Anda di halaman 1dari 11

EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736

Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan


Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN


KOTAMOBAGU SELATAN KOTA KOTAMOBAGU

Ika Indriana1
Sarah Sambiran2
Neni Kumayas3

Abstrak

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan
kesejahteraan Keluarga berencana (KB) merupakan salah satu cara yang paling efektif
untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta
perempuan. Kecamatan Kotamobagu Selatan merupakan Kecamatan yang memiliki
mayoritas suku Mongondow dan Minahasa PUS (pasangan usia subur) di Kecamatan
Kotamobagu Selatan kebanyakan berada pada umur lebih dari 20 tahun keatas dan
memiliki jumlah anak yang tidak tentu. Untuk mengetahui pelaksanaan program KB di
kecamatan kotamobagu selatan sebagai kecamatan yang rendah pencapaian
penggunaan alat kontrasepsi dan kesadaran masyarakat dalam merencanakan jumlah
anak maka dilakukan penelitian dengan metode kualitatif melalui wawancara di
puskesmas kotamobagu selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Puskesmas
hanya memiliki satu tenaga kesehatan di bidang KB, dan Dinas Kesehatan tidak
mendapatkan dana untuk program KB sehingga program KB di Puskesmas hanya
melayani dalam gedung dan melakukan pencatatan pelaporan. Sarana dan prasarana
yang ada di puskesmas sudah cukup memadai tetapi ketersediaan alat kontrasepsi
terkadang tidak tersedia. Perencanaan belum ada dari Dinas Kesehatan sehingga Dinas
Kesehatan dan Puskesmas hanya melakukan pecatatan dan pelaporan saja. Kurangnya
kerja sama, koordinasi dan sosialisasi dengan KBPP dalam pelaksanaan program KB
di Kecamatan Kotamobagu Selatan sehingga Dinas Kesehatan ataupun Puskesmas
tidak dilibatkan dalam pelaksanaan program KB di lapangan. Dalam pengawasan
sudah dilakukan dengan baik dan berjenjang sampai ke tingkat kelurahan.

Kata kunci: Implementasi, Program, Keluarga Berencana.

1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan FISPOL-Unsrat
2
Ketua Penguji/Dosen Pembimbing Skripsi
3
Sekretaris Penguji/Dosen Pembimbing Skripsi
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Pendahuluan dalam mewujudkan kesejahteraan


Kecamatan Kotamobagu Selatan lahir dan kebahagiaan batin dengan
merupakan Kecamatan yang memiliki melembagakan dan membudayakan
mayoritas suku Mongondow dan norma keluarga kecil, bahagia, dan
Minahasa.PUS di Kecamatan sejahtera.
Kotamobagu Selatan kebanyakan 3. Meningkatkan upaya mengatur
berada pada umur lebih dari 20 tahun kelahiran anak, jarak, usia ideal
keatas dan memiliki jumlah anak yang melahirkan, mengatur kehamilan
tidak tentu.Berdasarkan hasil melalui promosi, perlindungan dan
wawancara awal, warga di Kecamatan bantuan sesuai dengan hak
Kotamobagu Selatan menganggap KB reproduksi untuk mewujudkan
tidak terlalu penting dan berbagai faktor keluarga berkualitas; dan
sosial dan budaya seperti banyak anak 4. Menyediakan data dan informasi
banyak rejeki dan anak itu pemberian keluarga untuk digunakan oleh
Tuhan. Kebanyakan Wanita Usia Subur pemerintah pusat dan daerah sebagai
(WUS) di kecamatan Kotamobagu dasar penetapan kebijakan,
Selatan memakai alat kontrasepsi Pil penyelenggaraan, dan pembangunan.
kb, Implant, dan Suntik. Kebanyakan BadanKependudukan Keluarga
Wanita Usia Subur yang memiliki Berencana Nasional (BKKBN) sebagai
pengetahuan baik cenderung memilih salah satu SKPD di Lingkungan
alat kontasepsi Pil, dan Wanita Usia Pemerintahan Kota Kotamobagu yang
Subur yang memiliki pengetahuan yang mempunyai urusan teknis bidang
kurang baik cenderung memilih alat kesejahteraan keluarga dan keluarga
kontrasepsi suntikan dan karena suami berencana dibentuk pada tanggal 31 Juli
tidak mendukung pemakaian alat 2014 yang mana nomenkelaturnya
kontrasepsi bagi laki-laki. adalah Badan Kependudukan Keluarga
Dalam melaksanakan kewenangan Berencana Nasional Kota Kotamobagu
Pemerintah Pusat dan Daerah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota perlu dilaksanakannya Kota Kotamobagu Nomor: 9 Tahun
kerjasama yang baik agar terwujudnya 2014 tentang Pembentukan Susunan
konsistensi kebijakan nasional, provinsi, Organisasi, Kedudukan dan Tugas
kabupaten/kota, sebagaimana tertuang Pokok Lembaga Teknis Daerah Di
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 87 Lingkungan Pemerintah Kota
Tahun 2014 Tentang Perkembangan Kotamobagu. Kedudukan Badan
Kependudukan dan Pembangunan Kependudukan Keluarga Berencana
Keluarga, Keluarga Berencana, dan Nasional Kota Kotamobagu adalah
Sistem Informasi Keluarga dengan sebagai Lembaga Teknis Daerah di
tujuan adalah sebagai berikut : Lingkungan Pemerintah Kota
1. Mewujudkan keserasian, Kotamobagu yang dipimpin oleh
keselarasan, dan keseimbangan seorang Kepala Badan yang berada di
antara kuantitas, kualitas, dan bawah dan bertanggung jawab kepada
persebaran penduduk dengan Walikota Kotamobagu. Dalam
memperhitungkan daya dukung melaksanakan salah satu tupoksinya
lingkungan; BKKBN berkoordinasi dengan Dinas
2. Meningkatkan Kualitas keluarga agar Kesehatan dalam hal sosialisasi dan
dapat timbul rasa aman, tentram, dan menjangkau masyarakat yang ada di
harapan masa depan yang lebih baik pelosok (jauh dari pusat kota) untuk

2
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

dapat menerima pelayanan KB di Puskesmas Kecamatan Kotamobagu


Puskesmas yang tersebar di lima Selatan agar dapat berjalan dengan
kecamatan yang ada di Kota baik, yang meliputi: Tenaga
Kotamobagu. Kesehatan yaitu Petugas yang
Puskesmas Kotamobagu Selatan memberikan informasi dan
merupakan Puskesmas rawat inap yang pelayanan tindakan kepada
memiliki tempat strategis sehingga masyarakat tentang program KB.
masyarakat mendapatkan pelayanan Pendanaan adalah biaya yang
kesehatan dengan mudah. Puskesmas digunakan untuk pelaksanaan
ini memiliki 1 penanggung jawab program KB di Puskesmas
program KB dan memiliki bidan desa Kotamobagu Selatan yang di
disetiap kelurahan, memiliki anggarkan oleh pemerintah Kota
ketersediaan obat/alat kontrasepsi melalui Dinas Kesehatan. Sarana,
seperti implant, suntik, pil/tablet yang Prasarana, dan peralatan termasuk
disediakan oleh Pemerintah Kota didalamnya yaitu: alat kontrasepsi,
Kotamobagu. Kegiatan Puskesmas peralatan untuk pemakaian alat
meliputi kegiatan yang melayani peserta kontrasepsi, mobil layanan KB, kartu
KB di lokasi Puskesmas dan bila ada peserta KB, dan ruangan khusus
yang datang untuk konsultasi kegiatan untuk program KB yang mendukung
di luar gedung Puskesmas akan dilayani terlaksananya penatalaksanaan
oleh bidan desa serta melakukan program KB.
penyuluhan bila dengan jadwal tertentu. 2. Proses (process) adalah langkah-
Berdasarkan survei awal dan langkah yang harus dilakukan untuk
wawancara dengan penanggung jawab mencapai tujuan yang telah
program KB di Puskesmas Kecamatan ditetapkan, yang meliputi:
Kotamobagu Selatan bahwa di perencanaan, pengorganisasian,
Puskesmas hanya melayani bila ada pelaksanaan dan pengawasan.
yang datang saja tidak turun ke 3. Keluaran (output) adalah hasil dari
lapangan, maka dari itu target tidak suatu implementasi program KB di
tercapai. Melakukan penyuluhan bila Kecamatan Kotamobagu Selatan,
ada program atau pelayanan khusus diharapkan bertambahnya peserta
misalnya adanya pelayanan KB KB dan keberhasilan dalam
mandiri. Implementasi program meminimalisir peningkatan jumlah
keluarga berencana diukur dengan penduduk.
pendekatan sistem terbuka yaitu
implikasi yang dapat disampaikan Tinjauan Pustaka
adanya regenerasi kader, inovasi Secara sederhana implementasi bisa
program KB, proses kebijakan yang diartikan pelaksanaan atau
lebih terbuka terhadap masyarakat, serta penerapan.Browne dan Wildavsky
penggunaan teknologi dan alat peraga (Usman, 2015:7) mengemukakan
dalam memberikan materi tentang KB, bahwa “implementasi adalah perluasan
dengan mengkaji dari aspek-aspek aktivitas yang saling
implementasi kebijakan itu sendiri menyesuaikan”.Menurut Imam
yaitu: Syaukani (2006:295) implementasi
1. Masukan (input) adalah segala merupakan suatu rangkaian aktivitas
sesuatu yang dibutuhkan dalam dalam rangka menghantarkan kebijakan
implementasi program KB di kepada masyarakat sehingga kebijakan

3
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

tersebut dapat membawa hasil mengemukakan ada tiga unsur penting


sebagaimana diharapkan.Rangkaian dalam proses implementasi yaitu: (1)
kegiatan tersebut mencakup, Pertama adanya program atau kebijakan yang
persiapan seperangkat peraturan dilaksanakan (2) target group yaitu
lanjutan yang merupakan interpretasi kelompok masyarakat yang menjadi
dari kebijakan tersebut.Kedua, sasaran dan ditetapkan akan menerima
menyiapkan sumber daya guna manfaat dari program, perubahan atau
menggerakkan kegiatan implementasi peningkatan (3) unsur pelaksana
termasuk didalamnya sarana dan (Implementor) baik organisasi atau
prasarana, sumber daya keuangan dan perorangan untuk bertanggung jawab
tentu saja penetapan siapa yang dalam memperoleh pelaksanaan dan
bertanggung jawab melaksanakan pengawasan dari proses implementasi
kebijaksanaan tersebut.Ketiga, tersebut. Implementasi melibatkan
bagaimana mengahantarkan usaha dari policy makers untuk
kebijaksanaan secara kongkrit ke memengaruhi apa yang oleh Lipsky
masyarakat. Berdasarkan pandangan disebut “street level bureaucrats” untuk
tersebut diketahui bahwa proses memberikan pelayanan atau mengatur
implementasi kebijakan sesungguhnya prilaku kelompok sasaran (target
tidak hanya menyangkut prilaku badan group). Untuk kebijakan yang
administratif yang bertanggung jawab sederhana, implementasi hanya
untuk melaksanakan program dan melibatkan satu badan yang berfungsi
menimbulkan ketaatan pada diri sebagai implementor, misalnya,
kelompok sasaran, melainkan kebijakan pembangunan infrastruktur
menyangkut jaringan kekuatan politik, publik untuk membantu masyarakat
ekonomi, dan sosial yang langsung atau agar memiliki kehidupan yang lebih
tidak langsung dapat mempengaruhi baik, Sebaliknya untuk kebijakan
prilaku dari semua pihak yang terlibat makro, misalnya, kebijakan
untuk menetapkan arah agar tujuan pengurangan kemiskinan di pedesaan,
kebijakan publik dapat direalisasikan maka usaha-usaha implementasi akan
sebagai hasil kegiatan pemerintah. melibatkan berbagai institusi, seperti
Sedangkan menurut Daniel A. birokrasi kabupaten/kota, kecamatan,
Mazmanian dan Paul A. Sabatier dalam pemerintah desa.
Wahab (2008:65) menjelaskan makna
implementasi ini dengan mengatakan Metode Penelitian
bahwa memahami apa yang senyatanya Penelitian ini menggunakan
terjadi sesudah suatu program penelitian metode kualitatif.Penelitian
dinyatakan berlaku atau dirumuskan kualitatif adalah penelitian yang
merupakan fokus perhatian implemetasi digunakan untuk meneliti pada kondisi
kebijaksanaan, yakni kejadian-kejadian obyek yang alamiah, dimana peneliti
dan kegiatan-kegiatan yang timbul adalah sebagai instrumen kunci, teknik
sesudah disahkannya pedoman- pengumpulan data dilakukan secara
pedoman kebijaksanaan negara, yang trianggulasi (gabungan).Dalam
mencakup baik usaha-usaha untuk penelitian kualitatif, pengumpulan data
mengadministrasikan maupun untuk tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu
menimbulkan akibat/dampak nyata pada oleh fakta-fakta yang ditemukan pada
masyarakat atau kejadian-kejadian. I saat penelitian di lapangan.
Nyoman Surmayadi (2006:79)

4
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Informan dalam penelitian ini adalah 3. Keluaran (output) adalah hasil dari
orang-orang yang dianggap suatu implementasi program KB di
berkompeten dan dapat memberikan Kecamatan Kotamobagu Selatan,
informasi kepada peneliti, yaitu: diharapkan bertambahnya peserta
1. Kepala Puskesmas Kotamobagu KB dan keberhasilan dalam
Selatan 1 orang meminimalisir peningkatan jumlah
2. Penanggung jawab program KB di penduduk.
Puskesmas Kotamobagu Selatan 1
orang Hasil Penelitian
3. Masyarakat/Pasangan Usia Subur 1. Masukan (Input)
pengguna program KB 5 orang Masukan merupakan elemen yang
Fokus penelitian ini adalah diperlukan untuk berfungsinya sebuah
implementasi program KB yang dikaji sistem (Notoatmodjo,
melalui pendapat (Jones, 1991 dikutip 2007:98).Beberapa aspek yang
dari Dahlia Romince 2013:53),dimana dikategorikan sebagai masukan (input)
keberhasilan program KB dapat dikaji dalam program keluarga berencana
melalui aspek-aspek sebagai berikut: yaitu Tenaga Kesehatan, Pendanaan
1. Masukan (input) adalah segala serta Sarana, Prasarana dan Peralatan.
sesuatu yang dibutuhkan dalam 1.1. Tenaga Kesehatan
implementasi program KB di Sumber daya manusia sangat penting
Puskesmas Kecamatan Kotamobagu dalam rangka meningkatkan pelayanan
Selatan agar dapat berjalan dengan kesehatan yang efektif dan
baik, yang meliputi: efisien.Sumber daya manusia
a. Tenaga Kesehatan yaitu Petugas diperlukan untuk menunjang
yang memberikan informasi dan terlaksananya suatu
pelayanan tindakan kepada program.Tersedianya tenaga kesehatan
masyarakat tentang program KB. yang cukup merupakan salah satu faktor
b. Pendanaan adalah biaya yang keberhasilan suatu program.Manusia
digunakan untuk pelaksanaan merupakan aset utama organisasi dalam
program KB di Puskesmas kegiatan perencanaan dan pelaksanaan
Kotamobagu Selatan yang di kegiatan.Tenaga kesehatan yang kurang
anggarkan oleh pemerintah Kota terampil menjadi salah satu penyebab
melalui Dinas Kesehatan. pekerjaan tidak terselesaikan secara
c. Sarana, Prasarana, dan peralatan optimal (Sudarmayanti dalam Husni
termasuk didalamnya yaitu: alat dkk, 2012:78).
kontrasepsi, peralatan untuk Tenaga kesehatan yang terlibat
pemakaian alat kontrasepsi, mobil dalam program KB di Kecamatan
layanan KB, kartu peserta KB, dan Kotamobagu Selatan yaitu 1 petugas
ruangan khusus untuk program KB KB di Puskesmas 14 bidan desa yang
yang mendukung terlaksananya tersebar di 12 desa, 1 PLKB dan 1 kupt
penatalaksanaan program KB. Kecamatan Kotamobagu
2. Proses (process) adalah langkah- Selatan.Berdasarkan penelitian 2
langkah yang harus dilakukan untuk informan dari 6 informan dari petugas
mencapai tujuan yang telah kesehatan menyatakan bahwa
ditetapkan, yang meliputi: kurangnya PLKB yang membuat kerja
perencanaan, pengorganisasian, tidak efektif dan butuh penambahan
pelaksanaan dan pengawasan. petugas yang baru karena sudah banyak

5
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

petugas lapangan yang pensiun.Jumlah prasana kerja yang memadai dan


tenaga plkb hanya 1 orang bertugas di terstandarisasi secara nasional mulai
12 Kelurahan di tingkat pusat sampai provinsi agar dapat
KecamatanKotamobagu berdaya guna dan berhasil
Selatan.Berdasarkan penelitian bahwa guna.Program Keluarga Berencana yang
idealnya seorang tenaga PLKB ada di puskesmas ataupun di kelurahan
melayani 2 Kelurahan.Tenaga harus memiliki sarana, prasarana dan
Kesehatan yang kurang yaitu peralatan.Sarana adalah segala sesuatu
PLKB.PLKB merupakan ujung tombak yang digunakan sebagai alat untuk
penyuluhan KB yang langsung mencapai tujuan tertentu, sedangkan
berhubungan dengan masyarakat di prasarana adalah segala sesuatu yang
desa/kelurahan binaannya.PLKB adalah digunakan sebagai penunjang dalam
Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau non melaksanakan suatu kegiatan.Peralatan
PNS yang diangkat oleh pejabat yang digunakan untuk pelaksanaan
berwenang yang mempunyai tugas, suatu program dan dapat menunjang
tanggung jawab untukmelaksanakan kelancaran suatu program.Fasilitas
penyuluhan, pelayanan, pelaporan, harus ada pada setiap puskesmas dan
evaluasi dan pengembangan KB. harus dalam kondisi yang baik atau
1.2. Dana tidak rusak, fasilitas harus ada pada
Keterbatasan sumber daya dapat setiap puskesmas untuk membantu para
menghambat pelaksanaan suatu petugas puskesmas melaksanakan
kebijakan. Semakin besar dana yang kegiatannya.
dikeluarkan untuk memperbaiki sebuah Sarana dan prasarana pelayanan KB
program, maka hasilnya akan semakin meliputi jumlah fasilitas pelayanan
efektif, apabila dana yang diberikan kesehatan statis puskesmas, pustu,
seefisien mungkin dan semakin poskesdes) dan fasilitas pelayanan
kecilnya dana yang digunakan untuk kesehatan bergerak, media dan sarana
sebuah program, maka program hanya KIE (KIE Kit) yang ada, sarana
akan berjalan dengan lambat dan pencatatan dan pelaporan dan formulir-
hasilnya tidak akan efisien (Wibowo, formulir (informed choice dan informed
2008:19). consent), alat dan obat kontrasepsi, obat
Dana yang mendukung untuk dan alat habis pakai dan alat kesehatan
program keluarga berencana tidak ada (IUD Kit, Implan Kit, VTP Kit)
secara khusus dari Badan Keluarga penunjang pelayanan KB. Data-data ini
Berencana dan Pemberdayaan dapat diperoleh dari pelaporan
Perempuan serta Dinas Kesehatan Kota pelayanan tiap bulan dan laporan
Kotamobagu. Puskesmas Kotamobagu pengendalian program KB ataupun hasil
Selatan yang bekerjasama dengan dari pemantauan ke lapangan.
KBPP Kecamatan mendapatkan dana Dukungan pemerintah pusat maupun
dari BKBPP Kota KOtamobagu yaitu pemerintah daerah untuk pengadaan
seperti dana obat/alat kontrasepsi, dana sarana dan prasarana pelayanan KB di
tersebut sudah terukur sesuai daerah masih sangat minim dan ini
kebutuhan. menjadi kendala dalam pencapaian
1.3. Prasarana dan sarana dan Peralatan target program KB, baik di tingkat
Peningkatan kualitas kinerja daerah maupun ditingkat nasional.
pengelola program KB nasional harus di Sarana dan prasarana di Puskesmas
dukung oleh kesiapan sarana dan Kotamobagu Selatan sudah cukup

6
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

mendukung.tetapi peralatan kadang sumberdaya yang ada dan dimanfaatkan


tidak tersedia seperti alat kontrasepsi secara efisien untuk mencapai tujuan.
implant sehingga terkadang pasien tidak Pengorganisasian meliputin proses
terlayani. Ketersedian alat pelaksanaan. Pengawasan untuk
Kontrasepsinya yaitu Pil, IUD, suntik, mengamati kegiatan sesuai perencanaan
kondom dan implant. yang sudah disusun.
Sarana dan prasarana yang ada di Pembahasan manajemen pelaksanaan
Puskesmas sudah memadai seperti program kb dalam tulisan ini memakai
tersedianya obgyen bed, formulir teori George Terry yaitu POAC atau
informed consent,ruang Konseling, IUD Planning (Perencanaan), Organizing
kit dan Implant KIT. Sarana dan (Pengorganisasian), Actuating
prasana yang ada di KB Kecamatan (Pelaksanaan), dan Controling
yaitu tersedianya Honda Dinas untuk (Pengawasan).
Ka.UPT dan PLKB.Ketersediaan alat 1. Perencanaan
kontrasepsi berasal dari BKBPP Kota Perencanaan adalah hal terpenting
Kotamobagu lalu di sebarkan ke Unit dalam proses manajemen. Karena
Pelaksana Teknis Kecamatan dari perencanaan akan menentukan arah
Kecamatan PLKB menyebarkan ke fungsi manajemen lainnya. Untuk itu,
bidan desa maupun Puskesmas secara fungsi perencanaan merupakan landasan
gratis.Namun pada kenyataannya di dasar pengembngan proses manajemen
lapangan masyarakat membelinya di secara keseluruhan. Jika perencanaan
bidan desa, padahal di obat tersebut tidak dirumuskan dan ditulis dengan
tertulis bahwa barang ini tidak jelas, proses manajemen tidak berjalan
diperjualbelikan.Hal ini menyebabkan secara berurutan dan teratur.Langkah
masyarakat terkadang enggan ber-KB dalam penyusunan perencanaan yaitu
dan bila ingin mengunakan MOW harus melakukan analisis situasi,
menunggu operasi gratis, maka dari itu mengidentifikasi masalah dan
pencapaian MKJP paling rendah di prioritasnya, menentukan tujuan
Kecamatan Kotamobagu Selatan. program mengkaji hambatan dan
kelemahan program, menyusun rencana
2. Proses (Process) kerja operasional (RKO).
Manajemen puskesmas didefenisikan 2. Pengorganisasian
sebagai rangkaian kegiatan yang bekerja Pengorganisasian adalah langkah
secara sistematis untuk menghasilkan untuk menetapkan, mengolongkan, dan
luaran puskesmas yang efektif dan atur berbagai macam kegiatan,
efisien. Manajemen menurut George menetapkan tugas-tugas pokok dan
Terry yaitu Planning (Perencanaan), fungsi oleh pimpinan kepada staf untuk
Organizing (pengorganisasian), mencapai tujuan.Empat pilar dalam
Actuacting (Pelaksanaan) dan pengorganisasian yang dikemukakan
Controling (Pengawasan). Semua fungsi oleh Stoner, Freeman, dan Gilbert yaitu
manajemen tersebut harus dilaksanakan pembagian kerja, pengelompokan
secara terkait dan berkesinambungan. pekerjaan, hirarki dan
Perencanaan merupakan proses koordinasi.Pembagian kerja merupakan
merumuskan tujuan organisasi sampai upaya untuk menyederhanakan dari
penetapan alternatif kegiatan untuk keseluruhan kegiatan dan pekerjaan
mencapainya. Pengorganisasian yang mungkin saja bersifat sederhana
bertujuan untuk menghimpun dan spesifik.Setelah pekerjaan

7
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

dispesifikkan, maka kemudian Puskesmas. Alur pelayanan KB di


pekerjaan tersebut dikelompokkan Puskesmas Kotamobagu Selatan yaitu
berdasarkan kriteria tertentu yang calon peserta KB datang ke IGD
sejenis. Hirarki adalah proses penentuan (Instalasi Gawat Darurat) mendaftar ke
relasi antar bagian dalam organisasi. petugas dan mendapatkan K/IV/KB,
Koordinasi adalah proses dalam kemudian bidan memberikan konseling
mengintegrasikan seluruh aktivitas dari untuk memilih pelayanan KB yang
berbagai departemen atau bagian dalam dihendaki, setelah calon peserta sudah
organisasi agar tujuan organisasi dapat memilih salah satu metode kontrasepsi,
tercapai secara efektif. perlu persetujuan secara tertulis dengan
3. Pelaksanaan formulir informed consent Setelah
Pelaksanaan kegiatan adalah semua pelayanan KB, bidan memantau hasil
aktifitas kerja yang telah pelayanan KB dan memberikan nasehat
direncanakan.Pelaksanaan kegiatan pasca pelayanan kepada Peserta KB
program KB di Puskesmas Kotamobagu sebelum peserta pulang dan kontrol
Selatan hanya melaksanakan pelayanan kembali.
di dalam gedung saja, bila diluar 4. Pengawasan
gedung dilakukan oleh bidan desa yang Pengawasan merupakan fungsi
bekerjasama oleh PLKB.Pelaksanaan manajemen yang bertujuan untuk
program KB di lapangan yang mengamati dengan tepat
dilakukan KBPP Kecamatan penyimpangan-penyimpangan yang
Kotamobagu Selatan terjadwal. Bila terjadi.Setelah pengawasan terdapat
bulan Febuari sampai dengan april penilaian seperti hasil kerja dengan
Pelaksanaan KB IBI (Ikatan Bidan sistem pencatatan dan pelaporan. Untuk
Indonesia) yang dimaksud bekerjasama menunjang penyajian data dan
dengan IBI, selanjutnya pad bulan Mei informasi program KKB nasional secara
sampai dengan September Pelaksanaan cepat, tepat, dan akurat maka dilakukan
KB yang bekerja sama dengan Koramil suatu cara dalam pengumpulan data
dan yang terakhir dari bulan Oktober melalui suatu sistem pencatatan dan
sampai dengan Desember Pelaksanaan pelaporan program KKB nasional yang
KB yang bekerja sama dengan PKK salah satunya adalah sistem pencatatan
Kota. dan pelaporan pelayanan kontrasepsi.
Hambatan dalam pelaksanaan (BKKBN 2013)
program KB di Kecamatan Sasaran dari sistem pencatatan dan
Kotamobagu Selatan yaitu pelaksanaan pelaporan pelayanan kontrasepsi
program KB di Puskesmas hanya meliputi tiga hal, yaitu potensi dan
melayani pelayanan KB di dalam kegiatan, hasil kegiatan operasional
gedung. Selama ini program KB lebih pelayanan kontrasepsi di klinik KB dan
bertumpuh kepada BKBPP, baik dokter/bidan praktik swasta serta
pelaksanaan maupun alat keadaan alat–alat
kontrasepsinya.Sehingga Puskesmas kontrasepsi.Mekanisme sistem
tidak terlibat di dalam pelaksanaan KB pencatatan dan pelaporan program KB
di lapangan karena kurangnya nasional dilakukan secara berjenjang
koordinasi. mulai dari klinik KB disampaikan ke
Pelaksanaan yang dilakukan pimpinan daerah Kabupaten/Kota
Puskesmas Kotamobagu Selatan yaitu melalui SKPD–KB Kabupaten/Kota ke
melayani Peserta KB yang datang di BKKBN Provinsi dan BKKBN pusat.

8
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Berdasarkan hasil penelitian terjadi dilapangan sehingga terjadinya


pengawasan program KB di Kecamatan penurunan peserta KB baru.
Kotamobagu Selatan sudah cukup baik Hal yang dapat mempengaruhi
dan berjenjang. Adanya pengawasan penurunan peserta KB baru yaitu
dari Kota saat melakukan pelaksanaan kurangnya penyuluhan ke masyarakat,
program KB di lapangan.Pengawasan sehingga menimbulkan keenganan
yang dilakukan Dinas Kesehatan yaitu untuk ber KB dan kurangnya
melalui bidan desa.Dan Pengawasan pengetahuan tentang ber KB, kurangnya
dari BKBPP setiap ada pelaksanaan ada PLKB menimbulkan kinerja petugas
petugas dari BKBPP yang terjun menjadi kurang baik dan kurangnya
langsung ke tempat pelaksana. koordinasi antara SKPD Kecamatan
Sistem pencatatan pelaporan pun atau Kabupaten/Kota.
sudah dilakukan berjenjang menurut
tingkatannya.Sistem pencatatan dan Kesimpulan
pelaporan di Dinas Kesehatan berasal 1. Puskesmas hanya memiliki satu
dari bidan desa dan Puskesmas tiap tenaga kesehatan di bidang KB, dan
bulannya.Sedangkan sistem pencatatan Dinas Kesehatan tidak mendapatkan
pelaporan di tingkat BKBPP melalui dana untuk program KB sehingga
KUPT Kecamatan KUPT Kecamatan program KB di Puskesmas hanya
berasal dari plkb yang bekerjasama melayani dalam gedung dan
dengan bidan desa.Sistem pencatatan melakukan pencatatan pelaporan.
pelaporan pengendalian di lapangan Sarana dan prasarana yang ada di
adalah kegiatan mencatat dan puskesmas sudah cukup memadai
melaporkan berbagai aspek yang tetapi ketersediaan alat kontrasepsi
berkaitan dengan program pengendalian terkadang tidak tersedia.
lapangan KB yang meliputi kegiatan 2. Perencanaan belum ada dari Dinas
kader, institusi masyarakat pedesaan, Kesehatan sehingga Dinas Kesehatan
PLKB/PKB, pembinaan PUS dan dan Puskesmas hanya melakukan
peserta KB, pembinaan ketahanan pecatatan dan pelaporan saja.
keluarga, dan pembinaan kesejahteraan Kurangnya kerja sama, koordinasi
keluarga. dan sosialisasi dengan KBPP dalam
3. Keluaran (Output) pelaksanaan program KB di
Tingkat keberhasilan program secara Kecamatan Kotamobagu Selatan
kuantitatif diukur dengan sehingga Dinas Kesehatan ataupun
membandingkan target yang sudah Puskesmas tidak dilibatkan dalam
ditetapkan dengan output (cakupan pelaksanaan program KB di
pelayanan) kegiatan program lapangan. Dalam pengawasan sudah
(Muninjaya, 2011:98). Salah satu dilakukan dengan baik dan
keberhasilan program KB yaitu berjenjang sampai ke tingkat 2.
meningkatnya peserta KB baru. 3. Hasil program KB di masing-masing
Berdasarkan hasil penelitian instansi belum maksimal dan masih
menunjukkan adanya penurunan peserta banyak yang perlu seperti kinerjanya,
KB baru di tahun 2016 yaitu 1294 dan kurangnya kerjasama di instansi-
tidak mencapai target, sedangkan di instansi program KB di Kecamatan
tahun 2017 pencapaian peserta KB baru Kotamobagu Selatan, dan kurangnya
1626. Dalam hal ini dapat diketahui pelatihan tenaga kesehatan di bidang
adanya hambatan atau kendala yang KB.

9
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Saran Otonomi Daerah. Penerbit: Citra


1. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan Utama Tahun terbit.
agar dapat melakukan kerjasama Kemenkes RI. 2014. Jakarta: Profil
yang baik dengan BKBPP, dapat Kesehatan Indonesia tahun 2013.
melakukan sosialisi ke Puskesmas Meilani, Niken, Nanik Setiyawati,
dan Diharapkan dapat memberikan Dwiana Estiwidani, Suherni. 2010.
penyuluhan–penyuluhan KB ke Yohyakarta: Pelayanan Keluarga
masyarakat. Berencana.Fitramaya.
2. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan Muryanta Andang, 2011. Menggapai
agar dapat membuat perencanaan target MDGS dalam Program KB
program KB dan pendanaan setiap Nasional.
tahunnya. Muninjaya, A. A. Gde. 2011.jakarta:
3. Diharapkan kepada Puskesmas Manajemen Kesehatan. EGC
Kotamobagu Selatan terutama bagi Muninjaya, A. A. Gde. 2011.jakarta:
penanggung jawab program KB agar Manajemen Mutu Pelayanan
mengikuti pelaksanaan program KB Kesehatan.: EGC
di lapangan dan adanya penambahan Noviawati Dyah, Sujiyatini.
petugas lapangan KB di Kecamatan 2011.yogyakarta: Panduan Lengkap
Kotamobagu Selatan. Sehingga Pelayanan KB terkini. Nuha Medika
petugas lapangan KB dapat mampu Sunyoto Usman. 2015. Jakarta: Esai-
melaksanakan pekerjaannya dengan Esai Sosiologi dan Perubahan Sosial,
baik. Pustaka Belajar.
Samodra Wibawa. 2009. Administrasi
DAFTAR PUSTAKA Negara: Isu-isu Kontemporer. Graha
Abdul Wahab Solichin. 2008. Jakarta: Ilmu.
Analisis Kebijaksanaan Dari Sugiyono, Prof. DR., 2005. Jakarta:
Formulasi Ke. Implementasi Memahami Penelitian Kualitatif,
Kebijaksanaan Negara. Edisi Kedua. Sulistyawati, Ari, 2011.jakarta:
PT. Bumi Aksara. Pelayanan Keluarga Berencana.
Dahlia Romince.2013. jakarta: Salemba Medika.
Menanggulangi Pertumbuhan Weimer dan Vining Aidan R. 2007.
Penduduk Melalui Program Policy analysis and economics
Berencana, Gramedia Pustaka development, tensions, prospects.
Utama, USA. Kluwer Academic Publisher.
Direktorat Jendral Bina Gizi dan Zaleha, Intan. 2008. Jakarta: Gambaran
Kesehatan Ibu dan Anak.2013. Manajemen Analisis Program
jakarta: Rencana Aksi Nasional KB.Universitas Indonesia.
Pelayanan Keluarga Berencana BKBPP Kota Kotamobagu. 2014. Data
2014-2015. Kemenkes RI Pencapaian Peserta KB Aktif Bulan
Farich, Achmad. 2012. Yogyakarta: Agustus.
Manajemen Pelayanan Kesehatan BKKBN, 2011.Rencana Strategis
Masyarakat. Gosyen Publising. Pembangunan Kependudukan dan
Imam Syaukani. 2006.jakarta: Dasar- Keluarga Berencana tahun 2010-
Dasar Politik Hukum. Rajawali Pers. 2014. Jakarta
I Nyoman Sumaryadi. 2005. Jakarta: BKKBN, 2014.Pedoman
Efektivitas Implementasi Kebijakan Penyelenggaraan Pelayanan

10
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Keluarga Berencana dalam Jaminan BKKBN, Kementerian Tenaga Kerja


Kesehatan Nasional. Jakarta dan Transmigrasi. 2013. Buku
BKKBN, 2010.Standar Pelayanan Pedoman Penyelenggaraan Program
Minimal Bidang Keluarga Berencana Keluarga Berencana dan Kesehatan
dan Keluarga Sejahtera di Reproduksi di Daerah Permukiman
Kabupaten/Kota. Jakarta Transmigrasi/Kawasan Transmigrasi.
Jakarta

11

Anda mungkin juga menyukai