Anda di halaman 1dari 34

Tak Kenal Maka Tak Sayang ..

Integrated Marketing
Communications

Media

● MoH with Clinton Health


Access Initiatives (CHAI)
● MoE with GIZ Public Relations
● Immunization by MoH
● Handwashing by MoH
● Save The Children

Research
Program Successful Beginning di India

PNEUMONIA DAN DIARE


MENYUMBANG 35% PADA PENYEBAB
KEMATIAN BALITA DI INDIA

● MoH with Clinton Health


Access Initiatives (CHAI)
● MoE with GIZ
● Immunization by MoH
● Handwashing by MoH Uttar Pradesh - Propinsi terpadat
● Save The Children
penduduk di India, dengan U5MR dan
IMR tertinggi dengan cakupan
imunisasi untuk anak yang rendah.
Program Successful Beginning di India

TUJUAN PROGRAM

Meningkatkan permintaan
(demand) terhadap imunisasi
dan meningkatkan perilaku
mencuci tangan dengan sabun
pada saat-saat penting pada
balita untuk mengurangi
kematian dan penyakit.
Dua perilaku yang kelihatannya terpisah,
namun, keduanya merupakan perilaku
positif yang sangat berpengaruh pada
perkembangan anak di usia dini
Program Successful Beginning di India

Dampak Hasil Program di tahun 2021:

● Pengetahuan terhadap jadwal imunisasi tepat waktu meningkat 2.8%


● Kesadaran terhadap penyakit Pnemonia dan Diare merupakan penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi meningkat 6%

● Pengetahuan tentang CTPS di area intervensi lebih tinggi 3x dari area non
intervensi
● Adanya kecenderungan untuk melakukan Perubahan perilaku CTPS di waktu
penting 1.5 lebih tinggi bagi orang tua yang mendapatkan intervensi

● Peningkatan persepsi terhadap imunisasi (11.4%) dan Cuci Tangan Pakai Sabun
(6%) merupakan perilaku yang penting diasosiasikan dengan suksesnya pola
asuh anak
Di Indonesia
Program KELUARGA SIGAP di Indonesia

● MoH with Clinton Health


Access Initiatives (CHAI)
● MoE with GIZ
● Immunization by MoH
● Handwashing by MoH
● Save The Children
GAVI & Unilever’s
Indonesia Project

Ringkasan Temuan
Riset Pengembangan

Desember 2022
Metodologi dan
Pendekatan
Tujuan dan cakupan penelitian untuk riset formatif

Pengetahuan, sikap, kepercayaan, praktek terkait pola


Memahami segmentasi pengguna – berdasarkan CTPS,
1 imunisasi, serta pola pengasuhan anak
pengasuhan anak (nutrisi, kesehatan, kebersihan, dll), imunisasi
(manfaat, jadwal, efek samping, dll) dan CTPS.

.
Hambatan dan dukungan terkait imunisasi dan kebiasaan
2 Mengerti batasan sikap dan fasilitator yang berpengaruh
terhadap perubahan kebiasaan sehat.
kebersihan tangan, pendorong sikap dan social (faktor budaya,
social, dan praktis) terhadap penerimaan imunisasi hambatan

.
CTPS (kapasitas, kemampuan, dll).

Aspirasi pengasuhan anak, peran ayah dalam pengasuhan


3 Faktor-faktor penting terhadap pengasuhan anak. anak, komunikasi suami-istri, pembuat keputusan utama, faktor
yang berpengaruh terhadap praktek pengasuhan anak

.
Kepemilikan ponsel, kebiasaan mengirim pesan-
Mengerti ekologi komunikasi pada masyarakat pengguna-
4 akhir
SMS/WhatsApp, detail penggunaan media social (WhatsApp,
Meta, Youtube, Instagram, dll.)

10
Geografi dan Rancangan penelitian
Kabupaten yang dipilih sedang tidak memiliki program serupa dan memiliki
Kalimantan Selatan tingkat imunisasi dan STBM lebih rendah dari tingkat provinsi dan sejumlah
puskesmas dipilih.

Provinsi Kabupaten Kecamatan


Jawa Barat Cileungsi
Kab. Bogor
(n=480) Caringin
Kalimantan Selatan Martapura
Kab. Banjar
(n=165) Sambung Makmur
Jawa Barat
Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur Atambua Selatan
Kab. Belu
(n=165) Lamaknen

Desain Metode Target responden Jenis aktivitas


Kuantitatif
Orang tua (laki-laki dan perempuan) anak berusia 0-24 bulan Wawancara tatap muka
(n=810)
Kualitatif Orang tua (laki-laki dan perempuan) anak berusia 0-24 bulan FGDs
Metode campuran
(72 aktivitas yang Anggota keluarga besar (Kakek-nenek, Bibi, dll) IDIs
lintas-batasan
terdiri dari 222
peserta) Key Opinion Leaders (KOLs): Lurah/ Guru/Pemuka agama IDIs
Tenaga kesehatan masyarakat: Bidan, kader posyandu, dll IDIs, Pengamatan

11
TEMUAN PENTING DARI RISET FORMATIF

▪ Pada Kab. Banjar, ketidakpentingan dan keamanan diatributkan terhadap imunisasi disertai dengan rendahnya kepercayaan
terhadap tenaga Kesehatan berujung pada rendahnya tingkat kepuasan dengan layanan vaksinasi dalam provinsi. Ini didukung
oleh banyaknya laporan terkait tidak adanya pengingat menjelang tenggat waktu imunisasi. Rendahnya cakupan Imunisasi
dapat disebabkan oleh berbagai masalah. Pada Kab. Belu, persepsi penting dan tingginya tingkat keamanan imunisasi disertai
kepercayaan terhadap tenaga kesehatan yang didukung oleh komunitas dan pemuka agama dan dikombinasikan dengan
pengingat tenggat waktu, meningkatkan penerimaan vaksin.
▪ Perubahan persepsi terhadap Imunisasi sebagai hal yang tidak penting atau haram pada tingkat antar-generasi dapat
menjembatani jarak antara niatan dan tindakan orang tua muda dalam pemilihan sikap. Pada Kab. Banjar dan Kab. Bogor,
dilaporkan bahwa pemuka agama kurang berperan dalam mendukung proses imunisasi-menjadi pengaruh utama dari sikap
pengasuhan anak. Maka dari itu, pemuka agama harus dilibatkan dalam pelaksanaan program sehingga mereka dapat
memfasilitasi perubahan sikap positif pada orang tua dengan cara memberikan anjuran-anjuran positif.
▪ Pelacakan jadwal imunisasi rendah, dikarenakan orang tua tidak menyimpan kartu imunisasi sendiri—melainkan mereka
memercayakannya ke nakes/kader posyandu. Langkah-langkah untuk mendukung orang tua lebih bertanggung jawab terhadap
kartu imunisasi dan memastikan bahwa kartu imunisasi digunakan secara efektif untuk melacak dan memperbaharui catatan
imunisasi setelah setiap dosis penting untuk menaikkan angka penerimaan vaksinasi.
▪ Sikap pengasuhan anak sangat dipengaruhi oleh tetua keluarga, terutama bagi orang tua muda. Maka dari itu, tetua keluarga
merupakan faktor penting dari keseluruhan ekosistem pengasuhan anak. Ibu harus meminta izin untuk mengimunisasi anak,
mengindikasikan kurangnya kepercayaan dalam pembuatan keputusan. Keputusan terdapat pada ayah dan tetua keluarga,
mengindikasikan pentingnya mengintegrasikan peran mereka ke dalam strategi komunikasi program.
▪ Batasan sikap terhadap rendahnya tingkat kepentingan yang diasosiasikan terhadap CTPS berujung pada kebiasaan mencuci
tangan tanpa sabun karena merasa repot apabila mencuci tangan dengan sabun. Perlunya dikembangkan sifat urgensi
terhadap kaitan CTPS dan Kesehatan anak.
▪ Penggunaan media sosial yang masih rendah dan platform lain untuk konsumsi materi terkait imunisasi oleh orang tua
memberikan kesempatan untuk menggunakan medsos sebagai media komunikasi yang mudah dijangkau, murah, dan sering
dipakai.
DESAIN PROGRAM
AGENDA TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN
VISI DAN MISI
Nama Program
Pilar-pilar Utama Program

KOMUNIKASI
PENGUATAN PERAN KADER INTERPERSONAL DAN PENGUATAN DAN
DIGITAL MOBILISASI MASYARAKAT
PENDEKATAN KAMI
Penguatan Peran Kader Komunikasi Interpersonal dan Digital Penguatan dan Mobilisasi
Masyarakat
POSYANDU: Komunikasi Interpersonal: Pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk
Penyediaan: - Interaksi Langsung Kader Posyandu dengan Orang Tua mendapatkan dukungan dari:
melalui dua mekanisme: ▪ Lurah/ Kepala RT
o alat peraga keperluan penyuluhan ▪ Tokoh Agama
o Kunjungan Kader ke Rumah Orang Tua
o materi komunikasi seperti poster, alat ▪ Guru PAUD
o Kelas Ibu/ Nenek dari bayi usia 0-24 bulan
monitoring, pesan WA, Film Edukasi
- Interaksi dengan para ayah – didampingi tokoh agama
KADER POSYANDU: atau tokoh masyarakat melalui: Diseminasi pesan-pesan program melalui tokoh
o Pertemuan berkala tingkat desa ( contoh: Rapat desa, masyarakat, dengan menggunakan medium:
o peningkatan kapasitas dalam komunikasi ▪ Rapat Desa – terutama untuk menyentuh kaum pria
Rapat RT)
interpersonal (para ayah/ suami)
o Peristiwa keagamaan (contoh: pengajian)
o pemberian pemahaman dan keterampilan ▪ Khotbah Sholat Jumat – untuk para ayah
dalam menggunakan media sosial / digital Komunikasi Digital: ▪ Pengajian
o penguatan pengetahuan tentang tiga perilaku: ▪ Beberapa acara kebudayaan desa/ peringatan nasional
- Interaksi para kader dengan anggota melalui WhatsApp
o imunisasi rutin lengkap ▪ Interaksi sosial dengan para orang tua (melalui para
Group dan Media Sosial
o cuci tangan pakai sabun guru PAUD)
- Interaksi para ayah dengan tokoh masyarakat melalui
o gizi bayi 0-24 bulan
WhatsApp
PUSKESMAS
- Interaksi staff Puskesmas (Bidan/ Promkes) dengan
o Dukungan penyediaan materi komunikasi di masyarakat melalui WhatsApp / Media Sosial
lingkungan PUSKESMAS

o Koordinasi untuk pelatihan Kader Posyandu


Komunikasi Interpersonal DAN Digital
SESI KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Kunjungan 1 Durasi Kunjungan –1 jam


Kunjungan Kunjungan 4 Perayaan
Kunjungan 2 Kunjungan 3 (Pertemuan Ibu-ibu)
Pengenalan ke Orang (Pertemuan Ibu-ibu) Kunjungan
(Pertemuan Ibu-ibu)
Tua (Kunjungan Gizi Posyandu
Rumah) Imunisasi, CTPS dan CTPS +
+ Bantuan +
Gizi Imunisasi + Gizi
Komponen Penting Imunisasi dan CTPS Dukungan Pasangan
Kesehatan Anak

Kesadaran ---- Komitmen ---- Dukungan ---- Penghargaan


INTERAKSI DENGAN KAUM PRIA
Interaksi dengan Kaum Pria

Apa yang diharapkan dari mereka:


• Partisipasi aktif dalam mengurus Kesehatan anak
• Mengatasi rintangan atas ketiga sifat
• Perbaikan komunikasi dengan pasangan
• Menjadi ayah dalam keluarga

Bagaimana kami berinteraksi dengan mereka


• Pertemuan rutin komunitas
• Sesi pengajian
• Acara komunitas/budaya
• Kunjungan ke rumah

Siapa yang merupakan kunci utama interaksi


• Lurah
• Ketua RT/RW
• Pemuka Agama
• Interaksi Orang Tua
BANTUAN DIGITAL • Pengingat Sikap
ORANG TUA & • Pendirian Komunitas –WhatsApp dan Facebook
PENGINGAT • Kehadiran Digital Tokoh Masyarakat
INTERAKSI ORANG TUA DAN PENGINGAT

INTERVENSI WHATSAPP BAGI ORANG TUA

Intervensi WhatsApp BOT


• Mengingatkan orang tua akan tindakan yang perlu
dilakukan (jadwal imunisasi, apa yang perlu dibawa &
Waktu penting CTPS, nutrisi sesuai umur)
• Pemberian pesan sesuai umur
• Pengingat yang dipersonalisasikan
RENCANA KERJA
GEOGRAFI DAERAH PILOT DAN JANGKAUAN
KABUPATEN BOGOR
Administrasi:
Ibukota: Cibinong

Jumlah Kecamatan: 40

Jumlah Desa/Kelurahan : 590


Bahasa Utama: Indonesia – Sunda

Agama Mayoritas: Muslim

UCI Puskesmas CLTS

Populasi –
6,088,233
65,06% 101 100%
3,105,938
Jumlah Posyandu Aktif : 2.583
(Laki-laki) 2,982,295
Jumlah Bidan di Puskesmas : 960
(Perempuan)
Cakupan Imunisasi
Imunisasi Lengkap : 78.9%
608,823
BCG : 87.1%
(Dibawah 5 115,550
tahun) (Bayi selamat)
DPT/HB/Hib3 : 80.95%
Polio 4 : 81.95%
MR : 81.34%

Source : Profil Kesehatan Bogor 2020


AREA TERPILIH UNTUK PILOT PROJECT

KAB. BOGOR 11 Kecamatan

17 Puskesmas

76 Desa

534 Posyandu

21,639 Dibawah 2 tahun


AREA TERPILIH UNTUK PILOT PROJECT
KAB. BOGOR 11 Kecamatan

17 Puskesmas

76 Desa

534 Posyandu

21,639 Dibawah 2 tahun


RENCANA KERJA – PROGRAM KELUARGA SIGAP
Membangun KELUARGA yang SIAGA dukung Kesehatan dan SIAP hadapi masa depan

Sudah Mulai akhir Ditargetkan selesai pada Juni


diselesaikan pada Agustus 2023 2025 - funding deadline.
2022, termasuk
formative
research
TIMELINE PELAKSANAAN KEGIATAN Jul - Dec 2023

Bulan Kegiatan Lokasi

Juli 2023 Audiensi Kementerian Kesehatan Jakarta


Audiensi Kab. Banjar Banjar
Audiensi Kab. Bogor Bogor
Finalisasi Modul Keluarga SIGAP Jakarta
Baseline Program Bogor dan Banjar

Agustus 2023 Launching Prog. Keluarga SIGAP Bogor dan Banjar


Koordinasi Puskesmas Bogor dan Banjar
TOT dengan Puskesmas Bogor dan Banjar

September 2023 Pelatihan kader Posyandu Bogor dan Banjar

October 2023 - Kick Off Prog. Kel. SIGAP tk. Desa Bogor dan Banjar
Intervensi Keluarga SIGAP Bogor dan Banjar

November 2023 Intervensi Keluarga SIGAP Bogor dan Banjar

Desember 2023 Intervensi Keluarga SIGAP Bogor dan Banjar


Pelatihan Kader Posyandu Bogor dan Banjar
Midline Bogor dan Banjar
ALUR KEGIATAN DI KABUPATEN
W-8 Aktivitas Interaksi
Seleksi
dengan Para pria
Posyandu dan - Pertemuan Sholat
kader Pelatihan Jumat
Posyandu - Pertemuan
W-5 komunitas
- Didampingi Kakak
Peluncuran Tingkat
Kabupaten Peluncuran di
Tingkat Desa W-12
W-4
Baseline W-16
W-0 W-13 Kunjungan 2
Kunjungan 1 W-18
Pertemuan Ibu-ibu
Kunjungan rumah orang
tua
Pelatihan
W-19 Aktivitas Interaksi
Posyandu W-26
Laki-laki
W-14 Kunjungan 4
Pertemuan Ibu-ibu
W-23 Kunjungan 3 W-25
Monitoring
Pertemuan Ibu-ibu

Persiapan

Aktivitas Komunitas W-24

Kegiatan Komunikasi Aktivitas Interaksi W-30 Acara Perayaan


Dengan Para Pria
Interpersonal
KELUARAN YANG DIHARAPKAN

▪ Dukungan atas inisiatif kegiatan PILOT Program Keluarga SIGAP dari Dinas Kesehatan
Kab. Bogor
▪ Dukungan atas kegiatan Baseline di Kab. Bogor yang akan dilaksanakan pada tanggal 29
Juli - 10 Agustus 2023 di 3 Kecamatan terpilih (Caringin, Ciomas dan Megamendung) 7
Puskesmas.
▪ Diseminasi hasil formative research dan paparan desain program kepada dinas
Kesehatan propinsi Kalimantan Selatan, dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Barat dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
▪ Orientasi kegiatan Program Keluarga SIGAP bagi Puskesmas untuk melaksanakan
pelatihan bagi Kader Posyandu terpilih
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai