Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS EFEKTIVITAS PERAN

POSYANDU DALAM PENCEGAHAN


STUNTING DI KABUPATEN
KULONPROGO

ADAM UMBARA
18/433423/PKU/17336

PRA PROPOSAL TESIS


Minat Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan
FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Yogyakarta
2019
LATAR BELAKANG
Permasalahan gizi di Indonesia:
Kekurangan gizi kronis terjadi sejak bayi
KVA, GAKI, Obesitas, Stunting,
dalam kandungan hingga usia dua tahun.
AGB, Gizi Buruk
Periode 1000 hari pertama kehidupan
perhatian khusus sebagai penentu
pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan
produktivitas
Dinas Kesehatan Kulonprogo
pada Januari 2019, terdapat
14,31% dari 22.058 anak balita
kategori stunting

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 balita


pendek sebesar 36,8%. Pada 2010, menjadi 35,6%.
Pada 2013 menjadi 37,2%. Riskesdas 2018 menjadi
30,8%.
Faktor risiko stunting adalah sanitasi rumah tangga dan pengolahan
air minum (Torlesse et al., 2016).
Di Maluku Utara, faktor risiko stunting: usia anak (dalam bulan), status
ekonomi rendah, dan gender (Ramly et al., 2009)

Posyandu di Indonesia per 2018


Menurut Welaasih dan Wirjatmadi adalah 283370 dan 173750
dalam (Destiadi, Nindya and Sumarmi, Posyandu aktif. Posyandu di DIY
2015) stunting dapat dipengaruhi 5723 dan 4286 Posyandu aktif.
dengan tingkat kehadiran posyandu Kabupaten Kulon Progo per tahun
dan kenaikan berat badan 2014 ada 953.

Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu  mensinergikan


berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat: perbaikan kesehatan
dan gizi, pendidikan dan perkembangan anak, peningkatan ekonomi
keluarga, ketahanan pangan keluarga dan kesejahteraan sosial.
Keberadaan kader dan sarana merupakan modal dalam
keberlanjutan Posyandu. Peningkatan motivasi dan komitmen
kader perlu, tidak saja dalam bentuk insentif materil namun
juga dalam bentuk apresiasi dan dukungan moral.

Kader posyandu sebagai motivator kesehatan, penyuluh kesehatan dan pemberi


layanan kesehatan melalui posyandu. Pemberdayaan masyarakat tercipta dari faktor
motivasi untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan masyarakat, kemampuan
mengidentifikasi kebutuhan dan hambatan layanan kesehatan, dan memahami sumber
daya yang tersedia (Susanto, Claramita and Handayani, 2017)

Berbagai cara dan strategi dalam penanganan masalah gizi telah dilakukan, tetapi masih
ada prevalensi stunting. Penyelesaian masalah dapat efektif jika dilakukan sampai pada
akar permasalahannya. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui efektivitas dari peran
dan fungsi posyandu dalam pencegahan kejadian stunting pada balita
PERUMUSAN MASALAH
dan TUJUAN
Perumusan Masalah: Bagaimana efektivitas peran posyandu dalam pencegahan kejadian
stunting di Kabupaten Kulonprogo?

Tujuan Umum: Mengeksplorasi bagaimana efektivitas peran posyandu dalam pencegahan


kejadian stunting di Kabupaten Kulonprogo.

Tujuan Khusus:
• Mengeksplorasi input peran posyandu dalam pencegahan stunting di Kabupaten
Kulonprogo
• Mengeksplorasi proses peran posyandu dalam pencegahan stunting di Kabupaten
Kulonprogo
• Mengeksplorasi output peran posyandu dalam pencegahan stunting di Kabupaten
Kulonprogo
• Sebagai bahan masukan kepada
Pemerintah Daerah terkait efektivitas
pelaksanaan posyandu dalam
mencegah kejadian stunting di
Kabupaten Kulonprogo.
• Sebagai bahan rekomendasi terkait
MANFAAT program penanganan stunting lintas
sektoral di Kabupaten Kulonprogo.
• Sebagai rekomendasi kepada desa
terkait peran posyandu dalam
pencegahan stunting.
• Sebagai bahan pembelajaran dan
tambahan pengetahuan untuk penulis.
KEASLIAN PENELITIAN
Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan
Alfian Destiadi, Frekuensi Kunjungan faktor risiko stunting: kenaikan berat membahas terkait case control
Triska Susila Nindya Posyandu dan Riwayat badan pada usia 13 – 24 bulan dan posyandu dan vs case study
dan Sri Sumarmi Kenaikan Berat Badan frekuensi kunjungan ke posyandu stunting dan
2015 Sebagai Faktor Risiko Variabel: frekuensi kunjungan, lokasi penelitian
Kejadian Stunting pada kenaikan berat, stunting yang mirip yaitu
Anak Usia 3 – 5 Tahun Lokasi: Sidoarum, Godean di DIY.
sample: case 42, control 43
Faisal Anwar, Ali High participation in pelayanan gizi dan kesehatan di membahas terkait cross
Khomsan, Dadang the Posyandu nutrition posyandu memberikan dampak yang posyandu dan sectional vs
Sukandar, Hadi program improved signifikan pada frekuensi kunjungan ke status gizi case study
Riyadi and Eddy S. children nutritional posyandu. Sample: 300 balita
Mudjajanto status Variabel: sosial ekonomi, partisipasi ke
2015 posyandu, pengetahuan gizi ibu,
asupan gizi anak, status gizi anak.
Joshua West, Stunting-Related Mayoritas ibu mendapatkan informasi Pembahasan cross
Ahmad Syafiq, Knowledge: Exploring stunting melalui posyandu, sebagian terkait stunting sectional vs
Benjamin Crookston, Sources of and Factors kecil dari Puskesmas dan internet case study
Cudjoe Bennett, Associated with variabel: demografi (pendidikan, umur,
Muhamad R. Hasan, Accessing Stunting- status kehamilan), sumber info
Kirk Dearden, Mary Related Knowledge stunting (rs, puskesmas, internet,
Linehan, Cougar among Mothers in posyandu, bidan)
Hall, Scott Torres Rural Indonesia Sample: 745 ibu
2018
TINJAUAN PUSTAKA
Hubungan Pelayanan
Posyandu Stunting Posyandu dengan
Pencegahan Stunting

Definisi Definisi

Kegiatan Penyebab

Faktor
penghambat Dampak

Peran kader Kebijakan


Nasional

Program
Nasional
KERANGKA TEORI

Input Proses
• Tujuan Kegiatan posyandu
• Proses internal  KIA Output Outcome
• Sumber daya  KB Kunjungan ibu ke Pencegahan
• Tingkat  Imunisasi posyandu stunting
kepuasan  Gizi
• Peran lintas  Penanggulangan
sektoral diare
KERANGKA KONSEP

Input Proses
• Tujuan Kegiatan posyandu
• Proses internal  KIA Output
• Sumber daya  KB Kunjungan ibu ke
• Tingkat kepuasan  Imunisasi posyandu
• Peran lintas  Gizi
sektoral  Penanggulangan
diare
PERTANYAAN PENELITIAN

Bagaimana efektivitas peran posyandu dalam


pencegahan stunting

Bagaimana peran pemerintah daerah, kecamatan,


desa, dan masyarakat dalam posyandu?

Bagaimana peran pemerintah daerah, kecamatan,


desa, dan masyarakat dalam pencegahan stunting?
METODOLOGI PENELITIAN

• JENIS PENELITIAN: studi kasus (case study)


• LOKASI PENELITIAN: Kecamatan Samigaluh, Kabupaten
Kulon Progo.
• SUBYEK PENELITIAN: teknik purposive sampling, kader
posyandu, kepala Puskesmas, kepala desa, ibu hamil, ibu
dengan bayi, bidan desa, bidan koordinator, tenaga gizi
Puskesmas.
• INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA: Panduan wawancara,
recorder, handphone untuk dokumentasi.
• TEKNIK PENGUMPULAN DATA: wawancara mendalam,
studi dokumentasi.
Analisis
data

ANALISIS DATA
Reduksi Display Verifikasi

PELAKSANAAN

PROSEDUR PENELITIAN
PERSIAPAN PELAPORAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai