Anda di halaman 1dari 12

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI

(Studi pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung)

Hidayat dan Rana Sutrisna

Dosen Tetap Universitas Nurtanio Bandung

Jl Casa No. 2, Lanud Sulaiman Kabupaten Bandung

e-mail: hidayat_dr@ymail.com / rana_sutrisna35@gmail.com

Abstrak
Permasalahan lingkungan hidup yang menjadi sumber pencemaran utama
Sungai Citarum di bagian hulu berasal dari industri tekstil di daerah industri
Majalaya sebagai akibat sebagian industri tekstil terbiasa membuang limbah
ke Sungai. Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari dan menganalisis
implementasi kebijakan dan peran aparatur Dinas Lingkungan Hidup dilihat
dari indikator, Communication (Komunikasi), Resources (sumber daya),
Disposition (disposisi), dan Buraucraticc the Structure (struktur birokrasi)
dalam pengelolaan limbah cair industri di Kecamatan Majalaya Kabupaten.
Peneliti ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan deskriptif. Teknis analisis data yang digunakan adalah model
analisis Interaktif Miles dan Huberman yang terdiri dari pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan yang terakhir yaitu penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek komunikasi, sumber daya, disposisi
dan struktur birokrasi memiliki hubungan yang strategis terhadap
implementasi kebijakan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Bandung
khususnya proses pengendalian limbah cair. Dalam implementasi kebijakan
pengelolaan limbah cair industri di Wilayah Kecamatan Majalaya Kabupaten
Bandung masih banyak dihadapkan dengan hambatan baik teknis dan non
teknis berupa terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki pengalaman
dan pengetahuan/keterampilan teknis di bidang pengelolaan lingkungan hidup,
dan kurangnya pemahaman sektor swasta yang menghasilkan limbah cair
untuk melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Bandung Nomor 7 tahun 2010 serta struktur kelembagaan yang
belum memadai sesuai kebutuhan pembangunan sektor lingkungan.

Kata Kunci : Peran, Strategi, Kebijakan, Pembangunan, Pengawasan


1. PENDAHULUAN dan kemitraan lingkungan. Dalam rangka
Pembangunan di Kabupaten Bandung menghindari terjadinya polusi dan
khususnya di Wilayah Kecamatan Majalaya kontaminasi pada sumber air akibat
meningkat cukup tajam seperti jumlah pembuangan limbah cair yang mengandung
industri yang ada di kawasan Majalaya B3 sebagaimana dijelaskan diatas, maka
Kabupaten Bandung menurut data Dinas perlu diatur proses pengendaliannya melalui
Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung sebuah kebijakan, dengan demikian oleh
adalah 66 industri. Berdasarkan data dari Pemda Kabupaten Bandung telah
Kecamatan Majalaya terdapat tambahan 18 mengeluarkan suatu kebijakan pada sektor
industri lain yang tidak terdaftar. Makin lingkungan hidup yaitu telah menetapkan
meningkatnya kegiatan pembangunan Perda Kabupaten Bandung No. 7 tahun
Industri di berbagai sektor di Kecamatan 2010 Tentang Pengendalian Pembuangan
Majalaya Kabupaten Bandung, maka akan Air Limbah ke Air atau Sumber Air. Semua
meyebabkan meningkatnya pula dampak dampak itu sulit untuk dihindari atau
terhadap lingkungan hidup, Selain itu letak ditiadakan sepanjang masih lemahnya
Kabupaten Bandung yang berdekatan perhatian semua pihak untuk
dengan Kota Bandung, dan Kota Cimahi mengimplementasikan semua kebijakan
memiliki konsekuensi logis bagi Kecamatan pemerintah baik pusat maupun provinsi serta
Majalaya Kabupaten Bandung, untuk turut kabupaten/kota, khususnya implementasi
berkontribusi dalam penyediaan sarana dan kebijakan pengendalian limbah cair.
prasarana pendukung aktivitas kedua kota Implementasi terhadap kebijakan ini
tersebut dan aktivitas Kecamatan Majalaya harus secara aktif melibatkan birokrasi,
Kabupaten Bandung sendiri, untuk swasta, masyarakat, LSM dalam setiap
memenuhi kebutuhan - kebutuhan itu, aspek kehidupan dan kegiatan atau usaha.
Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung Hal ini sangat penting dan urgent mengingat
dituntut untuk melakukan eksplorasi serta bahwa lingkungan hidup sekarang adalah
eksploitasi potensi sumber daya alam yang milik generasi akan datang yang adalah
tersedia serta menjadi tempat berbagai pewaris masa depan bangsa dan negara di
aktivitas yang sangat bepengaruh terhadap daerah khususnya Kecamatam Majalaya
kelestarian lingkungan hidup. Kabupaten Bandung. Mayoritas jenis
Kebijakan pengelolaan lingkungan kegiatan industri di Majalaya adalah industri
hidup di Daerah Kabupaten Bandung sesuai yang bergerak dalam bidang tekstil,
dengan Perda No. 21 Tahun 2007 tentang meskipun terdapat industri yang bergerak
pembentukan Organisasi Lembaga Teknis diluar tekstil, namun jumlah dan kegiatan ini
Daerah Kabupaten Bandung, dimana Dinas tidak begitu banyak. Sungai Citarum atau
Lingkungan Hidup memiliki tugas pokok anak sungainya. Air limbah industri yang
dalam bidang lingkungan hidup antara lain berasal dari pabrik-pabrik industri tekstil
tata lingkungan, pengendalian pencemaran tersebut dialirkan melalui saluran terbuka
lingkungan, konservasi dan pengendalian atau perpipaan ke saluran irigasi atau saluran
kerusakan lingkungan, penegakan hukum penampung lain yang bermuara ke Sungai
Citarum atau melalui anak-anak sungai hambatan-hambatan dan peluang terhadap
Citarum Seperti Ciwalengke, Cikacembang, pelaksanaan usulan tersebut dalam rangka
Cipadaulun dan Cijunti kondisi beberapa mencapai tujuan tertentu dengan menunjuk
anak Sungai Citarum. pokok-pokok dalam suatu kebijakan adalah
Sumber pencemaran utama Sungai tujuan (goals) sasaran (objectives) dan
Citarum di bagian hulu berasal dari industri kehendak (purpose).” Sedangkan Anderson
tekstil di daerah industri Majalaya, industri dalam Hosio (2006:2) mendefinisikan
tekstil tersebut meliuti industri tekstil skala bahwa “policy is the relationship of A
menengah maupun kecil. Indsutri-indsutri government unit to its Environment”
tekstil terletak di pinggir kota yakni di Nugroho (2004:103) mengemukakan
sebelah barat Sungai Citarum, sedangkan kebijakan publik dilahirkan dalam bentuk
sebagian kecil lainnya terletak di pinggir produk legislasi tertentu dan pada
Sungai Citarum sebelah timur. Indsutri hakekatnya adalah keputusan penguasa
tekstil menimbulkan permasalahan (pemerintah) yang dalam hal ini keputusan
lingkungan bagi Sungai Citarum.hal ini bisa berisi tidak adanya persetujuan, namun
diakibatkan oleh sebagian industri tekstil demikian kebijakan seringkali sulit dipahami
terbiasa membuang limbah ke Sungai. oleh publik karena keterbatasan pengetahuan
Semua dampak itu sulit untuk dihindari atau maupun kemampuan untuk mengikuti
ditiadakan sepanjang masih lemahnya kebijakan publik tersebut sehingga sulit
perhatian semua pihak untuk diimplementasikan.
mengimplementasikan kebijakan pemerintah
yang telah ditetapkan. Implementasi b. Pengertian Implementasi Kebijakan
kebijakan harus secara aktif melibatkan Menurut Van Meter dan Van Horn
birokrasi, swasta, masyarakat, LSM dalam
dalam Winarno (2008:146) bahwa
setiap aspek kehidupan dan kegiatan. Hal ini
sangat penting dan urgen mengingat bahwa “Implelementasikan kebijakan sebagai
lingkungan hidup sekarang adalah milik tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
generasi akan datang yang adalah pewaris
individu-individu atau kelompok-kelompok
masa depan bangsa dan negara di daerah
khususnya Kecamatan Majalaya Kabupaten pemerintah maupun swasta yang diarahkan
Bandung. untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan dalam keputusan-keputusan
3. TINJAUAN PUSTAKA
kebijakan sebelumnya.” Dalam praktek
a. Pengertian Kebijakan Publik implementasikan kebijakan pada umumnya
Kebijakan menurut Friedrich dalam dipilih dari berbagai model sebagaimana
Lubis (2007:7) adalah “serangkaian konsep
pendapat Nugroho (2004:164) dilukiskan
tindakan yang diusulkan oleh seorang atau
sekelompok orang atau pemerintah dalam bahwa “implementasi kebijakan yang
satu lingkungan tertentu dengan menunjukan berpola dari atas kebawah (top-bottomer)
versus dari bawah keatas (bottom-topper) Tranmission (penyampaian), 2) Clarity
dan pola pemilahan imlementasi yang (kejelasan), 3) Concistency
(kemantapan), Ketiga unsur-unsur
berpola paksa (command and control) dalam
tersebut dilaksanakan dengan saling
penerapan kebijakan prosesnya bisa dari mempengaruhi satu sama lain.
bawah sehingga tercipta partisipasi publik 2. Sumber Daya (Resources) :

dan diharapkan akan dapat menetukan Sumber daya merupakan salah satu
unsur yang penting agar implementasi
keberhasilan pelaksanaan sebagai
kebijakan dapat dilaksanakan secara
implementasi kebijakan yang responsif. efektif. Hal ini sejalan dengan pendapat
Handoko (1995:233) bahwa “Sumber
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi data terpenting dalam sautu organisasi
Implementasi Kebijakan adalah sumber daya manusia orang-
Faktor-faktor yang mempengaruhi orang yang memberikan tenaga, bakat,
kreatifitas dan usaha mereka kepada
implementasi kebijakan yang sangat kritis organisasi. Beberapa tugas-tugas
dan strategis, sebagaimana dikemukan kepemimpinan kritis manajer mencakup
Edwards III dalam Tachjan (2008:56) bahwa penarikan, penyeleksian, pengembangan
dan penggunaan sumber daya manusia
dalam proses implementasi kebijakan publik
dalam pencapian tujuan organisasi tanpa
dipengaruhi oleh faktor-faktor : 1) orang-orang yang cakap organisasi dan
Communication, 2) Resources, 3) manajemen akan gagal mencapai
tujuan.”
Disposition, 4) Bureaucratic the structure.
3. Disposisi (Disposition) :
Faktor-faktor tersebut diuraikan sebagai
Menurut Edwards III dalam Winarno
berikut : (2008:194) unsur-unsur penting dalam
disposisi adalah : 1) Effect of Disosition,
1. Komunikasi ( Communication) : 2) Staffing the bureaucracy,
Menurut Edwards III dalam Winarno 3)Incentives.
(2008:175) bahwa faktor komunikasi ini 4. Struktur Birokrasi (Bureaucratic the
penting agar pelaksanaan kebijakan bisa Structure)
efektif dan mereka yang akan
Ada 2 (dua) hal penting dalam struktur
melaksanakan keputusan harus dapat
birokrasi menurut Edwards III dalam
mengetahui apa yang mereka lakukan.
Winarno (2008:203-204) yaitu : 1)
Keputusan kebijakan dan petunjuk
Standrad Operating Procdures (SOP).
pelaksanaan harus disampaikan kepada
2) Fragmentation yaitu tata cara yang
pelaksana dengan tepat sebelum mereka
lazim sebagai petunjuk pelaksanaan unit
melaksanakannya. Adapun unsur-unsur
organisasi dalam melaksanakan suatu
dalam komunikasi menurut Edwards III
kebijakan.
dalam Winarno (2008:175) adalah : 1)
antara lain :
d. Pengertian Pengelolaan Lingkungan 1. Kebijakan yang disusun harus
Hidup mengkondisikan untuk tumbuhnya
Lingkungan hidup sebagaimana yang kesadaran masyarakat, swasta untuk
dirumuskan dalam Undang-Undang ikut bertanggung jawab dalam
Nomor 4 tahun 1982 tentang ketentuan-
pengelolaan limbah cair industri
ketentuan pokok pengelolaan
lingkungan hidup dan di rubah dengan untuk menciptakan kualitas
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 lingkungan
tentang Perlindungan dan Pengelolaan
2. Organisasi yang terlibat dalam
Lingkungan Hidup dapat di katakana
dalam Pasal 1 Ayat 1 lingkungan hidup implementasi kebijakan pengelolaan
adalah kesatuan ruang dengan semua limbahcair industri yaitu Dinas
benda, daya, keadaan, dan makhluk
Lingkungan Hidup, BPMP sebagai
hidup, termasuk manusia dan
perilakunya yang mempengaruhi alam perijinan, serta dinas-dinas lain
itu sendiri kelangsungan perikehidupan bersama LSM,Swasta/perusahaan
dan kesejahteraan manusia serta dan Masyarakat.
makhluk hidup lain. Untuk menjaga
mutu dan keseimbangan kualitas 3. Faktor lingkungan berupa kondisi
lingkungan hidup bagi kehidupan umat sosial budaya masyarakat dalam hal
manusia agar dilakukan pengelolaan ini perlu dukungan penuh
lingkungan hidup. Sedangkan menurut
masyarakat unuk terciptanya
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009
Pasal 1 Ayat 2 perlindungan dan kesehatan lingkungan dan kesehatan
pengelolaan lingkungan hidup adalah masyarakat yang baik serta kondisi
upaya sistematis dan terpadu yang
ekonomi dimana pengelolaan limbah
dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah cair industri membutuhkan
terjadinya pencemaran dan/atau dukungan pembiayaan (keuangan)
kerusakan lingkungan hidup yang
yang besar dari masyarakat dan
meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, memungkinkan terbukanya
pengawasan, dan penegakan hokum. pekerjaan baru bagi para warga
Dalam pengendalian lingkungan hidup setempat.
di Kabupaten Bandung khususnya
dalam pengelolaan limbah cair industri
yaitu diterbitkan Perda Kabupaten 5. METODE PENELITIAN
Bandung No.7 tahun 2010, perlu Metode penelitian yang digunakan di
diperhatikan faktor-faktor strategis penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif dengan menggunakan pendekatan Salah satu faktor yang berperan dalam
deskriptif. Metode penelitian kualitatif proses implementasi kebijakan adalah
komunikasi. Berdasarkan hasil wawancara
menurut Sugiyono (2017:9) adalah metode
dengan informan penyampaian informasi
penelitian yang digunakan untuk meneliti oleh pimpinan kepada staf guna
pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai implementasi kebijakan pengelolaan
lingkungan hidup di Kabupaten Bandung,
lawannya adalah eksperimen) dimana
sebagian informan menyatakan sangat baik.
peneliti adalah sebagai instrument kunci, Hal ini menunjukan adanya kemauan baik
teknik pengumpulan data dilakukan secara oleh pimpinan untuk mengimplementasikan
kebijakan pengendalian limbah cair guna
trianggulasi (gabungan), analisis data
meningkatkan kualitas Lingkungan hidup
bersifat induktif, dan hasil penelitian daerah. Hal ini ditunjukan dengan
kualitatif lebih menekankan makna dari pimpinannya sering melakukan komunikasi
pada generalisasi. Lokasi penelitian yang secara jelas dangan staf nya agar kebijakan
pengelolaan lingkunngan hidup daerah
peneliti lakukan yaitu di Dinas Lingkungan tersebut dapat berjalan sesuai harapan. Para
Hidup. Teknik pengumpulan data yang informan menyatakan bahwa komunikasi
dipakai yaitu observasi / pengamatan, berjalan dengan jelas karena pimpinan
sering melakukan rapat-rapat berkala pada
interview/wawancara, dan dokumentasi.
setiap awal bulan. Mereka menyatakan
Teknik analisis data yang dipakai peneliti sangat jelas karena setiap penjelasan dapat
yaitu model analisis interaktif dari Miles dan di pahami. Sebagian juga mengatakan cukup
jelas demikian pula dengan frekwensi
Huberman (1992: 16) yang terdiri dari
informasi sebagai informan mengatakan
pengumpulan data, reduksi data, penyajian sangat jelas ada juga sebagian yang
data, dan yang terakhir yaitu penarikan menjawab kurang jelas karena mereka sulit
memahami pemasalahan lingkungan hidup.
kesimpulan.
Untuk tingkat penerimaan informasi oleh
6. PEMBAHASAN pegawai, hasil pengamataan dan wawancara
menunjukkan sebagai besar informan
Implementasi Kebijakan Pengelolaan menjawab baik namun sebagai besar yang
Limbah Cair Industri yang ditinjau dari kurang menerima karna kondisi latar
belakang pendidikan yang berbeda serta
permasalahan diantaranya Komunikasi,
tingkat pendidikan dan keahlian yang belum
Sumber Daya Manusia, Struktur Birokrasi menyeluruh untuk seluruh staf.
dan Disposisi sebagai berikut : Selain komunikasi antar pimpinan
dengan staf juga terjadi komunikasi antar
1. Komunikasi staf dengan staf atau antara kepala sub dinas
dan kepala seksi yang satu dengan yang lain.
Hal ini di mungkinkan karena pegawai informan yang mengatakan sangat baik, dan
selalu menjalin kerjasama agar kebijakaan ada beberapa yang menjawab baik dan
sesuai perintah atasan. Hasil penelitian cukup baik.
menunjukkan bahwa para informan Keterikatan para pegawai sebagai
menyatakan baik karena komunikasi terus sesama aparatur dalam birokrasi, diperoleh
berlangsung secara baik. Sementara itu data dari informan yang menjawab cukup
sebagian informan juga menyatakan bahwa baik, ada yang mengatakan baik dan
tingkat komunikasi antar staf seringkali sebagian yang menjawab cukup baik karena
kurang berjalan dengan baik karena hampir mereka memiliki kesamaan pengetahuan dan
personil disetiap sub unit kerja memiliki pengalaman yang sama terbatasnya dalam
tingkat pendidikan dan latar belakang hal lingkungan hidup. Unsur informasi
pribadi yang berlainan antara satu dengan sebagai aspek yang menjadi salah satu inti
yang lain. dari pada komunikasi dalam proses
Dalam pencegahan upaya pemecahan implementasi sebuah kebijakan. Kebijakan
masalah dan pembuatan keputusan guna yang telah ditetapkan perlu ditindak lanjut
pelaksanaan kebijakan pengelolaan dengan pelaksanaan oleh aparat birokrasi.
lingkungan hidup di Kabupaten Bandung Untuk keperluan ini sangat diperlukan
pimpinan belum secara maksimal informasi yang, akurat dan efektif, karena
mendorong dan menggerakkan para pejabat jika tidak demikian aparat pelaksana
eselon dibawahnya maupun para stafnya kebijakan/keputusan akan melakukan
untuk berupaya bekerja lebih giat. Hasil kesalahan dalam melaksanakan kebijakan
wawancara dengan para informan terdapat dan kebijakan akan mandek. Unsur lain
keterangan bahwa keadaan koordinasi selalu dalam komunikasi adalah bagaimana
baik karena ada komunikasi dan koordinasi kebijakan itu harus jelas kepada para
sedangkan beberapa informan menjawab pelaksana. Mereka sebagai para
kurnag baik karena koordinasi hanya terjadi implementor harus memahami dengan jelas
antara pimpinan dengan pejabat tertentu akan suatu kebijakan dari sisi ruang, tempat
karena dianggap lebih memahami masalah dan waktu pelaksanaan sebuah kebijakan.
lingkungan hidup. Unsur lain juga adalah konsistensi dan
Pimpinan juga berkewajiban untuk kepastian kebijakan bagi para pelaksana
menjelaskan tujuan sebuah kebijakan kepada agar tidak menimbulkan keraguan dan
para pegawai sebagai unsur pelaksanaan kebingungan dalam arti kebijakan harus
kegiatan dalam rangka mendukung pasti dan tidak menimbulkan keraguan dan
kebijakan. Hasil penelitian menunjukan pertanyaan yang sulit untuk dipahami.
bahwa beberapa informan menyatakan baik Hasil penelitian memperlihatkan
karena dapat dipahami dan sebagian tentang peran komunikasi dimana secara
mengatakan cukup untuk di pahami, keseluruhan, sebagian besar informan
demikian pula dengan pengulangan memberikan tanggapan baik dan sebagian
penyampaian informasi tentang keberadaan kecil menjawab cukup terlaksana dengan
sebuah kebijakan, terdapat beberapa baik. Hal ini berarti peran komunikasi telah
dapat berjalan dengan normal/baik dalam menyeluruh untuk setiap sub unit kerja.
proses implementasi kebijakan pengelolaan Demikian pula telah tersedia satu unit
lingkungan hidup di Kabupaten Bandung. gedung laboratorium yang masih
dipersiapkan fasilitas meubelair dan
2. Sumber Daya peralatan laboratorium yang masih
Hasil penelitian terhadap faktor sumber memerlukan tenaga pengguna yang harus
daya yang diperlukan untuk implementasi terampil dan memahami baik pekerjaan
kebijakan pengelolaan lingkungan hidup di laboratorium.
Kabupaten Bandung telah diperoleh data Aspek sumber daya dalam proses
bahwa beberapa informan menjawab implementasi kebijakan publik khususnya
menandai, cukup memandai dan lainnya implementasi kebijakan pengelolaan
menjawab kurang memandai. Selain itu lingkungan hidup dalam hal pengendalian
jumlah pegawai juga memberikan kontribusi limbah cair di Kabupaten Bandung dalam
penting terhadap implementasi kebijakan hal ini termasuk juga bagian yang sangat
pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana penting dan perlu mendapat perhatian lebih
terlihat dari hasil penelitian yang serius. Berdasarkan hasil penelitian bahwa
menunjukan bahwa beberapa informan aspek sumber daya dari sisi jumlah, kualitas,
menjawab baik dan memandai, ada yang pembiayaan, dan pegawai berpengalaman
menjawab cukup dengan keterampilan sebagian besar informan menjawab cukup
pegawai yang belum mengerti tentang baik atau cukup mamadai dalam artian perlu
masalah lingkungan hidup. Demikian juga ada peningkatan dari sisi kualitas dan
tentang biaya yang diperlukan sebagai pengalaman demikian pula dengan sarana
informan menjawab baik dan telah tersedia dan prasarana, ruang kantor dan waktu yang
karena terbangunnya fasilitas gedung dan tersedia sebagian besar informan menjawab
peralatan lainnya termasuk kendaraan baik dan memadai sedangkan peralatan yang
oprasional namun sebagian menyatakan tersedia sebagian besar informan menjawab
belum paham tentang bagaimana kegiatan kurang memahami karena sedang dalam
operasionalnya nanti. Ketersediaan waktu proses penyediaan dan belum bisa
untuk implementasi kebijakan pengelolaan dimanfaatkan.
lingkungan hidup di Kabupaten Bandung
cukup mamadai namun sangat disayangkan 3. Disposisi
karena seluruh waktu yang tersedia belum Disposisi atau sikap pelaksana
dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam kebijakan adalah salah satu aspek penting
oprsional kegiatan rutin dinas. Demikian dalam proses implementasi sebuah
dengan ruang kantor juga telah memadai kebiajakan. Bedasarkan hasil penelitian
karena terdapat gedung kantor yang telah tentang peran disposis dalam proses
lengkap dengan fasilitas meubelairnya. implementasi kebijakan pengelolaan
Namun sebagian juga menjawab kurang lingkungan hidup Kabupaten Bandung
baik karena sarana pendukung kegiatan khususnya untuk pengendalian limbah cair
kantor tersebut belum tersedia secara telah ditemukan data melalui informan
bahwa sebagian menjawab baik dan Promosi jabatan dalam rangka peningkatan
sebagian menjawab kurang baik memahami karier pegawai juga telah mengurangi
dengan baik karena dasar pendidikan yang jumlah pegawai berpengalaman, kurangnya
berbeda dan mereka belum memiliki untuk mengikuti kursus pegawai pada
keahlian di bidang lingkungan hidup. program kursus Analisa Mengenai Dampak
Demikian pula dengan kemampuan Lingkungan (AMDAL) untuk kepentingan
melaksanakan tugas sebagian informan pengelolaan lingkungan hidup daerah.
menjawab baik, sebagian juga menjawab Sementara itu perubahan struktur organisasi
cukup baik dan sebagian lainnya menjawab juga telah mempengaruhi pembagian tugas
kurang baik. Demikian pula dengan dimana terdapat sebagian informan
komitmen pegawai dan keutamaan menyatakan baik dan juga sebagai informan
keberhasilan oleh pegawai sebagian menyatakan kurang baik. Demikian pula
informan menjawab kurang baik karena dengan koordinasi unit kerja sebagai kecil
mereka kurang memahami pekerjaan dengan informan menyatakan baik, sedangkan
baik dan sebagian juga mengatakan baik. sebagian besar informan menyatakan kurang
Berdasarkan hasil wawancara dapat baik karena kurang berjalan dengan baik
dijelaskan bahwa peran diposis dari aspek yang juga disebabkan oleh karena struktur
pelaksanaan tugas, komitmen pegawai, kelembagaan yang berbentuk dinas.
keberhasilan kebijakan sebagian besar Tentang kewenangan dan tanggung jawab
infoman memberikan jawaban bahwa separuh informan menyatakan baik dan
selama ini baik, dan pemahaman tugas separuh informan lainnya menyatakan cukup
sebagian besar informan menjawab cukup baik. Demikian pula dengan aspek
baik sedangkan keputusan oprasional kesesuaian bidang informan menyatakan
sebagian besar pegawai menjawab kurang sesuai dan baik sebagaian lainnya
baik mereka sendiri kurang memahami menyatakan kurang baik.selanjutnya tentang
keputusan operasional tersebut. rasa saling mrnghargai pekerjaan separuh
4. Struktural Birokrasi informan menyatakan baik, separuh
Berdasarkan hasil penelitian yang telah informan lannya menyatakan cukup.
dilakukan untuk peran struktur birokrasi Berdasarkan data sebagaimana
dalam implementasi kebijakan Dinas diuraikan diatas maka terlihat tanggapan
Lingkungan Hidup khususnya tentang informan pada lokasi penelitian yang lebih
pengelolaan Limbah cair Industri di dominan menyatakan struktur birokrasi baik
Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung pada aspek pembagian tugas, dan sesuai
menunjukan bahwa terdapat informan yang bidangnya dan tanggapan cukup baik pada
menyatakan sangat baik, sedangkan aspek prosedur kerja, tanggung jawab dan
sebagian besar informan menyatakan kurang saling menghargai pekerjaan sedangkan
baik karena akibat penggabungan bidang tanggapan bahwa struktur birokrasi kurang
anatara bidang pengendalian dan bidang baik terhadap pada aspek pembagian tugas
penegakan hukum yangb berbeda dengan dan koordinasi antar unit kerja anatara
latar belakang staf yang berbeda pula. instansi karena stuktur organisasi yang
berbentuk dinas dan telah digabungkan mendukung implementasi kebijakan
dengan dinas lain. pengelolaan lingkungan hidup daerah.
Permasalahan Komunikasi, Sumber Demikian pula peralatan (sarana prasarana)
Daya Manusia, Struktur Birokrasi dan yang diperlukan untuk sementara
Disposisi tersebut merupakan dimensi berdasarkan hasil penelitian ternyata pada
penting dalam implementasi kebijakan mulanya peralatan sangat terbatas namun
pengelolaan lingkungan hidup khususnya sedikit demi sedikit tersedia dan sedang
dalam hal proses pengendalian limbah cair diupayakan untuk peningkatan baik jumlah
di Kabupaten Bandung sebagai termuat maupun mutu sehingga keadaan peralatan
dalam Perda Kabupaten Bandung No. 7 pada saat penelitian dilakukan melalui
Tahun 2010. Pada dimensi komunikasi pada pengamatan dilapangan ternyata sudah
intinya memiliki indikator khususnya seperti hampir mencukupi sehingga diharapkan
penyampaian informasi oleh pimpinan proses pembuangan limbah cair akan segera
dimana hasil wawancara menyatakan bahwa dapat berjalan dengan baik. Hanya saja
informasi dari pimpinan kepada bawahan sampai saat penelitian berlangsung juga
baik dan jelas dengan tingkat frekwensi keadaan tenaga pengelolaan laboratorium
yang cukup baik. Hal ini berarti bahwa kecil pengendalian limbah cair yang
kemungkinan untuk terjadi kesalahan atau berpengalaman belum tersedia sehingga
kekeliruan bawahan dalam proses pembuangan mutu limbah cair belum
mengimplementasikan kebijakan dapat berjalan secara maksimal. Faktor lain
pengelolaan lingkungan hidup daerah juga yang memainkan peran dalam
khususnya pengendalian limbah cair. Pada implementasi kebijakan pengelolaan
dimensi sumber daya yang merupakan lingkungan hidup pada proses pembuangan
gabungan seluruh potensi berupa dana dan limbah cair di Kabupaten Bandung adalah
daya serta peralatan yang diperlukan untuk disposisi atau kecenderungan dimana sikap
mendukung seluruh proses implementasi pegawai juga mempengaruhi kegiatan
kebijakan pengelolaan lingkungan hidup di organisasi dalam melaksanakan kebijakan.
Kabupaten Bandung. Keadaan pegawai Kebijakan pengelolaan lingkungan hidup di
sebagai sumber daya manusia yang tersedia Kabupaten Bandung dapat berjalan atau
pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten tidak juga ditentukan oleh bagaimana para
Bandung berdasarkan hasil wawancara pelaksana kebijakan dapat mendukung atau
bahwa dari sisi jumlah, pegawai sudah menentang kebijakan tersebut. Dukungan
cukup baik namun dari sisi kualitas dan terhadap kebijakan ini tercipta karena
keahlian yang dimiliki untuk melaksanakan pelaksana kebijakan cukup memahami
kebijakan pengelolaan lingkungan daerah tugasnya dengan baik dan selain itu mereka
masih tergolong kurang memadai. Pada dapat melaksanakannya dengan penuh rasa
aspek pembiayaan yang diperlukan guna tanggung jawab. Dari data yang didapatkan
operasional kegiatan tergolong belum cukup bahwa sebagian pelaksana kebijakan
baik dalam hal ini perlu perbaikan dan pengelolaan lingkungan hidup Kabupaten
peningkatan sumber pembiayaan yang Bandung telah memiliki komitmen dan
mengutamakan keberhasilan dengan cukup retribusi atas ijin pembuangan dan
baik terhadap tugasnya walaupun harus lokasi pembuangan limbah cair industri.
dengan kepemimpinan yang tegas. Faktor
b. Maksud dan tujuan kebijakan
disposisi mengandung makna effect of
disposition (efek disposisi), staffing the pengelolaan (pengendalian) lingkungan
bureaucracy ( pegawai birokrasi), dan hidup tersebut adalah demi kepentingan
incentives (insentif), maka nampak bahwa
dan keselamatan lingkungan hidup
faktor disposisi khususnya tentang
pemahaman dan pelaksanaan tugas oleh para khususnya sumber air bagi mahluk
biokrat pelaksana kebijakan pada umumnya hidup (fauna dan flora) yang pada
belum cukup baik dan belum
akhirnya akan bermanfaat bagi
memungkinkan yang bearti faktor disposisi
juga merupakan hal penting yang ikut kehidupan umat manusia. Namun dalam
berperan dalam proses pembuangan limbah kebijakan pengelolaan ini terdapat
cair. Struktur birokrasi menjadi salah satu ketidak sesuaian antara maksud dan
faktor kritis atau aspek yang juga ikut
berperan terhadap implementasi kebijakan tujuan untuk melindungi kepentingan
pengelolaan lingkungan hidup khususnya kehidupan mahluk hidup sementara isi
proses pembuangan limbah cair di kebijakannya lenih kepada upaya
Kabupaten Bandung.Struktur birokrasi
peningkatan pendapatan.
dalam perannya terdapat indikator
khususnya yang meliputi pembagian tugas c. Sasaran kebijakan pengelolaan
dimana terdapat separuh mrnilai baik (pengendalian) lingkungan hidup ini
sementara separuhnya menilai kurang baik.
belum menyelutuh untuk semua lapisan
Proses implementasi kebijakan
pengelolaan lingkungan hidup pembuangan masyarakat. Kebijakan ini nampaknya
limbah cair industri menurut hasil hanya diberlakukan bagi usaha/kegiatan
pengamatan bahwa nampaknya
yang dilakukan oleh badan usaha baik
implementasi kebijakan pembuangan limbah
cair industri ini belum baik sesuai harapan. oleh swasta maupun pemerintah,
Hal ini disebabkan: sedangkan masyarakat secara
a. Target kebijakan pengelolaan perorangan maupun kelompok belum
(pengendalian) lingkungan hidup ini dapat dijangkaui oleh kebijakan ini.
sebagaimana termuat dalam judul Sementara limbah domestic maupun
maupun isi adalah sebagai sarana industri rumah tangga juga
perolehan pendapatan asli daerah sektor berkemungkinan mengandung B3
lingkungan hidup yang bersumber dari (bahan Berbahaya Beracun) seperti
pabrik tahu, kandang ternak dan lain khususnya proses pengendalian limbah
sebagainya. cair di daerah Majalaya.

7. PENUTUP Daftar Pustaka


a. Kesimpulan Handoko, Hani, 1995, Manajemen.
Yogyakarta : BFFE. Bumi Aksara.
Dalam implementasi kebijakan
pengelolaan limbah cair industri di Wilayah Hosio, J.E., 2006, Kebijakan Publik
Desentralisasi. Yogyakarta: Laksbang.
Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung
masih banyak dihadapkan dengan hambatan Lubis, M.S., 2007, Kebijakan Publik,
Bandung: Mandar Maju.
baik teknis dan non teknis berupa
terbatasnya sumber daya manusia yang Tachjan, 2008, Implementasi Kebijakan
Publik. Bandung: Puslit KP2W UNPAD
memiliki pengalaman dan
pengetahuan/keterampilan teknis di bidang Nugroho, Riant, 2004, Kebijakan Publik
Formulasi, Implementasi dan
pengelolaan lingkungan hidup, dan
Evaluasi. Jakarta: Elex Media
kurangnya pemahaman sektor swasta yang Komputindo.
menghasilkan limbah cair untuk
Sugiyono, 2017, Metode Penelitian
melaksanakan kewajiban sebagaimana Kualitatif. Bandung: Penerbit Alfabeta
diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bandung.

Bandung Nomor 7 tahun 2010 serta struktur Winarno, Budi, 2008, Kebijakan Publik
Teori Dan Proses, Yogyakarta: Media
kelembagaan yang belum memadai sesuai
Pressindo.
kebutuhan pembangunan sektor lingkungan.
Dokumen
b. Saran
Undang-undang Nomor 32 tahun 2009
Diperlukan sinergitas antar tentang Perlindungan dan
Instansi Pemerintah, Swasta dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Masyarakat khususnya Tookoh Peraturan Daerah Kabupaten Bandung


Nomor 7 tahun 2010 Tentang
Masyarakat dan Lembaga Swadaya
Pengendalian Pembuangan Air
Mastrakat dalam implementasi kebijakan Limbah ke Air atau Sumber Air.
pengelolaan lingkungan hidup daerah

Anda mungkin juga menyukai