Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP TINGKAT STRES

PADA LANSIA DENGAN PENDERITA HIPERTENSI

Diajukan Oleh :

MIFTAKHUL AZIZ

04.17.4593

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usia lanjut (lansia) pada masa tahap akhir rentang kehidupan dalam perkembangan
mengalami berbagai perubahan fisik, psikis maupun sosial, seiring dengan
menurunnya fungsi organ fisik dapat mempengaruhi masalah sosial dan psikologisnya
(Damayanti & Sukmono, 2015). Orang yang dikatakan lansia apabila usianya lebih
dari 60 tahun berdasarkan UU No. 13 tahun 1998. Pada tahap lanjut usia akan
terjadi perubahan-perubahan terutama pada perubahan fisiologis karena dengan
semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik
karena faktor alamiah maupun karena penyakit (Suhartini, Et al., 2017).
WHO tahun 2012, dalam empat dekade mendata proporsi jumlah penduduk yang
berumur 60 tahun atau lebih dalam populasi dunia diperkirakan meningkat dari 800
juta penduduk menjadi 2 milyar penduduk lansia atau mengalami lonjakan dari 10%
hingga 22% (Fitriana, 2013). Di indonesia tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia
sekitar 800 juta jiwa. Berdasarkan data, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia
tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030 (40,95 juta), dan tahun
2035 (48,19 juta). (Kemenkes, 2017). Berdasarkan hasil estimasi, jumlah penduduk
Indonesia pada tahun 2019 adalah sebesar 268.074.565 jiwa yang terdiri atas
133.136.131 jiwa penduduk laki-laki dan 133416.946 jiwa penduduk perempuan.
Jumlah penduduk di indonesia dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019
berdasarkan jenis kelamin (Kepmenkes, 2017). Hasil proyeksi penduduk 2010-2035,
indonesia akan memasuki periode lansia (ageing) dimana 10% penduduk akan berusia
60 tahun keatas ditahun 2020. Adapun sebaran penduduk lansia menurut provinsi,
dimana provinsi presentase lansia tertinggi adalah Di Yogyakarta (13,4%) dan
terendah adalah papua (2,8%) (Kemenkes, 2015). Provinsi Di Yogyakarta terdiri dari
4 kabupaten dan 1 kota, diantaranya Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul,
Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sleman dan Koto Yogyakarta. Diantar keempat
kabupaten dan satu kota tersebut, Kabupaten Seleman menempati urutan ketiga dalam
proporsi penduduk lansia di yugyakarta. Data statistik kabupaten sleman menunjukan
bahwa jumlah penduduk yang berusia 45-46 tahun sebesar 246,952 jiwa, sedangkan
yang berusia lebih dari 65 tahun sebesar 135,809 jiwa. Kabupaten Sleman juga
menepati posisi paling tinggi pada angka harapan hidupnya pada tahun 2013 ( Profil
Kesehatan Sleman, 2012).
Penyebab kematian nomor satu di Indonesa adalah penyakit kardiovaskuler
seperti hipertensi (Word Health Organization, 2017). Hipertensi di Indonesia
mencapai 34.1% yang mana angka ini telah mengalami kenaikan dari 2013 yang
menepati persentasi 25.8%. prevalansi di Indonesia tahun 2018 tertinggi adalah
Sulawesi Utara yaitu 13.2% dan terendah adalah Papua 4.4% menurut diagnosa dokter
dan minum obat anti hipertensi. Sedangkan prevalansi hipertensi sendiri pada
penduduk umur > 18 tahun 2018 yang tertinggi adalah Kalimatan Selatan 44.1%
dengan rata-rata angka hipertensi di Indonesia 34.1% (Riskasdas., 2018). Daerah
Istimewa Yogyakarta menepatkan penyakit hipertensi pada urutan ke 2 terbesar di
Indonesia, hipertensi terjadi lebih dari 55% terjadi pada umur 50 keatas (Rekesdas,
2018). Prevalansi hipertensi di DIY sebesar 35,8% atau lebih tinggi jika
dibandingkan dengan angka Nasional (31,7%). Prevalensi ini menempatkan DIY pada
urutan ke-5 sebagai provinsi dengan kasus hipertensi yang tinggi. Hipertensi
selalu masuk dalam 10 besar penyakit sekaligus 10 besar penyebab kematian di
DIY selama beberapa tahun terakhir. Laporan Puskesmas Tahun 2018 tercatat kasus
hipertensi sebanyak 18.945 kasus. Dengan penderita hipertensi terbanyak di
Puskesmas Tegalrejo sebanyak 3.295 orang menderita hipertensi, dan kasus paling
sedikit di Puskesmas Kotagede I sebanyak 323 penderita hipertensi, (Profil Kesehata
DIY, 2018). Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai beberapa kabupaten salah
satunnya adalah Kabupaten Bantul. Pada bulan Juli sampai dengan september tahun
2019 memiliki kunjungan puskesmas se Kabupaten Bantul dengan penyakit hipertensi
sebanyak 20141. (Dinkes Kesehatan Bantul, 2019).
Hipertensi merupakan penyakit yang banyak di derita lanjut usia (lansia), hal ini
disebabkan oleh faktor fisiologis yaitu penurunan fungsi tubuh akibat proses penuaan
(Lisnawati 2018). Hipertensi merupakan penyakit tidak menular hipertensi menjadi
ancaman bagi masyarakat di Negara berkembang. Penyakit hipertensi menjadi
penyebab kematian, disebut silent killer. Penyakit ini menjadi tantangan masalah
kesehatan secara global karena prevalensinya yang tinggi menyebabkan penyakit
kardiovaskuler dan penyakit ginjal kronik World Health Organization (WHO)
merilis, hipertensi sering kali menjadi penyebab kematian yang tidak terdiagnosa.
Penderita hipertensi yang tidak terdiagnosa, tidak mendapat perawatan sehingga
tidak dapat mengontrol tekanan darah dalam jangka panjang mengakibatkan
terjadi komplikasi hipertensi, peningkatan penyakit kardiovaskuler (Zuhrina et al.,
2018 ). Hipertensi merupakan penyakit yang menduduki tingkat pertaman penyakit
tidak menular yang didiagnosa di fasilitas kesehatan, dengan jumlah kasus mencapai
185.857 jiwa. Anggak ini nyaris 4 kali lipat lebih banyak daripada penyakit Diabetes
Melitus tipe 2 yang ada diperingkat kedua (Kemenkes, 2018).
Tekanan darah seseorang akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia.
Tekanan sistolik dapat terus meningkat sampai usia 80 tahun sedangkan tekanan
distolik dapat terus meningkat sampai usia 55-60 tahun. Menurut Arifin 2016,
penyebab hipertensi pada lansia salah satunya faktor risikonya antar lain stres, faktor
keturunan, usia, asupan garam dan gaya hidup yang kurang sehat. Hipertensi daya
bunuhnya sangat tinggi dan bertanggung jawab menimbulkan komplikasi penyakit
berat lainnya seperti penyakit stroke sebanyak 62% sedangkan 49% lainnya dapat
menyebabkan munculnya serangan jantung. WHO (World Health Organication)
menetapkan hipertensi sebagai faktor resiko nomor tiga yang menyebabkan kematian
di dunia. Insiden hipertensi pada lansia cukup tinggi yaitu 40%dengan kematian 50%
di atas usia 60 tahun. Salah satu penyebab peningkstan Tekana Darah dan hipertensi
adalah stress (Ramdani.,2017).
Menurut Heru (2008) manfaat terapi murottal adalah mengemukakan bahwa
lantunan Al-qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia, sedangkan suara
manusia merupakan instrumen penyembuh yang menakjubkan dan alat yang paling
mudah dijangkau. Suara dapat menurunkan hormon-hormon endofrin alami,
meningkatkan perasaan rileks, mengalihkan perhatian, rasa takut, cemas dan tegang,
memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta
memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak.
Menurut Safitri (2012) salah satu teknik mengatasi stress dengan murottal adalah
membaca Al-Quran dengan memfokuskan pada kebenaran bacaan dan lagu Al-
Quran. Murrottal merupakan rekaman suara Al-Qur’an yang dilagukan oleh seorang
qori’/pembaca Al-Qur’an (Siswantinah, 2011). Terapi murottal merupakan salah satu
terapi musik religi yang mempunyai efek terapeutik bagi yang mendengarkannya
(siswoyo et al., 2017). Al-Qur’an merupakan salah satu metode pengobatan yang
memiliki semua jenis program dan data yang diperlukan untuk mengobati berbagai
macam gangguan pada sel tubuh. Mendengarkan murottal dapat memberikan
pengaruh terhadap kecerdasan emosional, (EQ) kecerdasan intelektual (IQ), serta
kecerdasan spiritual (SQ) seseorang. Mendengarkan murottal akan menimbulkan efek
tenang dan rileks pada diri seseorang, sehingga akan turut memberikan kontribusi
dalam penurunan tekanan darah (Diki et al., 2018). Kelebihan dari terapi morottal
adalah dapat meningkatkan perasaan rileks, mengurangi perasaan takut, cemas, dan
tegang, serta memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah,
memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak.
Dari Al-Quran Surat Ar-Rahman Ayat 28-29 . Yang artinya "Maka nikmat
tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan. Apa yang dilangit dan dibumi selalu
memintak kepada-Nya. Setiap waktu dia dalam kesibukan.".
Fَ ِ‫ُور َوهُدًى َو َرحْ َمةٌ لِ ْل ُمْؤ ِمن‬
‫ين‬ ِ ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َجا َء ْت ُك ْم َموْ ِعظَةٌ ِم ْن َربِّ ُك ْم َو ِشفَا ٌء لِ َما فِي الصُّ د‬
yang artinya “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (Qs. Yunus (10):57).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalaha “ Adakah Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Tinggkat Stres Pada Lansia
Dengan Penderita Hipertensi ”

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini melipti :
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh terapi murottal terhadap tingkat stres pada lansia penderita
hipertensi
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tekanan darah sebelum diberikan terapi murottal pada lansia
penderita hipertensi
b. Mengetahui tingkat stres sesudah diberikan terapi murottal pada lansia
penderita hipertensi

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis (keilmuan)
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menguatkan keilmuan keperawatan gerontik
khususnya ilmu pengetahuan untuk pengobatan penyakit hipertensi pada lansia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penderita Hipertensi menambah informasi responden, sehingga hasil
penelitian ini menjadi bahan pertimbangan untuk memilih pengobatan
alternative yang praktis dan tepat yaitu terapi murottal sebagai terapi non
farmakologi untuk mengontrol tekanan darah.
b. Bagi Mahasiswa Stikes Surya Global Yogyakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat di
jadikan referensi bagi pembaca di STIKes Surya Global Yogyakarta.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini di harapkan menambah pengetahuan dan memperdalam
pengalaman peneliti tentang riset keperawatan serta penambah wawasan
tentang terapi non farmakologi untuk menurunkan tekanan darah
menggunakan terapi murottal.
d. Penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi terkait dengan
Penanganan Non Farmakologi bagi Lansia penderita Hipertensi.

E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian oleh Agus Susilawati (2019) dengan judul “Pengaruh terapi murottal
al-qur’an surah arrahman terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita
hipertensi di pstw budi luhur kota jambi “.Tujuan penelitian ini melihat adanya
pengaruh terapi murottal Al-Qur’an Surah Ar-Rahman terhadap tekanan darah
pada lansia penderita hipertensi di PSTW Budi Luhur Kota Jambi. Persamaan
dari penelitian ini adalah variabel bebas yaitu terapi muhrottal, metode penelitian
yang digunkan Quassy experimental dengan rancangan one group pre-post test.
Perbedaan dengan penelitian ini yakni variabel terikat, lokasi dan waktu
penelitian.
2. Penelitian oleh Rahmat., et al., (2019). Dengan judul “Pengaruh Terapi Murottal
Al-Qur’an Terhadap Tingkat Stres Kerja Perawat IGD Rumah Sakit Al-Islam
Bandung” tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi murottal Al-
Qur’an terhadap tingkat stres kerja perawat. Desain penelitian ini adalah dengan
metode pre eksperiment one group pretest and posttest design. responden
dilakukan pretest untuk mengukur tingkat stres kerja sebelum diberikan intervensi
terapi Murottal Al-Qur’an. Setelah dilakukan intervensi dengan terapi Murottal
Al-Qur’an setiap hari selama 6 hari berturut turut selama 20 menit dengan
frekuensi 50 desibel, tahap selanjutnya adalah dilakukan posttest pengukuran
tingkat stres kerja kedua untuk mengetahui perubahan tingkat stres kerja setelah
terapi murottal Al-Qur’an. Teknik pengambilan sampel dengan cara total
sampling. Data dianalisis dengan uji statistik Sample paired T-Test diperoleh
p=0,000 dengan nilai dari Asymp. Sig (2-tailed) = 0.025 < 0.05. Maka kesimpulan
bahwa terapi murottal Al-Qur’an berpengaruh terhadap tingkat stres kerja perawat
IGD RS Al Islam Bandung. Persamaan dalam penelitian tersebut adalah variabel
terikat yaitu tingkat stres perbedaan penelitian ini adalah variabel bebas, desain
penelitian, tempat penelitian dan waktu penelitian.
3. Penelitian oleh Virgianti N, F., (2015). Dengan judul “Therapy Murottal (The
Qur’an) is Able to Reduce the Level of Anxiety among Laparotomy Pre
Operations’ Pateints “ tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh
pemberian terapi murottal (Al-Qur’an) terhadap penurunan tingkat kecemasan
pada pasien pre operasi laparatomi di Ruang Bougenville RSUD Dr. Soegiri
Lamongan. Desain penelitian ini menggunakan metode Pra Eksperimen dengan
desain One Group Pretest-Posttest. Metode sampling yang digunakan adalah
Accidental Sampling dengan mendapatkan responden sebanyak 32 pasien pre
operasi. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesioner dan
observasi. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon signal Rank Test dengan
tingkat kemaknaan p = <0, 05. Hasil penelitian menunjukkan pasien pre operasi
laparatomi sebelum diberikan terapi murottal (Al-Qur’an) mengalami kecemasan
sedang sebesar 56,2 % dan kecemasan berat sebesar 43,8%. Setelah diberikan
terapi murottal (Al-Qur’an) didapatkan sebagian besar (65, 6%) mengalami
tingkat kecemasan ringan. Hasil uji statistic Wilcoxon didapatkan nilai Z= -5.185
dan P = 0,000 artinya ada pengaruh pemberian terapi murottal (Al-Qur’an)
terhadap penurunan tingkat kecemasan. Kesamaan dalam penelitian tersebut
adalah variabel bebas yaitu muhrottal. Perbedaan dalam penelitian ini adalah
variabel terikat, desain penelitian, waktu penelitian dan tempat penelitian.

Anda mungkin juga menyukai