NILAWAN
NIM. 2022E1D068M
Stunting adalah ketidakmampuan anak di bawah usia 5 tahun untuk tumbuh
karena kekurangan gizi kronis, terutama 1.000 hari pertama kehidupan
(HPK). Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak.
Anak-anak yang stunting juga berisiko lebih tinggi terkena penyakit kronis di
masa dewasa. Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang
dihadapi oleh negera-negara berkembang, salah satunya di Indonesia.
Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks PB/U atau TB/U
dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil
pengukuran tersebut berada pada ambang batas (Z-Score) <-2 SD sampai
dengan -3 SD (pendek) dan <-3 SD (sangat pendek) (Entoh 2022).
Latar pesertanya adalah kader posyandu, ketua Tim Penggerak dan BIdan Desa.
Asas gotong royong menjadi nilai dasar untuk melaksanakan semua
program pemerintah dalam rangka peningkatan kesejahteraan ekonomi dan
Berdasarkan survey awal yang dilakukan, dari 75 jumlah kader posyandu dalam program gotong royong,
11 diantaranya yang memahami program tersebut. Berdasarkan hal tersebut terkait dengan program
penanggulangan stunting, perlu dilakukan penelitian tentang peran kader Posyandu dalam Program
Gotong Royong dalam menurunkan stunting usia 0-5 tahun di Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa
Barat
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana peran kader Posyandu dalam Program Gotong Royong Terhadap Penurunan Stunting Usia 0-5
Tahun di Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat?
Tujuan Penelitian
1 2 2020
KADER POSYANDU
Kader posyandu merupakan masyarakat
yang telah dipilih oleh masyarakat,
dimana masyarakat tersebut mau dan
mampu bekerjasama dalam setiap
kegiatan masyarakat secara sukarela.
Kegiatan bulanan di posyandu
merupakan kegiatan rutin yang bertujuan
untuk memantau pertumbuhan berat
badan balita dengan menggunakan Kartu
Menuju Sehat (KMS), memberikan
konseling gizi, serta memberikan Next
pelayanan gizi dan kesehatan dasar.
PROGRAM
POSYANDU GO-
TONG ROYONG
NILAWAN
Stunting adalah kondisi tinggi badan seseorang
lebih pendek disbanding tinggi badan orang lain
pada umumnya (yang seusia). Stunted atau
tinggi/panjang badan terhadap umur yang rendah
digunakan sebagai indikator malnutrisi kronik
yang menggambarkan riwayat kurang gizi balita
dalam jangka waktu lama.
STUNTING
KERANGKA KONSEP
FAKTOR PENYEBAB PERAN KADER PENANGANAN
Penyebab Umum POSYANDU Intervensi Gizi Spesifik
- Praktek pengasuhan GOTONG ROYONG - Intervensi dengan sasaran ibu hamil
- Layanan kesehatan - Intervensi dengan sasaran ibu menyusui 0 – 6 bulan
- Akses makanan bergizi - Intervensi dengan sasaran ibu menyusui 7 – 23 bulan
- Akses air bersih dan sanitasi
Penyebab Khusus Intervensi Gizi Sensitif
- Faktor tingkat pendidikan ibu - Menyediakan dan memastikan akses pada air bersih
- Faktor ekonomi sosial keluarga - Menyediakan dan memastikan akses pada sanitasi
- Faktor tinggi ibu - Melakukan fortifikasi bahan pangan
- Faktor ASI eksklusif - Menyediakan akses kepada layanan kesehatan dan keluarga
- Faktor jenis kelamin berencana (KB)
- Faktor BBLR - Menyediakan jaminan kesehatan nasional (JKN)
- Faktor status gizi ibu hamil - Menyediakan jaminan persalinan universal (JAMPERSAL)
STUNTING - Memberikan pendidikan pengasuhan pada orang tua
Keterangan: - Memberikan pendidikan anak usia dini
- Memberikan pendidikan gizi masyarakat
- Memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi,
: Diteliti
serta gizi pada remaja
: Tidak diteliti - Menyediakan bantuan dan jaminan sosial bagi keluarga
miskin
: Variabel independen
- Meningkatkan ketahanan pangan dan gizi
: Variabel dependen
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan
pendekatan case study, yakni dimana peneliti melakukan
01
eksplorasi secara mendalam terhadap program, kejadian, proses,
aktivitas, terhadap satu atau lebih orang.
Variabel penelitian
Peran kader posyandu gotong royong dalam penurunan stunting.
02
Memperhitungkan manfaat
03 kerugian yang ditimbulkan
(Balancing harm and benefits)
03
Dalam rencana penlitian ini, yang akan
menjadi instrumen penelitian adalah
penulis sendiri karena jenis penelitian
ini adalah penelitian kualitatif. Setelah
masalah dilapangan terlihat jelas,
maka instrumen didukung dengan
daftar atau pedoman wawancara,
rencana observasi dan dokumentasi ALAT PENGUMPULAN
menggunakan kamera, audio record
dan field note DATA
Metode Pengumpulan Data
Pertanyaan dibuat
Mengadakan pengamatan berdasarkan poin-poin
langsung di lapangan untuk permasalahan dalam
mengetahui keadaan penelitian sehingga
objektifitas kehudupan wawancara dapat terlaksana
dengan sistematis.
dilokasi penelitian. Dengan Wawancara dalam penelitian
mengamati peran kader dilakukan dalam bentuk
posyandu dalam program Focus Group Discussion
gotong-royong terhadap (FGD).
penurunan stunting Dokumentasi
Wawancara
Observasi
Agar lebih memperjelas darimana
informasi itu didapatkan, peneliti
mengabadikan dalam bentuk foto-
foto yang diambil pada saat
penelitian dan mencatat arsip-
arsip atau dokumen yang
berkaitan dengan topik penelitian
untuk digunakan sebagai bahan
menganalisa permasalahan
Metode Pengolahan
dan Analisis Data
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan dan
Verifikasi
RENCANA
JALANNYA Rencana Penelitian
Survey awal dan
Desember Januari Februari Maret
penentuan lokasi
PENELITIAN penelitian
Pengajuan judul
Pengurusan izin
penelitian (Surat dari
kampus, Surat dari
BANGKESBANGPOL
KSB dan Surat dari
Dinas Kesehatan KSB)
Penyusunan Proposal
Seminar Proposal
Pelaksanaan penelitian
Pengolahan, analisis
data dan penyusunan
laporan
Seminar hasil
THANK YOU