Integrated Marketing
Communications
Media
Research
Program Successful Beginning di India
TUJUAN PROGRAM
Meningkatkan permintaan
(demand) terhadap imunisasi
dan meningkatkan perilaku
mencuci tangan dengan sabun
pada saat-saat penting pada
balita untuk mengurangi
kematian dan penyakit.
Dua perilaku yang kelihatannya terpisah,
namun, keduanya merupakan perilaku
positif yang sangat berpengaruh pada
perkembangan anak di usia dini
Program Successful Beginning di India
● Pengetahuan tentang CTPS di area intervensi lebih tinggi 3x dari area non
intervensi
● Adanya kecenderungan untuk melakukan Perubahan perilaku CTPS di waktu
penting 1.5 lebih tinggi bagi orang tua yang mendapatkan intervensi
● Peningkatan persepsi terhadap imunisasi (11.4%) dan Cuci Tangan Pakai Sabun
(6%) merupakan perilaku yang penting diasosiasikan dengan suksesnya pola
asuh anak
Di Indonesia
Program KELUARGA SIGAP di Indonesia
Ringkasan Temuan
Riset Pengembangan
Desember 2022
Metodologi dan
Pendekatan
Tujuan dan cakupan penelitian untuk riset formatif
.
Hambatan dan dukungan terkait imunisasi dan kebiasaan
2 Mengerti batasan sikap dan fasilitator yang berpengaruh
terhadap perubahan kebiasaan sehat.
kebersihan tangan, pendorong sikap dan social (faktor budaya,
social, dan praktis) terhadap penerimaan imunisasi hambatan
.
CTPS (kapasitas, kemampuan, dll).
.
Kepemilikan ponsel, kebiasaan mengirim pesan-
Mengerti ekologi komunikasi pada masyarakat pengguna-
4 akhir
SMS/WhatsApp, detail penggunaan media social (WhatsApp,
Meta, Youtube, Instagram, dll.)
10
Geografi dan Rancangan penelitian
Kabupaten yang dipilih sedang tidak memiliki program serupa dan memiliki
Kalimantan Selatan tingkat imunisasi dan STBM lebih rendah dari tingkat provinsi dan sejumlah
puskesmas dipilih.
11
TEMUAN PENTING DARI RISET FORMATIF
▪ Pada Kab. Banjar, ketidakpentingan dan keamanan diatributkan terhadap imunisasi disertai dengan rendahnya kepercayaan
terhadap tenaga Kesehatan berujung pada rendahnya tingkat kepuasan dengan layanan vaksinasi dalam provinsi. Ini didukung
oleh banyaknya laporan terkait tidak adanya pengingat menjelang tenggat waktu imunisasi. Rendahnya cakupan Imunisasi
dapat disebabkan oleh berbagai masalah. Pada Kab. Belu, persepsi penting dan tingginya tingkat keamanan imunisasi disertai
kepercayaan terhadap tenaga kesehatan yang didukung oleh komunitas dan pemuka agama dan dikombinasikan dengan
pengingat tenggat waktu, meningkatkan penerimaan vaksin.
▪ Perubahan persepsi terhadap Imunisasi sebagai hal yang tidak penting atau haram pada tingkat antar-generasi dapat
menjembatani jarak antara niatan dan tindakan orang tua muda dalam pemilihan sikap. Pada Kab. Banjar dan Kab. Bogor,
dilaporkan bahwa pemuka agama kurang berperan dalam mendukung proses imunisasi-menjadi pengaruh utama dari sikap
pengasuhan anak. Maka dari itu, pemuka agama harus dilibatkan dalam pelaksanaan program sehingga mereka dapat
memfasilitasi perubahan sikap positif pada orang tua dengan cara memberikan anjuran-anjuran positif.
▪ Pelacakan jadwal imunisasi rendah, dikarenakan orang tua tidak menyimpan kartu imunisasi sendiri—melainkan mereka
memercayakannya ke nakes/kader posyandu. Langkah-langkah untuk mendukung orang tua lebih bertanggung jawab terhadap
kartu imunisasi dan memastikan bahwa kartu imunisasi digunakan secara efektif untuk melacak dan memperbaharui catatan
imunisasi setelah setiap dosis penting untuk menaikkan angka penerimaan vaksinasi.
▪ Sikap pengasuhan anak sangat dipengaruhi oleh tetua keluarga, terutama bagi orang tua muda. Maka dari itu, tetua keluarga
merupakan faktor penting dari keseluruhan ekosistem pengasuhan anak. Ibu harus meminta izin untuk mengimunisasi anak,
mengindikasikan kurangnya kepercayaan dalam pembuatan keputusan. Keputusan terdapat pada ayah dan tetua keluarga,
mengindikasikan pentingnya mengintegrasikan peran mereka ke dalam strategi komunikasi program.
▪ Batasan sikap terhadap rendahnya tingkat kepentingan yang diasosiasikan terhadap CTPS berujung pada kebiasaan mencuci
tangan tanpa sabun karena merasa repot apabila mencuci tangan dengan sabun. Perlunya dikembangkan sifat urgensi
terhadap kaitan CTPS dan Kesehatan anak.
▪ Penggunaan media sosial yang masih rendah dan platform lain untuk konsumsi materi terkait imunisasi oleh orang tua
memberikan kesempatan untuk menggunakan medsos sebagai media komunikasi yang mudah dijangkau, murah, dan sering
dipakai.
DESAIN PROGRAM
AGENDA TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN
VISI DAN MISI
Nama Program
Pilar-pilar Utama Program
KOMUNIKASI
PENGUATAN PERAN KADER INTERPERSONAL DAN PENGUATAN DAN
DIGITAL MOBILISASI MASYARAKAT
PENDEKATAN KAMI
Penguatan Peran Kader Komunikasi Interpersonal dan Digital Penguatan dan Mobilisasi
Masyarakat
POSYANDU: Komunikasi Interpersonal: Pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk
Penyediaan: - Interaksi Langsung Kader Posyandu dengan Orang Tua mendapatkan dukungan dari:
melalui dua mekanisme: ▪ Lurah/ Kepala RT
o alat peraga keperluan penyuluhan ▪ Tokoh Agama
o Kunjungan Kader ke Rumah Orang Tua
o materi komunikasi seperti poster, alat ▪ Guru PAUD
o Kelas Ibu/ Nenek dari bayi usia 0-24 bulan
monitoring, pesan WA, Film Edukasi
- Interaksi dengan para ayah – didampingi tokoh agama
KADER POSYANDU: atau tokoh masyarakat melalui: Diseminasi pesan-pesan program melalui tokoh
o Pertemuan berkala tingkat desa ( contoh: Rapat desa, masyarakat, dengan menggunakan medium:
o peningkatan kapasitas dalam komunikasi ▪ Rapat Desa – terutama untuk menyentuh kaum pria
Rapat RT)
interpersonal (para ayah/ suami)
o Peristiwa keagamaan (contoh: pengajian)
o pemberian pemahaman dan keterampilan ▪ Khotbah Sholat Jumat – untuk para ayah
dalam menggunakan media sosial / digital Komunikasi Digital: ▪ Pengajian
o penguatan pengetahuan tentang tiga perilaku: ▪ Beberapa acara kebudayaan desa/ peringatan nasional
- Interaksi para kader dengan anggota melalui WhatsApp
o imunisasi rutin lengkap ▪ Interaksi sosial dengan para orang tua (melalui para
Group dan Media Sosial
o cuci tangan pakai sabun guru PAUD)
- Interaksi para ayah dengan tokoh masyarakat melalui
o gizi bayi 0-24 bulan
WhatsApp
PUSKESMAS
- Interaksi staff Puskesmas (Bidan/ Promkes) dengan
o Dukungan penyediaan materi komunikasi di masyarakat melalui WhatsApp / Media Sosial
lingkungan PUSKESMAS
Jumlah Kecamatan: 40
Populasi –
6,088,233
65,06% 101 100%
3,105,938
Jumlah Posyandu Aktif : 2.583
(Laki-laki) 2,982,295
Jumlah Bidan di Puskesmas : 960
(Perempuan)
Cakupan Imunisasi
Imunisasi Lengkap : 78.9%
608,823
BCG : 87.1%
(Dibawah 5 115,550
tahun) (Bayi selamat)
DPT/HB/Hib3 : 80.95%
Polio 4 : 81.95%
MR : 81.34%
17 Puskesmas
76 Desa
534 Posyandu
17 Puskesmas
76 Desa
534 Posyandu
October 2023 - Kick Off Prog. Kel. SIGAP tk. Desa Bogor dan Banjar
Intervensi Keluarga SIGAP Bogor dan Banjar
Persiapan
▪ Dukungan atas inisiatif kegiatan PILOT Program Keluarga SIGAP dari Dinas Kesehatan
Kab. Bogor
▪ Dukungan atas kegiatan Baseline di Kab. Bogor yang akan dilaksanakan pada tanggal 29
Juli - 10 Agustus 2023 di 3 Kecamatan terpilih (Caringin, Ciomas dan Megamendung) 7
Puskesmas.
▪ Diseminasi hasil formative research dan paparan desain program kepada dinas
Kesehatan propinsi Kalimantan Selatan, dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Barat dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
▪ Orientasi kegiatan Program Keluarga SIGAP bagi Puskesmas untuk melaksanakan
pelatihan bagi Kader Posyandu terpilih
TERIMA KASIH