Oleh:
Nama : SUTARI
NIM : 10012682125007
Dosen Pengampu:
Dr. Nur Alam Fajar, M.Kes., AIFO
TAHUN 2021
1 Jim
Ife menyebut hal ini sebagai kemampuan teknis dengan alasan: ini tugas pendamping yang membutuhkan
kemampuan teknis tertentu dan biasanya dijalankan dengan mengacu pada panduan program.
2 RIANINGSIH DJOHANI
presentasi dampingan dan pihak-pihak lain.
(tertulis atau lisan)
21. Pengelolaan yaitu membangun struktur, nilai, prosedur dan
program mekanisme program yang sesuai dengan prinsip
pengembangan masyarakat.
22. Pengelolaan yaitu pengelolaan (manajemen) keuangan yang sesuai
keuangan dengan prinsip pengembangan masyarakat.
Tugas di kaitkan dengan Rencana Judul Tesis
I. Tugas Fasilitasi : Membangun proses Kegiatan Masyarakat
1. Pengembangan Sosial
Bahwa masyarakat mampu dan harus mengambil tanggung jawab dalam merumuskan
kebutuhan, mengusahakan kesejahteraan, mengelola sumber daya dan mewujudkan
tujuan hidup mereka sendiri. Pengembangan masyarakat diarahkan untuk membangun
supportive communities, yaitu sebuah struktur masyarakat yang kehidupannya didasarkan
pada pengembangan dan pembagian sumber daya secara adil serta adanya interaksi
sosial, partisipasi dan upaya saling mendorong antara satu dengan yang lain bahwa
vaksin ini adalah alat yang bisa dipakai untuk melindungi diri kita. Tetapi yang lebih
penting, vaksin ini juga digunakan untuk melindungi keluarga kita, melindungi tetangga-
tetangga kita, melindungi rakyat Indonesia, melindungi peradaban umat manusia di
seluruh dunia diharapkan segera tercapai kekebalan komunitas atau herd immunity.
Untuk mencapai hal tersebut diperlukan vaksinasi kepada 70 persen dari populasi
masyarakat.
kesepakatan kata atau permufakatan bersama (mengenai pendapat, pendirian, dsb) yang
dicapai melalui kebulatan suara. Pengertian lain mengatakan bahwa konsensus adalah
sebuah frasa atau kalimat untuk menghasilkan sebuah kesepakatan yang disetujui secara
bersama-sama baik antar kelompok atau individu setelah adanya perdebatan dan
penelitian yang dilakukan secara bersama untuk mendapatkan keputusan. Konsensus
bersifat abstrak, sehingga tidak mempunyai keterlibatan terhadap politik praktis akan
tetapi dalam prakteknya konsensus dapat memengaruhi politi
Vaksinasi Covid-19 memiliki banyak manfaat, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga
untuk banyak orang. Vaksin Covid-19 aman dan halal, hal ini disampaikan oleh Komisi
Fatwa MUI Pusat bahwa sudah memberikan fatwa bahwa vaksin Covid-19 halal dan suci.
Oleh karenanya, meskipun masih banyak beredar isu atau hoax mengenai vaksin yang
belum jelas kebenarannya, masyarakat tidak perlu ragu dan khawatir untuk melakukan
vaksinasi Covid-19 guna kepentingan bersama.
Seperti vaksin pada umumnya, vaksin Covid-19 berpotensi mengakibatkan efek samping
bagi penerimanya. Efek samping seperti lengan pegal, meriang, mual dan sebagainya
sangat wajar dialami setelah menerima vaksin. Hal tersebut pertanda bahwa vaksin
sedang bekerja dan tubuh sedang membangun antibody untuk melawan virus yang
mungkin akan menginfeksi di masa yang akan datang. Efek samping biasanya
berlangsung selama kurang lebih 3 hari saja dan akan hilang dengan sendirinya. Namun,
untuk beberapa kasus vaksin dapat menyebabkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
(KIPI). KIPI berbeda dengan efek samping biasa, sehingga perlu penanganan khusus bagi
yang mengalaminya.
5. Memfasilitasi Kelompok
Di tingkat fasilitas kesehatan, media yang dapat disiapkan adalah media luar ruang
seperti baliho, spanduk, atau media elektronik seperti video, lagu/jingle radio yang
diputar ulang di ruang tunggu pasien atau ruang publik. Tujuannya ada dua yaitu (1)
memberikan informasi dasar mengenai vaksin COVID-19; dan (2) agar khalayak
mengetahui bahwa tempat tersebut menyediakan pelayanan vaksinasi COVID-19.
Selain itu, Puskesmas juga mempunyai hubungan kerjasama dengan para relawan
kesehatan masyarakat seperti kader, penyuluh keluarga berencana (PKB), dan relawan
desa. Para pihak ini membantu Puskesmas untuk melakukan penjangkauan ke masyarakat
melalui berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat termasuk edukasi dan konseling.
Mereka juga memerlukan dukungan materi edukasi untuk menyebarkan informasi seputar
vaksin kepada kelompok sasaran primer seperti kelompok prioritas, dan sasaran sekunder
seperti tokoh agama dan tokoh masyarakat. Beberapa media yang dapat dikembangkan di
antaranya adalah media cetak seperti buku saku vaksinasi COVID-19 khusus kader,
poster, lembar balik; dan media elektronik seperti lagu/jingle, infografis, dan video
pendek untuk diputar di media sosial.
Beberapa contoh kegiatan yang dilakukan melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat:
1. Merencanakan dan melakukan kunjungan dari rumah ke rumah secara terstruktur
2. Memfasilitasi pertemuan kelompok masyarakat (seperti kelompok ibu, kelompok
agama)
3. Memanfaatkan tempat berkumpul komunitas seperti masjid, sekolah, dan pasar untuk
menyebarkan informasi, tanya jawab dan melawan informasi yang salah tentang
vaksin; dan untuk mengadopsi perilaku kunci
5. Merekrut tokoh masyarakat, budaya, dan agama untuk mendampingi kader selama
kunjungan rumah tangga dan bertindak sebagai sumber komunikasi yang kredibel
untuk menghilangkan ketakutan, keraguan dan rumor tentang vaksin.
7. Pengorganisasian
3. keamanan;
4. sosialisasi dan penggerakan masyarakat;
5. dukungan penyediaan tenaga non kesehatan; dan
6. pengelolaan limbah medis.
Agar kerja sama dapat terlaksana dengan efektif, dibutuhkan Tim Pelaksana mulai dari
tingkat provinsi, kabupaten/kota dan puskesmas. Tim ini harus melibatkan seluruh lintas
program di lingkungan sektor kesehatan serta lintas sektor terkait.
Tim Pelaksana setidaknya terdiri dari 5 bidang yaitu Bidang Perencanaan; Bidang
Vaksin, Logistik dan Sarana Prasarana; Bidang Pelaksanaan; Bidang Komunikasi,
Advokasi dan Pemberdayaan Masyarakat; serta Bidang Monitoring dan Evaluasi.
II. Tugas Pembelajaran : Memberi masukan berupa nilai,ilmu pengetahuan,tehnologi,dan
pengalaman kepada Masyarakat
8. Penyadaran kritis
Untuk menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat, maka paradigma yangdigunakan a
dalahparadigma pendidikan kritis. Dalam perspektif kritis, pendidikan semestinya bis
a menciptakan ruang bagi masyarakat untuk mengidentifikasinsecara bebas dan kritis
Masyarakat didorong untuk belajar mengidentifikasi, menganalisa pola-pola
hubungan (interaksi)sosial sehingga terjadi
Untuk menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat, maka paradigma yang
digunakan adalah mahami sehingga terjadi manusia - manusia yang berdaya (sejati).
bagi masyarakat untuk mengidentifikasi secara bebas dan kritis menuju transformasi
social
9. Memberi Informasi
Coronavirus Disease 2019 atau yang sering biasa disebut Covid-19 merupakan
sebuah pandemi yang tak pelak usai hingga saat ini wabah ini sudah mengakibatkan
sejumlah perbuahan besar dalam berbagai sektor salah diantaranya yaitu sektor
ekonomi. Kasus kematian Covid-19 kian hari kian meningkat.
Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per 3 April menyebutkan kasus
positif Covid-19 sejumlah 1.821.703 jiwa, sembuh sejumlah 1.669.119 jiwa, dan
meninggal sejumlah 50.578 jiwa. betapa sangat membahayakannya Covid-19 ini.
Namun disamping itu berbagai regulasi sudah diterapkan diantaranya
diberlakukannya Social Distancing untuk segala bentuk kegiatan, Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) sebagaimana terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21
Tahun 2020, Karantina Kesehatan, Bahkan sampai dilakukannya Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sebagiamana terdapat dalam Instruksi
Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2021 tentang PPKM Jawa-Bali, serta upaya
pemerintah yang sedang diberlakukan sekarang yaitu program vaksinasi.
Namun dalam program vaksinasi Covid-19 ini memunculkan polemik baru dimana
tak sedikit masyarakat yang menerima dengan begitu saja adanya program vaksinasi
ini. banyak pro kontra untuk program vasinasi Covid-19 yang diberlakukan
pemerintah. Lalu apa saja yang menjadikan permasalahan yang muncul dari program
vaksinasi ini serta apa saja alasan pro dan kontra dari adanya program vaksinasi.
Untuk itu kiranya isu ini akan menjadi suatu hal yang menarik untuk kita kaji
Bersama terkait dengan vaksinasi merupakan sebuah kewajiban atau Hak setiap
warga negara
Vaksinasi Covid-19 merupakan salah satu dari sekian banyak program pemerintah
dalam menanggulangi wabah Covid-19 ini. sebagaimana tercantum dalam Keputuisan
Presiden No.12 Tahun 2020 tentang Pentapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (COVID19) sebagai Bencana Nasional.
Tetapi program pemerintah terkait dengan vaksinasi ini menuai pro dan kontra
terlebih dengan adanya berita bahwasannya setiap orang yang menolak vaksinasi
akan dikenakan sanksi adminstrasi bahkan sanksi pidana. Adapun regulasi yang
sudah dikeluarkan oleh pemerintah terkait dengan snaksi yang diberikan bagi
seseorang yang menolak vaksinasi yaitu dalam Keputusan Presiden No.14 Tahun
2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentenag
Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Sebagaimana tercantum dalam Pasal 13A ayat (4) sanksi yang diberikan bagi setiap
orang yang telah ditetapkan sebagai sasaran penerima vaksin Covid-19 yang tidak
mengikuti Vaksinasi Covid-19 sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dikenakan sanksi
administratif berupa penundaan atau penghentian pemberian jaminan sosial atau
bantuan sosial, penundaan atau penghentian pemberian administrasi pemerintahan
dan denda. Hal ini tentu bertentangan dengan konstitusi terkait hak warga negara
sebagaimana tercantum dalam Pasal 28H ayat (3) yang berbunyi “Setiap orang berhak
atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
manusia yang bermartabat
11. Menyelenggarakan pelatihan
Agar kegiatan vaksinasi program dan vaksinasi gotong royong berjalan dengan baik
dan berkualitas, perlu dilakukan advokasi dan sosialisasi. Untuk melakukan advokasi
dan sosialisasi, dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota dan
Puskesmas perlu menyusun rencana advokasi dan sosialisasi serta berkoordinasi
dengan seluruh pihak baik lintas program maupun lintas sektor terkait, serta
pemangku kepentingan lainnya. Selain dilakukan advokasi dan sosialisasi agar
pelayanan vaksinasi sesuai dengan kompetensi dan kewenangan tenaga kesehatan dan
meningkatkan mutu pelayanan, maka diperlukan pelatihan terhadap tenaga kesehatan
yang akan menjadi vaksinator.
1. Pelatihan Vaksinasi Program
Untuk meningkatkan kapasitas vaksinator dan tenaga kesehatan lainnya yang terlibat
dalam pelaksanaan vaksinasi program, serta pengelola program dan supervisor,
diperlukan pelatihan dengan melibatkan instansi pelatihan kesehatan. Oleh karena itu,
dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota perlu menyusun rencana
kegiatan pelatihan.
Rencana kegiatan pelatihan disusun menggunakan format pada Tabel 4.
2. Pelatihan Vaksinasi Gotong Royong
Fasilitas pelayanan kesehatan yang akan melaksanakan vaksinasi gotong royong
harus mengikutsertakan tenaga kesehatan sebagai vaksinator dalam pelatihan
vaksinasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan atau institusi pelatihan
yang telah diakreditasi oleh Kementerian Kesehatan. Hal tersebut dimaksudkan untuk
meningkatkan kapasitas vaksinator dan tenaga kesehatan lainnya yang terlibat dalam
pelaksanaan pelayanan vaksinasi.
III. Tugas Penghubung : membangun relasi dengan berbagai sumber,pihak dan lembaga yang
bisa dimanfaatkan oleh Masyarakat dampingannya
Humas merupakan salah satu jabatan yang selalu ada dan dibutuhkan setiap
perusahaan serta berbagai lembaga atau instansi lainnya. Dalam hal ini, humas
memiliki peranan penting dalam menjembatani kepentingan perusahaan atau lembaga
dengan masyarakat atau publik. Tidak jarang, humas selalu menjadi perwakilan
dalam memberikan setiap informasi yang dibutuhkan masyarakat.
Bukan hanya itu, humas juga seseorang yang bertugas membina hubungan baik
dengan pihak luar, mulai dari hubungan kerja sama dengan perusahaan atau lembaga
lain maupun hubungan dengan media. Hal ini tidak lain dilakukan untuk melancarkan
setiap pekerjaan atau proyek yang sedang dilakukan, sehingga akan mencapai hasil
yang optimal dan menguntungkan bagi semua pihak.
Selain memiliki peranan penting, humas juga mempunyai tujuan tersendiri yang harus
dicapai. Tujuan humas ini tidak lain untuk menjaga reputasi atau nama baik
perusahaan atau lembaga tetap baik. Hal inilah yang mendasari setiap tugas dan
tanggung jawab humas dalam membangun dan membina hubungan yang baik dengan
semua pihak.
Menurut Kementerian Kesehatan, stok vaksin yang tersedia di wilayah ini akan
segera habis dalam tujuh hari ke depan. Sisa hari pemakaian ini diperhitungkan
berdasarkan stok yang tersedia sebanyak 17.702 dosis dan penggunaan vaksin
seminggu terakhir sebanyak 2.378 dosis per hari.
Adapun capaian vaksinasi di level provinsi, total vaksinasi dosis 1 di Jambi telah
mencapai 62,06 persen atau diikuti oleh 1,67 juta peserta vaksin. Sedangkan untuk
vaksinasi dosis 2 tercatat sudah 41,48 persen atau menjangkau 1,11 juta peserta
vaksin
di Propinsi Jambi Dari 2.686.193 orang sasaran vaksinasi Covid-19 yang sudah
divaksin dosis pertama 1.682.372 orang atau sebesar 62,63 %. Dan untuk vaksinasi
Covid-19 dosis kedua sebanyak 1.128.504 orang dari jumlah sasaran atau sebesar
42,01 %. Dari sebelas kabupaten dan kota di Provinsi Jambi,capaian vaksinasi
Covid-19 tertinggi yakni di
1. Kota Jambi dengan capaian 97,55 persen atau sebanyak 448.845 orang warga
2. Kabupaten Batanghari 60,55 persen atau 138.989 orang,
3. Kabupaten Bungo 55,14 persen atau 148.263 orang.
4. Kabupaten Tebo saat 67,73 persen atau 172.916 orang yang baru di vaksin,
5. Kabupaten Tanjab Barat 62,08 persen atau 148.180 orang.
6. Kabupaten Sarolangun ada sebanyak 45,19 persen atau 97.974 orang dan
7. Kabupaten Merangin 49,03 atau 130.094 orang.
Daerah yang masih rendah cakupan vaksinasi Covid-19 yakni
1. Sungaipenuh sebesar 30,74 persen atau baru 23.274 orang.
2. Kabupaten Kerinci baru 32,03 persen atau 62.717 orang, dan di
3. Kabupaten Muarojambi sebanyak 59,50 persen atau 179.698 orang.
Sementara Vaksinasi dosis 1 di kabupaten Bungo sudah diikuti oleh
151,04 ribu peserta vaksin atau 56,17 persen dari target sasaran vaksinasi di wilayah
ini yang ditetapkan sebanyak 268,9 ribu peserta. Capaian dosis 1 ini secara nasional
termasuk 10 kabupaten/kota dengan capaian vaksinasi tertinggi di Indonesia.
Sedangkan untuk dosis 2 telah berhasil menjangkau 85.633 peserta vaksin atau
tercapai 31,85 persen dari target.
Sementara di kabupaten Bungo pekan ini mencatatkan pertumbuhan vaksinasi
tertinggi dibandingkan wilayah lain se-Jambi. Angka vaksinasi mingguan tumbuh
10,13 persen dibandingkan penggunaan vaksin minggu kemarin yang baru di angka
170,78 ribu.
16. Mengembangkan jaringan
IV. Tugas Tehnis : Mengelola Langkah-langkah atau tahap-tahap program mulai dari
penjajakan kebutuhan sampai ke Monitoring-Evaluasi2
Dari beberapa teknik pengumpulan data tersebut, berikut ini merupakan teknik
pengumpulan data secara umum beserta dengan penjelasan lengkap mengenai
masing-masing teknik pengumpulan data.
1. Observasi (pengamatan)
2. Kuesioner (Angket)
Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan
sederet pertanyaan untuk dijawab oleh responden. Pertanyaan yang diberikan kepada
responden merupakan pertanyaan yang diperlukan untuk penelitian. Penting untuk
diketahui sebelum kuesioner diberikan kepada responden, kuesioner harus diuji
terlebih dulu sebelumnya untuk mengetahui jika butir-butir pertanyaan yang
dimasukkan dapat digunakan sebagai alat ukur yang valid dan reliabel.
3. Interview (Wawancara)
Teknik pengumpulan data ini dilakukan secara langsung oleh peneliti dalam bentuk
tanya jawab atau wawancara oleh narasumber yang bertindak sebagai informan untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Seperti kuesioner, pertanyaan
wawancara perlu diujikan kemampuannya supaya peneliti dapat memperoleh data
yang dibutuhkan
4. Studi Pustaka
Studi pustaka juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang juga banyak
digunakan oleh para peneliti. Teknik pengumpulan data studi pustaka dilakukan
dengan cara mengumpulkan data yang relevan atau sesuai yang dibutuhkan untuk
penelitian dari buku, artikel ilmiah, berita, maupun sumber kredibel lainnya yang
reliabel dan juga sesuai dengan topik penelitian yang dilakukan.
5. Studi Dokumen
Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini dapat dipilih peneliti sesuai dengan
kebutuhan penelitian dan juga berdasarkan metodologi penelitian yang dipilih.
1.bahan presentasi jauh-jauh hari, hal ini memberi anda kesempatan untuk
mematangkan persiapan dan meningkatkan penguasaan materi. Anda sebaiknya
menghapalkan urutan sub topik yang akan di bahas.
2. Perhatikan Penampilan Anda
Penampilan yang rapi dan menarik akan lebih mudah menarik simpati audiens
untuk terus memperhatikan anda dan apa yang anda bicarakan. Menjaga
penampilan juga berarti menghargai audiens anda.
3.MaksimalkanPenggunaanAlatBantu
Saat ini presentasi dibantu dengan tayangan slide pada layar proyektor.
Manfaatkan tayangan slide untuk membuat presentasi anda lebih efektif dan efisien
dengan menampilkan tabel, grafik, ilustrasi, gambar, animasi, atau video.
Tampilan table, grafik, dan ilustrasi dapat membuat pembicaraan anda lebih
singkat dan menjadikan presentasi anda lebih menarik.
4.CiptakanInteraksidenganAudiens
Saat berbicara lihatlah ke arah peserta presentasi. Jangan melihat monitor
komputer atau membaca teks pada tayangan slide. Tunjukkan bahwa anda ingin
membangun komunikasi dengan semua peserta presentasi. Sesekali mintalah
audiens untuk merespons apa yang anda sampaikan, misalnya dengan bertanya
apakah mereka setuju dengan pandangan anda atau apakah mereka paham dengan
apa yang baru anda jelaskan.
Cold Chain Management adalah sistem yang digunakan untuk menyimpan dan
mendistribusikan vaksin serta produk biologi lain dalam kondisi baik. Cold chain
merupakan serangkaian kegiatan dari awal pembuatan vaksin, sampai dengan vaksin
digunakan dan dirancang untuk menjaga vaksin pada suhu yang disarankan oleh
badan kesehatan dunia (WHO). Beberapa alasan cold chain penting adalah vaksin
dapat rusak karena paparan panas, suhu dingin (beku) dan cahaya yang berlebihan,
serta kepercayaan masyarakat pada vaksin.
Cold Chain Management memberikan pemahaman mengenai pentingnya peralatan,
fasilitas, dan monitoring pada pendistribusian dan penyimpanan vaksin, bahkan
hingga ke penerimaan vaksin di tempat tujuan. Terkait kebutuhan peralatan, dibagi
menjadi 3 tingkatan. Tingkat primer (nasional) membutuhkan cold/freezer room,
chiller/freezer, cold box, dan kendaraan disertai pendingin yang digunakan sebagai
sarana transportasi. Pada tingkat Intermediate (provinsi), bisa dikatakan masih sama
dengan tingkat primer karena pada tingkat provinsi ini, perlu adanya penyimpanan
dan pendistribusian ke Kabupaten/Kota yang jarak dan waktunya tidak seragam.
Kemudian pada tingkat perifer (Puskesmas) peralatan yang digunakan cukup dengan
chiller, cold box, vaccine carrier.
Sebagai bentuk monitoring tarhadap vaksin, beberapa peralatan yang digunakan saat
penyimpanan dan distribusi adalah Jumo (untuk memonitor suhu selama 24 jam),
Vaccine Vial Monitor (VVM) sebagai indikator paparan suhu panas pada vial, Freeze
Alert untuk vaksin yang sensitif pada suhu beku, dan sebagainya. Pada proses
penerimaan, semua kondisi vaksin yang diterima harus diperiksa dan dicatat dengan
baik minimal pada nama produk, jumlah produk, kondisi fisik, nomor bets, tanggal
kedaluwarsa, kondisi alat pemantau suhu, dan kondisi VVM. Apabila kondisi alat
pemantau suhu atau VVM terlihat adanya penyimpangan, dapat dilaporkan pada
pengirim produk rantai dingin disertai. Pada saat vaksin disimpan, pemantauan suhu
perlu dilakukan minimal 2 kali sehari. Kondisi saluran listrik di wilayah Provinsi
Kalimantan Utara yang tidak stabil, menyebabkan penyimpanan vaksin harus
mendapatkan pengamanan lebih. Genset/ generator harus disiapkan untuk menjaga
suhu dingin apabila terjadi pemadaman listrik.
22. Pengelolaan Keuangan