diatas terdapat pada
setiap fraktur. Diagnosis fraktur tergantung pada gejala,
tanda fisik, dan pemeriksaaan sinar X.
Patofisiologi fraktur

Patah tulang biasanya terjadi karena benturan tubuh, jatuh atau trauma
(Long, 1996: 356). Baik itu karena trauma langsung misalnya: tulang kaki terbentur
bemper mobil, atau tidak langsung misalnya: seseorang yang jatuh dengan telapak
tangan menyangga. Juga bisa karena trauma akibat tarikan otot misalnya: patah
tulang patela dan olekranon, karena otot trisep dan bisep mendadak berkontraksi.
(Oswari, 2000: 147).Sewaktu tulang patah perdarahan biasanya terjadi di sekitar
tempat patah dan ke dalam jaringan lunak sekitar tulang tersebut, jaringan lunak
juga biasanya mengalami kerusakan. Reaksi peradangan biasanya timbul hebat
setelah fraktur. Sel-sel darah putih dan sel mast berakumulasi menyebabkan
peningkatan aliran darah ketempat tersebut. Fagositosis dan pembersihan sisa-sisa
sel mati dimulai. Di tempat patah terbentuk fibrin (hematoma fraktur) dan
berfungsi sebagai jala-jala untuk melekatkan sel-se callus l baru. Aktivitas
osteoblast terangsang dan terbentuk tulang baru imatur yang disebut. Bekuan fibrin
direabsorbsi dan sel-sel tulang baru mengalami remodeling untuk membentuk
tulang sejati
Komplikasi fraktur :

• Kerusakan arteri
Pecahnya arteri karena trauma dapat ditandai dengan tidak adanya nadi, CRT
menurun, sianosis pada bagian distal.
• Sindrom kompartemen
Merupakan komplikasi yang serius yang terjadi karena terjebaknya otot, tulang, saraf,
dan pembuluh darah dalam jaringan parut. Hal ini disebabkan oleh edema atau
perdarahan yang menekan otot saraf dan pembuluh darah, atau karena tekanan dari
luar seperti gips dan pembebatan yang terlalu kuat.
• Fat Embolism Syndrome
Komplikasi serius yang sering terjadi pada kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi
karena sel-se lemak yang dihasilkan marrow kuning masuk ke aliran darah dan
menyebabkan kadar oksigen dalam darah menjadi rendah. Hal tersebut ditandai
dengan gangguan pernapasan, takikardi, hipertensi, takipnea dan demam.
• Infeksi
Sistem pertahanan tubuh akan rusak bila ada trauma pada dan jaringan. Pada trauma
ortopedi, infeksi dimulai pada kulit dan masuk ke dalam. Hal ini biasanya terjadi pada
kasus fraktur terbuka, tetapi dapat juga karena penggunaan bagan lain daam
pembedahan, seperti pin (ORIF & OREF) dan plat.
• Syok
Syok terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler
sehingga menyebabkan oksigenasi menurun.
Konsep Rujukan Home Care

Mekanisme rujukan
1. Proses Penerimaan Kasus
• Unit Pelayanan Keperawatan Kesehatan di
rumah menerima pasien dari Rumah Sakit,
Puskesmas, sarana pelayanan kesehatan lain
dan dikirim dari keluarga/kelompok atau
masyarakat;
• Pimpinan Pelayanan Keperawatan Kesehatan
di rumah menunjuk dan memberikan mandat
kepada salah seorang perawat untuk menjadi
seorang manajer kasus untuk mengelola kasus
tersebut;
• Manajer kasus membuat surat persetujuan dan
dilanjutkan untuk melakukan proses
pengelolaan kasus (Manajemen Kasus).
2. Pembiayaan
3. Jenis Pelayanan, meliputi jasa pelayanan kesehatan dan
non kesehatan:
• Pelayanan Medik
• Pelayanan Keperawatan
• Pelayanan Penunjang Medik
• Pelayanan Penunjang Non Medik
• Jasa pelayanan yang dikenakan tarif mencakup pemberian
bantuan, tindakan intervensi langsung maupun konsultasi.
• Imbalan atas pemakaian sarana, fasilitas, alat kesehatan,
obat, dan bahan habis pakai yang digunakan langsung
oleh pasien.
• Dana transportasi untuk kunjungan rumah maupun
rujukan, besar nominal biaya untuk jasa tersebut di atas,
ditetapkan olehdaerah masing-masing disesuaikan dengan
kondisi dan kemampuan masyarakat setempat.
4. perizinan
Penatalaksanaan Fraktur dan tindakan Kolaborasi
• Untuk menghilangkan rasa nyeri
Nyeri yang timbul pada fraktur bukan karena frakturnya sendiri, namun karena
terluka jaringan disekitar tulang yang patah tersebut. Untuk mengurangi nyeri
tersebut, dapat diberikan obat penghilang rasa nyeri dan juga dengan tehnik
imobilisasi (tidak menggerakkan daerah yang fraktur). Tehnik imobilisasi
dapat dicapai dengan cara pemasangan bidai atau gips.
Indikasi dilakukan pemasangan gips adalah :
a) Immobilisasi dan penyangga fraktur
b) Istirahatkan dan stabilisasi
c) Koreksi deformitas
d) Mengurangi aktifitas
e)Membuat cetakan tubuh orthotik
• Penarikan (traksi) :
Secara umum traksi dilakukan dengan menempatkan beban dengan tali pada
ekstermitas pasien
• Dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang logam
pada pecahan-pecahan tulang.
Kebutuhan Perawatan Fraktur di
Rumah
• Perawatan luka post op ORIF 2 hari
sekali
• Mobilitas fisik : ROM setiap hari
• Personal hygiene
• Penkes tentang perawatan selama di
rumah, melakukan latihan gerak
aktif dan pasif setiap hari serta
nutrisi yang diperlukan untuk
mempercepat penyembuhan luka
post operasi.
Jangan lupa Perawat memberikan
inform consent kepada keluarga
mengenai hal-hal yang perlu dilakukan
di rumah dalam perawatan
Tugas Perawat Home care pada pasien fraktur
• Mengkaji keluhan yang dirasakan saat ini
• Menjelaskan mengenai tujuan serta prosedur tindakan yang akan
dilakukan
• Melakukan tindakan perawatan kepada klien:
– Melakukan perawatan luka post op ORIF kepada klien
– Melakukan latihan gerak ROM aktif dan pasif kepada klien
– Melakukan pendidikan kesehatan kepada klien mengenai perawatan
yang perlu dilakukan di rumah: melakukan perawatan luka post op
ORIF dan nutrisi yang diperlukan untuk mempercepat proses
penyembuhan luka post operasi.
– Mengevaluasi keluarga terhadap tindakan yang telah dilakukan
– Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang sudah dilakukan
– Mendiskusikan mengenai rencana perawatan selanjutnya yang akan
dilakukan
– Keluarga melakukan perawatan luka dengan bimbingan perawat
Model Asuhan Keperawatan

Rencana Asuhan Keperawatan Pasien Fraktur Tertutup

Diagnosa Keperawatan 1 : Nyeri yang berhubungan dengan fraktur


Tujuan : Mengurangi nyeri
Kriteria Evaluasi : Nyeri dapat berkurang
Intervensi
• Kaji jenis dan lokasi nyeri serta ketidaknyamanan pasien
• Kaji ketidak nyamanan pasien
• Gunakan upaya mengontrol nyeri:
-membidai dan menyangga daerah cedera
-melakukan perubahan posisi dengan perlahan
-memberikan kompres es bila perlu
-memantau pembengkakan dan status neurovaskuler
-menganjurkan teknik relasasi
-kolaborasi : memberikan analgesik sesuai ketentuan
• Mencegah cedera selanjutnya, meminimalkan gerakan fragmen fraktur
Mengurangi spasme otot
Diagnosa keperawatan 2 : gangguan
mobilisasi fisik berhubungan dengan
kekakuan, fraktur
Tujuan :
- Klien dapat meningkatkan mobilisasinya.
- Mencegah nyeri lutut yang terjadi pada
klien.
- Klien dapat meningkatkan perawatan
diri.
Hasil yang diharapkan :
- klien dapat memverbalisasikan
peningkatan kemampuan untuk bergerak.
- Klien dapat memaksimalkan mobilitas
fisik yang dibuktikan dengan pergerakan
yang lebih baik yang terlihat dari
pergerakan ekstremitas dan peningkatan
kekuatan otot.
Intervensi
• Dorong kebutuhan klien untuk melakukan aktifitas
yang adekuat
• Sediakan peralatan adaftif sesuai kebutuhan
(walker,tongkat,dll), penggunaan alat yang tepat
menghemat energy dan memberikan perlindungan
yang lebih dan juga mengurangi beban pada sendi
• Dorong klien untuk menggunakan alas kaki yang
nyaman ketika melakukan ambulansi dan
mencegah tergelincir
• Dampingi ambulansi seperlunya
• Instruksikan klien untuk menghindari kegiatan
yang terlalu berat selama inflamasi akut muncul
• Dukung garis tubuh yang benar ketika klien dalam
posisi duduk, berdiri, berjalan, dan berbaring
• Dorong anggota keluarga untuk mendukung
kemandirian klien
• Dorong klien untuk melakukan latihan di tempat
tidur (ROM). ROM, dapat mendukung peningkatan
fungsi sendi

Anda mungkin juga menyukai