Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA PERTENGAHAN

Disusun oleh :
1. Titik Puspitasari (1703061)
2. Dwi Pujiani (1703069)
3. Mega Maharani (1703039)
4. Andre Arianto (1703005)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tentang Laporan
Pendahuluan Skala data. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan
Keluarga agar proses perkuliahan berjalan dengan lancar.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat dukungan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca demi kempurnaan makalah ini.

Semarang, 31 Maret 2020

Penyusun
DANTAR ISI

KCTC PEN@CNTCV................................................................................................................................................... 2

HCNTCV OSO................................................................................................................................................................ 3

FCF O................................................................................................................................................................................8

PENHCM\L\CN............................................................................................................................................................ 8

1. Latar belakang.....................................................................................................................................................8

FCF OO.............................................................................................................................................................................>

PEMFCMCSCN...............................................................................................................................................................>

C. Konsep Hasar Keperawatan Keluarga............................................................................................................>

1. Pengertian........................................................................................................................................................>

2. Tipe Keluarga................................................................................................................................................0

3. Nungsi Keluarga............................................................................................................................................9
8. Tahap Perkembangan Keluarga.................................................................................................................33

<. Peran Perawat Keluarga..............................................................................................................................38

F. Konsep Keperawatan Keluarga Hengan Keluarga Hewasa Pertengahan.............................................. 3<

1. Pengertian.................................................................................................................................................... 3<

2. Karakteristik keluarga dewasa pertengahan............................................................................................3>

3. Masalah yang biasa ditemukan oleh keluarga dewasa pertengahan.................................................... 30

8. Tugas Perkembangan................................................................................................................................. 30

J. Csuhan Keperawatan Keluarga (Hewasa Pertengahan)............................................................................. 29

Kasus......................................................................................................................................................................29

1. Pengkajian................................................................................................................................................... 29

2. Cnalisa Hata..................................................................................................................................................29

FCF OOO........................................................................................................................................................................33

PEN\T\P.........................................................................................................................................................................33

1. Simpulan...........................................................................................................................................................33

2. Saran..................................................................................................................................................................33

HCNTCV P\STCKC.................................................................................................................................................... 38
FAF I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan
dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu
merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan
keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek
keperawatan pada keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar
pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus
mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam
melakukan fungsinya dan perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas
perkembangannya.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain.
Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya
mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Keluarga
cenderung dalam
pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para
anggota keluarga. Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup
bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka
tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka.
Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi atau
keluar meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga dewasa
dimana orang tuanya akan merasa banyak kehilangan karena perginya anak-anak dari
rumah. Pada keluarga ini juga terdapat berbagai masalah yang dialami oleh keluarga itu
sendiri. Dan perawat sangat berperan penting dalam memenuhi kebutuhan yang
berkaitan dengan kesehatan kepada keluarga.
Dari data yang sudah kami sajikan tentang keluarga pada dewasa pertengahan,
maka disini kelompok tertarik untuk membahas lebih spesifik tentang konsep dan
asuhan keperawatan keluarga pada dewasa pertengahan , agar dapat memenuhi
kebutuhan akan

informasi yang mengenai kesejahteraan hidup dan khususnya kesehatan, yang nantinya
akan kami bahas secara rinci dan mendalam pada bab selanjutnya.
2. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar keluarga ?
b. Apa yang dimaksud dengan konsep keperawatan keluarga dengan keluarga dewasa
pertengahan ?
c. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga (dewasa pertengahan) ?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep dasar keluarga.
b. Untuk mengetahui konsep keperawatan keluarga dengan keluarga dewasa
pertengahan.
c. Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga (dewasa pertengahan).
FAF II

PEMFAHASAN

A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga

1. Pengertian
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen

yang saling berinteraksi satu dengan lainnya (Logan's, 2004). Keluarga adalah
sebagaimana sebuah kesatuan yang komplek dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri
dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai sebagaimana individu ( Illis,
2004 ). Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih masing-
masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, dan
nenek. (Raisner, 2009). Duvall (1986, dalam Ali, 2009 ), menguraikan bahwa keluarga
adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari setiap anggota keluraga.
Istilah keluarga akan menghadirkan gambaran adanya individu dewasa dan anak
yang hidup bersama secara harmonis dan memuaskan. Keluarga bukan sekedar
gabungan dan jumlah dari beberapa individual. Keluarga memiliki keragaman seperti
anggota individunya dan klien memiliki nilai — nilai tersendiri mengenai keluarganya
yang harus dihormati. Keluarga sebagai suatu kelompok hubungan yang indentifikasi
klien sebagai keluarga atau jaringan individu yang mempengaruhi kehidupan masing —
masing tanpa melihat adanya hubungan biologis atau pun hukum (Perry, 2009, hal 202).
Menurut (Friedman, 1998), membuat defenisi yang berorientasi pada tradisi dan
digunakan sebagai referensi secara luas :
a) Keluarga terdiri dari orang — orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan
ikatan adopsi.
b) Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama — sama dalam satu rumah,
atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga
tersebut

sebagai rumah mereka.


c) Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran — peran
sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki — laki dan anak perempuan,
saudara dan saudari.
d) Keluarga sama — sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil
dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

2. Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam

pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang
mengikuti. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat
kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga (Suprajitno, 2004).
Menurut (Friedman, 2009), adapun tipe keluarga sebagai berikut :
a) Tipe keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (The nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).
2) Keluarga Dyad
Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
3) Single Parent
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau angkat).
Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
4) Single adult living alone
Suatu rumah tangga yang terdiri dari 1 orang dewasa hidup sendiri.
5) The childless
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan karena mengejar
karir atau pendidikan.
6) Keluarga Besar (The extenheh family)
Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman,
bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu atau
hari libur saja.

8) Multi generation
Beberapa generasi atau kelompok umum yang tinggal bersama dalam 1 rumah.
9) Kin-network family
Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan
menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.
10) Blended family
Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
11) Keluarga usila
Keluarga terdiri dari suami dan istri yang ssudah usia lanjut, sedangkan anak
sudah memisahkan diri.
a. Tipe keluarga non tradisional
1) Keluarga Orang Tua Tunggal Tanpa Menikah (The unmerrih teena`e mkther).
Keluarga yang terdiri dari 1 orang dewasa terutama ibu dan anak dari hubungan
tanpa nikah.
2) The step parents family
Keluarga dengan orang tua
tiri.

3) Commune family
Keluarga yang terdiri dari lebih dari satu paangan monogami yang menggunakan
fasilitas secara bersama.
4) The nonmarrital hetero seksual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
5) Keluarga Homoseksual (Gay and lesbian family)
Seorang yang mempunyai persamaan seks tinggal dalam 1 rumah sebagaimana
pasangan suami istri.
6) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan
tertentu.
7) Groupmarriage family
Beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah berbagi sesuatu
termasuk seks dan membesarkan anak.

8) Group nertwork family


Beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup berdekatan
dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab
membesarkan anak.
9) Foster family
Keluaraga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk waktu
sementara.
10) Home less family
Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena keadaan
ekonomi atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.

3. Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu :
a. Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan
melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh
anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif.
Hal tersebut dipelajari dan dikembangan melalui interaksi dan hubungan dalam
kelurga. Dengan demikian kelurga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif,
seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang
perlu dipenuhi oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah :
a) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung
antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dan
dukungan dari anggota yang lain maka kemampuan untuk memberikan kasih
sayang akan maningkat yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan
saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar
memberi hubungan dengan orang lain diliat keluarga atau masyarakat.
b) Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui

keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim
yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.
c) Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup
baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan
penyesuian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus
mengemban proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru
perilaku yang positif tersebut.
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kabahagian keluarga
keretakan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah kelurga timbul
karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.
b. Fungsi sosialisasi
Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan
keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-
norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluaarga.

c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti kebutuhan makanan,
tempat tinggal dan lain sebagainya.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota keluarga yang sakit.
Kemampuan keluarga memberikan asuahan kesehatan mempengaruhi status
kesehatan keluarga. Kesanggupan kelurga melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
1) Mengenal masalah.

2) Membuat keputusan tindakan yang tepat.


3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
5) Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

4. Tahap Perkebfangan Keluarga


Berikut diuraikan kedelapan tahap siklus kehidupan keluarga berikut tugas
perkembangannya (Duval 1977 dalam Friedman, 1998)
a. Tahap keluarga pemula (Beginning Family)

Keluarga baru atau pasangan yang belum memiliki anak. Tugas perkembangan
keluarga:
a) Membangun perkawinan yang saling memuaskan
b) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
c) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua)
d) Menetapkan tujuan bersama
e) Persiapan menjadi orang tua
f) Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang
tua)
b. Tahap keluarga sedang mengasuh anak (child bearing)
Keluarga dengan anak pertama berusia kurang dari 30 bulan. Studi klasik la master
(1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17% tidak bermasalah, selebihnya bermasalah
dalam hal:
a) Suami merasa diabaikan
b) Peningkatan perselisihan dan argumen
c) Interupsi dalam jadwal kontinu
d) Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun

Tugas perkembangan keluarga tahap ini adalah :


a) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (integrasi bayi
dalam keluarga)
b) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota
keluarga
c) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
d) Memprluas persahabatan keluarga besar dengan menambah peran orang tua,
kakek dan nenek
e) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak
f) Konseling KB post partum 6 minggu
g) Menata ruang untuk anak
h) Menyiapkan biaya child bearing
i) Memfasilitasi role learning anggota keluarga

j) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin


c. Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah
Keluarga dengan anak pertama berusia 30 bulan sampau 6 tahun, tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini adalah:
a) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi
dan keamanan
b) Mensosialisasikan anak
c) Mengintegrasikan anak yang baru dan memnuhi kebutuhan anak yang lain
d) Mempertahankan hubungan yang sehat (hubungan perkawinan dan ubungan orang
tua-anak) serta hubungan di luar keluarga (keluarga besar dan komunitas)
e) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak
f) Pembagian tanggung jawab
g) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak
d. Tahap keluarga dengan anak usia sekolah
Keluarga dengan anak pertama berusia 6-13 tahun. Tugas perkembangan keluarga
pada tahap ini adalah:
a) Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
b) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
c) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
d) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
e) Menyediakan aktivitas untuk anak
e. Tahap keluarga dengan anak remaja

Keluarga dengan anak pertama berusia 13-20 tahun. Tugas perkembangan pada tahap
ini adalah:
a) Memberikan keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
b) Memfokuskan kembali hubungan intim perkawinan
c) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak
d) Mempersiapkan perubahan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga
f. Tahap keluarga dengan anak dewasa
Keluarga dengan anak pertama meninggalkan rumah. Tugas perkembangan keluarga
pada tahap ini adalah:
a) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru dari
perkawinan anak-anaknya
b) Melanjutkan dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan
c) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri
g. Membantu anak untuk mandiri sebagai kelua Tahap keluarga usia pertengahan
(middle age family)

Tugas perkembangan keluarga:


a) Menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang
tua (lansia) dan anak-anak
c) Memperkokoh hubungan perkawinan
d) Persiapan masa tua/ pensiun.
h. Tahap keluarga lanjut usia
Tugas perkembangan keluarga:
a) Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup
b) Mempertahankan pengetahuan hidup yang memuaskan
c) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
d) Mempertahankan hubungan perkawinan
e) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
f) Mempertahankan ikatan keluarga antar genarasi

g) Melakukan life reνiew masal lalu

5. Peran Perawat Keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada
keluarga sebagai unti pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat. Fungsi perawat
membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga
(Suprajitno, 2004). Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga
adalah sebagai berikut (Suprajitno, 2004) :

a. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
a) Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.
b) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif dapat dicapai.
Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari
berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
c. Pelaksanaan
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga dengan
menggunakan metode keperawatan.
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur untuk
mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.
Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dan klien
harus terbina dengan baik , kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi
yang disampaikan secara terbuka dapat dipercaya.
f. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim
kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.

g. Fasilisator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi,
sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan dan
penggunaan dana sehat.
h. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyrakat sehingga
menghindari dari ledakan kasus atau wabah.
i. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar
tercipta lingkungan sehat.

F. Konsep Keperawatan Keluarga Dengan Keluarga Dewasa Pertengahan

1. Pengertian
Dewasa pertengahan merupakan usia sekitar 35-40 tahun & berakhir sekitar 60-
65 tahun (Schaie & Willis,1996 dlm Psikologi Perkembangan). Dewasa Pertengahan
adalah masa menyesuaikan diri & kesedaran bahawa ia bukan lagi muda & masa
depannya tidak lagi dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan yg tidak terhadapi,
hasilnya membawa

satu masa krisis, (Craig, 1976). Usia dewasa tengah (Middle adulthood) disebut sebagai
periode perkembangan yang dimulai kira-kira 35-45 tahun hingga memasuki usia 60an
tahun. (Santrock, 1995)
Keluarga dewasa pertengahan merupakan salah satu tahap usia pertengahan bagi
orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua
memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya
16-18 tahun kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahan
merupakan sebuah keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan orangtua mereka
yang lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga asal mereka dan juga anggota
keluarga dari hasil perkawinan keturunannya.
Pasangan Ykstparental (pasangan yang anak-anaknya telah meninggalkan
rumah) biasanya tidak terisolasi lagi saat ini, semakin banyak pasangan usia pertengahan
hidup hingga menghabiskan seluruh masa hidupnya dan menghabiskan sebagian masa
hidupnya

dalam fase pkstparental, dengan hubungan ikatan keluarga hingga empat generasi, yang
merupakan hal yang biasa(Troll, 1971, dalam Friedman, 1988, hal 130).
Dari definisi tentang keluarga usia dewasa pertengahan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa keluarga usia dewasa pertengahan adalah keluarga yang usianya 40-
60 tahun, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun atau kematian salah satu pasangan didalam keluarga.

2. Karakteristik keluarga dewasa pertengahan


Tahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada penyesuaian perkawinan

(seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan antara suami dan istri (lebih merata),
dan pada peran (diferensi peran perkawinan meningkat) (Leslie dan Korman, 1989,
dalam Friedman 1988, hal 130).
Pada tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-masalah penuaan,
hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri mereka bahwa mereka gagal
menjadi membesarkan anak dan usaha kerja. Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi
dengan kepuasan perkawinan dan keluarga melewati siklus-siklus kehidupan
berkeluarga. Beberapa studi tentang kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa
kepuasan perkawinan menurun tajam setelah perkawinan berlangsung dan terus
menurun hingga tahun pertengahan (Leslie dan Korman, 1989, dalam Friedman 1988,
hal 130).
3. Masalah yang fiasa ditebukan oleh keluarga dewasa pertengahan
Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang dapat
terjadi pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :
a. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu luang dan
tidur yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga yang tidak teratur,
pengurangan berat badan hingga berat badan yang optimum, berhenti merokok,
berhenti atau mengurangi penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan
preventif.
b. Masalah-masalah hubungan perkawinan.
c. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang tua yang
berusian lanjut.
d. Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan orang tua yang
lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.

4. Tugas Perkebfangan
Usia dewasa pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para orang tua
melepaskan anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa kehidupan yang
“terperangkap” yaitu terperangkap antara tuntutan kaum kaum muda dan terperangkap
antara dunia kerja dan tuntutan yang bersaing dan keterlibatan keluarga, dimana
seringkali tampaknya tidak mungkin memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang
tersebut.
Tugas perkembangan keluarga dewasa menurut Fridman (1998, hal 131) yang

penting pada fase ini adalah :


a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.
Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi lebih
menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa mungkin mereka telah
melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri selama 45-64 tahun.
Meskipun dapat dianjurkan sekarang, karena “lebih baik sekarang dari pada tidak
pernah” adalah selalu benar, agaknya terlalu terlambat untuk mengembalikan begitu
banyak perubahan-perubahan fisiologis yang telah terjadi, seperti tekanan darah
tinggi akibat kurangnya olahraga, stress yang berkepanjangan, menurunnya kapasitas
vital akibat merokok.
Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup mereka
adalah karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit yang dibangkitkan bila
seorang teman atau anggota keluarga mengalami serangan jantung, stroke, atau
kanker. Selain takut, keyakinan bahwa pemeriksaan yang teratur dan kebiasaan
hidup yang sehat merupakan cara-cara yang efektif untuk mengurangi kerentanan
terhadap berbagai penyakit juga merupakan kekuatan pendorong yang ampuh.
Penyakit hati, kanker dan stroke merupakan dua pertiga dari semua penyebab
kematian antara usia 46 hingga 64 tahun dan sebagai penyebab kamatian urutan ke
empat.
b. Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para
orangtua lansia dan anak-anak.
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam keluarga dan
meningkatkan hubungan antar generasi, tugas perkembangan ini mendatangkan
penghargaan yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman , 1988, hal 131). Tugas

perkembangan ini memungkinkan pasangan usia pertengahan terus merasa seperti


sebuah keluarga dan mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari posisi sebagai
kakek-nenek tanpa tanggung jawab sebagai orang tua selama 24 jam. Karena umur
harapan hidup meningkat, menjadi seorang kakek-nenek secara khusus terjadi pada
tahap siklus kehidupan ini (Sprey dan Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988, hal
132). Kakek nenek memberikan dukungan besar kepada anak dan cucu mereka pada
saat-saat krisis dan membantu anak-anak mereka melalui pemberian dorongan dan
dukungan(Bengston dan Robertson, 1985, dalam Friendman, 1988, hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan dan membantu
orang tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga besar lain yang lebih tua.
Delapan puluh enam persen pasangan usia pertengahan minimal memiliki satu orang
tua masih hidup(hagestad, 1988, dalam Friedman, 1988, hal 132). Jadi, tanggung
jawab memberi perawatan bagi orang tua lansia yang lemah dan sakit-sakitan
merupakan pengalaman yang tidak asing. Banyak wanita yang merasa berada dalam
“himpitan generasi” dalam upaya mereka mengimbangi kebutuhan-kebutuhan orang
tua mereka yang berusia lanju, anak-anak, dan cucu-cucu mereka. Berbagai peran
antar generasi kelihatannya lebih bersifat ekslusif dikalangan minoritas seperti

keluarga-keluarga Asia dan Amerika Latin.


c. Memperkokoh hubungan perkawinan
Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah bertahun-
bertahun dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan-hubungan. Meskipun
muncul sebagai sambutan kelegahan, bagi kebanyak pasangan merupakan
pengalaman yang menyulitkan untuk berhubungan satu sama lain sebagai pasangan
menikah dari pada sebagai orang tua. Wright dan Leahey (1984, dalam Friedman,
1988, hal 132) melukiskan tugas perkembangan ini sebagai “reinvestasi identitas
pasangan dengan perkembangan keinginan independen yang terjadi secara
bersamaan. Keseimbangan dependensi-indepedensi antara pasangan perlu diuji
kembali, seperti keinginan independen lebih besar dan juga perhatian satu sama lain
yang penuh arti.
Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang menurun dalam
tahun-tahun pkstparental tidak mendatangkan kebahagiaan perkawinan, melainkan
menimbulkan “kebohongan”. Menurut Kerckhoff (1976, dalam Friedman, 1988, hal

132), para konselor perkawinan telah lama mengamati bahwa ketika timbul
perselisihan dalam perkawinan selama tahun-tahun pertengahan, seringkali berkaitan
dengan jemunya ikatan, bukan karena kualitas traumatiknya. Karakteristik umum
dari masa ini, berkaitan dengan kepuasan diri sendiri dan berada dalam kebahagiaan
yang membosankan.
d. Memantapkan pengalaman nilai-nilai agama
e. Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara
f. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan — perubahan yang terjadi pada
aspek fisik (penurunan kemampuan atau fungsi)
g. Memantapkan keharmonisan hidup berkeluarga
h. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan
i. Memantapkan peran perannya sebagai orang dewasa
Tugas-tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan atau harapan
sosio- kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat kita sejak dulu hingga kini
tetap memiliki harapan sesuai diatas bagian penentu sebagai orang dewasa pertengahan.
Khusus mengenai hidup berkeluarga dalam masa dewasa pertengahan terdapat dua hal
pokok yang mendorong terciptanya hubungan hidup berkeluarga. kebutuhan individu

pada suatu pihak dan tugas perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara keduanya
menimbulkan energi yang membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa untuk
bersatu dalam satu jalinan hubungan berkeluarga.

J. Asuhan Keperawatan Keluarga (Dewasa Pertengahan)

Kasus
Sebuah keluarga dengan kepala keluarga berinisial Tn. A usia 59 tahun. Memiliki
seorang istri berinisial Ny. E berusia 55 tahun. Anak pertama bernama Tn. S, berjenis
kelamin laki-laki, berusia 27 tahun dan baru 6 bulan menikah dan berprofesi sebagai guru.
Anak kedua bernama Nn. T, berjenis kelamin perempuan, berusia 25 tahun, sekarang sudah
bekerja di bank swasta dan sudah tidak tinggal dengan orang tuanya. Tn. A bekerja sebagai
Guru SMP dan Ny. E sebagai ibu rumah tangga. Sebagai Guru SMP, Tn. A mendapat gaji
Rp. 3.000.000 per bulan. Tahun depan Tn. A akan pensiun. Tn. A merasa sedikit bingung
dengan apa kegiatan yang akan ia lakukan setelah pensiun dan memikirkan bahwa

penghasilan juga akan berkurang. Tn. A memiliki penyakit hipertensi sejak 5 tahun lalu. Tn.
A sering merasa pusing dan terasa berat pada tengkuk saat Tn. A merasa terlalu lelah. Akan
tetapi Tn. A tidak segera berobat ke puskesmas, Tn. A hanya beristirahat dan meminum
obat warung karena beranggapan bahwa sakit tersebut akan hilang dengan sendirinya.
Rumah terlihat berantakan, tidak ada pertukaran udara karena kurangnya ventilasi rumah.

1. Pengkajian
a. Data umum
1) Nama kepala keluarga: Tn. A

2) TTL : Palembang, 3 September 1957


3) Usia : 59 Tahun
4) Alamat : RT 01 RW 02, Desa Srikandi, Indralaya
5) Pekerjaan KK : Guru SMP
6) Pendidikan KK : SMA
7) Komposisi keluarga : Ayah, ibu dan dua orang anak

No. Naba EK TTL Hufungan Pekerjaan Pendidikan


1. Ny. E P Palembang, Istri IRT SMP

12 Agustus
1961 (usia 55
tahun)
2. Tn. S L Inderalaya, 25 Anak Guru S1
Juni 1989 (27
tahun)
3. Nn. T P Inderalaya, 10 Anak Pegawai S1
April 1991 Bank

(25 tahun)

Genogram

8) Tipe keluarga
Tipe keluarga adalah keluarga inti dengan orang tua dan dua anak kandung.
9) Latar belakang budaya
Keluarga ini adalah keluarga dengan latar belakang budaya Sumatera baik Tn. A
maupun Ny. E. Keluarga ini memegang adat budaya Sumatera dalam praktik
kehidupan sehari-hari.
10) Agama
Keluarga memeluk agama islam dan aktif dalam kegiatan keagamaan di
lingkungan sekitar. Ny. E sering mengikuti pengajian ibu-ibu setiap satu minggu
sekali. Menurut Ny. E, keluarganya melaksanakan shalat dan puasa.
11) Status sosial ekonomi keluarga
Tn. A merupakan pencari nafkah di keluarga, ia bekerja sebagai guru SMP.
Status ekonomi tergolong sederhana dengan penghasilan Rp. 3.000.000 per
bulan. Menurut Ny. E, penghasilan Tn. A sudah mencukupi kebutuhan sehari-
hari. Keluarga Tn. A tidak memiliki tabungan yang dikhususkan untuk
kesehatan.

12) Aktivitas rekreasi atau waktu luang


Pada hari libur, biasanya keluarga Tn. A berkumpul di rumah untuk
membersihkan kebun kecil dibelakang rumah mereka dan menonton televisi
bersama. Waktu luang juga biasa digunakan Ny. E untuk berbincang dengan
tetangga.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga Tn. A dalam tahap keluarga dengan usia pertengahan


2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menurut Ny. E, suaminya saat ini sedang menjalang masa pensiun. Tn. A
bingung dengan kegiatan apa yang akan ia lakukan setelah pensiun. Karena
selama ini sebagai guru SMP adalah satu-satunya kegiatan Tn. A. Saat ditanya
bagaimana perasaan Tn. A menjelang masa pensiun, Tn. A menjawab bahwa ia
bingung dan merasa sedih. Karena selama ini ia menjalani profesi sebagai guru
tetapi sebentar lagi ia tidak akan menjalankan kegiatan tersebut lagi. Tn. A
menjelaskan bahwa pensiun adalah kejadian di mana seseorang harus berhenti
dari pekerjaannya, karena usia yang sudah lanjut dan harus diberhentikan
ataupun atas permintaan sendiri. TN. A berkata bahwa pensiun bukanlah suatu
masalah, akan tetapi masa setelah pensiun yang merupakan suatu masalah,
disamping tidak memiliki kegiatan, penghasilan pun akan berkurang. Tn. A dan
Ny. E mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui tahap perkembangan
keluarga usia pertengahan
3) Riwayat keluarga inti
Kedua orang tua saat ini hidup di lingkungan yang sama. Mereka berpacaran
terlebih dahulu sebelum menikah. Saat menikah, keduanya berada pada usia yang

sudah matang yaitu Tn. A 31 tahun dan Ny. E berusia 27 tahun. Keluarga
dikaruniai anak setelah 1 tahun menikah yaitu Tn. S. Setelah itu Ny. E mengikuti
keluarga berencana dan baru mempunyai anak lagi setelah anak pertama berusia
2 tahun.
Saat ini kondisi Tn. A pusing dan berat pada tengkuk. Tn. A sudah di diagnosis
hipertensi sejak 5 tahun lalu saat berobat ke puskesmas. Saat ditanya mengenai
hipertensi, Ny. E dapat menjelaskan dengan sederhana bahwa hipertensi adalah
tekanan darah tinggi. Tn. A dan Ny. E tidak mengetahui penyebab dari
hipertensi, selain itu Tn. A dan Ny. E tidak mengetahui tanda dan gejala
hipertensi selain pusing dan berat pada tengkuk. Menurut Ny. E, keluhan Tn. A
tidak terlalu mengkhawatirkan karena Tn. A tidak terlihat sakit, dan tetap dapat
menjalankan aktivitas seperti biasa. Tn. A tidak mau berobat ke puskesmas
karena merasa bahwa keluhan tersebut akan hilang dengan sendirinya.
c. Data lingkungan

1) Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati oleh keluarga merupakan rumah sendiri, ukuran 9x6
meter. Menurut Ny. E, keluarganya belum mampu merenovasi rumah karena
keterbatasan biaya. Rumah terlihat berantakan. Jarak antara rumah Ny. E dengan
yang lainnya sangat dekat, hanya kurang dari satu meter. Kondisi ventilasi
kurang karena sehingga cahaya yang masuk sedikit dan pertukaran udara sangat
kurang. Tn. A sering merasa pengap dan sesak dengan kondisi rumah. Tetapi ia
tidak mengatakan dengan istrinya. Istrinya mengatakan bahwa ia tidak bisa
melakukan apa-apa karena ventilasi rumah sudah seperti itu saat mereka pertama
kali tinggal. Untuk mengubahnya tentu membutuhkan biaya. Ny. E mengatakan
bahwa rumah yang bersih adalah rumah yang di sapu setiap hari. Ny. E
mengatakan rumahnya sudah cukup bersih. Menurut Ny. E ini tidak menjadi
masalah karena semua rumah di sini juga mengalami hal yang sama.
2) Karakteristik tetangga dan lingkungan RW
Lingkungan di mana keluarga Tn. A tinggal merupakan tempat hunian yang
padat. Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lainnya hanya kurang dari 1
meter. Terdapat banyak rumah petak atau rumah kontrakan disekitar rumah Ny.
E.

Antar tetangga sangat rukun, mereka terkadang menghabiskan waktu untuk


mengobrol di teras salah satu rumah. Jarak masjid hanya sekitar 50 meter dari
rumah Ny. E. Menurut Ny. E, sebelumnya terdapat klinik dokter akan tetapi
sekarang sudah tidak ada. Sehingga apabila ada anggota keluarga yang sakit,
mereka pergi ke puskesmas yang berjarak 500 meter. Kegiatan posyandu biasa
diadakan di rumah RT.
Untuk fasilitas umum, lingkungan rumah Ny. E sangat strategis karena dekat
dengan Pasar Indralaya yang berjarak kurang lebih 1 KM.
3) Mobilitas geografis keluarga
Sejak menikah, mereka sudah tinggal di lingkungan yang saat ini mereka tempati
dan tidak pernah pindah rumah.
4) Hubungan keluarga dengan masyarakat
Hubungan keluarga dengan masyarakat sangat baik, Ny. E selalu mengikuti
pengajian tiap minggu.

5) Sistem pendukung sosial keluarga


Dukungan dari keluarga besar sangat membantu keluarga Tn. A dan Ny. E.
Apabila ada anggota keluarga yang sakit, maka orang tua dari Ny. E akan
membantu pekerjaan rumah.
d. Struktur lingkungan
1) Pola komunikasi
Komunikasi antara Tn. A dan Ny. E tidak mengalami kesulitan, apabila terdapat
hal yang penting dibicarakan biasanya mereka langsung membicarakannya.
Menurut Ny. E, mereka sama-sama orang Sumatera jadi jika berbicara tanpa basa
basi. Tn. A dan Ny. E dekat dengan anak-anak mereka.
2) Struktur kekuatan keluarga
Di keluarga Tn. A, kekuasaan dibagi menurut peran masing-masing. Untuk
masalah-masalah yang berhubungan dengan kepentingan rumah tangga, Tn. A
menyerahkan sepenuhnya pada Ny. E namun apabila tidak bisa diatasi, Ny. E
selalu meminta bantuan dan pertimbangan Tn. A. Tn. A selalu membeikan
tanggung jawab keuangan kepada Ny. E. Apabila terdapat keputusan penting dan
mendesak, Tn. A lah yang bertanggungjwab mengambil keputusan dan semua

keluarga akan mematuhi.


3) Struktur peran (formal dan informal)
Tn. A: Ayah dan suami, ia merupakan pencari nafkah satu-satunya dan
merupakan pemimpin keluarga. Perannya di keluarga dilakukan sebaik-baiknya,
menurut Tn. A ia selalu berusaha menjadi suami dan ayah yang baik.ia selalu
berusaha memenuhi keinginan istri dan anaknya. Tn. A tidak pernah mengambil
keputusan sepihak, ia selalu melibatkan Ny. E untuk memberikan masukan. Tn.
A selalu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan keluarga.
Ny. E: Ibu dan istri, merupakan ibu rumah tangga. Ia selalu berusaha
memberikan yang terbaik dan mengasuh anak-anaknya dengan sebaik-baiknya.
Ia pun merasa sangat dihargai oleh suaminya sehingga tidak mau mengecawakan
Tn. A.
Tn. S: Merupakan anak pertama. Menurut Ny. E, Tn. S merupakan tumpuan
harapan keluarga. Tn. S setiap bulan sering mengirimkan uang untuk kedua
orang tuanya. Begitupun dengan Nn. T.

4) Nilai atau norma dalam keluarga


Nilai yang mereka anut adalah nilai-nilai sumatera karena mereka berasal dari
suku yang sama. Namun menurut Ny. E ia tidak tahu seperti apa nilai Sumatera
sehingga mereka menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa. Norma yang
dianut adalah norma agama. Apabila menurut agama tidak baik, maka mereka
tidak akan melakukan hal tersebut.
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Tn. A dan Ny. E selalu berusaha saling memperlihatkan kasih sayang baik antara
mereka berdua untuk anak-anaknya. Tidak ada perbendaan antara anak pertama
dan kedua. Mereka selalu berusaha menerapkan komunikasi terbuka dalam segala
hal sehingga jarang jarang terjadi perselisihan antara Tn. A dan Ny. E.
2) Fungsi sosialisasi
Dalam hal pengasuhan anak, Tn. A menyerahkan sepenuhnya pada Ny. E namun
apabila ada masalah yang mendesak biasanya mereka membicarakan bersama.
Menurut keluarga, anak adalah amanah yang harus dijaga sebaik-baiknya.
Keluarga mencoba menerapkan kedisiplinan kepada semua anak mereka,
sosialisasi keluarga dengan lingkungan sekitar berjalan dengan baik. Begitu juga
dengan anak-anak mereka.
3) Fungsi perawatan keluarga
Dalam keluarga, Ny. E yang berperan melakukan perawatan pada anak-anak
mereka saat masih kecil dan Tn. A. Ny. E mengatakan bahwa ia selalu berusaha
menyiapkan sarapan untuk mereka keluarga, dengan membeli bahan di pasar.
Untuk semua anaknya, saat masa kehamilan ibu menjaga kehamilan dengan
kemampuan dan biaya seadanya, dan setelah lahir Ny. E membawa anak-anaknya
ke posyandu untuk imunisasi. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, jika tidak
terlalu mengganggu maka tidak diberi obat. Apabila sudah merasa tidak enak
badan, salah satu keluarga membelikan obat di warung.
f. Koping keluarga
1) Stressor jangka pendek dan panjang serta kesehatan keluarga

Keluarga tidak merasakan adanya stressor saat ini.


2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stessor
Keluarga memiliki sumber daya untuk berespon terhadap stressor yaitu:
a) Sistem dukungan sosial keluarga kuat. Keluarga besar selalu memberikan
bantuan kepada keluarga Tn. A
b) Tempat tinggal yang memadai dengan sarana kesehatan yang tersedia
c) Pola komunikasi yang baik dalam keluarga
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman masa lalu dan
berpusat pada Ny. E untuk menangani masalah kesehatan pada keluarga. Keluarga
juga menggunakan sistem dukungan sosialnya yaitu dari keluarga besar dalam
membantu mereka saat membutuhkan pertolongan.
4) Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga terutama Ny. E secara sadar telah melakukan adaptasi disfungsional
yaitu apabila tidak memiliki biaya untuk membeli sayuran, Ny. E masih dapat
memtik sayur di kebun belakang rumah mereka.
g. Pemeriksaan fisik
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan, pada keluarga secara umum kondisi kesehatan
secara fisik, Ny. E tidak memiliki gangguan. Sedangkan Tn. A merasa pusing dan
berat pada tengkuk. An. S dan An. T belum terkaji karena mereka tidak ada dirumah
saat dilakukan pengkajian. Dibawah ini akan dijabarkan hasil pemeriksaan fisik Tn.
A.
No. Prosedur Hasil Pemeriksaan
1.
Pemeriksaan umum
a. Penampilan umum Saat ini Tn. A berusia 59 tahun. Tubuh Tn. A
proporsional dengan TB 168 cm dan BB 62 kg,
cara berpakaian rapi, tubuh dan pakaian terlihat
bersih.
b. Status mental Status emosi Tn. A normal, tingkat kecerdasan rata-
rata, orientasi baik, cara bicara normal dan dapat
dimengerti.
2.
Pemeriksaan kulit, kuku dan rambut
Kulit Kulit terlihat bersih, pigmentasi kulit merata, turgor
kulit elastis, permukaan kulit tidak kering, tekstrur
kulit lembut, tidak terdapat lesi, sensitivitas baik.
Rambut dan kulit Rambut dan kulit kepala terlihat bersih, warna
kepala rambut hitam, tebal, tekstur halus, jumlah dan
distribusi normal, tidak terdapat lesi pada kulit
kepala.
Kuku Kuku bersih, rata dan tidak terdapat kelainan.
3.
Pemeriksaan kepala dan leher

Kepala Kepala terlihat simetris, bentuk oval, tidak ada lesi


dan tenderness. Rambut berwarna hitam dan
distribusi merata, testur halus, tebal, tidak ada kutu
dan ketombe. Tn. A mengatakan kepala terasa
pusing.
Muka Wajah terlihat simetris, warna kulit sawo matang,
distribusi warna merata sesuai dengan warna kulit
tubuh.
Telinga Teling tidak ada kelainan, tidak ada les, bengkak

maupun nyeri tekan.


Mata Mata simetris, konjungtiva berwarna merah muda,
sklera berwarna putih.
Hidung dan sinus Hidung terlihat simetris, tidak ada lesi maupun
cairan.
Mulut dan tenggorokan Warna bibir merah muda, lembab, tidak terdapat
caries gigi, tidak ada gigi berlubang dan tidak ada

bau mulut.
Leher Leher terlihat simetris, tidak ada gangguang fungsi
dan kelainan anatomis. Akan tetapi Tn. A
mengatakan terasa berat pada tengkuk.
4.
Pemeriksaan dada
Pernapasan Pernapasana normal, 18 kali per menit, Tn. A tidak
mengalami gangguan pernapasan. Terdengar suara
bronchial pada trakea, bronkhovesikuler pada
bronkus, vesikuler pada paru-paru. Tidak terdengar

suara atau bunyi napas tambahan.


Kardiovaskuler Bunyi jantung normal, terdengar suara S1 dan S2.
Tidak terdengar suara murmur. TD 140/90 mmHg,
nadi 88 kali per menit.
5.
Pemeriksaan abdomen
Bising usus terdengar jelas pada kuadran kanan atas, frekuensi 10 kali per
menit, turgor elastis.
6.
Pemeriksaan ekstremitas
Ekstremitas tidak ada kelainan, tidak ada gangguan fungsi maupun kelainan
anatomis.
h. Harapan keluarga
Keluarga sangat mengharapkan bantuan dari perawat untuk membantu mengatasi
masalah Tn. A dan ingin sekali Tn. A tidak memiliki keluhan lagi.

2. Analisa Data

No.Data Masalah Etiologi


1.Data subjektif: Nyeri padaKetidakmampuan

a.Tn. A mengatakankeluarga Tn.Akeluargamengenal


kepalanya terasa pusing khususnya Tn. A masalah hipertensi

b.Terasa berat pada tengkuk


c. Sudah didiagnosis
hipertensi sejak 5 tahun
lalu
d. Tn. A tidak pernah
berobat, bila keluhan
datang Tn. A hanya
istirahat atau membeli
obat warung
e. Saat ditanya mengenai
hipertensi, Tn. A dan Ny.
E dapat menjelaskan
secara sederhana bahwa
hipertensi adalah tekanan

darah tinggi
f. Tn. A dan Ny. E tidak
mengetahui penyebab
hipertensi
g. Tn. A dan Ny. E tidak
mengetahui tanda dan
gejala hipertensi selain
pusing dan berat pada
tengkuk
h. Menurut Ny. E dan Tn. A
tidak terlalu
mengkhawatirkan karena
keluhan akan hilang
dengan sendirinya

Data Objektif:
a. TD 140/90 mmHg

b. Nadi 88 kali per menit


c. Tidak memiliki obat
hipertensi
2. Data Subjektif: Risiko terjadinya Ketidakmampuan
a. Ny. E mengatakan bahwa penyakit TB paru keluarga mengenal
rumah merupakan rumah pada keluarga Tn. A pentingnya
sendiri khususnya Tn. A kebersihan
b. Menurut Ny. E, lingkungan dan
keluarganya belum sirkulasi udara yang
mampu merenovasi baik
rumah karena
keterbatasan biaya
c. Tn. A mengatakan sering
merasa pengap dan sesak

dengan kondisi rumah


d. Ny. E mengatakan bahwa
ia tidak bisa melakukan
apa-apa karena keadaan
ventilasi sudah seperti itu
sejak mereka pertama kali
menempati rumah
e. Ny. E mengatakan bahwa
rumah yang bersih adalah
rumah yang di sapu setiap
hari
f. Ny. E mengatakan
rumahnya sudah cukup
bersih
g. Menurut Ny. E ini tidak
menjadi masalah karena
semua rumah di sini juga

mengalami hal yang


sama.

Data Objektif:
a. Rumah terlihat berantakan
b. Ventilasi kurang
c. Ukuran rumah 9x6 meter
d. Lingkungan rumah padat
dengan jarak antar rumah
kurang dari 1 meter
e. Kondisi ventilasi kurang
karena sehingga cahaya
yang masuk sedikit dan
pertukaran udara sangat

kurang

3. Data Subjektif: Risiko kesepian Ketidakmampuan


a. Ny. E mengatakan pada keluarga Tn. A keluarga mengenal
suaminya saat ini sedang khususnya Tn. A tahap
menjalang masa pensiun. perkembangan
b. Tn. A mengatakan bahwa keluarga dengan
ia bingung dan merasa usia pertengahan
sedih. Karena selama ini
ia menjalani profesi
sebagai guru tetapi
sebentar lagi ia tidak akan
menjalankan kegiatan
tersebut lagi.
c. Tn. A menjelaskan bahwa
pensiun adalah kejadian
di mana seseorang harus

berhenti dari
pekerjaannya, karena usia
yangsudahlanjutdan

harus diberhentikan
ataupun ataspermintaan
sendiri.
d.Tn.A berkatabahwa pensiunbukanlahsuatu
masalah, akan tetapi masa

setelah pensiun yang


merupakan suatu masalah,
disamping tidak memiliki kegiatan, penghasilan pun akan berkurang
e.Tn.AdanNy.E

mengatakan bahwa
mereka tidak mengetahui
tahap perkembangan pada

keluarga usia
pertengahan.

Data Objektif:
Tn. A terlihat bingung
Bertanya mengenai tugas perkembangankeluarga
pada usia pertengahan.
BAB III

PENUTUP

1. Simpulan
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Selain itu keluarga juga mempunyai
tahap perkembangan salah satunya keluarga dengan anak dewasa pertengahan. Kondisi
keluarga usia dewasa pertengahan berkisar antara usia 40-60 tahun dan anak terakhirnya
telah meninggalkan rumah atau sudah menikah. Tugas yang harus terpenuhi pada keluarga
dengan usia ini adalah mampu menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,
mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para
orangtua

lansia dan anak-anak, memperkokoh hubungan perkawinan.


Peran perawat keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan adalah pelayanan
kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai suatu inti pelayanan untuk mewujudkan
keluarga sehat serta membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan
cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan
keluarga. Selain itu peran atau tugas perawat yang lain ialah sebagai pendidik, coordinator,
pelaksanaan, pengawas kesehatan, konsultan, kolaborasi, fasilitator, penemu kasus,
modifikasi lingkungan.

2. Saran
a. Mahasiswa agar menambah pengetahuan sengan membaca berbagai referensi sehingga
menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan keluarga.
b. Seluruh perawat agar meningkatkan pengetahuan tanteng asuhan keperawatan keluarga,
agar dapat diaplikasikan di lingkungan sekitar serta dikembangkan di tatanan pelayanan
kesehatan.
DANTAV PUSTADA

Friedman. 1998. Buku Ajar Keperawatan Keluarga; Riset, Teori dan Praktek. Edisi Kelima.
Jakarta: FKUI

Jhonson, R dan Leni, R. 2010. Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Nuha Medika

Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika

Setiadi. 2008. Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Graha Ilmu

Sylvia A, Price & Loraraine M, Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6. Volume 1. Jakarta: EGC
Mubarak, wahit iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Buku l. Jakarta : EGC
Mubarak, wahit iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 2. Jakarta : EGC

Setiawati, santun. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans info media
M. Friedman, marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai