Disusun oleh :
1. Titik Puspitasari (1703061)
2. Dwi Pujiani (1703069)
3. Mega Maharani (1703039)
4. Andre Arianto (1703005)
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat dukungan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca demi kempurnaan makalah ini.
Penyusun
DANTAR ISI
KCTC PEN@CNTCV................................................................................................................................................... 2
HCNTCV OSO................................................................................................................................................................ 3
FCF O................................................................................................................................................................................8
PENHCM\L\CN............................................................................................................................................................ 8
1. Latar belakang.....................................................................................................................................................8
FCF OO.............................................................................................................................................................................>
PEMFCMCSCN...............................................................................................................................................................>
1. Pengertian........................................................................................................................................................>
2. Tipe Keluarga................................................................................................................................................0
3. Nungsi Keluarga............................................................................................................................................9
8. Tahap Perkembangan Keluarga.................................................................................................................33
1. Pengertian.................................................................................................................................................... 3<
8. Tugas Perkembangan................................................................................................................................. 30
Kasus......................................................................................................................................................................29
1. Pengkajian................................................................................................................................................... 29
2. Cnalisa Hata..................................................................................................................................................29
FCF OOO........................................................................................................................................................................33
PEN\T\P.........................................................................................................................................................................33
1. Simpulan...........................................................................................................................................................33
2. Saran..................................................................................................................................................................33
HCNTCV P\STCKC.................................................................................................................................................... 38
FAF I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan
dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu
merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan
keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek
keperawatan pada keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar
pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus
mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam
melakukan fungsinya dan perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas
perkembangannya.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain.
Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya
mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Keluarga
cenderung dalam
pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para
anggota keluarga. Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup
bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka
tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka.
Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi atau
keluar meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga dewasa
dimana orang tuanya akan merasa banyak kehilangan karena perginya anak-anak dari
rumah. Pada keluarga ini juga terdapat berbagai masalah yang dialami oleh keluarga itu
sendiri. Dan perawat sangat berperan penting dalam memenuhi kebutuhan yang
berkaitan dengan kesehatan kepada keluarga.
Dari data yang sudah kami sajikan tentang keluarga pada dewasa pertengahan,
maka disini kelompok tertarik untuk membahas lebih spesifik tentang konsep dan
asuhan keperawatan keluarga pada dewasa pertengahan , agar dapat memenuhi
kebutuhan akan
informasi yang mengenai kesejahteraan hidup dan khususnya kesehatan, yang nantinya
akan kami bahas secara rinci dan mendalam pada bab selanjutnya.
2. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar keluarga ?
b. Apa yang dimaksud dengan konsep keperawatan keluarga dengan keluarga dewasa
pertengahan ?
c. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga (dewasa pertengahan) ?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep dasar keluarga.
b. Untuk mengetahui konsep keperawatan keluarga dengan keluarga dewasa
pertengahan.
c. Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga (dewasa pertengahan).
FAF II
PEMFAHASAN
1. Pengertian
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen
yang saling berinteraksi satu dengan lainnya (Logan's, 2004). Keluarga adalah
sebagaimana sebuah kesatuan yang komplek dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri
dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai sebagaimana individu ( Illis,
2004 ). Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih masing-
masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, dan
nenek. (Raisner, 2009). Duvall (1986, dalam Ali, 2009 ), menguraikan bahwa keluarga
adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari setiap anggota keluraga.
Istilah keluarga akan menghadirkan gambaran adanya individu dewasa dan anak
yang hidup bersama secara harmonis dan memuaskan. Keluarga bukan sekedar
gabungan dan jumlah dari beberapa individual. Keluarga memiliki keragaman seperti
anggota individunya dan klien memiliki nilai — nilai tersendiri mengenai keluarganya
yang harus dihormati. Keluarga sebagai suatu kelompok hubungan yang indentifikasi
klien sebagai keluarga atau jaringan individu yang mempengaruhi kehidupan masing —
masing tanpa melihat adanya hubungan biologis atau pun hukum (Perry, 2009, hal 202).
Menurut (Friedman, 1998), membuat defenisi yang berorientasi pada tradisi dan
digunakan sebagai referensi secara luas :
a) Keluarga terdiri dari orang — orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan
ikatan adopsi.
b) Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama — sama dalam satu rumah,
atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga
tersebut
2. Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam
pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang
mengikuti. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat
kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga (Suprajitno, 2004).
Menurut (Friedman, 2009), adapun tipe keluarga sebagai berikut :
a) Tipe keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (The nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).
2) Keluarga Dyad
Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
3) Single Parent
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau angkat).
Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
4) Single adult living alone
Suatu rumah tangga yang terdiri dari 1 orang dewasa hidup sendiri.
5) The childless
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan karena mengejar
karir atau pendidikan.
6) Keluarga Besar (The extenheh family)
Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman,
bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu atau
hari libur saja.
8) Multi generation
Beberapa generasi atau kelompok umum yang tinggal bersama dalam 1 rumah.
9) Kin-network family
Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan
menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.
10) Blended family
Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
11) Keluarga usila
Keluarga terdiri dari suami dan istri yang ssudah usia lanjut, sedangkan anak
sudah memisahkan diri.
a. Tipe keluarga non tradisional
1) Keluarga Orang Tua Tunggal Tanpa Menikah (The unmerrih teena`e mkther).
Keluarga yang terdiri dari 1 orang dewasa terutama ibu dan anak dari hubungan
tanpa nikah.
2) The step parents family
Keluarga dengan orang tua
tiri.
3) Commune family
Keluarga yang terdiri dari lebih dari satu paangan monogami yang menggunakan
fasilitas secara bersama.
4) The nonmarrital hetero seksual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
5) Keluarga Homoseksual (Gay and lesbian family)
Seorang yang mempunyai persamaan seks tinggal dalam 1 rumah sebagaimana
pasangan suami istri.
6) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan
tertentu.
7) Groupmarriage family
Beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah berbagi sesuatu
termasuk seks dan membesarkan anak.
3. Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu :
a. Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan
melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh
anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif.
Hal tersebut dipelajari dan dikembangan melalui interaksi dan hubungan dalam
kelurga. Dengan demikian kelurga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif,
seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang
perlu dipenuhi oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah :
a) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung
antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dan
dukungan dari anggota yang lain maka kemampuan untuk memberikan kasih
sayang akan maningkat yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan
saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar
memberi hubungan dengan orang lain diliat keluarga atau masyarakat.
b) Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim
yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.
c) Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup
baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan
penyesuian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus
mengemban proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru
perilaku yang positif tersebut.
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kabahagian keluarga
keretakan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah kelurga timbul
karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.
b. Fungsi sosialisasi
Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan
keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-
norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluaarga.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti kebutuhan makanan,
tempat tinggal dan lain sebagainya.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota keluarga yang sakit.
Kemampuan keluarga memberikan asuahan kesehatan mempengaruhi status
kesehatan keluarga. Kesanggupan kelurga melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
1) Mengenal masalah.
Keluarga baru atau pasangan yang belum memiliki anak. Tugas perkembangan
keluarga:
a) Membangun perkawinan yang saling memuaskan
b) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
c) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua)
d) Menetapkan tujuan bersama
e) Persiapan menjadi orang tua
f) Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang
tua)
b. Tahap keluarga sedang mengasuh anak (child bearing)
Keluarga dengan anak pertama berusia kurang dari 30 bulan. Studi klasik la master
(1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17% tidak bermasalah, selebihnya bermasalah
dalam hal:
a) Suami merasa diabaikan
b) Peningkatan perselisihan dan argumen
c) Interupsi dalam jadwal kontinu
d) Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun
Keluarga dengan anak pertama berusia 13-20 tahun. Tugas perkembangan pada tahap
ini adalah:
a) Memberikan keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
b) Memfokuskan kembali hubungan intim perkawinan
c) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak
d) Mempersiapkan perubahan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga
f. Tahap keluarga dengan anak dewasa
Keluarga dengan anak pertama meninggalkan rumah. Tugas perkembangan keluarga
pada tahap ini adalah:
a) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru dari
perkawinan anak-anaknya
b) Melanjutkan dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan
c) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri
g. Membantu anak untuk mandiri sebagai kelua Tahap keluarga usia pertengahan
(middle age family)
a. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
a) Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.
b) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif dapat dicapai.
Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari
berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
c. Pelaksanaan
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga dengan
menggunakan metode keperawatan.
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur untuk
mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.
Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dan klien
harus terbina dengan baik , kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi
yang disampaikan secara terbuka dapat dipercaya.
f. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim
kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.
g. Fasilisator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi,
sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan dan
penggunaan dana sehat.
h. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyrakat sehingga
menghindari dari ledakan kasus atau wabah.
i. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar
tercipta lingkungan sehat.
1. Pengertian
Dewasa pertengahan merupakan usia sekitar 35-40 tahun & berakhir sekitar 60-
65 tahun (Schaie & Willis,1996 dlm Psikologi Perkembangan). Dewasa Pertengahan
adalah masa menyesuaikan diri & kesedaran bahawa ia bukan lagi muda & masa
depannya tidak lagi dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan yg tidak terhadapi,
hasilnya membawa
satu masa krisis, (Craig, 1976). Usia dewasa tengah (Middle adulthood) disebut sebagai
periode perkembangan yang dimulai kira-kira 35-45 tahun hingga memasuki usia 60an
tahun. (Santrock, 1995)
Keluarga dewasa pertengahan merupakan salah satu tahap usia pertengahan bagi
orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua
memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya
16-18 tahun kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahan
merupakan sebuah keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan orangtua mereka
yang lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga asal mereka dan juga anggota
keluarga dari hasil perkawinan keturunannya.
Pasangan Ykstparental (pasangan yang anak-anaknya telah meninggalkan
rumah) biasanya tidak terisolasi lagi saat ini, semakin banyak pasangan usia pertengahan
hidup hingga menghabiskan seluruh masa hidupnya dan menghabiskan sebagian masa
hidupnya
dalam fase pkstparental, dengan hubungan ikatan keluarga hingga empat generasi, yang
merupakan hal yang biasa(Troll, 1971, dalam Friedman, 1988, hal 130).
Dari definisi tentang keluarga usia dewasa pertengahan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa keluarga usia dewasa pertengahan adalah keluarga yang usianya 40-
60 tahun, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun atau kematian salah satu pasangan didalam keluarga.
(seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan antara suami dan istri (lebih merata),
dan pada peran (diferensi peran perkawinan meningkat) (Leslie dan Korman, 1989,
dalam Friedman 1988, hal 130).
Pada tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-masalah penuaan,
hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri mereka bahwa mereka gagal
menjadi membesarkan anak dan usaha kerja. Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi
dengan kepuasan perkawinan dan keluarga melewati siklus-siklus kehidupan
berkeluarga. Beberapa studi tentang kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa
kepuasan perkawinan menurun tajam setelah perkawinan berlangsung dan terus
menurun hingga tahun pertengahan (Leslie dan Korman, 1989, dalam Friedman 1988,
hal 130).
3. Masalah yang fiasa ditebukan oleh keluarga dewasa pertengahan
Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang dapat
terjadi pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :
a. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu luang dan
tidur yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga yang tidak teratur,
pengurangan berat badan hingga berat badan yang optimum, berhenti merokok,
berhenti atau mengurangi penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan
preventif.
b. Masalah-masalah hubungan perkawinan.
c. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang tua yang
berusian lanjut.
d. Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan orang tua yang
lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.
4. Tugas Perkebfangan
Usia dewasa pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para orang tua
melepaskan anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa kehidupan yang
“terperangkap” yaitu terperangkap antara tuntutan kaum kaum muda dan terperangkap
antara dunia kerja dan tuntutan yang bersaing dan keterlibatan keluarga, dimana
seringkali tampaknya tidak mungkin memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang
tersebut.
Tugas perkembangan keluarga dewasa menurut Fridman (1998, hal 131) yang
132), para konselor perkawinan telah lama mengamati bahwa ketika timbul
perselisihan dalam perkawinan selama tahun-tahun pertengahan, seringkali berkaitan
dengan jemunya ikatan, bukan karena kualitas traumatiknya. Karakteristik umum
dari masa ini, berkaitan dengan kepuasan diri sendiri dan berada dalam kebahagiaan
yang membosankan.
d. Memantapkan pengalaman nilai-nilai agama
e. Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara
f. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan — perubahan yang terjadi pada
aspek fisik (penurunan kemampuan atau fungsi)
g. Memantapkan keharmonisan hidup berkeluarga
h. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan
i. Memantapkan peran perannya sebagai orang dewasa
Tugas-tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan atau harapan
sosio- kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat kita sejak dulu hingga kini
tetap memiliki harapan sesuai diatas bagian penentu sebagai orang dewasa pertengahan.
Khusus mengenai hidup berkeluarga dalam masa dewasa pertengahan terdapat dua hal
pokok yang mendorong terciptanya hubungan hidup berkeluarga. kebutuhan individu
pada suatu pihak dan tugas perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara keduanya
menimbulkan energi yang membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa untuk
bersatu dalam satu jalinan hubungan berkeluarga.
Kasus
Sebuah keluarga dengan kepala keluarga berinisial Tn. A usia 59 tahun. Memiliki
seorang istri berinisial Ny. E berusia 55 tahun. Anak pertama bernama Tn. S, berjenis
kelamin laki-laki, berusia 27 tahun dan baru 6 bulan menikah dan berprofesi sebagai guru.
Anak kedua bernama Nn. T, berjenis kelamin perempuan, berusia 25 tahun, sekarang sudah
bekerja di bank swasta dan sudah tidak tinggal dengan orang tuanya. Tn. A bekerja sebagai
Guru SMP dan Ny. E sebagai ibu rumah tangga. Sebagai Guru SMP, Tn. A mendapat gaji
Rp. 3.000.000 per bulan. Tahun depan Tn. A akan pensiun. Tn. A merasa sedikit bingung
dengan apa kegiatan yang akan ia lakukan setelah pensiun dan memikirkan bahwa
penghasilan juga akan berkurang. Tn. A memiliki penyakit hipertensi sejak 5 tahun lalu. Tn.
A sering merasa pusing dan terasa berat pada tengkuk saat Tn. A merasa terlalu lelah. Akan
tetapi Tn. A tidak segera berobat ke puskesmas, Tn. A hanya beristirahat dan meminum
obat warung karena beranggapan bahwa sakit tersebut akan hilang dengan sendirinya.
Rumah terlihat berantakan, tidak ada pertukaran udara karena kurangnya ventilasi rumah.
1. Pengkajian
a. Data umum
1) Nama kepala keluarga: Tn. A
12 Agustus
1961 (usia 55
tahun)
2. Tn. S L Inderalaya, 25 Anak Guru S1
Juni 1989 (27
tahun)
3. Nn. T P Inderalaya, 10 Anak Pegawai S1
April 1991 Bank
(25 tahun)
Genogram
8) Tipe keluarga
Tipe keluarga adalah keluarga inti dengan orang tua dan dua anak kandung.
9) Latar belakang budaya
Keluarga ini adalah keluarga dengan latar belakang budaya Sumatera baik Tn. A
maupun Ny. E. Keluarga ini memegang adat budaya Sumatera dalam praktik
kehidupan sehari-hari.
10) Agama
Keluarga memeluk agama islam dan aktif dalam kegiatan keagamaan di
lingkungan sekitar. Ny. E sering mengikuti pengajian ibu-ibu setiap satu minggu
sekali. Menurut Ny. E, keluarganya melaksanakan shalat dan puasa.
11) Status sosial ekonomi keluarga
Tn. A merupakan pencari nafkah di keluarga, ia bekerja sebagai guru SMP.
Status ekonomi tergolong sederhana dengan penghasilan Rp. 3.000.000 per
bulan. Menurut Ny. E, penghasilan Tn. A sudah mencukupi kebutuhan sehari-
hari. Keluarga Tn. A tidak memiliki tabungan yang dikhususkan untuk
kesehatan.
sudah matang yaitu Tn. A 31 tahun dan Ny. E berusia 27 tahun. Keluarga
dikaruniai anak setelah 1 tahun menikah yaitu Tn. S. Setelah itu Ny. E mengikuti
keluarga berencana dan baru mempunyai anak lagi setelah anak pertama berusia
2 tahun.
Saat ini kondisi Tn. A pusing dan berat pada tengkuk. Tn. A sudah di diagnosis
hipertensi sejak 5 tahun lalu saat berobat ke puskesmas. Saat ditanya mengenai
hipertensi, Ny. E dapat menjelaskan dengan sederhana bahwa hipertensi adalah
tekanan darah tinggi. Tn. A dan Ny. E tidak mengetahui penyebab dari
hipertensi, selain itu Tn. A dan Ny. E tidak mengetahui tanda dan gejala
hipertensi selain pusing dan berat pada tengkuk. Menurut Ny. E, keluhan Tn. A
tidak terlalu mengkhawatirkan karena Tn. A tidak terlihat sakit, dan tetap dapat
menjalankan aktivitas seperti biasa. Tn. A tidak mau berobat ke puskesmas
karena merasa bahwa keluhan tersebut akan hilang dengan sendirinya.
c. Data lingkungan
1) Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati oleh keluarga merupakan rumah sendiri, ukuran 9x6
meter. Menurut Ny. E, keluarganya belum mampu merenovasi rumah karena
keterbatasan biaya. Rumah terlihat berantakan. Jarak antara rumah Ny. E dengan
yang lainnya sangat dekat, hanya kurang dari satu meter. Kondisi ventilasi
kurang karena sehingga cahaya yang masuk sedikit dan pertukaran udara sangat
kurang. Tn. A sering merasa pengap dan sesak dengan kondisi rumah. Tetapi ia
tidak mengatakan dengan istrinya. Istrinya mengatakan bahwa ia tidak bisa
melakukan apa-apa karena ventilasi rumah sudah seperti itu saat mereka pertama
kali tinggal. Untuk mengubahnya tentu membutuhkan biaya. Ny. E mengatakan
bahwa rumah yang bersih adalah rumah yang di sapu setiap hari. Ny. E
mengatakan rumahnya sudah cukup bersih. Menurut Ny. E ini tidak menjadi
masalah karena semua rumah di sini juga mengalami hal yang sama.
2) Karakteristik tetangga dan lingkungan RW
Lingkungan di mana keluarga Tn. A tinggal merupakan tempat hunian yang
padat. Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lainnya hanya kurang dari 1
meter. Terdapat banyak rumah petak atau rumah kontrakan disekitar rumah Ny.
E.
bau mulut.
Leher Leher terlihat simetris, tidak ada gangguang fungsi
dan kelainan anatomis. Akan tetapi Tn. A
mengatakan terasa berat pada tengkuk.
4.
Pemeriksaan dada
Pernapasan Pernapasana normal, 18 kali per menit, Tn. A tidak
mengalami gangguan pernapasan. Terdengar suara
bronchial pada trakea, bronkhovesikuler pada
bronkus, vesikuler pada paru-paru. Tidak terdengar
2. Analisa Data
darah tinggi
f. Tn. A dan Ny. E tidak
mengetahui penyebab
hipertensi
g. Tn. A dan Ny. E tidak
mengetahui tanda dan
gejala hipertensi selain
pusing dan berat pada
tengkuk
h. Menurut Ny. E dan Tn. A
tidak terlalu
mengkhawatirkan karena
keluhan akan hilang
dengan sendirinya
Data Objektif:
a. TD 140/90 mmHg
Data Objektif:
a. Rumah terlihat berantakan
b. Ventilasi kurang
c. Ukuran rumah 9x6 meter
d. Lingkungan rumah padat
dengan jarak antar rumah
kurang dari 1 meter
e. Kondisi ventilasi kurang
karena sehingga cahaya
yang masuk sedikit dan
pertukaran udara sangat
kurang
berhenti dari
pekerjaannya, karena usia
yangsudahlanjutdan
harus diberhentikan
ataupun ataspermintaan
sendiri.
d.Tn.A berkatabahwa pensiunbukanlahsuatu
masalah, akan tetapi masa
mengatakan bahwa
mereka tidak mengetahui
tahap perkembangan pada
keluarga usia
pertengahan.
Data Objektif:
Tn. A terlihat bingung
Bertanya mengenai tugas perkembangankeluarga
pada usia pertengahan.
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Selain itu keluarga juga mempunyai
tahap perkembangan salah satunya keluarga dengan anak dewasa pertengahan. Kondisi
keluarga usia dewasa pertengahan berkisar antara usia 40-60 tahun dan anak terakhirnya
telah meninggalkan rumah atau sudah menikah. Tugas yang harus terpenuhi pada keluarga
dengan usia ini adalah mampu menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,
mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para
orangtua
2. Saran
a. Mahasiswa agar menambah pengetahuan sengan membaca berbagai referensi sehingga
menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan keluarga.
b. Seluruh perawat agar meningkatkan pengetahuan tanteng asuhan keperawatan keluarga,
agar dapat diaplikasikan di lingkungan sekitar serta dikembangkan di tatanan pelayanan
kesehatan.
DANTAV PUSTADA
Friedman. 1998. Buku Ajar Keperawatan Keluarga; Riset, Teori dan Praktek. Edisi Kelima.
Jakarta: FKUI
Setiadi. 2008. Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Graha Ilmu
Sylvia A, Price & Loraraine M, Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6. Volume 1. Jakarta: EGC
Mubarak, wahit iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Buku l. Jakarta : EGC
Mubarak, wahit iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 2. Jakarta : EGC
Setiawati, santun. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans info media
M. Friedman, marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC