Originality Assessment
25%
Overall Similarity
v 8.0.7 - WML 4
FILE - SKRIPSI LEDIYA-1.DOCX
SKRIPSI
MAKASSAR
OLEH :
120111821
TAHUN 2022
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S. Kep) dalam program studi ilmu
OLEH :
120111821
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
SURAT PERNYATAAN
Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah dibuat dan
dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan di
Yang menyatakan,
NIM : 120111821
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Nim : 120111821
Dinyatakan telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diajukan dalam seminar proposal.
Disetujui oleh :
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Dr. Ns. Yudit Patiku,S.Si, S.Kep, M.Kes Ns. Robertus Masyuri, S. Kep.,M.M
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
NIM : 120111821
Mengetahui
Dr. Ns. Yudit Patiku,S.Si, S.Kep, M.Kes Ns. Ambu Anto, S.Kep.,M.Mkep
MOTTO
“CATATLAH APA YANG KAMU LAKUKAN DAN LAKUKANLAH APA YANG KAMU
CATAT”
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan
Lama Menjalani Hemodialisa Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Di RSUD
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat selesai karena adanya bantuan dan
kerja sama dari berbagai pihak. 44 Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih tak terhingga, teristimewa buat ayah dan ibu (Gotlif
Slarmanat dan Penina Elisabet Putnarubun), atas segala cinta dan kasih sayang serta
dukungan baik moral maupun materil selama menempuh masa pendidikanku. Buat kakak
Yety Slarmanat, kakak Alex Slarmanat dan adik-adikku serta keluarga besarku terima
kasih untuk doa dan dukungan yang selalu memicu untuk menggapai kemilau cita-cita,
2. Dr. Yudit Patiku,S.Si, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku Ketua Sekola Tinggi Ilmu Keperawat
3. Bapak Ns. Ambu Anto, S.Kep.,M.MKep, selaku ketua program S-1 Keperawatan STIK
FAMIKA Makassar
4. Ibu, Dr. Ns. Yudit Patiku,S.Si, S.Kep, M.Kes , dan Bapak Ns. Robertus Masyuri, S.
banyak waktunya dalam memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan proposal
ini.
5. Ibu Ns. Wahyuni Wahab, S. Kep, dan , Ns. Ambu Anto, S.Kep.,M.MKep selaku 62
penguji l dan penguji ll yang telah meluangkan waktunya kesempurnaan proposal ini.
6. Seluruh dosen dan staf dilingkungan STIK famika Makassar yang telah membantu
7. Bapak Ns. Septi Hendy Telaumbanua, S.Kep, selaku PA yang selalu memberika
8. 66 Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, atas bantuan moral
maupun material dalam penyusunan proposal ini.
9. Sahabat dan teman-teman Jeksen Elath, Mansye Solissa, Enjel batkunde, Fera
metehohy, Antomina yensen dan kakak Nina Turalely, yang selalu menemani dan
10. Rekan angkatan 2018 yang tidak penulis sebutkan satu persatu terima kasih telah
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab iru, 57
dengan lapang dada penulis menerima kritikan dan saran yang konstruktif demi
Penulis
84 DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
SURAT PERNYATAAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iv
MOTTO v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI ix
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan penelitian 5
D. Manfaat penelitian 6
BAB II 7
TINJAUAN PUSTAKA 7
BAB III 47
B. Variabel Penelitian 48
D. Hipotesis Penelitian 49
BAB IV 50
METODE PENELITIAN 50
A. Rancangan Penelitian 50
E. Etika Penelitian 54
A. Hasil Penelitian 56
B. Pembahasan 66
BAB VI PENUTUP 71
A. Kesimpulan 71
B. Saran 72
DAFTAR PUSTAKA 73
KUESIONER PENELITIAN 80
DAFTAR 85 LAMPIRAN
Lampiran 7 : Dokumentasi
JULI 2022
ABSTRAK
HUBUNGAN LAMA MENJALANI HEMODIALISA DENGAN
TAHUN 2022
Oleh :
kualitas hidup adalah kondisi seseorang terhadap kebahagiaan dan kepuasan dari
berbagai aspek kehidupan, diantaranya aspek fisik, spikologis, sosial dan lingkungan.
buangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan lama
menjalani hemodialisa dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik di rsud labuang
baji makassar.
metode wawancara. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 28 orang yang diambil dengan
Makassar . pada tanggal 2-16 juni 2022 .setelah melakukan penelitian, Selanjutnya data
Hasil penelitian dari 28 responden didapatkan lama menjalani hemodialisa dikatakan lama
dan kualitas hidup baik sebanyak 1 (3.5%) responden dan lama menjalani hemodialisa
dikatakan baik akan tetapi kualitas hidup kurang sebanyak 2 (7.1%) responden. Selain itu
diperoleh lama menjalani hemodialisa dikatakan baru dan 58 kualitas hidup baik sebanyak
16 (57.1%) responden dan lama menjalani hemodialisa dikatakan baru akan tetapi kualitas
Hasil uji statistic menggunakan penilaian Chi-square with ficher’s exact test terhadap 28
demikian 5 tidak ada hubungan antara lama menjalani hemodialisa dengan kualitas hidup
Pustaka : 2016-2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. 32 Latar belakang
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat
pulih kembali, dimana tubuh tidak mampu memelihara metabolisme, gagal memelihara
keseimbangan cairan dan elektrolit yang berakibat pada peningkatan ureum (Putri,2020).
Salah satu metode terapi dari Penyakit ginjal kronis adalah dengan cara hemodialisis atau
biasa disebut cuci darah. Hemodialisis adalah proses dilakukannya 21 pembersihan darah
dari akumulasi sampah buangan. Tujuan utama terapi hemodialisis adalah mengembalikan
27 keseimbangan cairan intraseluler dan ekstraseluler yang terganggu akibat fungsi ginjal
28 Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 mengemukakan bahwa
angka kejadian GGK di seluruh dunia mencapai 10% dari populasi, sementara itu pasien
GGK yang menjalani hemodialisis (HD) diperkirakan mencapai 1,5 juta orang di seluruh
menempati penyakit kronis dengan angka kematian tertinggi ke-20 di dunia. Berdasarkan
67 National Chronic Kidney Disease Fact Sheet, (2017) di Amerika Serikat, terdapat 30
juta orang dewasa (15%) memiliki penyakit GGK. 29 Berdasarkan Center for Disease
Control and prevention, prevalensi GGK di Amerika Serikat pada tahun 2012 lebih dari
499.800 orang ). Perawatan penyakit ginjal merupakan ranking kedua dengan biaya
Menurut data Indonesia Renal Registry ( IRR ) pada tahun 2017, jumlah pasien Penyakit
ginjal kronis dengan pilihan terapi hemodialisa di Indonesia dari tahun ke tahun semakin
bertambah. Pada tahun 2017 terdapat 77.892 pasien hemodialisa yang tersebar di 433
Data hasil Riskesdas (2018), Prevalensi tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Utara yakni
0,6 %, kemudian pada urutan kedua Provinsi Maluku Utara dan urutan ketiga Provinsi
Sulawesi Utara, dimana Provinsi Sumatera Utara berada diposisi ke-24 setelah 30
Provinsi NTT. Sedangkan angka accidental pasien Gagal Ginjal Kronik yang berusia
kurang dari 15 tahun dan menjalani hemodialisis yakni Provinsi DKI Jakarta berada
diurutan pertama yakni 38,7 %, diikuti Bali dan Daerah Istimewah Yogyakarta. Sedangkan
Provinsi Sumatera Utara berada di urutan ke-25 setelah Papua (Muhammad T.D,2020).
Penyakit ginjal kronis merupakan penurunan progresif fungsi ginjal dalam beberapa bulan
atau dalam hitungan tahun. Penyakit ginjal kronis 63 didefinisikan sebagai kerusakan
ginjal dan atau penurunan Glomerular Filtration Rate (GFR) kurang dari 60ml/min/I,73m2
Menurut Nur pada tahun 2012, dimana salah satu metode terapi dari Penyakit ginjal kronis
adalah dengan cara hemodialisis atau biasa disebut cuci darah. Hemodialisis adalah
Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal atau pasien yang
berpenyakit akut yang membutuhkan dialisis waktu singkat. Hemodialisis bukan untuk
menyembuhkan penyakit ginjal kronik, tetapi terapi pengganti fungsi ginjal untuk
membersihkan darah dari berbagai macam zat- zat sampah yang tidak bisa dikeluarkan
secara alami pada pasienpasien Penyakit ginjal kronis karena menurunnya atau rusaknya
fungsi ginjal penderita (Dewi fitriani et.al 2020).
Menurut Nuari dan Widayati pada tahun 2017 tujuan dari pengobatan hemodialisa adalah
berlangsung dengan durasi 4 – 5 jam selama 2 -3 / minggu, dan dilakukan seumur hidup
tentu saja akan mempengaruhi kondisi fisik juga psikologis pada 34 pasien Penyakit ginjal
kronis dengan hemodialisa. Sedangkan kualitas hidup terdiri dari beberapa aspek kualitas
sekaligus, atau antara lain aspek kondisi fisik, psikologis, sosial dan juga lingkungan dalam
Riskesdas (2013) juga menunjukkan prevalensi gagal ginjal kronis di Indonesia sebesar
0,2 persen, meningkat seiring dengan bertambahnya umur dengan peningkatan tajam
pada kelompok umur 35-44 tahun dibandingkan kelompok umur 25-34 tahun, namun
prevalensi tertinggi pada umur 75 ke atas sebanyak (0,6%). Prevalensi pada lakilaki
(0,3%) lebih tinggi dari perempuan (0,2%), selanjutnya prevalensi lebih tinggi terjadi pada
Tengah sebesar 0,5%, diikuti Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi Utara masingmasing 0,4 %
Berdasarkan data dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji Makassar,
angka kejadian GGK yang menjalankan terapi HD tahun 2019 sebanyak 289 orang,
sedangkan pada tahun 2020 sebanyak 227 orang dan pada tahun 2021 sebanyak 282
orang dan pasien GGK yang menjalankan terapi HD pada bulan April 2022 sebanyak 28
orang. Rata-rata pasien gagal ginjal kronik yang menjalankan hemodialisa selama dalam
Berdasarkan hasil studi pada latar belakang diatas, 75 maka peneliti tertarik untuk
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai
berikut : “Apakah Ada Hubungan Lama Menjalani Hemodialisa Dengan Kualitas Hidup
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi lama menjalani hemodialisa 22 pada pasien gagal ginjal kronik
b. Untuk mengidentifikasi kualitas hidup pada pasien gagal ginjal kronik di RSUD Labuang
Baji Makassar.
D. Manfaat penelitian
a. Bagi Peneliti
melakukan penelitian serta dapat mengetahui hubungan 7 kualitas hidup pasien gagal
ginjal kronik.
Dapat dijadikan sebagai referensi atau sumber informasi untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversible,
sehingga penderita gagal ginjal kronik akan kehilangan fungsi ginjal secara bertahap dan
2 Gagal ginjal kronis adalah kondisi ketika fungsi ginjal menurun secara bertahap akibat
kerusakan jaringan ginjal. Secara medis, gagal ginjal kronis didefinisikan sebagai
Gagal ginjal kronis (GGK) atau penyakit ginjal kronis (PGK) menyebabkan cairan,
elektrolit, dan limbah menumpuk di dalam tubuh dan menimbulkan banyak gangguan.
Gejala dapat lebih terasa ketika fungsi ginjal sudah semakin menurun. Pada tahap lanjut,
GGK dapat membahayakan jika tidak ditangani, salah satunya dengan cuci darah
(Nereza,2021).
Penyakit gagal ginjal disebabkan oleh tekanan darah tinggi atau hipertensi dan diabetes
Diabetes merupakan salah satu penyebab utama terjadinya penyakit gagal ginjal. 39 Jika
glukosa dalam darah terlalu tinggi, ini dapat mempengaruhi kemampuan ginjal untuk
menyaring kotoran dalam darah dengan merusak system penyaringan ginjal. Maka dari itu
sangat penting bagi penderita diabetes untuk menjaga tingkat glukosa mereka melalui pola
makan yang sehat dan mengkonsumsi obat-obat anti diabetes sesuai aturan dokter.
b) Gangguan ginjal pada hipertensi
Tekanan darah adalah ukuran tekanan saat jantung memompa darah ke pembuluh arteri
dalam setiap denyut nadi. 9 Tekanan darah kerap diasosiasikan dengan penyakit ginjal,
karena tekanan darah yang berlebihan dapat merusak organ tubuh. Hipertensi
menghambat proses penyaringan dalam ginjal. Kondisi ini mreusak ginjal dengan
menekan pembuluh darah kecil dalam organ tersebut. Meski Sembilan dari sepuluh
penyebab kasus tekanan darah tinggi tidak diketahui, namun ada kaitan antara kondisi
tersebut dengan kesehatan tubuh seseorang secara menyeluruh, termasuk pola makan
dan gaya hidup. Orang yang memiliki kebiasaan tertentu seperti kurang berolahraga,
banyak garam dan lemak dalam makanan yang dikonsumsi, serta kurang potassium dan
vitamin D, maka orang tersebut akan memiliki risiko mengidap penyakit hipertensi lebih
tinggi.
Pada gagal ginjal kronis, setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka
pasien akan memperlihatkan sejumlah tanda dan gejala. 35 Keparahan tanda dan gejala
bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal, kondisi lain yang mendasari dan
Menurut Nursalam (2006) yang dikutip dalam (siregar,2016), manifestasi klinis yang terjadi
33 Respirasi : edema paru, efusi pleura, pleuritis. Neuromuskular : lemah, gangguan tidur,
sakit kepala, letargi, gangguan muskular, neuropati perifer, bingung dan koma.
Fungsi psikososial : perubahan kepribadian dan perilaku serta gangguan proses kognitif.
Gagal ginjal kronis apabila tidak ditangani dapat 64 menjadi gagal ginjal akhir (ESRD),
yakni setelah terjadinya penumpukan limbah tubuh, cairan, dan elektrolit yang bisa
membahayakan tubuh jika tanpa dilakukan penyaringan buatan (dialisis/cuci darah) atau
2 Gejala pada penderita gagal ginjal kronis stadium 1–3 biasanya tidak begitu terlihat.
Biasanya, gejala gagal ginjal kronis baru terasa ketika sudah mencapai stadium 4 dan 5
Ada beberapa gejala atau tanda-tanda sesorang mengalami penyakit ginjal diantaranya
c) Adanya darah atau protein dalam urine yang dideteksi saat tes urine
dan tangan
Terdapat dua pendekatan teoritis yang umumnya diajukan untuk menjelaskan gangguan
fungsi ginjal pada gagal ginjal kronik. Sudut pandangan tradisional mengatakan bahwa
semua unit nefron telah terserang penyakit namun dalam stadium yang berbeda- beda,
dan bagian-bagian spesifik dari nefron yang berkaitan dengan fungsi tertentu dapat saja
benar-benar rusak atau berubah strukturnya. Misalnya, lesi organik pada medula akan
merusak susunan anatomik pada lengkung Henle dan vasa rekta, atau pompa klorida
pada pars asendens lengkung Henle yang akan mengganggu proses aliran balik pemekat
dan aliran balik penukar. 16 Pendekatan kedua dikenal dengan nama hipotesis Bricker
atau hipotesis nefron yang utuh, yang berpendapat bahwa bila nefron terserang penyakit,
maka seluruh unitnya akan hancur, namun sisa nefron yang masih utuh tetap bekerja
normal. Uremia akan terjadi bila jumlah nefron sudah sangat berkurang sehingga
keseimbangan cairan dan elektrolit tidak dapat dipertahankan lagi (Bellasari et al,2020).
1 Hipotesis nefron yang utuh ini sangat berguna untuk menjelaskan pola adaptasi
keseimbangan air dan elektrolit tubuh kendati GFR sangat menurun. 6 Urutan peristiwa
dalam patofisiologi gagal ginjal progresif dapat diuraikan dari segi hipotesis nefron yang
utuh.Meskipun penyakit ginjal kronik terus berlanjut, namun jumlah zat terlarut yang harus
jumlah nefron yang bertugas melakukan fungsi tersebut sudah menurun secara progresif.
Dua adaptasi penting dilakukan oleh ginjal sebagai respons terhadap ancaman ketidak
seimbangan cairan dan elektrolit. Sisa nefron yang ada mengalami hipertrofi dalam
usahanya untuk melaksanakan seluruh beban kerja ginjal. Terjadi peningkatan filtrasi
beban zat terlarut dan reabsorpsi tubulus dalam setiap nefron meskipun GFR untuk
seluruh massa nefron yang terdapat dalam ginjal turun di bawah nilai normal (Bellasari et
al,2020).
Mekanisme adaptasi ini cukup berhasil dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh hingga tingkat fungsi ginjal yang sangat rendah. Namun akhirnya, kalau
sekitar 75% massa nefron sudah hancur, maka kecepatan filtrasi dan beban zat terlarut
(keseimbangan antara peningkatan filtrasi dan peningkatan reabsorpsi oleh tubulus) tidak
dapat lagi dipertahankan, bahwa 6 dari 8 buah nefron telah hancur). Fleksibilitas baik pada
proses ekskresi maupun proses konservasi zat terlarut dan air meniadi berkurang. Sedikit
perubahan pada makanan dapat mengubah keseimbangan yang rawan tersebut, karena
makin rendah GFR (yang berarti makin sedikit nefron yang ada) semakin besar perubahan
mengencerkan urine menyebabkan berat jenis urine tetap pada nilai 1,010 atau 285 mOsm
(yaitu sama dengan konsentrasi plasma) dan merupakan penyebab gejala poliuria dan
nokturia. Sebagai contoh, seseorang dengan makanan normal mengekskresi zat terlarut
sekitar 600 mOsm per hari. Kalau orang itu tidak dapat lagi memekatkan urinenya dari
osmolalitas plasma normal sebesar 285 mOsm, maka tanpa memandang banyaknya
asupan air akan 15 terdapat kehilangan obligatorik 2 liter air untuk ekskresi zat terlarut 600
Sebagai respons terhadap beban zat terlarut yang sama dan keadaan kekurangan cairan,
orang normal dapat memekatkan urine sampai 4 kali lipat konsentrasi plasma dan dengan
demikian hanya akan mengekskresi sedikit urine yang pekat. Bila GFR terus turun sampai
akhirnya mencapai nol, maka semakin perlu mengatur asupan cairan dan zat terlarut
Hipotesis nefron yang utuh ini didukung beberapa pengamatan eksperimental. Bricker dan
Fine (1969) memperlihatkan bahwa pada pasien pielonefritis dan anjing-anjing yang
ginjalnya dirusak pada percobaan, nefron yang masih bertahan akan mengalami hipertrofi
dan menjadi lebih aktif dari keadaan normal. Juga diketahui bahwa bila satu ginjal seorang
yang normal dibuang, maka ginjal yang tersisa akan mengalami hipertrofi dan fungsi ginjal
ini mendekati kemampuan yang sebelumnya dimiliki oleh kedua ginjal itu secara bersama-
sama. Juga terbukti bahwa ginjal normal dengan beban zat terlarut meningkat akan
bertindak sama seperti ginjal yang mengalami gagal ginjal progresif (Bellasari et al,2020).
Hal ini mendukung 16 hipotesis nefron yang utuh. Data eksperimental memperlihatkan
bahwa dengan meningkatnya jumlah beban zat terlarut secara progresif, maka
kemampuan pemekatan 1 urine dalam keadaan kekurangan air (kurva atas) atau
kemampuan pengenceran urine dalam keadaan asupan yang banyak (kurva bawah) akan
menghilang secara progresif. Kedua kurva mendekati berat jenis 1,010 sampai urine
menjadi isoosmotik dengan plasma pada 285 mOsm sehingga terjadi berat jenis yang
tetap.Keadaan percobaan tersebut di atas dapat ditimbulkan pada seorang normal dengan
memberikan manitol (suatu diuretik osmotik). Angka 10 pada sumbu x sengaja dipilih untuk
memperlihatkan bahwa ginjal mengekskresi beban zat terlarut sebanyak 10 kali lipat.
Dalam keadaan ini setiap nefron yang normal mengalami diuresis osmotik disertai
mengencerkan urine dari osmolalitas plasma sebesar 285 mOsm. Kejadian yang serupa
mungkin 50 terjadi pada pasien gagal ginjal progresif. Pasien dengan 90% massa nefron
yang pada grafik tersebut seperti orang normal dengan beban zat terlarut 10 kali keadaan
Sepuluh persen sisa nefron dipaksa untuk mengekskresi 10 kali lipat beban zat terlarut
normal, dan dengan demikian kebilangan fleksibilitasnya Nefronnefron tersebut tidak dapat
mengkompensasi secara tepat dengan perubahan yang terjadi melalui reabsorpsi tubulus
terhadap kelebihan atau kekurangan natrium atau air. Tercatat beberapa kali bahwa gagal
ginjal kronik sering bersifat progresif, bahkan bila faktor pencetus cedera telah
disingkirkan. Sebagai contoh, pada anakanak dengan pielonefritis kronik yang disebabkan
oleh refluks vesikouretral dan infeksi traktus urinarius (UTI) yang berulang akan timbul
jaringan parut pielonefritis yang menyerang tubulus dan interstisium namun, bila refluks
tersebut dikoreksi secara bedah dan infeksi ginjal dihentikan dengan antibiotik, gagal ginjal
progresif tetap akan berlanjut. Observasi ini telah memulai upava penelitian utama baru-
baru ini untuk mempelajari alasan perkembangan penyakit ginjal dan cara untuk
Menurut teori hiperfiltrasi tersebut, nefron yang utuh pada akhirnya akan cedera karena
kenaikan aliran plasma dan GFR serta kenaikan tekanan hidrostatik intrakapiler
menyesuaikan diri dengan lari jangka pendek, namun tidak dapat menyesuaikan dengan
lari jangka panjang. Sebagian besar bukti teori hiperfiltrasi untuk cedera sekunder berasal
dari model sisa ginjal pada tikus. Jika satu ginjal pada tikus diangkat dan dua pertiga dari
ginjal yang lain rusak, terlihat bahwa binatang tersebut akan mengalami 1 gagal ginjal
stadium akhir (ESRD) dalam waktu 6 bulan, walaupun tidak ada penyakit ginjal primer.
Tikus itu mengalami proteinuria, dan biopsi ginjal pada sisa ginjal memperlihatkan
glomerulosklerosis yang meluas menyerupai lesi pada banyak penyakit ginjal primer. Satu
penjelasan untuk lesi ginjal dan gagal ginjal progresif berdasarkan pada perubahan fungsi
dan struktur yang timbul ketika jumlah nefron yang utuh menurun pada binatang
dan peningkatan SNGFR (hiperfiltrasi) pada sisa nefron yang utuh. Peningkatan SNGFR
sebagian besar dicapai melalui dilatasi arteriol aferen. Pada saat yang ber- samaan,
plasma ginjal (RPF) dan P meningkat, karena sebagian besar tekanan sistemik
struktural yang bermakna. Volume rumbai glomerulus meningkat tanpa diiringi peningkatan
jumlah sel epitel visera, dan mengakibatkan penurunan densitas dalam rumbai glomerulus
glomerulus dan merusak nefron dengan progresif. Penurunan densitas epitel visera
menyebabkan penyatuan pedikulus dan hilangnya sawar selektif terukur sehingga akan
Akumulasi subendotelial ini menumpuk bersama proliferasi matriks mesangial yang pada
ditunjukkan dengan proteinuria dan gagal ginjal progresif. Selain itu, rangkaian ini
menyebabkan timbal balik positif dari lengkung henle dengan percepatan proses yang
destruktif, sehingga makin sedikit sisa nefron yang utuh. Perkembangan terbaru dalam
sekunder daripada menitikberatkan pada penyakit ginjal primer. Percobaan klinis besar
yang sekarang sedang dilakukan adalah pembatasan protein pada makanan dan terapi
Penanganan GGK bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah penyakit ini
bertambah buruk akibat limbah yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh. Untuk itu, deteksi
a) Pemberian obat-obatan
b) Cuci darah
c) Transplantasi ginjal
GGK dapat dicegah dengan menjalani pola hidup sehat dan mengontrol penyakit yang
dialysis). Tetapi pada prinsipnya, hemodialisis adalah suatu proses 40 pemisahan atau
penyaringan atau pembersihan darah melalui suatu membrane semi permeabel yang
dilakukan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal baik akut maupun kronik (Bellasari
et al,2020).
selaput membran semi permeabel (dialiser), yang berfungsi seperti nefron sehingga dapat
buangan. Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan 3 tahap akhir gagal ginjal atau
pasien yang berpenyakit akut yang membutuhkan dialisis waktu singkat. Hemodialisis
bukan untuk menyembuhkan penyakit ginjal kronik, tetapi terapi pengganti fungsi ginjal
untuk membersihkan darah dari berbagai macam zat- zat sampah yang tidak bisa
dikeluarkan secara alami pada pasien 34 pasien Penyakit ginjal kronis karena
kerja ginjal dalam mengeluarkan sisa hasil metabolisme dan kelebihan cairan serta zat-zat
banyaknya fungsi ginjal yang tersisa, penderita yang menjalani hemodialisis akan terus
sebagai pengganti fungsi ginjal untuk mengeluarkan sampah metabolisme atau racun
Hemodialisis (HD) 10 adalah salah satu pilihan terapi pada pasien dengan ESRD.
Penyakit ginjal kronik terutama dengan terapi HD akan mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan seperti aspek fisiologis, psikologis dan sosial ekonomi. Hal 60 tersebut tidak
hanya berdampak pada diri sendiri tapi juga berdampak pada keluarga dan
masyarakat.(Aidillah,2017).
Terapi HD 41 dapat memperpanjang usia tanpa batas yang jelas, namun tindakan ini tidak
akan mengubah perjalanan alami penyakit ginjal yang mendasari, dan juga tidak akan
keadaan psikologis, sosial dan ekonomi pasien. Pasien akan mengalami gangguan proses
berpikir serta gangguan dalam berhubungan sosial. Belum lagi masalah kehilangan
pekerjaan, perubahan peran di keluarga, perubahan hubungan dan waktu yang terbuang
untuk dialisis serta biaya yang dikeluarkan untuk rutin menjalani hemodialisis. Semua
kondisi tersebut akan menyebabkan menurunnya kualitas hidup pasien GGK yang
Hemodialisa 7 dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik, terutama
dengan terapi hemodialisis akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seperti aspek
fisiologis, psikologis, dan sosial ekonomi. Hal 60 tersebut tidak hanya berdampak pada diri
sendiri tetapi juga berdampak pada keluarga dan masyarakat. Pasien dapat mengalami
(Bellasari et al,2020).
panjang akan mengakibatkan munculnya beberapa komplikasi yaitu hipotensi dan kram
otot, komplikasi tersebut dapat memberikan stressor fisiologis kepada pasien. Selain
tempat bekerja, serta faktor ekonomi. 10 Pasien akan kehilangan kebebasan karena
berbagai aturan dan sangat bergantung kepada tenaga kesehatan, kondisi ini
mengakibatkan pasien tidak produktif, pendapatan akan semakin menurun atau bahkan
hilang. Sehingga hal tersebut dapat memengaruhi kualitas hidup (Wahyuni, 2018).
intraseluler dan ekstraseluler yang terganggu akibat fungsi ginjal yang rusak. 18 Biasanya
pasien akan menjalani terapi hemodialisis seumur hidup. Pada 1 pasien gagal ginjal
kronik dengan hemodialisa berhubungan dengan gejala fisik dan komplikasi seperti
penyakit jantung, anemia, gangguan tidur yang dapat disebabkan oleh uremia, selain itu
Durasi hemodialisis dilaporkan dari lamanya pasien menjalani hemodialisis, yaitu dari awal
pasien mengikuti hemodialisis yang rutin sampai pada saat pemeriksaan. Sebuah
penelitian di Iran mengelompokkan durasi hemodialisis menjadi < 1 tahun, 1-5 tahun dan
> 5 tahun. Sementara penelitian lain menghitung durasi hemodialisis dengan memakai
18 Biasanya pasien akan menjalani terapi hemodialisis seumur hidup yang umumnya
dilakukan sebanyak tiga kali seminggu selama 3-4 jam per kali terapi. Hemodialisis dapat
dilakukan sementara waktu jika kerusakan fungsi ginjal yang terjadi bersifat sementara
pada 3 pasien dengan gagal ginjal akut. Namun, hemodialisis akan dilakukan seumur
hidup ketika fungsi ginjal mengalami kerusakan yang bersifat menetap, pada pasien GGK
(Edilla, 2019).
Proses terapi HD yang memerlukan waktu jangka panjang akan mempengaruhi berbagai
aspek kehidupan. Pasien dapat mengalami gangguan konsentrasi, proses berpikir hingga
3. Prinsip hemodialisis
Terdapat 3 komponen utama yang terlihat dalam proses hemodialisis yaitu alat dialiser,
cairan dialisat dan sistem pengantara darah. 76 Dialiser adalah alat dalam proses dialysis
Hemodialisis merupakan gabungan dari proses difusi dan ultrafiltrasi. Difusi adalah
perpindahan zat terlarut melalui membrane semi permeabel. 22 Laju difusi terbesar terjadi
mengeluarkan molekul kecil seperti urea, kreatinin, elektrolit, dan untuk menambahkan
serum bikarbonat. Zat terlarut yang terkait dengan protein tidak dapat dibuang melalui
difusi karena protein yang terikat tidak dapat menembus membrane (Bellasari et al,2020).
4. Jenis hemodialysis
b) Hemodialisis harian: biasanya digunakan oleh pasien yang melakukan cuci darah
c) Hemodialisis nocturnal: dilakukan saat pasien tidur malam, 6-10 jam per tindakan, 3-6
5. Komplikasi Hemodialisis
Komplikasi akut 9 yang paling sering terjadi adalah hipotensi terutama pada pasien
diabetes. 13 Hipotensi pada HD dapat dicegah dengan melakukan evaluasi berat badan
kering dan modifikasi dan ultrafiltrasi, sehingga diharapkan jumlah cairan yang dikeluarkan
lebih banyak pada awal dibandingkan pada akhir dialysis. Kram otot juga sering terjadi
kejadian kram otot ini adalah adanya gangguan perfusi otot karena pengambilan cairan
yang agresif dan pemakaian dialisat rendah sodium. Reaksi anafilaktoid terhadap dialiser
Komplikasi kronik passion hemodialisis dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu :
1) Komplikasi yang sering terjadi karena terapi hemodialisis seperti hipotensi, anemia,
endocarditis, dll.
2) Komplikasi yang terjadi karena penyakit ginjal primer seperti nefropati, kronik
Komplikasi kronik atau komplikasi jangka panjang yang 50 dapat terjadi pada pasien yang
prosedur ini bukan tanpa resiko. Komplikasi 50 yang mungkin terjadi selama tindakan
1) Pada Penderita :
c. Kram
36 Salah satu penyebab mual dan muntah adalah uremia atau penumpukan racun dalam
7. Dampak Hemodialisis
Hemodialisis merupakan salah satu pilihan terapi pada pasien gagal ginjal kronik.
Sehingga hemodialisis membutuhkan waktu yang lama dan harus dijalani dengan rutin,
dan dapat mengganggu aktivitas penderita serta dapat mengubah kondisi fisik penderita
seperti kulit bersisik, berawarna hitam, dan menurunnya kualitas penderita.Juga dapat
8. Komponen Hemodialisis
menyaring darah. Berbentuk tabung yang terdiri dari 2 kompatemen (ruang) yaitu
saluran masuk dan keluar. Terdapat berbagai jenis membrane dialiser, perbedaan masing-
masing dialiser ditentukan oleh ukuran pori, bahan membrane, luas permukaan, efisiensi
membrane.
b. Konsentrat dialisat terdiri dari 2 bagian yaitu cairan asma dan cairan/serbuk bas.
jenis konsentrat dialisat dengan komposisi elektrolit yang berbeda-beda seperti kadar
kalium, kadar glukosa, kadar magnesium. Pemilihan konsentrat dialisat tergantung dengan
kebutuhan penderita.
e. Akses vascular
1) Kateter vena sentral : umumnya bersifat sementara, sering digunakan pada penderita
yang membutuhkan hemodialisis pada kasus gangguan ginjal akut maupun kronis
penyakit ginjal kronis. Sebuah fistula radiocephalic dengan menyambung arteri dan vena
melalui anastomosis. Keuntungan dari pengguanan AV fistula adalah tingkat infeksi yang
lebih rendah, karena tidak ada bahan asing yang terlibat dalam pembentukan mereka,
tingkat yang lebih tinggi alirandarah dan lebih rendah insiden trombosis.
3) Graft arteri: graft ditanam di bawah kulit untuk menghubungkan 34 arteri dan vena,
biasanya terbuat dari bahan sintetis, dan harus diganti apabila graft mengalami kerusakan.
Digunakan pada penderita ginjal kronis.
a. Pengertian
metabolisme melalui proses pertukaran antara bahan yang ada dalam darah dan dialisat
b. Tujuan
Menolong penderita dengan 3 gangguan fungsi ginjal yang sudah tidak bisa diobati
c. Kebijakan
Dilakukan pada setiap pasien gagal ginjal terminal. Dengan hemodialisa dapat
d. Prosedur
4 1) Persiapan pasien
b) Apabila dokter penanggung jawab HD tidak berada di tempat atau tidak bisa dihubungi,
surat permintaan tindakan hemodialisa diberikan oleh 21 dokter spesialis penyakit dalam
11 c) Apabila pasien berasal dari luart RS (traveling) disertai dengan surat traveling dari
RS asal
g) Keadaan spikososial
i) Data laboratorium: darah rutin,GDS, ureum, kreatinin, HBsAG, HCV, HIV, CT, BT.
11 2) Persiapan mesin
a) Listrik
b) Air ysng sudah diubah dengan cara : filtrasi, soflening, deionisasi,reverse osmosis.
3) Persiapan alat
a) Dialyzer
b) Transfusi set
d) AV blood line
e) AV fistula
f) Spuit
g) Heparin
h) Lidocain
i) Kassa steril
j) Duk
k) Sarung tangan
l) Mangkok kecil
m) Desinfektan (alkohol/betadin)
n) Klem
o) Matkan
p) Timbangan
q) Tensimeter
r) Termometer
s) Plastic
t) Perlak kecil
4) Langkah-langkah
1) Mesin dihidupkan
2) 37 Lakukan setting dengan cara: keluarkan dialyzer AV blood line dari bungkusnya,
3) Sambungkan normal saline dengan set infus, set infus dengan selang arteri, selang
4) Masukkan selang segmen ke dalam pompa darah, putarlah pump dengan menekan
tombol tanda V atau A (pompa akan otomatis berputas sesuai arah jarum jam)
5) Bukalah klem pada set infus, alirkan normal saline ke selang darah arteri,tamping cairan
b) Lakukan priming dengan posisi dialyzer biru (outlet) diatas dan merah (intlet) dibawah
1) Tekan tombol start pada pompa darah, tekan tombol V atau A untuk menetukan angka
yang diinginkan (dalam posisi priming sebaiknya kecepatan aliran darah 100 rpm)
2) Setelah selang darah dan dialyzer terisi semua dengan normal saline, habiskan cairan
3) Lanjutkan priming dengan normal saline sebanyak 100 cc. putarlah qb dan rpm
4) Sambungakan ujung selang darah arteri dan ujung selang darah venous
6) Setelang priming, mesing akan posisi dialyzis, start layar menunjukan “preparation”
artinya consentrate : dan Ro telah tercampur dengan melihat petunjuk conductivity telah
mencapai (normal: 13,8 / 14,2). Pada keadaan “preparation”, selang conccntrate boleh
disambung ke dialyzer
7) Lakukan sirkulasi dalam. 4 Caranya: sambung ujung blood line arteri vena
d) Hidupkan tombol UF ke posisi “on” mesin akan otomatis melakukan ultarafiltrasi (cairan
e) Setelah UV mencapai 500 cc, akan muncul pada layar “UFG reached” itu artinya UFG
sudah tercapai
8) Pemberian heparin pada selang arteri berikan heparing sebanyak 1500 unit-2000 unit
pada selang arteri 11 lakukan sirkulasi selama 5 menit agar heparin mengisis ke seluru
c) Dialyzer siap pakai ke pasien sambil menunggu matikan flow dialisat agar concentrate
tidak boros
Catatan : jika dialyzer reuse, priming 500 cc dengan qb 100 rpm sirkulasi untuk membuang
formalin ( UFG 500, time life 20 menit dengan qb 350 rpm). Bilaslah 4 selang darah dan
3) bawa alat-alat dekat dengan tempat tidur pasien (alat-alat steril dimasukan ke dalam
bak steril)
6) pasang duk steril, sebelumnya desinfeksi daerah yang akan di punksi dengan betadine
dan alcohol
7) ambil fistula dan puncti outlet terlebih dahulu. Bila pelu lakukan anestesi local, kemudian
desinfeksi
f. memulai hemodialisasi
19 sebelum dilakukan punksi dan melalui hemodialisa, ukur tanda tanda vital dan berat pre
hemodialisasi
1) setelah selesai punksi, sirkulasi dihentikan, pompa dimatikan, ujung AV blood line di
klem
2) lakukan resep data untuk menghapus 23 program yang telah dibuat, mesin otomatis
menunjukan angka nol (0) pada UV, UFG,UFR,UFG dan time lefet
3) Tentukan program pasien dengan menghitung BB dating – BB Standar + jumlah makan
saat hemodialisasi
6) Atur concentrate sesuai keputusan pasien (jangan meruba Base Na + karena teknisi
sudah mengatur sesuai dengan angka yang berada di daLLon. Na = 140 mmol)
c) Masing-masing kedua ujung selang darah arteri dan fistula di-suab dengan 4 kassa
f) Perhatikan aliran cimino apakah lancer, fiksasi dengan miceprotore. Jika aliran tidak
g) Perhatikan darah, buple 4 trap tidak boleh penuh (kosong), sebaiknhya terisi ¾ bagian
h) Cairan normal saline yang tersisa ditampung dalam gelas ukur namanya cairan sisa
priming
i) Setelah darah 19 mengisi semua selang darah dan dialyzer matikan pompa darah
a) Menyambung selang darah venous ke ujung AV fistula outlet (kedua ujungnya diberi
b) 4 Klem pada selang arteri dan venous dibuka, sedangkan klem infus ditutup
c) Pastikan pada selang venous tidak ada udara, lalu hidupkan pompa darah dari 100 rpm
e) Selama proses hemodialisasi ada tujuh lampu hijau yang menyala (lampu monitor,on,
f) Rapikan peralatan
a) Lamanya HD
f) Heparinisasi
a) Kontinyu : diberikan secara terus menerus dengan bantuan pompa dari awal HD sampai
dimasukkan tiap selang waktu 1 jam, untuk 1 jam terakhir tidak berakhir
c) Minimal heparin : heparin dosis awal kurang lebih 200 unit, selanjutnya diberikan kalau
perlu
Kualitas hidup 38 menjadi istilah yang umum untuk menyatakan status kesehatan, kendati
istilah ini juga memiliki makna khusus yang memungkinkan penentuan rangking penduduk
menurut aspek objektif maupun subjektif pada status kesehatan. Kualitas 20 hidup yang
fungsional yang bersifat fisik maupun mental, dan ekspresi positif kesejahtraan fisik,
mental, serta spiritual. HQL dapat digunakan sebagai sebuah ukuran integrative yang
menyatukan mortalitas dan morbidilitas, serta merupakan indeks berbagai unsur yang
(Juliantini,2021).
yang dapat dinilai dari kehidupan mereka. 48 Kualitas hidup individu tersebut biasanya
dapat dinilai dari kondisi fisiknya, psikologis, hubungan sosial dan lingkungannya
(Juliantini,2021).
Kualitas hidup pasien HD dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah umur,
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penyakit dasar PGK, komorbid, status nutrisi,
Sedangkan kualitas hidup terdiri dari beberapa aspek kualitas sekaligus, atau antara lain
aspek kondisi fisik, psikologis, sosial dan juga lingkungan dalam kehidupan sehari hari
(Fitriani et al,2020).
adalah :
a. Usia
Usia sangat mempengaruhi kualitas hidup individu, karena individu yang semakin tua akan
b. Pendidikan
Pendidikan juga merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas hidup, kualitas hidup akan
meningkat seiring dengan lebih tingginya tingkat pendidikan yang didapatkan oleh individu.
Hal tersebut terjadi karena individu yang memiliki pendidikan yang rendah akan merasa
c. Status Pernikahan
Individu yang telah 26 menikah memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi daripada individu
yang tidak menikah. Karena pasangan yang menikah akan merasa lebih bahagia dengan
12 d. Keluarga
Keluarga juga merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Individu yang
memiliki keluarga yang utuh dan harmonis akan lebih tinggi kualitas hidupnya. 77
Dikarenakan keluarga dapat memberikan dukungan dan kasih sayang untuk meningkatkan
kualitas hidup.
Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pada pasien yang menjalani hemodialisis antara
lain faktor demografi seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan serta faktor
lain yaitu lama menjalani hemodialisis dan status fungsional kesehatanya . 51 Kualitas
hidup merupakan penilaian dan kepuasan klien terhadap tingkat dan fungsi kehidupan
mereka dibandingkan dengan keadaan ideal yang seharusnya bisa dicapai menurut klien (
Purwaty,2016).
Kualitas hidup juga bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kepuasan dan kualitas yang
bahwa jika kualitas hidup ingin dihubungkan dengan kesehatan, maka dapat didefenisikan
dipengaruhi oleh kondisi kesehatan fisiknya, sehingga kualitas hidup harus dilihat dari
Berdasarkan penjelasan 78 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup adalah
konsep multidimensional mengenai bagaimana seseorang memandang kesejahteraan,
Dikutip dalam (Sure,2019) menggagas bahwa kualitas hidup manusia dapat dicapai dan
Merupakan kemampuan optimal anggota, organ, dan keseluruhan tubuh manusia untuk
secara mandiri, memenuhi segala kebutuhan hidupnya, serta menjaga kesehatan fisiknya.
Merupakan kemampuan manusia dari segi psikis dan emosi untuk dapat menciptakan
segala perasaan positif, bahagia, dan kepuasan dalam menghadapi berbagai peristiwa
hidup, serta terhindar dari berbagai permasalahan psikologis yang dapat menguras
c. Kesejahteraan Sosial
sekitarnya.
d. Kesejahteraan Fungsional
Merupakan kemampuan seseorang untuk dapat berfungsi secara prima dan mandiri
terhadap dirinya sendiri dalam memenuhi aktivitas dan kebutuhan hidupnya sehari-hari,
Dikarenakan manusia pada dasarnya tidak hidup sendiri dan dikelilingi oleh banyak hal
seseorang terhadap hal-hal lain di luar dirinya, baik itu terhadap lingkungan tempat
f. Kesejahteraan Spiritual
Merupakan kemampuan seseorang dalam aspek pendekatan dirinya dengan Tuhan-nya,
menemukan arti dan makna dari kehidupannya, melaksanakan ibadah, serta meyakini
BAB III
buangan. Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan 3 tahap akhir gagal ginjal atau
pasien yang berpenyakit akut yang membutuhkan dialisis waktu singkat. Hemodialisis
bukan untuk menyembuhkan penyakit ginjal kronik, tetapi terapi pengganti fungsi ginjal
untuk membersihkan darah dari berbagai macam zat- zat sampah yang tidak bisa
dikeluarkan secara alami pada pasien-pasien Penyakit ginjal kronis karena menurunnya
Kualitas hidup adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan rasa kesejahteraan,
termasuk aspek kebahagiaan, kepuasan hidup dan sebagainya. 10 Kualitas hidup pasien
HD dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, penyakit dasar PGK,status nutrisi, penatalaksanaan medis dan lama menjalani
HD (Putri et al,2018).
Berdasarkan dasar pemikiran variabel tersebut, maka dibuat skema pola sebagai berikut :
Keterangan:
: Variabel independen
: Variabel dependen
: Garis penghubung variabel
B. 3 Variabel Penelitian
1. Lama Menjalani Hemodialisa 5 Dalam Penelitian Ini Adalah Jangka Waktu Yang
Dialami Dan Dilalui Oleh Pasien Gagal Ginjal Kronik Dalam Melakukan Terapi Hemodialisa
2. Kualitas Hidup Dalam Penelitian Ini Adalah Segala Kondisi Yang Dialami Oleh Respon
Dalam Kehidupan Sehari-Hari Yang Dilihat Dari Aspek Fisik, Aspek Psikologis, Sosial Dan
Lingkungan.
Dengan kriteria :
D. Hipotesis Penelitian
Ha : Ada 5 hubungan lama menjalani hemodialisa dengan kualitas hidup pasien gagal
Ho : Tidak ada hubungan lama menjalani hemodialisa dengan kualitas hidup pasien gagal
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
7 Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Observasional analitik.
Observasional Analitik atau Survei Analitik adalah survei atau penelitian yang menggali
bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan ini terjadi. (Notoatmodjo, 2012 yang dikutip
dalam valentine,2019).
86 Dengan pendekatan Cross Sectional Studi dimana Cross Sectional Studi adalah jenis
penelitian yang mengamati data-data populasi atau sampel satu kali saja pada saat yang
sama (Budiharto, 2008. Yang dikutip dalam Hayati,2021) yang bertujuan untuk melihat
“Hubungan 5 lama menjalani hemodialisa dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal
1. Populasi
Menurut Kuncoro (2013), populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap, yang
biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk
mempelajari atau menjadi objek penelitian (S. Al’amin,2020). 61 Populasi dalam penelitian
ini adalah pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di RSUD Labuang
2. Sampel
Sampel 5 dalam penelitian ini adalah pasien gagal ginjal kronik di RSUD Labuang Baji
mengatakan bahwa total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Sampel ini digunakan jika jumlah populasi relatif kecil
yaitu tidak lebih dari 30 orang (S. Al’amin,2020). Jadi 7 sampel dalam penelitian ini yaitu
semua pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa digunakan sebagai sampel.
1. Instrument penelitian
Instrument penelitian 3 yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik angket berupa
kuesioner yang dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama yaitu kuesioner berisi
pertanyaan yang berkaitan dengan data demografi responden yang meliputi:umur, jenis
kelamin, agama, status perkawinan, tingkat pendidikan, dan Pekerjaan. Bagian kedua
yaitu kuesioner kualitas hidup. Yang terdiri dari 26 pernyataan, dimana terdapat 8
psikologis (8-12), 8 pertanyaan tentang hubungan sosial (13-20) dan 5 pertanyaan tentang
69 Responden akan memilih salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan.
Instrumen penelitian yang menggunakan yaitu skala Likert yang dapat dibuat dalam bentuk
checklist dengan Pernyataan SS, S, TS, STS. 46 SS = Sangat setuju (4), S = Setuju (3),
TS = Tidak setuju (2), dan STS = Sangat tidak setuju (1) dengan pilihan jawaban dengan
menggunakan angka dan untuk setiap pertanyaan yang paling tinggi diberi skor 4 dan
rendah diberi skor 1. Penilaian responden baik jika responden mendapat total > 39 dan
Lokasi 79 dalam penelitian ini adalah RSUD Labuang Baji Makassar. Dengan waktu
b. Data sekunder : Data yang di ambil dari (tempat penelitian) Analisa data dan
pengolahan data.
Data dianalisa melalui presentase 80 dan perhitungan jumlah dengan cara berikut :
a. Analisa univariat
Dilakukan dalam tiap variabel dari hasil penilitian. Analisa ini menghasilkan frekuensi dan
b. Analisa Bivariat
Di lakukan untuk melihat hubungan variabel independen dengan dependen dalam bentuk
tabulasi silang antara kedua variabel tersebut. Menggunakan uji statistik dengan tingkat
kemaknaan yang di pakai adalah α = 0,05 dengan menggunakan rumus chi- square
(Dahlan.M, 2017)
Keterangan :
0: Nilai obaservasi
∑: Jumlah data
Penilaian:
a. Apabila X2 Hitung > X2 Tabel, maka Hₒ ditolak atau H ͣ diterima, artinya ada hubungan
b. Apabila X2 Hitung ≤ X2 Tabel, maka Hₒ diterima atau H ͣ ditolak, artinya 5 tidak ada
E. 52 Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu mendapat rekomendasi dari institusinya dengan
mengajukan permohonan izin kepada institusi atau lembaga tempat penelitian. 53 Setelah
yang meliputi:
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi
kriteria inklusi disertai judul penelitian. Bila subyek, 70 maka peneliti tidak akan
Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden, tetapi
3. Konfodentiality (Kerasiaan)
71 Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil peneliti
BAB V
A. Hasil Penelitian
1. Pengantar
gagal ginjal kronik di RSUD Labuang Baji Makassar berlangsung dari tanggal 2 sampai 16
juni 2022.
Selanjutnya data dianalisis menggunakan uji statistic Chi Square dengan fisher’s exact
test.
a. Sejarah berdirinya
Rumah Sakit Umum (RSU) 8 Labuang Baji didirikan oleh seorang zending geroformat
Malang dan Semalang sebagai Rumah Sakit Zending, yang diresmikan pada tanggal 12
Pada tahun 1946-1948 RSU Labuang Baji mendapat bantuang dari pemerintah Indonesia
Timur dengan rehabilitasi gedung-gedung yang hancur akibat perang, dan digunakan
untuk menampung korban akibat perang tersebut. Dan pada tahun 1949-1951 Zending
mendirikan bangunan permanen, sehingga kapasitas tempat tidur menjadi 170 buah.
Barulah pada tahun 1952-1955, oleh pemerintah Daerah Kotapraja Makassar diberikan
Sejak tahun 1955 RSUD Labuang Baji dibiayai oleh pemerintah Daerah Tingkat l Sulawesi
Selatan. Dan pada tahun 1760 oleh zending, RSUD Labuang Baji diserahkan menjadi milik
pemerintah Daerah Tingkat l Sulawesi Selatan dan dikelola oleh Dinas Kesehatan Provinsi
Dati l Sulawesi Selatan dengan Klasifikasi Rumah Sakit Kelas C. Barulah terhitung mulai
tanggal 16 Januari 1996 mulai Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Dati l Sulawesi
Selatan nomor 2 tahun 1996 kelas Rumah Sakit ditingkatkan dari Rumah Sakit Kelas C
menjadi kelas B non pendidikan. 72 Pada tanggal 13 September 2002 RSUD Labuang
Baji berubah status Non Pendididkan menjadi Badan Pengelola (BP) Labuang Baji
RSUD Labuang Baji Makassar adalah salah satu RSUD yang ada 8 di Sulawesi Selatan
yang tempatnya beralamat di Jl. Dr. Ratulangi No. 81 Makassar, Sulawesi Selatan.
Dengan batas wilayah meliputi:
Adapun fasilitas pelayanan RSUD Labuang Baji terdiri dari pelayanan medic berupa
instalasi rawat jalan dan instalasi rawat inap. Pelayanan rawat jalan meliputi : poliklinik
mata, bedah, paru, dan TB, kebidanan dan kandungan/ KB, KIA dan Laktasi, penyakit
dalam, general Chek Up, Saraf, apotek rawat jalan, Kardiologi, Gigi, Jiwa, Anak, dan unit
Hemodialisa. Sedangjkan instalasi rawat inap dilengkapi oleh kapasitas berupa ruang
3. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1 dari 28 responden diperoleh kelompok umur
yang paling banyak adalah 36-41 tahun yaitu 8 (28.6%) responden dan yang paling sedikit
43-58 dan 67-72 tahun yaitu 1 (3.6%). Hal ini dapat dilihat dengan jelas 7 pada tabel
berikut ini.
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Pasien GGK Di RSUD Labuang Baji
Makassar
Tahun 2022
Umur
Frekuensi
Presentase
24-29 Tahun
30-35 Tahun
30-35 Tahun
42-47 Tahun
48-53 Tahun
54-59 Tahun
60-65 Tahun
67-72 Tahun
21.4
7.1
28.6
10.7
3.6
14.3
10.7
3.6
Total
28
100
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 dari 28 responden diperoleh jenis kelamin
yang paling banyak adalah perempuan yaitu 16 responden (57.1%) dan yang paling sedikit
laki-laki yaitu 12 responden (42.9%). Hal ini dapat dilihat dengan jelas 7 pada tabel
berikut ini.
Tabel 5.2
Tahun 2022
Jenis kelamin
Frekuensi
Presentase (%)
Laki-laki
Perempuan
12
16
42.9
57.1
Total
28
100
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.3 dari 28 responden diperoleh tingkat pendidikan
yang paling banyak adalah SMA yaitu 13 responden (46.4%) dan pendidikan responden
yang paling sedikit adalah SD yaitu 1 responden (3.6%). Hal ini dapat dilihat dengan jelas
Table 5.3
Baji Makassar
Tahun 2022
Pendidikan
Frekuensi
Presentase (%)
SD
SMP
SMA
Perguruan tinggi
13
3.6
18.6
46.4
21.4
Total
28
100
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.4 dari 28 responden diperoleh pekerjaan terakhir
responden yang paling banyak adalah tidak bekerja yaitu 10 responden (35.7%) dan
pekerjaan responden yang paling sedikit PNS yaitu 4 responden (14.3%). Hal ini dapat
Table 5.4
Tahun 2022
Pekerjaan terakhir
Frekuensi
Presentase (%)
Tidak bekerja
Wiraswasta
Peg. Swasta
PNS
10
35.7
32.1
17.9
14.3
Total
28
100
4. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.5 dari 28 responden diperoleh lama menjalani
hemodialisa, yang paling banyak berada pada kategori baru yaitu 89.3% atau 25
responden kemudian kategori lama yaitu 10.7% atau 3 responden. Hal ini dapat dilihat
Table 5.5
Frekuensi
Presentase (%)
Lama
Baru
25
10.7
89.3
Total
28
100
2) Kualitas hidup
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.6 dari 28 responden diperoleh kualitas hidup
paling banyak berada pada kategori baik yaitu 60.7% atau 17 responden kemudian
kategori kurang yaitu 39.3% atau 11 responden. Hal ini dapat dilihat dengan jelas 7 pada
Table 5.6
Tahun 2022
Kualitas hidup
Frekuensi
Presentase (%0
Baik
Kurang
17
11
60.7
39.3
Total
28
100
Sumber : Data Primer
b. Analisis Bivariat
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.7 yang merupakan tabel tabulasi silang antara
variabel independen dan variabel dependen. Dari 28 responden dapat diperoleh lama
menjalani hemodialisa dikatakan lama dan kualitas hidup baik sebanyak 1 (3.5%)
responden dan lama menjalani hemodialisa dikatakan baik akan tetapi kualitas hidup
kurang sebanyak 2 (7.1%) responden. Selain itu diperoleh lama menjalani hemodialisa
dikatakan baru dan 58 kualitas hidup baik sebanyak 16 (57.1%) responden dan lama
menjalani hemodialisa dikatakan baru akan tetapi kualitas hidup kurang 9 (32.1%)
responden.
Table 5.7
Analisis Hubungan Lam a 81 Menjalani Hemodialisa Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal
Lama Menjalani HD
BAIK
KURANG
(N)
Lama
3.5
2
7.1
10.7
Baru
16
57.1
32.1
25
89.3
Jumlah (N)
17
60.7
11
39.3
28
100
B. Pembahasan
7 Hubungan lama menjalani hemodialisa dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal
kronik.
79 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 2 sampai 16 juni
2022 di RSUD Labuang Baji Makassar, yang diperoleh dari 28 responden dengan lama
menjalani hemodialisa dikatakan lama dan kualitas hidup baik sebanyak 1 responden
(3.5%). Menurut asumsi peneliti, bahwa 7 pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa dengan jangka waktu yang lama akan mengalami kualitas hidup yang baik
karena pasien gagal ginjal kronik sudah terbiasa dan bisa menerima kondisi yang
dialaminya sekarang ini.
Menurut (Haningrum et al, 2020) 10 Semakin lama pasien menjalani terapi hemodialisis
maka semakin patuh pasien tersebut, karena biasanya pasien telah mencapai tahap
menerima dan merasakan manfaat hemodialisis. Studi analisis Wijayanti, dkk pada 2017,
Hasil analisis dari 28 responden diperoleh lama menjalani hemodialisa dikatakan lama
akan tetapi kualitas hidup kurang sebanyak 2 responden (7.1%) dengan jenis kelamin laki-
laki, pendidikan SMP, pekerjaan wiraswasta dan tidak bekerja, umur 41 dan 25 tahun
Menurut asumsi peneliti, hal ini disebabkan karena keadaan fisik seperti pasien tampak
lemah, pasien belum bisa mandi sendiri tapi dibantu oleh keluarganya yang hanya bisa
pasien lakukan adalah menggosok gigi dan pasien belum menerima kondisinya saat ini,
kemudian keadaan spikologis seperti pasien merasa cemas dengan keadaannya, pasien
lingkungan seperti ada keluarga pasien yang tidak menemani dalam melakukan
hemodialisa, pasien merasa kurang mendapat perhatian dari keluarga dan pasien merasa
Menurut Nuari dan Widayati pada tahun 2017 (yang dikutip dalam Haningrum et al, 2020)
Tetapi, dalam proses hemodialisa yang berlangsung dengan durasi 4 – 5 jam selama 2 -3 /
minggu, dan dilakukan seumur hidup tentu saja akan mempengaruhi kondisi fisik juga
psikologis pada 34 pasien penyakit ginjal kronis dengan hemodialisa. Sedangkan kualitas
hidup terdiri dari beberapa aspek kualitas sekaligus, atau antara lain aspek kondisi fisik,
Hasil penelitian dari 28 responden diperoleh lama menjalani hemodialisa dikatakan baru
dan 58 kualitas hidup baik sebanyak 16 responden (57.1%). Menurut asumsi peneliti,
bahwa 7 pasien gagal ginjal kronik yang baru menjalani hemodialisa memiliki kualitas
hidup yang baik karena mempunyai pendidikan yaitu kebanyakan SMA dan ada juga yang
perguruan tinggi oleh sebab itu pasien memiliki pengetahuan, asumsi dan wawasan yang
Menurut (Lismayanur et al, 2019) pasien GGK yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan
mempunyai pengetahuan lebih luas yang memungkinkan pasien dapat mengontrol dirinya
dalam mengatasi masalah yang dihadapi, mempunyai rasa percaya tinggi yang tinggi,
berpengalaman dan perkiraan yang tepat tentang bagaimana mengatasi kejadian, mudah
Hasil penelitian dari 28 responden diperoleh lama menjalani hemodialisa dikatakan baru
laki sebanyak 4), pendidikan (SD 1, SMP 5, SMA 2, perguruan tinggi 1) dan pekerjaan
responden. Menurut asumsi peneliti, bahwa hal ini sebabkan karena adanya perubahan
dalam kehidupan 7 pasien gagal ginjal kronik yang dulunya bebas beraktivitas apa saja
namun sekarang dibatasi dengan keadaannya seperti merasa lemah saat beraktivitas
sehingga mempengaruhi kualitas hidup dari 5 pasien gagal ginjal kronik tersebut.
Dari hasil uji statistik Chi-square dengan fisher’s exact test terhadap 28 responden
diperoleh nilai p value = 0,543 lebih besar dari pada α = (0.05) sehingga diketahui bahwa
H0 diterima sedangkan Ha ditolak, dengan demikian 5 tidak ada hubungan antara lama
menjalani hemodialisa dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik di RSUD Labuang
Baji Makassar.
Menurut asumsi peneliti dalam kaitannya dengan penelitian ini bahwa semakin lama 3
pasien gagal ginjal kronik menjalani terapi hemodialisa,bukan berarti kualitas hidupnya
akan membaik menurut seberapa lama pasien tersebut menjalani hemodialisa, namun
kualitas hidup itu tergantung dan berasal dari dirinya sendiri karena pasien tersebut yang
merasakannya karena kualitas hidup itu sendiri dapat dipengaruhi dari aspek spikologis,
spiritual dan sosial. Jadi, tidak ada hubungannya 5 lama menjalani hemodialisa dengan
kualitas hidup dari pasien gagal ginjal kronik. Penelitian ini sejalan dengan Rahman
(2016), dan Mayuda (2017). Rahman (2016) menjelaskan lama menjalani hemodialisis
kurang dari 6 bulan mayoritas dengan kualitas hidup buruk (58,3%) dan yang menjalani
hemodialisis lebih dari 6 bulan (68,1%) dengan hasil penelitian menunjukkan tidak ada
hubungan antara lama menjalani hemodialisis dengan kualitas hidup dengan nilai p =
0,579. Mayuda (2017) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan
7 kualitas hidup pasien GGK antara hemodialysis > 5 tahun dengan hemodialysis < 5
biasanya mengalami gangguan proses berfikir 73 dan konsentrasi serta gangguan dalam
BAB VI
PENUTUP
A.Kesimpulan
Penelitian telah dilaksanakan di RSUD Labuang Baji Makassar, dari tanggal 2 – 16 Juni
1. Dari 28 5 responden yang Lama menjalani terapi hemodialisa > 5 tahun sebanyak 3
2. Dari 28 responden yang mempunyai kualitas hidup baik sebanyak 17 (60.7%), dan
diperoleh nilai ρ ( 0,543) > α (0.05),dengan demikian Ha ditolak dan Ho diterima. Sehingga
dapat diketahui tidak ada 5 hubungan lama menjalani hemodialisa dengan kualitas hidup
1 B. Saran
1. Bagi Responden
Diharapkan agar pasien gagal ginjal kronik yang menjalani HD agar meningkatkan kualitas
hidupnya dengan selalu berpikir positif dan selalu mendekatkan diri kepada tuhan .
Disarankan hasil penelitian ini dapat digubnakan sebagai sumber informasi bagi pihak
RSUD Labuang Baji Makassar Agar Lebih Meningkatkan Kualitas Pelayanan Khususnya
Diharapkan agar peneliti selanjutnya bisa lebih konsisten lagi dalam melakukan penelitian.
JADWAL PENELITIAN
Lampiran 1
No
Kegiatan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
24 1
2
3
Mengenal Masalah
√
2
Pengajuan Judul
√
3
Pengumpulan Referensi
47 √
√
4
Menyusun Proposal
√
√
Asistensi Proposal
√
Seminar Proposal
√
Revisi Proposal
√
Uji Validitas
9
Pelaksanaan Riset
√
√
10
√
11
Seminar Skripsi
√
12
Perbaikan Skripsi
Lampiran 2
Kepada Yth,
BAPAK/IBU
Di-
87 Tempat
Dengan hormat,
Nim : 120111821
Saya adalah mahasiswa pendidikan S-1 keperawatan/Ners STIK FAMIKA Makassar yang
“ hubungan lama menjalani hemodialisa dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik di
saya sangat mengharapkan partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini demi kelancaran
penelitian, dan saya akan menjamin kerahasiaan dan segala bentuk informasi yang
kosekuensinya.
demikian penjelasan dari saya, atas perhatian dan kerjasamanya saya mengucapkan
terima kasih.
Makassar, ………….2022
Responden,
()
Lampiran 3
Saya bertanta tangan dibawah ini menyatakan untuk berpartisipasi sebagai responden
pada penelitian yang dilaksanakan oleh Mahasiswa STIK FAMIKA Makassar atas nama :
Nim : 120111821
Judul penelitian : “ 5 hubungan lama menjalani hemodialisa dengan kualitas hidup pasien
Saya menyadari bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini dan akan memberikan
informasi yang sebenar-benarnya yang dibutuhkan oleh peneliti, dan saya mengerti bahwa
penelitian ini tidak merugikan saya dan telah memberikan kesempatan oleh peneliti untuk
Saya mengerti bahwa hasil penelitian ini akan menjadi bahan masukan bagi saya dalam
Makassar,……………2022
Responden,
( )
KUESIONER PENELITIAN
1. Kuesioner Demografi
Berilah tanda (√) pada setiap kolom jawaban yang tersedia di bawah ini sesuai dengan
a. Nama :
b. Umur : tahun.
( ) Janda/ Duda
( ) Perguruan Tinggi
( ) Peg. Swasta
( ) 3 tahun ( ) 4 tahun
Berilah tanda (√) pada setiap kolom jawaban yang tersedia di bawah ini sesuai dengan
S = Setuju
TS = Tidak setuju
No
Pertanyaan
SS
TS
STS
Saya dapat melakukan kebersihan diri sendiri seperti: mandi, menggosok gigi, berpakaian,
dan lain-lain.
Saya masih dapat melakukan rutinitas aktivitas olahraga yang tidak membutuhkan tenaga
Saya marah jika ada orang lain yang membicarakan penyakit yang saya derita
9
Saya dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam keluarga
10
11
12
Saya selalu berpikir bahwa penyakit yang saya derita adalah kehendak-Nya
13
Saya yakin bahwa kepercayaan kepada tuhan akan memberi kekuatan dalam menghadapi
masalah
14
Saya yakin bahwa kepercayaan saya akan membuat saya bahagia menjalani hidup
15
16
17
Saya masih senang berhubungan dengan tetangga dalam lingkungan masyarakat sekitar
18
Keluarga saya selalu menemani saya dalam pengobatan maupun pemeriksaan fisik
19
20
Saya merasa nyaman dengan kondisi rumah dan lingkungan tempat saya tinggal
21
22
24
25
26
Lampiran 6
Frequencies statistics
UMUR
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
24-29 TAHUN
6
21.4
21.4
21.4
30-35 TAHUN
7.1
7.1
28.6
36-41 TAHUN
28.6
28.6
57.1
42-47 TAHUN
10.7
10.7
67.9
48-53 TAHUN
3.6
3.6
71.4
54-59 TAHUN
14.3
14.3
85.7
60-65 TAHUN
10.7
10.7
96.4
67-72 TAHUN
3.6
3.6
100.0
Total
28
100.0
100.0
JENIS KELAMIN
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
LAKI-LAKI
12
42.9
42.9
42.9
PEREMPUAN
16
57.1
57.1
55 100.0
Total
28
100.0
100.0
PENDIDIKAN
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
SD
3.6
3.6
3.6
SMP
28.6
28.6
32.1
SMA
13
46.4
46.4
78.6
PENDIDIKAN TINGGI
21.4
21.4
100.0
Total
28
100.0
100.0
PEKERJAAN TERAKHIR
89 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
TIDAK BEKERJA
10
35.7
35.7
35.7
WIRASWASTA
32.1
32.1
67.9
PEG. SWASTA
17.9
17.9
85.7
PNS
14.3
14.3
100.0
Total
28
100.0
100.0
Statistics
lama menjalani hemodialisa
kualitas hidup
Valid
28
28
Missing
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
LAMA
10.7
10.7
10.7
BARU
25
89.3
89.3
100.0
Total
28
100.0
100.0
Cases
Valid
Missing
Total
Percent
Percent
Percent
lama menjalani hemodialisa * kualitas G BB
]FVCGB hidup
28
100.0%
0.0%
28
100.0%
kualitas hidup
Total
Baik
kurang baik
lama
Count
Expected Count
1.8
1.2
3.0
66.7%
100.0%
5.9%
18.2%
10.7%
% of Total
3.6%
7.1%
10.7%
baru
Count
16
25
Expected Count
15.2
9.8
25.0
64.0%
36.0%
100.0%
94.1%
81.8%
89.3%
% of Total
57.1%
32.1%
89.3%
Total
Count
17
11
28
Expected Count
17.0
11.0
28.0
60.7%
39.3%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
% of Total
60.7%
39.3%
100.0%
Chi-Square Tests
Value
Df
Pearson Chi-Square
1.056a
.304
Continuity Correctionb
.162
.688
Likelihood Ratio
1.031
.310
.336
Linear-by-Linear Association
1.018
.313
N of Valid Cases
28
Lampiran 7
DOKUMENTASI
xi
73
1
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
Sources
https://nunnaanna.blogspot.com/2011/11/uremia-pada-gagal-ginjal-kronik.html
1 INTERNET
2%
https://www.alodokter.com/gagal-ginjal-kronis
2 INTERNET
1%
https://adoc.pub/hubungan-gagal-ginjal-kronik-dengan-tebal-parenkim-ginjal-pa.html
3 INTERNET
1%
https://idoc.pub/documents/sop-pelayanan-pasien-dialisis-d47eygz78jn2
4 INTERNET
1%
https://repository.unair.ac.id/89576/
5 INTERNET
1%
https://rudialyst-hemodialisis.blogspot.com/2012/08/skripsi-bab-ii.html
6 INTERNET
1%
https://www.researchgate.net/publication/343100510_HUBUNGAN_LAMA_MENJALANI_HEMODIALISA_DAN_AN
EMIA_DENGAN_KUALITAS_HIDUP_PADA_PASIEN_GGK_YANG_MENJALANI_HEMODIALISA_DI_UNIT_HEMODIALI
7 SA_RUMAH_SAKIT_TK_II_030501_DUSTIRA
INTERNET
1%
https://rslabuangbaji.com/profil-rumah-sakit-labuang-baji/
8 INTERNET
1%
https://solusisehatonline.wordpress.com/tag/ginjal/#:~:text=Tekanan darah kerap diasosiasikan dengan
9 penyakit ginjal karena,dengan menekan pembuluh darah kecil dalam organ tersebut.
INTERNET
1%
https://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/905/759
10 INTERNET
1%
https://ratuputripertiwi.blogspot.com/2017/12/daftartilik-tindakanhemodialisa.html#!
11 INTERNET
1%
https://konsultasiskripsi.com/2021/09/25/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kualitas-hidup-skripsi-dan-tesis-3/
12 INTERNET
1%
https://text-id.123dok.com/document/9ynle1epq-indikasi-dan-kontraindikasi-hemodialisis.html
13 INTERNET
1%
https://ratuputripertiwi.blogspot.com/2017/12/ceklis-keterampilan-hemodialisa.html#!
14 INTERNET
<1%
https://griyahusada.id/journal/index.php/midwifery/article/download/34/9/
15 INTERNET
<1%
https://id.123dok.com/article/patofisiologi-chronic-kidney-disease-ckd.wye1er1z
16 INTERNET
<1%
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-malang/gizi-dan-kesehatan-health-and-
17 nutrition/makalah-gagal-ginjal-kronik/7477683
INTERNET
<1%
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1265382&val=16230&title=HUBUNGAN LAMA
MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG
18 MENJALANI HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT GINJAL RASYIDA MEDAN
INTERNET
<1%
https://obby-allinone.blogspot.com/2014/12/hemodialisa-cara-kerja.html
19 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/115135874/BAB-II-1pdf/
20 INTERNET
<1%
https://www.rshdbarabai.com/hemo
21 INTERNET
<1%
https://adoc.pub/hubungan-lama-menjalani-terapi-hemodialisis-dengan-kualitas-.html
22 INTERNET
<1%
https://obby-allinone.blogspot.com/2014/12/hemodialisa-cara-kerja.html#!
23 INTERNET
<1%
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2198/8/8.Lampiran.pdf
24 INTERNET
<1%
https://text-id.123dok.com/document/nzw8jn8gz-hemodialisis-penatalaksanaan-penyakit-ginjal-kronik.html
25 INTERNET
<1%
https://psike.id/glossary/kualitas-hidup/
26 INTERNET
<1%
https://www.yakestelkom.or.id/serba-serbi-kesehatan/pengobatan-ggk#:~:text=Tujuan Hemodialisis: Tujuan
utama adalah untuk memperbaiki keseimbangan,kadar ureum darah), kelebihan cairan dan ketidakseimbangan
27 elektrolit.
INTERNET
<1%
https://repositori.stikes-ppni.ac.id/bitstream/handle/123456789/900/BAB 1_202103058.pdf?sequence=4
28 INTERNET
<1%
https://core.ac.uk/download/pdf/354977876.pdf
29 INTERNET
<1%
http://www.ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/manuju/article/viewFile/2925/pdf
30 INTERNET
<1%
https://eprints.umm.ac.id/63468/3/BAB II.pdf
31 INTERNET
<1%
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1438/3/3. Chapter 1.pdf
32 INTERNET
<1%
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/996/4/4. Chapter 2.pdf
33 INTERNET
<1%
https://republika.co.id/berita/p8ap02399/jumlah-pasien-penyakit-ginjal-kronis-terus-meningkat
34 INTERNET
<1%
https://rahmatsaibunkep.blogspot.com/2014/07/asupan-protein-dan-status-gizi-pada.html
35 INTERNET
<1%
https://www.alodokter.com/ini-efek-samping-cuci-darah-yang-perlu-diketahui
36 INTERNET
<1%
https://www.academia.edu/en/38306418/HEMODIALISIS_BUK_NIA_docx
37 INTERNET
<1%
https://adoc.pub/hubungan-maloklusi-terhadap-kualitas-hidup-remaja-dan-dewasa.html
38 INTERNET
<1%
https://www.dinkes-kotakupang.web.id/artikel/artikel-kesehatan/ketahui-penyebab-gagal-ginjal-kronis.html
39 INTERNET
<1%
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/28720-Full_Text.pdf
40 INTERNET
<1%
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1250743&val=14467&title=PENGARUH LATIHAN
FISIK SELAMA HEMODIALISIS TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RUMAH
41 SAKIT ROYAL PRIMA MEDAN
INTERNET
<1%
https://eprints.umm.ac.id/56190/2/BAB I.pdf
42 INTERNET
<1%
https://eprints.umm.ac.id/93548/2/BAB I.pdf
43 INTERNET
<1%
https://www.gramedia.com/literasi/contoh-kata-pengantar-skripsi/
44 INTERNET
<1%
http://digilib.unisayogya.ac.id/2265/1/NASKAH PUBLIKASI (IKBAL DWI CIPTA).pdf
45 INTERNET
<1%
https://text-id.123dok.com/document/7q07epjgz-ss-sangat-setuju-sl-selalu-ss-sangat-setuju-ts-tidak-
46 setuju-2.html
INTERNET
<1%
http://repo.undiksha.ac.id/8890/5/1806091078-LAMPIRAN.pdf
47 INTERNET
<1%
https://text-id.123dok.com/document/zkx5074y-kualitas-hidup-wanita-lansia-di-kelurahan-pabatu-kecamatan-
48 padang-hulu-tebing-tinggi-3.html
INTERNET
<1%
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/P17111173028/11._BAB_II_.pdf
49 INTERNET
<1%
https://hellosehat.com/urologi/ginjal/hemodialisis/
50 INTERNET
<1%
https://www.e-skripsi.umpp.ac.id/detail/absdownload/6ea2ef7311b482724a9b7b0bc0dd85c6
51 INTERNET
<1%
http://eprints.undip.ac.id/43148/4/5._BAB_III_tesis_revisi.pdf
52 INTERNET
<1%
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/P17210196009/11._BAB_3_.pdf
53 INTERNET
<1%
https://text-id.123dok.com/document/ydxmxdjz-s-setuju-ts-tidak-setuju-ss-sangat-setuju-n-netral.html
54 INTERNET
<1%
http://repository.unjaya.ac.id/3986/8/Lampiran_2517050_Nona Trirahayu_Farmasi.pdf
55 INTERNET
<1%
https://www.chegg.com/homework-help/questions-and-answers/case-processing-summary-cases-valid-
56 missing-total-n-percent-n-percent-n-percent-496-331-10-q79102769
INTERNET
<1%
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/7441-Full_Text.pdf
57 INTERNET
<1%
http://repository.itsk-soepraoen.ac.id/194/
58 INTERNET
<1%
https://beritakotamakassar.com/berita/2017/03/08/rsud-labuang-baji-tiga-tower-tujuh-lantai/
59 INTERNET
<1%
https://baca.nuralwala.id/dampak-perbuatan-buruk/
60 INTERNET
<1%
http://jurnal.akperdharmawacana.ac.id/index.php/wacana/article/view/153
61 INTERNET
<1%
https://repositori.uin-alauddin.ac.id/18728/1/NURALAM MAHMUDI.pdf
62 INTERNET
<1%
https://www.deherba.com/penyakit-ginjal-kronis.html
63 INTERNET
<1%
https://www.halodoc.com/kesehatan/gagal-ginjal-kronis
64 INTERNET
<1%
https://ecampus.unsika.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/125/1645751320540_BAB 1-5.pdf?sequence=1
65 INTERNET
<1%
http://wisuda.unissula.ac.id/app/webroot/img/library/detail79/S1 Ilmu Keperawatan_30901602122_fullpdf.pdf
66 INTERNET
<1%
https://repository.upnvj.ac.id/20116/2/BAB 1.pdf
67 INTERNET
<1%
https://text-id.123dok.com/document/9ynom4jqv-analisa-data-gambaran-umum-responden.html
68 INTERNET
<1%
https://123dok.com/article/skala-pengukuran-dalam-penelitian-kuantitatif.zk7nd28q
69 INTERNET
<1%
https://eprints.umm.ac.id/39909/5/BAB IV.pdf
70 INTERNET
<1%
https://adoc.pub/bab-iii-metode-penelitian-group-pre-test-post-test-desain-ta.html
71 INTERNET
<1%
https://lapornanku.blogspot.com/
72 INTERNET
<1%
http://jku.unram.ac.id/article/download/586/367/
73 INTERNET
<1%
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/10343/1/FULL SKRIPSI.pdf
74 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p1rpsnl/Berdasarkan-latar-belakang-di-atas-maka-peneliti-tertarik-untuk-
75 melakukan/
INTERNET
<1%
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/P17211181023/12._BAB_II_.pdf
76 INTERNET
<1%
https://news.unair.ac.id/2020/07/23/cara-meningkatkan-kualitas-hidup-lansia-di-panti-werdha-beserta-
77 manfaatnya/?lang=id
INTERNET
<1%
https://www.universitaspsikologi.com/2019/12/pengertian-kualitas-hidup-dan-aspek-dimensi-quality-of-
78 life.html
INTERNET
<1%
https://adoc.pub/artikel-disusun-dan-diajukan-oleh-lestika-dewi-nim-telah-div.html
79 INTERNET
<1%
https://repository.unair.ac.id/94376/7/7. BAB 4 METODE PENELITIAN.pdf
80 INTERNET
<1%
http://repository.itsk-soepraoen.ac.id/194/1/Abstrak.pdf
81 INTERNET
<1%
http://jab.stikba.ac.id/index.php/jab/article/download/7/7
82 INTERNET
<1%
https://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Tinggi_Ilmu_Keperawatan_Famika
83 INTERNET
<1%
https://adoc.pub/daftar-isi-halaman-judul-i-surat-pernyataan-ii-surat-keteran.html
84 INTERNET
<1%
https://repository.usd.ac.id/13419/2/002214156_Full.pdf
85 INTERNET
<1%
https://eprints.umm.ac.id/53247/56/BAB IV.pdf
86 INTERNET
<1%
http://scholar.unand.ac.id/6740/5/LAMPIRAN.pdf
87 INTERNET
<1%
https://adoc.pub/lembar-persetujuan-responden-saya-telah-mendapat-penjelasan-.html
88 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p7rs1igu/Frequency-Percent-Valid-Percent-Cumulative-Percent-Valid-
89 Yes-25-1000-1000-1000/
INTERNET
<1%
EXCLUDE QUOTES ON
EXCLUDE BIBLIOGRAPHY ON