Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

MENGKAJI INDIKATOR KELUARGA SEJAHTERA

Diajukan dalam rangka menyelesaikan tugas keperawatan keluarga oleh dosen pengampu:
H. Cembun, A.Per.Pen., MPH.

OLEH:

Ni Made Wini Putri Febrina Sari

P07120418011

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN PROGRAM PROFESI NERS
2020
A. Pendahuluan
Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang antar anggota dan
antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. (BKKBN, 1944).
Kesejahteraan keluarga terdiri dari dua kata yaitu kesejahteraan dan keluarga.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 tahun 1974 kesejahteraan adalah tata kehidupan dan
penghidupan sosial baik material maupun spritual yang diliputi oleh rasa kesehatan,
kesusilaan dan ketentraman lahir dan batin untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan
jasmani, rohani dan sosial yang sebaiknya bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat dengan
menjunjung tinggi hak asasi dan kewajiban sesuai Pancasila.

B. Alat Ukur
1. Pengertian Kesejahteraan Keluarga
Kesejahteraan menurut Sulastri dalam Solih (1986: 14) menggambarkan kemajuan
atau kesuksesan di dalam hidup baik secara materil, mental spiritual, dan sosial secara
seimbang, sehingga menimbulkan ketentraman dan ketenangan hidup, sehingga dapat
menyongsong kehidupan mendatang dengan gembira dan optimal.
Sedangkan menurut Friedman (1998: 12), keluarga merujuk kepada dua orang atau
lebih yang disatukan oleh ikatan – ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang
menidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
Definisi-definisi tambahan tentang keluarga berikut ini mengkonotasikan tipe-tipe
keluarga secara umum yang dikemukakan untuk mempermudah pemahaman terhadap
literatur tentang keluarga (Friedman,1998:11).
1. Keluarga inti yaitu keluarga yang menikah, sebagai orang tua, atau pemberian nafkah.
Keluarga inti terdiri dari suami, istri dan anak mereka (anak kandung, anak adopsi
dan keduanya).
2. Keluarga orientasi yaitu unit keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan.
3. Keluarga besar yaitu keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan (oleh darah).
Berikut ini yang termasuk “sanak keluarga” yaitu kakek/nenek, tante, paman dan
sepupu.
Menurut Solih (1986: 14-15) keluarga yang sejahtera dan bahagia adalah keluarga
yang dapat mencapai kesuksesan di dalam hidupnya, baik materil maupun mental
spiritual, yang memberikan nilai-nilai kepuasan yang mendalam kepada para anggota
keluarga dalam situasi penuh kebahagiaan dan ketenteraman hidup bersama. Jadi
kesejahteraan keluarga adalah suatu kondisi di mana kehidupan secara materil, mental
spiritual, dan sosial dapat dipenuhi secara seimbang bagi para anggota keluarga dalam
situasi penuh kebahagiaan dan ketenteraman hidup bersama.

2. Indikator Kesejahteraan Keluarga Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga


Berencana Nasional (BKKBNN) Tahun 2010 :
a. Keluarga Pra Sejahtera
Keluarga Pra Sejahtera adalah keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal seperti kebutuhan akan pangan,
sandang, papan, kesehatan dan pendidikan dasar bagi anak usia sekolah.
b. Keluarga Sejahtera I
Keluarga-keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) secara
minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan
psikologisnya (psychological needs) seperti kebutuhan ibadah, makan protein hewani,
pakaian, ruang untuk interaksi keluarga, dalam keadaan sehat, mempunyai
penghasilan, bisa baca dan tulis latin.
Keluarga sejahtera I adalah keluarga yang baru dapat memenuhi indikator-
indikator berikut
1) Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
Pengertian makan adalah makan menurut pengertian dan kebiasaan
masyarakat setempat, seperti makan nasi bagi mereka yang biasa makan nasi
sebagai makanan pokoknya (staple food), atau seperti makan sagu bagi mereka
yang biasa makan sagu dan sebagainya.
2) Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk dirumah, bekerja atau
sekolah dan berpergian.
Maksudnya adalah pemilikan pakaian yang tidak hanya satu pasang,
sehingga tidak terpaksa harus memakai pakaian yang sama dalam kegiatan hidup
yang berbeda-beda. Misalnya pakaian untuk di rumah (untuk tidur atau
beristirahat di rumah) lain dengan pakaian untuk ke sekolah atau untuk bekerja
(ke sawah, ke kantor, berjualan dan sebagainya) dan lain pula dengan pakaian
untuk bepergian (seperti menghadiri undangan perkawinan, piknik, ke rumah
ibadah dan sebagainya).
3) Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding yang baik.
Maksudnya adalah keadaan rumah tinggal keluarga mempunyai atap, lantai
dan dinding dalam kondisi yang layak ditempati, baik dari segi perlindungan
maupun dari segi kesehatan.
4) Bila ada anggota keluarga sakit di bawa ke prasarana kesehatan.
Maksudnya adalah sarana kesehatan modern, seperti Rumah Sakit,
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan, Apotek, Posyandu,
Poliklinik, Bidan Desa dan sebagainya, yang memberikan obat-obatan yang
diproduksi secara modern dan telah mendapat izin peredaran dari instansi yang
berwenang (Departemen Kesehatan/Badan POM).
5) Bila pasangan usia subur ingin ber-KB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi.
Maksudnya adalah sarana atau tempat pelayanan KB, seperti Rumah Sakit,
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan, Apotek, Posyandu,
Poliklinik, Dokter Swasta, Bidan Desa dan sebagainya, yang memberikan
pelayanan KB dengan alat kontrasepsi modern, seperti IUD, MOW, MOP,
Kondom, Implan, Suntikan dan Pil, kepada pasangan usia subur yang
membutuhkan. (Hanya untuk keluarga yang berstatus Pasangan Usia Subur).
6) Semua anak dalam umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah
Maksudnya adalah semua anak 7-15 tahun dari keluarga (jika keluarga
mempunyai anak 7-15 tahun), yang harus mengikuti wajib belajar 9 tahun.
Bersekolah diartikan anak usia 7-15 tahun di keluarga itu terdaftar dan aktif
bersekolah setingkat SD/sederajat SD atau setingkat SLTP/sederajat SLTP.
c. Keluarga Sejahtera II
Keluarga-keluarga yang telah memenuhi kebutuhan dasarnya (basic need), juga
telah memenuhi seluruh kebutuhan psikologisnya (psychological needs), akan tetapi
belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan pengembangannya (development
needs) seperti kebutuhan untuk peningkatan agama, menabung, berinteraksi dalam
keluarga, ikut melaksanakan kegiatan dalam masyarakat dan mampu memperoleh
informasi.
Keluarga sejahtera II adalah keluarga yang sudah dapat memenuhi indikator
Tahapan Keluarga Sejahtera I (indikator 1 s/d 6) dan indikator berikut:
7) Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing
Maksudnya adalah kegiatan keluarga untuk melaksanakan ibadah, sesuai
dengan ajaran agama/ kepercayaan yang dianut oleh masing-masing keluarga/
anggota keluarga. Ibadah tersebut dapat dilakukan sendiri-sendiri atau
bersama-sama oleh keluarga di rumah, atau di tempat-tempat yang sesuai dengan
ditentukan menurut ajaran masing-masing agama/ kepercayaan.
8) Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan daging/ikan/telur
Maksudnya adalah memakan daging atau ikan atau telur, sebagai lauk pada
waktu makan untuk melengkapi keperluan gizi protein. Indikator ini tidak berlaku
untuk keluarga vegetarian.
9) Seluruh anggota memperoleh paling kurang satu pasang pakaian baru dalam
setahun
Maksudnya adalah pakaian layak pakai (baru/bekas) yang merupakan
tambahan yang telah dimiliki baik dari membeli atau dari pemberian pihak lain,
yaitu jenis pakaian yang lazim dipakai sehari-hari oleh masyarakat setempat.
10) Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah
Maksudnya adalah keseluruhan luas lantai rumah, baik tingkat atas, maupun
tingkat bawah, termasuk bagian dapur, kamar mandi, paviliun, garasi dan gudang
yang apabila dibagi dengan jumlah penghuni rumah diperoleh luas ruang tidak
kurang dari 8 m2.
11) Ada seseorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh
penghasilan
Maksudnya adalah keluarga yang paling kurang salah seorang anggotanya
yang sudah dewasa memperoleh penghasilan berupa uang atau barang dari
sumber penghasilan yang dipandang layak oleh masyarakat, yang dapat
memenuhi kebutuhan minimal sehari-hari secara terus menerus.
12) Seluruh anggota keluarga umur 10 – 60 tahun bisa baca tulisan latin
Maksudnya adalah anggota keluarga yang berumur 10 – 60 tahun dalam
keluarga dapat membaca tulisan huruf latin dan sekaligus memahami arti dari
kalimat-kalimat dalam tulisan tersebut. Indikator ini tidak berlaku bagi keluarga
yang tidak mempunyai anggota keluarga berumur 10-60 tahun.
13) Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat
kontrasepsi
Maksudnya adalah keluarga yang masih berstatus Pasangan Usia Subur
dengan jumlah anak dua atau lebih ikut KB dengan menggunakan salah satu alat
kontrasepsi modern, seperti IUD, Pil, Suntikan, Implan, Kondom, MOP dan
MOW.
d. Keluarga Sejahtera III
Keluarga-keluarga yang telah memenuhi kebutuhan dasar (basic need),
psikologis (psychological needs) dan kebutuhan pengembangannya, namun belum
dapat memenuhi indikator aktualisasi diri (self esteem), seperti secara teratur
memberikan sumbangan dalam bentuk material dan keuangan untuk kepentingan
sosial serta berperan aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau
yayasan-yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olahraga, pendidikan dan sebagainya.
Keluarga sejahtera III adalah keluarga yang telah memenuhi indikator Tahapan
Keluarga Sejahtera I dan indikator Keluarga Sejahtera II (indikator 1 s/d 13) dan
indikator berikut:
14) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama
Maksudnya adalah upaya keluarga untuk meningkatkan pengetahunan
agama mereka masing-masing. Misalnya mendengarkan pengajian, mendatangkan
guru mengaji atau guru agama bagi anak-anak, sekolah madrasah bagi anak-anak
yang beragama Islam atau sekolah minggu bagi anak-anak yang beragama
Kristen.
15) Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang
Maksudnya adalah sebagian penghasilan keluarga yang disisihkan untuk
ditabung baik berupa uang maupun berupa barang (misalnya dibelikan hewan
ternak, sawah, tanah, barang perhiasan, rumah sewaan dan sebagainya). Tabungan
berupa barang, apabila diuangkan minimal senilai Rp. 500.000,-
16) Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali dimanfaatkan
untuk berkomunikasi
Maksudnya adalah kebiasaan seluruh anggota keluarga untuk makan
bersama-sama, sehingga waktu sebelum atau sesudah makan dapat digunakan
untuk komunikasi membahas persoalan yang dihadapi dalam satu minggu atau
untuk berkomunikasi dan bermusyawarah antar seluruh anggota keluarga.
17) Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal
Maksudnya adalah keikutsertaan seluruh atau sebagian dari anggota
keluarga dalam kegiatan masyarakat di sekitarnya yang bersifat sosial
kemasyarakatan, seperti gotong royong, ronda malam, rapat RT, arisan,
pengajian, kegiatan PKK, kegiatan kesenian, olah raga dan sebagainya.
18) Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/radio/televisi
Maksudnya adalah tersedianya kesempatan bagi anggota keluarga untuk
memperoleh akses informasi baik secara lokal, nasional, regional, maupun
internasional, melalui media cetak (seperti surat kabar, majalah, buletin) atau
media elektronik (seperti radio, televisi, internet). Media massa tersebut tidak
perlu hanya yang dimiliki atau dibeli sendiri oleh keluarga yang bersangkutan,
tetapi dapat juga yang dipinjamkan atau dimiliki oleh orang/keluarga lain,
ataupun yang menjadi milik umum/milik bersama
e. Keluarga Sejahtera III Plus
Keluarga-keluarga yang telah mampu memenuhi semua kebutuhannya baik
yang bersifat dasar, psikologis maupun yang bersifat pengembangan, serta telah dapat
pula memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Keluarga sejahtera III Plus adalah keluarga yang memenuhi indikator Tahapan
Keluarga Sejahtera I, indikator Keluarga Sejahtera II dan indikator Keluarga
Sejahtera III (indikator 1 s/d 18) dan indikator sebagai berikut:
19) Keluarga secara teratur dengan sukarela memberikan sumbangan materil untuk
kegiatan sosial
Maksudnya adalah keluarga yang memiliki rasa sosial yang besar dengan
memberikan sumbangan materiil secara teratur (waktu tertentu) dan sukarela, baik
dalam bentuk uang maupun barang, bagi kepentingan masyarakat (seperti untuk
anak yatim piatu, rumah ibadah, yayasan pendidikan, rumah jompo, untuk
membiayai kegiatan-kegiatan di tingkat RT/RW/Dusun, Desa dan sebagainya
dalam hal Ini tidak termasuk sumbangan wajib).
20) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan
sosial/yayasan/institusi masyarakat
Maksudnya adalah keluarga yang memiliki rasa sosial yang besar dengan
memberikan bantuan tenaga, pikiran dan moral secara terus menerus untuk
kepentingan sosial kemasyarakatan dengan menjadi pengurus pada berbagai
organisasi/kepanitiaan (seperti pengurus pada yayasan, organisasi adat, kesenian,
olah raga, keagamaan, kepemudaan, institusi masyarakat, pengurus RT/RW,
LKMD/LMD dan sebagainya).
C. Hasil Pengkajian Menggunakan Indikator Keluarga Sejahtera
1. Identitas Keluarga
Nama : Tn. ‘D’
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : Wirausaha
Agama : Hindu
Pendidikan : S1
Jumlah Anggota Keluarga : 4 (1 Istri dan 3 Anak)

2. Hasil Pengkajian Indikator Keluarga Sejahtera


Tahapan Jawaban
No Indikator
Keluarga Ya Tidak
Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari
1 √
atau lebih
Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk
2 √
dirumah, bekerja/sekolah dan bepergian
Rumah yang ditempati keluraga mempunyai Atap, Lantai,
Dinding yang baik
KS 1 3 3.1 Atap √
3.2 Lantai √
3.3 Dinding √
4 Bila anggota keluarga sakit dibawa kesarana kesehatan √
Bila pasangan subur ingin pergi ber KB pergi ke sarana
5 √
pelayanan kontrasepsi
6 Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah √

Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah


7 √
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga
8 √
makan daging/ikan/telur
KS 2 9 Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel √
pakaian baru dalam setahun
Luas lantai rumah paling kurang 8 m² untuk setiap penghuni
10 √
rumah
Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk
11 √
memperoleh penghasilan
Seluruh anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca
12 √
tulisan latin
Pasangan usia subur dengan 2 anak atau lebih menggunakan
13 √
alat kontrasepsi

14 Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama √


Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk
15 √
uang maupun barang
Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang
16 √
KS 3 seminggu sekali dimanfaatkan untuk berkomunikasi
Keluarga sering ikut dalam kegiatan masyarakat di
17 √
lingkungan tempat tinggal
Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/
18 √
majalah/ radio/ TV

Keluarga secara teratur dengan sukarela memberikan


19 √
sumbangan materil untuk kegiatan sosial
KS 3 Plus
Anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus
20 √
perkumpulan sosial/ yayasan institusi masyarakat

D. Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari hasil pengkajian Indikator Keluarga Sejahtera terhadap
Keluarga Tn. ‘D’ bahwa hasil yang didapatkan keluarga Tn. ‘D’ termasuk dalam Keluarga
Sejahtera III.

Daftar Pustaka
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2009. Hubungan Program Keluarga
Berencana Nasional dengan Kesejahteraan Keluarga. Jakarta : BKKBN.

Badan Pusat Statistik. 1997. Statistik Kesejahteraan Rumah Tangga. Jakarta: Badan Pusat
Statistik. Badan Pusat Statistik. 2016. Jakarta Dalam Angka 2016. Jakarta: BPS.

Friedman, Marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.

Ishak. Solih, 1986. Manajemen Rumah Tangga. Bandung: Angkasa.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1974 Tentang Kesejahteraan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan


Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

Rahmarizqy. 2018. Indikator Kesejahteraan Keluarga Menurut Bps (1997) Dan Bkkbn (2009)
https://rahmarizqy.wordpress.com/2018/05/05/indikator-kesejahteraan-keluarga-menurut-bps-
1997-dan-bkkbn-2009/ (Diakses tanggal 10 Oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai