Originality Assessment
26%
Overall Similarity
v 8.0.7 - WML 4
FILE - SKRIPSI TRI DILI PUTRI.DOCX
PENGARUH PERILAKU LANSIA TERHADAP PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 DI
KABUPATEN GOWA
2022
SKRIPSI
KABUPATEN GOWA
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Dalam Program Studi
OLEH:
2022
Saya bersumpah bahwa SKRIPSI penelitian ini adalah hasil karya sendiri dan belum
pernah dibuat dan dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai
Dinyatakan telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diajukan dalam seminar Skripsi.
Sungguminasa, 21 April 2022
Disetujui oleh:
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Ns. Ambo Anto, S.Kep., M.Mkep Ns. Abd Rahman, S.Kep NIDN: 0913029103
NUPN:9909913797
Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji dalam seminar SKRIPSI Pada Hari : Kamis
Tim Penguji :
Mengetahui
LAKUKAN
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan izin-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan SKRIPSI ini dengan baik. Shalawat dan salam atas
junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lilalamin yang telah mengantarkan
Covid-19 Di Desa Bonto Biraeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa” dibuat untuk
memenuhi syarat dalam melakukan penelitian guna menyelesaikan studi pada program
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat selesai karena adanya bantuan dan
kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih tak terhingga buat keluarga dan kedua orang tua saya
yaitu Bapak rasminto ibu zaenab untuk adek adeku tersayang dan calon suamiku hajrul
aswad yang tersayang yang tiada henti-hentinya berusaha dan berjuang untuk mencukupi
segala kebutuhan material, dan selalu memberikan kasih sayang, serta do’a. Ucapan
2. Ibu 70 Dr. Ns. Yudit Patiku, S.Si, S.Kep, M.Kes selaku Ketua STIK FAMIKA beserta
seluruh stafnya.
3. Bapak Ns.Ambo Anto S.Kep., M.Mkep., selaku Ketua Program Studi S-1 Keperawatan
4. Bapak Ns. Ambo Anto, S.Kep., M.Mkep. Selaku pembimbing I dan Bapak Ns. Abd
Rahman S.Kep. 53 selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
5. Ibu Ns. Wiwiek Hidayati Jaya, S.Kep., M. Kes selaku penguji I dan Ibu Ns. Wahyuni
Wahab S.Kep selaku penguji II yang telah meluangkan waktunya 63 demi kesempurnaan
SKRIPSI ini.
6. Seluruh dosen dan staf di lingkungan STIK FAMIKA Makassar yang telah membantu
7. 23 Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan moral
8. Rekan seangkatan 2018 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih
Dalam penulisan SKRIPSI 24 ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. 71 Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis menerima kritikan dan
skripsi ini. Akhirnya 24 penulis mengucapkan terima kasih atas segala kebaikan dan
bantuan yang diberikan semoga mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis
37 DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
SURAT PERNYATAAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iv
MOTTO v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI ix
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan masalah 6
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Teoritis 7
BAB II 8
BAB III 32
A. Kerangka Konseptual 32
B. Variabel Penelitian 33
D. Hipotesis Penelitian 33
BAB IV 35
METODE PENELITIAN 35
A. Desain Penelitian 35
D. Etika Peneitian 39
A. Hasil Penelitian 41
B. Pembahasan 48
BAB VI PENUTUP 54
A. Kesimpulan 54
B. Saran 56
DAFTAR 37 LAMPIRAN
JUNI 2022
ABSTRAK
Lanjut usia merupakan suatu proses penuaan yang tidak dapat dihindari, manusia menjadi
tua melalui proses yang awalnya dimulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan
selanjutnya menjadi tua.. 18 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah Ada
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik melalui
terhadap pencegahan penularan Covid-19 dengan dengan jumlah sampel 40. dengan
teknik pengambilan sampel yaitu Acidental sampling yaitu pengambilan sampel kebetulan
bertemu saat penelitian di Desa Bonto Biraeng. Analisa data menggunakan uji statistik
Chi-Square.
Berdasarkan hasil output analisis data yang peneliti lakukan menggunakan computer spss
versi 22 maka dapat diketahui hasil uji Chi- Square dengan uji analisis turunan Fisher's
Exact Test di dapatkan nilai X2 Hitung (0.037) < nilai X2 Tabel (0.5). Maka terdapat
pengaruh secara signifikan antara kedua variable, 27 artinya Ha diterima dan Ho ditolak.
Jadi 65 dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
A. Latar Belakang
Lanjut usia merupakan suatu proses penuaan yang tidak dapat dihindari, manusia menjadi
tua melalui proses yang awalnya dimulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan
selanjutnya menjadi tua. Semua orang tentunya 31 akan mengalami proses menjadi tua
dan merupakan masa hidup manusia yang paling akhir. namun pada usia lansia sangat
Corona Virus Disease 2019 (Covid19) adalah penyakit menular oleh virus jenis varian baru
yang bisa menular ke manusia dan hewan. Covid-19 menjadi sebuah ancaman yang
serius di seluruh dunia, sehingga disebut pandemi global. Setiap harinya korban positif
Covid-19 terus meningkat, dan menyerang setiap orang tanpa memandang jenis kelhamin
Secara global, terhitung pada tanggal 7 Mei 2020 jumlah kasus positif COVID-19 yang
terkonfirmasi didunia mencapai 3,679,499 kasus dengan angka kematian akibat hingga
254.199 jiwa dengan 215 negara yang terjangkit (WHO,2020). Jumlah kasus terkonfirmasi
di Asia Tenggara adalah 81.808 dengan angka kematian 2.936 jiwa (3, 6%) (WHO, 2020).
Sedangkan kasus
terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia per tanggal 06 Mei 2020 mencapai 12.438
kasus dengan angka kematian 895 jiwa,CFR (7,2%) dengan jumlah kasus yang diperiksa
beberapa di antaranya ialah DKI Jakarta dengan jumlah kasus 82.190 jiwa, Jawa Timur
Sebanyak 45.748 kasus, Jawa Barat sebanyak 25.662 kasus, Jawa Tengah 24.913 kasus
dan di daerah lainnya. Daerah Istimewa Yogyakarta menempati urutan ke-23 dengan
2.607 kasus terkonfirmasi, 1.856 kasus sembuh dan 67 kasus meninggal (Gugus Tugas
kabupaten/kota dengan kasus positif tertinggi pertama terdapat di daerah Sleman dengan
Sulawesi Selatan merupakan provinsi dengan jumlah kasus yang peningkatannya sangat
pesat. 9 Data kasus COVID-19 pada tanggal 2 Juni 2020 sulawesi selatan khususnya
Kab Gowa termasuk Wilayah dengan transmisi lokal yakni wilayah yang melaporkan kasus
(2020) menunjukkan jumlah kasus kumulatif di sulawesi selatan adalah 1630 kasus, hal ini
menyebabkan provinsi Sulawesi Selatan menjadi urutan keempat tertinggi setelah provinsi
DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat. Adapun Data Dinkes Sulsel (2020), Kabupaten
Gowa menjadi salah satu kabupaten dengan jumlah kasus COVID-19 yang cukup tinggi
dan terus mengalami peningkatan yakni tercatat pada tanggal 1 Juni sejumlah 113 kasus.
Masyarakat yang berisiko terinfeksi adalah mereka yang kontak erat dengan pasien
Covid19 atau yang merawat pasien Covid-19. Selain itu, masyarakat yang rentan terkena
adalah mereka yang berada pada kelompok bayi dan balita, lansia, orang dengan imun
yang rendah serta orang yang memiliki penyakit bawaan seperti TBC, diabetes, gangguan
Pemprov DKI Jakarta telah berupaya membuat kebijakan sejalan dengan kebijakan
mematuhi PSBB,
penyebaran wabah virus Corona ini dapat teratasi. Upaya maksimal sudah dilakukan
pemerintah, bukan hanya pada penanganan pasien saja, namun juga pada aspek-aspek
lainnya yang terdampak, antara lain kebijakan di bidang perekonomian dan pendidikan.
telah diambil saat ini dapat berhasil. Kebijakan yang diterapkan ini telah disesuaikan
dengan situasi geografis, demografis, budaya, dan kemampuan fiskal negara, sehingga
diperkirakan penanganan penyakit ini dapat dicapai (Kementerian Sekretariat Negara RI,
2020).
dalam pencegahan Covid-19 harus terus ditingkatkan. Berbagai instansi yang ada memiliki
kewajiban untuk terus memotivasi dan membimbing masyarakat melalui para tokohnya
agar selalu menjalankan protokol kesehatan. Para tokoh masyarakat diharapkan untuk
tingkat keparahan, penularan, serta kematin akibat COVID-19 akan menghasilkan Perilaku
yang tidak baik akan berakibat sebaliknya (Betsch, 2020; Garai, 2020). Salah satu
dengan sosialisasi masif pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM kepada seluruh
mengenai apa yang dipikirkan, dilihat, dan dirasakan. Hal tersebut sekaligus berarti bahwa
persepsi menentukan apa yang akan diperbuat seseorang untuk memenuhi berbagai
kepentingan baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan masyarakat tempat
berinteraksi. Persepsi inilah yang membedakan seseorang dengan yang lain. Persepsi
dihasilkan dari kongkritisasi pemikiran, kemudian melahirkan konsep atau ide yang
persepsi dan pencegahan lansia terhadap pandemic COVID-19 sekarang ini, di Indonesia
dibutuhkannya penelitian mengenai persepsi Perilaku pencegahan lansia dan pra lansia
terhadap COVID-19 ini dikarenakan jumlah lansia yang juga semakin bertambah di
Indonesia pada tahun 2019 sudah mencapai angka 25,64 juta orang sekitar 9,60% dan
meningkatnya kasus
COVID-19 di Indonesia hingga saat ini. (Setyaningsih Widanarti 2020).
Berdasarkan hasil survey pengambilan data awal di desa Bonto Biraeng Kecamatan
69 Populasi Lansia, dan sesuai dengan hasil wawancara yang didapat dari PKM bahwa
kasus terkonfirmasi Covid-19 terdapat 50 sehingga hal ini menjadi suatu problem yang
mempengaruhi masyarakat dan yang lebih khususnya lagi Lansia yang berada di Desa
Bonto Biraeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa maka perlu dilakukan penelitan
B. Rumusan masalah
23 C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Menilai Perilaku Lansia 11 di Desa Bonto Biraeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten
Gowa
D. Manfaat Teoritis
67 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam ilmu keperawatan komunitas
dalam memberikan pengetahuan kepada lansia didesa Bonto Biraeng terkait Perilaku
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat menjadi pengalaman yang berharga bagi peneliti khususnya
Penularan Covid-19
Dapat digunakan sebagai acuan data dalam mengambil tindakan dalam pencegahan
penularan covid-19.
Penelitian ini sebagai bahan bacaan dan sumber refrensi untuk penelitian selanjutnya di
1. Pengertian
Notoatmodjo (2014), menyatakan bahwa Perilaku adalah reaksi atau respon seseorang
terhadap rangsangan atau stimulus dari luar dirinya. 6 Perilaku sebagai hasil aktifitas
organisme dapat diamati secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap
berpakaian, bereaksi, dan lain sebagainya. Perilaku manusia merupakan hal yang bias
dilakukan, ditempuh dengan pengertian dan melalui contoh atau model (seperti pemimpin,
keyakinan. Menurut Green dalam Notoatmodjo (2014), faktor yang memengaruhi Perilaku
internal yang ada pada diri individu, kelompok, dan masyarakat. Faktor seperti
Perilaku. 44 Domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang atau
Perilaku merupakan suatu tanggapan atau reaks seseorang terhadap rangsangan (KBBI,
2014).Sedangkan menurut Robert Kwick dalam Donsu (2017) Perilaku adalah sebagian
tindakan seseorang yang dapat dipelajari dan diamati. Salah satu faktor yang
Purnamasari 2020).
Perilaku yang baik dapat menjadi upaya pencegahan terhadap penularan covid19 (Audria,
persepsi, emosi, motivasi, dan lingkungan (Rahayu, 2014). Eksplorasi tentang Perilaku
kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai komponen, diantaranya persepsi tentang
manfaat, adanya dorongan, dan persepsi individu tentang 72 kemampuan yang dimiliki
untuk
19 Perilaku adalah cara bertindak yang menunjukkan tingkah laku seseorang dan
terdapat tiga komponen yang mempengaruhi Perilaku manusia, yaitu komponen kognitif,
afektif, dan konatif. Komponen kognitif merupakan aspek intelektual yang berkaitan
dengan apa yang diketahui manusia. Komponen afektif merupakan aspek emosional.
1) Faktor Personal
a. Faktor Biologis: terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan
b) Komponen kognitif, aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui
manusia.
c) Komponen konatif, aspek volisional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan
bertindak.
2) Faktor Situsional 3 Salah satu faktor yang mempengaruhi Perilaku manusia adalah
a. Faktor – faktor ekologis Kondisi alam (geografis) dan iklim (temperatur) dapat
(temporal). 3 Misalnya, suasana emosi pagi hari tentu berbeda dengan suasana emosi
d. Faktor teknologi Jenis teknologi yang digunakan masyarakat dapat mempengaruhi pola-
e. Faktor suasana Perilaku Dalam public speaking banyak sekali pembahasan tentang
bagaimana suatu bentuk penyampaian pesan harus disesuaikan dengan suasana Perilaku
pesertanya.
f. Faktor-faktor sosial ada tiga hal yang dibahas pada faktor ini, yaitu : sistem peran,
g. Stimuli yang mendorong dan memperteguh Perilaku Pada dasarnya ada sejumlah
situasi yang memberi keleluasaan untuk bertindak dan sejumlah lain membatasinya. Jika
kita menganggap bahwa pada situasi tertent kita diperboleh/dianggap wajar melakukan
lingkungan.
3. Macam-Macam Perilaku Manusia Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka
Perilaku dapat dibedakan menjadi dua menurut (Notoatmodjo, 2013), sebagai berikut.
terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). 7 Respon atau
persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan perilaku yang terjadi pada orang yang menerima
stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka (overt behavior) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
1. Pengertian
Lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. 34 Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang
Lansia adalah seseorang yang memiliki usia lebih dari atau sama dengan 60 tahun. Lansia
dapat juga 26 diartikan sebagai menurunnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri
dan mempertahankan struktur serta fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan
Lansia 35 adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun
merupakan 12 tahap akhir dalam proses kehidupan yang terjadi banyak penurunan dan
perubahan fisik, psikologi, sosial yang saling berhubungan satu sama lain, sehingga
berpotensi menimbulkan masalah kesehatan fisik maupun jiwa pada lansia (Cabrera,
2015).
5) Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90 tahun.
3) Lanjut usia risiko tinggi adalah 33 seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih dengan
masalah kesehatan.
4) Lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih melakukan pekerjaan dan/atau
5) 38 Lanjut usia tidak potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah,
2 a) Teori Biologis Teori biologis berfokus pada proses fisiologi dalam kehidupan
seseorang dari lahir sampai meninggal dunia, perubahan yang terjadi pada tubuh dapat
dipengaruhi oleh faktor luar yang bersifat patologi. Proses menua merupakan terjadinya
perubahan struktur dan fungsi tubuh selama fase kehidupan. Teori biologis lebih menekan
pada perubahan struktural sel atau organ tubuh termasuk pengaruh agen patologis.
biologis/fisiologis/sex, rasa aman, kasih saying dan harga diri) 2 sampai tingkat paling
tinggi (aktualisasi diri). Teori individualisme jung (jung’s theory of individualisme), yaitu sifat
manusia terbagi menjadi dua, yaitu ekstrover dan introver. Pada lansia akan cenderung
introver, lebih suka menyendiri. Teori delapan tingkat perkembangan erikson (erikson’s
eight stages of life), yaitu tugas perkembangan terakhir yang harus dicapai seseorang
adalah ego integrity vs disappear. Apabila seseorang mampu mencapai tugas ini maka dia
akan berkembang menjadi orang yang bijaksana (menerima dirinya apa adanya, merasa
hidup penuh arti, menjadi lansia yang bertanggung jawab dan kehidupannya berhasil).
berpengaruh pada budaya yang dianutnya. Budaya merupakan perilaku, perasaan, nilai
dan kepercayaan yang terdapat pada suatu daerah dan dianut oleh kaum orang tua.
Budaya yang dimiliki sejak ia lahir akan selalu dipertahankan sampai tua.
d) Teori Sosial Teori social meliputi teori aktivitas (lansia yang aktif dan memiliki banyak
menarik diri dari kehidupan sosialnya) dan teori kesinambungan (adanya kesinambungan
pada siklus kehidupan lansia, lansia tidak diperbolehkan meninggalkan peran dalam
proses penuaan).
komponen genetik. 17 Dilihat dari pengamatan bahwa anggota keluarga yang cenderung
hidup pada umur yang sama dan mereka mempunyai umur yang rata-rata sama, tanpa
2 f) Teori Rusaknya Sistem Imun Tubuh Mutasi yang berulang- ulang mengakibatkan
sistem imun untuk mengenali dirinya berkurang sehinggal terjadinya kelainan pada sel,
g) Teori Menua Akibat Metabolisme Pada zaman dahulu disebut lansia adalah seseorang
yang botak, kebingungan, pendengaran yang menurun atau disebut dengan “budeg”
h) Teori Kejiwaan Sosial Teori kejiwaan sosial meliputi activity theory yang menyatakan
bahwa lansia adalah orang 2 yang aktif dan memiliki banyak kegiatan sosial. 13
Continuity theory adalah perubahan yang terjadi pada lansia dipengaruhi oleh tipe
adalah akibat bertambahnya usia seseorang mereka mulai menarik diri dari pergaulan.
1. Pengertian
1) Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan tidak terlihat
kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor;
3) Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan
atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah;
4) Pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan melakukan kebersihan
5) Menjaga jarak (minimal 1 meter) dari orang yang mengalami gejala gangguan
pernapasan.
2. Pencegahan
1 Isolasi rumah atau perawatan di rumah dilakukan terhadap orang yang bergejala ringan
dan tanpa kondisi penyerta seperti (penyakit paru, jantung, ginjal dan kondisi
pasien dalam pengawasan, orang dalam pemantauan dan kontak erat yang bergejala
pasien dirawat di rumah yaitu perawatan rawat inap tidak tersedia atau tidak aman.
pasien. Pertimbangan lokasi dapat dilakukan di rumah, fasilitas umum, atau alat angkut
Perlu dilakukan informed consent terhadap pasien yang melakukan perawatan rumah.
Penting untuk memastikan bahwa lingkungan tempat pemantauan kondusif untuk
memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan medis yang diperlukan orang tersebut. Idealnya,
satu atau lebih fasilitas umum yang dapat digunakan untuk pemantauan harus
COVID-19. Evaluasi harus dilakukan oleh pejabat atau petugas kesehatan masyarakat.
Selama proses pemantauan, pasien harus selalu proaktif berkomunikasi dengan petugas
1) Tempatkan pasien/orang dalam ruangan tersendiri yang memiliki ventilasi yang baik
2) Batasi pergerakan dan minimalkan berbagi ruangan yang sama. Pastikan ruangan
3) Anggota keluarga yang lain sebaiknya tidur di kamar yang berbeda, dan jika tidak
memungkinkan maka jaga jarak minimal 1 meter dari pasien (tidur di tempat tidur berbeda)
4) Batasi jumlah orang yang merawat pasien. Idelanya satu orang yang benar-benar sehat
bergejala
5) Lakukan hand hygiene (cuci tangan) segera setiap ada kontak dengan pasien atau
lingkungan pasien. Lakukan cuci tangan sebelum dan setelah menyiapkan makanan,
sebelum makan, setelah dari kamar mandi, dan kapanpun tangan kelihatan kotor. Jika
tangan tidak tampak kotor dapat menggunakan hand sanitizer, dan untuk tangan yang
kelihatan kotor menggunakan air dan sabun.
6) Jika mencuci tangan menggunakan air dan sabun, handuk kertas sekali pakai
bisa menggunakan handuk bersih dan segera ganti jika sudah basah.
7) Untuk mencegah penularan melalui droplet, masker bedah (masker datar) diberikan
jika berada dalam satu ruangan dengan pasien. Masker tidak boleh dipegang selama
digunakan. Jika masker kotor atau basah segera ganti dengan yang baru. Buang masker
dengan cara yang benar (jangan disentuh bagian depan, tapi mulai dari bagian belakang).
9) Hindari kontak langsung dengan cairan tubuh terutama cairan mulut atau pernapasan
(dahak, ingus dll) dan tinja. Gunakan sarung tangan dan masker jika harus memberikan
perawatan mulut atau saluran nafas dan ketika memegang tinja, air kencing dan kotoran
lain. Cuci tangan sebelum dan sesudah membuang sarung tangan dan masker.
10) Jangan gunakan masker atau sarung tangan yang telah terpakai.
11) Sediakan sprei dan alat makan khusus untuk pasien (cuci dengan sabun dan air
teratur. Sabun atau detergen rumah tangga dapat digunakan, kemudian larutan NaOCl
13) Bersihkan pakaian pasien, sprei, handuk dll menggunakan sabun cuci rumah tangga
dan air atau menggunakan mesin cuci dengan suhu air 60-900C dengan detergen dan
keringkan. Tempatkan pada kantong khusus dan jangan digoyang-goyang, dan hindari
14) Sarung tangan dan apron plastic sebaiknya digunakan saat membersihkan permukaan
pasien, baju, atau bahan-bahan lain yang terkena cairan tubuh pasien. Sarung tangan
(yang bukan sekali pakai) dapat digunakan kembali setelah dicuci menggunakan sabun
dan air dan didekontaminasi dengan larutan NaOCl 0.5%. Cuci tangan sebelum dan
15) Sarung tangan, masker dan bahan-bahan sisa lain selama perawatan harus dibuang di
tempat sampah di dalam ruangan pasien yang kemudian ditutup rapat sebelum dibuang
16) Hindari kontak dengan barang-barang terkontaminasi lainya seperti sikat gigi, alat
17) Ketika petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan rumah, maka selalu
perhatikan APD dan ikut rekomendasi pencegahan penularan penyakit melalui droplet.
Tindakan Karantina merupakan suatu hal yang 48 dilakukan terhadap OTG untuk
dan situasi setempat. Penting untuk memastikan bahwa lingkungan tempat pemantauan
kondusif untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan medis yang diperlukan orang
tersebut. Idealnya, satu atau lebih fasilitas umum yang dapat digunakan untuk observasi
harus diidentifikasi dan dievaluasi sebagai salah satu elemen kesiapsiagaan menghadapi
COVID-19. Evaluasi harus dilakukan oleh pejabat atau petugas kesehatan masyarakat.
1) Masyarakat harus diberikan pedoman yang jelas, transparan, konsisten, dan terkini
3) Orang yang di karantina perlu diberi perawatan kesehatan, dukungan sosial 5 dan
psikososial, serta kebutuhan dasar termasuk makanan, air dan kebutuhan pokok lainnya.
cepat terhadap faktor lokal harus dianalisis, baik berupa faktor pendorong keberhasilan
BAB III
Perilaku merupakan keputusan seseorang dalam melakukan dan menjalankan suatu hal
yang menjadi tanggung jawab sehingga dalam menjalankan tanggung jawab tersebut perlu
memiliki kedisiplinan dan kepatuhan terhadap sesuatu yang dijalankan, hal ini merupakan
sebuah pemahaman yang mesti diterapkan diberbagai situasi dan keadaan bahkan secara
aturan yang telah disepakati untuk dilakukan dan dijalankan sebagai upaya dalam
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
32
B. Variabel Penelitian
1. Klasifikasi Variabel
a. Perilaku dalam penelitian ini 20 adalah kecenderungan seseorang untuk bisa bertindak,
berpikir dan juga merasa bahwa dirinya paling baik dalam menghadapi objek, ide dan juga
Baik : jika nilai jawaban responden >15 Kurang : jika nilai jawaban responden <15
b. Pencegahan penularan covid-19 14 dalam penelitian ini adalah suatu upaya yang telah
sehingga dapat menurunkan angka kasus yang terkonfirmasi covid-19 Menurun : jika total
skor jawaban responden >18 Meningkat : jika total skor jawaban responden >18
D. Hipotesis Penelitian
A. Desain Penelitian
56 Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik melalui
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Lansia di Desa Bonto Biraeng berjumlah 69
2. Sampel
8 Sampel dalam penelitian ini adalah sebagaian lansia yang ada di Desa Bonto Biraeng
Kecamata Bontonompo Kabupaten Gowa dengan jumlah sampel 40. dengan teknik
Dalam penelitian ini ditetapkan Kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :
a) Kriteria Inklusi
b) Kriteria 21 Eksklusi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisisoner untuk variabel
kuesioner yang terdiri atas 10 pertanyaan dengan nilai jawaban “SELALU“ diberi skor 4
“KADANG-KADANG” diberi skor 3, “JARANG” diberi skor 2, “TIDAK PERNAH” diberi skor
1, 0 dengan kriteria objektiv baik jika skor responden >15, dan kurang jika skor responden
≤ 15.
jawaban “SETUJU” diberi skor 3, jawaban “KURANG SETUJU” diberi skor 2, jawaban
“TIDAK SETUJU” diberi skor 1. pertanyaan dengan menggunakan skala likert dengan
kriteria objektif menurun jika skor responden >18 dan meningkat jika skor ≤ 18.
a. Lokasi
Kabupaten Gowa
b. Waktu
a. Data Primer
Data yang diambil secara langsung dari responden dengan menggunakan instrument
penelitian yaitu kuesoner untuk penilaian, diedarkan lembar kuesoner untuk menilai atau
b. Data Sekunder
8 Data yang diperoleh dari peneliti melalui dokumentasi pada saat penelitian
a. Pengolahan Data
1) Data diambil atau diedit kembali serta dikoreksi untuk melengkapi data yang mungkin
2) Data yang dikoding atau diberikan kode-kode pada option- option yang sudah lengkap
3) Data ditabulasi atau dikelompokan dalam bentuk tabel kemudian dilanjutkan dengan
analisa data
a) Analisa Data
1) Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan dalam tiap variabel dari hasil penelitian. Analisa ini
b) Analisa Bivariat
penularan Covid-19 dengan mengunakan uji statistik diolah dalam komputer dengan
menggunakan program SPSS versi 22
pengaruh variabel independen dengan dependen dalam bentuk tabulasi silang antara
kedua variabel tersebut. Menggunakan uji statistik dengan tingkat kemaknaan yang di
pakai adalah α = 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95% menggunakan rumus Chi-Square
Keterangan :
a. ₒ
ditolak, artinya tidak ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen
D. Etika Peneitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu mendapat adanya rekomendasi dari institusi
atas pihak dengan mengajukan permohonan izin kepada institusi atau lembaga tempat
Lembar persetujuan ini 68 diberikan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi
penelitian. 28 Bila subjek menolak, maka peneliti tidak akan memaksakan kehendak dan
Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden, tetapi
3. Confodentiality ( kerahasiaan)
57 Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data
A. Hasil Penelitian
1. Pengantar
2 Juli 2022 dengan jumlah sampel 40 responden yang ada di Desa Bonto Biraeng.
Penelitian ini menggunakan kuisioner untuk variable Perilaku lansia tentang pencegahan
penularan Covid-19. Desain 21 yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik melalui
Teknik sampling yang digunakan adalah Acidental sampling yaitu pengambilan sampel
kebetulan bertemu saat penelitian. Setelah dilakukan penelitian, data kemudian di olah
dengan menggunakan Computer Program SPSS Versi 22 dengan uji Statistik Regesi
Linier Berganda.
Desa Bonto Biraeng memiliki luas wilayah ± 3750 M² dengan batas-batas wilayah :
Sebelah utara :Berbatas dengan Kecamatan Bajeng Sebelah Timur :Berbatasan dengan
Kecamatan
Polombangkeng Utara
Sebelah Selatan :berbatasan dengan Desa Katangka Sebelah Barat :Berbatasan dengan
Kelurahan
Tamallayang
3. Kararteristik Responden
Hasil penelitian pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 40 responden diperoleh kelompok
jenis kelamin yang paling banyak adalah Perempuan sebanyak 23 (57.5%) responden, 8
kelamin Laki-Laki sebanyak 17 (42.5%) responden. Hal tersebut 8 dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 5.1
Juni, 2022
Kelompok
Frekuensi
Presentase
Hasil penelitian pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 40 responden diperoleh kelompok
umur yang paling banyak adalah 60-70 tahun sebanyak 28 (70.0%) responden, dan paling
Tabel 5.2
Juni,2022
Kelompok
Frekuensi
Presentase
c. Pendidikan
Hasil penelitian pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 40 responden diperoleh
terendah adalah SD sebanyak 9 (22.5%) responden. Hal ini 8 dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 5.3
Pendidikan
Frekuensi
Presentase
d. Pekerjaan
Hasil penelitian pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 40 responden diperoleh pekerjaan
Lansia yang paling banyak adalah sebagai Petani sebanyak 20 (50.0%) responden, dan
pekerjaan yang paling sedikit adalah sebagai Wiraswasta sebanyak 1 (2.5%) responden.
Tabel 5.4
Pendidikan
Frekuensi
Presentase
a. Analisa Univariat
Hasil penelitian pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 40 responden diperoleh
responden, dan pencegahan penularan Covid-19 pada lansia yang Menurun sebanyak 8
Tabel 5.5
pada lansia
Menurun
20.0
Meningkat
32
80.0
Jumlah
40
100
Hasil penelitian pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 40 responden diperoleh Perilaku
lansia dalam pencegahan penularan Covid-19 dengan kategori baik sebanyak 32 (80.0%)
responden, dan Perilaku lansia dalam pencegahan penularan Covid-19 dengan kategori
kurang sebanyak 8 (20.0%) responden. 58 Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.6
Juni, 2022
penularan Covid-19
Frekuensi (f)
Presentase (%)
Baik
32
80.0
Kurang
20.0
Jumlah
40
100
b. Analisa Bivariat
Hasil penelitian pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 40 responden diperoleh Perilaku
lansia dengan kategori baik tapi dalam pencegahan penularan Covid-19 yang menurun
sebanyak 4 (10.0%) responden, dan Perilaku lansia dengan kategori baik terhadap
itu, diperoleh data Perilaku lansia dengan kategori kurang terhadap pencegahan penularan
Covid-19 yang menurun sebanyak 4 (10.0%) responden, dan Perilaku lansia dengan
Tabel 5.7
Analisis pengaruh Perilaku lansia terhadap pencegahan penularan Covid-19 di Desa Bonto
Biraeng.
Perilaku
Pecegahan penularan
lansia
Menurun
Meningkat
Sig
F%
F%
N%
Baik
4 10.0
28 70.0
32 80.0
0,037
Kurang
4 10.0
4 10.0
8 20.0
Berdasarkan hasil output analisis data yang peneliti lakukan menggunakan computer spss
versi 22 maka dapat diketahui hasil uji Chi-Square dengan uji analisis turunan Fisher's
Exact Test di dapatkan nilai X2 Hitung (0.037) < nilai X2 Tabel (0.5). Maka terdapat
pengaruh secara signifikan antara kedua variable, artinya Ha diterima dan Ho ditolak, dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa 16 terdapat pengaruh yang signifikan antara
Gowa.
14 B. Pembahasan
Hasil penelitian dari 40 responden diperoleh Perilaku lansia dengan kategori baik tapi
Menurut asumsi peneliti ini dikarenakan sulitnya lansia dalam menyimak dan atau
dimana usianya semakin bertambah dan seakan mulai menarik diri terhadap lingkungan
sosial.
27 Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sunaryo, et.al. (2016), mengatakan
bahwa lansia adalah orang yang aktif dan memiliki banyak kegiatan sosial. 13 Continuity
theory adalah perubahan yang terjadi pada lansia dipengaruhi oleh tipe personality yang
Hasil penelitian dari 40 responden diperoleh Perilaku lansia dengan kategori baik
dikarenakan edukasi yang diberikan orang sekitarnya atau aktifnya lansia dalam mengikuti
posiandu lansia tiap bulan dapat membuat dirinya muda dalam mendapatkan informasi
yang tepat.
59 Hasil penelitian ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Notoatmodjo (2013)
mengatakan bahwa Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku Pada dasarnya
ada sejumlah situasi yang memberi keleluasaan untuk bertindak dan sejumlah lain
situasi tertent kita diperboleh/dianggap wajar melakukan perilaku tertentu, maka kita akan
terdorong melakukannya.
Hasil penelitian dari 40 responden diperoleh Selain itu, diperoleh data Perilaku lansia
Covid-19 oleh lansia akan berkurang apabila lansia tertutup dalam bersosial.
49 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Firman Maulana
Ihsan dkk, 2019 Media promosi kesehatan merupakan salah satu sarana penyampaian
informasi kesehatan yang bertujuan untuk mengubah perilaku sasaran menjadi lebih baik
Hasil penelitian dari 40 responden diperoleh dan Perilaku lansia dengan kategori kurang
responden. Menurut asumsi peneliti apabila perilaku Lansia kurang bukan berarti Tindakan
pencegahan penularan Covid-19 oleh lansia akan menurun, bisa saja akan mengalami
peningkatan.
27 Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Sunaryo, et.al. (2016) mengatakan bahwa 2
Perkembangan seseorang akan terus berjalan walaupun seseorang tersebut telah menua.
Teori psikologi terdiri dari teori hierarki kebutuhan manusia maslow (maslow’s hierarchy of
human needs), yaitu tentang kebutuhan dasar manusia dari tingkat yang paling rendah
(kebutuhan biologis/fisiologis/sex, rasa aman, kasih saying dan harga diri) sampai tingkat
Berdasarkan hasil output analisis data yang peneliti lakukan menggunakan computer spss
versi 22 maka dapat diketahui hasil uji Chi-Square dengan uji analisis turunan Fisher's
Exact Test di dapatkan nilai X2 Hitung (0.037) < nilai X2 Tabel (0.5). Maka terdapat
pengaruh secara signifikan antara kedua variable, artinya Ha diterima dan Ho ditolak, dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa 16 terdapat pengaruh yang signifikan antara
Gowa. Menurut asumsi peneliti terdapat makna yang sangat signifikan yang dapat
diketahui bahwa setiap orang mempunyai persepsi sendiri mengenai apa yang dipikirkan,
Covid-19 harus terus ditingkatkan. Berbagai instansi yang ada memiliki kewajiban untuk
terus memotivasi dan membimbing masyarakat melalui para tokohnya agar selalu
informasi yang tepat dapat meningkatkan pengetahuan seseorang (Sumarni, Rosidin, &
Sumarna, 2020).
Ditambah dengan teori Yuliana Oktaviani Dkk (2022) bahwa persepsi serta pemahaman
yang baik tentang tingkat keparahan, penularan, serta kematin akibat COVID-19 akan
dan pemahan yang tidak baik akan berakibat sebaliknya (Betsch, 2020; Garai, 2020).
Salah satu pencegahan penularan COVID-19 dengan upaya promotif dan preventif
dilaksanakan dengan sosialisasi masif pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM
Serta teori menurut Setyaningsih Widanarti (2020) 4 Setiap orang mempunyai persepsi
sendiri mengenai apa yang dipikirkan, dilihat, dan dirasakan. Hal tersebut sekaligus berarti
bahwa
persepsi menentukan apa yang akan diperbuat seseorang untuk memenuhi berbagai
kepentingan baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan masyarakat tempat
berinteraksi. Persepsi inilah yang membedakan seseorang dengan yang lain. Persepsi
dihasilkan dari kongkritisasi pemikiran, kemudian melahirkan konsep atau ide yang
50 BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Covid-19 pada lansia terhadap Perilaku lansia dalam pencegahan penularan Covid-19 11
di Desa Bonto Biraeng, Kec. Bontonompo, Kab. Gowa dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil penelitian pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 40 responden diperoleh 69
responden, dan pencegahan penularan Covid-19 pada lansia yang Menurun sebanyak 8
(20.0%) responden.
2. Hasil penelitian pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 40 responden diperoleh
Perilaku lansia dalam pencegahan penularan Covid-19 dengan kategori baik sebanyak 32
(80.0%) responden, dan Perilaku lansia dalam pencegahan penularan Covid-19 dengan
3. Dari 40 responden diperoleh Perilaku lansia dengan kategori baik tapi dalam
Perilaku lansia dengan kategori baik terhadap pencegahan penularan Covid-19 yang
meningkat sebanyak 28 (70.0%) responden. Selain itu, diperoleh data Perilaku lansia
sebanyak 4 (10.0%) responden, dan Perilaku lansia dengan kategori kurang terhadap
4. Berdasarkan hasil output analisis data yang peneliti lakukan menggunakan computer
spss versi 22 maka dapat diketahui hasil uji Chi-Square dengan uji analisis turunan
Fisher's Exact Test di dapatkan nilai X2 Hitung (0.037) < nilai X2 Tabel (0.5). Maka
terdapat pengaruh secara signifikan antara kedua variable, artinya Ha diterima dan Ho
ditolak, dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 16 terdapat pengaruh yang signifikan
Gowa.
B. Saran
1. Bagi Responden
Diharapka agar Lansia tetap selalu aktif mendaptkan pengetahun tentang pencegahan
penularan Covid-19 dan pencegahannya sejak dini karena itu sangat penting untuk
menjaga kesehatannya dan diharapka juga agar Lansia memperhatikan makanan yang
Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa pentingnya pencegahan penularan Covid-19 pada
lansia dan pengambilan Perilaku lansia dalam pencegahan penularan Covid-19. Oleh
sebab itu siharapka kepada Desa Bonto Biraeng, Kec. Bontonompo agar dapat mengontrol
dalam menetapkan program edukasi Kesehatan terkait penularan Covid-19 bagi Lansia.
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih jauh tentang pengaruh penyuluhan
pencegahan penularan Covid- 19 pada lansia terhadap Perilaku lansia dalam pencegahan
penularan Covid-19, juga perlu mencari referensi-referensi terbaru terkait penelitian yang
akan diteliti. penelitian ini bisa
dijadikan dasar, dengan menggunakan sampel bukan hanya Lansia tapi untuk semua.
Lampiran 2
No.
Jenis Kegiatan
15 Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
2
3
Mengenal Masalah
√
2
Pengajuan Judul
√
3
Mengumpulkan
Referensi
√
4
Menyusun SKRIPSI
√
5
Asistensi SKRIPSI
√
6
Seminar SKRIPSI
√
7
Revisi SKRIPSI
8
Pelaksanaan Riset
9
Asistensi Skripsi
10
Seminar Skripsi
11
Revisi Skripsi
Di –
Tempat.
Dengan hormat,
Alamat : Jl. Matahari No. 5A Kel. Batangkaluku, Kec. Somba Opu Adalah mahasiswa
program pendidikan S-1 Keperawatan STIK FAMIKA Makassar yang akan mengadakan
Saya sangat mengharapkan partisipasi bapak/ ibu dalam penelitian ini demi kelancaran
pelaksanaan penelitian. Saya menjamin kerahasiaan dan segala bentuk informasi yang
bapak/ ibu berikan, dan apabila ada hal- hal yang masih ingin ditanyakan, saya
Demikian penyampaian dari saya, atas perhatian dan kerjasamanya saya mengucapkan
terima kasih.
Sungguminasa,. 2022
Peneliti,
(Informed Consent)
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama (inisial) :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
dan memahami informasi yang diberikan oleh peneliti serta mengetahui tujuan dan
manfaat dari penelitian, maka dengan ini saya secara sukarela bersedia menjadi
Demikian 45 pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh kesadaran
Sungguminasa, 2022
Yang menyatakan
(.........................)
LEMBARAN KUISIONER
A. Data Responden
Hari/ Tanggal :
Alamat :
Inisial Nama 74 :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
B. Petunjuk pengisian
3. Jawaban harus yang paling sesuai dengan yang Bapak/ Ibu ketahui atau Bapak/ Ibu
pahami dan alami
a. SKOR 1 : YA
b. SKOR 0 : TIDAK
C. Perilaku
1. Selalu : (S)
2. Kadang-Kadang : (KK)
3. Jarang : (J)
NO
PERTANYAAN
SKOR
Kk
TP
keluar rumah
setelah makan
6
kesehatan
rumah tetanga
pemerintah
KUISIONER
A. Data Responden
Hari/ Tanggal :
Alamat :
Inisial Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
B. Petunjuk pengisian
6. Jawaban harus yang paling sesuai dengan yang Bapak/ Ibu ketahui atau Bapak/ Ibu
NO
PERNYATAAN
SKOR
Kk
TP
Memakai masker
Jaga jarak
4
Menghindari kerumunan
Membatasi mobilisasi
TOTAL JAWABAN
IDENTITAS RESPONDEN
NR
INISIAL
JENIS KELAMIN
KODE
UMUR
KODE
PENDIDIKAN
KODE
PEKERJAAN
KODE
TN. S
63
SMP
PETANI
2
NY .B
68
SD
IRT
NY. I
65
SMP
PETANI
TN. B
67
SMA
IRT
2
TN. S
63
SD
IRT
NY. A
71
SMP
WIRASWASTA
NY. S
61
SMP
2
IRT
TN. S
60
SMP
TUKANG PARKIR
TN. B
64
SMP
PETANI
10
NY. B
65
2
SMA
IRT
11
TN. M
75
SMP
IRT
12
NY. E
64
SMA
PETANI
13
TN. R
L
1
62
SMA
PETANI
14
TN. H
61
SD
PETANI
15
NY. D
78
SD
IRT
16
NY. Y
73
SMP
PETANI
17
TN. M
72
SMA
PETANI
18
TN. A
74
SMA
PETANI
1
19
NY. AN
71
SMA
IRT
20
NY. S
77
SMA
PETANI
21
TN.A
1
71
SMP
PETANI
22
NY. K
64
SMP
PETANI
23
NY.L
63
SMP
IRT
24
NY. L
P
60
SD
PETANI
25
NY. R
60
SD
PETANI
26
TN. S
76
SD
IRT
2
27
NY. T
79
SMP
IRT
28
NY. G
63
SMA
PETANI
29
NY. D
63
SMP
2
IRT
30
NT. P
74
SMP
IRT
31
NY. J
77
SD
IRT
32
TN. N
61
2
SD
PETANI
33
NY. S
65
SMP
IRT
34
NY. F
71
SMP
TUKANG PARKIR
35
NY. N
2
72
SMA
IRT
36
TN. A
62
SMA
PETANI
37
NY. H
64
SMP
PETANI
38
NY. D
P
72
SMA
IRT
39
TN. A
71
SMA
PETANI
40
TN. A
71
SMP
PETANI
1
PERILAKU LANSIA
TOTAL
K.O
KODE
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
TOTAL
K.O
KODE
P1
P2
P3
P4
P5
1
3
16
KURANG
16
MENURUN
19
BAIK
18
MENURUN
21
BAIK
16
MENINGKAT
21
BAIK
15
MENINGKAT
2
2
14
BAIK
22
MENINGKAT
11
KURANG
5
4
23
MENINGKAT
20
BAIK
21
MENINGKAT
75 1
1
1
11
KURANG
18
MENURUN
19
BAIK
19
MENINGKAT
20
BAIK
19
MENINGKAT
19
BAIK
21
MENINGKAT
2
2
19
BAIK
21
MENINGKAT
19
BAIK
4
4
19
MENINGKAT
20
BAIK
14
MENURUN
2
2
19
BAIK
19
MENINGKAT
21
BAIK
14
MENURUN
21
BAIK
20
MENINGKAT
20
BAIK
21
MENINGKAT
1
1
12
KURANG
20
MENINGKAT
21
BAIK
4
4
19
MENINGKAT
20
BAIK
22
MENINGKAT
2
2
20
BAIK
20
MENINGKAT
20
BAIK
23
MENINGKAT
21
BAIK
21
MENINGKAT
20
BAIK
19
MENINGKAT
2
3
20
BAIK
22
MENINGKAT
20
BAIK
5
3
19
MENINGKAT
21
BAIK
19
MENINGKAT
3
2
20
BAIK
19
MENINGKAT
20
BAIK
22
MENINGKAT
13
KURANG
22
MENINGKAT
21
BAIK
13
MENURUN
2
3
22
BAIK
22
MENINGKAT
17
KURANG
4
5
23
MENINGKAT
21
BAIK
21
MENINGKAT
2
2
14
KURANG
13
MENURUN
23
BAIK
20
MENINGKAT
25
BAIK
12
MENURUN
21
BAIK
21
MENINGKAT
3
2
20
BAIK
20
MENINGKAT
KETERANGAN
NO
JENIS KELAMIN
UMUR
PENDIDIKAN
PEKERJAAN
1=
PEREMPUAN
1 = 60-70
1 = SD
1 = PETANI
2 = LAKI-LAKI
2 = > 71
2 = SMP
2= TUKANG
PARKIR
3 = SMA
3= IRT
FREQUENCIES VARIABLES=NR UMUR SEX PEN PEK VI_PERSEPSI VI_SIKAP VD
/BARCHART FREQ
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Statistics
NOMOR RESPONDEN
USIA RESPONDEN
JENIS KELAMIN
PENDIDIKAN TERAKHIR
PEKERJAAN
PERSEPSI LANSIA
SIKAP LANISA
PENCEGAHAN COVID 19
N Valid
Missing
40
40
40
40
40
40
40
40
Frequency Table
NOMOR RESPONDEN
Frequency
Percent
39 Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
5.0
3
2.5
2.5
7.5
2.5
2.5
10.0
2.5
2.5
12.5
2.5
2.5
15.0
2.5
2.5
17.5
2.5
2.5
20.0
2.5
2.5
22.5
10
2.5
2.5
25.0
11
2.5
2.5
27.5
12
1
2.5
2.5
30.0
13
2.5
2.5
32.5
14
2.5
2.5
35.0
15
2.5
2.5
37.5
16
2.5
2.5
40.0
17
2.5
2.5
42.5
18
2.5
2.5
45.0
19
2.5
2.5
47.5
20
2.5
2.5
50.0
21
2.5
2.5
52.5
22
2.5
2.5
55.0
23
2.5
2.5
57.5
24
2.5
2.5
60.0
25
2.5
2.5
62.5
26
1
2.5
2.5
65.0
27
2.5
2.5
67.5
28
2.5
2.5
70.0
29
2.5
2.5
72.5
30
2.5
2.5
75.0
31
1
2.5
2.5
77.5
32
2.5
2.5
80.0
33
2.5
2.5
82.5
34
2.5
2.5
85.0
35
2.5
2.5
87.5
36
2.5
2.5
90.0
37
2.5
2.5
92.5
38
2.5
2.5
95.0
39
2.5
2.5
97.5
40
2.5
2.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
32 USIA RESPONDEN
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
12
30.0
30.0
30.0
56-66 Tahun
28
70.0
70.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
JENIS KELAMIN
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-Laki
17
42.5
42.5
42.5
Perempuan
23
57.5
57.5
29 100.0
Total
40
100.0
100.0
PENDIDIKAN TERAKHIR
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SD
22.5
22.5
22.5
SMP
17
42.5
42.5
65.0
SMA
14
35.0
35.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
PEKERJAAN
43 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid PETANI
20
50.0
50.0
50.0
IRT
17
42.5
42.5
92.5
TUKANG PARKIR
5.0
5.0
97.5
WIRASWASTA
2.5
2.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
SIKAP LANISA
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BAIK
32
80.0
80.0
80.0
KURANG
20.0
20.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
PENCEGAHAN COVID 19
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid MENURUN
20.0
20.0
20.0
MENINGKAT
32
80.0
80.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
CROSSTABS
/TABLES=VI_PERSEPSI VI_SIKAP BY VD
61 /FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
Cases
Valid
Missing
Total
Percent
N
Percent
PENCEGAHAN COVID 19
40
40
100.0%
100.0%
0.0%
0.0%
40
40
100.0%
100.0%
Crosstab
PENCEGAHAN COVID 19
Total
MENURUN
MENINGKAT
SIKAP LANISA
BAIK
Count
4
28
32
12.5%
87.5%
100.0%
% within PENCEGAHAN
COVID 19
50.0%
87.5%
80.0%
% of Total
10.0%
70.0%
80.0%
KURANG
Count
4
50.0%
50.0%
100.0%
% within PENCEGAHAN
COVID 19
50.0%
12.5%
20.0%
% of Total
10.0%
10.0%
20.0%
Total
Count
32
40
20.0%
80.0%
100.0%
% within PENCEGAHAN
COVID 19
100.0%
100.0%
100.0%
% of Total
20.0%
80.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Value
df
Pearson Chi-Square
5.625a
.018
Continuity Correctionb
3.525
.060
Likelihood Ratio
4.829
1
.028
.037
.037
Linear-by-Linear Association
5.484
.019
N of Valid Cases
40
a. 1 cells (25.0%) 46 have expected count less than 5. The minimum expected count is
1.60.
EXCLUDE QUOTES ON
EXCLUDE BIBLIOGRAPHY ON