ASUHAN KEPERAWATAN
EPERAWATAN KELUARGA BAPAK H DENGAN
KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN
PADA ANAK USIA SEKOLAH DI RW 03 KELURAHAN CISALAK
PASAR KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK
TAHUN 2013
ASUHAN KEPERAWATAN
EPERAWATAN KELUARGA BAPAK H DENGAN
KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN
PADA ANAK USIA SEKOLAH DI RW 03 KELURAHAN CISALAK
PASAR KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK
TAHUN 2013
i Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
ii Universitas Indonesia
Akhir kata, saya berharap karya ilmiah akhir ners ini dapat membawa manfaat
positif bagi banyak pihak, terutama dapat bermanfaat untuk perkembangan ilmu.
iv Universitas Indonesia
Banyak anak usia sekolah yang rawan terhadap masalah kurang gizi. Rendahnya
status gizi anak usia sekolah akan berdampak negatif pada peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Masalah gizi pada anak usia sekolah adalah masalah
kesehatan yang menyangkut masa depan dan kecerdasan serta memerlukan
perhatian yang lebih serius. Kurangnya konsumsi makanan yang bergizi dan
faktor lingkungan yang tidak mendukung akan menyebabkan masalah gizi kurang
Anak usia sekolah di RW 03 kelurahan Cisalak Pasar kecamatan Cimanggis kota
Depok merupakan tujuan dalam karya ilmiah akhir ini. Keluarga bapak H
merupakan keluarga yang memiliki anak usia sekolah yang beresiko kurang
nutrisi.
Kata kunci :
vi Universitas Indonesia
Title : Mr. H Family Nursing with Imbalance Nutrition Less Than Body
Needs Children Schools in RW 03 Kelurahan Cisalak Pasar
Key words:
vi Universitas Indonesia
ABSTRAK .............................................................................................. vi
ABSTRACT ........................................................................................... vi
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………... 1
1.2 Perumusan Masalah ……………………………………………… 5
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................ 6
1.4 Manfaat Karya Ilmiah ……………………………………………… 6
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Perkotaan ……………………………………….............. 7
2.2 Anak Usia Sekolah Kelompok Beresiko………………………… 10
2.3 Anak Usia Sekolah ...................................................................... 11
2.4 Konsep Gizi Anak Sekolah ........................................................... 12
2.5 Triguna Makanan dan Penyusunan Jadwal Menu Seimbang......... 15
2.6 Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah............................................. 17
4. ANALISIS SITUASI
4.1 Profil Lahan Praktik ……………………………………………….. 33
4.2 Analisis Masalah Keperawatan Terkait Konsep KKMP ………… 34
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 38
5.2 Saran .............................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tabel 2.4. Katagori dan Ambang Batas Status Gizi anak Sekolah................... 15
1 Universitas Indonesia
yang terkait dengan lingkungan diperkotaan dapat terjadi mulai dari gaya
hidup, kualitas makanan, resiko kecelakaan kerja, kualitas air dan udara,
perumahan, sampah, resiko radiasi, dan perilaku kekerasan (Nies, 2001).
Masalah kualitas makanan merupakan bagian dari masalah pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada masyarakat perkotaan. Didalam masyarakat perkotaan
salah satunya terdapat kelompok anak sekolah dasar
Anak usia sekolah adalah anak yang berusia kurang lebih 6 tahun dan diakhiri
ketika anak mulai mengalami pubertas yaitu usia 12 tahun. Anak akan
mengalami proses tumbuh kembang dengan berbagai macam perubahan akan
terjadi baik secara fisik maupun psikologis (Kozier dkk, 2010; Duval &
Miller, 1985 dalam Friedman, 2003). Jika proses tumbuh kembang mengalami
masalah maka akan terjadi gangguan tumbuh kembang yang berakibat
timbulnya masalah kesehatan fisik dan psikologis.
Universitas Indonesia
Data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas, 2007 ) menyatakan anak usia sekolah
6-12 tahun sebesar 35% anak usia sekolah Sekolah Dasar (SD) pendek dan
pada tahun 2010, pravelensi kependekkan (25,6 persen), kekurusan (11,2
persen), dan kegemukkan (9,2 persen). Masalah lain adalah tingginya angka
putus sekolah. Menurut catatan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
setiap tahun terdapat kurang lebih 1,2 juta siswa SD dan MI yang putus
sekolah atau 24% dari siswa baru (Forum Koordinasi Pusat Program
Pembinaan Anak dan Remaja, 1997).
Pada tahun 2010 di Propinsi Jawa Barat terdapat 7,6% anak usia 6-12 tahun
yang mengalami masalah kurang gizi (Riskesdas, 2010). Dalam menekan
angka kurang gizi, ada beberapa cara, salah satunya mendata anak usia
sekolah di bawah -3SD dan memiliki program khusus untuk menanggulangi
program gizi pada anak. Pada tahun 2011, puskesmas Cimanggis bertandang
ke sekolah untuk melakukan penyuluhan gizi dan melakukan kunjungan
rumah dengan keluarga anak usia anak sekolah yang mengalami gizi kurang.
Kegiatan di poli anak dilakukan pengukuran IMT untuk mengetahui anak
berada di bawah SD-3. Kurangnya sumber daya manusia termasuk
diantaranya tenaga kesehatan yang menangani masalah gizi ini menyebabkan
banyak kasus gizi kurang pada anak sekolah tidak terdeteksi dikarenakan tidak
adanya koordinasi petugas puskesmas yang mendata di setiap kelurahan di
kecamatan Cimanggis, padahal banyak kejadian kurang gizi yang terjadi salah
satunya di RW 03 kelurahan Cisalak pasar.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Dalam karya ilmiah ini, penulis akan memaparkan hasil asuhan keperawatan
keluarga dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi pada anak S terutama
implementasi unggulan pengaturan jadwal makan makanan yang
mengandung triguna makanan sekali dalam sehari beserta evaluasi.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
7 Universitas Indonesia
Ditinjau dari segi ekonomi cara hidup masyarakat kota lebih moderen
mengikuti tren dunia jika dibandingkan dengan daerah pedesaan. Selain itu
taraf hidup masyarakat perkotaan semakin meningkat. Namun hal ini
malah menjadi masalah bagi masyarakat perkotaan karena tuntutan beban
hidup yang tinggi, tak heran jika banyak masalah kesehatan yang terjadi
didaerah perkotaan. Yang terakhir dipandang dari aspek hukum, adanya
hak-hak dan kewajiban hukum bagi penghuni suatu wilayah.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
9
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
10
keluarga dan komunitas mengenai nutrisi yang seimbang bagi anak usia
sekolah.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
11
Hasil Sensus Penduduk Indonesia tahun 2010 diketahui bahwa jumlah total
penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa, jumlah penduduk usia sekolah
sebanyak 19,3% (42 juta jiwa). Berdasarkan rentang usia penduduk Indonesia
paling banyak pada usia 5-9 tahun sebanyak 23 juta jiwa (9,78%) dan usia 10-
14 tahun sebesar 22,6 juta jiwa (9,54%) (Badan pusat Statistik, 2012). Jumlah
penduduk berdasarkan umur ini, menunjukkan bahwa jumlah anak usia
sekolah cukup banyak sehingga dibutuhkan banyak peran serta pemerintah
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya.
Berdasarkan sensus penduduk kota Depok tahun 2010 jumlah penduduk kota
depok sebesar 1,7 juta jiwa, tahun 2011 mencapai 1,8 juta jiwa. Berdasarkan
Biro Pusat Statistik kota Depok tahun 2012, penduduk terbesar adalah
kecamatan Cimanggis 242.214 orang (13,95%). Di kelurahan Cisalak Pasar
kecamatan Cimanggis memiliki penduduk sebanyak 17.869 ribu jiwa (7,4%).
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan di kelurahan Cisalak Pasar terdapat
populasi anak usia 6-12 tahun ±3066 jiwa (17,2%) (Laporan Rekapitulasi
Penduduk Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok,
2011).
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
12
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik,
dan lebih. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang.
Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh
cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan
pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan
secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila
tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial
(Almatsier, 2004). UNICEF; WHO (2011) mendefinisikan undernutrition
atau kurang gizi yang meliputi kurang berat seseorang berdasarkan usia,
tinggi badan seseorang usia, tinggi badan dibawah standar (tidak sesuai
umur), sangat kurus, dan gizi kurang adalah akibat dari ketidakcukupan
masukkan makanan dan penyakit infeksi yang berulang, vitamin serta
mineral.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
13
tampak lemah atau tidak lincah, kaki dan tangan bengkak, berat badan
anak berada pada dibawah standar deviasi < -3. Akibat gizi kurang :
kekurangan gizi berakibat meningkatkan angka kesakitan dan menurunya
produktivitas kerja manusia. Hal ini berarti akan menambah beban
pemerintah dan meningkatkan fasilitas kesehatan, kekurangan gizi
berakibat menurunnya kualitas kecerdasan manusia muda yang pandai
yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan bangsa. Kurangnya gizi
berakibat menurunnya produktivitas gizi manusia.
Penilaian status gizi terbagi atas penilaian secara langsung dan penilaian
secara tidak langsung. Adapun penilaian secara langsung dibagi menjadi
empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik,
Sedangkan penilaian status gizi secara tidak langsung terbagi atas tiga
yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
14
Tabel. 2.4 Katagori dan ambang batas status gizi anak sekolah
berdasarkan indeks (Kepmenkes: 2010)
Indeks Katagori status gizi Ambang batas (Z-Score)
Indeks massa tubuh Sangat kurus < -3 SD
menurut umur (IMT/U) Kurus -3 SD sampai dengan < -2SD
Anak umur 5-12 tahun Normal -2 SD sampai dengan 1 SD
Gemuk >1 SD sampai dengan 2 SD
Obesitas >2 SD
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
15
Tabel 2.4.2 Angka Kecukupan Gizi Rata-Rata yang Dianjurkan (Per Orang Per
Hari) Anak Umur 7 –12 Tahun
Golongan Berat Tinggi Energi Protein
Umur
7-9 tahun 25 kg 120 cm 1800 kkal 45 gram
10 –12 tahun 35 kg 138 cm 2050 kkal 50 gram
(pria)
10 –12 tahun 38 kg 145 cm 2050 kkal 50 gram
(wanita)
Sumber : Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII Jakarta 17- 19 Mei 2004.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
16
Triguna makanan terdiri dari tiga zat gizi yang masing-masing memiliki
fungsi yang berbeda-beda. Penggolongan makanan yang termasuk triguna
makanan menurut Departemen Gizi & Kesmas FKM UI (2010) adalah
sebagai berikut:
a. Zat Tenaga yang mengandung karbohidrat dan lemak, yang
diperlukan untuk kerja otot untuk melakukan kerja luar. zat ini
sebagian besar dihasilkan dari makanan pokok. Contoh sumber zat
tenaga ialah nasi, kentang, ubi, jagung, kacang-kacangan, mentega,
dan lain-lain.
b. Zat Pembangun mengandung protein. Terdapat dua jenis protein yakni
protein metabolik dan protein struktural. Protein metabolik dibutuhkan
dalam proses metabolisme tubuh dan protein struktural berfungsi
untuk membangun struktur sel. Kelompok rawan seperti anak sekolah,
membutuhkan protein dalam jumlah besar sehingga kebutuhan juga
meningkat. Contoh makanan sumber zat protein ialah lauk hewani dan
lauk nabati, seperti telur, daging ayam, daging sapi, tempe tahu, dan
lain-lain.
c. Zat Pengatur terdiri dari makanan yang mengandung vitamin dan
mineral. Zat pengatur menjalankan dan mengatur proses metabolisme.
Bila seseorang kekurangan zat pengatur dalam waktu lama, akan
timbul berbagai penyakir defisiensi zat gizi. Bahan pangan penghasil
zat pengatur ialah sayuran dan buah-buahan.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
17
pauk. Menu yang lengkap, akan terdiri dari nasi, sayur, lauk, dan buah-
buahan. Menu yang disusun sedemikian itu sudah cukup memenuhi
syarat.
2.6.1.2 Tumbuh Kembang Keluarga dan Keterkaitan Nutrisi Anak Usia Sekolah
Tumbuh kembang keluarga dengan anak usia sekolah yaitu, keluarga
memiliki kewajiban dalam mensosialisasikan anak, memenihi kebutuhan
kesehatan fisik anggota keluarga, mempertahankan hubungan harmonis
dengan pasangan dan anggota keluarga yang lain. Pada tiap tumbuh
kembang yang dilalui keluarga, memiliki masalah pada tiap tahapan
tumbuh kembang. Masalah tumbuh kembang pada usia sekolah yaitu:
masalah disfungsional komunikasi, anak tidak mandiri, gangguan tumbuh
kembang, tekanan komunitas, masalah perilaku, penyakit kronik dan
menular, masalah kurang terpenuhinya kebutuhan dasar anak salah satunya
nutrisi (Friedman, Bowden & Jones, 2003: Stanhope & Lancaster, 2004;
Kozier, Erb. Berman dan Snyder, 2010).
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
18
Pada keluarga dengan anak usia sekolah dimulai ketika anak pertama telah
berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13
tahun, awal dari masa remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah
maksimum, dan hubungan keluarga diakhir tahap ini. (Duvall, 1977 dalam
Friedman, 2003). Pada masa ini merupakan tahun-tahun yang sibuk, anak-
anak mempunyai keinginan dan kegiatan masing-masing, disamping
kegiatan wajib dari sekolah dalam hidup, serta kegiatan-kegiatan orang tua
sendiri. Setiap orang menjalani tugas-tugas perkembangannya sendiri-
sendiri, sama seperti keluarga berupaya memenuhi tugas-tugas
perkembangannya sendiri, memungkinkan tidak terperhatikannya nutrisi
pada anak.
Menurut (Erikson, 1950 dalam Friedman, 2003) orang tua berjuang dengan
tuntutan ganda yaitu berupaya mencari kepuasan dengan mengasuh
generasi berikutnya (tugas perkembangan generativitas) dan
memperhatikan perkembangan mereka sendiri; sementara anak-anak usia
sekolah untuk mengembangkan sense of industry, kapasitas untuk
manikmati pekerjaan dan mencoba mengurangi atau menangkis perasaan
rendah diri. Tumbuh kembang anak usia sekolah (6-12 tahun), Dalam
Buku Pediactric Nursing Procedures, Bowden, Greenberg (2003)
dijabarkan sebagai berikut:
a. Perkembangan fisik (untuk semua usia anak). Bagi wanita usia 11 tahun
tinggi badan 90% orang dewasa dan berat badan 50% berat badan orang
dewasa, sedangkan untuk laki-laki pada usia 12 tahun mencapai 80%
tinggi badan orang dewasa dan berat badan 50% berat badan orang
dewasa. Pertumbuhan tulang meningkat pada masa ini. Pada umur 12
tahun pertumbuhan gigi sudah menetap dan merupakan awal mengalami
masa perkembangan pra pubertas
b. Anak usia sekolah di umur 6-9 tahun akan mengalami lama tidur 11-12
jam perhari, peningkatan berat badan 3-5 pound per tahun, mempunyai
10-11 gigi permanen dan pertumbuhan tulangnya sudah proposional
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
19
c. Anak usia sekolah umur 10-11 tahun akan mengalami lama tidur 10
jam/hari. Anak membutuhkan 2.200-2.500 kkal untuk memenuhi
kebutuhan energi aktivitasnya. Pada usia 12 tahun giginya sudah
menetap.
d. Perkembangan seksual ( untuk semua usia sekolah) yang dialami pada
anak perempuan akan menghadapi menstrusi pada usia 11-12 tahun dan
tertarik pada sesama jenis.
e. Perkembangan bahasa ( untuk semua usia sekolah ), telah memiliki
kemampuan dalam berbahasa dengan baik. Anak akan mengikuti
perubahan, meningkatkan pengertian dalam bahasa, maka diberikan
kesempatan mendengarkan radio, TV. Anak hendaknya dilibatkan dalam
pembicaraan sosial untuk menghilangkan egosentrisnya
f. Perkembangan sosial anak usia sekolah telah mempunyai kelompok
untuk bermain, sehingga mempunyai keinginan yang kuat supaya
diterima pada anggota kelompok. Jenis mainan yang diminati pada usia
ini yaitu:
1. Bermain konstruktif: membuat sesuatu untuk bersenang-senang saja
tidak memikirkan manfaatnya seperti mengambar, dan membentuk
sesuatu
2. Menjelajah: ingin bermain jauh dari lingkungan rumah
3. Mengumpulkan: benda-benda yang menarik perhatiannya,
membawa benda kerumah
4. Permainan dan olahraga: cenderung ingin memainkan permainan
orang dewasa ( bola basket, sepak bola) dan senang pada permainan
yang bersaing
5. Hiburan: anak ingin meluangkan waktunya untuk membaca,
menonton tv, mendengarkan radio dan melamun.
g. Masalah Anak Usia Sekolah diantaranya: bahaya fisik yaitu berupa a)
penyakit: penyakit yang timbul karena kurang kebersihan diri, b)
kegemukkan: timbul karena banyaknya mengkonsumsi karbohidrat, c)
masalah terkait dengan status ekonomi ( miskin dalam kesehatan,
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
20
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
21
Evaluasi dilihat untuk menilai kesesuai antara tujuan dan hasil yang
diperoleh. Asuhan keperawatan keluarga pada keluarga dengan
ketidakseimbangan nutrisi pada anak sekolah terdiri dari tahap pengkajian
keluarga dan tahap implementasi untuk mengatasi masalah
ketidakseimbangan nutrisi. Hasil evaluasi yang akan dipaparkan oleh
penulis .secara ringkas dari semua implementasi keperawatan keluarga
yang telah dilakukan pada keluarga.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
22
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
BAB 3
LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA
3.1 Pengkajian
3.1.1 Pengkajian Umum
Keluarga Bapak H (42 tahun) dan Ibu E (42 tahun) merupakan keluarga inti
dengan tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah, dengan
Bapak H sebagai kepala keluarga dan pengambil keputusan dalam keluarga
dalam hal keuangan, rencana rekreasi, biaya sekolah, dan lain-lain.
Sedangkan ibu E ialah pengambil keputusan dalam hal menu makanan dan
kebutuhan sehari-hari. Bapak H dan Ibu E memiliki seorang anak, yaitu An.
S (11 tahun) Saat ini keluarga Bapak H menempati rumah peninggalan
orang tua di RT 06 RW 03, Cisalak Pasar, Depok. Bapak H bekerja sebagai
pedagang dengan pendapat di bawah Rp 1.000.000,00/bulan. Ibu E adalah
seorang ibu rumah tangga. Ibu E mengatakan angka tersebut cukup untuk
memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Bapak H bersuku Betawi dan
merupakan asli orang Cisalak Pasar, sedangkan ibu E bersuku Betawi
dimana keduanya mengaku bahwa tidak ada mitos atau kepercayaan tertentu
yang diyakini terkait masalah kesehatan keluarga.
22 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
24
3.2 Diagnosa
Dari data yang ditemukan pada saat pengkajian, dapat disimpulkan diagnosa
yang dapat ditegakkan yakni ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh pada keluarga An.S.
3.3 Intervensi
Tujuan secara umum dari rencana inovasi keperawatan keluarga adalah
setelah dilakukan tindakan keperawatan untuk diagnosa ketidakseimbangan
nutrisi selama 12x pertemuan, keseimbangan nutrisi pada keluarga bapak H
menjadi teratasi dengan dilakukannya penjadwalan makanan yang
mengandung triguna makanan kepada anak S
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
25
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
26
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
27
3.4 Implementasi
Intervensi inovasi yang perawat lakukan kepada keluarga bapak H adalah
melakukan adalah penjadwalan makanan . Intervensi inovasi penjadwalan
makanan sudah dilakukan sebanyak 5 kali. Keluarga diberikan pengetahuan
tentang pengertian gizi seimbang, tanda gejala, penyebab dan cara mengatasi
gizi kurang.
Penjadwalan makanan yang berisi jadwal makan pagi, siang dan malam,
yang harus dilakukan oleh keluarga bapak H khususnya ibu E untuk
memberikan peraturan dan menerapkan disiplin pada anak S. Hal ini
bertujuan agar orang tua dapat memberikan nutrisi sesuai dengan triguna
makanan minimal sekali dalam sehari. Dalam tiga waktu makan, diantaranya
orang tua memberikan makanan yang mengandung komponen triguna
makanan.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
28
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
29
3.5 Evaluasi
Asuhan keperawatan pasien dilakukan sebanyak 12 kali pertemuan, terdiri
dari pengkajian selama 2 kali pertemuan dan impelementasi sebanyak 10 kali
pertemuan. Evaluasi yang ingin penulis gambarkan dalam tulisan ini terdiri
dari rangkuman evaluasi dari semua implementasi yang telah penulis lakukan
kepada keluarga Bapak H.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
30
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
31
kacang, buah dan sayur potong, sereal, puding susu atau puding buah. Ibu
E menyebutkan contoh makanan tidak sehat yaitu mie instant, bolu
kemasan, teh kemasan, minuman bersoda, makanan berpengawet dan
makanan ber-MSG. Ibu E mengatakan tips menyajikan makanan untuk
anak yaitu jumlah makan sesuai dengan porsi, sesuai jadwal menu,
makanan bervariasi, harus ada lauk hewani dan nabati. Ibu E mengatakan
prinsip mengatasi anak yang tidak mau makan ialah jangan dipaksa, beri
makan sesuai selera anak dan tidak membosankan, jangan memberi
makanan yang manis sebelum makan, makan dalam porsi kecil tapi sering.
Ibu E mengatakan fasilitas terdekat ialah puskesmas, dan ruma. Ibu E
mengatakan manfaat ke pelayanan kesehatan ialah mendapat pemeriksaan
kesehatan anak, mendapat penyuluhan tentang gizi kurang. Ibu E
mengatakan nanti kalau punya uang ingin memeriksakan anaknya.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
32
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Cisalak Pasar merupakan salah kelurahan di Depok dengan luas wilayah 1,71
km2. Jumlah total penduduk di Cisalak Pasar ialah sebanyak 24.617 jiwa,
yang salah satunya terdiri dari anak sekolah. Kelurahan Cisalak Pasar
merupakan salah satu kelurahan di Depok yang juga memiliki angka anak
sekolah dengan gizi kurang. Pada tahun 2011 kunjungan tenaga kesehatan
puskesmas Cimanggis bertandang ke sekolah untuk melakukan penyuluhan
gizi. Pada poli anak juga dilakukan pengukuran IMT dan segera
menindaklanjuti jika anak berada di bawah SD-3. Akan tetapi kendala
kurangnya sumber daya manusia yang menangani masalah gizi ini
menyebabkan banyak kasus gizi kurang pada anak sekolah tidak terdeteksi
dikarenakan tidak adanya petugas puskesmas yang mendata di setiap
kelurahan di kecamatan Cimanggis, padahal banyak kejadian kurang gizi
yang terjadi salah satunya di RW 03 kelurahan Cisalak pasar. Salah satu
keluarga yang memiliki masalah anak sekolah dengan resiko pemenuhan
gizi kurang ialah keluarga Bapak H khususnya An.S (11 tahun).
33 Universitas Indonesia
Salah satu penyebab gizi kurang ialah penyebab langsung yang berupa
kurangnya asupan nutrisi ke dalam tubuh (UNICEF 2011). Ibu E mengatakan
An.E hanya makan sekitar 5 sendok makan setelah itu An. S tidak mau
makan lagi. Ibu E mengatakan an. S lebih menyukai jajan diluar seperti
makanan kemasan, bolu kemasan yang dijual di warung, mie instant dan teh
gelas. Hal- hal tersebut sesuai dengan pendapat Irawati (1998) dalam
penelitiannya bahwa tambahan pengetahuan gizi dan kesehatan pada murid
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
35
Pemenuhan akan zat gizi penting untuk anak usia sekolah guna menunjang
pertumbuhan dan perkembangannya. (Nies & McEwan, 2001) menjelaskan
masalah masyarakat perkotaan diantaranya kurangnya kualitas dan kuantitas
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
36
Almatsier (2005) menjelaskan triguna makanan terdiri dari tiga zat gizi yang
masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda, yakni zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur. Pengetahuan ibu mengenai triguna makanan
atau gizi seimbang penting ditingkatkan untuk membantu anak usia sekolah
mendapat asupan yang seimbang. Upaya peningkatan pengetahuan mengenai
triguna makanan dan gizi seimbang sangatlah penting untuk mengatasi
masalah gizi kurang.
Selain asupan gizi yang seimbang, penjadwalan menu seimbang juga harus
dilakukan agar ibu mengetahui seberapa banyak porsi yang dapat diberikan
pada anak usia sekolah. Almatsier (2005) menyebutkan menu seimbang yaitu
menu yang terdiri dari beranekaragam makanan demgan jumlah dari proporsi
yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi guna pemeliharaan dan
perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan
perkembangan.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
37
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Gizi kurang merupakan masalah umum yang terjadi dimasyarakat perkotaan.
Angka gizi kurang di perkotaan semakin sulit untuk diturunkan. Salah satu
kota yang memiliki angka gizi kurang yang tinggi ialah kota Depok. Laporan
rekapitulasi penduduk kelurahan Cisalak Pasar kecamatan Cimanggis kota
Depok 2011 ada 3066 jiwa anak usia 6-12 tahun di kelurahan Cisalak Pasar.
Di RW 03 sendiri terdapat cukup banyak anak usia sekolah. Setelah
dilakukan screening yaitu pada tanggal 13 Juni 2013 dari 45 anak usia
sekolah, 10 diantaranya memiliki IMT di bawah standart deviasi -3. Hal ini
jelas perlu diperhatikan khususnya oleh tenaga kesehatan salah satunya
perawat. Perawat komunitas mempunyai peranan penting dalam mengatasi
masalah gizi kurang di daerah perkotaan.
Peran perawat komunitas pada tulisan ini tergambar pada asuhan keperawatan
keluarga yang dilaksanakan oleh penulis pada keluarga Bapak H, khususnya
An.S. An.S mengalami tanda-tanda resiko pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh gizi seperti tampak kurus, rambut kemerahan dan tipis, dan
IMT berada pada -2SD, dan termasuk dalam kategori gizi normal namun
hampir mencapai nilai minimal gizi normal (Kemenkes, 2011). Salah satu hal
yang menjadi penyebab resiko pemenuhan gizi kurang pada an.S di keluarga
Bapak H ialah tingkat pengetahuan ibu dan asupan gizi yang kurang
seimbang pada an.S. perawat komunitas memiliki tannggung jawab untuk
melakukan implementasi guna mengatasi masalah gizi kurang pada anggota
keluarga. Salah intervensi yang dilakukan penulis ialah pembuatan jadwal
menu gizi seimbang untuk anak S dan meningkatkan pengetahuan ibu
mengenai triguna makanan (gizi seimbang)
38 Universitas Indonesia
5.2 Saran
Penulisan ini diharapkan mampu menggambarkan asuhan keparawatn pada
keluarga Bapak H dengan masalah gizi kurang. Beberapa keterbatasan dalam
penulisan ini semoga dapat disempurnakan dan dilengkapi dikemudian hari.
Saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:
5.2.1 Puskesmas dan Keluarga dengan anak usia sekolah kurang gizi
Diharapkan penulisan ini dapat menjadi dasar pemikiran bagi pihak
puskesmas dan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang baik yang
dapat dijadikan tempat yang efektif bagi perkembangan dan pertumbuhan
balita khususnya terkait masalah gizi. Selain itu, pihak puskesmas
diharapkan terus melakukan pemberian motivasi kepada para orang tua
untuk memberikan gizi yang seimbang, serta membantu keluarga untuk
mengatasi masalah gizi kurang pada anggota keluarganya.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
40
5.2.2 Keperawatan
Penulis mengharapkan penulisan ini dapat digunakan sebagai masukan
untuk tenaga kesehatan khususnya perawat, dalam rangka meningkatkan
upaya menurunkan angka gizi buruk anak sekolah di perkotaan serta
meningkatkan derajat kesehatan anak sekolah di perkotaan.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI. (2010). Gizi dan
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Grafindo
Elizabeth, T.A. & Judith, M.F. (2010). Community Health Nursing: Promoting
and Protecting the Public’s Health, 7 th Ed. Lippincott William & Wilkins
Inc, USA.
Ervin, NF (2002). Advanced Community health nursing : Concept and practice.
(5 th ed). Philadelphia: Lipinncot
Friedman, Bowden, Jones. (2003). Family nursing: research, theory, & practice.
4th ed. Printice hall.
Gunarsa. (2004). Psikologi praktis: Anak, remaja dan keluarga. Jakarta: Gunung
Mulia
Hitchock, J.E., Schubert, P.E., Thomas, S.A. (1999). Community health nursing:
caring in action. Albani: Delmas Publiser.
Hurlock, E.B (1998). Developmental Psychology: a life span approach (5th ed).
London: McGraw Hill Inc.
41 Universitas Indonesia
Irawati, A., dkk. 1992. Pengetahuan Gizi Murid SD dan SLTP di Kodya Bogor.
Penelitian Gizi dan Makanan Jilid 15.
Kodyat, B.A dkk. 1998. ‘Penuntasan Masalah Gizi Kurang’, dalam Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi VI. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Jakarta
Kozier. B, Erb. G, Berman. A, & Snyder. S.J. (2010). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, & Praktik. Jakarta: EGC
LIPI, 2004. Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Ketahanan
Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Jakarta.
Lundy, Karen S., Janes, S. (2009). Community healty nursing: caring for the
public’s health. (2nd Ed). (Vol2). Ontario: Jones and Bartlett Publisher
Mc.Murray, A. (2003). Community Health and Wellness: a Sociological
approach. Toronto: Mosby
Nies, M.A., and McEwan, M. (2001). Community health nursing: promoting the
health of population. (3th ed). Philadelphia: Davis Company.
Potter & Perry. (2006). Fundamental keperawatan: konsep, proses, dan praktik.
Vol. 1. Edisi 4. Jakarta : EGC
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
43
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah
Brunner & Suddart (Vol. 2). (E. Prakaryaningsih, A. Hartono. Y. Asih.
Eds.. & A. Waluyo, Trans.) Jakarta EGC
Supariasa, IDN., dkk 2002. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Wong, Dona L et al. (2009). Wong’s Essentials of pediatric nursing, 6th ed. By
Mosby, Inc
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Tiningsih Damarwati, FIK UI, 2013
1
Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga
Tiningsih Damarwati (NPM. 1006823570)
PENGKAJIAN KELUARGA
I. Data Umum
1. Nama keluarga (KK): Bapak H
2. Alamat & telepon
Jalan Bulak Duren No.07 RT/RW. 06/03 Cisalak, Kelurahan Cisalak
Pasar, Depok.
3. Komposisi keluarga
Jenis Hubungan
No Nama TTL/Umur Pendididkan
kelamin dengan KK
1 Bapak H Laki-laki Suami (KK) 42 tahun SMA
2 Ibu E Perempuan Isteri 42 tahun SMEA
3 Anak S Perempuan Anak 11 tahun SD
Genogram:
Bapak Ibu P
42 tahun 42 thn
An. S
11 thn
Siswa SD
Resiko
kurang gizi
Keterangan gambar:
= laki-laki = laki-laki meninggal
= perempuan = perempuan meninggal
= entery point = tinggal serumah
4. Tipe keluarga
Keluarga bapak H adalah keluarga dengan tipe keluarga inti yang terdiri
dari bapak H, ibu E, anak S.
5. Suku
Bapak H berasal dari suku Betawi asli dan ibu E berasal dari Betawi,
kebiasaan dalam keluarga apabila ada yang sakit akan langsung berobat
ke klinik yang ada di daerah Cisalak Pasar atau langsung membeli obat
di apotik sesuai dengan resep dokter.
6. Agama
Keluarga bapak H menganut agama Islam dan menjalankan kewajiban
sesuai dengan kepercayaan yang dianut. Bapak H aktif mengikuti
kegiatan keagamaan seperti pengajian, sholat lima waktu, tahajud, dan
jum’at-an. Demikian juga halnya dengan ibu E aktif mengikuti kegiatan
pengajian, sholat lima waktu. Anak S juga aktif melakukan kegiatan
pengajian.
dengan bapak H baik-baik saja, sejauh ini tidak ada masalah yang
mengganggu hubungan rumah tangga mereka baik dari pihak ibu E
ataupun bapak H.
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati keluarga bapak H adalah rumah peninggalan
milik orang tua bapak H. Luas bangunan rumah yang ditempati 10x3 m 2.
Tipe bangunan adalah permanen dengan lantai keramik dan dinding
beton. Rumah secara umum dalam kondisi cukup bersih, penataan
perabotan rumah rapi. Ventilasi dan pencahayaan rumah cukup, cahaya
matahari masuk ke dalam rumah dari pintu depan dan jendela yang
terletak di bagian depan rumah sehingga dapat menerangi seluruh
ruangan hingga ke bagian belakang rumah bila siang hari tanpa
mengunakan lampu. Ruangan di dalam rumah terdiri dari 1 ruang tamu,
1 ruang tidur, 1 dapur, dan terdapat WC yang terletak di dalam rumah.
Ruang tamu juga digunakan sebagai ruang keluarga, perabotan yang ada
tertata rapi, terdapat lemari yang berfungsi sebagai tempat menyimpan
televisi, pakaian, dan peralatan lainnya, juga terdapat 2 kursi. Ruang
tamu dan ruang tidur hanya dibatasi oleh lemari pakaian dan kulkas dan
dimodifikasi dengan membuat tirai pembatas, di ruang tidur terdapat
ranjang besar yang di tempati oleh semua anggota keluarga juga terdapat
rak perabotan makan. Ruang tidur juga langsung tersambung dengan
dapur. Sumber air bersih berasal dari air tanah yang digunakan untuk
kebutuhan mandi, mencuci perabotan makan dan pakaian, keperluan
kakus, sedangkan untuk air minum keluarga menggunakan air isi ulang
yang didapat di warung.
Denah rumah:
Pintu depa n
Sekat
Jend ela
K
3M
Lemari pakai an
Toil et
Tempat tidur
Lemari TV/pakaian/perabot
4M 6M
Keterangan:
= Kursi
= rice cooker
K = lemari pendingin
3. Struktur peran
Bapak H adalah seorang kepala keluarga yang berperan sebagai
pedagang dilingkungan rumahnya sekaligus pencari mencari nafkah
untuk keluarga. Bapak H biasanya ikut membantu mengurus anak-
anaknya.
Ibu E adalah ibu rumah tangga yang berperan merawat anak-anak.
Anak S masih bersekolah di salah satu SD di Depok. Dalam
melaksanakan peran masing-masing tidak ada masalah.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Seluruh anggota keluarga bapak H saling menyayangi satu sama lain.
Tempat tingga saudara-saudara masih saling berdekatan, sehingga
apabila ada yang sedan sakit maka mereka akan saling membantu.
Bantuan dapat berupa uang, tenaga, maupun perhatian.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga bapak H menekankan perlunya menjalin hubungan baik
dengan orang lain. Bapak H dan ibu E membiarkan anak-anaknya untuk
bermain bersama teman-temannya yang ada di daerah dekat rumah.
Pemeriksaan
Bapak H Ibu E Anak S
fisik
kulit baik, tidak ada keluhan nyeri. baik, tidak ada keluhan nyeri. kulit baik, tidak ada keluhan nyeri.
Kaki Tidak ada pembengkakan, tidak ada Tidak ada pembengkakan, tidak ada Tidak ada pembengkakan, tidak ada
nyeri turgor kulit baik. nyeri, turgor kulit baik. nyeri, turgor kulit baik.
.
Tanda vital TD 120/70 mmHg TD 120/80 mmHg TD 110/80 mmHg
N 72 x/menit N 80 x/menit N 90 x/menit
P 18 x/menit P 17 x/menit P 20 x/menit
S 36,6o C S 36,5oC S 36,5o C
BB (BBI) 56 kg (BBI 54 kg) 54 kg (BBI 58,5 kg) 23 kg (BBI IMT: 14,2) LILA: 15 cm
TB 160 cm 165 cm 126 cm
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada anak usia sekolah.
SKORING MASALAH
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada anak usia
sekolah.
No Kriteria Score Pembenaran
1 Sifat masalah: Masalah sudah terjadi dan bila
resiko tidak dilakukan tindakan apapun
2/3 x 1 = 2/3
maka dikhawatirkan terjadi
komplikasi lebih lanjut.
2 Kemungkinan Keluarga mrnyadari adanya
masalah untuk keluhan pada anak S, tetapi
diubah: mudah belum mengenal masalah
2/2 x 2 = 2
sehingga menganggap hal ini
tidak terlalu penting untuk
ditangani.
3 Potensial masalah Keluarga sudah tahu akibat
untuk dicegah: nutrisi kurang pada anak Stetapi
cukup belum bisa membuat pola makan
2/3 x 1 = 2/3
yang baik untuk anak S agar
gizinya terpenuhi dan masih
belum terlalu parah.
4 Menonjolnya Keluarga merasakan masalah
masalah: segera namun bukan masalah yang
ditangani 2/2 x 1 = 1 dapat ditanggani dengan mudah
dan akan membutuhkan waktu
yang lama.
Total 3 2/3
2. Penyebab kurang Respon verbal 3 dari 4 penyebab kurang gizi : 1. Diskusikan bersama keluarga tentang
gizi 1. Jumlah makanan yang dimakan penyebab kurang gizi dengan
kurang menggunakan lembar balik/leaflet
2. Jenis makanan yang diberikan tidak 2. Motivasi keluarga untuk mengulang
seimbang kembali penjelasan mahasiswa
3. Makan tidak teratur
4. Sering sakit
3. Tanda-tanda kurang Respon verbal 4 dari 6 tanda kurang gizi : 1. Diskusikan bersama keluarga
gizi 1. Badan kurus tentang tanda kurang gizi dengan
2. Kulit kering dan kusam lembar balik / leaflet
3. Lemas dan pucat 2. Motivasi keluarga untuk mengulang
4. Rambut tipis dan kemerahan kembali apa yang telah didiskusikan
5. Sekitar mata bengkak 3. Beri reinforcement positif
6. Kaki dan tangan bengkak
Arti katagori dan ambang Respon verbal Katagori dan ambang batas status gizi anak Jelaskan pada keluarga arti katagori dan
batas status gizi anak status : An. S berada pada -2SD, IMT: 14,5 ( ambang batas status gizi anak
gizi anak, >2SD katagori: masih normal, namun berada pada katagori
obesitas, 2SD sampai nilai batas minimal: 14,1)
dengan 1 SD katagori:
gemuk, -2SD sampai Respon verbal Ungkapan keluarga mengatakan anaknya 1. Motivasi keluarga untuk
dengan 1 SD katagori: masih dalam gizi normal karena pada mengidentifikasi status gizi
normal, -3SD sampai katagori dan ambang batas status gizi anak anaknya dengan menggunakan
dengan -2SD katagori: berada pada -2SD tetapi berusaha untuk katagori dan ambang batas status
II. Keluarga memutuskan Respon verbal Ungkapan keluarga untuk mengatasi 1. Tanyakan kepada keluarga tentang
untuk merawat nggota masalah gizi pada anaknya dan masalah gizi
keluarganya dengan menanyakan apa yang harus dilakukan 2. Berikan pujian atas keputusan
masalah gizi pada An.S keluarga
dengan menyebutkan :
1. Akibat kurang gizi 1. Diskusikan bersama keluarga tentang
Manfaat gizi bagi tubuh : guna makanan yang dikonsumsi
1. zat tenaga untuk bekerja setiap hari
2. zat pembangun untuk pertumbuhan 2. Memotivasi keluarga untuk
dan perkembangan mengulang penjelasan mengenai
3. zat pengatur untuk melindungi dari contoh makanan dan manfaatnya bagi
penyakit tubuh
3. Berikan reinforcement positif atas
usaha keluarga
2. Mengambil Respon verbal Zat tenaga : beras, roti, gandum, jagung, 1. Diskusikan bersama keluarga tentang
keputusan untuk singkong bahan makanan yang mengandung zat
mengatasi masalah Zat pembangun : tahu, tempe, ikan, udang tenaga, pembangun dan pengatur
gizi pada anak Zat pengatur : bayam, buah-buahan 2. Memotivasi keluarga untuk
mengulang kembali penjelasan
mahasiswa
III. Keluarga mampu Respon verbal 2 dari 4 cara memilih bahan makanan : 1. Diskusikan bersama keluarga tentang
merawat An.S yang 1. harga terjangkau cara memilih bahan makanan
mengalami masalah 2. nilai gizinya baik 2. Memotivasi keluarga untuk
nutrisi dengan 3. masih segar / tidak busuk mengulang penjelasan mahasiswa
menyebutkan : 4. mudah didapat 3. Berikan reinforcement positif atas
1. Manfaat gizi gizi Respon verbal Cara mengolah bahan makanan yang baik : usaha keluarga
bagi tubuh 1. sayuran, buah, dicuci dahulu baru
dipotong-potong 1.Diskusikan bersama keluarga tentang
2. Bahan makanan Respon psikomotor Prinsip penyajian makanan : 1 Lakukan kunjungan keluarga saat
yang mengandung 1. bervariasi jenis makanannya keluarga mau masak
zat tenaga, zat 2. kombinasi makanan hewani dan 2 Memotivasi keluarga untuk agar
pembangun dan zat nabati melakukan pengolahan makanan yang
pengatur 3. perhatikan jadwal menu baik
makanan
4. jumlah makanan sesuai 1. Diskusikan bersama keluarga tentang
3. Cara memilih bahan Respon verbal kebutuhan prinsip penyajian makanan
makanan 2. Memotivasi keluarga untuk
Menyiapkan makanan sesuai dengan mengulang penjelasan mahasiswa
kebutuhan, sesuai dengan yang telah 3. Berikan reinforcement positif atas
didiskusikan usaha keluarga
4. Cara mengolah Respon psikomotor 3 dari 5 prinsip mengatasi anak tidak mau 1. Memotivasi keluarga untuk
bahan makanan yang makan : menyiapkan makanan sesuai
baik 1. jangan paksa anak bila tidak mau kebutuhan anak
makan
2. menggunakan alat makan yang
5. Mengolah bahan Respon verbal menarik 1. Diskusikan bersama keluarga tentang
makanan yang baik 3. makan sambil cerita prinsip mengatasi anak yang tidak
4. jenis makanan yang bervariasi mau makan
dengan bentuk dan warna yang 2. Memotivasi keluarga untuk
menarik mengulang penjelasan mahasiswa
3. Berikan reinforcement positif atas
usaha keluarga
6. Prinsip penyajian Respon Psikomotor Pada kunjungan berikutnya, keluarga dapat 1. Lakukan kunjungan berikutnya untuk
makanan menyajikan menu seimbang bagi anaknya melihat kemampuan keluarga
setiap hari sesuai standar askep menyusun menu setiap hari bagi
keluarganya
Respon afektif 2. Lakukan kunjungan tidak
7. Menyediakan direncanakan
makanan sesuai
dengan kebutuhan
IV. Keluarga memodifikasi Respon verbal 2 dari 4 lingkungan yang dapat 1. Lakukan kunjungan yang tidak
lingkungan untuk meningkatkan selera makan anak : direncanakan
mengatasi masalah gizi 1. makan bersama keluarga
pada An.S, dengan : 2. menggunakan alat makan yang
1. Menyebutkan menarik
suasana yang dapat 3. makan sambil bercerita
meningkatkan selera 4. jenis makanan bervariasi bentuk dan
makan warna yang menarik
V. Keluarga dapat Fasilitas kesehatan yang dapat digunakan 1. Diskusikan bersama keluarga
memanfaatkan fasilitas untuk mengatasi anak yang mengalami tentanga fasilitas kesehatan yang
pelayanan kesehatan masalah gizi yaitu : dapat digunakan keluarga
untuk membawa 1. posyandu 2. Motivasi keluarga untuk mengulang
anggota keluarganya 2. puskesmas kembali penjelasan yang telah
dengan masalah anak 3. bidan / praktek didiskusikan
kurang gizi, dengan :
1. Menyebutkan Manfaat kunjungan ke pelayanan 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang
manfaat fasilitas kesehatan : manfaat fasilitas pelayanan
kesehatan yang dapat 1. Mendapatkan pelayanan kesehatan kesehatan
digunakan untuk 2. Mendapatkan pendidikan kesehatan 2. Diskusikan bersama keluarga
mengatasi anak tentang manfaat fasilitas pelayanan
dengan masalah gizi kesehatan
2. Menjelaskan manfaat Kunjungan keluarga membawa anaknya ke 3. Evaluasi tingkat pemahaman
kunjungan ke fasilitas kesehatan untuk mengatasi keluarga tentang manfaat fasilitas
8.Memberikan reinforcement
positif untuk usaha redemonstrasi
yang dilakukan ibu E, serta
mendiskusikan kembali hal-hal
yang belum dilakukan ibu E
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada anak usia sekolah di
RW 03 kelurahan Cisalak Pasar kecamatan Cimanggis Depok .
Hasil
No Kriteria Evaluasi Keterangan
Ya Tidak
1 Keluarga mampu menyebutkan pengertian gizi
√
seimbang pada anak sekolah
2 Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 4
√
pentingnya gizi seimbang untuk anak sekolah
3 Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 4
√
penyebab kurang gizi
4 Keluarga mampu menyebutkan 5 dari 6 tanda
√
dan gejala kurang gizi
5 Keluarga mengidentifikasi adanya kurang gizi
√
pada anak sekolah
6 Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 3 akibat
√
kurang gizi
7 Keluarga mampu memutuskan untuk merawat
√
anggota keluarga dengan gizi kurang
8 Keluarga mampu menyebutkan 7 dari 9 cara
√
mengatasi kurang gizi
9 Keluarga mampu menyebutkan sumber zat gizi
√
pada makanan
10 Keluarga mampu menyebutkan 6 dari 6 cara
√
mengolah bahan makanan
11 Keluarga mampu mendemonstrasikan cara
√
mengolah makanan yang baik
12 Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
dengan cara menyebutkan 4 dari 5 prinsip √
penyajian makanan
13 Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
dengan cara menyebutkan 3 dari 4 cara √
mengatasi anak tidak mau makan
14 Mendemonstrasikan cara menyajikan
makanan: menyajikan dan diberikan makanan √
dalam keadaan hangat
15 Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 4
fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di √
lingkungan RW.03
16 Menjelaskan manfaat mengunjunggi fasilitas
√
pelayanan kesehatan untuk perawatan
TINGKAT KEMANDIRIAN
KESIMPULAN:
Dari hasil pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi yang dilakukan
selama enam minggu, keluarga dapat bekerjasama dengan mahasiswa dalam mengatasi
masalah kesehatan yang ditemukan. Selama melakukan pembinaan dan kunjungan rutin
di keluarga, mahasiswa banyak memperoleh informasi dari keluarga mengenai masalah
kesehatan yang dialami keluarga. Selama enam minggu mahasiswa melakukan
pembinaan dan kunjungan rutin ke keluarga dan menemukan masalah kesehatan dan
dapat disimpulkan bahwa keluarga termasuk ke dalam “Keluarga mandiri tingkat IV”
dengan alasan:
Kriteria Ya Tidak Pembenaran
Keluarga √ Selama praktek dan melakukan kunjungan
menerima petugas rumah, keluarga selalu menerima kehadiran
perawatan perawat dengan sikap ramah dan terbuka.
kesehatan Keluarga dan mahasiswa hampir selalu
masyarakat menyepakati kontrak yang telah ditentukan.
Keluarga mengatakan selalu menerima
mahasiswa kapan saja. Apabila keluarga ada
acara dan kegiatan pada saat kontrak yang telah
disepakati, keluarga memberitahukan kepada
mahasiswa terlebih dahulu.
Keluarga √ Saat proses pengkajian, keluarga selalu
mengungkapkan menjawab pertanyaan mahasiswa dengan benar
masalah kesehatan yang kemudian di klarifikasi dengan
yang dialami pemeriksaan fisik. Keluarga dengan terbuka mau
secara benar membicarakan masalah kesehatan yang ada
dengan mahasiswa. Keluarga merasa yakin
bahwa kehadiran mahasiswa adalah untuk
membantu keluarga mengatasi masalah
kesehatan yang ada.