Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA SESUAI KEBUTUHAN

TUMBUH KEMBANG

KELUARGA DENGAN ANGGOTA DEWASA

Dosen Pengajar :

Arifal Aris, S. Kep., Ns., M. Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Adhelia Zalfa Nabila (1902012734)


Alifia Meliana Ramadhani (1902012724)
Dianna Ika Ernawati (1902012732)
Egi Satio Subekti (1902012761)
Fajar Suci Aristanto (1902012737)
Gia Ayu Shinta (1902012725)
Ihsal Alifiyah Ma’sumah (1902012727)
Rizky Dwi Kartika (1902012723)

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan ridho-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Tutorial
Membuat Daftar Gambar Otomatis". Makalah ini disusun sebagai tugas mata
kuliah Sistem Informasi.
Penulis makalah ini berbekal materi yang diperoleh dari kelas dan tidak
lepas dari bantuan, bimbingan dan masukan dari berbagai pihak serta kutipan
materi diambil dari internet dengan sumber yang tertera. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kepada yang terhormat:
1. Dr. Abdul Aziz Alimul Hidayat, S.Kep., Ns., M.Kes (selaku Rektor
Universitas Muhammadiyah Lamongan).
2. Arifal Aris, S.Kep., Ns., M.Kes (selaku Dekan Fikes Universitas
Muhammadiyah Lamongan dan juga Dosen Pengampu Mata Kuliah
Keperawatan Keluaraga).
3. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih perlu
penyempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Lamongan, 04 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................4
1.1 Latar Belakang...........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................5
1.3.1 Tujuan Khusus....................................................................................5
1.3.2 Tujuan Umum.....................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 7
2.1 Pengertian Keluarga...................................................................................7
2.2 Tipe Keluarga.............................................................................................8
2.3 Fungsi Keluarga......................................................................................... 9
2.4 Karakteristik Keluarga Dewasa................................................................11
2.5 Tugas Perkembangan............................................................................... 12
2.6 Peran Perawat Dalam Keluarga Dewasa...................................................14
2.7 Pertimbangan Kesehatan.......................................................................... 15
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN..................................................... 20
3.1 Pengkajian................................................................................................ 20
3.2 Analisa Data............................................................................................. 23
3.3 Diagnosa Keperawatan............................................................................. 27
3.4 Intervensi Keperawatan............................................................................27
3.5 Implementasi Kesehatan........................................................................... 32
3.6 Evaluasi Keperawatan.............................................................................. 32
BAB IV PENUTUP..................................................................................................33
4.1 Kesimpulan...............................................................................................33
4.2 Saran........................................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu
berhubungan dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari
adalah setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga
semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu
rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan
dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami
tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam
melakukan fungsinya dan perlu paham setiap tahap perkembangan
keluarga dan tugas perkembangannya.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu
sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga
dan sebaliknya mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan
anggota keluarga. Keluarga cenderung dalam pembuatan keputusan dan
proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para anggota
keluarga. Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya
hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup
secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai
rumah tangga mereka.
Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan
pergi atau keluar meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam
kehidupan keluarga dewasa dimana orang tuanya akan merasa banyak
kehilangan karena perginya anak-anak dari rumah. Pada keluarga ini juga
terdapat berbagai masalah yang dialami oleh keluarga itu sendiri. Dan
perawat sangat berperan penting dalam memenuhi kebutuhan yang
berkaitan dengan kesehatan kepada keluarga.
Dari data yang sudah kami sajikan tentang keluarga pada dewasa
pertengahan, maka disini kelompok tertarik untuk membahas lebih
spesifik tentang konsep dan asuhan keperawatan keluarga pada dewasa
pertengahan ,agar dapat memenuhi kebutuhan akan informasi yang
mengenai kesejahteraan hidup dan khususnya kesehatan, yang nantinya
akan kami bahas secara rinci dan mendalam pada bab selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian kelurga ?
1.2.2 Bagaimana tipe keluarga ?
1.2.3 Bagaimana fungsi keluarga ?
1.2.4 Bagaimana karakteristik keluarga anggota dewasa ?
1.2.5 Bagaimana tugas perkembangan keluarga anggota dewasa ?
1.2.6 Bagaimana peran perawat dalam keluarga anggota dewasa ?
1.2.7 Bagaimana pertimbangan kesehatan keluarga anggota dewasa ?
1.2.8 Bagaimana konsep asuhan keperawatan keluarga dewasa ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Khusus
Memahami konsep dasar asuhan keperawatan pada keluarga dengan
anggota dewasa

1.3.2 Tujuan Umum


- Mengetahui pengertian kelurga
- Mengetahui tipe keluarga
- Mengetahui fungsi keluarga
- Mengetahui karakteristik keluarga anggota dewasa
- Mengetahui tugas perkembangan keluarga anggota dewasa
- Mengetahui peran perawat dalam keluarga anggota dewasa
- Mengetahui pertimbangan kesehatan keluarga anggota dewasa
- Mengetahui konsep asuhan keperawatan keluarga dewasa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keluarga


Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa
komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya (Logan’s, 2012).
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang komplek dengan
atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-
masing mempunyai sebagaimana individu ( Illis, 2014 ). Keluarga adalah
sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih masing-masing
mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik,
kakak, dan nenek. (Raisner, 2012). Duvall (2011, dalam Ali, 2015 ),
menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta sosial dari setiap anggota keluraga.

Istilah keluarga akan menghadirkan gambaran adanya individu


dewasa dan anak yang hidup bersama secara harmonis dan memuaskan.
Keluarga bukan sekedar gabungan dan jumlah dari beberapa individual.
Keluarga memiliki keragaman seperti anggota individunya dan klien
memiliki nilai – nilai tersendiri mengenai keluarganya yang harus
dihormati. Keluarga sebagai suatu kelompok hubungan yang indentifikasi
klien sebagai keluarga atau jaringan individu yang mempengaruhi
kehidupan masing – masing tanpa melihat adanya hubungan biologis atau
pun hukum .

Menurut Friedman, membuat defenisi yang berorientasi pada


tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas :

1. Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan


perkawinan, darah dan ikatan adopsi.
2. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama – sama dalam
satu rumah, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap
menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain
dalam peran – peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu,
anak laki – laki dan anak perempuan, saudara dan saudari.
4. Keluarga sama – sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur
yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

2.2 Tipe Keluarga


Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari
berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial
maka tipe keluarga berkembang mengikuti. Agar dapat mengupayakan
peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat
perlu mengetahui berbagai tipe keluarga (Suprajitno, 2014).

Menurut Friedman, adapun tipe keluarga sebagai berikut :

1. Tipe Keluarga Tradisional


a. Keluaarga Inti ( The nuclear family)
b. Keluarga Dyad
c. Single Parent
d. Single adult living alone
e. The childless
f. Keluarga Besar (The extended family)
g. Commuter family
h. Multi generation
i. Kin-network family
j. Blended family
k. Keluarga usila
2. Tipe Keluarga Non Tradisional
a. Keluarga Orang Tua Tunggal Tanpa Menikah (The unmerrid
teenage mother).
b. The step parents family
c. Commune family
d. The non marrital hetero seksual cohabiting family
e. Keluarga Homoseksual (Gay and lesbian family)
f. Cohabitating couple
g. Groupmarriage family
h. Group nertwork family
i. Foster family
j. Home less family
k. Gang

2.3 Fungsi Keluarga

Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar


keluarga yaitu :

1. Fungsi Afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif
tampak pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh anggota
keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim
yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangan melalui
interaksi dan hubungan dalam kelurga. Dengan demikian kelurga
yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat
mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu
dipenuhi oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah :
a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima,
saling mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota
yang mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota
yang lain maka kemampuan untuk memberikan kasih sayang
akan maningkat yang pada akhirnya tercipta hubungan yang
hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam
keluarga merupakan modal dasar memberi hubungan dengan
orang lain diliat keluarga atau masyarakat.
b. Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai
dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga
serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi
afektif akan tercapai.
c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan
melalui proses identifikasi dan penyesuian pada berbagai
aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus
mengemban proses identifikasi yang positif sehingga anak-
anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.

Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan


kabahagian keluarga keretakan keluarga. Keretakan keluarga,
kenakalan anak atau masalah kelurga timbul karena fungsi afektif
keluarga tidak terpenuhi.

2. Fungsi Sosialisasi
Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan
dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui
interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan
dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar
norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan
interaksi dengan keluaarga.
3. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia
4. Fungsi Ekonomi
Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti
kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan
kesehatan yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan
merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga
memberikan asuahan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga. Kesanggupan kelurga melaksanakan pemeliharaan
kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang
dilaksanakan.

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :

a. Mengenal masalah.
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat.
c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan
masyarakat.

2.4 Karakteristik Keluarga Dewasa


Menurut Hurlock, ciri-ciri umum perkembangan fase usia dewasa
awal sebagai berikut:

1. Masa pengaturan, usia dewasa awal merupakan saat ketika seseorang


mulai menerima tanggungjawab sebagai orang dewasa.
2. Usia reproduktif, usia dewasa awal merupakan masa yang paling
produktif untuk memiliki keturunan, dengan memiliki anak, mereka
akan memiliki peran baru sebagai orang tua.
3. Masa bermasalah, pada usia dewasa awal akan muncul masalah-
masalah baru yang berbeda dengan masalah sebelumnya, diantaranya
masalah pernikahan.
4. Masa ketegangan emosional, usia dewasa awal merupakan masa yang
memiliki peluang terjadinya ketegangan emosional, karena pada masa
itu seseorang berada pada wilayah baru dengan harapan-harapan baru,
dan kondisi lingkungan serta permasalahan baru.
5. Masa keterasingan sosial, ketika pendidikan berakhir seseorang akan
memasuki dunia kerja dan kehidupan keluarga. Seiring dengan itu,
hubungan dengan kelompok teman sebaya semakin renggang.
6. Masa komitmen, pada usia dewasa awal seseorang akan menentukan
pola hidup baru, dengan memikul tanggungjawab baru dan memuat
komitmen-komitmen baru dalam kehidupan.
7. Masa ketergantungan, meskipun telah mencapai status dewasa dan
kemandirian, ternyata masih banyak orang dewasa awal yang
tergantung pada pihak lain.
8. Masa perubahan nilai, jika orang dewasa awal ingin diterima oleh
anggota kelompok orang dewasa.
9. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru.
10. Masa kreatif, masa dewasa awal merupakan puncak kreativitas.

2.5 Tugas Perkembangan


Sudah umum diakui bahwa suatu perkembangan tidak berhenti
pada waktu orang mencapai kedewasaan fisik pada masa remaja atau
kedewasaan sosial pada masa dewasa awal. Selama manusia berkembang
maka akan terjadi perubahan-perubahan yakni perkembangan-
perkembagan yang dialami oleh individu tersebut.
Perubahan tersebut terjadi pada fungsi biologis dan motoris, pengamatan
dan berpikir, motif-motif dan kehidupan afeksi, hubungan sosial serta
integrasi masyarakat. Perubahan fisik yang menyebabkan seseorang
bekurang harapan hidupnyadisebut proses menjadi tua. Proses ini
merupakan sebagian dari pada keseluruhan proses menjadi tua. Proses ini
banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor kehidupan bersama dan faktor
pribadi orang itu sendiri, yaitu regulasi diri sendiri.

Perkembangan dalam arti tumbuh, bertambah besar, mengalami


diferensiasi, yaitu sebagai proses perubahan yang dinamis pada masa
dewasa berjalan bersama keadaan menjadi tua. Dalam hal ini ada tiga
macam perubahan, yaitu dalam tubuh orang yang menjadi tua, dalam
kedudukan sosial, dan dalam pengalaman batinnya.

Berbagai perubahan ini terjadi selama hidup seseorang meskipun tidak


harus terkait pada usia tertentu secara eksak. Tempo dan bentuk akhir
proses penuaan berbeda-beda pada orang yang satu dengan orang yang lain.

Seperti halnya sulit untuk menentukan kapan dimulainya fase dewasa,


begitu pula dirasa sulit untuk menunjukkan kapan dimulainya proses
menjadi tua. Hal itu sebetulnya tidak terlalu penting bila pendapat
mengenai orang lanjut usia tidak diwarnai oelh gambaran citra yang
negatif seperti yang ada pada masyarakat pada umumnya. (F.J. Monks.
2016)

Berikut tugas perkembangan pada keluarga dewasa :

1. Mencari dan menemukan calon pasangan hidup

Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin


memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap
melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukakn hubungan
seksual denga lawan jenisnya, asalkan memnuhi persyaratan yang
sah (perkawinan yang resmi). Untuk sementara waktu, dorongan
biolohid tersebut mungkin akan ditahan terlebih dahulu. Mereka
akan beruapaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk
dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk
kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan
kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu,
sebagai persyaratan pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai
kriteria yang berbeda-beda.

2. Membina Kehidupan Rumah Tangga

Sikap yang mandiri merupakan langkah positif bagi mereka karena


sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memaasuki kehidupan
rumah tangga yang baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga harus
dapat membentuk, membina, danmengembangkan kehidupan rumah
tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan
hidup.

3. Meniti Karir Dalam Rangka Memantapkan Kehidupan Ekonomi


Rumah Tangga

Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau


universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna
menerapkan ilmu dan keahliannya, mereka berupaya menekuni
karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, sertamemberi
jaminan masa depan keuangan yang baik.

4. Menjadi Warga Negara Yang Bertanggung Jawab

Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang
ingin hidup tenang, damai, dan bahagia ditengah-tengah masyarakat.
Syarat-syarat untuk menjadi warga negara yang baik harus dipenuhi
oleh seseorang, sesuai dengan norma sosial budaya yang berlaku di
masyarakat
2.6 Peran Perawat Dalam Keluarga Dewasa
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi
pada sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan
antar anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui
beberapa tahapan atau kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapan
mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan
tersebut dapat dilalui dengan sukses.

Perawat perlu memahami setiap tahapan perkembangan keluarga serta


tugas tugas perkembangannya. Hal ini penting mengingat tugas perawat
dalam mendeteksi adanya masalah keperawatan yang dilakukan terkait erat
dengan sifat masalah yaitu potensial atau aktual.

Tugas bantuan pelayanan kesehatan antara lain:

1. Nasehat meningkatkan hubungan antara anggota keluarga


2. Nasehat untuk hidup mandiri
3. Nasehat kepada anak dewasa yang akan memulai sebuah keluarga

2.7 Pertimbangan Kesehatan


Dewasa awal umumnya aktif dan mempunyai masalah kesehatan
utama minimum. Akan tetapi gaya hidup mereka dapat menempatkan
mereka pada resiko penyakit atau kecacatan selama masa dewasa tengah
atau akhir. Dewasa awal mungkin juga rentan secara genetik terhadap
penyakit kronis tertentu seperti diabetes mellitus dan hiperkolesterolemia
keturunan. Penyakit crohn, radang kronis pada usus halus lebih umum
terjadi pada usia 15-35 tahun. Insiden infertalitas juga meningkat pada
masa sekarang yang mempengaruhi 15-20% dewasa sehat lain, banyak
klien infertile merupakan dewasa awal .

1. Masalah Fisiologis
a. Faktor Resiko
Faktor risiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas,
gaya hidup dan riwayat keluarga. Faktor risiko ini mempunyai
kategori sebagai berikut :
a) Kematian dan Cedera Karena Kekerasan
Kekerasan adalah penyebab terbesar mortalitas dan
morbilitas pada populasi dewasa awal. Kematian dan
cedera dapat terjadi karena serangan fisik, kecelakaan
kendaraan bermotor atau kecelakaan lain dan usaha
bunuh diri. Pengkajian faktor yang mempredisposisi
kekerasan yang mengakibatkan cedera atau kematian,
yaitu :
 Kemiskinan
 Keretakan keluarga
 Penganiayaan
 Pengabaian anak
Penting sekali bila seseorang perawat melakukan
pengkajian psikososial secara keseluruhan termasuk
faktor seperti : pola perilaku, riwayat penganiayaan fisik
dan peyalahgunaan zat, pendidikan, riwayat pekerjaan
dan system pendukung sosial untuk mengetahui faktor
risiko terhadap kekerasan personal dan lingkungan.
b) Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunaan zat secara langsung maupun tidak
langsung berperan terhadap mortalitas dan morbilitas
pada dewasa awal. Intoksikasi pada dewasa awal dapat
menyebabkan cedera berat dalam kecelakaan kedaraan
bermotor yang dapat mengakibatkan kematian atau
kecacatan permanen. Penyalahgunan pada obat stimulan
dan depresan yang (“upper”) dapat menekan system
kardiovaskuler dan persyarafan yang dapat meluas
sehingga menyebabkan kematian.
Penyalahgunaan zat tidak selalu dapat didiagosa,
khususnya pada tahap awal. Informasi yang penting
mungkin diperoleh dengan membuat pertanyaan yang
spesifik tentang masalah medis di masa lalu, perubahan
masukan makanan, pola tidur atau masalah labilitas
emosi. Laporan penangkapan karena mengemudi saat
intoksikasi, penganiayaan istri dan anak atau perilaku
yang melanggar peraturan untuk memeriksa
kemungkinan penyalahgunaan obat secara cermat.
c) Kehamilan Yang Tidak Diinginkan
Kehamilan yang tidak direncanakan meskipun lebih
umum terjadi pada masa remaja, sebanyak 55%
kemamilan terjadi pada wanita dewasa awal dan tengah
(Alan Guttmacher Institute). Kehamilan yang tidak
direncanakan dapat mempunyai efek fisik dan emosional
jangka panjang pada masa awal dewasa. Kehamilan yang
tidak direncanakan adalah sumber stress yang
berkelanjutan. Sering kali dewasa awal yang mempunyai
tujuan pendidikan, karier dan mengutamakan
perkembangan keluarganya. Gangguan pada tujuan
tersebut dapat mempengaruhi hubungan masa depan dan
hubungan orang tua-anak nantinya.
d) Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit menular seksual yaitu sifilis, klamidia, gonore,
herpes genital dan AIDS. Penyakit sekual menular
mempunyai efek yang cepat seperti keluarnya rabas,
ketidaknyamanan dan infeksi. PMS juga memicu
gangguan kronis yang diakibatkan penyakit herpes
genital, infertilitas yang diakibatkan gonore atau bahkan
kematian yang disebabkan AIDS. Penyakit ini dapat
terjadi pada orang yang aktif secara seksual dan
diperkirakan hampir dua pertiga kasus PMS terjadi pada
individu berusia antara 15-24 tahun
e) Faktor Lingkuan dan Pekerjaan
Faktor lingkungan dan pekerjaan yang umum yaitu :
paparan terhadap partikel udara yang dapat menyebabkan
penyakit paru dan kanker. Penyakit paru yang termasuk
silikosis berasal dari inhalasi bedak atau debu silikon dan
emfisema karena kanker disebabkan paparan tentang
pekarjaan dapat menyerang paru, hati, otak, darah atau
kulit. Pertanyaan tentang paparan pekerjaan terhadap
bahan-bahan berbahaya harus menjadi bagian rutin
pengkajian perawat.
2. Gaya Hidup

Kebiasaan gaya hidup seperti merokok, stres, kurang large


dan higiene personal yang buruk meningkatkan risiko penyakit di
masa depan. Riwayat penyakit dalam keluarga seperti kardiovaskular,
ginjal, endokrin atau neoplastik meningkatkan risiko penyakit juga.
Peran perawat dalam meningkatkan kesehatan yaitu mengidentifikasi
faktor yang meningkatkan risiko masalah kesehatan pada dewasa
awal.

Merokok adalah faktor risiko penyakit paru, jantung dan vaskular


yang diketahui dengan baik pada perokok dan orang yang menghisap
asap rokok. Inhalasi polutan rokok meningkatkan risiko kanker paru-
paru, emfisema dan bronkhitis kronis. Nikotin pada tembakau adalah
vasokontriktor yang bekerja pada arteri koroner, darah meningkatkan
risiko penyakit angina, infark miokard dan arteri koroner. Nikotin
juga menyebabkan penyempitan vasokonstriksi perifer dan memicu
masalah vaskular.

Stres lama meningkatkan wear and fear pada kapasitas adaptif tubuh.
Pola latihan dapat mempengaruhi status kesehatan. Latihan yang
dilakukan terus-menerus meningkatkan frekuensi nadi selama 15
sampai 20 menit 3 kali seminggu meningkatkan fungsi
kardiopulmonal dengan menurunkan rata-rata tekanan darah dan
denyut jantung. Selain itu latihan menurunkan kecenderungan
mudah lelah insomnia, ketegangan dan iritabilitas. Perawat harus
melakukan pengkajian muskuloskletal secara menyeluruh, termasuk
mobilitas sendi dan tonus otot, dan pengkajian psikososial untuk
meningkatkan toleransi terhadap stres dalam menentukan efek-efek
latihan.

Pada semua kelompok usia, kebiasaan higiene personal pada dewasa


awal dapat menjadi faktor risiko. Meminjamkan peralatan makan
dengan seseorang yang mempunyai penyakit yang mudah menular
meningkatkan risiko penyakit. Higiene gigi yang buruk
meningkatkan risiko penyakit periodontal.

Riwayat penyakit dalam keluarga menempatkan dewasa awal pada


risiko berkembangnya penyakit pada masa dewasa tengah atau
dewasa akhir. Contohnya, seorang pria muda yang ayah dan kakek
dari ayahnya yang mempunyai infark miokard (serangan jantung),
pada usia 50-an mempunyai risiko infark miokard di masa depan.
Adanya penyakit kronik tertentu dalam keluarga meningkatkan
risiko bagi anggota keluarga terhadap perkembangan penyakit itu.
Risiko penyakit keluarga jelas merupakan penyakit herediter.
Kurangnya kepatuhan untuk pemeriksaan skrining rutin dapat
menempatkan klien pada risiko penyakit berat karena kegagalan
deteksi dini.

3. Infertilitas

Infertilitas adalah ketidakmampuan konsepsi involunter pada


pria, wanita atau pasangan.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
Ketika mengkaji dewasa awal dan tengah, perawat harus
mempertimbangkan perbandingan tugas perkembangan mereka dan juga
membedakan tahap serta konsekuensi perkembangan baik psikologi dan
biologis.

1. Perkembangan Psikologis

Dewasa muda telah melengkapi pertumbuhan fisiknya pada usia 20


tahun. Pengecualian pada hal ini adalah wanita hamil dan menyusui.
Perubahan fisik, kognitif dan psikososial serta masalah kesehatan
pada wanita hamil dan keluarga usia subur sangat luas.

Dewasa awal biasanya lebih aktif, mengalami penyakit berat tidak


sesering kelompok usia yang lebih tua. Cenderung mengakibatkan
gejala fisik dan sering menunda dalam mencari perawatan kesehatan.
Karakteristik dewasa muda mulai berubah mendekati usia baya.
Temuan pengkajian umumnya dalam batas normal, kecuali klien
mempunyai penyakit.

Namun demikian klien pada tahap perkembangan ini dapat


mengambil manfaat dari pengkajian gaya hidup pribadi. Pengkajian
gaya hidup dapat membantu perawat dan klien mengidentifikasi
kebiasaan yang meningkatkan resiko penyakit jantung, maligna, paru,
ginjal atau penyakit kronik lainnya.

Pengkajian gaya hidup pribadi dewasa awal meliputi pengkajian


kepuasan hidup secara umum, yaitu:

a. Hobi dan Minat


b. Kebiasaan meliputi : diet, tidur, olah raga, perilaku seksual dan
penggunaan kafein, alcohol dan obat terlarang
c. Kondisi rumah meliputi : rumah, kondisi ekonomi, jenis
asuransi kesehatan dan hewan peliharaan
d. Lingkungan pekerjaan meliputi : jenis pekerjaan, pemajanan
terhadap fisik dan mental.
2. Perkembangan Kognitif

Kebiasaan berpikir rasional meningkat secara tetap pada masa


dewasa awal dan tengah. Pengalaman pendidikan formal dan
informal, pengalaman hidup secara umum dan kesempatan pekerjaan
secara dramatis meningkatkan konsep individu, pemecahan masalah
dan keterampilan motorik.

Mengidentifikasi area pekerjaan yang diinginkan adalah tugas utama


dewasa awal. Ketika seseorang mengetahui persiapan pendidikannya,
keahlian, bakat dan karakteristik kepribadian. Pilihan pekerjaan
menjadi lebih muda dan biasanya meraka akan lebih luas dengan
pilihannya. Akan tetapi, banyak dewasa awal kekurangan sumber
dan system pendukung untuk memfasilitasi pendidikan lebih lanjut
atau pengembangan keahlian yang diperluhkan untuk berbagai posisi
pekerjaan. Akibatnya, beberapa dewasa awal mempunyai pilihan
pekerjaan yang terbatas

3. Perkembangan Psikososial

Kesehatan emosional dewasa awal berhubungan dengan kemampuan


individu mengarahkan dan memecahkan tugas pribadi dan social.
Dewasa awal kadang terjebak antara keinginan untuk
memperpanjang masa remaja yang tidak ada tanggung jawab dan
memikul tanggung jawab dewasa. Namun pola tertentu atau
kecenderungan relatif dapat diperkirakan. Antara usia 23-28 tahun,
arang dewasa memperbaiki perpepsi diri dan kemampuan
berhubungan. Dari usia 29-34 tahun orang dewasa mengarahkan
kelebihan energinyaterhadap pencapaian dan penguasaan dunia
sekitarnya. Usia 35-43 tahun adalah waktu ujian yang besar dari
tujuan hidup dan hubungan. Perubahan telah dibuat dalam kehidupan
pribadi, sosial dan pekerjaan. Seringkali stress dalam ujian ini
mengakibatkan “krisi usia baya” ketika pasangan dalam pernikahan,
gaya hidup dan pekerjaan dapat berubah.

Selama masa dewasa awal, seseorang biasanya lebih perhatian pada


pengejaran pekerjaan dan sosial. Selam periode ini individu mencoba
untuk membuktikan status sosialekonominya. Mobilitas yang lebih
tinggi didapat melalui pilihan karier. Akan tetapi adanya
kecenderungan saat ini terhadap pengecilan perusahaan
menyebabkan posisi yang tinggi lebih sedikit. Kemudian banyak
dewasa awal menghadapi peningkatkann stress karena persaingan
yang lebih besar di tempat kerja untuk mencapai dan
mempertahankan status kelas-menengah. Konseling karier dan
kepribadian dapat membantu individu mengidentifikasi pilihan
karier dan menentukan tujuan yang realistik.

Faktor etnik dan jender mempunyai dampak sosiologis dan


psikologis dalam kehidupan dewasa dan faktor tersebut dapat
merupakan tantangan yang jelas bagi asuhan keperawatan. Dewasa
awal harus membuat keputusan mengenain kerier, pernikahan dan
menjadi orang tua. Meskipun setiap orang membuat keputusan
tersebut berdasarkan faktor individu, perawat harus memahami
prinsip umum yang tercangkup dalam aspek pengembangan
psikososial dewasa awal.

4. Stress Pekerjaan

Stres pekerjaan dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu.
Kebanyakan dewasa awal dapat mengatasi krisis dari hari ke hari.
Stres situasi pekerjaan situasional dapat terjadi ketika atasan baru
memasuki tempat pekerjaan, tenggat waktu hampir dekat, atau
seorang pekerja diberi tanggung jawab baru atau besar.
Kecenderungan terbaru pada dunia bisnis saat ini dan faktor risiko
stres pekerjaan menurun, yang memicu peningkatan tanggung jawab
pegawai dengan posisinya lebih sedikit dalam struktur perusahaan.
Stres pekerjaan juga terjadi jika seseorang tidak puas pada pekerjaan
atau tanggung jawabnya. Karena setiap individu menerima pekerjaan
yang berbeda, maka tiap stresor bervariasi pada setiap klien.
Pengkajian perawat pada dewasa awal harus meliputi deskripsi
pekerjaan yang biasa dilakukan dan pekerjaan saat ini jika berbeda.
Pengkajian pekerjaan juga meliputi kondisi dan jam kerja, durasi
bekerja, perubahan pada kebiasaan tidur atau makan, dan tanda
peningkatan iritabilitas dan kegugupan.

5. Stress Keluarga

Setiap keluarga mempunyai berbagai peranan dan pekerjaan yang


dapat diprediksi untuk anggota keluarganya. Peran ini
memungkinkan keluarga berfungsi dan menjadi bagian efektif dalam
masyarakat. Salah satu peran penting adalah kepala keluarga. Bagi
kebanyakan keluarga, salah satu orang tua adalah pemimpin keluarga
atau kedua orang tua berperan coleader. Dalam keluarga orang tua
tunggal, orang tua atau adakalanya seorang anggota keluarga besar
menjadi kepala keluarga. Ketika perubahan akibat dari penyakit,
krisis keadaan dapat terjadi. Perawat harus mengkaji faktor
lingkungan dan keluarga termasuk sistem pendukung, penguasaan
mekanisme yang biasa digunakan oleh anggota keluarga.

3.2 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. Data Mayor : Ketidakadekuatan Penurunan koping
keluarga
- Pengungkapan sumber psikologi
ketidakmampuan untuk beradaptasi
untuk mengatasi
atau menerima
bantuan
- Penggunaan
mekanisme koping
yang tidak sesuai
- Ketidakmampuan
memenuhi peran
yang diharapkan
Data Minor :
- Rasa khawatir,
ansietas
- Melaporkan
tentang kesulitan
dengan stress
kehidupan
- Ketidaefektifan
partisipasi social
- Ketidakmampuan
memenuhi
kebutuhan dasar
- Perubahan pola
komunikasi yang
biasa

3. Data Mayor : Pertambahan Gangguan Proses


- Tidak anggota keluarga Keluarga
berkomunikasi (misalnya
secara terbuka dan pernikahan)
efektif diantara
anggota keluarga
- Tidak mampu
beradaptasi
terhadap situasi
Data Minor :
- Tidak dapat
memenuhi
kebutuhan fisik,
emosi,dan spiritual
semua anggota
keluarga
- Tidak dapat
mengekspresikan
atau menerima
perasaan secara
terbuka

3. Data Mayor : kurangnya Pemeliharaan


- Melaporkan atau pengetahuan tentang Kesehatan Tidak
memperlihatkan pencegahan penyakit Efektif
gaya hidup yang
tidak sehat
(misalnya
penggunaan obat-
obatan, makan
dalam jumlah yang
berlebihan, diet
tinggi lemak)
Data Minor :
Melaporkan atau
memperlihatkan :
- Sistem
pernapasan
(sering terinfeksi,
batuk kronis,
dispnea saat
aktivitas)
- Rongga mulut
(sering sariawan,
ompong pada
usia dini)
- Sistem
pencernaan dan
nutrisi (obesitas,
anoreksia,
kakeksia, anemia
kronis)
- Sistem
musculoskeletal
( tot sering
tegang, sakit
punggung, nyeri
leher)
- Konstitusional
(keletihan kronis,
malaise, apatis)
- Neurosensori
(sakit
kepala,adanya
kerutan pada
wajah)
- Psikoemosional
(emosi rapuh,
gangguan
perilaky, sering
merasa sanga
kacau)

3.3 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada keluarga dewasa adalah :

1. Penurunan koping keluarga b.d ketidakadekuatan sumber psikologi


untuk beradaptasi terhadap proses meninggalkan rumah, pilihan karier
2. Gangguan proses keluarga b.d pertambahan anggota keluarga
(misalnya pernikahan)
3. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif kurangnya pengetahuan tentang
pencegahan penyakit

3.4 Intervensi Keperawatan


Diagnosa Tujuan dan Kriteria
NO Intervensi
Keperawatan Hasil
1. Penurunan Koping Setelah dilakukan Dukungan Koping
keluarga b.d tindakan keperawatan Keluarga
ketidakadekuatan 1x24 jam diharapkan Tindakan :
sumber psikologi status koping keluarga O :
untuk beradaptasi membaik, dengan - Identifikasi respon
terhadap proses kriteria hasil : emosional terhadap
meninggalkan - Kekhawatiran kondisi saat ini
rumah, pilihan karier tentang keluarga - Identifikasi beban
menurun psikologis
- Perasaan - Identifikasi
diabaikan kesesuaian antara
menurun harapan keluarga
- Perilaku dan tenaga
mengabaikan kesehatan
anggota keluarga
menurun T:
- Dengarkan masalah,
perasaan, dan
pertanyaan keluarga
- Terima nilai nilai
keluarga dengan
cara yg tidak
menghakimi
- Fasilitasi
pengungkapan
perasaan antar
anggota keluarga
- Fasilitasi anggota
keluarga dalam
mengidentifikasi
dan menyelesaikan
konflik nilai
- Hargai dan dukung
mekanisme
mekanisme koping
adaptif yang
digunakan

K:
- Rujuk untuk terapi
keluarga, jika perlu
2. Gangguan proses Setelah dilakukan Dukungan Koping
keluarga b.d tindakan keperawatan Keluarga
pertambahan selama 1x24 jam Tindakan :
anggota keluarga diharapkan proses O :
(misalnya keluarga membaik, - Identifikasi respon
pernikahan) dengan kriteria hasil : emosional terhadap
- Adaptasi kondisi saat ini
keluarga terhadap - Identifikasi beban
situasi meningkat psikologis
- Kemampuan - Identifikasi
keluarga kesesuaian antara
berkomunikasi harapan keluarga
secara terbuka di dan tenaga
antara anggota kesehatan
keluarga
meningkat T:
- Kemampuan - Dengarkan masalah,
keluarga perasaan, dan
memenuhi pertanyaan keluarga
kebutuhan - Terima nilai nilai
emosional keluarga dengan
anggota keluarga cara yg tidak
meningkat menghakimi
- Sikap respek - Fasilitasi
antara anggota pengungkapan
keluarga perasaan antar
meningkat anggota keluarga
- Fasilitasi anggota
keluarga dalam
mengidentifikasi
dan menyelesaikan
konflik nilai
- Hargai dan dukung
mekanisme
mekanisme koping
adaptif yang
digunakan
K:
- Rujuk untuk terapi
keluarga, jika perlu
3. Pemeliharaan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
kesehatan tidak tindakan keperawatan
efektif b. d selama 1x24 jam Tindakan :
kurangnya diharapkan O:
pengetahuan tentang pemeliharaan - Identifikasi kesiapan
pencegahan penyakit kesehatan meningkat, dan kemampuan
dengan kriteria hasil : menerim informasi
- Menunjukkan - Identifikasi factor –
perilaku adaptif factor yang dapat
meningkat meningkatkan dan
- Menunjukkan menurunkan
pemahaman motivasi perilaku
perilaku sehat hidup bersih
meningkat
- Kemampuan T:
menjalankan - Sediakan materi dan
perilaku sehat media pendidikan
meningkat kesehatan
- Menunjukkan - Jadwalkan
minat pendidikan
meningkatkan kesehatan sesuai
perilaku sehat kesepakatan
meningkat - Berikan kesempatan
untuk bertanya

E:
- Jelaskan faktor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
- Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan sehat

3.5 Implementasi Kesehatan


Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.
Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap
sempurna. Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah bermuara pada
aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem,
implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana
dan untuk mencapai tujuan kegiatan.

3.6 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi adalah pengukuran dari keberhasilan rencana perawatan
dalam memenuhi kebutuhan pasien. Tahap evaluasi merupakan kunci
keberhasilan dalam menggunakan proses keperawatan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta
sosial dari setiap anggota keluraga. Pada keluarga dewasa merupakan
tahap dimana semua anak akan pergi atau keluar meninggalkan rumah atau
orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga dewasa dimana orang tuanya
akan merasa banyak kehilangan karena perginya anak-anak dari rumah.
Pada keluarga terdapat berbagai masalah yang dialami oleh keluarga itu
sendiri. Dan perawat sangat berperan penting dalam memenuhi kebutuhan
yang berkaitan dengan kesehatan kepada keluarga.

4.2 Saran
Demikian apa yang dapat kami sampaikan pada materi tersebut
tentunya masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahannya karena
kurang nya pengetahuan untuk referensi yang berhubungan dengan judul
makalah ini dan referensi hanya bersumber dari internet saja. Kami banyak
berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami agar dalam penulisan makalah yang selanjutnya
kami dapat meminimalkan kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, Marilyn M. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga : Riset, Teori dan.
Praktek. Jakarta : EGC

Mubarak, wahit iqbal. (2019). Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 1. Jakarta :


EGC

Mubarak, wahit iqbal. (2019). Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 2. Jakarta :


EGC

Perry and Potter. (2015). Buku Ajar Fundamental Keperawatan I: konsep, proses,
dan praktik Edisi 4 / Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry ; alih bahsa,
Yasmin Asih [et all]; editor edisi bahasa Indonesia, Devi Yulianti, Monica
Ester. Jakarta : EGC

PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Setiawati, santun. (2018). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans info
med

Sudiharto, (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan


Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC

Suprayitno. (2014). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dan Praktik. Jakarta :


EGC

Anda mungkin juga menyukai