Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KELUARGA BERENCANA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Maternitas
Dosen : Enung Tati Amalia, S.Pd., M.Kes

Disusun oleh kelompok 9:

Hoirul Ikhsan (C1AB210)


Nia Rohimat Siti (C1AB21019)
Sri Rahayu (C1AB21029)

PROGRAM ALIH JENJANG 13

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

KOTA SUKABUMI

2022
KATA PENGANTAR
Puja dan Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Karunia Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang
berjudul “Keluarga Berencana”

Makalah ini berisikan tentang Latar belakang, rumusan masalah, tujuan juga manfaat
yang nantinya diharapkan Makalah ini memberikan informasi kepada kita semua tentang
“Keluarga Berencana”

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata “sempurna”, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya, semoga Allah SWT senantiasa
meridhai usaha kita. Aamiin.

Sukabumi, November 2022

Kelompok 9
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

D. Manfaat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dinamika Keluarga Setelah Anak Lahir

B. Konsep Keluarga Sejahtera


1. Pengertian Keluarga Sejahtera
BKKBN memberikan arti keluarga sejahtera adalah keluarga yang
dibentuk berdasarkan pernikahan yang legal/sah dimata Agama dan Negara,
mampu memenuhi kebutuhan hidup dasar (sandang, papan, pangan) dan
jugakebutuhan rohani atau spiritual yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, mempunyai hubungan yang rukun, baik dan harmonis antara
anggota keluarga, dengan lingkungan dan masyarakat, sesuai dengan Undang-
undang RI Nomor 752 Tahun 2009 (Andini, 2020).
Keluarga sejahtera ialah keadaan atau kondisi keluarga yang harmonis
serta tercukupinya kebutuhan dasar dan sosial anggota keluarganya, tidak
mengalami rintangan yang berarti, dan dalam menghadapi persoalan rumah
tangga akan mudah di cari jalan keluarnya secara bersama oleh anggota
keluarga, sehingga standart kehidupan berkeluarga bisa tercapai (Andini,
2020).

2. Tahapan Keluarga Sejahtera


Dalam mengukur kesejahteran sebuah keluarga terdapat beberapa
tahap, adapun tahapan Keluarga Sejahtera sesuai dalam BKKBN (2016) dalam
(Andini, 2020) adalah:
1. Keluarga pra sejahtera
Yakni keluarga yang belum bisa memenuhi kebutuhan dasarnya (basic
need) secara minimal seperti kebutuhan sandang, papan, pangan,
kesehatan, KB, dan kebutuhan spiritualnya.
2. Keluarga sejahtera I
Adalah keluarga yang sudah bisa memenuhi kebutuhan dasarnya
secara minimalis, tetapi belum bisa memenuhi kebutuhan sosial
psikologinya seperti kebutuhan terhadap pendidikan, KB, pergaulan di
lingkungan tempat tinggal dan transportasi.
3. Keluarga sejahtera
Keluarga sejahtera yakni keluarga yang seluruh kebutuhannya
terpenuhi, mulai dari kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan
perkembangan keluarganya.
3. Kriteria Keluarga Sejahtera
Beberapa kriteria keluarga sejahtera yang ditetapkan adalah sebagai

berikut:

a. Keluarga Prasejahtera

Keluarga sejahtera adalah keluarga yang memenuhi lima pokok kebutuhan

dasar. Namun jika ada salah satu saja kebutuhan pokok yang belum bisa

dipenuhi, maka keluarga tersebut dinamakan sebagai keluarga

prasejahtera. Lima kebutuhan pokok tersebut adalah pengajaran agama,

pangan, papan, sandang, dan kesehatan.

b. Keluarga Sejahtera Tahap I

Keluarga yang masuk dalam kategori ini adalah keluarga yang mampu

memenuhi lima kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Keluarga

telah memiliki rumah sendiri yang layak huni dan tidak berlantai tanah.

Dari sisi agama, masing-masing anggota keluarga mampu melaksanakan

ibadah sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya. Begitu pula dengan

kebutuhan makan, sebuah keluarga mencukupi kebutuhan makan anggota

keluarganya dua kali atau lebih. selain itu, kebutuhan akan pakaian dan

memiliki pakaian pembeda antara ketika berada di dalam rumah maupun

diluar rumah. Begitu pula ketika dalam kondisi sakit, keluarga mampu

membawa anggota keluarga yang sakit ke fasilitas kesehatan.

c. Keluarga Sejahtera Tahap II


Keluarga sejahtera tanap II adalah keluarga yang mampu memenuhi lebih

dari lima kebutuhan pokok. Artinya, keluarga ini harus memenuhi

beberapa syarat psiko-sosial, yaitu 6-14 syarat. Berikut adalah

tambahannya:

1) Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap penghuni

rumah.

2) Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat.

3) Paling kurang 1 (satu) orang anggota keluarga yang berumur 15 tahun

keatas mempunyai penghasilan tetap.

4) Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa membaca

tulisan latin.

5) Seluruh anak Berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini.

6) Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur

memakai kontrasepsi (Kecuali sedang hamil).

d. Keluarga Sejahtera Tahap III

Selain lima syarat yang sudah ditetapkan sebagai kriteria keluarga

sejahtera dan telah melewati syarat keluarga sejahtera I dan II, keluarga

sejahtera tahap III juga perlu memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.

2) Sebagai dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan

keluarga.

3) Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan

itu dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.

4) Ikut serta dalam kegiatan masyarakat dilingkungan tempat tinggalnya.


5) Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang 1 kali/6

bulan.

6) Dapat memperoleh berita dari surat kabar/TV/majalah

7) Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi yang

sesuai dengan kondisi daerah setempat.

e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus

Keluarga ini telah melewati seluruh tahapan dari keluarga sejahtera. Akan

tetapi, untuk bisa mencapai keluarga sejahtera tahap III plus, masih

dibutuhkan beberapa syarat berikut ini:

1) Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan

sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materil.

2) Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus

perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat.

f. Keluarga Miskin

Keluarga miskin terjadi karena alasan ekonomi sehingga tidak bisa

memenuhi lima syarat sebagai keluarga sejahtera. Meski demikian,

keluarga miskin ini setidaknya seminggu sekali masih mampu makan

daging atau telur atau ikan. Begitu pula dengan pakaian, paling tidak

setahun sekali keluarga ini bisa berbelanja pakaian satu setel. Mengenai

kepemilikan rumah, luas tanah yang dimiliki kurang dari 8 meter persegi.

g. Keluarga Miskin Sekali

Pada umumnya, keluarga miskin sekali ini kesulitan dalam memenuhi

kebutuhan pokok sehari-sehari. Segala yang dimiliki kurang dari apa yang

dimiliki oleh keluarga miskin.

C. Pendidikan kesehatan tentang kontrasepsi


Keluarga Berencana (KB) merupakan program pemerintah untuk
menyeimbangkan kebutuhan dan jumlah penduduk. Program KB mempunyai arti
untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Kegiatan pokok program KB
adalah penyuluhan dan pelayanan kontrasepsi (Susanti & Sari, 2020).

Kontrasepsi merupakan pengaturan kehamilan dengan menggunakan alat atau


metode dengan tujuan mencegah kehamilan. Tujuan pemakaian kontrasepsi
adalah untuk menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan dan mengakhiri
kesuburan. Alat kontrasepsi ada banyak jenisnya, memiliki manfaat dan
kekurangannya masing-masing (Susanti & Sari, 2020).

Memberikan informasi selengkap mungkin mengenai konsekuensi pilihannya,


baik ditinjau dari segi medis maupun hal-hal non medis agar tidak menyesal di
kemudian hari. Membantu akseptor memutuskan pilihannya atas metode
kontasepsi yang paling sesuai dengan keadaan khusus pribadi dan keluarga.
Membantu akseptor dalam menyesuaikan diri terhadap kondisi barunya, terutama
bila ia mngalami berbagai permasalahan.

D. Berbagai macam metode kontrasepsi: Hormonal dan non-hormonal,


kontrasepsi alami, MOW/ MOP
1. Jenis Metode KB Hormonal
a. PIL KB KOMBINASI
1) Mekanisme: Pil kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi,
mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma, dan
menganggu pergerakan tuba sehingga transportasi telur terganggu. Pil
ini diminum setiap hari.
2) Efektivitas: Bila diguakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1
di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
3) Efek samping: Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin
pendek, haid tidak teratur, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala,
pusing, mual, nyeri payudara, perubahan berat badan, perubahaan
suasana perasaan, jerawat (dapat membaik atau memburuk, tapi
biasaya membaik), dan peningkatan tekanan darah.
4) Mengapa beberapa orang menyukainya: Pemakaiannya dikendalikan
oleh perempuan, dapat dihentikan kapannpun tanpa perlu bantuan
tenaga kesehatan, dan tidak mengganggu hubungan seksual.
5) Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Relatif mahal dan harus
digunakan tiap hari. Beberapa efek samping tidak berbahaya dan akan
menghilang setelah pemakaian beberapa bulan, misalnya haid tidak
teratur
b. PIL HORMON PROGESTIN
1) Mekanisme: Minipil menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid
seks di ovarium, endometrium mengalami transformasi lebih awal
sehingga implantasi lebih sulit, mengentalkan lendir serviks sehingga
menghambat penetrasi sperma, mengubah motilitas tuba sehingga
transportasi sperma terganggu. Pil diminum setiap hari.
2) Efektivitas: Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari
1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
3) Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada.
4) Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
5) Efek samping: Perubahan pola haid (menunda haid lebih lama pada ibu
menyusui, haid tidak teratur, haid memanjang atau sering, haid jarang,
atau tidak haid), sakit kepala, pusing, perubahan suasana perasaan,
nyeri payudara, nyeri perut, dan mual.
6) Mengapa beberapa orang menyukainya: Dapat diminum saat
menyusui, pemakaiannya dikendalikan oleh perempuan, dapat
dihentikan kapapun tanpa perlu bantuan tenaga kesehatan, dan tidak
mengganggu hubungan seksual.
7) Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Harus diminum tiap hari.
c. Pil KB Darurat (Emergency Contraceptive Pills)
Kontrasepsi darurat digunakan dalam 5 hari pasca senggama yang
tidak terlindung dengan kontrasepsi yang tepat dan konsisten. Semakin
cepat minum pil kontrasepsi darurat, semakin efektif. Kontrasepsi darurat
banyak digunakan pada korban perkosaan dan hubungan seksual tidak
terproteksi.
Penggunaan kontrasepsi darurat tidak konsisten dan tidak tepat dilakukan
pada:
1) Kondom terlepas atau bocor
2) Pasangan yang tidak menggunakan kontrasepsi alamiah dengan tepat
(misalnya gagal abstinens, gagal menggunakan metoda lain saat masa
subur).
3) Terlanjur ejakulasi pada metoda senggama terputus.
4) Klien lupa minum 3 pil kombinasi atau lebih, atau terlambat mulai
papan pil baru 3 hari atau lebih.
5) AKDR terlepas
6) Klien terlambat 2 minggu lebih untuk suntikan progesteron 3 bulanan
atau terlambat 7 hari atau lebih untuk metoda suntikan kombinasi
bulanan.
d. KB SUNTIK KOMBINASI
1) Mekanisme: Suntikan kombinasi menekan ovulasi, mengentalkan
lendir serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, atrofi pada
endometrium sehingga implantasi terganggu, dan menghambat
transportasi gamet oleh tuba. Suntikan ini diberikan sekali tiap bulan.
2) Efektivitas: Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari
1 diantara 100 ibu dalam 1 tahun.
3) Efek samping: Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin
pendek, haid tidak teratur, haid memanjang, haid jarang, atau tidak
haid), sakit kepala, pusing, nyeri payudara, kenaikan berat badan.
4) Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak perlu diminum setiap
hari, ibu dapat mengguakanya tanpa diketahui siapapun, suntikan dapat
dihentikan kapan saja, baik untuk menjarangkan kehamilan.
5) Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Penggunaannya
tergantung kepada tenaga kesehatan.
e. SUNTIKAN PROGESTIN
1) Mekanisme: Suntikan progestin mencegah ovulasi, mengentalkan
lendir serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, menjadikan
selaput rahim tipis dan atrofi, dan menghambat transportasi gamet oleh
tuba. Suntikan diberikan 3 bulan sekali (DMPA)
2) Efektivitas: Bila digunakan dengan benar, risiko kehamilan kurang dari
1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Kesuburan tidak langsung kembali
setelah berhenti, biasanya dalam waktu beberapa bulan.
3) Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko kanker
endometrium dan fibroid uterus. Dapat mengurangi risiko penyakit
radang paggul simptomatik dan anemia defisiensi besi. Mengurangi
gejala endometriosis dan krisis sel sabit pada ibu dengan anemia sel
sabit.
4) Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
5) Efek samping: Perubahan pola haid (haid tidak teratur atau memanjang
dalam 3 bulan pertama, haid jarang, tidak teratur atau tidak haid dalam
1 tahun), sakit kepala, pusing, kenaikan berat badan, perut kembung
atau tidak nyaman, perubahan suasana perasaan, dan penurunan hasrat
seksual.
6) Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak perlu diminum setiap
hari, tidak mengganggu hubungan seksual, ibu dapat menggunakannya
tanpa diketahui siapapun, menghilangkan haid, dan membantu
meningkatkan berat badan.
7) Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Penggunaannya
tergantung kepada tenaga kesehatan.
f. IMPLAN
1) Mekanisme: Kontrasepsi implan menekan ovulasi, mengentalkan
lendir serviks, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan
mengurangi transportasi sperma. Implan dimasukkan di bawah kulit
dan dapat bertahan higga 3-7 tahun, tergantung jenisnya.
2) Efektivitas: Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara
100 ibu dalam 1 tahun.
3) Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko penyakit
radang paggul simptomatik. Dapat mengurangi risiko anemia defisiesi
besi.
4) Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
5) Efek samping: Perubahan pola haid (pada beberapa bulan pertama:
haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur lebih dari 8 hari, haid
jarang, atau tidak haid;setelah setahun: haid sedikit dan singkat, haid
tidak teratur, dan haid jarang), sakit kepala, pusing, perubahan suasana
perasaan, perubahan berat badan, jerawat (dapat membaik atau
memburuk), nyeri payudara, nyeri perut, dan mual.
6) Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak perlu melakukan
apapun lagi untuk waktu yang lama setelah pemasangan, efektif
mencegah kehamilan, dan tidak mengganggu hubungan seksual.
7) Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu prosedur bedah
yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
2. Jenis Metode KB Non-Hormonal
a. TUBEKTOMI
1) Mekanisme: Menutup tuba falopii (mengikat dan memotong atau
memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
2) Efektivitas: Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara
100 dalam 1 tahun.
3) Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko penyakit
radang panggul. Dapat mengurangi risiko kanker endometrium.
4) Risiko bagi kesehatan: Komplikasi bedah dan anestesi.
5) Efek samping: Tidak ada.
6) Mengapa beberapa orang menyukainya: Menghentikan kesuburan
secara permanen.
7) Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu prosedur bedah
yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
b. VASEKTOMI
1) Mekanisme: Menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan
melakukan oklusi vasa deferens sehingga alur transportasi sperma
terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
2) Efektivitas: Bila pria dapat memeriksakan semennya segera setelah
vasektomi, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 dalam 1 tahun.
3) Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada.
4) Risiko bagi kesehatan: Nyeri testis atau skrotum (jarang), infeksi di
lokasi operasi (sangat jarang), dan hematoma (jarang). Vasektomi tidak
mempegaruhi hasrat seksual, fungsi seksual pria, ataupun
maskulinitasnya.
5) Efek samping: Tidak ada.
6) Mengapa beberapa orang menyukainya: Menghentikan kesuburan
secara permanen, prosedur bedahnya aman dan nyaman, efek samping
lebih sedikit dibanding metode-metode yang digunakan wanita, pria
ikut mengambil peran, dan meningkatkan kenikmatan serta frekuensi
seks.
7) Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu prosedur bedah
yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
c. KONDOM
1) Mekanisme: Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan
sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang
dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam
saluran reproduksi perempuan.
2) Efektivitas: Bila digunakan dengan benar, risiko kehamilan adalah 2 di
antara 100 ibu dalam 1 tahun.
3) Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mencegah penularan penyakit
menular seksual dan konsekuesinya (misal: kanker serviks).
4) Risiko bagi kesehatan: Dapat memicu reaksi alergi pada orang-orang
dengan alergi lateks.
5) Efek samping: Tidak ada.
6) Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak ada efek samping
hormonal, mudah didapat, dapat digunakan sebagai metode sementara
atau cadangan (backup) sebelum menggunakan metode lain, dapat
mencegah penularan penyakit meular seksual.
7) Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Keberhasilan sangat
dipengaruhi cara penggunaan, harus disiapkan sebelum berhubungan
seksual.
d. SENGGAMA TERPUTUS (COITUS INTERUPTUS)
1) Mekanisme: Metode keluarga berencana tradisional, di mana pria
mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria
mencapai ejakulasi
2) Efektivitas: Bila dilakukan secara benar, risiko kehamilan adalah 4 di
antara 100 ibu dalam 1 tahun.
3) Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada.
4) Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
5) Efek samping: Tidak ada.
6) Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak ada efek samping, tidak
perlu biaya dan prosedur khusus, membantu ibu mengerti tubuhnya,
dan sesuai bagi pasangan yang menganut agama atau kepercayaan
tertentu.
7) Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Kurang efektif.
e. LACTATIONAL AMENORRHEA METHOD
1) Mekanisme: Kontrasepsi MAL mengandalkan pemberian Air Susu Ibu
(ASI) ekslusif untuk menekan ovulasi. Metode ini memiliki tiga syarat
yang harus dipernuhi:
a. Ibu belum mengalami haid
b. Bayi disususi secara ekslusif dan sering, sepanjang siang dan malam
c. Bayi berusia kurang dari 6 bulan
2) Efektivitas: Risiko kehamilan tinggi bila ibu tidak menyusui bayinya
secara benar. Bila dilakukan secara benar, risiko kehamilan kurang dari
1 di antara 100 ibu dalam 6 bulan setelah persalinan.
3) Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mendorong pola menyusui yang
benar, sehingga membawa manfaat bagi ibu dan bayi.
4) Efek samping: Tidak ada
f. DIAFRAGMA
1) Mekanisme: Diafragma adalah kap berbentuk cembung, terbuat dari
lateks (karet) yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan
seksual dan menutup serviks sehingga sperma tidak dapat mencapai
saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii).Dapat pula
digunakan dengan spermisida.
2) Efektivitas: Bila digunakan dengan benar bersama spermisida, risiko
kehamilan adalah 6 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
3) Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mencegah penularan penyakit
menular seksual dan kanker serviks.
4) Risiko bagi kesehatan: Infeksi saluran kemih, vaginosis bakterial,
kadidiasis, sindroma syok toksik.
5) Efek samping: Iritasi vagina dan penis, lesi di vagina.
6) Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak ada efek samping
hormonal, pemakaiannya dikendalikan oleh perempuan, dan dapat
dipasang sebelum berhubungan seksual.
7) Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Memerlukan
pemeriksaan dalam untuk menentukan ukuran yang tepat, keberhasilan
tergatung cara pemakaian.
g. ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)
1) Mekanisme: Dalam Rahim AKDR dimasukkan ke dalam uterus.
AKDR menghambat (AKDR) kemampuan sperma untuk masuk ke
tuba falopii, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum
uteri, mencegah sperma dan ovum bertemu, mencegah implantasi telur
dalam uterus.
2) Efektivitas: Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara
100 ibu dalam 1 tahun. Efektivitas dapat bertahan lama, hingga 12
tahun.
3) Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko kanker
endometrium.
4) Risiko bagi kesehatan: Dapat menyebabkan anemia bila cadangan besi
ibu rendah sebelum pemasangan dan AKDR menyebabkan haid yag
lebih banyak. Dapat menyebabkan penyakit radang panggul billa ibu
sudah terinfeksi klamidia atau gonorea sebelum pemasangan.
5) Efek samping: Perubahan pola haid terutama dalam 3-6 bulan pertama
(haid memanjang dan banyak, haid tidak teratur, dan nyeri haid).
6) Mengapa beberapa orang menyukainya: Efektif mecegah kehamilan,
dapat digunakan untuk waktu yang lama, tidak ada biaya tambahan
setelah pemasangan, tidak mempengaruhi menyusui, dan dapat
langsung dipasang setelah persalinan atau keguguran.
7) Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu prosedur
pemasangan yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih
h. AKDR dengan PROGESTIN
1) Mekanisme: Progestin AKDR dengan progestin membuat
endometrium mengalami transformasi yang ireguler, epitel atrofi
sehingga menganggu implantasi; mencegah terjadinya pembuahan
dengan memblok bersatunya ovum dengan sperma; mengurangi
jumlah sperma yang mencapai tuba falopii; dan menginaktifkan
sperma
2) Efektivitas: Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara
100 ibu dalam 1 tahun.
3) Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko anemia
defisiensi besi. Dapat mengurangi risiko penyakit radang panggul.
Mengurangi nyeri haid dan gejala endometriosis.
4) Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
5) Efek samping: Perubahan pola haid (haid sedikit dan singkat, haid
tidak teratur, haid jarang, haid memanjang, atau tidak haid), jerawat,
sakit kepala, pusing, nyeri payudara, mual, kenaikan berat badan,
perubahan suasana perasaan, dan kista ovarium.
6) Mengapa beberapa orang menyukainya: Efektif mecegah kehamilan,
dapat digunakan untuk waktu yang lama, tidak ada biaya tambahan
setelah pemasangan.
7) Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu prosedur
pemasangan yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
3. Jenis Kontrasepsi Alami
4. MOW/MOP
MOW (Medis Operatif Wanita)/ tubektomi atau juga dapat disebut
dengan sterilisasi. MOW merupakan tindakan penutupan terhadap kedua
saluran telur kanan dan kiri yang menyebabakan sel telur tidak dapat melewati
saluran telur, dengan demikian sel telur tidak dapat bertemu dengan sperma
laki-laki sehingga tidak terjadi kehamilan, oleh karena itu gairah seks wanita
tidak akan turun. Pelaksanaan MOW sendiri dibagi menjadi 3 yaitu:
pelaksanaan MOW pasca operasi/pasca melahirkan, mempunyai penyakit
ginekologi, dan dilakukan pada masa interval (Forcepta & Rodiani, 2017).
Keuntungan MOW sangat banyak, antara lain: tidak ada efek samping
dan perubahan dalam fungsi hasrat seksual, dapat dilakukan pada perempuan
diatas 26 tahun, tidak mempengaruhi air susu ibu (ASI), perlindungan
terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi, dapat digunakan seumur hidup,
dan tidak mempengaruhi atau mengganggu kehidupan suami istri. Waktu
pelaksanaan MOW dapat dilakukan pada saat, Masa Interval (selama waktu
siklus menstruasi), Pasca persalinan (post partum). Tubektomi pasca
persalinan sebaiknya dilakukan dalam 24 jam, atau selambat lambatnya dalam
48 jam pasca persalinan, Pasca keguguran sesudah abortus dapat langsung
dilakukan sterilisasi, waktu operasi membuka perut. Setiap operasi yang
dilakukan hendaknya harus dipikirkan apakah wanita tersebut sudah
mempunyai indikasi untuk dilakukan sterilisasi. Hal ini harus diterangkan
kepada pasangan suami istri karena kesempatan ini dapat dipergunakan untuk
melakukan kontrasepsi mantap. Indikasi dilakukan MOW yaitu sebagai
berikut:
1) Indikasi medis umum adanya gangguan fisik atau pisikis yang akan
menjadi lebih berat bila wanita ini hamil lagi
2) Gangguan fisik yang dialami seperti tuberculosis pulmonum, penyakit
jantung, dan sebagainya
3) Gangguan pisikis yang di alami yaitu seprti skizofernia (psikosis), sering
menderita psikosa nifas, dan lain-lain.
4) Indikasi medis obstetric yaitu toksemia gravidarum yang berulang, seksio
sesarea yang berulang, histerektomi obstetri
5) Indikasi medis ginekologik pada waktu melakukan operasi ginekologik
dapat pula dipertimbangkan untuk sekaligus melakukan sterilisasi
6) Indikasi sosial ekonomi adalah indikasi berdasarkan beban sosaial
ekonomi yang sekarang ini terasa bertambah berat
7) Mengikuti rumus 120 yaitu perkalian jumlah anak hidup dan umur ibu,
misalnya umur ibu 30 tahun dengan anak hidup 4, maka hasil perkalianya
adalah 120
8) Mengikuti rumus 100 umur ibu 25 tahun ke atas dengan anak hidup 4
orang, umur ibu 30 tahun keatas dengan anak hidup 3 orang, umur ibu 35
tahun keatas dengan anak hidup 2 orang (Forcepta & Rodiani, 2017).

Kontra indikasi dalam melakukan MOW yaitu dibagi 2 yang meliputi


indikasi mutlak dan indikasi relatif. Kontraindikasi mutlak meliputi:
peradangan dalam rongga panggul, peradangan liang senggama, kavum
duaglas tidak bebas, ada perlekatan, kontraindikasi relative, obesitas
berlebihan, bekas laparotomi.

Keuntungan dari kontrasepsi mantap ini antara lain: perlindungan terhadap


terjadinya kehamilan sanggat tinggi, tidak menggangu kehidupan suami istri,
tidak mempengaruhi ASI, lebih aman (keluhan lebih sedikit), praktis (hanya
memerlukan satu kali tindakan), lebih efektif (tingkat kegagalan sangat kecil),
lebih ekonomis. Kerugian dalam menggunakan Kontrasepsi mantap yaitu
antara lain, harus di pertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini
tidak dapat dipulihkan kembali, klien dapat menyesal dikemudian hari, resiko
komplikasi kecil meningkat apabila digunakan anastesi umum, rasa
sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan, tidak
melindungi diri dari IMS (Forcepta & Rodiani, 2017).

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga sejahtera ialah keadaan atau kondisi keluarga yang harmonis serta
tercukupinya kebutuhan dasar dan sosial anggota keluarganya, tidak mengalami
rintangan yang berarti, dan dalam menghadapi persoalan rumah tangga akan
mudah di cari jalan keluarnya secara bersama oleh anggota keluarga, sehingga
standart kehidupan berkeluarga bisa tercapai.
Kontrasepsi merupakan pengaturan kehamilan dengan menggunakan alat atau
metode dengan tujuan mencegah kehamilan. Tujuan pemakaian kontrasepsi
adalah untuk menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan dan mengakhiri
kesuburan. Alat kontrasepsi ada banyak jenisnya, memiliki manfaat dan
kekurangannya masing-masing.
B. Saran
.
DAFTAR PUSTAKA
Andini, G. R. (2020). Keterkaitan Penyelenggaraan Program Bimbingan Pra Nikah
Dengan Konsep Keluarga Sejahtera Bagi Calon Pengantin. Jurnal Pendidikan,
4(4), 10–19.
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpls/article/view/13540/0%0Ahttps://
journal.unesa.ac.id/index.php/jpls/article/download/13540/5620
Bakri, M. H. 2017. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Forcepta, C., & Rodiani. (2017). Faktor-Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi Medis
Operasi Wanita ( MOW ) pada Pasangan Wanita Usia Subur The Factors that Use
of Contraception Woman Medical Operation ( WMO ) on Childbearing Age.
Manjority, 6(1), 7.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1523/1481
Matahari Ratu, Fitriana Putri Utami, Ir.Sri Sugiharti. 2018. Buku Ajar Keluarga
Berencana. Yogyakarta: Pustaka Ilmu
Susanti, E. T., & Sari, H. L. (2020). Pendidikan Kesehatan Tentang Jenis-Jenis Alat
Kontrasepsi Terhadap Pemilihan Alat Kontrasepsi. Jurnal Kesehatan, 9(1), 53.
https://doi.org/10.46815/jkanwvol8.v9i1.95

Anda mungkin juga menyukai