Anda di halaman 1dari 13

https://journal.unismuh.ac.id/index.

php/kimap/index

IMPLEMENTASI PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)


DI KABUPATEN BONE

Andi Lisma Lestari1, Alyas2, Muhammad Tahir3

1. Ilmu Administrasi Negara, Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia


2. Ilmu Administrasi Negara, Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
3. Ilmu Administrasi Negara, Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia

Abstract

The notion of this research is to implement of Kotaku Tanpa Kumuh program (KOTAKU) how
is the accuracy of the KOTAKU program in achieving the program, so the program can create
the livable of residential urban and the slum in the city 0%. This research uses quantitative
research with descriptive approach, the type of research used in this research is inductive
phenomology research type, data analysis used is, data reduction, data presentation, and
conclusion drawing. The data in this research taken from ten informants. Technique of data
collecting was deep interview, direct observation, and take documentation. The result of this
research showed that the implementation of Kotaku Tanpa Kumuh program (KOTAKU) in
District Bone has been accordance with Law No 01th of 2011 as one of the program of the slum
areas arrangement in Sub-District Tanete Riattang, but it did not go well, where there were still
people who complained about the inequality of infrastructure development in the slums tha
caused social jealousy to accur, and the condition of the environment that still did not look
healthy.

Keywords: implemantation, kotaku tanpa kumuh program

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk implementasi Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU).
Bagaimana ketepatan program KOTAKU dalam mencapai tujuan program yang bertujuan
tercapainya perkumuhan perkotaan yang layak huni, dan permukiman kumuh 0%. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendektan deskriftif, tipe penelitian yang
digunakan dalam penetian ini adalah tipe penetian fenomonologi yang bersifat induktif, analisis
data yang digunakan yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Informan
dalam penelitian ini sebanyak 10 orang. Dan teknik pengumpulan data dengan wawancara
mendalam, observasi langsung dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
implementasi program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) di Kabupaten Bone telah sesuai dengan
Undang-Undang No 01 Tahun 2011, sebagai salah satu program penataan permunkiman kumuh
di Kecamatan Tanete Riattang, namun tidak berjalan dengan baik dimana masih adanya
masyarakat yang mengeluhkan tidak meratanya pembangunan insfrastruktur pada kawasan
kumuh yang membuat terjadinya kecemburuan sosias yang terjadi, serta tampak keadaan
lingkungan yang masih tidak terlihat sehat.

Kata kunci: implementasi, program kota tanpa kumuh


andilismalestari@gmail.com

Volume 3, Nomor 5, Oktober 2022


https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

PENDAHULUAN tersebut adalah pemerintah yang sebagai


penyelenggaran Negara. Dan Undang-
Berbagai upaya yang terus
Undang No 01 Tahun 2011 tentang
dilakukan Pemerintah Kabupaten Bone
penanganan permukiman kumuh wajib
dalam rangka meninggkatkan taraf
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
hidup masyarakat Bone agar lebih baik
Daerah dan atau setiap orang.
untuk kedepannya, salah satunya
Fakta menunjukkan, berdasarkan
dengan upaya Pemerintah untuk
data Dinas Perumahan, Kawasan
meninggkatkan kualitas kota sehat,
Permukiman, dan Pertanahan
bersih, dan tanpa kumuh. Dalam
Kabupaten Bone, Luasan kawasan
peningkatan kualitas kota, Pemerintah
Kabupaten Bone telah menetapkan kumuh di Kecamatan Tanete Riattang

kebijakan program KOTAKU (Kota Kabupaten Bone mencapai 68,72 Ha

Tanpa Kumuh), untuk melakukan yang berada di 8 kelurahan. Selain luas


pembangunan rumah layak huni bagi kawasan permukiman kumuh, kawasan
masyarakat yang dikategorikan permunkiman kumuh ini pun rata-rata
masyarakat kurang mampu ditinjau dari dihuni oleh warga miskin.
kondisi fisik bangunan yang sudah tidak Berdasarkan dari pengamatan
layak huni. langsung kenyataan untuk mewujudkan
Program KOTAKU (Kota Tanpa kota tanpa kumuh bukanlah hal yang
Kumuh) adalah program yang mudah, di mana masih saja ada kita
dilaksanakan secara nasional di 269 jumpai rumah yang tidak layak huni
kota/kabupaten di 34 propensi. Program hampir setiap sudut jalan. Dimana
ini diataur pada Undang-Undang Dasar Pemerintah Kabupaten Bone telah
Tahun 1945 pasal 28H ayat 1 tentang merencanakan akan membedah rumah
“setiap orang berhak untuk hidup untuk keluarga kurang mampu. Namun
sejahterah lahir dan batin, bertempat rencana untuk membedah rumah tidak
tinggal, dan mendaptkan lingkungan juga terealisasikan karena di Kelurahan
hidup yang baik dan sehat, serta berhak Watampone masih ada rumah tidak
memperoleh pelayanan kesehatan”. layak huni belum dibedah. bahkan di
Ayat tersebut menunjunkkan setiap rumah sudah ditempelkan stiker
bahwa bertempat tingga di sebuah penerima bantuan program KOTAKU,
huninan dengan lingkungan yang sehat dan sebagian dari penerimaan bantuan
dan layak merupakan hak dasar bagi yang ada di kelurahan lain sementara
masyarakat yang harus menjamin hak

1492
Volume 3, Nomor 5, Oktober 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

dikerjakan, bahkan ada yang sudah merupakan suatu teknik atau cara untuk
rampung. mengatasi koflik dan menimbulkan
Di samping itu, di kecamatan insentif.
Tanete Riattang itu masih kekurangan Robert Eyestone (Agustino,
kerersediaan air bersih, ini dapat dilihat 2014:6) mendefinisikan kebijakan
dari adanya laporan dari masyarakat. publik sebagai hubungan antara unit
Drainase yang keadaannya sudah rusak, pemerintah dengan lingkungannya.
yang menimbulkan air naik di jalan saat Namun sayangnya defenisi tersebut
hujan. Jalan paving blok mengalami masih terlalu luas untuk dipahami
kekurangan yang mengakibatkan sehingga artinya menjadi tidak menentu
rusaknya jalan. bagi sebagian besar scholar yang
Kebijakan (policy) adalah mempelajarinya. Hubungan antara unit
prinsip atau cara bertindak yang dipilih pemerintah dengan lingkungannya,
untuk mengarahkan pengambilan dapat meliputi hampir semua elemen
keputusan. Menurut Timtuss (Nawawi, dalam konteks negara.
2009:6) mendefinisikan kebijakan Kebijakan publik menurut
sebagai prinsip-prinsip yang mengatur Thomas R. Dye (Subarsono, 2005:2)
tindakan yang diarahkan kepada tujuan- adalah apapun pilihan pemerintah untuk
tujuan tertentu. Kebijakan menurut melakukan atau tidak melakukan.
Timtuss senantiasa berorientasi kepada Konsep tersebut sangat luas karena
masalah dan berorientasi pada tindakan. kebijakan publik mencakup sesuatu
Dengan demikian dapat dinyatakan yang tidak dilakukan oleh pemerinta di
bahwa kebijakan adalah suatu ketetapan samping yang dilakukan oleh
yang memuat prinsip-prinsip untuk pemerintah ketika pemerintah
mengarahkan cara-cara bertindak yang menghadapi masalah publik.
dibuat secara terencana dan konsisten Berdasarkan pendapat dari
dalam mencapai tujuan tertentu. beberapa ahli di atas, maka dapat
Pandangan berbeda disampaikan disimpulkan kebijakan adalah usaha
oleh Thoha (2011:106-107) terkait pemerintah dalam menyelesaikan
kebijakan (policy) yang menyimpulkan masalah-masalah atau hambatan-
kebijakan di satu pihak dapat berbentuk hambatan, dimana pemerintah akan
suatu usaha yang komplek dari mengeluarkan kebijakan yang berguna
masyarakat untuk kepentingan untuk penyelesaian masalah tersebut,
masyarakat, di lain pihak kebijakan

1493
Volume 3, Nomor 5, Oktober 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

sebagai prinsip-prinsip yang mengatur menimbulkan akibat atau dampak nyata


tindakan dalam pencapaian tujuan. pada masyarakat atau kegiatan dan
Grindle (Mulyadi, 2016:47) program yang sedang atau akan
menyatakan proses implementasi baru dilakukan.
akan dimulai apabila tujuan dan sasaran Implementasi kebijakan publik
telah ditetepkan, program kegiatan telah menurut Tahir (2014:52) yaitu sebagai
tersusun dan dana telah siap dan telah salah satu aktivitas dalam proses
disalurkan untuk mencapai sasaran. kebijakan publik, sering bertentangan
Kamus Webster (Wahab, 2010: dengan yang diharapkan, bahkan
64) merumuskan secara singkat bahwa menjadikan produk kebijakan itu
to impelement (mengimplementasikan) sebagai menjadi batu sambutan bagi
berarti to provide the meansfor carrying pembuat kebijakan itu sendiri.
out (menyediakan sarana untuk Van Meter dan Van Hord
melaksanakan sesuatu), to give (Winarno, 2008:152) mengemukakan
paractical effect to (menimbulkan implementasi kebijakan sebagai
dampak/akibat terhadap sesuatu). tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
Implementasi kebijakan dapat organisasi publik yang diarahkan untuk
dipandang sebagai sesuatu proses mencapai tujuan-tujuan yang telah
melaksankan keputusan kebijakan ditetapkan dalam keputusan-keputusan
(biasa dalam bentuk undang-undang, sebelumnya.
pweraturan pemerintah, keputusan Implementasi kebijakan menurut
peradilan, perintah eksekutif, atau dekrit William N. Dunn (dalam Nugroho,
presiden). 2003:132) “Implementasi adalah
A. Mazmania dan P.A Sabatier pelaksanaan pengendalian aksi-aksi
(Dewi, 2016: 154), mengemukakan kebijakan di dalam kurun waktu tetentu
bahwa implementasi adalah apa yang untuk mewujudkan suatu kebijakan
sesungguhnya terjadi setelah suatu yang masih bersifat abstrak kedalam
program dinyatakan berlaku atau realita nyata”.
dirumuskan merupakan faktor perhatian Program KOTAKU yang
implementasi kebijakan, yaitu kejadian dilaksanakan secara Nasional di 269
dan kegiatan yang timbul sesudah kota/kabupaten di 34 Provinsi yang
disahkannya pedoman kebijakan Negara berbasis penanganan kumuh yang
yang mencakup usaha untuk mengintegrasikan berbagai sumber
mengadministrasikan nya dan daya. KOTAKU bertujuan dalam

1494
Volume 3, Nomor 5, Oktober 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

membangun sistem yang terpadu untuk sehat masyarakat dan pencegahan


penangan kumuh, dimana pemerintah kumuh.
daerah memimpin dan akan
METODE PENELITIAN
berkaloborasi dengan para pemangku
kepentingan dalam perencanaan Penelitian ini dilaksanakan selama
maupun implementasinya, serta 2 (dua) bulan. Penelitian ini
mengedepankan partisipan masyarakat. dilaksanakan di Kecamatan Tanete
Undang-Undang No 01 Tahun Riattang Kabupaten Bone, penelitian ini
2011 Tentang penangan perkumuhan bertujuan untuk mengetahui bagaimana
wajib dilakukan oleh pemerintah, implementasi Program Kota Tanpa
pemerintah Daerah dan atau setiap Kumuh (KOTAKU) yang dilaksanakan
orang. Program KOTAKU memiliki 5 oleh Dinas Perumahan yang bekerja
tujuan yaitu (Kotaku Bone): 1) sama dengan Konsultan Tim 34 Kotaku
Menurunnya luas kawasan kumuh Kabupaten Bone. Peneliti memilih
permukiman kumuh menjadi 0 Ha. 2) lokasi tersebut karena berada pada kota
Terbentuknya kelompok Kerja tempat kelahiran penulis dan dapat
Perumahan Dan Kawasan Permukiman dijangkau dengan mudah.
(Pokja PKP) di tingkat kabupaten/kota Jenis penelitian yang digunakan
dalam penanganan kumuh yang dalam penelitian ini adalah penelitian
berfungsi dengan baik. 3) Tersusunnya kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
rencana penanganan kumuh tingkat Tipe penelitian ini adalah fenomenologi
kabupaten/kota dan tingkat masyarakat dimaksudkan untuk memberi gambaran
yang terlembagakan melalui Rencana secara jelas mengenai masalah-masalah
Pembangunan Jangka Menengah yang diteliti berdasarkan pengalaman
Daerah (RPJMD). 4) Meningkatnya yang dialami oleh informan.
penghasilan Masyarakat Berpengasilan Informan dalam penelitian ini
Rendah (MBR) melalui penyediaan sebanyak 10 (sepuluh) orang. Teknik
infrastruktur dan kegiatan peningkatan pengumpulan data yang digunakan
penghidupan masyarakat untuk adalah wawancara langsung, observasi
mendukung pencegahan dan dan dokumentasi.
peningkatan kualitas kawasan Sumber data yang digunakan
permukiman kumuh. 5) Terlaksananya dalam penelitian ialah sumber data
aturan bersama sebagai upaya primer yaitu data yang diperoleh
perubahan perilaku hidup bersih dan langsung dari lokasi penelitian berupa

1495
Volume 3, Nomor 5, Oktober 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

wawancara dan sumber data sekunder Biru sebanyak 3.872 KK dan paling
yang diperoleh dari dokumen-dokumen sedikit di Kelurahan Pappolo sebanyak
dan catatan yang dapat mendukung 496 KK dengan kepadatan penduduk
kelengkapan data primer. Teknik 251/luas wilayah.
analisis data yang digunakan meliputi Luas permukiman kumuh
reduksi data, penyajian data, serta dikecamatan Tanete Riattang pada
penarrikan kesimpulan dan verifikasi tahun 2014 seluas 68,72 Ha. dan
data. Keabsahan data dapat dijamin pelaksanaan program KOTAKU pada
dengan melakukan pengumpulan data tahun 2016 mengalami penurunan
dengan menggunakan teknik triagulasi kumuh seluas 6,38 Ha dan pada tahun
data. 2017 mengalami peningkatan
pengurangan kumuh seluas 7,88 Ha.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari luas kumuh 2016-2017 mengalami
Berdasarkan dari tujuan penelitian pengurangan kawasan kemuh seluas
ini yaitu untuk mengetahui bagaimana 14,26 Ha. dan total luas kawasan kumuh
implementasi program Kota Tanpa di Kacamatn Tanete Riattang dari 68,26
Kumuh di Kecamatan Tanete Riattang, Ha menjadi 54,46 Ha pada Tahun 2018.
serta untuk mengetahui faktor Visi Program KOTAKU, Visi
pendukung dan penghambat dalam merupakan gambaran yang menantang
implementasi program Kota Tanpa tentang keadaan masa depam yang
Kumuh (KOTAKU) di Kabupaten diinginkan oleh suatu institusi
Bone. pemerintah yang dijadikan sebagai
Kecamatan Tanete Riattang pedoman arah untuk merumuskan
memiliki penduduk sebanyak 51.664 tujuan, sasaran dai kebijakan tersebut.
jiwa, dan yang memiliki penduduk Visi dari program KOTAKU (Kota
paling banyak yaitu di Kelurahan Biru Tanpa Kumuh) yaitu: “Tercapainya
10.493 jiwa dengan kepadatan Pengentasan permungkiman kumuh
3.390/luas wilayah sedangkan perkotaan menjadi 0(nol) Hektar tahun
Kelurahan yang paling sedikit 2019”.
peduduknya adalah kelurahan Pappolo Misi Program KOTAKU untuk
sebanyak 2.271 jiwa, dimana kelurahan tercapainya visi program KOTAKU
tersebut tidak termaksud kawasan Kabupaten Bone Menetapkan Misi 100-
program KOTAKU, dan jumlah Rumah 0-100 yaitu: a) 100% akseses air
tangga terbanyak juga ada di Kelurahan minum, terpenuhinya penyediaan air

1496
Volume 3, Nomor 5, Oktober 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

minum untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dan pelayanan perkotaan di


dasa masyarakat, b) 0% luas kawasan kawasan kumuh.
kumuh perkotaan, pemenuhan Untuk mempercapat pencapaian
kebutuhan hunian yang dilengkapi Rencana Pembangunan Jangka
dengan prasarana dan sarana pendukung Menengah Nasioanl (RPJMN) tahun
menuju Kota Tanpa Kumuh, dan c) 2015, jumlah luas kawasan kumuh
100% akses sanitasi, terpenuhinya setiap tahunnya semakin meningkat
penyediaan sanitasi untuk memenuhi oleh karena itu program KOTAKU ini
kebutuhan dasar masyarakat menjadi sangat penting bagi
(persampahan, limbah, dan drainase masyarakat. Program ini bertujuan
lingkungan). untuk menghilangkan kawasan kumuh
Program KOTAKU (Kota Tanpa yang berada diperkotaan, dalam
Kumuh) akan meningkatan akses menghilangakan kawasan kumuh
infrastruktur dan pelayanan dasar tersebut adapun sasaran program yaitu:
kawasan kumuh perkotaan untuk a) Air bersih/minum; pengembangan air
mendukung tercapainya permukiman besih pada kawasan Kecamatan Tanete
kumuh perkotaan yang layak huni atau Riattang, diantaranya yaitu, perluasan
secara umum tujuan program KOTAKU jaringan perpipaan PDAM, perbaikan
yaitu melalui pengembangan kapasitas jalan perpipaan, peningkatan kapasitas
pemerintah daerah dan masyarakat pelayanan, peningkatana sabungan
untuk mendukung dalam rangka rumah, dan penyediaan hidran umum,
tercapainya permungkiman kumuh 0%. b) Jalan; pada pengembangan jalan
Dan tujuan secara khusus adalah: a) lingkungan pada kawasan Tanete
Meningkatnya akses masyarakat Riattang yang meliputi peningkatan
terhadap insfrastruktur dan pelayana kualitas jalan lingkungan dan
perkotaan pada kawasan kumuh, b) pembangunan jalan lingkungan yang
Menurunnya luas kawasab kumuh baru. c) Drainase; pembangunan
karena akses infrastruktur dan drainase dan pemanfaatan fungsi
pelayanan perkotaan yang lebih baik, c) drainase yang sudah ada dimana
Terbentuknya dan berfungsinya pembinaan teknias pengelolaan sistem
kelembagaan yaitu Pokja PKP untuk drainase dan pengembangan sistem
mendukung program KOTAKU, dan d) jaringan drainase, d) Pengelolaan Air
Penerima manfaat puas dengan kualitas Limba; pada pengembangan sanitasi
dan limbah pada kawasan Kecamatan

1497
Volume 3, Nomor 5, Oktober 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

Tanete Riattang, yaitu, penyediaan konflik sosial, dan menurunnya tingkan


MCK komunal, pembangunan septic kesehatan masyarakat. Pada penjelasan
tank komunal, sanimas, dll, e) di tersebut, maka tujuan peneliti adalah
Pengelolaan Persampahan; melihat sejauh mana realisasi dan
pengembangan persampahan diarahkan pelaksanaan suatu keputusan kebijakan
pada peningkatan pelayana yang ada di dalam Undang-Undang
persampahan, yaitu, penyediaan sarana Nomor 1 Tahun 2011 tentang
dan prasarana persampahan, dan Perumahan dan Kawasan Permukiman.
peningkatan partisipasi masyarakat Dengan hal tersebut, sehingga
dalam pengelolaan persampahan, dan f) pemerintah Indonesia, Khususnya
Penataan bangunan dan lingkungan; Kementerian Pekerja Umum dan
untuk menciptakan tatanan permukiman Perumahan Rakyat telah menetapkan
yang teratur guna memudahkan dalam penanganan permukiman kumuh dan
penyediaan infrastruktur permukiman, perumahan sebagai target nasional
penataan orientasi bangunan rumah dibuat untuk mewujudkan kawasan
akan dilakukan, penegasi garis sempada tampa kumuh dan perumahan layak
bangunan, sungai dan jalan, huni melalui program KOTAKU.
pengembangan ruang terbuka hijau, dan Adapun 6 indikator keberhasil program
revitaslisasi kawasan tradisional. KOTAKU yaitu: a) Akses air
Berikut ini uraian dari hasil bersih/minum dapat dilihat dari hasil
penelitian yang telah dilakukan: penelitian dan wawancara bahwa
pertama, implementasi Program Kota implementasi askse air bersih
Tanpa Kumuh (KOTAKU), seiring sepenuhnya belum maksimal, kondisi
dengan pesatnya perkembangan ini dapat dilihat dari tabel 4.6 yang
penduduk diperkotaan, yang umumnya belum sesuai dengan target program
berasal dari urbanisasi tidak selalu dapat kota tanpa kumuh di wilayah
diimbangi oleh kemampuan pelayanan Kecamatan Tanete Riattang yaitu 100%
kota sehingga telah berakibatkan akses air bersih yang baru mencapai
meluasnya perumahan dan permukiman 49,9% belum tercukupi air bersih.
kumuh. Meluasnya perumahan dan Selain itu juga masih ada masyarakat
permukiman kumuh di perkotaan dapat yang mengeluh krsis hari bersih. bahwa
menimbulkan dampak pada peningkatan pemerintah telah membangun apa yang
frekuensi bencana kebakaran dan banjir, dibutuhkan masyarakat yang krisis air
meningkatnya potensi kerawanan dan bersih, melalui program kota tanpa

1498
Volume 3, Nomor 5, Oktober 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

kumu (KOTAKU), konsultan telah pembangunan jalan disebabkan program


membangun 9 sumur bor, dan 5 sumur KOTAKU hanya mencakup wilayah
gali di wilaya Kecamata Tanete yang ada dalam wilayah yang tercantum
Riattang Kabupaten Bone. Sedangka dalam Surat Keputusan (SK), kemudian
jumlah penduduk di wilayah Kecamatan kurangnya pemahaman masyarakat
Tanete Riattang itu sebanyak 51.664 mengenai program KOTAKU sehingga
jiwa rumah tangga yang menggunakan terjadinya respon negatif dalam
air minum berkualitas layak sampai masyarakat. c) pembangunan drainase
tahun 2017 baru mencapai 20,23% atau dapat dilihat dari hasil penelitian dan
10.453 jiwa dengan perincian penduduk wawancara bahwa implementasi
yang menggunakan perpipaan 2.617 program kota tanpa kumuh memliki
jiwa atau 5,06%. Sumur gali terlindung tujuan meningkatkan akses masyarakat
3.907 jiwa atau 7,56%, sumue gali terhadap insfrastruktur melalui 100%
pompa 2.274 jiwa atau 1.05%. sanitasi yang terpenuhi, masyarakat
sedangkan sisanya sekitar 49,9% belum yang terlibat dalam pembangunan
tercukupi air bersih. b) Pembangunan infrastruktur sangat bersemangat dalam
jalan Lingkungan dapat dilihat dari hasil bekerja karena yang masyarakat bangun
penelitian dan wawancara bahwa itu demi kepentingan lingkungan
implementasi pembangunan jalan masyarakat sendiri melalui program ini
lingkungan belum maksimal karena masalah telah terselesaikan dengan
adanya jalan yang masih belum adanya pembangunan drainase sisi dan
diperbaiki, Konsultan Tim 34 Kotaku kanan 230 M, drainase 187 M, drainase
berusaha mewujudkan 0% kumuh pada tertutup, drainase 130 M, drainase 115
tahun 2019 dimana wilayah tersebut M. dan drainase 176 M. Masyarakat
mencakup 68.72 Ha kumuh, adapun sangat merasakan dampak positif
kegiatan yang telah dilakukan melalui terharadap program KOTAKU ini.
program kota tanpa kumuh itu ada 3 Duluhnya masyarakat sering merasakan
plat ducker, jalan paving block 80 M, takut ketika hujan turun kerena sering
dan jalan paving blok 68 M. Diketahui mengalami banjir dan sekarang tidak
bahwa banyak masyarakat yang lagi kerena telah di bangunkan drainase,
mengeluhkan tidak meratanya paving block dan decker melalui
perbaikan jalan yang membuat program KOTAKU. d) Pengelolaan air
terjadinya kecemburuan sosial yang limbah dapat dilihat dari hasil penelitian
terjadi. Tidak meratanya perbaikan dan dan wawancara bahwa masyarakat

1499
Volume 3, Nomor 5, Oktober 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

dapat dikatakan bahwa dengan adanya masyarakat untuk melahirkan Kota


ini program pengelolaan air limbah tampa kumuh yaitu melaui dengan
kami sangat mendukung dan merespon menjaga kebersihan dan pengelolaan
pendirian instalasi pengelolaan limbah sampah. f) Penataan bangunan dan
karena sangat memberi manfaat lingkungan dapat dilihat dari hasil
kelestarian lingkungan masyarakat penelitian dan wawancara bahwa Askot
walaupun pendirian instalasi Mandiri beserta Faskel Teknik dapat
pengelolaan air limbah belum disimpulkan bahwa dari Askot Mandiri
sepenuhnya merata. e) Pengelolaan Tim 34 sampai sekarang terus berusaha
persampahan dapat dilihat dari hasil bekerja sama baik dari Badan
penelitian dan wawancara bahwa Askot Keswadayaan Masyarakat (BKM) dan
Mandiri beserta Faskel Teknik dapat Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
disimpulkan bahwa dari Askot Mandiri untuk menciptakan kota tanpa kumuh
Tim 34 sampai sekarang terus berusaha melalui penataan bangunan rumah,
bekerja sama baik dari Badan penegasi garis sempada bangunan,
Keswadayaan Masyarakat (BKM) dan ruang terbuka yang diciptakan. Badan
Swadaya Kelompok Masyarakat (SKM) Keswadayaan Masyarakat (BKM) dapat
maupun masyarakat untuk melahirkan disimpulkan bahwa sangat merespon ini
Kota tampa kumuh yaitu melaui dengan program kota tanpa kumuh melaui
menjaga kebersihan dan pengelolaan penataan bangunan dan ruang terbuka
sampah. Dan Askot Mandiri beserta hijau itu sudah sesuai yang dinginkan
Faskel Teknik dapat disimpulkan bahwa dari program Kotaku namun dari
dari Askot Mandiri Tim 34 sampai penegasi garis sempadan bangunan
sekarang terus berusaha dalam belum sesuai yang dinginkan.
meningkatkan pengelolaan dan terus Kedua yaitu faktor pendukung
berdorong pembangunan instalasi dan faktor penghambat implementasi
pengelolaan air limbah disetiap Program Kota Tanpa Kumuh
kecamatan yang ada di Kabupaten Bone (KOTAKU) di Kabupaten Bone.
agar tetap menjadikan lingkungan yang Keberhasilan setiap implementasi kota
sehat dan baik. Askot Mandiri Tim 34 tanpa kumuh di Kecamatan Tanete
sampai sekarang terus berusaha bekerja Riattang Kabupaten Bone tentunya
sama baik dari Badan Keswadayaan ditunjang oleh berbagai faktor, antara
Masyarakat (BKM) dan Kelompok lain seperti faktor pendukung dan faktor
Swadaya Masyarakat (KSM) maupun penghambat. Adapun faktor pendukung

1500
Volume 3, Nomor 5, Oktober 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

dan faktor penghambat implementasi dalam pelaksanaan program kota tanpa


program kota tanpa kumuh (KOTAKU) kumuh dimana tugas Badan
di Kabupaten Bone dilihat dari variabel- Keswadayaan Masyarakat (BKM) di
variabel yang mempengaruhi proses sini hanya mengawasi pekerjaan
implementasi kebijakan menurut Soren masyarakat ketika memiliki kekurangan
C. Winter sebagai berikut: pertama bahan laporkan, ketikan memiliki
Faktor Pendukung yaitu: a) Perilaku pekerjaan yang salah laporankan karena
organisasi dan antarorganisasi dalam kegiatan ini tidak ada namanya
(Organization and interorganization kesalahan, dan tidak bisa keluar dari
behavior), dapat dilihat dari hasil pencairan anggaran belanja, kita
penelitian dan wawancara bahwa memiliki bahan yang lebih harus
Perilaku organisasi dan antarorganisasi dilaporkan, dan semuanya harus diukur
sangat berpengaruh terhadap penentuan dengan baik. Dalam pengelolaan dana
strategi suatu implementasi kebijakan. anggaran itu transfaran setiap kegiatan
Pengaturan suatu kebijakan publik tidak memiliki RAB (Rencana anggaran
bisa dilaksanakan dengan efektif dan Belanja).
efisien tanpa adanya kerjasama dari Kedua Faktor Penghambat yaitu:
pihak lain. Karena dengan adanya Perilaku Birokrasi tingkat bawah(Stree
kerjasama, permasalahan yang dihadapi level bureaucratic behavior, dari hasil
dalam proses pengimplementasian suatu penelitian dan wawancara dapat ditarik
kebijakan bisa terminimalisir. Dimana kesimpulan implementasi program kota
Dinas Perumhan, Kawasan Permukiman tanpa kumuh (KOTAKU) di Kecamatan
dan Pertanahan yang terlibat dalam Tanete Riattang Kabupaten Bone belum
program KOTAKU hanya mengatur berjalan dengan baik karena dari data
kebijakan program KOTAKU dan yang yang diperoleh dapat diketahui bahwa
melaksanakan langsung program ini pengurangan luas kawasan kumuh dari
yaitu Konsultan Tim 34 Kotaku dan tahun 2016 itu 6.38 Ha dan tahun 2017
masyarakat yang masuk dalam itu 7.88 Ha, jadi jumlah pengurangan
Kelompok Swadaya Masyarakat kawasan kumuh di Kecamatan Tanete
(KSM). b) Perilaku kelompok Riattang seluas 14.26 Ha jadi
sasaran(Target group behavior, dapat implementasi program KOTAKU hanya
dilihat dari hasil penelitian dan mencapai 20%, akibanya tidak semua
wawancara bahwa Badan Keswadayaan kawasan kumuh yang ada di Kecamatan
Masyarakat (BKM) sangat berpengaruh Tanete Riattang masuk dalam kegiatana

1501
Volume 3, Nomor 5, Oktober 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

program KOTAKU dan Program ini kumuh di Kecamatan Tanete Riattang


tidak menyeluruh tetapi terbatas hanya seluas 14.26 Ha.
kawasan kumuh yang ditetapkan oleh Kedua Faktor Pendukung Dan
SK Bupati No 373 Tahun 2014 yang Faktor Penghambat Implementasi
masuk dalam kegiatan program Program Kota Tanpa Kumuh
KOTAKU. (KOTAKU) di Kabupaten Bone. Faktor
pendukun implementasi program Kota
KESIMPULAN
Tanpa Kumuh ini yaitu, Dinas
Berdasarkan hasil penelitian Perumhan, Kawasan Permukiman dan
tentang Implementasi Program Kota Pertanahan melakukan kerjasama yang
Tanpa kumuh (KOTAKU) di baik dengan konsultan tim 34 kotaku
Kabupaten Bone, maka ditarik dimana Dinas Perumahan yang terlibat
kesimpulan sebagai berikut: pertama dalam program KOTAKU hanya
implementasi program Kota Tanpa mengatur kebijakan program KOTAKU
Kumuh sesuai dengan Undang-Undang dan yang melaksanakan langsung
No 01 Tahun 2011 tentang penanganan program ini yaitu Konsultan Tim 34
permukiman kumuh yang dilakukan Kotaku dan masyarakat yang masuk
pemerintah dalam implementasi dalam Kelompok Swadaya Masyarakat
program Kota Tanpa Kumuh belum (KSM).
maksimal. Seperti pada membangun air
DAFTAR PUSTAKA
bersih belum terlaksana dengan baik
karena masih masyarakat belum Agustino, Leo. (2014). Dasar-Dasar
Kebijakan Publik. Bandung:
tercukupi air bersih. Serta implementasi
Alfabeta.
program 0% kumuh belum maksimal Dewi, Kusuma, R. (2016). Studi
Analisis Kebijakan. Bandung:
karena baru mencapai 20%
Pustaka Setia.
pengurangan kumuh, Konsultan Tim 34 Mulyadi, Deddy. (2016). Studi
Kebijakan dan Pelayanan Publik
Kotaku berusaha mewujudakan 0%
Konsep dan Aplikasi Proses
kumuh pada tahun 2019 dimana Kebijakan Publik Berbasis
Analisis Bukti Untuk Pelayanan
wilayah tersebut mencakup 68.72 Ha
Publik. Bandung: Alfabeta.
kumuh, dari data yang diperoleh dapat Nawawi, Ismail. (2009). Analisis
Strategi Advokasi Teori dan
diketahui bahwa pengurangan luas
Praktek. Surabaya: PT Putra
kawasan kumuh dari tahun 2016 itu Media Nusantara.
6.38 Ha dan tahun 2017 itu 7.88 Ha,
jadi jumlah pengurangan kawasan

1502
Volume 3, Nomor 5, Oktober 2022
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

Nugroho Riant. (2003). Kebijakan


Publik: Formulasi, Implementasi,
Evaluasi. Jakarta: PT. Elex Media
Kompotindo.
Subarsono, AG. (2005). Analisa
Kebijakan Publik. Yogyakkarta:
Pustaka Belajar.
Tahir, Arifin, (2014). Kebijakan Publik
dan Transparansi
Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah. Bandung: Alfabeta.
Thoha, Miftah. (2011). Ilmu
Administrasi Publik dan
Kontemporer. Jakarta: Kencana.
Wahab, Solichim, A. (2010). Analisis
Kebijaksanaan dari Formulasi ke
Implementasi Kebijaksanaan
Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
Winarno, Budi. (2008). Kebijakan
Publik Teori dan Proses.
Yokyakarta: Media Pressindo.

1503
Volume 3, Nomor 5, Oktober 2022

Anda mungkin juga menyukai